Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AUDITING

PERBEDAAN STRUKTUR LAPORAN AUDITING INDEPENDEN


ANTARA YANG DIATUR SPAP 2013 DAN 2022

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah AUDITING

Dosen Pengampu : Yetri Martika Sari, M.ACC., Ak

Disusun Oleh :

Septia Rahma Putri 2051030156


Setia Fitri Alviana Ningrum 2051030360
Tedi Firnando 2051030005
Tegar Rahmat Pujo Legowo 2051030166
Ulul Habibah 2051030174
Ways Al Qorni 2051030181
Yulia Andriani 2051030187

PRODI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya lah
makalah dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Auditing yang berisi tentang “Perbedaan Struktur
Laporan Auditing Independen Antara 2013 dan 2022 ". Sholawat serta salam kita
haturkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah menuju zaman terang benderang ini.

Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang
baru setelah membaca makalah ini. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah selanjutnya.

Demikianlah makalah ini kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandar Lampung, 18 Oktober 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Struktur Laporan Auditing Independen 2013..............................................3

B. Struktur SPAP lama Versus Struktur SPAP Baru.........................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................16

A. Kesimpulan.................................................................................................16

B. Saran............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas menurut PSAK 1 (2015:1.3). Laporan
keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan, hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan. Informasi dalam laporan keuangan harus
memenuhi kriteria andal dan berkualitas yaitu laporan keuangan yang bebas dari
rekayasa, tidak terdapat kesalahan material dan mengungkapkan informasi yang
sesuai fakta yang menjadi kepentingan banyak pihak terutama penggunanya. Dari
banyaknya perusahaan yang ada di Indonesia, banyak juga perusahaan domestik
maupun multinasional serta jasa akuntan publik yang mulai dipertimbangkan dan
diragukan kredibilitas dan integritas laporan keuangannya karena banyak terjadi
manipulasi terhadap data akuntansi yang ada.
Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat saat ini
membutuhkan ketahanan ditengah sengitnya persaingan didunia usaha. Laporan
keuangan menjadi suatu instrumen penting dalam operasional suatu perusahaan.
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas operasional suatu
perusahaan dengan pihak tertentu yang membutuhkan data atau aktivitas
keuangan tersebut. Salah satu usaha atau cara untuk menciptakan ketahan dan
daya saing bagi perusahaan ialah dengan menggunakan internal auditor.
Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal
audit perusahaan, terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan
maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan
dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan
profesi yang berlaku (Agoes 2012 : 204). Tujuannya adalah untuk membantu
manajemen di dalam suatu peruahaan untuk menjalankan tugas dan wewenangnya
secara sistematis dan efektif dengan cara memberikan analisis, penilaian,

1
rekomendasi, konsultasi dan informasi sehubungan dengan aktivitas yang
diperiksanya.
Seiring perkembangan perusahaan diseluruh sektor baik itu sektor
pemerintah maupun sektor swasta yang mulai kompleks menyebabkan
keterbatasan kemampuan manajemen untuk melakukan pengendalian dan
pengawasan perusahaan sehingga menjadikan audit internal sebuah fungsi yang
semakin penting. Badan Usaha Milik Swasta Nasional (BUMS Nasional) adalah
salah satu badan usaha yang didirikan oleh swasta dengan tujuan mencari
keuntungan sebesar-besarnya dan tidak bertentangan dengan UUD 1945. Badan
usaha ini terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah Perseroan Terbatas (PT).
Perseraoan Terbatas (PT) adalah persekutuan untuk menjalankan usaha yang
memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya. Setiap pemilik saham mempunyai tanggung
jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Modal dari Perseroan
Terbatas selain berasal dari saham juga berasal dari obligasi. Pemegang saham
disuatu Perseroan Terbatas adalah minimal dua pemegang saham dan aturan-
aturan lain mengenai Perseroan Terbatas ini diatur dalam UU RI nomor 40 tahun
2007.

B. Rumusan Masalah
` Dari latar belakang masalah diatas dapat diambil rumusan masalah
bagaimana perbedaan struktur laporan auditing independen antara 2013 dan 2022

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui perbedaan struktur
laporan auditing independen antara 2013 dan 2022

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Laporan Auditing Independen 2013


Ruang Lingkup
1. Standar Audit ("SA") ini mengatur tanggung jawab auditor dalam
merumuskan suatu opini atas laporan keuangan. SA ini juga mengatur
bentuk dan isi laporan auditor yang diterbitkan sebagai hasil suatu audit atas
laporan keuangan.
2. SA 705 dan SA 706 mengatur bagaimana bentuk dan isi laporan auditor
dipengaruhi ketika auditor menyatakan suatu opini modifikasian atau
mencantumkan suatu paragraf penekanan atau suatu paragraf hal lain dalam
laporan auditor. SA ini ditulis dalam konteks laporan keuangan bertujuan
umum yang lengkap. SA 800" mengatur pertimbangan-pertimbangan
khusus kelka laporan keuangan disusun
3. berdasarkan suatu kerangka bertujuan khusus. SA 895 mengatur
pertimbangan pertimbangan khusus yang relevan dengan santu audit atas
laporan keuangan tunggal atau unsur, akun, atau pos tertentu suatu laporan
keuangan.
4. SA ini mendorong konsistensi dalam laporan auditor. Konsistensi dalam
laporan auditor, ketika audit telah dilaksanakan berdasarkan SA,
mendukung kredibilitas dalam pasar global dengan membuat audit tersebut
(yang telah dilaksanakan berdasarkan standar yang diakui secara global)
lebih siap dapat teridentifikasi. SA in juga membantu peningkatan
pemahaman pengguna laporan keuangan dan pengidentifikasian kondisi
kondisi yang tidak biasa ketika terjadi.

Tanggal Efektif

5. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah: (1) tanggal 1 Januari 2013 (untuk Emtem), atau

3
(8) tanggal 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten, penerapan dini
dianjurkan).

Tujuan

6. Tujuan auditor adalah Untuk merumuskan suatu opini atas laporan


keuangan berdasarkan suatu evaluasi atas kesimpulan yang ditarik dari bukti
audit yang diperoleh; dan b. Untuk menyatakan suatu opini secara jelas
melalui suatu laporan tertulis yang juga menjelaskan basis untuk opini
tersebut.

Definisi

7. Untuk tujuan SA ini istilah berikut memiliki makna:


a) Laporan keuangan bertujuan umum: Laporan keuangan yang disusun
berdasarkan suatu kerangka bertujuan umum.
b) Kerangka bertujuan umum: Suatu kerangka pelaporan keuangan yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi keuangan umum dari
banyak pengguna laporan keuangan. Kerangka pelaporan keuangan dapat
berupa suatu kerangka pelaporan wajar atau suatu kerangka kepatuhan.
Istilah "kerangka pelaporan wajar digunakan untuk merujuk pada suatu
kerangka pelaporan keuangan yang mengharuskan kepatuhan terhadap
ketentuan dalam kerangka tersebut dan:
a. Mengakui secara eksplisit atau implisit bahwa, untuk mencapai
penyajian laporan keuangan yang wajar, kemungkinan perlu bagi
manajemen untuk menyediakan pengungkapan yang melebihi
pengungkapan yang telah ditentukan oleh kerangka tersebut; atau
b. Mengakui secara eksplisit bahwa kemungkinan perlu bagi
manajemen untuk menyimpang dari suatu ketentuan kerangka
untuk mencapai penyajian laporan keuangan yang wajar.
Penyimpangan tersebut hanya dapat dilakukan bila dianggap perlu
dalam kondisi yang sangat jarang.

4
Istilah kerangka kepatuhan digunakan untuk merujuk pada suatu
kerangka pelaporan keuangan yang mengharuskan kepatuhan terhadap
ketentuan dalam kerangka tersebut, tetapi tidak mengandung
pengakuan dalam butir (1) atau (2) tersebut di atas.

c) Opini tanpa modifikasian: Opini yang dinyatakan oleh auditor ketika


auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

8. Pengacuan pada laporan keuangan dalam SA ini berarti suatu laporan


keuangan bertujuan umum yang lengkap, termasuk catatan atas laporan
keuangan terkait. Catatan atas laporan keuangan terkait pada umumnya
meliputi suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi
penjelasan lainnya Ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
menentukan bentuk dan isi laporan keuangan, dan apa yang merupakan
suatu laporan keuangan lengkap.

9. Pengacuan pada 'Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dalam SA ini


berarti Stander Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, dan pengacuan pada
"Standar Akuntansi Pemerintahan berarti Standar Akuntansi Pemerintahan
yang ditetapkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan Kementerian
Keuangan Republik Indonesia.

Ketentuan

Perumusan Suatu Opini Atas LaporanKeuangan

10. Auditor harus merumuskan suatu opini tentang apakah laporan keuangan
disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
11. Untuk merumuskan opini tersebut, auditor harus menyimpulkan apakah
auditor telah memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan

5
keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik
yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Kesimpulan tersebut
harus memperhitungkan:
a) Kesimpulan auditor, berdasarkan SA 330, apakah bukti audit yang
cukup dan tepat telah diperoleh:
b) Kesimpulan auditor, berdasarkan SA 450, apakah kesalahan penyajian
yang tidak dikoreksi adalah material, baik secara invidual maupun
secara kolektif dan
c) Evaluasi yang diharuskan oleh paragraf 12-15.
12. Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan disusun, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan ketentuan dalam kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku. Pengevaluasian tersebut harus mencakup
pertimbangan atas aspek kualitatif praktik akuntansi entitas, termasuk
indikator kemungkinan penyimpangan dalam pertimbangan manajemen.
(Ref: Para. A1-A3)
13. Secara khusus, auditor harus mengevaluasi apakah dari sudut pandang
ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku :
a) Laporan keuangan mengungkapkan kebijakan akuntansi signifikan
yang dipilih dan diterapkan secara memadai:
b) Kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan konsisten dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan sudah tepat;
c) Estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen adalah wajar,
d) nformasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, dapat
diandalkan, dapat diperbandingkan, dan dapat dipahami
e) Laporan keuangan menyediakan pengungkapan yang memadai untuk
memungkinkan pengguna laporan keuangan yang dituju memahami
pengaruh transaksi dan peristiwa material terhadap Informasi yang
disampaikan dalam laporan keuangan: dan (Ref: Para. A4)
f) Terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan, termasuk judul
setiap Japoran keuangan, sudah tepat.

6
14. Ketika laporan keuangan disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian
wajar, pengevaluasian yang dinanuskan oleh paragraf 12-13 juga harus
mencakup apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar.
Pengevaluasian auditor tentang apakah laporan keuangan mencapai
penyajian wajar harus mencakup pertimbangan pertimbangan sebagai
berikut:
a. Penyajian, struktur, dag is laporan keuangan secara keseluruhan; dan
b. Apakah laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan
terkait, mencerminkan transaksi dan peristiwa yang mendasarinya
dengan suatu cara yang mencapai penyajian wajar.
15. Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk secara
memadal pada, atau menjelaskan, kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku. (Ref: Para. A5-A10)

7
B. Struktur SPAP lama Versus Struktur SPAP Baru

8
1. SPAP 2011 didasarkan US Professional Standards tahun 1998 dan
tidak diupdate secara kontinyu dengan perubahan di US Professional
Standards → masih banyak terdapat gaps.
2. SPAP 2013 didasarkan pada Handbook of International Quality
Control, Auditing, Review, Other Assurance, and Related Services
Pronouncement tahun 2010.

 Menekankan terhadap aspek penilaian risiko (auditing berbasis


risiko)
 Standar berbasis prinsip (principles-based standard)
 Menekankan penggunaan pertimbangan profesional (professional
judgment) dan skeptisisme professional
 Mengurangi pendekatan model matematis
 Perlunya keterlibatan auditor yang berpengalaman, memiliki
pendidikan dan pelatihan memadai, dan ciri kepribadian tertentu
(seperti sikap skeptisme profesional)
Penerimaan klien (client acceptance) dalam SPAP baru lebih jelas
dengan adanya syarat “Prakondisi”. SA memerlukan pemahaman
memadai tentang kerangka pelaporan keuangan apa yang digunakan
entitas. Berbeda kerangka dapat berakibat pada penggunaan SA yang
berbeda.
3. Risk Based yang sifatnya “top down approach”, pada SPAP lama Risk
Based namun sifatnya “cyclical”. SPAP baru sangat memperhatikan
atau concern pada kecurangan (fraud) dan kepatuhan terhadap regulasi
(compliance to regulation).
4. Materialitas menggunakan konsep “buffer”, selisih antara Materialitas
dengan Materialitas pelaksanaan.
5. Respon terhadap risiko (risk response) yang lebih sistematis dan lugas
pada prosedur yang memungkinkan memperoleh bukti yang cukup dan
tepat.
6. Grup audit, auditor tidak boleh melakukan splitting responsibility.

9
7. Konsep going concern yang lebih tegas sebagai tanggung jawab
manajemen. Dampak pada opini yang berbeda.
8. Sangat concern kepada fair value accounting, related party transaction,
dan management estimation.
9. Format dan struktur opini yang lebih jelas dan tegas. Prosedur evaluasi
salah saji dan kecukupan disclosure laporan yang lebih sistematis.
10. Diskusi tim perikatan: strategi dan audit plan, termasuk risiko fraud.
11. Quality control yang semakin ketat, perlunya EQCR yang independen
dari tim perikatan untuk klien tertentu. Peran dan tanggung jawab rekan
perikatan yang lebih jelas dan tegas.
12. Struktur SA yang lebih sistematis:
Pendahuluan
Tujuan (dicapai melalui pelaksanaan serangkaian prosedur)
Ketentuan (umumnya merupakan serangkaian prosedur yang harus
dilakukan auditor)
Materi penjelasan (penjelasan atas ketentuan)
13. SA concern kepada aspek komunikasi dua arah auditor dengan TCWG.
14. Sangat jelas membuat beda antara assurans dengan non assurans.
Dalam SPAP baru terdapat kerangka Perikatan Asurans yang tidak ada
pada SPAP lama.

Isi Standar Profesional Akuntan Publik

SA Pernyataan standar SA Standar pelaporan pertama,


100 auditing pengantar 400 kedua dan ketiga

Tanggung jawab & fungsi Kepatuhan terhadap standar


110 auditor independen 410 akuntansi keuangan di
Indonesia

150 Standar auditing 412 Penggunaan frasa “standar

10
akuntansi keuangan entitas
tanpa akuntabilitas publik”

Hubungan antara standar Makna frasas standar


auditing dengan akuntansi keuangan di
161 413 Indonesia
standar pengendalian mutu

420 Konsistensi penerapan standar


akuntansi keuangan di
Indonesia

SA Standar umum 431 Pengungkapan memadai


200 dalam laporan keuangan

Sifat standar umum Pelaporan auditor atas


201 435 informasi segmen

Pelatihan dan keahlian


210 auditor independen

Independensi SA Standar pelaporan keempat


220 500

230 Penggunaan kemahiran 504 Pengaitan nama auditor


profesional dengan dengan laporan keuangan

cermat dan seksama


dalam pelaksanaan
pekerjaan auditor

11
Laporan auditor atas laporan
508 keuangan auditan

SA Standar pekerjaan 530 Pemberian tanggal atas


300 lapangan laporan auditor independen

310 Penunjukan auditor 534 Pelaporan atas laporan


independen keuangan yang disusun untuk

digunakan di negara lain

311 Perencanaan & supervisi 543 Bagian audit dilaksanakan


oleh auditor independen lain

312 Risiko audit & materialitas 544 Ketidaksesuaian dengan


dalam pelaksanaan Audit standar akuntansi keuangan di
Indonesia

313 Pengujian substantif 550 Informasi lain dalam


sebelum tanggal neraca dokumen yang berisi
laporfan keuangan audit\an

314 Penentun risiko & 551 Pelaporan tentang informasi


pengendalian intern- yang melampiri laporan

pertimbangan & keuangan pokok dalam


karakteristik sistim dokumen yang diserahkan
informasi Computer oleh auditor

315 Komunikasi antara auditor 552 Pelaporan atas laporan


pendahulu dengan keuangan ringkasan dan

12
data

auditor pengganti keuangan pilihan

316 Pertimbangan atas 558 Informasi tambahan yang


kecurangan dalam audit diharuskan

laporan keuangan

317 Unsur tindakan 560 Peristiwa kemudian


pelanggaran hukum oleh
klien

318 Pemahaman bisnis klien 561 Penemuan kemudian fakta


yang ada pada tanggal
laporan auditor

319 Pertimbangan pengendalian


intern dalam audit laporan
keuangan

Surat perikatan audit SA Tipe-tipe lain laporan


320 600

322 Pertimbangan auditor atas 622 Perikatan untuk menerapkan


fungsi audit intern prosedur yang disepakati

dalam audit laporan atas unsur, akun atau pos


keuangan tertentu dsalam laporan
keuangan

13
Perikatan audit tahun Laporan khusus
pertama-saldo awal
323 623

324 Pelaporan atas 625 Laporan tentang penerapan


pengolahan transaksi prinsip akuntansi
oleh organisasi jasa

Komunikasi masalah yang Surat untuk penjamin emis


325 berhubungan 634 dan pihak tertentu

dengan lain yang

pengendalian intern yang meminta


ditemukan dalam suatu
audit

326 Bukti audit

Tehnik audit berbantuan


327 komputer

Prosedur analitis SA Topik khusus


329 700

Proses konfirmasi Pertimbangan khusus dalam


330 710 audit bisnis kecil

331 Persediaan 722 Informasi keuangan interim

333 Representasi manajemen

14
Pihak yang memiliki SA Audit kepatuhan
334 hubungan istimewa 800

335 Auditng dalam 801 Audit kepatuhan yang


lingkungan sistim diterapkan atas entitas
informasi

Computer pemerintahan dan penerima


lain bantuan keuangan

Penggunaan pekerjaan pemerintah


336 spesialis

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsistensi dalam laporan auditor, ketika audit telah dilaksanakan
berdasarkan SA, mendukung kredibilitas dalam pasar global dengan membuat
audit tersebut (yang telah dilaksanakan berdasarkan standar yang diakui secara
global) lebih siap dapat teridentifikasi. SA in juga membantu peningkatan
pemahaman pengguna laporan keuangan dan pengidentifikasian kondisi kondisi
yang tidak biasa ketika terjadi.

Tujuan auditor adalah Untuk merumuskan suatu opini atas laporan


keuangan berdasarkan suatu evaluasi atas kesimpulan yang ditarik dari bukti audit
yang diperoleh Untuk menyatakan suatu opini secara jelas melalui suatu laporan
tertulis yang juga menjelaskan basis untuk opini tersebut. Kerangka bertujuan
umum Suatu kerangka pelaporan keuangan yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan informasi keuangan umum dari banyak pengguna laporan keuangan.

Mengakui secara eksplisit bahwa kemungkinan perlu bagi manajemen


untuk menyimpang dari suatu ketentuan kerangka untuk mencapai penyajian
laporan keuangan yang wajar. Penyimpangan tersebut hanya dapat dilakukan bila
dianggap perlu dalam kondisi yang sangat jarang. Pengacuan pada laporan
keuangan dalam SA ini berarti suatu laporan keuangan bertujuan umum yang
lengkap, termasuk catatan atas laporan keuangan terkait.

Untuk merumuskan opini tersebut, auditor harus menyimpulkan apakah


auditor telah memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan
oleh kecurangan maupun kesalahan. Auditor harus mengevaluasi apakah laporan
keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan ketentuan dalam
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

16
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sajikan, penulis sadar bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun kami
harapkan demi kesempurnaan. Untuk itu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menjadikan manfaat
bagi kita semua.

17
DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai