BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Minuman
2.1.1 Pengertian minuman
Es sirup yang lazim dikonsumsi dingin. Es sirup ini dibuat dari gula pasir yang
dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu, lalu direbus sampai mendidih.
e.
Jus buah juga sering diminum sebagai minuman dingin, yaitu minuman yang dibuat
dari buah-buahan yang dihaluskan menggunakan satu macam buah atau campuran
beberapa buah ditambah dengan sirup atau gula pasir dan es batu.
f.
Es buah, yaitu es sirup yang diisi dengan beberapa macam buah yang dipotongpotong kecil dan ditambah es.
g.
Es krim yang terbuat dari susu, gula, telur, dan bahan tambahan seperti buah-buahan.
h.
Es puter, adalah mirip dengan es krim. Bedanya kalau es krim menggunakan susu.
i.
Es teller yaitu es yang diisi dengan berbagai macam bahan, seperti nangka masak,
kelapa muda, tape dan alpukat.
j.
Minuman ringan (Soft drinks), yaitu minuman yang tidak mengandung alkohol,
hanya mengandung gula, atau soda. Misalnya merek Cola-cola, Sprite, Fanta dan
juga minuman berenergi yang salah satunya adalah Minuman Isotonik.
Dari hasil survai cepat terbaru yang dilakukan pada 100 mahasiswa U I
sebelum acara seminar Isotonik Drinks, Useful or Useless? Untuk pertanyaan alasan
mengkonsumsi minuman isotonik didapatkan 78% responden mengonsumsi
minuman isotonik dengan alasan enak, segar, haus, atau dingin saja, 7% dengan
alasan sebagai pengganti kandungan zat yang
: 32,000 gram
2. Sukrosa
: 32,300 gram
3. Asam sitrat
: 15,500 gram
4. Kalium monofosfat
: 5,700 gram
5. Natrium klorida
: 4,700 gram
6. Natrium sitrat
: 3,800 gram
7. Citarasa jeruk
: 2,800 gram
8. Kalium klorida
: 1,400 gram
9. Natrium sakarin
: 1,300 gram
: 0,400 gram
11. Pewarna
:0,100 gram
Penimbangan bahan
Pembotolan dan
Penutupan
Air 800ml
Minuman isotonik
Botol steril
10
2. Antikempal
Bahan tambahan makanan untuk mencegah atau mengurangi kecepatan pengempalan
atau menggumpalnya makanan yang mempunyai sifat higroskopis atau mudah
menyerap air. Bahan yang biasa ditambah bahan antikempal misalnya susu bubuk,
krim bubuk, garam meja, dan kaldu bubuk.
11
3. Pengatur keasaman
Bahan
tambahan
makanan
yang
dapat
mengasamkan,
menetralkan,
dan
mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: Asam laktat, sitrat, dan malat
digunakan pada jeli. Natrium bikarbonat, karbonat, dan hidroksi digunakan penetral
pada mentega.
4. Pemanis buatan
Bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan yang
tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Contoh: sakarin, dan siklamat.
7. Pengawet
Bahan tambahan makanan dapat mencegah fermentasi, pengasaman atau penguraian
lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Biasa ditambahkan
pada makanan yang mudah rusak atau yang disukai sebagai medium pertumbuhan
bakteri atau jamur. Contoh: asam benzoat dan garamnya serta ester para-hidroksi
benzoat untuk produk buah-buahan, kecap, keju, dan margarin; asam propionat untuk
keju dan roti.
12
8. Pengeras
Bahan tambahan makanan yang dapat memperkeras atau mencegah lunaknya
makanan. Contoh: Al sulfat, Al Na sulfat untuk pengeras pada acar ketimun dalam
botol, Ca glukonat, dan Ca sulfat pada buah kaleng seperti tomat dan apel.
9. Pewarna
Bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada
makanan. Contoh: ponceau 4R, eritrosin warna merah, green FCF, green S warna
hijau, kurkumin, karoten, yellow kuinolin, tartazin warna kuning, dan karamel warna
coklat.
11. Sekuestran
Bahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam yang ada pada makanan
sehingga dicegah terjadinya oksidasi yang dapat menimbulkan perubahan warna dan
aroma. Biasa ditambahkan pada produk lemak dan minyak atau produk yang
mengandung lemak atau minyak seperti daging dan ikan. Contoh: asam folat dan
garamnya.
13
3.
4.
Dulsin (Dulcin)
5.
6.
Kloramfenikol (Chloramphenicol)
7.
8.
Nitrofurazon (Nitrofurazone)
9.
Formalin (Formaldehyde)
14
15
secara berlebihan dapat menyebabkan keram perut dan rasa kebas di mulut bagi
mereka yang mengalami lelah atau mempunyai penyakit ruam kulit (seperti jenis
urtikaria dan eksema). (Awang, 2003)
Menurut penelitian B Bateman, J O Warner, E Hutchinson, T Dean, P
Rowlandson, C Gant, J Grundy, C Fitzgerald, J Stevenson, penggunaan bahan
pengawet seperti natrium benzoat dapat menyebabkan hiperaktivitas pada kanakkanak berumur tiga tahun. Sifat hiperaktivitas ini dapat dideteksi oleh orang tua
kanak-kanak tetapi bukan dengan diagnosa klinis. (B Bateman, J O Warner, E
Hutchinson, T Dean, P Rowlandson, C Gant, J Grundy, C Fitzgerald,J Stevenson
2004.)
Minuman isotonik yang mengandung natrium benzoat dalam jumlah yang
berlebihan (tidak sesuai dengan Acceptable Dailly Intake) akan mengganggu
kesehatan manusia. Natrium benzoat yang masuk ke dalam tubuh akan melewati
membrane-mrmbrane tubuh dan memasuki aliran darah karena tidak ada sistem yang
khusus pada manusia untuk tujuan tunggal mengenai penyerapan zat-zat kimia.
Natrium benzoat cenderung di serap oleh lambung dan jika dikonsumsi dalam jumlah
yang besar akan mengiritasi lambung lalu merusak organ target (hati) setelah
menumpuk satu jumlah yang berlebihan (WHO, 2000).
Selain itu, menurut Peneliti Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ) Nurhasan
menyatakan terdapat 350 pasien penderita Penyakit Systemic Lupus Erythematosus
(SLE) pada tahun 2009 yang berobat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung dan
ditemukan 80% pasien Lupus tersebut memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan
dan minuman kemasan yang kaya bahan pengawet. Riset yang lebih mendalam
sangat dibutuhkan, karena lupus sampai kini belum sepenuhnya jelas akan
hubungannya dengan bahan pengawet.
16
17
Di dalam UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 11, disebutkan bahwa salah satu
penyelenggaraan upaya kesehatan adalah melalui kegiatan pengamanan makanan dan
minuman. Tentang pengamanan makanan dan minuman, dijelaskan lebih lanjut pada
pasal 21 (Depkes, 1999):
1. Pengamanan makanan dan minuman diselenggarakan untuk melindungi
masyarakat dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan
mengenai standarisasi persyaratan kesehatan.
2. Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label
yang berisi:
a. Bahan yang dipakai
b. Komposisi setiap bahan
c. Tanggal, bulan, dan tahun
d. Ketentuan lainnya.
3. Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar dan atau
persyaratan kesehatan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dan
disita untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
4. Ketentuan mengenai pengamanan makanan dan minuman sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.