Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENELITIAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

“HONEY BEE CULTIVATION”

Dosen Pengampu :

Nailil Inayah, M.Pd

Disusun Oleh :

Nur Hamimah (06041021054)

Azza Ilma Khoirunnabila (06031021040)

Mariyatul Qibtiyah (06041021048)

Rizka Amalia Oksanda (06041021057)

PRODI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,karunia, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan ini dengan baik dan lancar.
Tak lupa juga sholawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar Muhammad
SAW yang telah membimbing umat manusia dari jalan kegelapan menuju jalan
yang terang benderang yakni agama Islam.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas laporan
penelitian pada mata kuliah Keanekaragaman Makhluk Hidup. Dalam penulisan
laporan ini, penulis menyajikan hal-hal yang merujuk pada pembahasan mengenai
Honey Bee Cultivation. Dengan judul makalah LAPORAN PENELITIAN
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP “HONEY BEE CULTIVATION”.

Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Nailil Inayah, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Keanekaragaman Makhluk Hidup yang telah
membimbing penulis untuk segera menyelesaikan laporan penelitian ini dengan
baik dan tepat waktu. Penulis juga berharap laporan ini dapat memberikan
prospektif baru bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa laporan yang ditulis ini masih banyak kekurangan baik
dari segi penyusunan,tata bahasa, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan
penulis.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Surabaya, 6 November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lebah merupakan organisme jenis serangga yang sangat bermanfaat untuk


manusia. Selain itu, lebah juga membantu proses penyerbukan bagi tubuh
tumbuhan dan membentuk madu didalam tubuhnya.
Lebah dalam bahasa latin disebut Apis, sejenis serangga penghasil madu.
Terkait dengan rantai kehidupan di alam, lebah membantu proses
penyerbukan alami bagi tumbuh- tumbuhan,sehingga lebah menghasilkan
madu. Madu menyerupai sirup tetapi lebih kental dan berasa manis,yang
dihasilkan oleh lebah dan serangga lainnya dari nektar bunga. Lebah madu
telah dikenal oleh manusia seluruh dunia sejak zaman budaya kuno
beberapa ribu tahun yang lalu. Allah swt. telah menempatkan secara
istimewa tentang lebah madu yang terkandung dalam ayat al-Qur’an yaitu
pada surat An-Nahl (Lebah Madu).Lebah madu digunakan sebagai obat
untuk menyembuhkan penyakit karena banyaknya kandungan nutrisi di
dalam lebah madu yaitu campuran dari gula dan senyawa lainnya.
Terutama fruktosa (sekitar 38,5%) dan glukosa (sekitar 31,0%), sehingga
mirip dengan sirup gula sintetis diproduksi terbalik, yang sekitar 48%
fruktosa, glukosa 47%, dan sukrosa 5%. Karbohidrat madu yang tersisa
termasuk maltosa, sukrosa, dan karbohidrat kompleks lainnya. Seperti
semua pemanis bergizi yang lain, madu sebagian besar mengandung gula
dan hanya mengandung sedikit jumlah vitamin atau mineral. Madu juga
mengandung sejumlah kecil dari beberapa senyawa dianggap berfungsi
sebagai antioksidan, termasuk chrysin, pinobanksin, vitamin C, katalase,
dan pinocembrin. Komposisi spesifik dari sejumlah madu tergantung pada
bunga yang tersedia untuk lebah yang menghasilkan madu (Ferreras;
2000).Madu juga dapat menghasilkan empat produk di antaranya propolis, royal
jelly, dan bee pollen. Madu juga mempunyai khasiat tinggi yaitu untuk mengurangi
berat badan, membuat cantik dan menawan, menyembuhkan luka bakar,
mengandung banyak nutrisi yang baik untuk ibu hamil, membantu
menyembuhkan anemia, dan menyembuhkan penyakit mulut serta dapat dikemas
berupa kapsul untuk menunda penuaan. Selain itu, dapat juga menyembuhkan
penyakit vertigo dan penyakit bagian dalam lainnya. Kekayaan alam Indonesia
menyimpan banyak potensi besar untuk budidaya dan konservasi lebah madu,
karena enam dari tujuh spesies lebah madu di dunia ada di bumi nusantara, dan
sudah dimanfaatkan masyarakat untuk diambil madu dan lilinnya, misalnya
madu sebagai penyembuh dari penyakit, serta lilin lebah dapat digunakan untuk
sarang lebah. Pada budidaya lebah sendiri, dikategorikan sebagai usaha yang
bermanfaat untuk memberi hasil berupa madu, dengan menggunakan beberapa
sistem buatan dalam memproduksinya. Sedangkan untuk kategori konservasi
lebah madu yaitu mampu memelihara, menjaga, melindungi habitat lebah madu,
dan meningkatkan kualitas sumber daya alam secara lestari. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa budidaya dan konservasi untuk lebah madu secara alam tidak
dapat terpisahkan. Budidaya dan konservasi saling keterkaitan, dari kemanfaatan,
pemeliharaan, penjagaan, perlindungan, dan meningkatkan sumber daya alam
secara lestari. Akan tetapi yang membedakan di dalam pembudidayaan lebah
madu yaitu, memiliki beberapa sistem buatan di bawahnya, sehingga lebah madu
dapat memproses hasil berupa madu. Dari beberapa pemasok lebah madu di Kota
Batu, masih banyak masyarakat di sana kurang merespon terhadap permasalahan
produktifitas tentang budidaya dan konservasi lebah madu di Indonesia. Sehingga,
kemajuan untuk sektor peternak lebah masih kurang, padahal untuk prospek
kekayaan alam di Indonesia sangat melimpah ruah. Hal ini juga terjadi di salah
satu daerah Jawa Timur yaitu Kota Batu, bahwasanya masyarakat di sana
mempunyai pemikiran lain tentang lebah, karena lebah sebagai hewan penganggu
yang dapat merugikan masyarakat dan sebagai hama tanaman. Akibatnya animo
masyarakat terhadap pembudidayaan dan konservasi lebah, memilih sebagai
konsumen atau sebagai distributor saja. Padahal untuk prospek Kota Batu,
memiliki keindahan alam yang luar biasa karena wilayah Kota Batu berada di
ketinggian 680-1.200 meter dari permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 15-
19 derajat Celsius. Secara geografis Kota Batu terletak pada posisi antara
7044',55,11’ sampai dengan 8026',35,45’ Lintang Selatan dan 122017',10,90’
sampai dengan 122057',00,00’ Bujur Timur. Secara garis geografis Kota Batu
sangat mendukung dengan kegiatan rekreatif ataupun edukatif, sehingga
beberapa wisata disana telah sukses karena adanya dukungan dari pemerintah
dan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kasta lebah yang ada di peternakan lebah kota batu?
2. Bagaimana cara lebah menghasilkan madu?
3. Bagaimana fungsi peralatan serta material alat yang digunakan di
peternakan lebah madu?
4. Bagaimana proses hasil budidaya lebah madu?

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk :


1. Untuk mengetahui bagaimana kasta lebah yang ada di peternakan lebah kota
batu.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara lebah menghasilkan madu.
3. Untuk mengetahui bagiamana fungsi peralatan serta material alat yang
digunakan di peternakan lebah madu.
4. Untuk mengetahui bagimana proses hasil budidaya lebah madu.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Peternakan Lebah Madu Kota Batu.Penelitian berlangsung
selama satu hari pada hari Rabu,2 November 2022.

2.2 Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. kotak lebah,
2. sikat lebah,
3. topi pelindung lebah (bee net),
4. timbangan,
5. masker,
6. smoker,
7. pengungkit,
8. pisau,
9. sarung tangan,
10. ember/wadah madu,
11. ekstraktor,
12. saringan,
13. ember.

2.3 Prosedur Pelaksanaan


Prosedur kerja dalam penelitian ini adalah:
1. Sarang lebah dipersiapkan, masing-masing berjumlah 40 sarang tradisional dan 20
sarang moderen.
2. Sarang lebah tradisional yang sudah siap digantung pada pohon kayu untuk
penangkapan lebah.
3. Sarang yang sudah ditempati koloni lebah dipindahkan ke lokasi penelitian.
4. Pemindahan 20 koloni lebah dari gelodok ke sarang moderen dilakukan setelah
gelodok ditempati selama 2 minggu.
5. Sebanyak 20 koloni lebah lagi dari gelodok tidak dipindahkan dan koloni- koloni ini
tetap dipelihara pada gelodok.
6. Umur 1 bulan setelah pemindahan masing-masing koloni lebah yang dipelihara
dibuka dan dilakukan pengasapan menggunakan smoker + 10 detik untuk melemahkan
lebah.
7. Lebah disapu dari sisiran sarang, kemudian sisiran sarang dikeluarkan dan
ditimbang.
8. Selanjutnya sarang madu dipisahkan dari sisiran sarang dengan menggunakan pisau
dan ditimbang.
9. Setelah itu madu dikeluarkan dari sarang madu dengan menggunakan alat press dan
kemudian ditimbang.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kasta Lebah di Peternakan Lebah Madu

Dalam satu koloni terdapat tiga kasta yaitu lebah ratu, lebah pekerja, dan lebah jantan.
Dalam satu koloni yang normal terdapat satu lebah ratu, 20.000 – 30.000 lebah
pekerja dan beberapa ratus ekor lebah jantan (Sulistyorini,2006).
 Lebah Ratu
Satu-satunya tugas lebah ratu adalah menghasilkan telur untuk menjaga
kelestarian koloninya. Pada umur produktif, setiap hari lebah ratu mampu
bertelur sekitar 1.500 butir telur. Lebah Ratu (Queen) Lebah ratu berjenis
kelamin betina dan merupakan induk dari lebah dalam satu koloni. Lebah ratu
berwarna merah tua dan memiliki panjang dua kali dan berat 2,8 kali dari
lebah pekerja. Lebah ratu mempunyai ovipositor yang berfungsi untuk
meletakkan telur-telur di dalam sarang. Ratu lebah bertugas memimpin,
menjaga keharmonisan lebah, dan mempunyai tanggung jawab untuk
meneruskan kelangsungan hidup koloni yaitu dengan bertelur sepanjang
hidupnya. Umur lebah ratu lebih panjang daripada lebah pejantan dan pekerja.
Sumber pakan lebah ratu adalah royal jelly yang dibawakan olehlebah pekerja.
Lebah ratu mengalami perkawinan 1 kali dengan sekali kawin memakai 13-15
lebah pejantan. Dalam satu koloni hanya ada satu ratu lebah.

 Lebah Pekerja
Tugas lebah pekerja adalah memberi makan lebah ratu dan larva, mencari
pakan (nektar dan tepungsari), mencari air, memproses nektar menjadi madu
yang matang dan menjaga sarang. Lebah Pekerja (Worker bees) Lebah pekerja
merupakan lebah betina dengan jumlah mencapai puluhan ribu dalam satu
sarang. Ukuran tubuh lebah pekerja lebih kecil daripada lebah ratu dan lebah
jantan. Bentuk tubuh lebih ramping, warna hitam kecoklatan, dan memiliki
ekor yang terdapat sengat.lebah pekerja keluar sarang jam 5 pagi untuk
mencari berita makanan dengan radius makanan 1-1,5 km. lebah pekerja akan
memilih polen untuk diambil atau dikonsumsi tidak berdasarkan kandungan
nutrisi, umur atau warna, tetapi berdasarkan bau dan bentuk fisik dari butiran
polen.Jumlah lebah pekerja dalam satu koloni sangat bervariasi. Masa hidup
lebah pekerja rata-rata hanya 4 minggu sampai 6 minggu.

 Lebah Pejantan
Lebah Jantan (Drone) Lebah jantan dalam satu sarang berjumlah ratusan ekor.
Lebah jantan berfungsi mengawini ratu perawan atau calon lebah ratu (virgin
queen) dengan lama hidup sekitar 3 bulan. Mata dan sayap lebah jantan lebih
besar dari lebah pekerja. Warna kehitaman dengan dengungan suara agak 8
keras dan ekornya tidak bersengat. Tugas utama lebah jantan adalah menjaga
sarang dan membersihkan sarang dari kotoran.lebah pejantan dengan tekstur
tubuh paling besar maka mengindikasi sifat lebah pemalas dalam mencari
makan dan hanya ingin makan saja. Lebah pekerja akan membunuh lebah
pejantan apabila stok makanan sudah menipis atau menghemat makanan.
Dalam waktu 21 hari akan selalu lahir jenis lebah pejantan.

3.2 Lebah Menghasilkan Madu


Lebah pekerja memiliki peran penting dalam pengumpulan nektar bunga yang
nantinya akan diproduksi menjadi madu. Berikut ini adalah cara atau proses
lebah pekerja membuat madu.
1. Berburu dan Mengumpulkan Nectar
Lebah pekerja akan mulai terbang sejauh 6 km hingga 8 km untuk
mencari nektar atau sari bunga yang nantinya akan diproduksi
menjadi madu.
2. Mengubah Nektar Menjadi Madu
Setelahnya, nectar tadi akan diolah menjadi madu dengan cara
dikunyah oleh lebah pekerja, lebah pekerja akan menghasilkan
enzim yang dapat meningkatkan tingkat keasaman dalam nectar dan
merubahnya menjadi madu.
3. Mengeringkan Medu Setelah Dikunyah
Setelahnya lebah akan mengeringkan nectar yang telah menjadi
madu. Lebah menggunakan du acara untuk mengeringkan madu,
yakni dengan cara menyebarkan madu setengah jadi ke sarang lebah
yang memiliki bentuk segi enam dan yang kedua adalah dengan cara
mengipasi madu setengah jadi menggunakan sayapnya.
4. Melindungi Madu dengan Lilin Lebah
Langkah terakhir adalah proses penyimpanan madu, proses ini
dilakukan dengan cara menyimpan madu di dalam sel yang ada di
sarang lebah. Untuk dapat menjaga kualitas dari madu, lebah
menggunakan lilin lebah yang dihasilkan oleh lebah.

3.3 Fungsi Alat dan Material di Peternakan Lebah Madu


Dalam pengelolaan lebah madu kadang kala petugas/peternak perlu
dilengkapi dengan berbagai perlengkapan. Jenis-jenis peralatan perlebahan
sebagai berikut :
o Pakaian kerja, terbuat dari bahan kain tebal, menutup semua bagian tubuh
untuk melindungi tubuh dari sengatan lebah.
o Sarung tangan yaitu bahan karet yang menutupi tangan, untuk melindungi
tangan dari sengatan.
 Sepatu, bahan karet, untuk melindungi kaki.
- Masker, yaitu bahan dari kasa, untuk menutup/pelindung muka dan kepala
tanpa menghalangi bidang pandang.
 Pengungkit, bahan terbuat dari besi/baja, untuk membantu mempermudah
melepas bingkai dari badan kotak.
 Sikat lebah, bahan berasal dari sabut/bulu hewan/bahan-bahan yang lunak,
digunakan untuk menghalau, menyikat atau mempercepat menurunkan lebah
dari bingkai ke badan kotak.
Pisau pengupas madu, bahan dari besi/baja, stainless, digunakan untuk
mengerat/membuka lilin penutup madu dengan tidak merusak sarang.
- Smoker /pengasap, bahan terbuat dari unsur kaleng, kain terpal/mitasi.
Prinsip kerjanya adalah penjinak lebah, yaitu dengan menghembuskan asap
sehingga lebah menjadi lebih jinak.
e (kurungan ratu), bahan terbuat dari unsur kasa/plastik (roll rambut),
fungsinya adalah pengurung lebah ratu saat koloni lebah baru
dipindahkan/proses pengenalan terhadap tempat/kotak baru.

3.4 Proses Hasil Budidaya Lebah Madu


Proses panen madu dengan alat modern dilakukan kurang lebih
setiap 20 hari sekali. Diawali dengan mengambil frame yang sudah
dipenuhi dengan madu kemudian diletakkan pada alat pemeras
madu ( alat putar sehingga madu bisa keluar). Setelah madu habis
frame akan diangkat dari alat modern pemeras madu. Lalu frame
diletakkan pada kotak kembali agar diisi madu lagi oleh lebah.
Kelebihan alat modern ini tidak sampai merusak tempat madu
(cetakan) sehingga bisa digunakan kembali.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Produksi sisiran sarang lebah madu (Apis cerana) yang dipelihara pada sarang
moderen lebih tinggi dari yang dipelihara pada sarang tradisional.
2. Produksi lebah madu (Apis cerana) yang dipelihara pada sarang moderen rata-
rata adalah 1,7 kg berat sisiran sarang, 0,7 kg berat sarang madu dan 0,6 kg berat
madu.
3. Produksi lebah madu (Apis cerana) yang dipelihara pada sarang tradisional
rata-rata adalah 1,2 kg berat sisiran sarang, 0,5 kg berat sarag madu dan 0,4 kg
berat madu.

4.2 Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan koloni lebah madu (Apis
cerana) yang telah menempati sarang tradisional dan sarang moderen lebih dari
satu bulan sehingga bisa menggali kelebihan sarang moderen dari sarang
tradisional. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat korelasi antara
produksi madu dengan berat sarang madu dan berat sisiran sarang
Daftar Pustaka

http://repository.ub.ac.id/id/eprint/5163/3/135050101111145_BAB
%202.pdf

https://www.gramedia.com/literasi/lebah-madu/
Anonimous. 2009. Madu Lebah. htt://www.artikel madu/madu.nutrisi-kaya- gizi-
untuk-si-kecil. Di kunjungi 05 Januari 2010.

Anonimous. 2010. Potensi Perlebahan di Riau. Wanariset II Kuok. Bangkinang.

Hadiwiyoto, S. 1986. Mengenal Hasil Tawon Madu. Pradnya Paramita, Jakarta.

Jasmine, A. 2009. Produksi yang Dihasilkan Lebah Madu Apis cerana.

http://rusfidra.multiply.com/journal/item/20/Keragaman_Genetik_Le bah_Madu. Di
kunjungi 28 April 2010. Masun, M.S. 2005. Jeli Memilih Madu. Adicitia, Yogyakarta.

Patra, K. 1988. Membangun dan Mengembangkan Peternakan Lebah Madu di


Indonesia. Yayasan Inti Nusantara, Bandung. Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehatan.

Mitra Cendika Press, Yogyakarta Saptiarni. F.H.T., B. Guntoro., E. Sulastri. 2007. Tingkat
Partisipasi Anggota Kelompok Tani Ternak Pandakan Mulyo Srandakan Batul.

Mediapeternakan. Vol. 31 No. 2 halaman 101-109. Sarwono, B. 2001. Lebah Madu.

Agro Media Pustaka, Jakarta. Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gajah
Mada University Press, Yogyakarta. Soerodjotanojo, S. 1996. Membina Usaha Industri
Ternak Lebah Madu Apis mellifica.

Balai Pustaka, Jakarta. Warisno. 1993. Cara Pemeliharaan Lebah Madu. Dalam: Desa
Kita. No. 31/Th. VII DK. Warisno. 1996. Budidaya Lebah Madu. Kanisius, Yogyakarta
lampiran

Anda mungkin juga menyukai