Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH INSTRUMEN NON TES DALAM KONSELING

ANGKET
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah Instrumen
Non Tes dalam Konseling

Disusun Oleh kelompok 7:


Tiara Iqsani (2620090)
Latifah Hanum (2620097)

Dosen Pengampu :
Zubaidah, M.Pd Kons

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI BUKITTINGGI
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karna atas rahmat-Nya dalam
kesempatan yang berbahagia ini kita masih diberi nikmat dan karunia oleh-Nya. Shalawat
serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. Didalam makalah
ini bertujuan untuk pemenuhan tugas Makalah Instrumen Non tes dalam Konseling.
Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis buat ini bukanlah sesuatu yang
terjadi begitu sempurna, masih banyak kekurangan yang memang itu berasal dari diri penulis,
harapan penulis memohon untuk memberikan saran atau kritikan yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, 29 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Angket........................................................................................2
B. Tujuan/Kegunaan Angket............................................................................3
C. Jenis/bentuk Angket.....................................................................................4
D. Latihan Pembuatan Angket..........................................................................5
E. Pengadministrasian Angket dan Presentasi Hasilnya..................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang kompleks, kekompleksitasan manusia itu tiada taranya
di muka bumi ini. Manusia lebih rumit dari makhluk apapun yang bisa dijumpai dan jauh
lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat. Manusia juga sulit dipahami karena
keunikannya. Dengan adanya hal ini maka sangat diperlukan mengumpulkan informasi dari
setiap individu baik dalam melakukan penelitian atau untuk membantu mengambil keputusan
di masa yang akan datang.
Dalam mengumpulkan informasi, terdapat beberapa instrumen, yakni Angket atau
yang biasa disebut kuesioner, wawancara, sosiometri, observasi atau lembar pengamatan,
skala penilaian, dan dokumentasi. Disini akan dibahas tentang instrumen angket, dimana
angket itu sendiri sudah banyak di buat dan digunakan dalam proses pengumpulan data.
B. Rumusan Masalah
a. Jelaskan pengertian angket ?
b. Jelaskan Tujuan / Kegunaan Angket ?
c. Jelaskan jenis/bentuk angket ?
d. Jelaskan latihan pembuatan angket ?
e. Jelaskan pengadministrasian angket dan presentasi hasilnya ?

C. Tujuan penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian angket.
b. Untuk mengetahui tujuan/kegunaan angket.
c. Untuk mengetahui jenis/bentuk angket.
d. Untuk mengetahui pengadministrasian angket dan presentasi hasilnya.
e. Untuk mengetahui keuntungan menjaga etika.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Angket
Pengertian angket menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Suroyo anwar(2009:168) Angket atau kuisioner merupakan sejumlah pertanyaan atau
pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri
responden,yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh
responden.
2. Gantina komalasari,dkk(2011:81)Angket sebagai suatu alat pengumpul data dalam
assessment non tes,berupa serangkaian yang diajukan kepada responden (peserta
didik,orang tua atau masyarakat).
3. Komalasari(2011:81) Angket juga dikenal dengan sebuah kuisioner,alat ini secara
besar terdiri dari tiga bagian yaitu:judul angket.pengantar yang berisi tujuan,atau
petunjuk pengisian angket,dan item-item pertanyaan yang berisi opini atau pendapat
dan fakta.
4. Depdikbud(1975) Angket adalah suatu alat pengumpul data berupa serangkaian
pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban.
5. Ws wingkel(1987) Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang
harus dijawab secara tertulis juga
6. L .Djumhur(1985) Angket adalh teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan komunikasi dengan naraumber data.
7. Bimo walgito(1987) Angket adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus
dijawab atau ikerjakan oleh orang atau orang yang ingin diselidiki atau responden.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan Angket merupakan salah satu alat pengumpul
data dalam asesmen non tes, yang berupa serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang
diajukan pada responden (peserta didik, orang tua atau masyarakat). Angket dikenal dengan
sebutan kuesioner. Alat asesmen ini secara garis besar terdiri dari tiga bagian yakni : (1)
Judul angket, (2) Pengantar yang berisi tujuan atau cara pengisian angket dan (3) item item
pertanyaan, bisa juga opini atau pendapat , dan fakta. Angket adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden1.

1
Arni Muhammad,dkk, Metode Penelitian,(Padang: UNP Press,2002), hal 56

2
B. Tujuan / kegunaan Angket

Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran
terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah
satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Untuk menghimpun
sejumlah informasi yang relevan dengan keperluan bimbingan dan konseling, seperti identitas
pribadi peserta didik, keterangan tentang keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan,
kebiasaan belajar dirumah, hobi atau informasi lainnya. Jika konselor memilih angkat sebagai
alat asesmen , maka penentuan responden perlu mendapat perhatian, sebab bila salah, maka
informasi yang dibutuhkan dapat saja diperoleh secara tidak maksimal.
Beberapa kegunaan angket bagi konselor dalam pelayanan konseling adalah :
a. Angket jelas menyediakan cara termudah mengumpulkan sejumlah besar informasi
yang berguna untuk memahami klien.
b. Angket termasuk teknik yang melibatkan partisipasi aktif klien, sehingga
memampukan klien memahami dirinya minimal untuk kondisi tertentu.
c. Angket bisa dirancang untuk mengumpulkan jenis khusu informasi yang terkait
dengan kebutuhan khusus klien.
d. Angket juga bisa digunakan untuk mencari informasi yang dapat memvalidasi data
yang lain yang sudah tersedia.
e. Angket dapat membantu mengidentifikasikan masalah yang dihadapi individu atau
kelompok sebagai basis menetapkan tujuan program dan data evaluasi sebagai dasar
penyempurnaan program.
Angket atau kuesioner sebagai alat evaluasi sangat berguna untuk mengungkap latar
belakang orang tua peserta didik maupun peserta didik itu sendiri, di mana data yang berhasil
diperoleh melalui kuesioner itu pada suatu saat akan diperlukan, terutama apabila terjadi
kasus-kasus tertentu yang menyangkut diri peserta didik.

3
C. Jenis / Bentuk Angket
1. Berdasarkan bentuk pertanyaan atau pernyataan :
a. Angket terbuka (open questionaire), merupakan bentuk angket yang pertanyaan
atau pernyataannya memberi kebebasan pada reponden untuk memberikan
jawaban dan pendapatnya sasuai dengan keinginan mereka
b. Angket tertutup (closed questionaire), adalah angket yang pertanyaan atau
pernyataannya tidak memberi kebebasan pada responden untuk menjawabnya
sesuai pendapat atau keinginan mereka.
c. Angket semi terbuka (semi open questionaire), yaitu bentuk angket yang
pertanyaan atau pernyataannya berbentuk tertutup, tetapi diikuti pertanyaan
terbuka.
2. berdasarkan sumber datanya :
a. Angket langsung, yaitu bila angket itu langsung diberikan kepada responden yang
ingin diselidiki. Jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan
perantara.
b. Angket tidak langsung, yaitu apabila angket disampaikan kepada orang lain yang
dimintai pendapat tentang kondisi orang lain. Jawaban tersebut diperoleh melalui
perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber pertama
3. Dilihat dari strukturnya, angket dapat dibedakan menjadi :
a. Angket berstruktur, yaitu angket yang bersifat tegas, konkret dengan pertanyaan
atau pernyataan yang terbatas dan menghendaki jawaban yang tegas dan terbatas
pula.
b. Angket tidak berstruktur, dipergunakan apabila konselor menginginkan uraian
lengkap dari subjek tentang suatu hal, dimana diminta uraian yang terbuka dan
panjang lebar. Disampaikan dengan mengajukan pertanyaan bebas.

4
D. Latihan Pembuatan Angket
Meskipun angket banyak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data,akan tetapi
penyusunannya perlu mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, agar data yang diperoleh
benar-benar representatif. Langkah-langkah penyusunan angket adalah :
1. Menentukan tujuan yang akan dicapai dari penggunaan angket. Misalnya angket
disusun dengan tujuan untuk mengetahui kebiasaan belajar peserta didik dirumah,
ingin mengetahui keterikatan peserta didik terhadap tugas, ingin mengetahui kondisi
keluarga, dan sebagainya
2. Mengindentifikasi variabel yang menjadi materi angket, misal presepsi peserta didik
tentang pengasuhan orang tua, kebiasaan belajar. Minat kegiatan ekstrakulikuler, dan
sebagainya. Kemudian di jabarkan dalam kisi-kisi.
3. Menyusun kalimat-kalimat pertanyaan atau pernyataan yang mewakili setiap
indikator sebagaimana yang telah dijabarkan dalam kisi-kisi. Untuk menyusun
pertanyaan atau pernyataan dalam angket, beberapa pedoman dibawah ini perlu
diperhatikan konselor :
a. Mengunakan kata-kata yang tidak mengandung makna ganda (ambigu)
b. Susunan kalimat hendaknya sederhana tetapi jelas
c. Menghindari pemakaian kata yang yang tidak ada gunanya
d. Menghindarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu
e. Mencantumkan kemungkinan jawaban sesuai dengan kebutuhan data dan
konstruk teori yang digunakan.
f. Hindarkan kata-kata yang bersifat sugestif dan kata yang bersifat negatif.
g. Pergunakan kata-kata yang netral, tidak menyinggung perasaan dan harga diri
responden.
4. Lengkapi angket dengan identitas responden jika diperlukan, dan pendahuluan, yaitu
berupa tujuan angket tersebut, dan petunjuk pengisian angket tersebut.
5. Suatu item jangan menanyakan dua hal sekaligus (pertanyaan ganda) misalnya :
“Bidang studi manakan yang anda sukai dan yang anda tidak sukai?”
6. Perumusan angket jangan mengandung petunjuk tentang jawaban yang baik atau
mengandung sugesti mengenai jawabai yang ideal. Misalnya jangan merumuskan “
Apakan anda merasa senang belajar disekolah” “Apakah orang tua biasanya
memperhatikan belajar anda di rumah” perumusan angket yang seperti ini membuat
siswa cendrung menjawab “YA” demi melindungi diri sendiri atau orang tuanya.

5
Kedua item ini seharmusnya dirumuskan dengan “ Bagaimana perhatian orang tua
terhadap belajar anda dirumah” “ Bagaimana perasaan anda dalam belajar di sekolah”.
7. Jika ada item tertentu yang memiliki lanjutan , sebaiknya hal ini dipisahkan menjadi
dua bagian. Sebagai contoh “ Apakah anda kerap tidak masuk sekolah” (Ya-Tidak).
“Kalau Ya, apa sebabnya”.
8. Apabila ada ada item yang cara menjawabnya erbeda dengan item yang lain, maka
harus disertai instruksi yang jelas
Untuk memperoleh angket dengan hasil baik, maka dapat dilakukan proses uji coba.
Sampel yang diambil dalam uji coba haruslah sampel dari populasi dimana angket itu akan
diberikan. Situasi uji coba juga harus sama, yaitu apakah angket harus diisi saat itu juga atau
boleh dibawa pulang, dan dikumpulkan kembali pada waktu yang telah ditentukan.
Keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan uji coba adalah :
1. Pertanyaan yang di anggap tidak relevan dapat dihilangkan.
2. Dapat diketahui apakah setiap pertanyaan atau pernyataan bisa dimengerti dengan
baik oleh reponden
3. Apakah pertanyaan atau pernyataan perdlu diubah
4. Bisa diketahui reaksi reponden terhaadap pertanyaan atau pernyataan sensifit,
sehingga perlu diubah atau tidak.
5. Dapat diketahui berapa lama pengisisan angket oleh responden’

6
E. Pengadministrasian Angket dan Presentasi Hasilnya

Pengadministrasian angket dalam pelayanan bimbingan dan konseling memiliki


beberapa tahapan yaitu:

a. tahapan persiapan, yang meliputi penentuan kelompok responden (bisa peserta didik,
orang tua, atau masyarakat umum), mempersiapkan angket sesuai tujuan dan
membuat satuan layanan asesmen.
b. langkah pelaksanaan, yang meliputi memberikan verbal setting(menjelaskan akan
tujuan, manfaat, dan kerahasiaan data), membagikan angket, menjelaskan kapan
waktu pengisian angket, mengumulkan kembali angket setelah selesai diisi.
c. tahapan penglahan dan analisis hasil, yang meliputi tahap pemeriksaan kelengkapan
hasil angket, dan membuat tabulasi hasil serta melakukan analisis.

Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam mengadministrasikan angket adalah :

1. Limadmen adalah lima arahan dalam administrasi instrumen. Sebelum konselor


meminta responden merespon instrumen yang diberikan, konselor mengawali dulu
kegiatan dengan limadmen. Beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam limadmen
angket adalah :
a) Menjelaskan apa,mengapa, untuk apa dan bagaimana mengadministrasikan
angket.
b) Tujuan pengadministrasian angket
c) Cara mengerjakan angket
d) Bagaimana pengolahan hasil angket
e) Pemanfaatan hasil angket.
2. Petunjuk pengerjaan. Agar dapat mengerjakan angket dengan baik,maka responden
harus diberi tahu tentang petunjuk pengerjaan angket yang benar. Oleh karena itu,
pada lembar respom amgket baik yang disusun sendiri olehg konselor atau yang sudah
baku, harus ada petunjuk pengerjaannya. Petunjuk dibacakan secara lisan oleh
konselor kepada semua responden
3. Lembar respon. Lembar respon untuk angket disediakan secara terpisah. Lembar
respon sendiri dapat disusun oleh konselor sesuai dengan kebutuhannya atau
menggunakan lembar respon yang baku.
4. Waktu penyelenggaraan. Konselor bisa memanfaatkan waktu sekitar 30 menit untuk
menjelaskan tata cara pengisian angket dan untuk mengerjakan butir-butir item yang

7
tersedia pada lembar respon angket, responden pada umumnya memerlukan waktu
sekitar 25 s/d 45 menit.
5. Pengumpulan lembar respon. Lembar respon yang telah dikerjakan responden,
dikumpulkan kembali pada konselor. Satu hal yang menjadi perhatian utama dari
lembar respon ini adalah, konselor harus menjaga kerahasiaannya. Oleh karena itu
konselor harus menyimpan lembar respon angket dengan baik dalam bentuk
cummulative records.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Angket merupakan salah satu alat pengumpul data dalam asesmen nontes, yang
berupa serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang diajukan pada responden (peserta didik,
orang tua atau masyarakat). Angket dikenal dengan sebutan kuesioner. Alat asesmen ini
secara garis besar terdiri dari tiga bagian yakni : Judul angket, Pengantar yang berisi tujuan
atau cara pengisian angket dan item item pertanyaan, bisa juga opini atau pendapat , dan
fakta.
Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran
terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah
satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Untuk menghimpun
sejumlah informasi yang relevan dengan keperluan bimbingan dan konseling, seperti identitas
pribadi peserta didik, keterangan tentang keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan,
kebiasaan belajar dirumah, hobi atau informasi lainnya. Jenis-jenis angket dapat dibedakan
antara lain berdasarkan bentuk pertanyaan, sumber data, strukturnya.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis mengakui banyak kesalahan dalam proses pembuatan
makalah ini dan penulis meminta kritik dan saran agar pembuatan makalah ini lebih baik
kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Winkel, W.S & Hastuti Sri. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta : Media Abadi
Komalasari, dkk. 2011. Asesmen Teknik Non Tes Perspektif BK Komprehensif. Jakarta: PT.
Indeks
Yusuf & Nurihsan. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Fadhilla Yusri.2015. Instrumentasi Non Tes Dalam Konseling. Padang Panjang : Melati
Publishing.hal 128-138

10

Anda mungkin juga menyukai