Anda di halaman 1dari 26

AKUNTANSI

WA’D
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK:
1. MEYLONITA PUTRI PARADITA B1C120146
2. MUHAMMAD ROLAND FACHRY.Y B1C120147
3. NI KADEK HERLIN ANDRIANI B1C120162
4. NISHA CLAUDYA PUTRI IRFAN B1C120163
5. RIKA PRATIWI B1C120172
6. RIZKI AULIYAH ROSA BAHERI B1C120176
7. SITTI AMINAH B1C120181
8. TANTRY MAHARANI BIC120185
9. WAODE SRI AYU NINGSI B1C120193
10. YARNI B1C120197
Pokok Pembahasan

Pengertian Akuntansi Wa’d


01 Wa’d 02 (PSAK 111)

Dasar Hukum Contoh soal


03 Wa’d
04 Akuntansi Wa’d
01
Pengertian
Wa’d
Definisi
Secara etimologis wa’d memiliki arti diantaranya adalah hadda yang berarti ancaman (al-
wa’id), dan takhawwafa (menakut-nakuti). Dari segi cakupannya,
al-wa’d mencakup perbuatan baik dan buruk meskipunn pada umumnya janji digunakan
untuk melakukan perbuatan baik. Pengertian lain adalah “keinginan yang dikemukakan
oleh seseorang untuk melakukan sesuatu, baik perbuatan maupun ucapan, dalam rangka
memberi keuntungan bagi pihak lain”.
02
Akuntansi Wa’d
(PSAK 111)
Implementasi akad wa’d dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) 111

Tujuan akuntansi wa’d (pasal 01 PSAK Syariah No.111) adalah bertujuan mengatur akuntansi
atas wa’d, khususnya terkait pengakuan dan pengungkapan. Wa'd dalam tataran
implementasinya banyak dipraktekkan dalam beberapa produk pada lembaga keuangan
Syariah diantaranya Ijarah, Ijarah Muntahiyya Bittamlik, Syirkah Mutanaqishah, Murabahah
dengan Pesanan, Sukuk, Wakalah, dan Foreign Exchange. Hal ini juga berpedoman pada
fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI dan juga dalam PSAK 111 yang dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia.
Transaksi dalam Ruang Lingkup PSAK 111

Transaksi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 111 yaitu transaksi
lindung nilai sederhana dan kompleks. Berikut pengakuan, pengukuran,
dan penyajian lindung nilai sederhana, diantaranya :
• Para pihak tidak mengakui aset atau liabilitas yang akan diterima
atau ditimbulkan oleh wa’d yang diberikan atau diterima.
• Para pihak mengungkapkan informasi yang disyaratkan pada PSAK
111, termasuk informasi kuantitatif atas wa’d.
• Pihak yang menerima maupun yang memberi mata uang asing
mengakui mata uang asing yang diterima atau diserahkan dalam
rupiah dengan menggunakan kurs spot tanggal pelaksanaan.
Lanjutan
Pengakuan, pengukuran dan penyajian dalam lindung nilai kompleks,
antara lain:
• Pada saat transaksi spot, pihak yang menerima maupun yang memberi mata
uang asing mengakui mata uang asing yang diterima atau diserahkan dalam
rupiah dengan menggunakan kurs spot tanggal pelaksanaan.
• Para pihak tidak mengakui aset atau liabilitas yang akan diterima atau
ditimbulkan oleh wa’d yang diberikan atau diterima.
• Para pihak mengungkapkan informasi yang disyaratkan pada PSAK 111:
Akuntansi Wa’d termasuk informasi kuantitatif atas wa’d.
• Pada saat pelaksanaan, perlakuannya sama dengan ketika terjadi transaksi
spot.
Penerapan Wa’d pada Produk Keuangan
Syariah

● Repo Surat Berharga Syariah (SBS)


Transaksi Repo Surat Berharga Syariah merupakan transaksi
penjualan surat berharga Syariah oleh pihak pertama kepada pihak
kedua dengan wa’d dari pihak pertama untuk membeli kembali Surat
Berharga Syariah dari pihak kedua, dan wa’d dari pihak kedua untuk
menjual kembali Surat Berharga Syariah (SBS) tersebut kepada pihak
pertama di masa mendatang.
 
Berikut adalah pengakuan, pengukuran, dan penyajian
Repo Surat Berharga Syariah:

01 02 03
Jual beli surat berharga mengacu Akad jual beli yang pertama dan Pihak pertama mengakui keuntungan
pada harga pasar atau harga yang kedua merupakan dua transaksi yang atau kerugian dari penjualan SBS
disepakati. terpisah, sehingga tidak diperlakukan sebesar selisih antara jumlah neto yang
sebagai transaksi tunggal atau diperoleh dan jumlah tercatat SBS.
berkaitan.

04 05
Pihak kedua mengklasifikasikan SBS yang Ketika transaksi jual beli kedua, pihak
diperoleh dari transaksi repo syariah di transaksi pertama mengakui dan mengukur SBS
jual beli pertama dalam kategori: diukur pada biaya sebagai berikut: jika SBS diklasifikasikan
perolehan; diukur pada nilai wajar melalui sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba
penghasilan komprehensif lain; diukur pada nilai rugi, maka SBS diukur pada nilai wajarnya..
wajar melalui laba rugi.
Ilustrasi Jurnalnya:
Penjual
• Pada saat penjualan pertama (wa’d juga terjadi)

• Menerima imbal hasil – tidak ada jurnal

• Saat penjualan kedua (penjual membeli kembali)


Ilustrasi Jurnalnya:
Penerapan Wa’d pada Produk Keuangan
Syariah

● Lindung Nilai Syariah atas Nilai Tukar


Lindung nilai syariah hanya meliputi lindung nilai atas risiko nilai
tukar dengan menggunakan mekanisme yang sesuai dengan ketentuan
syariah. Item yang dilindungi nilai (hedged items) atas nilai tukar
dapat berupa aset atau liabilitas yang diakui, komitmen pasti yang
belum diakui, perkiraan transaksi yang kemungkinan besar akan
terjadi, atau investasi neto pada kegiatan usaha luar negeri.
Lindung nilai syariah atas nilai tukar dapat
dilakukan dengan mekanisme:
Transaksi lindung nilai sederhana
(‘aqd altahawwuth al basith)

Transaksi lindung nilai kompleks


(‘aqd al-tahawwuth al-murakkab)

Transaksi lindung nilai melalui bursa komoditi syariah


(‘aqd al- tahawwuth fi suq al-sil’ah)
03
Dasar Hukum
Wa’d
Dasar Hukum Wa’d

1 2 3

Al Qur'an Hadist Fatwa DSN-MUI


yang Berkaitan
dengan Akad
Wa’d
Dasar Hukum dalam Al Qur'an

01 02
Qs. Al Maidah: 1 Qs. Ash Shaff: 2-3
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad
"Hai orang-orang yang beriman,
itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang
mengapa kamu mengatakan apa
akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan
tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
yang tidak kamu perbuat? Amat besar
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan kebencian di sisi Allah bahwa kamu
hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya" mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan"
“Telah menceritakan kepada kami Sulaiman Abu ar
Rabi' berkata, telah menceritakan kepada kami
Ismail bin Ja'far berkata, telah menceritakan kepada
kami Nafi' bin Malik bin Abu 'Amir Abu Suhail dari
bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi Shallahu
'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tanda-tanda
munafiq ada tiga yaitu jika berbicara dusta, jika
berjanji mengingkari, dan jika diberi amanat dia
hianat"

(HR. Bukhari: 32)


Fatwa DSN-MUI yang berkaitan dengan akad atau transaksi
wa’d, diantaranya sebagai berikut:

Ketika transaksi wa’d berada dalam Ketika transaksi wa’d berhubungan


akad IMBT (Ijarah dengan transaksi hak memesan efek
Muntahiyya bit-Tamlik), maka Syariah maka fatwa yang digunakan
merujuk pada Fatwa DSN MUI No. untuk rujukan Fatwa DSN-MUI No.
27/DSN-MUI/III/2002 tentang Al- 1 2 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak
Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik. Memesan Efek Terlebih Dahulu
Syariah.

Akad wa’d yang berkaitan dengan Akad wa’d yang berhubungan dengan
transaksi waran Syariah maka fatwa
yang dirujuk adalah Fatwa DSN-
3 4 akad sale and lease back, maka
menggunakan Fatwa DSN-MUI
MUI Nomor 66/DSN-MUI/III/2008 Nomor 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang
tentang Waran Syariah. Sale and Lease Back.
Lanjutan
Jika akad wa’d berada dalam akad
musyarakah mutanaqishah, maka Fatwa inti atau induk dalam akad wa’d
fatwa yang digunakan adalah Fatwa adalah Fatwa DSN-MUI Nomor
DSN-MUI Nomor 73/DSN-
MUI/XI/2008 tentang Musyarakah 5 6 85/DSN-MUI/XII/2012 tentang Janji
(Wa’d) dalam Transaksi Keuangan
Mutanaqishah. dan Bisnis Syariah.

Akad wa’d yang ada di dalam akad Dalam transaksi lindung nilai syariah
Repo Surat Berharga Syariah 7 8 dimana terdapat akad
(SBS) berdasarkan prinsip Syariah, wa’d di dalamnya, sumber rujukan
menggunakan Fatwa DSN-MUI yang digunakan Fatwa DSN-MUI
Nomor 94/DSNMUI/IV/2014 tentang Nomor 96/DSNMUI/IV/2015 tentang
Repo Surat Berharga Syariah Transaksi Lindung Nilai Syariah
(SBS) Berdasarkan Prinsip Syariah. (alTahawwuth al-Islami/ Islamic
Hedging) atas Nilai Tukar.
04
Contoh soal
Akuntansi Wa’d
Contoh : Lindung Nilai Sederhana
 
Pada 1 Maret 2017 PT AA (perusahaan importir) menerima
tagihan impor sebesar USD1 juta yang harus dibayar pada
10 April 2017. Pada hari yang sama PT AA melakukan
kesepakatan tukar menukar mata uang asing dengan Bank
Syariah BB. PT AA berjanji akan menyerahkan Rp14 miliar,
dan Bank Syariah BB berjanji akan menyerahkan USD1 juta,
pada 10 April 2017. Kurs spot dollar AS terhadap rupiah pada
1 Maret, 31 Maret, dan 10 April masing-masing Rp13.300,
Rp13.400, dan Rp13.500. Pada 10 April 2017 PT AA dan
Bank Syariah B membuat akad tukar menukar mata uang dan
keduanya melaksanakan akad tersebut.
 
KESIMPULAN
Wa’d adalah “Pernyataan dari pihak/seseorang untuk berbuat/tidak berbuat sesuatu;
serta perbuatan tersebut dilakukan di masa yang akan datang. Wa’d hanya mengikat
satu pihak, yakni pihak yang memberi janji berkewajiban untuk memenuhi atau
melakasanakan kewajibannya. Sedangkan pihak yang diberi janji tidak memikul
kewajiban apa-apa terhadap pihak lainnya. Tujuan akuntansi wa’d (pasal 01 PSAK
Syariah No.111) adalah pernyataan ini bertujuan mengatur akuntansi atas wa’d,
khususnya terkait pengakuan dan pengungkapan. Transaksi wa’d akan senantiasa
terpengaruh oleh akad/transaksi yang diikutinya. Dimana dalam tataran
implementasinya banyak dipraktekkan dalam beberapa produk pada lembaga
keuangan syariah diantaranya Ijarah, Ijarah Muntahiyya Bittamlik, Shirkah
Mutanaqishah, Murabahah dengan Pesanan, Sukuk, Wakalah, dan Foreign Exchange.
Hal ini juga berpedoman pada fatwa- fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI dan
juga dalam PSAK 111 yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah
Ikatan Akuntan Indonesia.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai