Anda di halaman 1dari 1

M. Tohir, pegawai pada perusahaan PT.

Semoga Lancar, memperoleh gaji mingguan sebesar


Rp.2.000.000. M. Tohir telah menikah dan mempunyai 2 orang anak. PT. Semoga Lancar
masuk program BPJS ketenagakerjaan, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan
Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing setiap bulan sebesar
2.00% dan 0.40% dari gaji yang diperolah. PT. Semoga Lancar membayar iuran Jaminan
Hari Tua setiap bulan sebesar 3.80% dari gaji, sedangkan M. Tohir membayar iuran pensiun
sebesar Rp.60.000,00 dan Jaminan Hari Tua sebesar 3.00% dari gaji. Dalam minggu kedua
pada bulan Agustus 2019, M. Tohir memperoleh pembayaran berupa gaji saja sehingga
perhitungan Pph Pasal 21 untuk minggu kedua bulan Agustus adalah:
Jawab:
Penghasilan sebulan 4 x Rp. 2.000.000,00 Rp. 8.000.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp. 160.000,00
Premi Jaminan Kematian Rp. 32.000,00
Penghasilan bruto Rp. 8.192.000,00
Pengurang:
1. Biaya jabatan 5% x Rp. 8.192.000,00 Rp. 409.600,00
2. Iuran pensiun Rp. 60.000,00
3. Iuran Jaminan Hari Tua Rp. 240.000,00
Rp. 709.600,00
Penghasilan neto sebulan Rp. 7. 482.400,00
Penghasil neto setahun adalah
12 x 7.482.400,00. Rp. 89.788.800,00

PTKP setahun
- Untuk wajib pajak sendiri Rp. 54.000.000,00
- Tambahan karena menikah Rp. 4.500.000,00
- Tambahan dua anak. Rp . 9.000.000,00
Rp.67.000.000,00

Penghasilan kena pajak setahun Rp.22.788.800,00


Pembulatan. Rp.22.789.000,00
Pph pasal 21 terutang
5% x Rp.22.789.000,00. Rp.1.139.300,00
Pph pasal 21 sebulan
Rp.1.139.300,00 : 12 Rp. 94. 942,00
Pph pasal 21 minggu kedua
Rp. 94.942,00 : 4 Rp. 23.735,00

Anda mungkin juga menyukai