Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pembangunan pertanian dalam Pembangunan Jangka Panjang adalah
terciptanya pertanian yang mandiri, maju, sejahtera, berkeadilan, berwawasan
agribisnis, berbudaya industri dan berbasis pedesaan. Pembangunan agroindustri
mendapat prioritas untuk ditingkatkan, dengan tujuan mampu menjamin
pemanfaatan hasil pertanian secara optimal dengan memberikan nilai tambah
yang tinggi melalui pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan teknologi
pengolahan serta melalui keterkaitan yang saling menguntungkan antara petani
sebagai produsen dengan industri.
Ilmu Pengetahuan merupakan modal utama dalam pembangunan pada saat
sekarang ini, Namun,hal itu saja tidaklah cukup karena ilmu pengetahuan yang
didapatkan dari lembaga pendidikan berbedadengan yang ada di lapangan. Oleh
karena itu, pengalaman di lapangan sangat mendukung untuk memperoleh
Sumber Daya Manusia yang tidak hanya mempunyai kemampuan di bidang
akademis tetapi juga terampil dan mampu mengembangkan profesinya sehingga
di harapkan mampu bersaing untuk memperoleh kesempatan kerja.
Salah satu komoditi yang mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan
di Indonesia adalah jenis buah-buahan, seperti jeruk, mangga, melon dan
strawberry baik ditinjau dari budidayanya maupun produk olahannya. Potensi
buah-buahan sebagai bahan baku di Indonesia sangat besar. Faktor-faktor yang
menguntungkan Indonesia untuk mengembangkan sistem agribisnis buah-buahan
adalah ketersediaan sumber daya tanah yang masih luas dan subur, kesesuaian
iklim, potensi tenaga kerja, dan peluang pemasaran produk makin terbuka luas.
Pengolahan berbagai jenis buah-buahan sampai saat ini masih sangat
sederhana atau tradisional dan pada umumnya merupakan usaha industri kecil,
sehingga rata-rata 86,07 % dari produksi buah-buahan segar cepat membusuk.
Dari bemacam buah – buahan tersebut dapat diolah menjadi produk makanan dan
minuman. Salah satunya yang menjadi konsumsi masyarakat Indonesia adalah
minuman untuk pelepas dahaga dan sebagai buah pencuci mulut serta buah –
buahan dapat diolah menjadi minuman segar yang dapat memberikan kesegaran
bagi yang meminumnya, seperti minuman beraroma buah – buahan. Dengan iklim
dan suhu rata rata yang panas di Indonesia, maka peluang bisnis produk minuman
segar aroma buah sangat besar karena minuman aroma buah sangat cocok untuk
iklim yang panas apalagi ditunjang dengan rasa buah – buahan yang tropis,
misalnya jeruk, mangga, melon, anggur dan strawberry.
Dengan kemajuan teknologi saat ini, untuk memudahkan memperoleh
minuman segar dengan vitamin, mineral dan sumber gizi lainnya. PT. Bumi
Sarimas Indonesia memproduksi minuman beraroma buah dengan nama produk
Aico. Aico merupakan produk minuman segar berperisa buah dengan berbagai
macam rasa yaitu jeruk, mangga, melon, anggur dan strawberry serta minuman
rasa teh yang sifatnya instan dan siap untuk diminum. Keunggulan dari produk
minuman Aico ini adalah pada proses pembuatan minumannya tidak
membutuhkan waktu yang lama dengan cita rasa yang baik.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu program wajib
diikuti oleh mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.
Penempatan Kerja Lapangan yang dilakukan tergantung pada minat dan
kesempatan yang didapat oleh mahasiswa yang bersangkutan.
Sektor industri dan pangan merupakan salah satu bidang yang cukup
mendapat perhatian, terutama bidang agroindustri makanan dan minuman. PT
Bumi Sarimas Indonesia (BSI) dengan merek dagang cocomas , untuk bahan baku
kelapa yang digunakan dan AICO untuk produk minuman ringan dan rasa AMDK
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan bahan hasil
pertanian berbahan baku yang berasal dari kelapa seperti industri minyak
kelapa,VCO, santan kelapa, nata de coco,tepung kelapa ( Desiccated Coconut )
sedangkan produk lain seperti minuman ringan beraroma dengan merek dagang
dari AMDK minuman aico dan aicos yang mempunyai nilai ekonomis yang baik.
Pemilihan tema praktek kerja lapangan dengan judul ”Mempelajari Proses
Pembuatan Minuman Aico di PT Bumi Sarimas Indonesia(Cocomas) padang”
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mempelajari secara rinci
mengenai proses pembuatan minuman Aico dengan berbagai macam rasa yaitu
jeruk, mangga, melon, anggur, strawberry dan minuman teh.

1.2 . Tujuan
Kegiatan Praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan mempelajari proses produksi syrup Aico secara rinci.
2. Memperluas wawasan mahasiswa dan mengembangkan ilmu yang di peroleh
selama kuliah.
3. Mendapatkan gambaran dan menambah wawasan serta pengalaman tentang
industri pangan.
4. Mendapatkan pengalaman kerja serta mencocokan teori yang diperoleh di
bangku kuliah dengan lapangan.

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan ini dilakukan di PT Bumi
Sarimas Indonesia(BSI) Jln Raya Padang Bukittinggi KM 21,Duku Kecamatan
batang Anai kab- Padang Pariaman.Waktu kegiatan praktek kerja lapangan ini
dilaksanakan pada tanggal 08 januari 2015 sampai dengan 22 februari 2015.

1.4. Metode Pelaksanaan


Praktek kerja lapangan ini dilakukan dengan metode pengamatan langsung
di lapangan,pengumpulan data,wawancara dan diskusi dengan pihak-pihak
PT,dan ikut serta dalam kegiatan produksi Aico di PT. Bumi Sarimas Indonesia.
II. PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Profil Umum PT. Bumi Sarimas Indonesia


PT. Bumi Sarimas Indonesia yang berlokasi di jalan raya padang
bukittnggi, Km 21 Duku, Padang Pariaman Sumbar adalah sebuah pabrik
pengolahan kelapa terpadu dengan besar areanya 80.000 M2. Produk utama adalah
kelapa parut kering (Desiccated Coconut) dan santan kelapa (Coconut Cream)
dengan produk sampingan seperti minyak kelapa mentah (Crude Coconut Oil ),
Bungkil (Coconut Meal) dan Nata De Coco termasuk air minum dalam kemasan,
Virgin Coconut Oil (VCO), minuman rasa buah (AICO), Coconut Water.

Aktivitas yang dilakukan semenjak tahun 1999 sampai sekarang adalah sbb :
Tahun Aktivitas
Februari 1999 perusahaan pertama kali berdiri
September 1999 pertama kalinya beroperasi untuk produksi Desicctaed
Coconut dan Crude Coconut Oil
Desember 2000 mulai beroperasinya produk Coconut Cream
Oktober 2002 mulai beroperasinya produk Nata De Coco
April 2003 mulai beroperasinya produksi air minum dalam kemasan
November 2003 sertifikasi HACCP untuk ruang lingkup Desiccated
Coconut dan Coconut Cream serta ISO 9001:2008 untuk
ruang lingkup Desiccated Coconut, Coconut Cream,Nata de
coco, Crude Coconut Oil, Virgin Cococnut Oil (VCO) dan
Air Minum Dalam Kemasan
Juni 2004 penggantian nama perusahaan dari PT. Bumi Sarimas
Kelapa menjadi PT. Bumi Sarimas Indonesia
November 2007 sertifikasi British Retail Consortium (BRC) Global
Standard Food Issue 4 untuk ruang lingkup Desiccated
Coconut dan Coconut Cream
September 2006 mulai beroperasinya produk minuman rasa buah (AICO)
Agustus 2009 mulai beroperasinya produksi minuman jus kelapa (Cendol)
Mei 2011 mulai beroperasinya produksi Coconut Water

Untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap keselamatan makanan,


pengawasan haru dilakukan secara konsisten pada setiap titik-titik jalur proses
dimana kondisi kritis bisa muncul. Bahaya ini berupa bahaya biologi, kimia yang
dapat mencemari dan fisik produk tersebut.Untuk mencapai itu, sistem HACCP
dibuat untuk mengidentifikasi bahaya spesifik pada keseluruhan proses
produksi,dan pencegahannya mulai dari bahan baku hingga produk akhir. Dengan
cara ini, bahaya dapat dikontrol dan diminimalisir dengan penerapan pencegahan
yang efektif serta verifikasi secara terus menerus untuk mengukur efektifitas
secara keseluruhan.
III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Sirup
Sirup adalah larutan gula pekat dengan atau tanpa penambahan bahan
tambahan pangan yang diizinkan (BSN, 1994). Berdasarkan bahan baku yang
digunakan untuk pembuatan syrup, maka syrup dibedakan menjadi lima, yaitu:
syrup maltosa, sirup glukosa, sirup fruktosa, sirup buah dan sirup esens (BSN,
1994). Berdasarkan kategori pangan sirup fruktosa, glukosa dan maltosa sebagai
pemanis. Sedangkan sirup buah, berperisa, squash dan squash berperisa sebagai
minuman (Badan POM RI, 2006).
Sirup glukosa, fruktosa atau maltosa merupakan cairan kental danjernih
dengan komponen utama glukosa, fruktosa atau maltosa yang diperoleh dari
hidrolisis pati dengan cara kimia atau enzematis. Syrup buah atau minuman
squash adalah syrup yang aroma dan rasanya ditentukan oleh buah segar. Syrup
buah atau squash adalah produk minuman yang cita rasanya ditentukan oleh sari
buah yang ditambahkan. Syrup esens atau syrup berperisa adalah produk
minuman yang cita rasanya ditentukan oleh esens yang ditambahkan misalnya:
perisa jeruk (orange), mangga, strawberry, anggur, melon dan perisa teh dan lain-
lain (Badan POM RI, 2006). Squash berperisa adalah produk minuman yang cita
rasanya ditentukan oleh perisa dengan atau tanpa cita rasa buah (Badan POM RI,
2006).

3.2 Bahan Tambahan Pangan


Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke
dalampangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, baik yang
mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi (BSN, 2004).BTP merupakan bahan
ditambahkan dengan sengaja ke dalam produk pangan dalam jumlah kecil dengan
tujuan untuk memperbaiki penampilan, cita rasa, memperpanjang daya simpandan
lain-lain (BSN, 1995).
Bahan tambahan pangan bukan bagian dari bahan pangan, tetapi
terdapatdalam produk pangan tersebut karena perlakuan saat pengolahan,
penyimpanan dan pengemasan.BTP meliputi bahan pengawet, pemanis, pewarna,
penguat rasa,pemutih, anti kempal dan anti oksidan (BSN, 1995). Batas
penggunaanmaksimum atau konsentrasi maksimum yang diizinkan untuk
ditambahkan kedalam produk pangan dinyatakan dalam milligram per kilogram
bahan sesuai dengan nomor kategori pangan (Badan POM RI, 2006; BSN, 2004).

3.2.1 Bahan Pemanis Pangan


Pemanis sintetis adalah bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkan
terutama rasa manis pada produk pangan dengan tidak atau sedikit
mempunyainilai gizi atau kalori. Pemanis sintetis yang diizinkan mencakup
alitam,asesulfam,
aspartam, isomalt, laktitol, maltitol, manitol, neotam, sakarin, siklamat,
silitol,sorbitol dan sukralosa (BSN, 2004). Pada produk sirup aico di PT. Bumi
Sarimas Indonesia hanya menggunakan pemanis sintetis seperti Aspartam dan
siklamat dengan jumlah yang digunakan sesuai dengan ketentuan pangan.Pemanis
sintetis dapat ditemukan hampir pada semua produk, seperti: syrup, yoghurt, es
krim, makanan pencuci mulut, permen,permen karet, saus dan produk lainnya
(Zygler, et al., 2011).

3.2.1.1 Aspartam
Aspartam ditemukan pada tahun 1965 oleh James Schslatte sebagai
hasil percobaan yang gagal.Aspartam merupakan dipeptida yang dibuat
dari hasil penggabungan asam aspartat dan fenilalanina.Fenilalanina
merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampai
pesan pada sistem saraf otak.
Aspartam atau metil ester dari L-aspartil-L-fenilalanin merupakan
pemanis yang mempunyai nilai kalori karena aspartam merupakan suatu
dipeptida dengan kadar kemanisan yang tinggi (200 kali sukrosa). Karena
merupakan dipeptida, Asapartam mudah terhidrolisis, mudah mengalami
reaksi kimia yang biasa terjadi pada komponen pangan lainnya dan
mungkin terdegradasi oleh mikroba.Hal tersebut tentunya merupakan
limitasi penggunaan aspartam pada produk-produk pangan berkadar air
tinggi. Jika mengalami hidrolisis aspartam akan kehilangan rasa manisnya.
Di dalam makanan aspartam dapat mengalami kondensasi intramolukuler
menghasilkan diketo piperazin.
Rumus kimia aspartame :

Aspartam merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl-


phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester dari
dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam
amino essensial fenilalanina. Aspartam punya kekuatan manis 160 hingga
220 kali lebih tinggi daripada gula sukrosa.
Aspartam merupakan pemanis rendah kalori dengan kemanisan
200 kali kemanisan gula (sukrosa), sehingga untuk mencapai titik
kemanisan yang sama diperlukan aspartam kurang dari satu persen
sukrosa. Seperti banyak peptida lainnya, kandungan energi aspartam
sangat rendah yaitu sekitar 4 kCal (17 kJ) per gram untuk menghasilkan
rasa manis sehingga kontribusi kalorinya bisa diabaikan sehingga
menyebabkan aspartam sangat populer untuk menghindari kalori dari gula.
Penggunaan aspartam ditujukan untuk mengurangi jumlah kalori
gula dan biasanya dipakai pada produk-produk diet atau untuk penderita
dengan kebutuhan medis tertentu, seperti diabetes. Aspartam dijual dengan
nama dagang komersial seperti Equal, Nutrasweet dan Canderel dan telah
digunakan di hampir 6.000 produk makanan dan minuman di seluruh
dunia. Terutama digunakan di minuman soda dan permen.
Saat ini aspartam telah ada dalam berbagai bentuk, seperti cair,
granular, enkapsulasi dan juga tepung.Dengan demikian, aspartam dapat
digunakan dalam berbagai bentuk dan jenis makanan maupun
minuman.Bentuk enkapsulasi bersifat tahan panas sehingga dapat
digunakan untuk produk-produk yang memerlukan suhu tinggi dalam
pembuatannya. Meski dinyatakan aman, tetapi kontroversi
bahaya aspartam terus merebak. Hal ini membuat pangsa pasarnya mulai
berkurang direbut oleh pemanis lain yaitu sukralosa.
Aspartam adalah pemanis buatan yang tersusun dari 2 macam asam
amino yaitu asam aspartat dan fenilalanin.Ia ditemukan pada tahun 1965
oleh James Schslatte sebagai hasil percobaan yang gagal. Asam aspartat
dan fenilalanin sendiri merupakan asam amino yang menyusun protein,
khusus asam aspartat, ia juga merupakan senyawa penghantar pada sistem
saraf (neurotransmiter). Aspartam, dikenal juga dengan kode E951,
memiliki kadar kemanisan 200 kali daripada gula (sukrosa), dan banyak
dijumpai pada produk-produk minuman dan makanan/permen rendah
kalori atau sugar-free. Nama dagang aspartam sebagai pemanis buatan
antara lain adalah Equal, Nutrasweet dan Canderel.
Aspartam masuk pasar Amerika sejak tahun 1981 dan di Inggris
pada tahun 1982, setelah kajian (review) mengenai keamanannya oleh
Badan Pemerintah yang berwenang di masing-masing negara. Sebelum
disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration), semacam Badan
POMnya Amerika, keamanan aspartam telah diuji melalui lebih dari 100
kajian ilmiah, baik pada manusia maupun hewan uji. Hingga saat ini, FDA
belum mengubah keputusannya, dan menyetujui aspartam sebagai
pemanis buatan yang aman.

3.2.1.2 Siklamat
Siklamat, asam siklamat atau asam sikloheksilsulfamat
(C6H13NO3S)(Ambarsari, dkk., 2009), mempunyai pKa 1,90 dan panjang
gelombangmaksimum 194 nm (Xiao, et al., 2011). Siklamat digunakan
dalam bentuk garam kalsium, kalium dan natrium. Garam siklamat
berbentuk kristal putih, tidakberbau, tidak berwarna, mudah larut dalam air
dan etanol, berasa manis(Ambarsari, dkk., 2009).
Siklamat memiliki kemanisan relatif sebesar 30 kali kemanisan
sukrosadan tanpa nilai kalori.Kombinasi dengan sakarin bersifat sinergis.
JECFAmenetapkan acceptable daily intake (ADI) untuk siklamat sebesar
11 mg/kg bb/hari. Penggunaan pada sirup esens tidak lebih dari 1000
mg/kg (BSN, 2004).

3.2.2 Bahan Pengawet Pangan


Pengawet adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau
menghambat fermentasi terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Pengawet yang digunakan untuk produksi syrup aico di PT. Bumi Sarimas
Indonesi hanya natrium benzoat dengan jumlah yang digunakan sesuai dengan
ketentuan pangan.Pengawet yang diizinkan antara lain: asam atau garam benzoat,
propanoat dan sorbat (Badan POM RI, 2013).

3.2.2.1 Natrium Benzoat


Asam benzoat atau acidum benzoicum berfungsi sebagai
antimikroba,mempunyai pKa 4,2 dan panjang gelombang maksimum 225
nm. Natriumbenzoat atau natrium benzenakarboksilat (C6H5COONa)
yang sering digunakan sebagai pengawet karena sangat mudah larut dalam
air, berupa serbuk yang stabil, tidak berbau, berwarna putih dengan rasa
menyengat, bersifat higroskopik danlarut dalam metanol (Windholz, et al.,
1983; Pylypiw dan Grether, 2000).
Natrium benzoat digunakan pada makanan yang mempunyai pH
2,5 - 4,0 untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme, misalnya:
minumanberkarbonasi, selai, jus buah dan sirup (Oyewole, et al., 2012;
Sibarani, 2010;Hartono, 2007; Pylypiw dan Grether, 2000). Penggunaan
pada sirup tidak lebihdari 0,09% atau 900 ppm (Badan POM RI, 2013a)
dengan ADI sebesar 5 mg/kg berat badan (JECFA, 1974). Natrium
benzoat telah dilaporkan menyebabkan efek samping langsung, seperti
reaksi alergi (Hussain, et al., 2011) atau efek samping tidak langsung yang
serius dalam tubuh akibat dikonsumsi secara terus-menerus sehingga
menyebabkan kerusakan sel hati dan ginjal yang ditandai
denganpeningkatan aspartate aminotransferase (AST), alanine
aminotransferase (ALT) dalam serum dan kreatinin, glutamin, urea dan
asam urat dalam urin (Oyewole, et al., 2012).

3.2.3 Bahan Pewarna Pangan


Pewarna adalah bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki
ataumemberi warna pada makanan. Pewarna alami dan sintetik telah
banyakdigunakan dalam pangan, namun 95% yang digunakan saat ini adalah
sintetis,karena diproduksi dengan mudah, murah dan memberikan warna yang
lebih stabil (Gautam, et al., 2010).Pewarna yang digunkan untuk produksi sirup
aico di PT. Bumi Sarimas Indonesia dengan menggunakan perisa jeruk seperti ;
tartrazin dan sunset yellow dengan jumlah yang digunakan sesuai dengan
ketentuan pangan. Tartrazin dan sunset yellow merupakan pewarna sintetisyang
banyak digunakan dalam minuman ringan, sirup, biscuit, saus dan lain-lain
(Gautam, et al., 2010; Vachirapatama, et al., 2008).
3.2.3.1 Tartrazin
Tartrazine atau trinatrium-5-hidroksi-1- (4-fenilsulfonat) -4- (4-
fenilazosulfonat) pirazol-3- karboksilat (EFSA, 2009). Rumus molekul
C16H9N4Na3O9S2dan pKa = 10,9 (Gomez, et al., 2012; Himri, et al.,
2011) dengan nomor indekswarna 19140 (Zatar, 2007). Tartrazin
merupakan serbuk berwarna kuning, stabilterhadap suhu, cahaya, asam
dan basa serta mempunyai panjang gelombangmaksimum 427 nm (Zatar,
2007). Tartrazin dikenal sebagai zat warna azo yang digunakan dalam
pangan,produk obat-obatan dan kosmetik. Batasan ADI sebesar 7,5 mg/kg
berat badan (EFSA, 2009b) dan batas maksimum penggunaan dalam sirup
sebesar 300 mg/kg atau 0,03% (Badan POM RI, 2013).
Efek kronis warna ortoaminoazo-toluen dapat menyebabkan
kanker hati,jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama.Senyawa azo
lainnya dapatmengakibatkan kanker dengan waktu lebih lama (Himri, et
al., 2011). Pewarnatartrazin menyebabkan hepatotoksik dan nefrotoksik
(Rus, et al., 2010) sehingga Austria maupun Norwegia melarang
penggunaan tartrazin (Vachirapatama, et al., 2008).
3.2.3.2 Sunset Yellow
IV. PROSES PRODUKSI SYRUP AICO

4.1. Proses Pembuatan Sirup Aico di PT. Bumi Sarimas Indonesia


4.1.1. Persiapan Produksi Sirup Aico
A. Cara Persiapan
1. Periksa peralatan-peralatan kerja yang akan digunkan
2. Periksa packaging
3. Periksa suply steam dan air
4. Periksa kebersihan area dan alat yang akan dipakai
5. Periksa kesiapan personil untuk melakukan kegiatan produksi
6. Pastikan keseluruhan alat / lingkungan dan personil dimasing-masing area
sudah siap untuk produksi.

4.1.2 Cara Blending Syrup Aico


A . Persiapan
1. Air Panas
2. Bahan-bahan (Formula dari QC)
a. Flavour
b. Gula
c. Pengatur keasaman (Asam sitrat, Natrium sitrat)
d. Klaudifikator
e. Perisa mangga
f. Pemanis buatan (Natrium siklamat 22 mg/saji
g. Aspartam 12 mg/saji
h. Pengawet natrium benzoat
i. Garam
j. Vitamin C
k. Pewarna Tartrazin
3. Memasukkan formula kedalam tanki aico
4. Lakukan pembersihan pada tanki/pipa atau line pipa sebelum produksi
dimulai
5. Minta personil QC untuk melakukan swab test atau keterangan tesr
(Hyrest) untuk memastikan line sudah dapat digunakan.
B. Cara Kerja
1. Larutkan gula pada tangki pengaduk gula
2. Setelah larut, transfer ke tangki mixing
3. Tambahkan air panas melalui PHE ke tangki mixing sesuai kebutuhan
4. Masukkan formula yang disediakan lalu naikkan suhu hingga min 800 C
selama 10 menit
5. Ambil sampel untuk di periksa oleh QC
6. Jalankan proses pengiriman minuman ke filling setelah dinyatakan release
oleh QC
C. Selesai Kerja
1. Bersihkan alat-alat blanding dan area kerja dengan menggunakan air dan
bahan pembersih seperlunya
2. Catat laporan pada blanko
3. Lakukan CIP dan rinsing untuk semua jalur produksi

4.1.3. Cara Fillimg Syrup Aico


A. Persiapan
1. Pastikan packing material yang dibutuhkan cukup dan sesuai
2. Lakukan rinsing dengan air panas untuk memastikan line proses siap
untuk produksi
3. Susun pada mesin cup yang akan digunakan dalam keadaan bersih
4. Pasang lid sesuai dengan permintaan produksi
5. Pastikan kondisi mesin siap dioperasikan seperti tekanan
angin/compressor, lampu indicator, heater, dan conveyor mesin filling
6. Informasikan ke operator blanding proses filling siap untuk dijalankan
7. Atur posisi masing-masing valve dan timer filling sesuai dengan volume
cup (150,220, dan 240 ml).

B. Cara Kerja
1. Isi hopper tank minuman dengan menjalankan pompo minuman Aico
2. Jalankan mesin filling dengan speed yang diinginkan dan dapat da atur
sesuai dengan ferforma mesin
3. Perhatikan posisi lid tepat pada cup yang terpasang untuk memastikan
penampilan yang baik dan terekat dengan erat dan tidak bocor
4. Catat semua kegiatan pada blanko yang disediakan.
C. Selesai Filling
1. Bersihkan lokasi kerja
2. Bersihkan mesin dan line dengan air panas.

4.1.4 Cara Packing Produk Aico


A. Persiapan
1. Pallet
2. Carton box (Aico rasa dan Aico teh)
3. Mesin sealing
4. Pipet
B. Cara kerja
1. Periksa semua perlengkapan dan kondisi produk minuman Aico dalam
kemasan
2. Pisahkan produk yang tidak sesuai spesifikasi
3. Susun produk yang sesuai spesifikasi pada karton box dengan Quantity 24
pcs/karton
4. Masukkan pipet ke dalam karton box
5. Dorong karton box tersebut pada mesin sealing
6. Susun produk di atas palet dengan teratur
C.Tindakan Setelah Selesai
1. Bersihkan lokasi kerja
2. Simpan peralatan pada tempatnya

4.1.5. Cip Setelah Produksi


A. Persiapan
1. Air panas
2. Buat larutan causic 2% pada tanki CIP sesuai kebutuhan
B. Cara kerja
1. Semprot tanki blanding dengan air bersih agar sisa-sisa minuman hilang
2. Masukkan air panas ke dalam tanki
3. Semprotkan causic dengan menyalakan pompa minuman / cip lalu bilas
dengan air panas
4. Jalankan mesin cup kira-kira 15 menit atau sampai aroma minuman hilang
lalu bilas dengan air panas hingga bersih
5. Matikan mesin dan pompa
C. Selesai CIP
1. Bersihkan area kerja
2. Buang sisa air pada tanki
4.1.6. Tata Cara Penyusunan Produksi
Tata cara penyusunan produk minuman diatas palet :
1. Minuman Aico 150 ml (semua rasa), dan Aico Teh
a. Sediakan palet plastic yang bersih
b. Susun produk yang di carton secara baik sebanyak 13 karton perlayer
dengan cara meletakkan produk secara hati-hati dan rapi
c. Dari setiap layer lakukan penyusunan saling mengungci (susunan batu
bata) satu palet disusun 11 tingkat. (Total perpalet 143 carton).

Anda mungkin juga menyukai