Anda di halaman 1dari 7

Penyimpanan dan Penanganan Bahan Kimia Anisa Ajeng Nastiti

Bahaya Kimia dan Biomonitoring 1111101000104



Penanganan bahan-bahan kimia berbahaya meliputi proses pencampuran, pengadukan,
pemanasan dan pemindahan. Sedangkan penyimpanan bahan-bahan kimia meliputi penyimpanan bahan
baku dan penyimpanan produk kimia.
A. Penanganan
Informasi-informasi yang diperlukan dalam penanganan bahan-bahan kimia adalah :
1. Nama dan formula bahan

2. Sifat fisik :
- Titik didih
- Titik lebur
- Tekanan uap
- Suhu
- Dekomposisi
- Berat jenis

3. Wujud fisik :
- Gas
- Cair
- Padat
4. Sifat kimia :
- Reaktivitas
5. Sifat bahaya :
- Toksik
- Flammable
- Eksplosif
Penanganan Bahan Kimia Beracun
Cara menghindari bahan kimia yang masuk melalui jalur pernapasan :
1. Penanganan dalam ruang khusus atau lemari asam
2. Bekerja dengan arah angin dari pekerja ke sumber emisi
3. Ruang kerja berventilasi
4. Memakai alat pelindung masker atau respirator yang tepat

Penanganan Bahan Kimia Korosif
Cara menghindari bahan kimia yang masuk melalui jalur kulit :
1. Penanganan bahan dengan memakai sarung tangan atau gloves, pelindung muka dan badan


Cara menghindari bahan kimia yang masuk melalui jalur mulut :
1. Tidak makan, minum dan merokok dalam ruang kerja
2. Tidak menyimpan makanan dan minuman berdekatan dengan bahan beracun atau korosif

Penanganan Bahan Mudah Terbakar
1. Pisahkan tiga unsur, yakni bahan mudah terbakar, O
2
dan sumber panas



Penanganan Bahan Kimia Reaktif
1. Jauhi dari sumber panas atau sinar matahari
2. Hindarkan dari pengadukan yang menimbulkan panas
3. Hindari pengangkutan yang menimbulkan benturan
4. Penanganan harus memakai alat pelindung berupa kacamata, pelindung muka dan badan, sarung
tangan

B. Penyimpanan
Cara penyimpanan didasarkan atas sifat-sifat dari bahan-bahan kimia dan reaksi akibat
interaksi bahan kimia dalam penyimpanan. Interaksi selama penyimpanan terdiri dari :
a. Interaksi antara bahan dengan lingkungan
- Antara bahan dan sumber panas
Sumber panas berbahaya karena panas dapat menginisiasi terjadinya kebakaran yaitu
mengaktifkan oksigen (membuat oksigen jadi radikal sehingga reaktif).
Contoh : pelarut organik dan peroksida
- Antara bahan dan uap air/air
Uap air/air berbahaya karena air dapat diserap oleh bahan-bahan kimia dimana reaksi
penyerapan atau hidrasi bersifat eksotermis atau menghasilkan panas, selanjutnya panas
tersebut akan menginisiasi dan atau dapat mempercepat reaksi.
Contoh : logam alkali, sulfat pekat

b. Interaksi antara bahan dengan wadah
Dapat berbahaya karena bila terjadi interaksi antara bahan dan wadah sehingga wadah dapat
mengalami kerusakan yang akhirnya akan terjadi interaksi antar bahan yang satu dengan yang
lain, interaksi dapat menimbulkan bahaya.
Contoh : bahan kimia sangat korosif :asam sulfat, asam klorida, asam asetat, natrium hidroksida
(H
2
SO
4
, HCl, NaOH); kebocoran uap, gas beracun, interaksi antar bahan (inkompatibilitas).

c. Interaksi antara bahan-bahan
Contoh : zat oksidator dengan reduktor dapat menimbulkan ledakan dan kebakaran, asam dengan
garam dapat menimbulkan gas beracun, logam dengan asam



Tabel 1.1 Penanganan Bahan Kimia Berdasarkan Sifat Bahaya



Syarat-Syarat Penyimpanan Bahan-Bahan Kimia

Tabel 1.2 Syarat Penyimpanan Bahan Kimia
Bahan Mudah Terbakar - Suhu dingin
- Jauhkan dari sumber api
- Tersedia alat pemadam kebakaran
Bahan Mudah Meledak - Ruang dingin dan berventilasi
- Jauhkan dari sumber panas
- Hindarkan dari gesekan atau tumbukan
mekanis
Bahan Oksidator - Ruang dingin dan berventilasi
- Jauhkan dari sumber panas
- Jauhkan dari bahan mudah terbakar atau
reduktor
Bahan Reaktif terhadap Air - Ruang dingin dan berventilasi
- Jauhkan dari sumber panas
- Bangunan kedap air
- Tersedia pemadam kebakaran tanpa air
(CO
2
, Dry Powder)
Bahan Reaktif terhadap Asam - Ruang dingin dan berventilasi
- Jauhkan dari sumber panas
- Tersedia pemadam kebakaran tanpa air
(CO
2
, Dry Powder)
Bahan Beracun - Ruang dingin dan berventilasi
- Disimpan terpisah dari bahan-bahan yang
mungkin bereaksi
- Disediakan alat pelindung diri, pakaian
kerja, masker dan gloves
Bahan Korosif - Ruang dingin dan berventilasi
- Disimpan terpisah dari bahan-bahan
beracun
- Wadah tertutup
- Disediakan alat pelindung diri, pakaian
kerja, kaca mata dan gloves
Gas Bertekanan - Disimpan tegak dan terikat
- Ruangan dingin dan tidak terkena sinar
matahari langsung
- Jauh dari sumber panas
- Jauh dari bahan korosif yang dapat
merusak kran








Tabel 1.3 Penyimpanan Bahan Kimia berdasarkan Kelas Bahaya

Tabel 1.4 Bahan Kimia yang Inkompatibel


Referensi :
Cahyo, Nur. Penanganan dan Penyimpanan Bahan-Bahan Kimia Berbahaya, FMIPA UNS. Diakses dari
http://ifnurcahyo.staff.mipa.uns.ac.id/files/2011/10/PENANGANAN-DAN-PENYIMPANAN-BAHAN-
BAHAN-KIMIA-BERBAHAYA.ppt pada tanggal 22 April 2014
Khairani, Neera; Budiawan. Keselamatan Kerja di Laboratorium disampaikan dalam mata kuliah Lab
Safety Departemen Kimia FMIPA UI. Diaskes dari
http://www.aifi.or.id/sites/default/files/2013%20-%203%20-
%20Penanganan%20Bahan%20Berbahaya%20dan%20Limbah%20Laboratorium%20Rev01.pptx.p
df pada tanggal 22 April 2014

Anda mungkin juga menyukai