Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LEBAH


(Kunjungan Industri di PT. Kembang Joyo
Malang)

Dosen Pengampu:
Ahmad Khoirul Umam, S.Pt., M.Pt., M.sc.
Anif Mukaromah Wati, S.Pt., M.Pt., M.sc.

Asisten Praktikum:
Diyanah Sylvia Eka Putri
Rachmawati Octavianus

Disusun oleh :
Anindita Rahma Maulidyah
205050100113024

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
DAFTAR ISI
Isi Halaman
DAFTAR ISI...................................................................2
DAFTAR TABEL...........................................................3
DAFTAR GAMBAR......................................................4
DAFTAR LAMPIRAN..................................................5
DAFTAR SINGKATAN................................................6

BAB I PENDAHULUAN...............................................7
1.1 Latar Belakang...................................................7
1.2 Rumusan Masalah..............................................7
1.3 Tujuan................................................................7
1.4 Kegunaan...........................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................8


2.1 Madu..................................................................8
2.2 Royal Jelly.........................................................8
2.3 Bee Pollen..........................................................8
2.4 Propolis..............................................................8
2.5 Bee Wax.............................................................8
2.6 Bee Venom (Racun Lebah)................................8

BAB III PEMBAHASAN...............................................9


3.1 Alur Produksi Produk Pengolahan Hasil Lebah 9
3.1.1 Raw Materials............................................9
3.1.2 Production..................................................9
3.1.3 Packaging and Distribution.......................9
3.1.4 Marketing...................................................9
3.2 Hasil Lebah Yang Diproduksi di PT Kembang
Joyo 10
3.2.1 Madu.........................................................10
BAB IV PENUTUP......................................................11
4.1 Kesimpulan......................................................11
4.2 Saran................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................12
LAMPIRAN..................................................................13
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. SNI Madu.....................................................................9
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Sample Room Raw Materials.....................................10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pemberangkatan.........................................................14
DAFTAR SINGKATAN

FIFO : First In First Out


PT : Perseroan Terbatas
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budidaya lebah madu telah lama menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya
yang tinggal di pedesaan dan sekitar hutan. Mereka
mengenal dengan baik tradisi budidaya lebah madu,
khususnya jenis lokal Apis cerana meskipun dalam
bentuk dan teknik sederhana. Indonesia memiliki
keragaman hayati berupa perkebunan dan pertanian
yang menjadi sumber pakan lebah, selain lahan yang
mencukupi untuk budidaya iklim tropis dan memiliki
berbagai macam tanaman bunga yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan sumber pakan lebah.
Lebah juga berperan dalam membantu proses
penyerbukan tanaman secara alami.
Kembang Joyo Sriwijaya merupakan perusahaan
peternakan lebah yang terletak di Jl. Raya karangan
101 Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang
Provinsi Jawa Timur. Kembang Joyo melakukan
kegiatan Budidaya lebah Apis millifera yang
menghasilkan berbagai macam varian madu seperti :
Madu Kopi, Madu Randu, Madu Kaliandra, Madu
Mangga, Madu Kangkung, Madu Sono, Madu
Rambutan, Madu Hitam dan sebagainya. Selain
kegiatan budiaya, di Kembang Joyo juga terdapat
kegiatan seperti produksi, distribusi hingga
pemasaran produk. Kembang Joyo memiliki
berbagai macam produk madu, selain itu Kembang
Joyo juga memiliki produk lain yaitu : Propolis,
Royal Jelly dan Bee Pollen. PT. Kembang Joyo
memiliki beberapa divisi dalam perusahaan
diantaranya yaitu: Administrasi di kantor, Gudang
Raw Material, Gudang Produksi, Gudang Distribusi,
dan Pemasaran di Outlet serta media online

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana alur produksi pengolahan hasil
lebah pada PT. Kembang Joyo?
2. Bagaimana proses pemasaran madu pada PT.
Kembang Joyo
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana alur produksi
pengolahan hasil lebah pada PT. Kembang
Joyo
2. Untuk memahami bagaimana proses
pemasaran hasil lebah di PT. Kembang Joyo
1.4 Kegunaan
a. Manfaat bagi Mahasiswa
1. Mendapatkan pengetahuan mengenai alur
produksi pengolahan hasil lebah
2. Memahami proses pemasaran hasil lebah
b. Manfaat bagi Fakultas Peternakan
1. Terjalinnya Kerjasama yang baik antara PT.
Kembang Joyo dengan Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya
2. Sebagai bahan evaluasi tentang ilmu yang
didapatkan di PT. Kembang Joyo dengan
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
c. Manfaat bagi perusahaan
1. Menjadi mitra yang baik anatara PT.
Kembang Joyo dengan pihak Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya.
2. Membantu memberikan pengetahuan yang
dapat digunakan untuk perkembangan
peternakan dalam proses pemeliharaan lebah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Madu
Madu merupakan salah satu produk perlebahan
yang telah dikenal oleh masyarakat luas di seluruh
dunia termasuk Indonesia (Bapedda NTB,2015).
Madu Indonesia terdiri dari dua jenis yaitu madu
hutan dan madu ternak. Pembuatan sarang lebah
madu selama ini dilakukan dengan berbagai cara
dengan tujuan menghasilkan jumlah lebah madu
yang lebih banyak. Di Indonesia pada dasarnya
terdapat dua cara yaitu cara tradisional yang
menggunakan tikung (sarang buatan), lalau (lebah
bersarang di kayu besar), dan repak (lebah yang
bersarang di sembarang tempat), dan cara modern
dengan menggunakan stup dari kayu yang berisi
bingkai sisiran atau kotak kayu (Kurniawan dkk,
2015).
Tabel 1. SNI Madu
Jenis Uji Satuan Madu Budidaya
Uji organoleptik
Bau Khas madu
Rasa Khas madu
Uji laboratoris
Kadar Air % b/b Maks 22
Sukrosa % b/b Maks 5
2.2 Royal Jelly
Royal jelly (RJ) adalah makanan bernutrisi yang
diproduksi oleh lebah pekerja (Apis mellifera), kaya
akan protein, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Kandungan Royal Jelly berfungsi sebagai anti-
inflamasi dan antioksidan yang membuat kadar GSH
tetap seimbang dan meningkatkan aktivitas
Glutathione peroxide (Karadeniz et al., 2011; Manzo
et al., 2015). Royal jelly digunakan dalam studi yang
secara biologi mengandung asam amino aktif seperti
lisin dan cysterin cysteine dapat mengurangi stres
oksidatif yang berperan dalam proses sintesis GSH.

2.3 Bee Pollen


Bee pollen merupakan serbuk sari tanaman yang
terkumpul di kantong yang terletak di kaki lebah,
juga memiliki kandungan gizi yang baik, didalamnya
terkandung berbagai macam asam amino yang
dibutuhkan lebah untuk bertahan hidup (Attia et al.,
2014). Bee pollen telah terbukti aman dikonsumsi
sebagai bahan makanan, berdasarkan Estevinho et al.
(2011) bee pollen tidak mengandung zat-zat yang
dapat membahayakan manusia.

2.4 Propolis
Propolis merupakan getah yang dikumpulkan oleh
lebah dari berbagai pucuk tanaman dan dari tanaman
yang patah di mana getah tanaman tersebut
kemudian dicampur dengan enzim yang terdapat
dalam kelenjar ludah lebah dan digunakan untuk
melindungi sarang dari berbagai bakteri, virus, dan
jamur. Propolis dapat dimanfaatkan sebagai bahan
kosmetik dan obat-obatan. Propolis mengandung
senyawa kompleks, vitamin, mineral, enzim,
senyawa fenolik dan flavonoid (Salatnaya dan
Hearty, 2012). Penggunaan propolis trap pada jenis
A. mellifera hanya menghasilkan rata-rata 1,2025 gr
per 10 hari. Sedangkan penggunaan propolis trap
pada T. itama belum pernah dilakukan dan tehnik
pemanenan yang dilakukan sekarang tidak
memperhatikan aspek kelesatarian (Pribadi, 2020).
Tabel 2. SNI Propolis
Jenis uji Satuan Propolis
Uji
organoleptik
Bau Khas
Rasa Khas
Uji
laboratoris
Total (mg/kg EAG) ≥ 1.000
polifenol
Gum negatif
Lilin propolis UA (Unit Tidak
absorban dipersyaratkan
Sumber : SNI Propolis 8490:2018
2.5 Bee Wax
Lilin atau wax secara kimia yaitu campuran
hidrokarbon dan asam lemak yang kompleks dan
dikombinasikan dengan ester. Beeswax atau sering
disebut lilin lebah merupakan lilin yang didapatkan
dari sarang lebah jenis Apis mallifera. Lilin ini
paling banyak digunakan dalam kosmetik karena
memiliki sifat emolien dan pengental yang baik.
Selain itu, produk dengan bahan alami memiliki sifat
farmakologis seperti efek antimikroba, antiinflamasi,
dan sitostatik yang telah diakui bermanfaat
dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia yang
memiliki efek samping yang lebih (Chairunnisa, dkk
2021).
2.6 Bee Venom (Racun Lebah)
Bee Venom merupakan enzim dengan komposisi
kompleks, protein, dan asam amino yang juga
dikenal dengan sebutan Apitoxin yang berbentuk
cairan bening dan komponen utamanya berasal dari
peptide lebah yang bermanfaat sebagai antioksidan,
anti peradangan, dan anti bakteri alami yang sangat
efektif untuk membunuh kuman penyebab jerawat.
Bee venom acupuncture (BVA) adalah bagian
dari apitherapy yang memanfaatkan racun lebah
dalam pengobatan masalah kesehatan (Hegazi et al.,
2015). Namun, racun lebah merupakan campuran
kompleks dari berbagai protein dan peptida,
beberapa di antaranya memiliki imunogenik yang
kuat dan efek neurotoksik (Ali, 2012). Taman et al.
(2010) menyatakan bahwa terapi racun lebah
digunakan untuk pengobatan banyak gangguan
autoimun yang berbeda termasuk rheumatoid
arthritis, lupus, skleroderma dan MS (Hegazi et al.,
2015) BVA juga digunakan untuk sekelompok
penyakit lain, termasuk kram menstruasi, depresi,
varises dan kondisi kulit (Prado et al., 2010). BVA
merupakan salah satu pharmacopuncture paling
sering dilakukan untuk meningkatkan nyeri leher
rahim (Kim et al., 2013). Juga, BVA digunakan
untuk pengobatan keseleo akut pergelangan kaki,
osteoarthritis, nyeri bahu, pasca stroke, nyeri
punggung dan herniasi lumbal (Lee et al., 2008).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Alur Produksi Produk Pengolahan Hasil Lebah


3.1.1Raw Materials
Madu yang telah selesai dipanen akan masuk
pada bagian raw material. Madu disimpan dalam Pail
berwarna biru yang berbahan plastik. Sebelum
dilakukannya penyimpanan madu terlebih dahulu
ditimbang dan dilakukan penyaringan agar madu
benar-benar terbebas dari kotoran dan residu-residu.
Penyimpanan madu dikelompokkan sesuai dengan
jenisnya dan diberi label tanggal agar mempermudah
proses distribusi dan menganut prinsip FIFO yaitu
barang yang pertama masuk harus menjadi barang
yang pertama keluar juga atau barang yang diproses
terdahulu.

Gambar 1. Penataan Pail dalam Gudang raw


Setelah proses penyimpanan madu yang telah
dikelompokkan, selajutnya dilakukannya proses
pengecekan sesuai dengan SOP yang berjalan atau
quality control yang diterapkan. Pengecekan ini
meliputi kadar kemanisan madu, kadar air madu dan
pH madu. Pengecekan ini menggunakan alat khusus
yaitu refractometer, kadar kemanisan madu sesuai
dengan standar sekitar 77-79%, pengujian pH madu
dilakukan dengan menggunakan pH meter, pH madu
sesuai standar atau quality control yang ditetapkan
yaitu 3,5-5,5. Pengujian kadar air sesuai dengan
standar yaitu 20-22%. Jika kadar air pada madu
masih melebihi standar yang sudah ditetapkan maka
akan dilakukannya proses evaporasi dan proses
pasteurisasi dengan menggunakan suhu 60 derajat
Celsius dalam waktu 90 menit untuk madu dengan
berat 200kg.

Gambar 2. Sample Room Raw Materials


3.1.2Production
Pada bagian produksi ada beberapa proses yang
dilakukan yaitu pencucian botol yang akan digunakan
sebagai pengemas produk. Pada tempat produksi ini
dibagi menjadi beberapa ruangan seperti ruang primer
yaitu ruangan yang digunakan sebagai tempat proses
pengisian madu dalam kemasan yang digunakan.
Berbagai jenis madu dikemas dalam berbagai ukuran.
Setelah dilakukan proses pengisian botol ditutp
dengan menggunakan mesin segel botol kemudian
diberikan label secara manual dan di distribusikan.

Gambar 3. Gudang Produksi


3.1.3Packaging and Distribution
Pada proses ini dilakukannya pengecekan
kualitas produk seperti pengujian memeriksa kadar
air, keasaman, kemurnian, dan kadungan gula pada
raw material. Saat proses packing berlangsung
lingkungan dan pekerja harus dipastikan dalam
keadaan steril. Pekerja wajib menaati SOP yang
tertera seperti mencuci tangan sebelum masuk
kedalam area packing, menggunakan sarung tangan
dan memakai pakaian pelindung. Produk madu sangat
rentan terhadap perubahan suhu oleh karena ini
selama proses penyimpanan perlu diperhatikan agar
tidak mempengaruhi kualitas dan tekstur madu. Pada
saat proses distribusi dilakukan pengemasan sesuai
dengan pesanan e-commerce. Pada proses pecking
ada yang menggunakan bubble wrap dan langsung,
untuk 1 kardus berisi 12 botol.

Gambar 4. Menyiapkan Pesanan


3.1.4Marketing
Proses marketing yang dilakukan dengan cara
melakukan promosi, mengiklankan atau mengendorse
para influencer dan menjual kepada konsumen.
Kembang Joyo ini menerapkan pemasaran Be to Be
atau business to business dengan melakukan
penjualan madu maklon atau madu yang dijual tanpa
label dalam bentuk pail, agen dan reseller. Kembang
joyo juga menerapkan B to C atau business to
customer dengan memasarkan melalui iklan ataupun
e-commerce seperti Shopee, Tokopedia serta memili
outlet diberbagai daerah dan di mall besar seperti
Transmart dan Matos.
3.2 Hasil Lebah Yang Diproduksi di PT Kembang
Joyo
3.2.1Madu
Madu merupakan cairan kental manis yang
diperoleh dari nektar bunga yang mekar.
Dikumpulkan oleh lebah pekerja dan dibantu dengan
enzim diastase. Hal ini sesuai dengan Wulandari
(2017) Madu adalah cairan alami yang umumnya
mempunyai rasa manis yang dihasilkan oleh lebah
madu dari sari bunga tanaman (floral nektar) atau
bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar) atau
ekskresi serangga. Madu dibedakan menjadi dua jenis
yaitu madu monoflora dan poliflora. Madu monoflora
merupakan madu yang dihasilkan dari satu jenis
tanaman contohnya madu randu, madu kopi, madu
kopi, madu apel, madu manga dan lainnya. Madu
poliflora adalah madu yang dihasilkan dari dua atau
lebih jenis bunga contohnya madu hutan. Hal ini
sesuai dengan Jaya (2017) yaitu jika nektar itu berasal
dari bermacam-macam bunga, maka madu tersebut
dinamakan madu poliflora dan jika lebih satu jenis
tanaman maka madu monoflora. Jenis nya ada apa
saja.
Gambar 5. Madu
3.2.2 Propolis
Propolis merupakan zat resin atau cairan lengket
atau lem lebah yang dikumpulkan oleh lebah pekerja
untuk digunakan sebagai pembangun sarang yang
diperoleh dari getah tanaman. Hal ini sesuai dengan
Riendriasari dan Krisnawati (2017) yaitu propolis
mentah (raw propolis) adalah lem lebah yang
digunakan sebagai pertahanan diri Trigona untuk
melindungi diri dari serangan predator.

Gambar 6. Propolis
3.3.3 Royal Jelly
Royal Jelly merupakan cairan hasil sekresi
kelenjar hipoparingeal lebah pekerja muda yang yang
digunakan sebagai pakan lebah ratu. Hal ini sesuai
dengan Ma, et al (2021) Royal Jelly adalah cairan
putih kekuningan seperti agar-agar dengan rasa asam
dan sedikit bau fenolik.

Gambar 7. Royal Jelly


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Kesimpulan yang didapatkan yaitu pada PT.
Kembang Joyo dalam pengolahan hasil lebah
terdapat beberapa tahap yaitu raw material,
produksi, packaging, dan distribusi.
2. Pengolahan madu memiliki SOP yang ketat.
3. Pemasaran produk dapat melalui oulet, e-
commerce dan maklon
4. Produk-produk hasil lebah yang diproduksi
oleh PT. Kembang Joyo antara lain madu,
royal jelly, propolis, cuka madu, bee pollen
yang masing-masing mempunyai khasiat dan
kandungan yang berfungsi untuk kesehatan
tubuh
4.2 Saran
Saran untuk praktikum kedepannya agar
praktikum yang berlangsung dapat dilakukan
dengan sesuai jadwal dan penjelasan materi dapat
diberikan lebih jelas dan rinci
DAFTAR PUSTAKA

Jaya, F. 2017. Produk-produk Lebah Madu dan Hasil


Olahannya. UB Press. Malang.
Riendriasari, S.D., dan K. Krisnawati. 2017. Produksi
Propolis Mentah (Raw Propolis) Lebah Madu
Trigona Sp di pulau Lombok. Jurnal Hutan
Tropis. 1(1):71-75.
Ma, C., L. Zhang, M. Feng, Y. Fang, H.Hu, B. Han, L.
Meng and J. Li. 2021. Metabolic Profilling
Unravel the Effect of Enhanced Output and
Harvesting Time on Royal Jelly Quality. Food
Research International. 139 (1):1-10.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Pemberangkatan

Anda mungkin juga menyukai