Dosen Pengampu:
Ahmad Khoirul Umam, S.Pt., M.Pt., M.sc.
Anif Mukaromah Wati, S.Pt., M.Pt., M.sc.
Asisten Praktikum:
Diyanah Sylvia Eka Putri
Rachmawati Octavianus
Disusun oleh :
Anindita Rahma Maulidyah
205050100113024
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
DAFTAR ISI
Isi Halaman
DAFTAR ISI...................................................................2
DAFTAR TABEL...........................................................3
DAFTAR GAMBAR......................................................4
DAFTAR LAMPIRAN..................................................5
DAFTAR SINGKATAN................................................6
BAB I PENDAHULUAN...............................................7
1.1 Latar Belakang...................................................7
1.2 Rumusan Masalah..............................................7
1.3 Tujuan................................................................7
1.4 Kegunaan...........................................................7
DAFTAR PUSTAKA...................................................12
LAMPIRAN..................................................................13
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. SNI Madu.....................................................................9
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Sample Room Raw Materials.....................................10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pemberangkatan.........................................................14
DAFTAR SINGKATAN
2.1 Madu
Madu merupakan salah satu produk perlebahan
yang telah dikenal oleh masyarakat luas di seluruh
dunia termasuk Indonesia (Bapedda NTB,2015).
Madu Indonesia terdiri dari dua jenis yaitu madu
hutan dan madu ternak. Pembuatan sarang lebah
madu selama ini dilakukan dengan berbagai cara
dengan tujuan menghasilkan jumlah lebah madu
yang lebih banyak. Di Indonesia pada dasarnya
terdapat dua cara yaitu cara tradisional yang
menggunakan tikung (sarang buatan), lalau (lebah
bersarang di kayu besar), dan repak (lebah yang
bersarang di sembarang tempat), dan cara modern
dengan menggunakan stup dari kayu yang berisi
bingkai sisiran atau kotak kayu (Kurniawan dkk,
2015).
Tabel 1. SNI Madu
Jenis Uji Satuan Madu Budidaya
Uji organoleptik
Bau Khas madu
Rasa Khas madu
Uji laboratoris
Kadar Air % b/b Maks 22
Sukrosa % b/b Maks 5
2.2 Royal Jelly
Royal jelly (RJ) adalah makanan bernutrisi yang
diproduksi oleh lebah pekerja (Apis mellifera), kaya
akan protein, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Kandungan Royal Jelly berfungsi sebagai anti-
inflamasi dan antioksidan yang membuat kadar GSH
tetap seimbang dan meningkatkan aktivitas
Glutathione peroxide (Karadeniz et al., 2011; Manzo
et al., 2015). Royal jelly digunakan dalam studi yang
secara biologi mengandung asam amino aktif seperti
lisin dan cysterin cysteine dapat mengurangi stres
oksidatif yang berperan dalam proses sintesis GSH.
2.4 Propolis
Propolis merupakan getah yang dikumpulkan oleh
lebah dari berbagai pucuk tanaman dan dari tanaman
yang patah di mana getah tanaman tersebut
kemudian dicampur dengan enzim yang terdapat
dalam kelenjar ludah lebah dan digunakan untuk
melindungi sarang dari berbagai bakteri, virus, dan
jamur. Propolis dapat dimanfaatkan sebagai bahan
kosmetik dan obat-obatan. Propolis mengandung
senyawa kompleks, vitamin, mineral, enzim,
senyawa fenolik dan flavonoid (Salatnaya dan
Hearty, 2012). Penggunaan propolis trap pada jenis
A. mellifera hanya menghasilkan rata-rata 1,2025 gr
per 10 hari. Sedangkan penggunaan propolis trap
pada T. itama belum pernah dilakukan dan tehnik
pemanenan yang dilakukan sekarang tidak
memperhatikan aspek kelesatarian (Pribadi, 2020).
Tabel 2. SNI Propolis
Jenis uji Satuan Propolis
Uji
organoleptik
Bau Khas
Rasa Khas
Uji
laboratoris
Total (mg/kg EAG) ≥ 1.000
polifenol
Gum negatif
Lilin propolis UA (Unit Tidak
absorban dipersyaratkan
Sumber : SNI Propolis 8490:2018
2.5 Bee Wax
Lilin atau wax secara kimia yaitu campuran
hidrokarbon dan asam lemak yang kompleks dan
dikombinasikan dengan ester. Beeswax atau sering
disebut lilin lebah merupakan lilin yang didapatkan
dari sarang lebah jenis Apis mallifera. Lilin ini
paling banyak digunakan dalam kosmetik karena
memiliki sifat emolien dan pengental yang baik.
Selain itu, produk dengan bahan alami memiliki sifat
farmakologis seperti efek antimikroba, antiinflamasi,
dan sitostatik yang telah diakui bermanfaat
dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia yang
memiliki efek samping yang lebih (Chairunnisa, dkk
2021).
2.6 Bee Venom (Racun Lebah)
Bee Venom merupakan enzim dengan komposisi
kompleks, protein, dan asam amino yang juga
dikenal dengan sebutan Apitoxin yang berbentuk
cairan bening dan komponen utamanya berasal dari
peptide lebah yang bermanfaat sebagai antioksidan,
anti peradangan, dan anti bakteri alami yang sangat
efektif untuk membunuh kuman penyebab jerawat.
Bee venom acupuncture (BVA) adalah bagian
dari apitherapy yang memanfaatkan racun lebah
dalam pengobatan masalah kesehatan (Hegazi et al.,
2015). Namun, racun lebah merupakan campuran
kompleks dari berbagai protein dan peptida,
beberapa di antaranya memiliki imunogenik yang
kuat dan efek neurotoksik (Ali, 2012). Taman et al.
(2010) menyatakan bahwa terapi racun lebah
digunakan untuk pengobatan banyak gangguan
autoimun yang berbeda termasuk rheumatoid
arthritis, lupus, skleroderma dan MS (Hegazi et al.,
2015) BVA juga digunakan untuk sekelompok
penyakit lain, termasuk kram menstruasi, depresi,
varises dan kondisi kulit (Prado et al., 2010). BVA
merupakan salah satu pharmacopuncture paling
sering dilakukan untuk meningkatkan nyeri leher
rahim (Kim et al., 2013). Juga, BVA digunakan
untuk pengobatan keseleo akut pergelangan kaki,
osteoarthritis, nyeri bahu, pasca stroke, nyeri
punggung dan herniasi lumbal (Lee et al., 2008).
BAB III
PEMBAHASAN
Gambar 6. Propolis
3.3.3 Royal Jelly
Royal Jelly merupakan cairan hasil sekresi
kelenjar hipoparingeal lebah pekerja muda yang yang
digunakan sebagai pakan lebah ratu. Hal ini sesuai
dengan Ma, et al (2021) Royal Jelly adalah cairan
putih kekuningan seperti agar-agar dengan rasa asam
dan sedikit bau fenolik.
Lampiran 1. Pemberangkatan