Anda di halaman 1dari 4

KASUS BUKOPIN

-Dari segi akuntansi diperbolehkan setelah 5 tahun pajak, pajak lebih besar, pajak berupa 5%
laba
-hampir sama, rasio dirubah
-kurangnya ketegasan
-Karena suami Sri Mulyani bekerja di Bukopin ( adanya hubungan istimewa)
-auditor tidak dapat memenuhi independensi

PELANGGARAN PROFESI

PENYEBAB PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI


Ada beberapa hal yang penyebab pelanggaran kode etik yang biasanya terjadi di lingkungan
kita, antara lain :

A. Pengaruh jabatan
Misalnya yang melakukan pelanggaran kode etik profesi itu adalah pimpinan atau orang yang
memiliki kekuasaan yang tinggi pada profesi tersebut, maka bisa jadi orang lain yang posisi
dan kedudukannya berada di bawah orang tersebut, akan enggan untuk melaporkan kepada
pihak yang berwenang memberikan sangsi, karena kekhawatiran akan berpengaruh kepada
jabatan dan posisinya pada profesi tersebut.

B. Pengaruh masih lemahnya penegakan hukum di Indonesia, sehingga menyebabkan pelaku


pelanggaran kode etik profesi tidak merasa khawatir melakukan pelanggaran.

C. Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat.

D. Organisasi profesi tidak dilengkapi denga sarana dan mekanisme bagi masyarakat untuk
menyampaikan keluhan.

E. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi, karena


buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri

F. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk menjaga
martabat luhur profesinya.

G. Pengaruh sifat kekeluargaan

Misalnya, yang melakukan pelanggaran adalah keluarga atau dekat hubungan kekerabatannya
dengan pihak yang berwenang memberikan sangsi terhadap pelanggaran kode etik pada suatu
profesi, maka ia akan cendrung untuk tidak memberikan sangsi kepada kerabatnya yang telah
melakukan pelanggaran kode etik tersebut.

Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika


-Kebutuhan individu, contohnya korupsi karena alasan ekonomi
-Tidak ada pedoman, karena area “abu-abu”, sehingga tak ada panduan
-Perilaku dan kebiasaan individu contohnya kebiasaan yang terakumulasi tak dikoreksi
-Lingkungan tidak etis contohnya pengaruh dari komunitas
-Perilaku orang yang ditiru contohnya efek primordialisme yang kebablasan
Sangsi Pelanggaran Etika
-Sanksi Sosial
-Skala relative kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat “dimaafkan”.
-Sanksi Hukum
-Skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum pidana menempati prioritas utama, diikuti
oleh hokum Perdata.

TANGGUNG JAWAB MORAL AUDITOR

Auditor memiliki kewajiban untuk mendeteksi adanya kekeliruan dan ketidak-beresan yang
menyebabkan laporan keuangan berisi salah saji material. Untuk melaksanakan kewajiban
tersebut, auditor diharuskan untuk menerapkan keseksamaan didalam perencanaan dan
pelaksanaan audit serta melakukan penilaian hasil prosedur audit-nya. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan auditor dalam menentukan kemungkinan terdeteksinya kekeliruan dan
ketidak-beresan adalah kompetensi dan integritas klien serta gaya cognitive auditor. Artikel
ini bertujuan untuk memaparkan (1) tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kekeliruan
dan ketidakberesan, (2) faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
kemungkinan terdeteksinya kekelir-uan dan ketidakberesan, dan (3) peran komunikasi dalam
mendeteksi ketidakberesan.

Tanggung Jawab Auditor Independen


Akuntan publik (Auditor Independen) merupakan profesi yang telah memperoleh izin untuk
memberikan jasa sesuai ketentuan yang berlaku. Keberadaan profesi auditor diatur melalui
peraturan / ketentuan dari regulator (pemerintah) serta standar dan kode etik profesi yang
ditetapkan oleh organisasi profesi. Sedangkan Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan
usaha yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan telah mendapatkan izin usaha dari
pihak yang berwenang. Profesi auditor lahir dan besar berasal dari tuntutan publik akan
adanya mekanisme komunikasi independen. Komunikasi ini menghubungkan antara entitas
ekonomi dengan para stakeholderterutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang
bersangkutan (Lutfillah, 2016).

Pernyataan Standar Audit nomor 02 (SA no.2) menyatakan bahwa laporan keuangan yang
disajikan kepada pihak pemakai merupakan tanggung jawab penuh pihak manajemen.
Tanggung jawab auditor atas laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen hanya
terbatas pada memberikan pernyataan pendapat bahwa laporan keuangan tersebut wajar atau
tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Dalam memberikan pernyataan pendapat auditor atas laporan keuangan, harus didasarkan
pada etika auditor. Kode etik akuntan itu sendiri meliputi delapan butir pernyataan yang
merupakan hal -- hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan. Delapan butir tersebut
adalah, sebagai berikut ;

 Tanggung Jawab Profesi


 Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan
sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan
masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha
kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
 Kepentingan Publik
 Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak sedemikian rupa demi melayani
kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas
profesionalisme.
 Integritas
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Untuk memelihara
dan memperluas keyakinan publik, anggota harus melaksanakan semua tanggung jawab
profesinal dengan integritas tertinggi
 Objektivitas
Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh
pihak lain. Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan bebas dari konflik
kepentingan dalam menunaikan tanggung jawab profesional. Seorang anggota dalam praktik
publik seharusnya menjaga independensi dalam faktadan penampilan saat memberikan jasa
auditing dan atestasi lainnya
 Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
 Seorang anggota profesi harus selalu mengikuti standar-standar etika dan teknis profesi
terdorong untuk secara terus menerus mengembangkan kompetensi dan kualitas jasa, dan
menunaikan tanggung jawab profesional sampai tingkat tertinggi kemampuan anggota yang
bersangkutan.
 Kerahasiaan
Seorang akuntan profesional harus menghormati kerahasianin formasi yang diperolehnya
sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnis serta tidak boleh mengungapkan informasi
apa pun kepada pihak ketiga tanpa izin yang benar dan spesifik, kecuali terdapat kewajiban
hukum atau terdapat hak profesional untuk mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan
berlanjut bahkan setelah hubungan antara anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
 Perilaku Profesional
 Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan yang relevan
dan harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
 Standar Teknis
 Sebagai profesional setiap anggota dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan
berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima
jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

Berperilaku etis sesuai dengan etika profesi yang dianut menunjukkan bahwa seorang auditor
tersebut dapat berkomitmen dengan baik dalam menjalankan tugasnya. Perilaku etis
merupakan hal yang paling mendasar dalam melakukan suatu pekerjaan. Segala sesuatu yang
berawal dari kesadaran dan ketulusan dalam bekerja maka hasilnya juga akan lebih baik
(Utami, 2014)

STUDI KASUS

Nilai kurs hari ini

Depresiasi nilai tukar rupiah memang tidak dapat dilepaskan dari sejumlah faktor.
(1)Tingginya permintaan valas, khususnya dolar AS oleh sektor swasta untuk membayar
utang jatuh tempo dan kebutuhan pembayaran impor. Dividen investor asing juga mulai
dibayarkanke luar negeri. (2) tingginya mismatch suppy dan demand dolar. Eksportir juga
masih cukup enggan melepas kepemilikan dolarnya, karena dolar yang masih cenderung
menguat terhadapmata uang lainnya (4) Aksi sejumlah spekulan yang memanfaatkan
sentimen negatif pasar keuangan untuk mengeruk keuntungan.

Pekan ini nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak dengan kecenderungan konsolidasi hingga
melemah. Kenaikan inflasi yang lebih cepat dari prediksi semula potensi memberi sentimen
negatif bagi rupiah. Hal tersebut memungkinkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak
tercapai manakala inflasi terus mengalami kenaikan. Namun, prediksi cerahnya ekspor
Indonesia di tengah kecenderungan perlambatan ekonomi global potensi memberi secercah
harapan bagi fluktuasi rupiah.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar bergerak stabil pada perdagangan hari ini, rupiah
dibuka di angka 14.390, tak berbeda jauh jika dibandingkan dengan perdagangan
sebelumnya yang ada di angka 14.394 per dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak dikisaran 14.380 per dolar AS hingga
14.393 per dolar AS. Surplus neraca perdagangan tahan pelemahan rupiah dan
rencana kenaikan bunga the fed kembali tekankan rupiah. Jika dihitung dari awal,
rupiah melemah 6,1 %

Efek surplus dagang memberikan katalis positif bagi rupiah, data penjualan ritel di AS
yang menurun juga mempengaruhi pergerakan rupiah. Itu memberikan efek bagi
depresiasi dolar terhadap berbagai intrumen forex lainya, termasuk rupiah.

PEGAWAI PAJAK DITANGKAP

Wajib pajak ini memang memiliki usaha, namun usahanya sudah tidak beroperasional
lagi. Momen itulah yang dijadikan kesempatan tersangka. Terungkapnya kasus itu
menunjukan bahwa masih ada oknum yang perlu dilakukan pembersihan di direktorat
jendral pajak.

Anda mungkin juga menyukai