PENDAHULUAN
2.1 ORIENTASI
2.1.1 Definisi dan Tujuan Orientasi
Orientasi dapat didefinisikan:
a. “Familiarization with and adaption to a situation or an environment”
(Pengakraban dan penyesuaian dengan situasi atau lingkungan) (Cascio,
1995:239).
b. “The activities involved introducing new employees to the organization
and the work units” (Aktivitas yang melibatkan pengenalan karyawan baru
kepada organisasi dan unit kerja mereka) (Decenzo & Robbins, 1994:230-
231).
c. “Familiarize employees with their role, their organization, its policies and
other employees” (Mengakrabkan karyawan dengan peran, organisasi,
kebijakan organisasi dan karyawan lain) (Werther & Davis, 19:251)
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Orientasi adalah
pengenalan dan adaptasi terhadap suatu situasi atau lingkungan. Dalam
praktek, orientasi sering hanya berupa indoktrinasi terhadap filosofi,
kebijakan dan peraturan oroganisasi yang bersangkutan. Istilah lain yang
sering digunakan untuk program pengenalan adalah indoktrinasi dan induksi.
Program orientasi efektif dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan
karyawan saat memasuki organisasi untuk pertama kali. Orientasi adalah
sikap, standar nilai dan pola perilaku di dalam perusahaan atau organisasi bagi
karyawan.
Pengenalan atau orientasi perlu diprogramkan karena adanya sejumlah
aspek khas yang muncul pada saat seseorang memasuki lingkungan kerja baru.
Aspek-aspek ini antara lain:
a. Masalah yang dihadapi pegawai baru; biasanya berupa kecemasan
(Apakah saya akan diterima oleh lingkungan? Apakah saya akan disukai
oleh atasan atau rekan kerja saya? Amankah saya dalam lingkungan kerja
baru ini?).
b. Harapan yang tidak realistis; pegawai baru seringkali mempunyai harapan-
harapan yang tidak realistis karena tidak memiliki gambaran atau
informasi yang jelas dan lengkap tentang lingkungan kerja yang
sesungguhnya.
c. Lingkungan kerja pertama (gegar budaya); seseorang yang untuk pertama
kali mengenal dunia kerja, dapat mengalami gegar budaya karena
perbedaan-perbedaan nilai atau etos kerja, kebiasaan dan lain-lain antara
dunia kerja dan lingkungan sebelumnya.
d. Diperlukannya proses sosialisasi, karena adanya perbedaan antara
kepribadian individu pekerja dan budaya atau nilai organisasi, diperlukan
penyesuaian-penyesuaian melalui proses sosialisasi.
Sosialisasi dapat digambarkan sebagai sebuah proses yang terdiri atas
tiga tahap: pra-kedatangan (prearrival), perjumpaan (encounter), dan
metamorphosis (metamorphosis). Tahap pertama adalah hal-hal yang
dipelajari karyawan baru sebelum ia bergabung dengan organisasi (yang
memiliki nilai, sikap dan harapan tertentu kepada anggotanya). Dalam tahap
kedua, karyawan baru mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang
organisasi dan dihadapkan pada situasi bahwa harapan dan realita bisa jadi
berbeda.
Tahap ketiga meliputi perubahan yang lebih bertahan lama. Dalam
tahap metamorphosis, karyawan baru harus belajar mengatasi inkonsistensi
yang mereka temukan dalam perjumpaan. Disini, para karyawan baru telah
benar-benar terlatih dalam pekerjaan mereka. Ketiga tahap ini pada akhirnya
memberikan dampak terhadap produktivitas kerja karyawan baru, komitmen
mereka terhadap tujuan-tujuan organisasi dan keputusan mereka untuk tetap
bergabung bersama organisasi.
Lazimnya, program orietasi merupakan tanggung jawab bersama staf
pelatihan dan atasan langsung. Harus ada pemaham yang jelas tentang aspek-
aspek yang menjadi kewajiban setiap pihak, sehingga tidak ada informasi yang
tak tersampaikan. Biasanya, para staf pelatihan memberikan informasi umum
yang relevan mengenai organisasi, bagi semua pegawai baru. Sementara itu,
atasan langsung berkonsentrasi pada aspek-aspek khusus yang terkait dengan
pekerjaan dan tempat kerja.
Menurut R. E. Smith, terlepas dari aspek apa yang ditangani oleh staf
pelatihan dan atasan langsung, setiap program orientasi harus mewujudkan
paling tidak sepuluh tujuan berikut ini :
a. Pengenalan organisasi/ perusahaan.
b. Penyampaian kebijakan dan praktik-praktik yang penting.
c. Penyampaian informasi tentang benefit dan services.
d. Pendaftaran program benefit (benefit plan enrollment)
e. Pengisian dokumen-dokumen kepegawaian.
f. Penyampaian informasi tentang harapan-harapan manajemen.
g. Penetapan harapan-harapan atau tujuan karyawan.
h. Pengenalan rekan-rekan kerja.
i. Pengenalan fasilitas kerja.
j. Pengenalan tugas-tugas/ pekerjaan.
1. Perkenalan
Memperkenalkan pegawai baru, mulai dari unit kerjanya sendiri sampai unit
kerja besarnya dan sampai unit-unit kerja terkait lainnya, akan memberikan
ketenangan dan kenyamanan si pegawai, karena dia merasa diterima di
lingkungannya dan hal tersebut akan mempermudah dia untuk bertanya jika
ada hal-hal yang kurang jelas, bahkan dapat membina kerja sama dengan yang
lain dalam rangka menjalankan tugasnya.
Dengan menjelaskan profil perusahaan secara lengkap seperti visi, misi, nilai-
nilai, budaya perusahaan dan struktur organisasi, akan membuat pegawai baru
lebih mengenal perusahaan tersebut, sehingga akan membangkitkan motivasi
dan kemampuan dia untuk mendukung tujuan perusahaan.
3. Sosialisasi Kebijakan
4. Jalur Komunikasi
Membuka jalur komunikasi akan mempermudah pegawai baru menyampaikan
aspirasinya maupun pertanyaan-pertanyaannya. Untuk itu perlu dibukanya
ruang komunikasi bagi pegawai baru, baik melalui komunikasi rutin melalui
tatap muka seperti meeting rutin, friday session dll, juga dibukanya jalur
media komunikasi seperti email maupun telephone.
5. Proses Monitoring
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Penyusun
MAKALAH
ORIENTASI KARYAWAN BARU
Disusun untuk Memenuhi Tugas Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia
DISUSUN OLEH :