Anda di halaman 1dari 9

Dian Putri Al Zanura

PO.71.34.0.14.012
Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Palembang
Dosen : Vera Yuniarti, SKM, M.KKK
Kamis, 20 November 2014

1. Jelaskan cara pengambilan bahan kimia padat dan cair disertai gambar!
2. Jelaskan cara menimbang bahan kimia dengan baik dan benar disertai gambar!
3. Sebutkan dan jelaskan sumber-sumber yang menjadi penyebab kecelakaan di lab!
4. Sebutkan dan jelskan jenis-jenis bahan B3 disertai dengan contoh minimal 5!
5. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis kecelakaan yang sering terjadi dilab!

JAWABAN

1. A. Pengambilan Bahan Kimia Padat


Langkah-langkah yang dilakukan untuk memindahkan zat padat:

 Tepuk-tepuk terlebih dahulu tutup wadah zat padat untuk memastikan tidak adanya zat
padat yang melekat di pinggiran penutup.

 Putar penutup zat padat dalam keadaan tegak lurus. Simpan tutup wadah dengan posisi
bagian dalam tutup menghadap ke atas.

 Ambil zat padat secukupnya dengan batang pengaduk. Bila diperlukan hancurkan zat
padat yang berupa bongkahan atau granula.

 Perhatian: jangan mengembalikan zat padat yang telah diambil ke dalam wadahnya.
Hal ini harus dihindarkan karena dapat menyebabkan zat dalam wadah terkontaminasi.
Contoh kasusnya sering terjadi pada NaOH padat yang mencair dalam wadah.
B. Pengambilan Bahan Kimia Cair
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menuangkan zat cair:
o Buka tutup botol reagen. Biasanya tutup botol cairan selalu terdiri dari dua lapisan.
Pastikan kedua tutup botol ini selalu lengkap terpasang.
o  Tuangkan larutan ke dalam gelas kimia terlebih dahulu. Jangan langsung ke gelas
ukur. Pegang bagian label botol untuk mencegah kerusakan label karena tetesan zat
cair.
o Pastikan untuk memiringkan gelas kimia dan mulai mengalirkan cairan dari dalam
wadah secara perlahan. Hindarkan timbulnya percikan dan cairan yang meluap saat
menuangkan larutan.
o Begitu pula ketika menuangkan cairan dari gelas kimia ke dalam silinder ukur.
Miringkan silinder ukur dan mulailah menuangkan larutan secara perlahan.
o Selain dengan cara tersebut kita juga bisa menggunakan bantuan batang pengaduk.
Cairan dialirkan lewat batang pengaduk untuk mencegah terjadinya percikan. Cara
ketiga adalah dengan menggunakan bantuan corong gelas. Pastikan ujung corong
bersentuhan dengan dinding wadah untuk meghindarkan terjadinya percikan. Jika
diperlukan, potongan kertas saring kecil dapat ditambahkan untuk menyumbat
lubang di saluran corong gelas agar arus air tidak terlalu deras.
o  Perhatian: percikan yang ditimbulkan saat menuangkan zat cair dapat
membahayakan praktikan, memungkinkan terjadinya reaksi dengan udara dan
mengganggu pengukuran karena gelembung yang dihasilkan.

Gambar Teknik Menuangkan Larutan :


(a) teknik menuangkan larutan dengan memanfaatkan dinding gelas kimia, 
(b) teknik menuangkan larutan menggunakan batang pengaduk
(c) teknik menuangkan larutan menggunakan corong gelas

2. Cara Menimbang Bahan Kimia

Dengan Neraca Teknis

1. Kalibrasi terlebih dahulu neraca yang akan digunakan. Proses kalibrasi dilakukan
dengan menggeser knop kalibrasi, jika masih belum seimbang maka bukalah baut
yang terletak pada rumah beban. Keluarkan beban secukupnya sampai neraca dalam
keadaan setimbang.
2. Tempatkan kaca arloji atau kertas atau gelas kimia (untuk menimbang zat cair) atau
alas lainnya yang dapat mempermudah kita dalam melakukan proses pengukuran.
Jangan pernah langsung menimbang zat kimia padat pada wadah alumunium yang
telah tersedia. Zat kimia padat dapat merusak wadah alumunium. Setelah alas
diletakkan, geser beban pada lengan neraca sampai lengan neraca seimbang. Catat
berapa massa dari alas yang telah ditimbang.
3. Geser beban pada lengan neraca sesuai dengan massa yang ingin kita ukur. Lalu
simpan zat yang akan kita ukur massanya pada alas di rumah beban. Perhatikan
kesetimbangan pada jarum penunjuk nol. Jika simpangan atas dan simpang bawah
jarum penunjuk angka nol hampir sama, pelankan penambahan zat yang akan
ditimbang, Proses menimbang dihentikan ketika jarum penunjuk kesetimbangan
tepat menunjuk angka nol. 
*Geserlah beban di lengan neraca engan bantuan lidi, pinsil atau tusuk gigi. Jangan
menggeser beban pada lengan neraca langsung dengan tangan karena dapat
mengganggu kesetimbangan neraca. Selalu ingat agar tidak mengambil kembali zat
dari alas jika kita kelebihan menambahkan massa zat, sebaiknya ulangi lagi
pengukuran massa

Dengan Neraca Elektrik


1. Neraca harus diletakkan pada alas yang rata, kokoh, dan bebas getaran. Lalu
periksa kedudukan timbangan (water pass), atur terlebih dahulu hingga bulatan
hitam tepat berada ditengah
2. Hidupkan neraca dengan menekan tombol on
3. Letakkan wadah yang akan digunakan untuk menimbang bahan. Jangan member
beban yang melebihi kapasitas neraca
4. Tekan tombol ‘tarring’ jika ingin menyembunyikan berat wadah. Lalu masukan
bahan yang akan ditimbang kedalam wadah. Suhu bahan yang akan ditimbang
harus sama dengan suhu neraca (Bahan panas didinginkan terlebih dahulu ke
dalam desikator)
5. Setelah selesai menimbang, angkat wadah dan tekan tombol ‘tarring’ kembali
agar alat kembali seperti semula

3. Sumber - Sumber Penyebab Kecelakaan di Laboratorium


 Bahan – bahan kimia yang berbahaya, seperti bahan – bahan kimia yang beracun,
mudah terbakar, eksplosif, dan sebagainya.
 Teknik percobaan, yang meliputi pencampuran bahan distilasi, ekstraksi, reaksi
kimia, dan sebagainya
 Sarana laboratorium yakni gas, listrik, air, dan sebagainya
 Kesalahan pada laboran
Kesalaan tersebut yang disebabkan oleh :
- Kurang pengetahuan dan pemahaman terhadap bahan-bahan, proses, dan alat
yang digunakan
- Tidak menggunakan alat pelindung diri (jas lab, masker, dan sarung tangan)
- Tidak memperhatikan intruksi atau aturan
- Tidak memperhatikan sikap yang baik waktu bekerja di laboratorium

4. Jenis - Jenis Bahan B3


1. Klasifikasi I, meliputi :
a. Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat menimbulkan
bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak langsung, karena sangat sulit
penanganan dan pengamanannya;
b. Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga
menimbulkan bahaya.
2. Klasifikasi II, meliputi :
a. Bahan radiasi;
b. Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;
c. Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat)
kurang dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput
lendir;
d. Bahan etilogik/biomedik;
e. Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;
f. Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 35 0C;
g. Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.
3. Klasifikasi III, meliputi :
a. Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak mudah
meledak karena sebab-sebab seperti bahan klasifikasi II;
b. Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara tetapi
tidak mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;
c. Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan
nyeri;
d. Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik nyala
350Csampai 600C;
e. Bahan pengoksidasi organik;
f. Bahan pengoksidasi kuat;
g. Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan mutagenik;
h. Alat atau barang-barang elektronika yang menimbulkan radiasi atau bahaya
lainnya.
4. Klasifikasi IV, yaitu :
a. Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;
b. Bahan pengoksid sedang;
c. Bahan korosif sedang dan lemah;
d. Bahan yang mudah terbakar

Sifat Bahan Kimia

- Toksik (beracun)

- Eksplosif (mudah meledak)

- Irritant (berbahaya)

- Korosif

- Harmful (berbahaya)

- Oksidatif

- Flammable (mudah terbakar)

- Extremely Flammable (sangat mudah terbakar)

- Dangerous For Environment (berbahaya bagi lingkungan)

Contoh bahan kimia B3 : logam berat seperti Al, Cr, Cd(Cd dihasilkan dari lumpur dan
limbah industri kimia tertentu), Cu, Fe, Pb(Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam
dan accu), Mn, Hg(Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan
pertambangan, industri kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil), dan Zn serta zat
kimia ( pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya ). Logam – logam berat pada
umumny bersifat racun meskipun dalam konsentrasi rendah

Contoh produk yang mengandung B3antara lain


a. Pengharum ruangan
b. Pemutih pakaian
c. Diterjen Pakaian
d. Pembersih kamar mandi
e. Pembesih kaca/jendela
f. Pembersih lantai
g. Pengkilat kayu
h. Pembersih oven
i. Pembasmi serangga
j. Lem perekat
k. Hair spray
l. Batu baterai

5. Jenis – Jenis Kecelakaan yang Sering Terjadi di Lab

Keracunan

Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik,


seperti ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dan sebagainya. Keracunan dapat
berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan. Yang terakhir adalah yang lebih seringterjadi
baik yang dapat diketahui dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengaruh jangka
panjang seperti pada penyakit hati, kanker, dan asbestois, adalah akibat akumulasi
penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus.
Iritasi

Iritasi sebagai akibat kontak bahan kimia korosif seperti asam sulfat, asamklorida,
natrium hidroksida, gas klor, dan sebagainya. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan
pada kulit, saluran pernapasan dan mata.

Kebakaran dan Luka Bakar

Kebakaran dan luka baker sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani
pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alcohol, dan
sebagainya.Hal yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti
peroksida dan perklorat.

Luka Kulit

Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca. Luka sering terjadi pada
tangan atau mata karena pecahan kaca.

Bahaya lainnya

Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu, terpeleset dan
pencemaran lingkungan.

Laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apapun
sebenarnya dapat dikendalikan atau diminimalisasikan sehingga tidak menimbulkan
kerugian.

Anda mungkin juga menyukai