Potensi yang dimiliki oleh hutan dan hasil hutan saat ini belum dimanfaatkan secara optimal,
baik keanaekaragaman pemanfaatannya maupun rendahnya pemanfaatan ruang dan lahan
yang ada, hal ini terjadi selain disebabkan oleh keterbatasan keterampilan, informasi
potensi dan pasar, serta mash kurangnya dukungan dari pemerintah dalam pengembangan
kegiatan usahanya.
Lebah madu merupakan salah satu sumber daya hutan yang potensial untuk dikembangkan
dalam pembudidayaannya, hal ini disebabkan karena sumber pakan lebah yang melimpah
(hampir semua tumbuhan yang menghasilkan bunga dapat dijadikan sebagai sumber pakan)
baik yang berasal dari tanaman hutan, tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan.
Produk yang dihasilkan oleh lebah madu dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi
yang cukup tinggi, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya
teknologi maka tingkat pemanfaatan produk yang dihasilkan oleh lebah madu semakin
meningkat baik untuk kepentingan konsumsi atau obat-obatan, dan permintaan pasar akan
produk yang dihasilkan oleh lebah madu semakin tinggi.
Budidaya lebah madu dapat memberikan manfaat langsung dengan pemanfaatan produk
yang dihasilkan dari lebah madu seperti madu, royal jelly, tepung sari (bee polen), lilin,
perekat (propolis) dan racun madu. Selain itu juga budidaya lebah madu dapat memberikan
manfaat tidak langsung yaitu yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya hutan,
peningkatan produktifitas tanaman melalui simbiosis yang saling menguntungkan antara
tanaman dan lebah madu karena dalam mencari makanan lebah madu akan membantu
proses penyerbukan bunga tanaman.
Pemerintah perlu memfasilitasi kegiatan pengembangan budidaya lebah madu, baik dalam
hal peningkatan pengetahuan, penguatan modal usaha serta pemasaran hasil produksinya
shingga diharapkan kegiatan budidaya lebah madu ini semakin berkembang baik kualitas
mapun kuantitasnya, yang pada akhirnya diharapkan kesejahteraan para petani disekitar
hutan semakin meningkat dan tekanan terhadap hutan dan hasil hutan semakin berkurang.
Maksud dibuatnya kegiatan ini adalah agar tercipta Sumber Daya Manusia yang terampil
dalam pengembangan budidaya lebah madu, baik dalam hal peningkatan pengetahuan,
penguatan modal usaha serta pemasaran hasil produksinya sedangkan tujuannya adalah
agar lebih berkembangnya kegiatan budidaya lebah madu baik kualitas maupun
kuantitanya, sehingga diharapkan kesejakteran masyarakat semakin meningkat
dan tekanan terhadap hutan dan hasil hutan semakin berkurang. Meningkatkan kualitas
lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih, dan nyaman.
III.LINGKUP KEGIATAN
Lingkupi kegiatan pengembangan Budidaya Lebah Madu ini adalah Peningkatan Sumber
Daya Manusia yang ahli dalam pengenalan lebah madu dan produk yang dihasilkannya,
mengetahui persyaratan lahan budidaya, teknik budidaya, penanganan pasca panen dan
pemasarannya, dan analisa usaha budidaya lebah madu
IV.RISALAH UMUM
Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman
purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan tempat-
tempat lain untuk diambil madunya. Lebah juga menghasilkan produk yang yang sangat
dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal jelly, pollen, malam (lilin) dan sebagainya.
Selanjutnya manusia mulai membudidayakan dengan memakai gelodog kayu dan pada saat
ini dengan sistem stup.
Perkembangan budidaya lebah madu di Indonesia mulai dikenal sejak pelopori oleh
Rijkeuns, seorang bangsa belanda pada tahun 1841, namun perkembangannya sangat jauh
tertinggal apabila dibandingkan dengan kegiatan serupa yang ada di Negara Australia,
Jerman, Mexico, India, Jepang dan China.
Di Indonesia lebah ini mempunyai nama bermacam-macam, di Jawa disebut tawon gung,
gambreng, di Sumatera barat disebut labah gadang, gantuang, kabau, jawi dan sebagainya.
Di Kalimantan disebut wani dan di tataran Sunda orang menyebutnya tawon Odeng. Di
propinsi Sulawesi Tenggara orang menyebutnya sebagai wani.
Dari kegiatan budidayanya, jenis lebah madu dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a. Apis Cerana
Apis cerana merupakan lebah madu yang banyak tersebar di wilayah asia antara
lain tersebar di Negara Afganistan, Cina, Jepang dan Indonesia, Lebah madu jenis
Apis cerana dapat dibudidayakan secara tradisional dalam glodok maupun secara
modern yang dibudidayakan di dalam kotak (stup) Apabila sumber pakan dan air
mencukupi lebah madu ini dapat dipanen tiga kali dalam 1 tahun dengan
produksi madu bisa mencapai 2-5 kg per tahun.
b. Apis mellifera
Apis mellifera merupakan lebah madu yang berasal dari talia, tetapi lebah madu
jenis ini dapat beradaptasi dengan baik untuk dikembangkan di Indonesia.
Apabila sumber pakan dan air mencukupi lebah madu jenis ini dapat
memproduksi madu
35-40 kg per tahun per koloni.
Pada dasarnya rencana pengembangan lebah madu ini akan dilaksanakan secara
berkesinambungan terus menerus selama 5 tahun yang meliputi :
2. Tahun Kedua
Jika tenaga trampil yang ahli dalam budidaya lebah madu telah tersedia maka
direncanakan di tahun kedua ini akan diadakan pelatihan budidaya lebah madu
untuk masyarakat yang terdapat disekitar kawasan hutan dan pembuatan kebun
percontohan lebah madu
3. Tahun Ketiga
Diadakannya pelatihan pasca panen lebah madu, cara-cara pengolahan dan
pemasaran hasil budidaya lebah madu. Pendampingan tenaga ahli bagi
masyarakat, kelompok tani hutan maupun lembaga-lembaga masyarakat lainnya
yang berniat untuk mengembangkan usaha budidaya lebah madu
4. Tahun keempat
5. Tahun kelima
Pelepasan pendampingan kegiatan budidaya lebah madu secara bertahap, dan
selanjutnya akan diteruskan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi secara
berkala.
Adapun keunggulan dan nilai lebih dari rancangan pengelolaan ini adalah :
VI. PENUTUP
Lebah madu adalah salah satu kekayaan sumber daya alami Indonesia. Selain
dapat dimanfaatkan sebagai penghasil madu dan produk perlebahan lainnya bagi
kepentingan peningkatan pendapatan dan gizi masyarakat, keberadaan lebah
madu juga penting bagi kesehatan lingkungan. Peran lebah madu terhadap
penyerbukan tumbuhan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi
kelangsungan hidup banyak species tumbuhan mengingat tidak sedikit tumbuhan
yang proses polinasinya hanya dapat dilakukan oleh lebah madu. Mengingat
peran dan manfaat lebah madu yang sangat besar tersebut, maka
keberadaannya perlu dijaga dan pemanfaatannya perlu ditingkatkan.
Kemampuan meningkatkan produksi dan produktivitas koloni lebah madu akan
sangat membantu upaya peningkatan pendapatan masyarakat dan
pengembangan perlebahan nasional. Demikian usulan proposal kegiatan ini kami
sampaikan dengan harapan mendapat tanggapan, dan atas perkenaannya
diucapkan terima kasih.
Lampiran : Adapun rincian biaya pembuatan kebun percontohan budidaya lebah
madu, dapat dilihat di bawah ini :
Asumsi-asumsi :
1. Waktu analisa usaha : 1 tahun
2. Jenis lebah : Apis mellifera
3. Kekuatan peralatan produksi : 3 Tahun
4. Pendapatan yang berasal dari Penambahan jumlah koloni hasil penangkaran:
tidak diperhitungkan
5. Lama penggembalaan lebah : 3 bulan per tahun
6. Jumlah periode panen dalam 1 tahun : 4 kali
7. Penyusutan alat produksi : 30 % tahun