Oleh :
WIDYASTUTI
M1A1 16 207
JURUSAN KEHUTANAN
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Makalah berjudul Budidaya Lebah
Madu ini yang merupakan tugas individu mata kuliah Teknologi Pengolahan
Lebah Madu.
Makalah ini di buat berdasarkan pengetahuan yang kami miliki, selain itu
kami mengutip dari sebagian sumber-sumber seperti buku dan jurnal yang
berkaitan langsung dan relevan dengan judul makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah kami ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami membutuhkan
kritikan & saran dari pembaca untuk menciptakan karya ilmiah yang lebih baik
lagi.
Warohmatullahi Wabarakatuh.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
BAB IV PENUTUP.............................................................................................22
4.1. Kesimpulan...........................................................................................22
4.2. Saran......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Hal ini di buktikan dengan adanya pembudidayaan lebah madu yang tersebar di
beberapa tempat di Indonesia. Sejauh ini ada sekitar tujuh spesies lebah madu
yang dikenal dengan sekitar 44 sub-spesies. Semua spesies ini termasuk dalam
genus Apis. Mereka memproduksi dan menyimpan madu yang dihasilkan dari
nektar bunga. Sarang mereka terbuat dari lilin, yang dihasilkan oleh para lebah
pekerja dalam koloni mereka. Lebah madu yang terdapat di alam Indonesia antara
A. koschevnikovi. Lebah madu di kenal oleh manusia sejak beberapa ribu tahun
Sejak beribu-ribu tahun yang lalu, lebah madu berkembang begitu pesat
hingga zaman modern saat ini, mulai dari luar negeri sampai ke pelosok-pelosok
dari tiga jenis lebah madu yaitu; Apis dorsata (lebah hutan), Apis mellifera (lebah
unggul) dan Apis cerana (lebah lokal) yang ada di atas atap-atap rumah penduduk.
Dari segi kualitas, madu hutan (madu organik) berwarna hitam pekat lebih baik
dianggap sebagai madu palsu. Banyak orang penasaran untuk membedakan madu
asli yang dihasilkan lebah pencari makan di alam bebas dari madu palsu.
5
Disinyalir, peredaran madu palsu di Indonesia sangat tinggi. Uji coba madu asli
atau palsu lewat aroma, semut yang mengerubuti, kekentalan jika diteteskan pada
debu, belum jadi jaminan keaslian sebuah produk madu. Madu asli mengandung
kalium, sedangkan madu palsu mengandung campuran glukosa dengan gula pasir,
besar untuk konservasi dan budidaya lebah madu, karena dari tujuh spesies lebah
di dunia ada enam species yang hidup di Indonesia yang sudah di manfaatkan
masyarakat untuk di ambil lilin dan madunya. Budidaya lebah madu dapat di
meningkatkan kualitas lebah madu secara lestari. Dengan kata lain budidaya dan
teknik budidaya lebah madu dan terkhusus yang dapat di budidayakan di Sulawesi
tenggara.
1.2. Tujuan dan Manfaat
lebah penghasil madu, habitat dan penyebaranya, teknik budidaya lebah madu dan
Manfaat dari makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui jenis-
jenis lebah apa saja yang dapat menghasilkan madu, habitat dan penyebaranya,
teknik budidaya lebah madu serta mengetahui jenis lebah madu yang dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
oleh manusia untuk diambil manfaatnya berupa madu. Sejak zaman budaya kuno
tempat lain untuk diambil madunya. Lebah juga menghasilkan produk yang
sangat dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal jelly, pollen, malam (lilin)
dengan cara tradisional memakai gelodog kayu dan berkembang hingga saat ini
Lebah termasuk hewan yang masuk dalam kelas insekta famili Apini dan
penyebarannya: 1). Apis cerana, diduga berasal dari daratan Asia menyebar
sampai Afghanistan, Cina maupun dan Jepang. 2). Apis mellifera, banyak
dijumpai di daratan Eropa, misalnya Prancis, Yunani dan Italia serta di daerah
sekitar Mediterania. 3. Apis Dorsata, memiliki ukuran tubuh paling besar dengan
daerah penyebaran sub tropis dan tropis Asia seperti Indonesia, Philipina dan
4. Apis Florea merupakan spesies terkecil tersebar mulai dari Timur Tengah, India
C, pada suhu ini lebah dapat beraktifitas normal seperti pada habitat aslinya. Suhu di
bersuhu normal 25 derajat C, lebah madu masih ideal dibudidayakan. Lokasi yang
disukai lebah adalah tempat terbuka, jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga
kandang lebah modern (stup), pakaian kerja dan peralatan. Syarat yang paling utama
dalam pembudidayaan lebah madu yang harus yang dipenuhi dalam budidaya lebah
adalah ada seekor ratu lebah dan ribuan ekor lebah pekerja serta lebah jantan. Dalam
satu koloni tidak boleh lebih dari satu ratu karena antar ratu akan saling bunuh untuk
Asia Tenggara, ternyata jumlah species lebah madu lebih banyak dari yang
diperkirakan semula. Dalam kurun waktu sekitar delapan tahun, species lebah
madu telah berkembang dari empat menjadi sembilan species dengan tiga
koschevnikovi, nigrocincta, dan nuluensis. Pada saat hanya empat species lebah
florea, dorsata, dan cerana. Subspecies A. dorsata binghami yang hanya terdapat
2001).
9
BAB III
PEMBAHASAN
Lebah madu sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat dunia maupun
masyarakat Indonesia. Hal ini dapat diketahui melalui adanya berbagai nama
lebah dalam beberpa bahasa daerah, seperti nyiruan dalam bahasa sunda, tawon
dalam bahasa jawa, labah dalam bahsa minang, loba dalam bahasa tapanuli dan
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Family : Apidae
Genus : Apis
Sejauh ini, lebah madu yang telah teridantifikasi terdiri dari lima jenis
lebah, yaitu; Apis florae, Apis trigona, Apis cerana javanica/ indica, Apis
mellifera, dan Apis dorsata. Dari kelima jenis lebah tersebut terdapat lebah madu
yang telah dapat di budidayakan dan ada juga yang belum dapat di budidayakan.
3.1.1. Lebah madu yang telah di budidayakan
berikut :
dan Sumatera Barat. Ciri-ciri fisik yang menonjol dari lebah ini jika dibandingkan
dengan jenis A. cerana adalah warna merah disebagian besar tubuhnya yang
Selatan lebah madu jenis ini lebih produktif dari pada jenis A. cerana.
Lebah ini adalah lebah madu utama yang dibudidayakan hampir disemua
negara, termasuk Indonesia. Apis mellifera umum ditemuka pada daerah beriklim
sedang seperti Eropa, Perancis, Yunani, Spanyol, dan Yugoslavia. Jenis ini
berukuran sedikit lebih besar dari A. cerana dan memiliki gelang berwarna di
belakang abdomen. Alasan utama mengapa jenis ini dipilih, karena produksi madu
yang dihasilkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lebah madu yang
lain.
Lebah ini merupakan jenis lebah madu asli Asia yang tersebar mulai dari
Afganistan, Cina, Jepang dan Indonesia. Lebah jenis ini banyak dibudidayakan
mengingat daya adaptasi lebah ini yang cukup tinggi. Produktivitas madu A.
cerana di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu antara 1-5 kg per koloni per
11
tahun. Bentuk tubuhnya hampir menyerupai A. dorsata hanya saja lebih kecil dan
lebih jinak.
Beberapa jenis lebah madu yang telah diketahui namun belum dapat
dibudidayakan yaitu :
Jenis Apis dorsata hanya mendiami sub tropis dan tropis di kawasan Asia,
dorsata banyak dihasilkan dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian, dan
pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat serta Nusa Tenggara timur. Sarang A. dorsata
tergantung di cabang pohon, tebing batuan, atau pada celah bangunan. Ukuran
sarang bervariasi dengan ukuran terpanjang dan tertinggi dapat mencapai dua
tinggi.
Jenis ini merupakan jenis lebah yang paling kecil diantara jenis lebah
madu lainnya. Jenis ini tersebar mulai dari Oman, Iran di Asia Barat hingga India
membangun sarang tunggal satu sisiran dengan lebar lebih kurang 35 cm dengan
tinggi 27 cm, dan tebal 1,8 cm. Sisiran sarang tersebut menggantung pada sehelai
daun atau melingkari dahan pohon. Terkadang sarang dibangun juga dalam rongga
liang atau gua, ataupun rongga pohon. Jenis ini termasuk lebah liar dan tidak
dibudidayakan karena produksi madu yang rendah, yaitu sekitar 1-3 kg per koloni
per tahun.
Lebah jenis ini merupakan lebah madu asli Indonesia yang membangun
terbuka pada cabang pohon atau bukit batu yang terjal. Lebah madu ini dapat
mdpl. Sampai sekarang jenis ini belum berhasil dibudidayakan dan informasi
ketinggian tempat lebih dari 1.200 mdpl, yang menjadikan lebah ini sangat langka
Habitat dan penyebaran dari lebah madu yang telah diketahui hingga saat
ini yaitu mendiami hampir di seluruh daerah tropis dan subtropis. Mulai dari asia
suhu udaranya 26–35°C. Lebah madu A. cerana dapat dipelihara baik di dataran
tinggi, maupun dataran rendah. Menurut Murtidjo (1991), pada temperature 20°C
lebah madu mulai aktif dalam usahanya memperoleh nektar dan polen, namun
waktu yang dibutuhkan dalam memperoleh nektar dan polen relatif pendek,
sedangkan pada temperatur sekitar 30°C lebah sangat aktif mencari nektar atau
Beberapa jenis lebah madu dapat hidup pada dua ketinggian yaitu pada
dataran tinggi dan dataran rendah. Novita et al., 2013 mengatakan bahwa lebah
jenis A. cerana dapat dibudidayakan pada ketinggian tempat yang berbeda yaitu
pada dataran tinggi antara 500 sampai <1000 mdpl dan dataran rendah 0-100 m
dpl. Sedangkan penelitian dari Mattu dan Verma (1984) yang telah meneliti
morfologi lebah A. cerana di daerah Kashmir (India Utara) lebah jenis ini dapat
hidup pada dua tempat ketinggian yaitu pada dataran rendah dengan ketinggian
Dalam satu koloni lebah madu terdapat seekor lebah ratu (queen) sebagai
pemimpin koloni, ratusan lebah jantan (drone) dan puluhan ribu lebah pekerja.
menghasilkan malam (lilin lebah, wax), membuat sarang dan mencari makan,
berukuran dua kali panjang lebah pekerja dan bobotnya mencapai 2,8 kali bobot
mampu menghasilkan telur sebanyak 1.000 sampai 2.000 butir telur per hari
(tertunas dan tidak tertunas). Lebah ratu mampu bertelur hingga umur 3-5 tahun
Lebah jantan berukuran lebih besar dan stouter dari lebah ratu atau lebah
pekerja. Lebah jantan hanya berperan sebagai pejantan dalam proses reproduksi
sehingga tidak memiliki keranjang pollen, sengat, dan wax. Setelah mengawini
lebah ratu maka alat vital lebah jantan akan terlepas dari tubuhnya sehingga lebah
suatu koloni. Lebah pekerja ini merupakan lebah betina yang memiliki ovarium
relative kecil sehingga tidak mampu menghasilkan telur dalam kondisi normal
sarang.
yang tepat, adapun syarat-syarat lokasi peternakan lebah madu yang baik adalah
sebagai berikut :
Setelah pemilihan tempat yang tepat dan strategis, produksi madu juga
stup maka setiap koloni dapat diperiksa setiap saat dengan cara mengangkat
sisiran-sisiran sarang satu persatu dan pemanenan madu dapat dilakukan dengan
selektif tanpa merusak sisiran sarang. Stup terbuat dari bahan kayu dengan
ketebalan 2 cm, panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 26 cm, sedangkan frame
mempunyai panjang 48 cm, lebar 3 cm, dan tinggi 23 cm. Bahan kayu yang
menahan gerak atau menghalangi ratu supaya tidak naik ke kotak di atasnya, 3).
Kurungan ratu, digunakan untuk mengamankan ratu atau untuk mengenalkan ratu
pada koloni yang membutuhkan ratu baru, 4). Mangkokan ratu, digunakan untuk
menempatkan calon-calon ratu baru dan 5). Bingkai stimulasi, digunakan untuk
menjinakkan lebah, 2). Penutup muka, digunakan untuk melindungi muka dari
yang melekat kuat pada stup, 4). Sarung tangan untuk melindungi tangan dari
sengatan lebah dan 5). Sikat lebah untuk menghalau lebah dari sisiran sarang.
Bibit yang unggul biasanya sudah terbukti dan telah dibudidayakan dan
menghasilkan madu yang berkualitas. Sehingga untuk mendapatkan bibit lebah ini
dapat diperoleh di peternak lebah atau Apiari. Bibit yang baik dicirikan dengan
keadaan yang sehat dan dalam satu koloni terdapat banyak lebah, calon anakan,
pemeriksa harus memakai perlengkapan secara lengkap. Selain itu kandang juga
hama penyakit. Pemeriksaan juga dilakukan untuk melihat persediaan pakan dan
telur. Pemeriksaan yang intensif dilakukan terutama pada saat panceklik. Kegiatan
pakan bagi lebah madu sebagian dihasilkan oleh tanaman, yaitu berupa pollen
17
(tepung sari) dan nektar (cairan manis di bunga) atau eksreakfroral, yaitu cairan
3. Nektar tersedia dalam jumlah yang cukup dan bisa diambil oleh lebah dan
cara menghisap melalui mulut dan asafagus, yang kemudian masuk ke dalam
perut. Dalam perut lebah, nektar bercampur dengan saliva yang mengandung
disimpan dalam sel sarang. Perubahan nektar menjadi madu melalui proses kimia
dan fisik. Secara kimiawi ditandai dengan proses perubahan gula nectar, menjadi
gula sederhana yaitu fruktosa, glukosa, oleh enzim invertase dan amylase ketika
enzim tetap bekerja. Secara fisik perubahan nektar manjadi madu melalui proses
penguapan yang menyebabkan turunnya kadar air nectar secara signifikan selama
proses transfer antara lebah pekerja dan penyimpan dalam sarang. Madu yang
sudah matang ditandai dengan kadar air yang telah mencapai rata-rata 21%
tertutup oleh lilin lebah. Sebagai patokan saat panen madu yaitu paling sedikit
sepertiga dari sel-sel sarang madu telah tertutup lilin dengan tujuan agar kadar air
1. Membuka tutup stup lebah dan hembuskan asap ke dalam stup melalui penutup
dalam (kasa).
3. Hentakan sisiran sarang ke arah dalam stup sehingga lebah lepas dari sisiran
dan jatuh ke dasar stup. Lebah yang masih menepel pada sisiran dibersihkan
4. Kupas lilin penutup madu dengan pisau. Lilin tersebut lalu ditempatkan pada
wadah penampung.
sarang lebah.
6. Setelah madu keluar semua, sisiran dikembalikan ke dalam stup agar dapat
antara satu strata dengan strata yang lainnya, dalam satu koloni lebah madu
terbagi kedalam tiga strata yaitu strata ratu lebah, lebah pekerja dan lebah
pejantan. Secara umum lebah madu dapat dibedakan menjadi lebah madu
bersengat dan lebah madu yang tidak bersengat. Salah satu lebah yang mendiami
Sulawesi tenggara adalah lebah Trigona sp. lebah ini termasuk lebah yang tidak
memiliki sengat. Selain menghasilkan madu lebah ini juga dapat menghasilkan
Lebah madu Trigona sp. merupakan salah satu serangga sosial yang hidup
berkelompok membentuk koloni. Salah satu koloni lebah ini berjumlah 300
sampai 80000 lebah. Trigona sp. merupakan salah satu jenis dari genus
Meliponini yaitu jenis lebah madu yang tidak bersengat (stingless bee). Trigona
sp. mengandalkan propolis untuk melindungi sarang dari serangan predator dan
berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Artropoda
Ordo : Hymnoptera
Sub Ordo : Apocrita
Family : Apidae
Genus : Trigona
yang ada pada bunga, memproduksi propolis yang dia hasilkan dari
mengkonsumsi getah dan bee polen yang di dapat dari serbuk sari bunga. Secara
modern lebah Trigona sp. dipelihara dengan menggunakan stup yang secara
yang lebih baik karena pemeliharaan lebah madu dalam peti akan mempermudah
Daerah yang memproduksi lebah madu Trigona sp. bertempat di Desa Wata
ini merupakan daerah yang masih sangat potensial mengingat daerah tersebut masih
memiliki vegetasi hutan yang masih terjaga, tanaman perkebunan yang melimpah
dengan jenis bunga-bungaan yang masih lestari yang cocok bagi lebah untuk
berkembang biak dan mencari pakan sebagai tempat habitat bagi mereka (Banowu, H.
2016).
21
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Terdapat lima jenis lebah madu yang telah teridentifikasi yaitu; Apis florae,
Apis trigona, Apis cerana javanica/ indica, Apis mellifera, dan Apis dorsata.
2. Habitat dan penyebaran dari lebah madu yang telah diketahui hingga saat ini
yaitu mendiami hampir di seluruh daerah tropis dan subtropis. Mulai dari asia
3. Syarat-syarat lokasi budidaya lebah madu yang baik adalah sebagai berikut :
lebah ini termasuk lebah yang tidak memiliki sengat. Selain menghasilkan
madu lebah ini juga dapat menghasilkan propolis dan bee polen.
4.2. Saran
antara hewan dan lingkunganya adalah satu kesatuan yang tidak dapat di
pisahkan. Yang mana kita selaku mahluk yang selalu berfikir dan bertindak dapat
DAFTAR PUSTAKA
Banowu, H. 2016. Studi perkembangan koloni dan produksi Lebah Trigona sp.
dari posisi stup yang berbeda [skripsi]. Universitas halu oleo. Kendari.
Sihombing, D.T.H. 1997. Ilmu ternak Lebah madu. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Trubus. 1988. Manisnya rupiah dari madu Lebah. Penebar swadaya. Jakarta.