Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DASAR TEKNOLOGI HASIL TERNAK


“MADU”

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Buana Vista C1071211005


Agusti Dilo C1071211020
Muhammad Ridho C1071211012
Shierly Agnelia Emmanuela C1071222033
Yuyun Fransiska C1071211039
Rahmat Shodiqin C1071211056

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TENJUNGPURA
PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan Tugas Makalah DASAR TEKNOLOGI HASIL TERNAK dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini kami membahas tentang “MADU”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan. Saya
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu dan teman-teman yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Ponianak, 22 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Madu ..................................................................................................... 3
1. Proses Pembuatan Madu.................................................................. 3
2. Sifat Fisik dan Kimia Madu............................................................. 4
3. Kandungan Madu............................................................................. 6
4. Manfaat Madu.................................................................................. 6
B. Jenis - Jenis Madu................................................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................. 12
B. Saran …………………………………………………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA……………….………………………………………… iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Madu merupakan cairan kental yang dihasilkan oleh lebah dan serangga lanceng sebagai
cadangan makanan yang mereka kumpulkan dengan cara menghisap nektar bunga tanaman atau
cairan gula. Madu terbaik merupakan madu yang diciptakan dari nektar bunga. Madu semacam
ini biasanya terdapat di hutan atau di tebing pegunungan tempat habitat para lebah atau serangga
pengumpul madu lainnya.
Madu memiliki karakteristik yang berbeda-beda berdasarkan komposisi, rasa, aroma,
maupun penampilan fisik dari madu itu sendiri. Faktor eksternal seperti letak geografis, vegetasi
tanaman, iklim, suhu dan kelembaban udara, topografi, serta sumber pakan lebah juga
mempengaruhi karakteristik madu.
Madu mengandung banyak mineral seperti natrium, kalsium, magnesium, alumunium,
besi, fosfor, dan kalium. Vitamin–vitamin yang terdapat dalam madu adalah thiamin (B1),
riboflavin (B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin, asam folat,
dan vitamin K. Sedangkan enzim yang penting dalam madu adalah enzim diastase, invertase,
glukosa oksidase, peroksidase, dan lipase. Selain itu unsur kandungan lain madu adalah
memiliki zat antibiotik atau antibakteri. Enzim diastase adalah enzim yang mengubah
karbohidrat kompleks (polisakarida) menjadi karbohidrat yang sederhana (monosakarida).
Enzim invertase adah enzim yang memecah molekul sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Sedangkan enzim peroksidase melakukan peroses oksidasi metabolisme. Semua zat tersebut
berguna untuk proses metabolisme tubuh.

B. Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana proses pembuatan madu?
1.2.2 Bagaimana sifat fisik dan sifat kimia pada madu?
1.2.3 Apa saja kandungan – kandungan yang terdapat pada madu?
1.2.4 Apa saja manfaat pada madu?
1.2.5 Apa saja jenis – jenis madu?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses dari pembuatan madu.
2. Mengetahui sifat fisik dan kimia dari madu.

1
3. Mengetahui kandungan-kandungan yang terdapat pada madu.
4. Mengetahui manfaat dari madu.
5. Mengetahui jenis-jenis madu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Madu

2
Madu adalah bahan alami yang memiliki rasa manis yang dihasilkan oleh lebah dari nektar
atau sari bunga atau cairan yang berasal dari bagian-bagian tanaman hidup yang dikumpulkan,
diubah dan diikat dengan senyawa tertentu oleh lebah kemudian disimpan pada sarang yang
berbentuk heksagonal. Madu merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki rasa manis dan
kental yang berwarna emas sampai coklat gelap dengan kandungan gula yang tinggi serta lemak
rendah. Madu banyak disukai karena rasa dan khasiatnya untuk kesehatan. Madu, menurut
Standar Nasional Indonesi (SNI), didefinisikan sebagai cairan alami yang biasanya memiliki rasa
manis, yang berasal dari nektar bunga. Madu dengan segala kandungannya memiliki sifat yang
unik serta manfaat yang beragam.

1. Proses Pembuatan Madu


Membuat madu merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh madu pekerja.
Setiap harinya para lebah pekerja terbang dari pagi hingga petang ke segala arah dengan
bermacam ketinggian. Jarak kemampuan terbang seekor lebah pekerja mencapai 2-3 km dari
sarang ke tanaman yang memproduksi nektar. Nektar merupakan bahan utama dalam pembuatan
madu. Nektar tersusun atas 20 - 60% gula dan 40-80% air. Selain gula dan air, nectar juga
mengandung mineral, asam organic, vitamin dan zat aromatik.
Secara umum, proses pembuatan madu terbagi menjadi tiga tahap, yaitu pengumpulan
madu, pengubahan nektar menjadi gula invert, pengurangan kandungan air dan pematangan
madu. Proses pembuatan madu dimulai dengan lebah pekerja meninggalkan sarang untuk
mencari bunga-bunga dalam rangka mengumpulkan nektar. Nektar dihisap dengan menggunakan
belalai (lidah) dan dikumpulkan pada sebuah kantong istimewa yang dimiliki oleh lebah pekerja
yang biasa disebut honey sack. Seekor lebah pekerja rata-rata mengunjungi 50 -150 bunga yang
dikumpulkan untuk memenuhi satu honey sack, bergantung pada jenis bunga yang memproduksi
nektar tersebut. Biasanya satu honey sack dapat menampung hingga 4 mg nektar atau sekitar
setengah dari berat lebah pekerja itu sendiri. Untuk itu diperlukan waktu 30 menit hingga
beberapa jam untuk mengumpulkan nektar, jarak sumber nektar pun dapat mempengaruhi waktu
pengambilan nektar.
Saat honey sack telah penuh dengan nektar, lebah pekerja pulang ke sarang. Dalam
perjalanannya nektar yang disimpan pada honey sack mengalami kontak dengan cairan saliva
lebah yang mengandung enzim hydrolase. Pada proses ini terjadi pemecahan gula kompleks pada
nektar menjadi gula invert seperti glukosa dan fruktosa. Nektar yang telah diangkut ke sarang
lebah diletakkan pada sel-sel sarang. Di dalam sel terjadi pengurangan kandungan air dengan
cara penguapan yang dihasilkan dari pengipasan sayap lebah, dimana kipasan sayap lebah
berkisar sekitar 26.400 kepakan per menit.
Sebuah madu dikatakan matang jika kadar air dalam madu siantara 17% - 20%. Kadar air
pada madu berpengaruh untuk mencegah dari fermentasi dan diserang oleh bakteri saat disimpan
di dalam sel-sel sarang. Madu yang terfermentasi oleh ragi akan mengubah gula menjadi etanol,
sehingga menghasilkan alcohol. Untuk itu, kadar air pada madu sangat diperhatikan dalam
proses pematangan madu. Setelah proses ini selesai, lebah pekerja akan menutup bagian atas

3
setiap sel yang telah diisi dengan menggunakan lilin untuk membuatnya kedap udara dan
menjaganya hingga matang dan dipanen.
Sekelompok lebah dapat menghasilkan 30-50 kg madu dalam setahun, dimana untuk
menghasilkan 1 kg madu lebah perlu mengunjungi kurang lebih sekitar 4 juta bunga. Madu-
madu yang dihasilkan sangat bervariasi dalam warna, rasa dan viskositasnya bergantung pada
sumber bunga dari mana nektar dihasilkan. Para lebah pekerja akan terus menerus
mengumpulkan dan menyimpan lebih banyak nectar selama masih ada nektar pada tanaman da
nada sel pada sarang yang masih kosong.

2. Sifat Fisik dan Kimia Pada Madu


Kualitas madu yang dihasilkan sangat berpengaruh pada lebah madu, wilayah
geografis sumber nektar, serta kondisi lingkungan sarang. Secara umum, kualitas madu
tersebut dapat tergambar dari sifat fisik dan kimianya. Sifat fisik madu secara umum
adalah :
a. Warna
Secara fisik, madu dapat dilihat dari warnanya. Berdasarkan warna, madu
diklasifikasikan berdasarkan tujuh warna, mulai dari putih transparan seperti air hingga gelap
pekat. Hal tersebut dipengaruhi oleh nektar yang dikonsumsi lebah. Semakin lama waktu
penyimpanan dan semakin tinggi suhunya, warna madu akan semakin gelap. Madu berwarna
terang mengandung lebih banyak gula, dan madu yang berwarna lebih gelap banyak
mengandung komponen felonik dan mineral (Eleazu dkk., 2013). Madu warna gelap lebih
kuat rasanya dibanding dengan yang warna terang. Warna madu tersebut dipengaruhi oleh
nektar yang dikonsumsi oleh lebah, lama penyimpanan dan proses pengolahan serta suhu.
b. pH
Walaupun dari jenis nektar yang sama, nilai pH pada madu dimungkinkan berbeda. Hal
tersebut biasanya disebabkan oleh perbedaan kandungan mineral dan asam pada madu. Yang
mana kandungan mineral tersebut dipengaruhi oleh kondisi tanah, letak geografis, dan kondisi
iklim tempat tumbuh tanaman sumber nektar (Gulfraz dkk., 2010). Kesegaran madu
diindikasikan dengan pH berkisar antara 3,4 hingga 6,1. Semakin rendah pH, pertumbuhan
bakteri pada madu semakin kecil karena pH yang rendah (Ph 3.2 – 4.5) tersebut akan
menghambat pertumbuhan dan daya hidup bakteri, sehingga bakteri akan mati . pH juga
mempengaruhi tingkat rasa dan aroma (Khalil dkk., 2012).
c. Kadar Air
Kondisi kadar air pada madu sangat berpengaruh pada kualitas madu. Baku mutu madu
kadar air maksimum yang ditetapkan Indonesia tidak lebih dari 22%. Semakin tinggi kadar
air, maka madu akan semakin mudah untuk terfermentasi (Bogdanov.,2009). Kadar air pada
madu dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sarang dan sumber nektarnya. Hal tersebut
berpengaruh juga untuk waktu pemanenan, jika memanen pada waktu pagi hari,

4
dimungkinkan kadar air madu akan naik. Yang karena sifat higroskopisnya, madu akan
menarik embun hingga mencapai kesetimbangan (Evahelda, dkk,. 2017).
d. Kadar Gula Total
Sekitar 70 - 80% gula terkandung pada madu. Dan dari kadar gula tersebut 65% nya
adalah glukosa. Semakin tinggi kadar gula, madu akan semakin kental, dan sifat
higroskopisnya semakin tinggi. Dari kadar gula yang terkandung dalam madu menyebabkan
madu memiliki sifat osmotik yang karenanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Kadar
gula yang tinggi juga mempengaruhi rasa dan umur simpan madu serta menyebabkan warna
lebih gelap (Eleazu dkk., 2013). Adapun 4 faktor yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
anti bakteri pada madu :
1. Kadar gula madu yang tinggi akan menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga bakteri
tidak dapat hidup dan berkembang biak.
2. Tingkat keasaman madu yang rendah (pH 3.2 – 4.5) akan menghambat pertumbuhan dan
daya hidup bakteri, sehingga bakteri akan mati.
3. Madu mengandung senyawa radikal hidrogen peroksida yang dapat membunuh
mikroorganisme patogen.
4. Pada madu adanya senyawa organik, senyawa organik tersebut tipenya bermacam- macam,
yang telah teridentifikasi yaitu poly phenol, flavonoid dan glikosida. Setiap nektar yang
diperoleh dari tanaman akan menentukan komposisi dan kualitas madu, serta rasa dari
madu tersebut.

Sifat Kimia madu secara umum adalah :

1. Madu menurunkan titik beku


2. Laju kristalisasi madu paling cepat pada suhu 14 derajat selsius
3. Berat jenis madu sangat bergantung pada air
4. Komposisi mineral pada madu meliputi kalsium, tembaga, besi, magnesium mangan,
fosfor, natrium dan zink (Sudaryanto., 2010).

3. Kandungan Madu
Madu terdapat 181-200 zat yang berbeda (Fereira et al, 2009) dan terdiri dari
monosakarida 75 - 80% (fruktosa 38,2 % dan glukosa 31,3 %), disakarida (1,31 % sukrosa,
laktosa 7,11 %, dan maltosa 7,31 %), dan air (15-23%) (Fatma, 2017). Selainmitu, Madu
memiliki kandungan vitamin (B1, B2, B5, B6, dan C), mineral (Ca, Na, P Fe, Mg, Mn) dan
enzim berupa diatase (Sudaryanto, 2010). Menurut Purnamasari (2015) menyatakan bahwa
selain enzim diatase yang berperan untuk mengubah glikogen menjadi gula-gula sederhana, ada

5
enzim invertase untuk mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa serta adanya enzim
glukosa peroksida untuk memproduksi hidrogen peroksida dan glukosa asam glukonik.
Hidrogen peroksida di madu berkisar 3 % atau 1-2 mmol/L namun kandungan tersebut
berbeda beda yang dapat disebabkan oleh faktor eksternal yakni tergantung dari serbuk sari yang
dihisap oleh lebah penghasil madu. Selain itu jika kidrogen peroksia yang tinggi menujukan
dengan konsentrasi 30% dapat mengiritasi ligament periodontal nekrosis sementum, ginggiva
terbakar dan mengelupas.
Menurut bogdanov (2004) memyatakan bahwa kualitas madu memiliki beberapa
parameter penting yang bertanggung jawab dalam stabilitas fermentasi seperti kadar air,
keasaman madu dan kadar gula. Semakin tinggi konsentrasi air daan keasaman madu yang
terkandung dari total keseluruhan larutan madu mengakibatkan semakin rendahnya kualitas
madu tersebut serta jika konsentrasi kadar gula yang terkandung rendah maka kualitas madu
yang dihasilkan juga rendah (suranto, 2007).
Pada dasarnya kandungan hidrogen peroksida yang di Komposisikan pada madu dapat
berasal dari alam langsung yang dibawa oleh lebah yang menghisap berbagai nektar sehingga
memiliki khasiat untuk meningkatkam daya tahan tubuh sedangkan hidrogen peroksida yang
dihasilkam dari bahan kimia murni dapat mengakibatkan iritasi pada jaringan.
Kualitas madu tersebut bergantung dari lokasi, letak geografis, asal bunga sumber pakan
lebah madu, wilayah dan periode panennya (Diacu, 2007). Faktor tersebut dapat menyebabkan
berbagai kemungkinan seoerti kadar air yang tinggi sehingga mengurangi daya simpan madu
sehingga dapat membuat madu bersifat masam karena efek etil alkohol dan karbondioksida
(hariyati, 2010).

4. Manfaat Madu
Madu merupakan salah satu bahan pemanis dari lebah yang dapat disimpan tanpa melalui
proses apapun terlebih dahulu. Madu merupakan bahan dengan viskositas tinggi yang dihasilkan
oleh lebah dari nektar bunga. Madu sudah sangat sering digunakan oleh manusia untuk bahan
makanan maupun pengobatan. Berbagai manfaat madu, antara lain sebagai berikut :
a. Sumber Energi
Madu memiliki kandungan nutrisi yang baik dan dapat menjadi sumber energy karena
kandungan karbohidratnya. Karbohidarat dalam madu berbentuk monosakarida, fruktosa,
glukosa dan disakarida. Madu memiliki rasa manis akibat kandungan senyawa tersebut.
b. Antioksidant
Reaksi berantai akibat radikal bebas memiliki efek merusak pada sel dan jaringan tubuh.
Madu mengandung potent antioksidant material yang dapat menghentikan reaksi berantai
akibat radikal bebas. Kandungan antioksidan di dalam madu bervariasi tergantung pada faktor
geografis dan kondisi iklim. Karena kandungan bahan antioksidannya madu dapat mencegah
gangguan inflamasi, penyakit arteri koroner, gangguan neurologis, penuaan dan kanker.

6
c. Anti bakteri
Fungsi anti bakteri dari madu berasal dari sifat asam dari madu, tekanan osmosis tinggi
dan kandungan air rendah, serta hidrogen peroksida. Madu bersifat asam dengan pH sekitar
3,2 - 4,5. pH rendah pada madu diakibatkan oleh asam glukonik yang terbentuk akibat sekresi
enzim oksidasi glukosa pada lebah. Hydrogen peroksida dalam madu diproduksi dari reaksi
oksidasi glukosa oleh enzim oksidasi glukosa. Produksi hidrogen peroksida pada madu efektif
terjadi pada madu yang diencerkan dengan air. Hal ini karena madu yang tidak diencerkan
memiliki pH rendah yang mencegah adanya reaksi enzimatik.
d. Penyembuhan Luka
Kemampuan madu dalam penyembuhan luka disebabkan oleh sifat anti bakterial dari
madu. Karakteristik madu yang mempertahankan kelembapan luka dan viskositas tinggi dari
madu membentuk lapisan proteksi yang mencegah infeksi. Madu juga memiliki efek anti
inflamasi pada proses penyembuhan luka. Madu dapat dioleskan pada luka, tekanan osmosis
pada madu akan menyerap kandungan air di luka sehingga luka akan lebih cepat kering.
Madu memiliki banyak manfaat akan tetapi penggunaannya juga perlu diperhatikan
terutama bagi bayi dan orang yang memiliki alergi terhadap sengatan lebah dan produk lebah
lainnya. Selain itu madu juga masih membawa sifat nektar yang dihisap oleh lebah sehingga
madu memiliki sifat beracun apabila berasal dari nectar tumbuhan beracun.

B. Jenis - Jenis Madu


Ada bebeapa jenis-jenis madu. Berdasarkan sumber bunga (nectar), madu dibedakan
menjadi 2, yakni madu monofloral dan multifolar. Madu yang berasal dari satu jenis tanaman,
missal madu randu dan madu kelengkeng. Madu randu adalah madu yang dihasilkan oleh lebah
yang mengkonsumsi nektar dari tanaman randu. Madu kelengkeng adalah madu yang
dihasilkan oleh lebah yang mengkonsusmi nectar tanaman kelengkeng. Madu monofloral berasal
dari satu jenis nectar atau didominasi oleh satu nectar. Madu multifloral adalah madu yang
berasal dari berjenis-jenis tanaman, sebagai contoh madu hutan dari lebah yang mendapatkan
nectar dari beberapa jenis tanaman.
Madu juga dapat dibagi menurut asal nektar, maupun menurut bentuk madu yang lazim
terdapat dalam istilah pemasaran. Berbagai jenis madu dapat dihasilkan dari berbagai sumber
nektar yang dikenal sebagai madu flora, madu ekstra flora serta madu embun (honey dew
honey).
Madu flora dihasilkan dari nektar bunga. Bila nektar tersebut berasal dari beranekaragam
bunga, maka madu yang dihasilkan disebut madu poliflora dan bila dari satu jenis tanaman
disebut madu monoflora. Madu ekstra flora, madu yang dihasilkan dari nektar yang terdapat di
luar bunga yaitu dari bagian tanaman lain, seperti daun, cabang dan batang. Madu embun
dihasilkan dari cairan hasil sekresi serangga famili Lechanidae, Psyllidae atau Lechnidae yang
diletakkan eksudatnya pada bagian-bagian tanaman. Cairan ini kemudian dihisap dan

7
dikumpulkan oleh lebah madu di dalam bagian tertentu yang disebut sarang madu. Disamping itu
masih ditemui beberapa jenis madu, misalnya madu sisir (comb honey) yaitu madu yang
dipasarkan beserta sisir sarang madu. Madu cair dan madu bergranula (berkristal). Madu
bergranulasi ini juga sering disebut “creamed honey”.Di Indonesia terdapat beberapa jenis madu
yang dikenal oleh masyarakat dan masing-masing madu memiliki karakterisktik serta
keunggulan. Beberapa jenis madu :

1. Madu Kelulut
Madu kelulut memiliki rasa manis dengan sedikit rasa asam. Warnanya cenderung
hitam. Madu kelulut dihasilkan oleh lebah kelulut, namun jangan salah, dari segala keunikan
yang dimilikinya madu ini berkhasiat mengobati penyakit kronik
2. Madu Kopi
Madu kopi dihasilkan dari proses ternak atau budidaya lebah madu yang diternakkan di
kebun kopi. Lebah akan menghisap nektar pada bunga kopi, jadi madu yang dihasilkan juga
memiliki aroma khas kopi. Madu kopi juga memiliki kandungan yang baik bagi tubuh
seperti kaya akan zat hidrat arang, vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin D,
vitamin E, serta vitamin K.
3. Madu Hutan Sumatera
Madu hutan Sumatera merupakan salah satu madu yang populer dan banyak dijual di
toko herbal dan minimarket. Madu ini berkhasiat menambah stamina, menjaga daya tahan
tubuh, sebagai antibiotik, anti bakteri, antiseptik alami, ampuh dalam meredakan sakit
kepala, flu, kejang, hingga gangguan pencernaan seperti diare.
4. Madu Rambutan
Madu rambutan hasil budidaya lebah di kebun rambutan. Madu ini memiliki rasa serta
aroma mirip rambutan ketika dikonsumsi. Warnanya kuning dan tidak keruh seperti madu
pada umumnya, namun rasanya tidak semanis madu hutan sumatera. Madu rambutan
memiliki khasiat seperti mengoptimalkan kinerja organ ginjal, melancarkan urine, mengatasi
sakit pinggang dan lainnya.
5. Madu Hutan Timor
Madu hutan Timor dihasilkan dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Madu ini
memiliki kualitas terbaik ketiga setelah Yunani dan Australia. Manfaat madu ini baik untuk
vitalitas tubuh serta menjaga kesehatan kulit perempuan.
6. Madu Randu
Madu Randu dihasilkan oleh lebah penghisap nektar dari bunga kapuk randu. Madu ini
memiliki warna cokelat muda sedikit bening dan memiliki rasa yang sedikit manis dan ada

8
rasa sedikit asam. Jika dipanen dalam musim panas maka kadar air dalam madu randu akan
lebih sedikit dibandingkan saat musim hujan.
Madu bunga randu memiliki kandungan yang berguna bagi kesehatan tubuh seperti
kandungan mineral, magnesium, kalium, potasium, sodium, klorin, sulfur, zat besi, dan juga
fosfat, juga terdapat berbagai macam vitamin di dalamnya seperti thiamin (B1), riboflavin
(B2). Asam askorbat (C), piridoksin (B6), dan B3.
Madu randu memiliki manfaat bagi pengobatan seperti sakit sariawan, luka bakar,
memperlancar fungsi pada otak, serta membantu meningkatkan sistem imun pada tubuh.
Madu ini juga memiliki kegunaan bagi perawatan kecantikan kulit, yakni digunakan sebagai
masker wajah. Deretan maanfaat itu membuat madu randu baik dikonsumsi balita hingga
orang dewasa.
7. Madu Gung
Madu ini diambil dari nama lebah Gung, lebah liar yang sulit dibudidayakan karena
sifat lebahnya yang sangat agresif. Tak heran jika harga madu gung sangat mahal. Madu
Gung merupakan salah satu madu unggulan dari Indonesia. Madu Gung juga digunakan
sebagai bahan makanan tambahan pada minuman juga sebagai bahan kosmetik. Madu ini
membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memberikan perlindungan terhadap
kanker, menjaga kesehatan organ jantung, membantu mengurangi tukak pada lambung,
menjadi sumber energi yang baik, sebagai obat batuk dan infeksi, dapat mengobati luka luar,
bermanfaat untuk mengobati asma, alternatif sebagai penggati gula bagi penderta diabetes,
membantu mengatasi penyakit herpes, serta membantu meningkatkan fungsi kognitif dan
membantu menginduksi tidur.
8. Madu Bunga Karet
Madu bunga karet memiliki ciri khas warna madu kuning kecokelatan. Rasanya manis
dan punya aroma harum. Madu bunga karet juga memiliki manfaat seperti mengobati sakit
gatal-gatal pada kulit, alergi, keputihan pada organ vital perempuan, luka bakar, juga dapat
meningkatkan daya tahan tubuh. Madu jenis bunga karet akan mengkristal apabila disimpan
dalam jangka waktu lama.
9. Madu Embun
Madu embun merupakan madu yang dihasilkan dari beberapa jenis serangga yang
menghisap cairan hasil sekresi serangga yang meletakan gulanya pada tumbuhan, atau biasa
disebut dengan honeydew. Madu embun kaya mineral dibandingan dengan jenis madu
lainnya. Hasil sekresi tersebut diperoleh dari kelopak-kelopak bunga, atau dari getah-getah
hasil makanan serangga lain seperti getah-getah pada pohon pinus yang juga dapat
menambah khasiat dari madu embun, biasanya lebah akan mengumpulkan honeydew
apabila nektar tidak mencukupi kebutuhan dari mereka.
10. Madu Klanceng

9
Madu klanceng dihasilkan oleh lebah-lebah yang menghisap nektar dari berbagai jenis
bunga. Lebah tersebut tidak memiliki sengat atau Trigona Sp. Lebah ini menggunakan
gigitan sebagai cara melindungi diri dari musuh sebagai pengganti sengat yang berperan
untuk mereduksi. Lebah klanceng mengandung senyawa seperti protacatechuic acid,
hydroxyphenylacetic acid, dan cerumen yang berfungsi sebagai antioksidan yang dapat
membantu meningkatkan proliferasi sel dalam prosesn penyembuhan luka juga memiliki
manfaat sebagai antibakteri serta antiperadangan.
11. Madu Manuka
Madu manuka merupakan madu populer yang diproduksi di Selandia Baru, yang
dihasilkan dari semak pohon teh (Tea Tree). Warnanya gelap. Efektif untuk menyembuhkan
luka bakar. Selain itu, madu bermanfaat mengurangi peradangan dari pasien kolitis
ulserativa, kulit yang mengalami jerawat, dan pasien dengan fibrosis kistik serta madu
manuka dapat membantu mengobati sakit tenggorokan dan menjaga kesehatan mulut agar
sehat.
12. Madu Ekaliptus
Madu eukaliptus (ekaliptus) atau kayu putih merupakan jenis madu yang berasal dari
Australia. Madu ekaliptus memliki aroma dan rasa seperti khas herbal atau beraroma obat-
obatan dengans sedikit bau mentol. Madu ekaliptus memiliki warna yang berbeda-beda
bergantung pada pohon atau semak dari tempat madu tersebut dipanen. Madu ini bermafaat
melawan peradangan, membantu menyembuhkan luka, membantu mengatasi hidung
tersumbat, dan seperti obat batuk kayu putih yang memiliki aroma menyengat.
Konsumsi madu sangat penting di masa pandemi untuk meningkatkan imun tubuh.
Untuk itu pastikan Anda mengkonsumsi madu alami yang baik dan berkualitas agar tubuh
sehat dan jauh akan penyakit.

10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Madu merupakan cairan kental yang dihasilkan oleh lebah dan serangga lanceng sebagai
cadangan makanan yang mereka kumpulkan dengan cara menghisap nektar bunga tanaman atau
cairan gula. Madu banyak disukai karena rasa dan khasiatnya untuk kesehatan. Kualitas madu
yang dihasilkan sangat berpengaruh pada lebah madu, wilayah geografis sumber nektar, serta
kondisi lingkungan sarang. Secara umum, kualitas madu tersebut dapat tergambar dari sifat fisik
dan kimianya. Ada bebeapa jenis-jenis madu. Berdasarkan sumber bunga (nectar), madu
dibedakan menjadi 2, yakni madu monofloral dan multifolar.

B. Saran
Mengingat peran dan manfaat lebah madu yang sangat besar, maka
keberadaannya perlu dijaga dan pemanfaataannya perlu ditingkatkan. Serta perlu
menjaga kelestarian tanaman penghasil pakan lebah madu seperti bunga.

DAFTAR PUSTAKA
Bogdanov, S. (2009). Physical properties of honey. Dalam: Book of Honey, Chapter 4. Bee
Product Science. www. bee-hexagon.net.
Eleazu, C.O., (2013). Determination of the physicochemical composition microbial quality and
free radical scavenging activities of some commercially sold honey samples in
Aba Nigeria. The effect of varying colours. International Journal of Biomedical
Research 4(1): 32–41.
Evahelda, (2017). The Chages of Moisture Content, pH and Total Sugar Content of Honey
Originated from the Flowers of Bangka rubber tree during Storage. International
Jurnal of Scientific Engeering and Research (IJSER).5(5):20152018.
Gulfraz,. (2010). Quality assement and antimi88crobial activity of various honey types of
Pakistan. African Journal of Biotechnology 9(41): 6902–6906.
Hariyanti,(2010). Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies Tanaman Dikotil
dan Monokotil. Jurnal Buletin anotomi dan Fisiologi. Vol. XVIII,No 2
Khalil, (2012). Physicochemical and antioxidant properties of algerian honey. Molecules 17(9):
11199–11215.
Purnamasari, (2015). Perbandingan Parameter Fisikokimia MADU Pahit (Aktivitas enxim diase,
Gula Peredukasi (Glukosa), Keasaman, Cemaran Abu dan Arsen) dengan Madu
Manis Murni Prosiding Penelitian SPeSIA (Sivitas akademika Kesehatan dan
Farmasi) FMIPA Universitas Islam Bandung. Bandung.
Sudaryanto, Heri. (2010). Analisis Kualitas Fisik dan Kimia Madu Lebah di DesaKuapan
Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Skripsi. Universitas Islam Sultan Syarif
Kasim Riau.
Suranto, (2007). Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Jakarta:Agro Media Pustaka

iii

Anda mungkin juga menyukai