Anda di halaman 1dari 5

Etika berasal dari dari kata Yunani Ethos (jamak ta etha), berarti adat istiadat

Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang
maupun pada suatu masyarakat
Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik
dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain
atau dari satu generasi ke generasi yg lain.
Di dalam akuntansi juga memiliki etika yang harus di patuhi oleh setiap
anggotanya. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan
dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik,
bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di
lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.
Profesi Akuntansi merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian dan
pelatihan di bidang akuntansi, serta mengikuti perkembangan bisnis dan
profesinya, memahami, mempelajari dan menerapkan prinsip akuntansi dan
standar (auditing) yang dtetapkan IAI.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi
kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan terse but terdapat empat
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:

Profesionalisme,

Diperlukan

individu

yang

dengan

jelas

dapat

diidentifikasikan oleh pemakai jasa

Akuntan ,sebagai profesional di bidang akuntansi.

Kualitas Jasa, Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh


dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.

Kepercayaan, Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa


terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh
akuntan.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:


1) Prinsip Etika,
2) Aturan Etika, dan
3) Interpretasi Aturan Etika.
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh
Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh
Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang
bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan
oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari
anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam
penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya.
PENGERTIAN ETIKA PROFESI AKUNTANSI
Jadi Etika Profesi Akuntansi adalah suatu ilmu yang membahas perilaku
perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran
manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan.
Dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, ada beberapa pihak akuntan yang
memiliki etika dalam profesinya, diantaranya :

Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, audit ini
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK merupakan
badan yang tidak tunduk kepada pemerintah sehingga diharapkan dapat
melakukan audit secara independen, namun demikian badan ini bukanlah

badan yang berdiri di atas pemerintah. Hasil audit BPK disampaikan


depada Dewan Perwakilah Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan
keuangan negara.

Auditor Intern
Auditor intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas
audit yang dilakukannya terutama membantu manajemen perusahaan
tempat dimana ia bekerja.

Auditor Independen atau Akuntan Publik


Tanggungjawab utama auditor independen atau lebih umum disebut
akuntan publik adalah melakukan fungsi pengauditan

atas laporan

keuangan yang diterbitkan perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada


perusahaan-perusahaan terbuka.
PRINSIP ETIKA PROFESI AKUNTANSI

Prinsip Pertama Tanggung Jawab Profesi


Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap
anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

Prinsip Kedua Kepentingan Publik


Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

Prinsip Ketiga Integritas


Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi
mungkin

Prinsip Keempat Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan


kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

Prinsip Kelima Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional


Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehatihatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh matifaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.

Prinsip Keenam Kerahasiaan


Setiap anggota harus, menghormati leerahasiaan informas iyang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak
atau kewajiban profesional atau hokum untuk mengungkapkannya

Prinsip Ketujuh Perilaku Profesional


Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi
yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi

Prinsip Kedelapan Standar Teknis


Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

KASUS

YANG

BERHUBUNGAN

DENGAN

ETIKA

PROFESI

AKUNTANSI
Kasus KAP Anderson dan Enron
Kasus KAP Anderson dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan
kebangkrutannya ke pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu
terungkap, terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan
nilai investasi dan laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum

kebangkrutan Enron terungkap, KAP Anderson mempertahankan Enron sebagai


klien perusahaan dengan memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran
dokumen atas kebangkrutan Enron, dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa
periode pelaporan keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan mendapatkan
laba bersih sebesar $ 393, padahal pada periode tersebut perusahaan mengalami
kerugian sebesar $ 644 juta yang disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron.
Solusi :
Kecurangan yang dilakukan oleh Arthur Andersen telah banyak melanggar prinsip
etika profesi akuntan diantaranya yaitu melanggar prinsip integritas dan perilaku
profesional. KAP Arthur Andersen tidak dapat memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik sebagai KAP yang masuk kategoti The Big Five dan tidak
berperilaku profesional serta konsisten dengan reputasi profesi dalam mengaudit
laporan keuangan dengan melakukan penyamaran data. Selain itu Arthur Andesen
juga melanggar prinsip standar teknis karena tidak melaksanakan jasa
profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Solusi dari kasus di atas adalah seharusnya KAP Anderson dan Enron
harus melaporkan hasil dari laporan keuangan tersebut kepada pihak yang
bertanggung jawab atas laporan keuangan di perusahaan sehingga tidak terjadi
kerugian yang sangat besar.

Sumber : http://syarif89.wordpress.com/2013/11/29/etika-profesi-akuntansi-danstudi-kasus-pelanggararannya/
http://sheilla-tamara.blogspot.com/2013/11/contoh-kasus-pelanggaran-etikaprofesi.html

Anda mungkin juga menyukai