Anda di halaman 1dari 4

Laporan Proposal

Sistem Hilirisasi dan Implikasi Teknologi Produk Madu Akasia PT


Kembang Joyo Sriwijaya

Oleh:
Fadlil Sefrian Samwiranto / 205050107111081

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Madu merupakan substansi alam yang diproduksi oleh lebah madu yang berasal dari
nektar bunga atau sekret tanaman yang dikumpulkan (Elsi, 2014). Menurut Standar Nasional
Indonesia (SNI) 01-3545-2004, madu adalah cairan alami yang umumnya mempunyai rasa
manis yang dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nectar) atau bagian lain
dari tanaman (ekstra floral nectar) atau ekskresi serangga. Indonesia memiliki jenis madu
terbanyak di dunia, mengapa? Karena Indonesia merupakan negara agraris sehingga memiliki
banyak hutan yang tentunya terdapat berbagai jenis macam tanaman di dalamnya, sehingga
terdapat berbagai macam jenis bunga yang menghasilkan nektar untuk proses pembuatan madu
oleh lebah madu. Beberapa kandungan gizi dalam madu antara lain asam amino, karbohidrat,
protein, dan beberapa jenis vitamin serta mineral (Suriawiria, 2000; Tasya, 2017). Madu yang
berkualitas baik memiliki aktivitas enzim diastase min 3 DN, kandungan maksimal
hidroksimetilfurfural 50 mg/kg, kadar air maksimal 22% b/b, kandungan abu maksimal 0.5%,
kandungan sukrosa maksimal 5%b/b, keasaman maksimal 50 ml NAOH 1 N/kg dan batas
cemaran logam Pb maksimal 1 mg/kg, cemaran logam Cu maksimal 5 mg/kg, dan cemaran
arsen maksimal 0.5 mg/kg. Kandungan madu yang utama adalah karbohidrat, yang lebih dari
80 persen (Retno, 2020).
Potensi industri madu di Indonesia sangat besar untuk dikembangkan bila dikelola dengan
baik dan benar. Kegunaan madu tidak hanya untuk konsumsi, tetapi juga digunakan pada
industri farmasi dan kosmetik dengan kisaran mencapai 10.000-15.000 ton/tahun. Konsumsi
madu penduduk Indonesia saat ini sebesar 10-15 gram/perkapita/tahun. Jika konsumsi madu
sebesar 15 gram/kapita/tahun, maka setiap tahun dibutuhkan madu sebesar 3.300 ton,
sementara produksi madu dalam negeri hanya mencapai 1.528-2.824 ton/tahun (Kemenlhk,
2014). Faktor lain yang menjadi indikasi bahwa peluang pasar untuk usaha madu masih sangat
terbuka lebar ditunjukkan dari tingginya nilai impor madu Indonesia dibandingkan dengan nilai
ekspornya (Kamila, 2017). Hal tersebut mengindikasikan bahwa produsen madu dan pebisnis
yang bergerak di industry madu memiliki peranan yang penting untuk mengembangkan dan
meningkatkan produksi madu agar dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri (Sarah,
2019).
PT Kembang Joyo Sriwijaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
peternakan lebah yang menghasilkan produk hasil ternak lebah berupa madu beserta produk
turunan lebah madu seperti bee pollen, propolis, dan royal jelly. PT Kembang Joyo Sriwijaya
adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang budidaya madu dan pemasaran hasil
perlebahan (Amin, 2019). PT Kembang Joyo Sriwijaya berdiri sejak 1998 yang awalnya diberi
nama ”Peternakan Lebah Queen” yang hanya memiliki 18 kotak lebah. Peternakan Lebah
Queen berganti nama menjadi Peternakan Lebah Madu Kembang Joyo pada tahun 2017.
Saat ini, PT Kembang Joyo Sriwijaya sedang gencar memasarkan produk madu akasia yang
diperoleh dari nektar bunga pohon akasia di Jambi, Pulau Sumatera. Madu akasia merupakan
produk premium dari Indonesia (Agustia, 2022). Madu ini mengandung 21,2% kadar air
(Agustia, 2022), dengan rata-rata kadar karbohidrat total 70,5% (Ananta, 2020) hal ini sesuai
dengan mutu konsumsi Standar Nasional Indonesia (SNI).
PT Kembang Joyo Sriwijaya membuka peluang bagi mahasiswa untuk melakukan kegiatan
penelitian mapun praktik kerja lapang yang diharapkan dapat memberi manfaat untuk
mempelajari seputar dunia perlebahan khususnya lebah madu, sehingga diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan keteramplian mahasiswa yang akan dijadikan modal yang
berkompeten untuk terjun di dunia kerja pada masa yang akan datang.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam kegiatan ini adalah
1.2.1 Produksi madu akasia dalam jumlah yang besar menjadi tantangan bagi produsen,
bagaimana sistem hilirisasi PT Kembang Joyo Sriwijaya dalam memenuhi stock
madu yang tersedia?
1.2.2 Bagaimana penerapan teknologi selama proses produksi madu akasia di PT
Kembang Joyo Sriwijaya?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam kegiatan ini adalah untuk mengetahui :
1.3.1 Tantangan selama proses hilirisasi produk madu akasia di PT Kembang Joyo
Sriwijaya.
1.3.2 Teknologi yang digunakan selama proses produksi madu akasia di PT Kembang
Joyo Sriwijaya.
1.4 Manfaat
Manfaat dilaksanakannya kegiatan ini adalah :
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Memperoleh pengetahuan tentang usaha peternakan lebah madu.
2. Memperoleh wawasan tentang system hilirisasi dan implikasi teknologi
produksi madu akasia di PT Kembang Joyo Sriwijaya.

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi


Menjalin kerja sama yang baik dan saling memberikan keuntungan antara
pihak kampus dan PT Kembang Joyo Sriwijaya.
1.4.3 Bagi Perusahaan
Sebagai sarana publikasi terhadap perusahaan tersebut serta profil dalam
perusahaan kepada civitas akademika perguruan tinggu, dalam hal ini Universitas
Brawijaya.
1.5 Kerangka Pikir

Gambar 1. Skema kerangka pikir penelitian

Anda mungkin juga menyukai