Anda di halaman 1dari 16

UPAYA PENANGGULANGAN SAMPAH ANORGANIK DI

TAMAN NASIONAL KOMODO SEBAGAI PERLINDUNGAN


HABITAT ASLINYA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
1. Abelya Novita Tanjung
2. Bagus Adi Irawan
3. Muhammad Azka Ridhobillah
4. Mutiara Kania Winantika
5. Quentin Clarinet
6. Thio Risa Silvia Sinaga

SMA NEGERI 3 CIBINONG


Jl. Perumahan Bogor Asri, Kel. Nanggewer, Kec. Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat 16912
No Telp 0251-8659686 Email : sman3_cibinong@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku umatnya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pengertian flora dan fauna. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.

Jakarta, Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Flora....................................................................................... 3
B. Pengertian Fauna...................................................................................... 5
C. Manfaat Flora dan Fauna bagi Kehidupan Manusia................................ 8
D. Penyebab Kerusakan Flora dan Fauna..................................................... 8
E. Upaya Pelestarian Flora dan Fauna.......................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari
dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di
daerah yang beriklim tropis, di mana banyak curah hujan dan sinar matahari,
dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab.
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang menetap, memiliki dinding sel
yang terdiri atas selulosa dan sumber bahan makanan dari gas dan air, melalui
bantuan klorofil dalam cahaya. Tumbuhan di permukaan bumi sebagai obyek
kajian bagi ahli geografi tumbuhan.
Proses migrasi pada tumbuhan di pengaruhi faktor kemampuannya
berevolusi, kemampuannya dalam menyesuaikan dirinya untuk
mempertahankan hidupnya, melakukan persebaran untuk tumbuh dan hidup
seperti spora yang terbang di tiup angin, dan sifat yang dimiliki kosolitnes
mempunyai kemampuan menyebar secara luas. Dalam suatu wilayah tertentu
selalu terjadi populasi satu spesies dengan spesies lainya senantiasa terjadi
suatu interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian
terjadilah suatu kehidupan komunitas atau kelompok suatu kehidupan. Jenis-
jenis fauna tertentu dipengaruhi keberadaannya oleh keadaan tumbuh-
tumbuhan.
Sedangkan tumbuh-tumbuhan dipengaruhi oleh iklim. Keadaan fauna di
tiap-tiap daerah atau bioma, tergantung pada kemungkinan-kemungkinan yang
dapat diberikan daerah tersebut untuk memberi makan. Iklim berpengaruh
secara langsung atau tidak langsung terhadap penyebaran fauna. Dukungan
kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-
faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Yang termasuk faktor fisik
(abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan
ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia,
hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian flora dan fauna?
2. Apa manfaat flora dan fauna bagi kehidupan manusia?
3. Apa penyebab kerusakan flora dan fauna?
4. Bagaimana upaya pelestarian flora dan fauna?

C. Tujuan
1. Agar siswa mengetahui pengertian flora dan fauna?
2. Agar siswa mengetahui manfaat flora dan fauna bagi kehidupan manusia?
3. Agar siswa mengetahui penyebab kerusakan flora dan fauna?
4. Agar siswa mengetahui upaya pelestarian flora dan fauna?

D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah supaya siswa memiliki
kesadaran tentang pentingnya flora dan fauna bagi kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Flora
Flora, dari bahasa latin, alam tumbuhan atau nabatah adalah khazanah
segala macam jenis tanaman atau tumbuhan. Biasanya ditulis di depan nama
geografis. Misalnya, nabatah Jawa, nabatah Asia atau nabatah Australia.
Untuk hewan hal ini disebut fauna/alam hewan. Alam tumbuhan dan hewan
berarti semua khazanah kehidupan tanpa mikroba. Flora, fauna dan bentuk-
bentuk kehidupan yang lain semisal fungi, semuanya dikelompokkan sebagai
biota. Pada sisi yang lain, kelompok-kelompok bakteria, alga, dan beberapa
macam jasad renik yang lain, juga acap disebut flora; sehingga dikenal adanya
flora bakteria, flora alga, flora pohon dan lain-lain.
Flora berbeda, namun sering dikelirukan, dengan vegetasi; di mana flora
secara ringkas berisi (daftar) kekayaan jenis tetumbuhan, sedangkan vegetasi
berarti kelompok-kelompok tetumbuhan yang berinteraksi membentuk suatu
komunitas tertentu (misalnya hutan, sabana, padang rumput, dan lain-lain).
1. Klasifikasi flora
Pengelompokan tetumbuhan ke dalam flora biasanya didasarkan
pada wilayah, perioda, lingkungan tertentu, atau iklim. Wilayah-wilayah
yang berbeda secara geografis, misalnya pegunungan dibandingkan
dataran, biasa memiliki flora yang berbeda. Flora juga bisa merujuk ke
perioda waktu tertentu; flora fosil, misalnya, memuat jenis-jenis
tetumbuhan yang didapati dalam bentuk fosil dari kurun waktu sejarah
yang tertentu. Flora yang lain, dipengertiankan berdasarkan lingkungan,
keadaan atau sifat yang khusus. Misalnya:
a. Flora asli; ialah (daftar) tetumbuhan yang asli, yang hidup di suatu
wilayah tertentu.
b. Flora tanaman (pertanian dan hortikultura); mencakup melulu
tetumbuhan yang ditanam atau dibudidayakan manusia.
c. Flora gulma; yakni (daftar) jenis-jenis tetumbuhan yang tidak
diinginkan tumbuh di lahan pertanian atau tempat lain, yang disusun

3
4

dan dipelajari dalam kaitannya dengan upaya memberantas atau


mengendalikan tumbuhan tersebut. Kini, flora serupa ini bisa
dibedakan lebih lanjut atas jenis-jenis tumbuhan pengganggu (gulma);
jenis-jenis invasif; serta jenis-jenis asing (eksotik). Satu contohnya
adalah jenis-jenis yang dimuat dalam Weeds of Rice in Indonesia.
2. Publikasi flora
Flora yang berada di suatu wilayah atau perioda waktu tertentu biasa
didokumentasi dan diterbitkan dalam suatu publikasi atau serial publikasi
yang disebut flora; pemberian huruf besar (kapitalisasi) di awal kata
adalah untuk membedakan kedua pengertian itu. Sebagai contoh, Flora of
Java Backer berisikan pertelaan aneka jenis flora yang hidup di pulau
Jawa. Sementara serial Flora Malesiana diterbitkan semenjak tahun 1950
oleh Nationaal Herbarium Nederland, mencakup seri tumbuhan berbiji dan
tumbuhan paku yang menjadi kekayaan kawasan Malesia.
Selain daftar jenis-jenis tetumbuhan, flora biasanya memuat
pemerian setiap jenisnya, ilustrasinya (jika ada), dan kunci dikotomi untuk
mencandra (mengenali) jenis-jenis tersebut. Juga lain-lain informasi yang
dianggap penting dan terkait erat dengan keberadaan jenis tersebut di
wilayah yang dipertelakan. Beberapa jenis flora yang lain memiliki
cakupan yang lebih terbatas.
The Mountain Flora of Java (kini diterjemahkan sebagai Flora
Pegunungan Jawa), yang diterbitkan pertama kali pada 1972, membahas
aneka jenis tumbuhan yang menghuni wilayah-wilayah pegunungan pulau
Jawa. Akan tetapi di samping itu, buku ini juga membahas aneka aspek
ekologi vegetasi yang melingkungi kekayaan flora tersebut. Buku yang
lebih sederhana, flora, untuk sekolah di Indonesia, diterjemahkan dari
sebuah Schoolflora berbahasa belanda dan diperuntukkan bagi para
pelajar; karena itu, meskipun tidak lengkap, buku ini cukup akurat untuk
mencandra.
5

B. Pengertian Fauna
Fauna, dari bahasa latin, atau alam hewan artinya adalah khazanah
segala macam jenis hewan yang hidup di bagian tertentu atau periode tertentu.
Istilah yang sejenis untuk tumbuhan adalah flora/nabatah. Nabatah, alam
hewan dan bentuk kehidupan lain seperti fungi dalam suatu kesatuan disebut
biota. Penulisan nabatah dan alam hewan biasanya ditulis di depan nama
geografis, misalnya alam hewan peralihan, alam hewan Asia atau alam hewan
Australia.
1. Subdivisi fauna
a. Epifauna
Epifauna adalah hewan yang hidup di atas permukaan sedimen
atau tanah.
b. Infauna
Infauna adalah hewan akuatik yang hidup di dasar substratum,
bukan di permukaannya. Biasanya, hewan infauna semakin jarang
ditemukan seiring bertambahnya kedalam air dan jaraknya dari garis
pantai.
c. Mikrofauna
Microfauna adalah hewan mikroskopik atau sangat kecil
(biasanya termasuk hewan-hewan protozoa dan hewan yang sangat
kecil, seperti rotifera).
d. Makrofauna
Macrofauna adalah organisme darat atau laut yang panjang
tubuhnya lebih dari atau sama dengan satu milimeter.
e. Megafauna
Megafauna adalah hewan besar pada tempat dan zaman tertentu.
Misalnya, megafauna Australia.
f. Meiofauna
Meiofauna adalah hewan invertebrata perairan berukuran kecil
yang hidup di air tawar dan air laut (asin). Istilah Meiofauna diartikan
sebagai kumpulan organisme yang lebih besar dari mikrofauna, tetapi
lebih kecil dari makrofauna. Organisme ini bisa melewati saringan
6

berukuran 1 mm, tetapi tidak dapat melewati saringan berukuran 45


μm (ukuran dapat berbeda-beda berdasarkan researcher).
g. Mesofauna
Mesofauna adalah hewan invertebrata daratan berukuran besar,
seperti arthropoda, cacing tanah, dan nematoda.
h. Lain-Lain
Meliputi avifauna, yang berarti "fauna unggas" dan piscifauna
(atau ichthyofauna), yang berarti "fauna ikan".
2. Persebaran Fauna di Dunia
Wilayah persebaran fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater
(1858) dan kemudian dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace
(1876). Ada beberapa faktor alam yang mempengaruhi persebaran fauna di
dunia yang bersifat menghambat, yaitu faktor-faktor fisik yang
berhubungan dengan keadaan di bumi, misalnya perairan (sungai, danau,
laut), daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir, dll), iklim (suhu,
tekanan udara, kelembaban, dll). Alfred Russel Wallace mengelompokkan
persebaran fauna di dunia menjadi 6 wilayah, yaitu:
a. Zona Australis
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia baru, Papua,
Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini
adalah kanguru, kiwi, koala, platipus, terdapat juga beberapa jenis
burung yang khas wilayah ini seperti burung cenderawasih, kasuari,
kakaktua, dan kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular piton.
b. Zona Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika dari sebelah
selatan Gurun Sahara, Madagaskar, dan Asia Barat. Hewan yang khas
daerah ini adalah gajah afrika, badak afrika, gorila, babon, simpanse,
jerapah, mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa,
dan mamalia pemakan serangga yaitu trenggiling. Mamalia endemik di
wilayah ini adalah kuda nil yang hanya terdapat di sungai Nil, Mesir.
Namun di Madagaskar juga terdapat kuda nil namun lebih kecil.
Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di
7

wilayah Oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan,


kelelawar, dan anjing.
c. Zona Neartik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat,
Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah
ini adalah kalkun liar, tikus berkantung, bison, muskox, caribou,
domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang
ada di wilayah Paleartik seperti kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan
bajing.
d. Zona Neotropik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Selatan, dan
sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim
tropis dan bagian selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya ikan
piranha dan belut listrik di sungai Amazon, ilama (sejenis unta) di
padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah.
Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna vertebrata karena
jenisnya yang sangat beragam dan spesifik seperti beberapa jenis
monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal,
beberapa spesies burung dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.
e. Zona Asiatis
Tersebar di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Fauna
Indonesia yang masuk di wilayah ini hanya di Indonesia bagian barat.
Hewan yang khas ini adalah harimau, orang utan, gibon, rusa, banteng,
dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua,
gajah, beruang, antilope, berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis
hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing,
anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau.
f. Zona Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh
benua Eropa, Rusia, daerah sekitar kutub utara sampai pegunungan
Himalaya, kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat
Bering di pantai Pasifik dan benua Afrika paling utara. Beberapa jenis
8

fauna paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu, panda


di cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa, kucing
kutub, beruang kutub. Binatang yang berasal dari wilayah ini antara
lain, kelinci, berbagai spesies anjing, kelelawar, bajing dan kijang telah
menyebar ke wilayah lain.

C. Manfaat Flora dan Fauna bagi Kehidupan Manusia


1. Manfaat flora
Tumbuhan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia karena
tumbuh-tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri. Manusia
mendapatkan makanan dari tumbuh-tumbuhan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Manusia dan hewan tidak akan dapat hidup jika
tidak mengonsumsi makanan yang dihasilkan tumbuhan. Tumbuhan di
permukaan bumi juga bermanfaat untuk mencegah erosi tanah. Dengan
adanya berbagai tumbuhan penutup permukaan tanah, maka sebagian
besar air hujan akan meresap ke dalam tanah sehingga menjadi cadangan
air tanah pada musim kemarau. Dalam bidang kesehatan tumbuhan
sebagai sumber obat-obatan seperti kina, jahe, mengkudu. Antibiotik yang
sangat penting bagi dunia kedokteran ternyata juga diproduksi dari
berbagai macam lumut, bakteri ganggang.
2. Manfaat fauna
Manfaat penggunaan hasil hewan sebagai bahan makanan, sapi dan
kerbau berguna pula sebagai penarik bajak. Hal ini merupakan manfaat
secara langsung. Sering juga binatang itu memberikan manfaat secara
tidak langsung. Contohnya ular merupakan pemangsa tikus sehingga
keberadaan ular dapat mengendalikan populasi tikus.

D. Penyebab Kerusakan Flora dan Fauna


Kerusakan flora maupun fauna dapat disebabkan oleh berbagai hal,
misalnya adanya perusahaan atau pencemaran lingkungan menyebabkan
terganggunya kelestarian flora dan fauna itu. Sebagaimana diketahui bahwa
setiap hewan dan tumbuhan menurut syarat tertentu untuk dapat hidup dan
9

tumbuh. Bila persyaratan itu tidak dapat terpenuhi maka spesies pasti akan
mati. Kerusakan habitat ini dapat disebabkan oleh proses alamiah dan ulah
manusia. Proses alamiah yang terjadi dapat berupa perubahan kemampuan
adaptasi terhadap kondisi lingkungan.
Kerusakan yang disebabkan oleh ulah manusia biasanya terjadi dalam
usahanya untuk memenuhi kebutuhannya atau keinginannya manusia untuk
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya sehingga manusia
mengeksploitasi flora dan fauna tanpa pertimbangan yang matang. Disisi lain
luas hutan dari tahun ke tahun juga berkurang. Penyebab berkurangnya luas
hutan adalah penebangan kayu, bencana alam, konversi hutan menjadi lahan
pertanian atau perkebunan perkembangan proyek-proyek pertambangan dan
penyakit tanaman.

E. Upaya Pelestarian Flora dan Fauna


Flora dan fauna adalah kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan
sangat berguna bagi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya di bumi.
Untuk melindungi binatang dan tanaman yang dirasa perlu dilindungi dari
kerusakan maupun kepunahan, dapat dilakukan beberapa macam upaya
manusia dengan Undang-Undang, yaitu seperti:
1. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada
hewan/binatang yang hampir punah. Contoh: harimau, komodo, tapir,
orangutan, dan lain sebagainya.
2. Cagar Alam
Pengertian/pengertian cagar alam adalah suatu tempat yang
dilindungi baik dari segi tanaman maupun binatang yang hidup di
dalamnya yang nantinya dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan di
masa kini dan masa mendatang. Contoh: cagar alam ujung kulon, cagar
alam way kambas, dsb.
3. Perlindungan Hutan
10

Perlindungan hutan adalah suatu perlindungan yang diberikan


kepada hutan agar tetap terjaga dari kerusakan. Contoh: hutan lindung,
hutan wisata, hutan buru, dan lain sebagainya.
4. Taman Nasional
Taman nasional adalah perlindungan yang diberikan kepada suatu
daerah yang luas yang meliputi sarana dan prasarana pariwisata di
dalamnya. Taman nasional lorentz, taman nasional komodo, taman
nasional gunung leuser, dll.
5. Taman Laut
Taman laut adalah suatu laut yang dilindungi oleh undang-undang
sebagai teknik upaya untuk melindungi kelestariannya dengan bentuk
cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata, dsb. Contoh: Taman laut
bunaken, taman laut taka bonerate, taman laut selat pantar, taman laut
togean, dan banyak lagi contoh lainnya.
6. Kebun Binatang/Kebun Raya
Kebun raya atau kebun binatang yaitu adalah suatu perlindungan
lokasi yang dijadikan sebagai tempat obyek penelitian atau objek wisata
yang memiliki koleksi flora dan atau fauna yang masih hidup.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Flora, dari bahasa Latin, alam tumbuhan atau nabatah adalah khazanah
segala macam jenis tanaman atau tumbuhan. Fauna, dari bahasa Latin, atau
alam hewan artinya adalah khazanah segala macam jenis hewan yang hidup di
bagian tertentu atau periode tertentu. Istilah yang sejenis untuk tumbuhan
adalah flora/nabatah.
Kerusakan flora maupun fauna dapat disebabkan oleh berbagai hal,
misalnya adanya perusahaan atau pencemaran lingkungan menyebabkan
terganggunya kelestarian flora dan fauna itu. Sebagaimana diketahui bahwa
setiap hewan dan tumbuhan menurut syarat tertentu untuk dapat hidup dan
tumbuh. Bila persyaratan itu tidak dapat terpenuhi maka spesies pasti akan
mati. Kerusakan habitat ini dapat disebabkan oleh proses alamiah dan ulah
manusia. Untuk melindungi binatang dan tanaman yang dirasa perlu
dilindungi dari kerusakan maupun kepunahan, dapat dilakukan beberapa
macam upaya manusia dengan undang-undang.

B. Saran
Melakukan usaha-usaha pelestarian flora dan fauna bukan merupakan
sekedar usaha, namun menjadi sebuah tindakan yang akan mempertahankan
manfaat dari alam kepada manusia sendiri terkhusus di lingkungan sekitar
tempat beraktivitas maupun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Fauna

https://id.wikipedia.org/wiki/Flora

http://fuhednabilaufa1419.blogspot.co.id/2014/09/manfaat-flora-dan-fauna-di-
indonesia.html

http://thekingslau.blogspot.co.id/2016/08/faktor-penyebab-kerusakan-flora-
dan.html

https://geographyeducation.wordpress.com/2011/11/02/usaha-pelestarian-flora-
dan-fauna

Anda mungkin juga menyukai