Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AKUNTANSI PERHOTELAN

Rizky Syahramadhan
XI Akuntansi

SMK PARIWISATA METLAND


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan jurnal ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga paper ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca. Harapan saya semoga jurnal ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca.
Jurnal ini saya akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu saya harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan jurnal ini.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................5
PERHOTELAN.........................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Hotel....................................................................................................................5
2.2 Klasifikasi Hotel......................................................................................................................6
2.3 Karakteristik Produk Hotel.....................................................................................................7
2.4 Klasifikasi Departemen Hotel.................................................................................................8
2.5 Struktur Pendapatan dan Biaya Hotel....................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................10
AKUNTANSI PERHOTELAN...................................................................................................................10
3.1 Laporan Rugi-Laba.....................................................................................................................11
3.2 Neraca.......................................................................................................................................11
3.3 Hubungan Laporan Rugi-Laba dengan Neraca...........................................................................11
3.4 Elemen-elemen Laporan Keuangan Departemen Hotel............................................................12
3.4.1 Laporan Rugi-Laba Departemen Kamar..............................................................................12
3.4.2 Laporan Rugi-Laba Departemen Makanan dan Minuman..................................................13
3.4.3 Laporan Rugi-Laba Minor Operated Departements............................................................13
3.4.4 Undistributed Operating Expenses.....................................................................................14
3.5 Contoh Laporan Keuangan Hotel...............................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................................................16
KESIMPULAN.......................................................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Meningkatnya dunia pariwisata saat ini di Indonesia menunjukkan arti pentingnya sebuah
hotel. Semakin banyaknya hotel yang berdiri menunjukkan bahwa dunia industri perhotelan
semakin strategis untuk menarik karyawan-karyawan baru di berbagai tempat, sekaligus
mengurangi  tingkat pengangguran. Pengurangan tingkat pengangguran tentunya membantu
pemerintah dalam meminimalisasi tingkat kemiskinan. Di samping itu, arti pentingnya industri
perhotelan dapat juga dilihat dari sisi pendapatan pajak yang diberikan hotel terhadap pemerintah.
Industri perhotelan merupakan bagian dari indusrti pariwisata yang memiliki arti penting,
terutama bila dikaji dari aspek ekonomi. Perkembangan industri perhotelan dapat dikatakan
dimulai pada tahun 1962 pada saat Hotel Indonesia di Jakarta disiapkan untuk menerima duta
bangsa-bangsa mancanegara dalam rangka pesta olah raga bangsa-bangsa yang berkembang
(Games of the New Emerging Forces atau Ganefo). Hotel Indonesia saat itu dikelola oleh
jaringan Hotel Intercontinental. Sebelumnya memang telah ada beberapa hotel kecil dengan
sebutan losmen atau penginapan. Hotel Indonesia dengan demikian merupakan hotel bertaraf
internasional yang pertama di Indonesia. Setelah itu, dibangun pula Hotel Samudra Beach di
Pelabuhan Ratu, Ambarukmo Palace Hotel di Yogyakarta, dan The Grand Bali Beach di Bali.
Keberadaaan suatu hotel memberikan dampak ekonomis yang berarti bagi masyarakat di
sekitarnya. Dengan adanya hotel tersebut, penduduk dapat bekerja langsung sebagai
karyawan hotel yang bersangkutan, dapat pula sebagai penunjang operasional hotel dengan
berperan sebagai rekanan hotel. Dampak sosial juga meningkat karena keberadaan hotel
tersebut. Hal ini terjadi karena peningkatan penghasilan penduduk meningkatkan taraf hidup
sehingga sekaligus meningkatkan kondisi sosial mereka. Sebelum hotel tersebut dibangun,
penduduk setempat dapat berpartisipasi dalam kegiatan proyek hotel. Dari sisi penerimaan
pemerintah, hotel memberikan pemasukan bagi pemerintah terutama untuk pajak
pembangunan I, pajak bumi dan bangunan, dan pajak penghasilan. Dapat disimpulkan bahwa
secara ekonomi dan sosial kontribusi hotel pada suatu kawasan cukup berarti. Di sisi lain,
harus dicermati pula bahwa hotel berpotensi untuk memberikan tekanan fisik dan nonfisik
pada lingkungan sekitarnya. Tekanan pada lingkungan fisik diakibatkan antara lain oleh
limbah cair dan padat yang dihasilkan oleh hotel dari kegiatan operasionalnya. Untuk itu,
manajemen hotel hendaknya sadar lingkungan sehingga tekanan yang diberikan oleh hotel
dapat dikendalikan sampai pada tingkat yang paling minimal.
Berdasarkan uraian tersebut, kelompok kami tertarik untuk mengangkat bahasan
mengenai perhotelan yang dihubungan dengan sisi akuntansi, sehingga judul dari makalah
kami adalah “Akuntansi Perhotelan”

4
1.2Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami bermaksud untuk mengangkat beberapa hal yang berkaitan dengan
Akuntansi Perhotelan, yaitu:
1.      Apa saja karakteristik hotel dan produknya?
2.      Departemen apa saja yang terkait dengan Laporan Keuangan Hotel?
3.      Bagaimana Laporan Keuangan sebuah hotel?

1.3Tujuan dan Manfaat Makalah

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang:


1.      Karakteristik hotel dan karakteristik produk sebuah Hotel;
2.      Departemen-departemen terkait pelaporan keuangan hotel;
3.      Contoh laporan keuangan sebuah hotel.
Manfaat dari makalah ini, yaitu diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis, para
pembaca dan audiens tentang akuntansi perhotelan di Indonesia khususnya.

BAB II
PERHOTELAN
2.1Pengertian Hotel

Pengertian hotel menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2001
tanggal 31 September 2001, yaitu:
“Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau
istirahat, memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran,
termasuk bangunan lainnya yang menyatu dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali
untuk pertokoan dan perkantoran.”
“Hotel merupakan bangunan yang menyediakan jasa kamar untuk jangka pendek,
makanan, minuman, dan jasa lain yang diperlukan dengan imbalan pembayaran dari para
tamu.” (Wikipedia, diakses 19 November 2009)
Dari batasan mengenai hotel tersebut dapat diungkapkan bahwa hotel merupakan usaha
yang mencari laba sebagai hasil akhir aktivitas bisnisnya. Oleh karena itu, manajemen hotel
akan berupaya sedemikian rupa agar tujuan ini pada akhir suatu periode dapat tercapai.
Berbagai aktivitas dilakukan oleh manajemen hotel untuk mencapai sasaran laba yang
direncanakan, diantaranya mengadakan pelatihan bagi dan staf sehingga dapat memenuhi
tingkat layanan yan diharapkan oleh tamu, mengadakan kegiatan promosi dan pemasaran,
pengendalian biaya operasional, pengendalian lingkungan fisik hotel, dan aktivitas-aktivitas
lainnya.

5
2.2Klasifikasi Hotel

Pengklasifikasian hotel bertujuan untuk menciptakan persaingan bisnis yang sehat,


memberikan panduan bagi tamu tentang harga dan fasilitas serta layanan yang diberikan oleh
hotel pada klasifikasi tertentu, memberikan panduan bagi para pemilik modal jika hendak
berbisnis pada satu klasifikasi hotel, dan secara nasional memudahkan saat ingin mengetahui
kebutuhan akan hotel pada klasifikasi tertentu.
Mengacu kepada keputusan Menparpostel nomor KM 94/HK.103/MPPT-87 tentang
Ketentuan Usaha dan Penggolongangan Hotel, hotel diklasifikasikan dalam 5 (lima)
golongan kelas, yaitu satu bintang, dua bintang, tiga bintang, empat bintang, dan lima
bintang. Peringkat bintang tersebut memberikan petunjuk untuk kelas layanan yang
diberikan. Makin tinggi peringkat bintang suatu hotel, makin tinggi mutu layanan serta makin
lengkap fasilitas yang diberikan kepada tamunya.
Selain klasifikasi menurut bintang, terdapat pula kasifikasi menurut melati, menurut
kamar yang dimiliki, menurut lokasi hotel, menurut jenis tamu, menurut lama tinggal tamu,
menurut operasi hotel, dan berdasarkan jenis layanan yang diberikan, dan penjelasan dari
masing-masing karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
         Klasifikasi menurut Melati
Ada 3 (tiga) klasifikasi menurut Melati, yaitu: melati 1, melati 2, dan melati 3. Yang
membedakan klasifikasi bintang dan melati adalah tingkat layanan dan fasilitas hotel dan
administrasi. Hotel Melati adalah losmen yang telah beroperasi sebelum klasifikasi hotel
diterapkan oleh pemerintah. Agar mutu layanan hotel melati meningkat, klasifikasi
diperlukan pula. Fasilitas dan layanan hotel melati lebih terbatas dibadingkan lebih rendah
daripada hotel berbintang.
         Klasifikasi menurut Jumlah Kamar yang Dimiliki
Dilihat dari jumlah kamar yang dimiliki, maka hotel dapat diklasifikasikan menjadi:
1.      Hotel Kecil, dengan jumlah kamar sampai dengan 25 kamar;
2.      Hotel Sedang, dengan jumlah kamar sampai dengan 100 kamar;
3.      Hotel Menengah, dengan jumlah kamar sampai dengan 300 kamar;
4.      Hotel Besar, dengan jumlah kamar sampai dengan lebih dari 300 kamar.
         Klasifikasi menurut Lokasi Hotel
Dari sisi lokasi, hotel dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Hotel Bandara (Airport hotel), terletak dengan bandara;
2.      Hotel di tengah kota (city hotel), lokasi di tengah kota;
3.      Hotel Komersial (commercial hotel), lokasi hotel di pusat bisnis;
4.      Hotel Pantai (beach hotel), lokasi di tepi pantai;
5.      Hotel Stasiun (railway hotel), dekat dengan stasiun kereta api;
6.      Hotel Jalan Raya (highway hotel), dekat dengan jalan bebas hambatan;
7.      Hotel Pelabuhan (harbour hotel), berdekatan dengan pelabuhan laut;
8.      Hotel Pegunungan (mountain hotel), lokasi hotel berada di daerah pegunungan.

6
         Klasifikasi menurut Jenis Tamu
Dipandang dari tujuan kedatangan tamu, hotel dapat dibedakan menjadi:
1.      Untuk bisnis;
2.      Untuk pemeliharaan kesehatan (penyembuhan);
3.      Liburan;
4.      Kompetisi olah raga;
5.      Tugas kedinasan.
         Klasifikasi menurut Lama Tinggal Tamu
Bila dilihat dari rata-rata lama tinggal tamu, maka hotel dapat diklasifikasikan menjadi:
1.      Transient Hotel: Bila rata-rata lama tinggal tamu relatif singkat, sampai dengan 7 hari.
2.      Resident Hotel: Bila rata-rata lama tinggal tamu untuk jangka waktu yang lama.
         Klasifikasi menurut Masa Operasi Hotel
Dilihat dari sisi masa operasi hotel, maka hotel dapat dikelompokkan menjadi:
1.      Hotel Musiman (seasional hotel): di negara-negara yang memiliki 4 (empat) musim,
hotel hanya beroperasi pad musim tertentu.
2.      Beroperasi Ssepanjang Tahun (all year round): hotel yang beroperasi sepanjang tahun.
         Kalsifikasi menurut Jenis Layanan yang di berikan
Dilihat dari jenis layanan yang diberikan, hotel dibagi menjadi:
1.      Deluxe Hotel: memberikan layanan yang lengkap dan istimewa kepada tamunya.
Layanan yang luks hotel tercermin dari harga kamar, fasilitas yang ditawarkan, dan
kemampuan serta kompetensi karyawan hotel yang tinggi dalam memberikan layanan untuk
para tamunya.
2.      Ekonomi Hotel: memberikan layanan yang terbatas, misalnya hanya untuk layanan
kamar; demikian [ulas, harga kamar yang ditawarkan lebih murah serta fasilitas yang
ditawarkan ole hotel kepada tamunya juga terbatas.

2.3Karakteristik Produk Hotel

Hotel sebagai industri jasa memiliki beberapa karakteristik produk dengan kekhasan
sebagai berikut:
1.      Tamu terlibat dalam proses produksi, misal ketika tamu menikmati makanan di restoran,
makanan pesanan tamu diolah di hadapan tamu, prodk minuman campuran diproduksi di
depan tamu ketika berada di bar.
2.      Tidak dapat dipakai sampel, produk harus dinikmati langsung oleh tamu.
3.      Jasa yang tidak terjual pada hari tertentu tidak dapat disimpan dan dikompensasikan dengan
penjualan pada hari berikutnya. Jadi, kamar yang tidak dapat terjual hari ini, tidak dapat
dikompensasikan dengan penjualan hari berikutnya; kesempatan penjualan hari ini hilang.
Kesempatan penjualan jasa kamar yang telah hilang pada malam sebelumnya tidak dapat
dikompensasikan dengan penjualan jasa kamar pada malam berikutnya.

7
4.      Tamu sebagai konsumen harus datang langsung ke lokasi hotel untuk menikmati produk
hotel.
5.      Mutu layanan yang tidak konsisten. Produk yang sama disiapkan oleh karyawan yang
berbeda akan menghasilkan mutu yang berbeda. Oleh karena itu, untuk menjaga konsistensi
mutu, selalu diadakan inspeksi mutu produk sebelum dijual kepada tamu. Misalnya, sebelum
kamar siap ditawarkan kepada tamu, diadakan inspeksi atau pengendalian mutu oleh penyelia
bagian Tata Graha.
6.      Citra hotel tidak kasat mata. Oleh karena itu, diperlukan tindakan untuk membuat citra hotel
menjadi kasat mata. Memberikan seragam kepada karyawan merupakan salah satu upaya agar
citra hotel menjadi kasat mata.
7.      Mudah ditiru/ diduplikasi oleh pesaing. Bila suatu hotel menawarkan kamarsuite plus plunge
pool dan spa, maka hotel lain dengan mudah memberikan produk yang sama. Produk yang
ditawarkan oleh suatu hotel dengan mudah ditiru oleh pesaing karena tidak ada hak paten
untuk produk yang ditawarkan kepada pelanggannya.

2.4Klasifikasi Departemen Hotel

Departemen atau bagian hotel dapat diklasifikasikan dengan pendekatan berikut:


1.      Menghasilkan Pendapatan (Revenue Generating)
Departemen yang menghasilkan pendapatan diantaranya kantor depan, departemen makanan
dan minuman serta departemen lain yang lazim disebut minor operated department, seperti
binatu, dry cleaning, spa, dan lainnya. Departemen yang menghasilkan pendapatan dapat
juga disebut operated department. Departemen-departemen ini secara langsung melayani
tamu (guest direct contact) atau mengadakan kontak langsung dengan tamu ketika
memberikan layanan.
2.      Tidak Menghasilkan Pendapatan (Non-Revenue Generating)
Beberapa departemen hotel tidak menghasilkan pendapatan langsung bagi hotel antara lain
pemasaran, personalia, pemeliharaan, keamanan, teknologi informasi, administrasi dan
umum, akuntansi dan cost control, dan lainnya. Departemen-departemen tersebut tidak secara
langsung melayani tamu hotel (guest non-direct contact), tetapi mendukung layanan yang
diberikan oleh departemen yang menghasilkan pendapatan. Departemen-departemen ini juga
lazim disebut non-operated department. Meskipun mengadakan kontak tidak secara langsung
dengan tamu hotel, departemen ini melayani departemen yang mengadakan kontak langsung
dengan tamu. Tamu akan menyampaikan keluhannya untuk fasilitas kamar yang tidak
berfungsi dengan baik kepada kantor depan hotel, selanjutnya oleh kantor depan disampaikan
ke bagian pemeliharaan, kemudian bagian pemeliharaan akan memberikan layanan perbaikan
fasilitas yang dikeluhkan oleh tamu agar berfungsi dengan baik kembali.

8
2.5Struktur Pendapatan dan Biaya Hotel

Pendapatan hotel bersumber dari penjualan kamar, makanan, minuman, dan pendapatan
lain (biasa disebut minor operated department sales seperti telepon, cucian, dry cleaning,
kolem renang, dan sebagainya). Adapun biaya-biaya dan harga pokok terjadi untuk biaya
bahan habis pakai di setiap bagian hotel, harga pokok makan dan minuman, biaya
administrasi dan umum, biaya pemasaran, biaya bunga, biaya deprsiasi dan amortisasi, biaya
sumberdaya manusia, biaya pemeliharaan sarana fisik hotel, biaya energi dan laba/rugi yang
dihasilkan. Dibawah ini merupakan proporsi pendapatan dan biaya serta harga pokok yang
terjadi di hotel yang diadaptasi dari Laventhol & Horwath 1984.

Tabel 1. Struktur Pendapatan dan Biaya Hotel

Sumber-sumber Pendapatan Proporsi (%)


Kamar 59.9
Makanan 24.3
Minuman 9.0
Lain-lain 6.8
Sumber-sumber biaya Proporsi (%)
Biaya Operasional Departemen Hotel 10.4
Gaji dan Upah 37.0
Biaya Bunga 7.2
Biaya Depresiasi 6.7
Harga Pokok Makanan 7.5
Harga Pokok Minuman 1.9
Administrasi dan Umum (A&G) 4.7
Administrasi dan Pemasaran (A&P) 4.3
Energi dan Daya 5.2
Pemeliharaan Sarana Fisik 3.4
Fee Manajemen 2.6
Lain-lain 6.9
Laba 2.2

9
BAB III
AKUNTANSI PERHOTELAN

Akuntansi bertujuan memberikan informasi mengenai operasional hotel. Dengan


informasi keuangan ini, manajemen akan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat.
Manajemen memerlukan informasi keuangan dengan tujuan perencanaan, analisis dan
pengendalian. Dengan informasi keuangan yang sekarang, manajemen dapat merencanakan
kegiatan periode yang akan datang, berupa anggaran periode yang akan datang. Selain itu,
manajemen juga dapat melakukan analisis dan pengendalian yang lebih baik untuk aktivitas
operasional hotel. Informasi keuangan untuk keputusan ekonomis hotel bersumber dari:
1.      Laporan Rugi-Laba (Income Statement);
2.      Neraca (Balance Sheet);
3.      Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement);
4.      Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement).
Sistem akuntansi yang lazim diterapkan di industri perhotelan adalah Uniform System
of Accounts for Hotel (USAH). Sistem ini awalnya dikembangkan di Amerika Serikat oleh
perhimpunan pengusaha hotel di New York pada tahun 1925. Dengan berkembangnya
industri perhotelan bersistem jaringan (Chain Hotel) di Indonesia, hotel-hotel dengan
jaringan tertentu yang beroperasi di Indonesia mengadopsi Uniform System of Accounts for
Hotel ini, USAH pun terus dikembangkan. Kini USAH berkembang menjadiUniform System
of Accounts for The Lodging Industry disingkat USALI. Sistem ini memberikan beberapa
manfaat diantaranya keseragaman pemahaman untuk istilah yang lazim diterapkan di bisnis
perhotelan. Misalnya, istilah gross operating profit (GOP) yang merupakan laba seluruh
departemen minus biaya-biaya departemen yang bersangkutan minusundistributed operating
expenses. Dalam USALI, terminologi yang diterapkan untuk gross operating
profit adalah income after undistributed operating expenses. Manfaat lainnya adalah data
keuangan untuk hotel dengan kelas yang sama dapat dibandingkan. Manfaat selanjutnya
terutama dirasakan oleh pihak ketiga, yaitu membuat data runut waktu dengan tujuan
kompilasi dan interpretasi lebih lanjut.
Akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi departemental. Artinya, setiap
departemen hotel melaporkan hasil operasinya pada periode tertentu. Misalnya, kantor depan
hotel melaporkan aktivitasnya setiap bulan. Penjualan kamar yang terjadi dalam sebulan
dilaporkan bersamaan dengan biaya-biaya yang diserap untuk menghasilkan penjualan kamar
seperti biaya gaji dan upah, biaya alat tulis kantor, biaya yang dipakai habis di kamar tamu,
dan lain seagainya. Kantor depan juga melaporkan laba departemen yang di capai pada bulan
atau periode tahun tertentu.

10
3.1 Laporan Rugi-Laba

Sebagai industri jasa, hotel memiliki laporan keuangan yang sesuai dengan aktivitas
bisnisnya. Salah satu laporan keuangan hotel yang penting adalah laporan rugi-laba. Dalam
laporan rugi-laba, yang dilaporkan adalah penjualan, harga pokok penjualan, biaya-biaya
yang terjadi pada departemen yang bersangkutan, biaya-biaya operasional hotel yang tidak
didistribusikan ke masing-masing departemen hotel (undistributed operating expenses),
biaya-biaya tetap seperti depresiasi, sewa, bunga, pajak penghasilan, dan laba bersih. Jadi,
laporan rugi-laba merupakan laporan yang sistematis mengenai penjualan, harga pokok, dan
biaya serta laba (rugi) untuk periode tertentu. Periode tertentu dapat dalam satu bulan, tiga
bulan atau satu tahun. Secara teknis, operasional laporan rugi-laba hotel disiapkan setiap
bulan sebagai laporan antara (interim report) untuk kepentingan internal manajemen hotel
yang bersangkutan. Laporan rugi-laba yang disiapkan setiap bulan memberikan gambaran
kepada manajemen hotel pencapaian sasaran yang dicapai setiap bulan sehingga tindakan
koreksi dapat dilaksanakan lebih cepat.

3.2 Neraca

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan hotel yang penting. Dalam neraca
dilaporkan posisi kekayaan hotel seperti kas, piutang, persediaan, aktiva lancar lain-lain,
gedung dan perlengkapan gedung, aktiva tetap lain-lain, dan tanah. Disamping kekayaan
hotel, neraca juga melaporkan kewajiban hotel yang terdiri dari utang dagang, utang pajak,
utang gaji, utag jangka pendek, utang jangka panjang serta modal.

3.3 Hubungan Laporan Rugi-Laba dengan Neraca

Laporan rugi-laba merupakan laporan yang mencakup aktivitas hotel untuk jangka waktu
setahun. Bila dalam jangka waktu operasi setahun tersebut hotel menghasilkan laba
(penjualan lebih besar daripada seluruh biaya yang terjadi) maka laba yang dihasilkan pada
periode tertentu, misalnya pada 2011, akan dilaporkan pada neraca 2011, per 31 Desember
2011 dibawah judul rekening modal, pada rekening laba yang ditahan. Laba periode ini
dicantumkan pada rekening laba yang ditahan karena laba ini pada saat pencatatan belum
didistribusikan kepada pemilik hotel berupa dividen.

11
3.4 Elemen-elemen Laporan Keuangan Departemen Hotel

Akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi departemental. Disebut demikian karena


setiap departemen hotel melaporkan aktivitasnya selama periode tertentu. Departemen kamar
akan melaporkan aktivitasnya setiap periode (setiap bulan misalnya), demikian pula halnya
dengan departemen makanan dan minuman, dan departemen-departemen hotel lainnya.
Laporan aktivitas setiap departemen ini (penjualan dan biaya-biaya departemental yang
diserap untuk periode tertentu) pada laporan keuangan merupakan lampiran laporan keuangan
hotel.

3.4.1 Laporan Rugi-Laba Departemen Kamar

a.      Penjualan Kamar
Pada laporan rugi-laba departemen kamar dicantumkan semua sumber penjualan jasa kamar
untuk periode tertentu (sebulan, tiga bulan, atau setahun). Sumber-sumber penjualan jasa
kamar dari transient regular, transient group,permanent, dan penjualan kamar tambahan
(extraroom revenues).
b.      Allowance
Allowance merupakan penyesuaian harga kamar untuk yang melampaui perjanjian
sebelumnya. Kesalahan pembebanan harga kamar yang terjadi pada saat tamu check-in dan
diperbaiki beberapa hari kemudian, atau pada saatcheck-out, disebut allowance.
Jadi, allowance adalah istilah teknis untuk memperbaiki kesalahan pembebanan harga kamar
yang terjadi pada waktu yang lampau (kemarin atau beberapa hari yang lalu).
c.       Biaya-biaya Operasional Langsung
Biaya-biaya yang terjadi pada departemen kamar dibebankan langsung ke departemen kamar
seperti gaji dan upah, employee benefits, biaya tembikar (chinaware), bahan habis pakai
(guest supplies, cleaning supplies, paper supplies), komisi, seragam, pelatihan (training), dan
biaya resevasi.
d.      Laba (Rugi) Departemen Kamar
Laba departemen kamar didapat dengan mengurangkan penjualan dengan seluruh biaya yang
diserap oleh departemen kamar.

12
3.4.2 Laporan Rugi-Laba Departemen Makanan dan Minuman

a.      Penjualan Makanan dan Minuman


Pada penjualan dicantumkan sumber-sumber penjualan makanan dan minuman, yaitu
restoran, coffee shop, room service dan bar.
b.      Allowance
Allowance adalah istilah teknis untuk memperbaiki kesalahan pembebanan harga makanan
dan minuman yang terjadi kemarin atau beberapa hari yang lalu.
c.       Harga Pokok Makanan dan Minuman
Harga pokok merupakan harga pokok bahan makanan yang digunakan untuk menghasilkan
penjualan. Harga pokok makanan di industri perhotelan dihitung hanya untuk bahan makanan
yang digunakan untuk memproduksi makanan. Biaya-biaya lain seperti tenaga kerja dan
penyusutan tidak dibebankan ke hara pokok karena biaya tenaga kerja dibebankan ke
departemen yang bersangkutan. Adapun penyusutan peralatan dibebankan ke rekening
penyusutan. Pendekatan yang sama diterapan untuk menentukan harga pokok minuman.
Harga pokok dibebankan menjadi harga pokok makanan dan minumanhang dikonsumsi dan
harga pokok makanan yang dijual. Harga pokok makanan yang dikonsumsi adalah harga
pokok makanan yang digunakan untuk memproduksi makanan yang ditawarkan. Harga
pokok makanan yang dibebankan sesuai dengan jumlah harga pokok makanan yang keluar
dari gudang makanan. Adapun harga pokok makanan yang dijual didapat dari harga pokok
makanan yang dikonsumsi minus harga pokok makanan untuk karyawan dan harga pokok
makanan untuk karyawan dan harga pokok untuk tujuan promosi dan tujuan lain seperti
pertemuan dengan dewan direksi/pemilik hotel. Hotel lazimnya memberikan makanan dan
minuman satu kali selama karyawan hotel bertugas. Harga pokok untuk makanan dan
minuman pada akhirnya dibebankan pada rekening employee benefits, pendekatan yang sama
diterapkan untuk menentukan harga pokok minuman yang dijual.
d.      Biaya-biaya
Biaya-biaya yang terjadi di departemen makanan dan minuman dibebankan kepada
departemen ini. Biaya-biaya dimaksud adalah gaji dan upah, employee benefits, biaya
tembikar, bahan habis pakai (guest supplies, cleaning supplies,paper supplies), komisi,
seragam, pelatihan (training), dan biaya musik dan artis.
e.       Laba (Rugi) Departemen Makanan dn Minuman
Laba departemen makanan dan minuman didapat dengan mengurangkan penjualan dengan
harga pokok dan seluruh biaya yang diserap oleh departemen makanan dan minuman.

3.4.3 Laporan Rugi-Laba Minor Operated Departements

Departemen lain yang menghasilkan penjualan seperti telepon, laundry dan dry


cleaning (lazim dikelompokkan ke dalam minor operated departments) juga membuat
laporan rugi-laba dengan pendekatan sama dengan departemen kamar dan departemen
makanan dan minuman.

13
3.4.4 Undistributed Operating Expenses

Departemen yang hanya menyerap biaya dan tidak menghasilkan penjualan (seperti
departemen administrasi dan umum, pengolahan data, human resources, transportasi,
pemasaran, pemeliharaan dan biaya energi) hanya melaporkan semua biaya yang terjadi di
departemen tersebut untuk periode tertentu. Dengan laporan ini, aktivitas tetap separtemen
hotel dapat diketahui dan dikendalikan.

3.5 Contoh Laporan Keuangan Hotel

NERACA
HOTEL KONTEMPORER
NERACA
PER 31 DESEMBER 20XX
(dalam rupiah)
Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas xxx.xxx.xxx Utang dagang xxx.xxx.xxx
Investasi jangka pendek xxx.xxx.xxx Utang yang diperhitungkan xxx.xxx.xxx
Piutang xxx.xxx.xxx Uang muka pemesanan kamar xxx.xxx.xxx
Penyisihan piutang ragu-ragu (xxx.xxx.xxx) Porsi utang jangka panjang xxx.xxx.xxx
Persediaan xxx.xxx.xxx Utang pajak penghasilan xxx.xxx.xxx
Pembayaran di muka xxx.xxx.xxx
Jumlah Aktiva Lancar xxx.xxx.xxx Jumlah utang lancar xxx.xxx.xxx
Aktiva Tetap Utang Jangka Panjang
Tanah xxx.xxx.xxx Hipotek xxx.xxx.xxx
Mesin dan peralatan xxx.xxx.xxx
Gedung dan perlengkapan
xxx.xxx.xxx Jumlah utang jangka panjang xxx.xxx.xxx
gedung
Furniture and fixtures xxx.xxx.xxx
Kendaraan xxx.xxx.xxx Modal
Aktiva operasional xxx.xxx.xxx Saham xxx.xxx.xxx
Akumulasi penyusutan (xxx.xxx.xxx) Agio saham xxx.xxx.xxx
Beban yang ditangguhkan xxx.xxx.xxx Laba yang ditahan xxx.xxx.xxx
Jumlah aktiva tetap xxx.xxx.xxx Jumlah modal xxx.xxx.xxx
Jumlah Aktiva xxx.xxx.xxx Jumlah Pasiva xxx.xxx.xxx

14
RUGI/LABA
HOTEL KONTEMPORER
LAPORAN RUGI-LABA
PERIODE SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20XX
(dalam rupiah)

Pendapatan Departemen Jumlah

Kamar xxx.xxx.xxx
Makanan dan minuman xxx.xxx.xxx
Telekomunikasi xxx.xxx.xxx
Binatu xxx.xxx.xxx
Lainnya xxx.xxx.xxx
Jumlah xxx.xxx.xxx
Biaya dan Harga Pokok
Kamar (xxx.xxx.xxx)
Makanan dan minuman (xxx.xxx.xxx)
Telekomunikasi (xxx.xxx.xxx)
Binatu (xxx.xxx.xxx)
Lainnya (xxx.xxx.xxx)
Laba Departemen xxx.xxx.xxx
Biaya Tidak Didistribusikan
Administrasi dan umum (xxx.xxx.xxx)
Pemasaran (xxx.xxx.xxx)
POMEC (xxx.xxx.xxx)
Laba Setelah Biaya Tidak Didistribusikan xxx.xxx.xxx
Asuransi (xxx.xxx.xxx)
Laba Sebelum Biaya Bunga, Depresiasi, Amortisasi, dan Pajak xxx.xxx.xxx
Biaya Bunga (xxx.xxx.xxx)
Laba Sebelum Depresiasi, Amortisasi, dan Pajak xxx.xxx.xxx
Depresiasi dan amortisasi (xxx.xxx.xxx)
Laba Sebelum Pajak xxx.xxx.xxx
Pajak (xxx.xxx.xxx)
Laba Bersih xxx.xxx.xxx

BAB IV

15
KESIMPULAN

Hotel merupakan usaha yang mencari laba sebagai hasil akhir aktivitas bisnisnya.
Oleh karena itu, manajemen hotel akan berupaya sedemikian rupa agar tujuan ini pada akhir
suatu periode dapat tercapai. Berbagai aktivitas dilakukan oleh manajemen hotel untuk
mencapai sasaran laba yang direncanakan, diantaranya mengadakan pelatihan bagi dan staf
sehingga dapat memenuhi tingkat layanan yan diharapkan oleh tamu, mengadakan kegiatan
promosi dan pemasaran, pengendalian biaya operasional, pengendalian lingkungan fisik
hotel, dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Dalam bisnis perhotelan, terdapat pengklasifikasian hotel yang bertujuan untuk
menciptakan persaingan bisnis yang sehat, memberikan panduan bagi tamu tentang harga dan
fasilitas serta layanan yang diberikan oleh hotel pada klasifikasi tertentu, memberikan
panduan bagi para pemilik modal jika hendak berbisnis pada satu klasifikasi hotel, dan secara
nasional memudahkan saat ingin mengetahui kebutuhan akan hotel pada klasifikasi tertentu.
Pengklasifikasian hotel diantaranya adalah sebagai berikut:
•      Klasifikasi menurut Melati;
•      Klasifikasi menurut Jumlah Kamar yang Dimiliki;
•      Klasifikasi menurut Lokasi Hotel;
•      Klasifikasi menurut Jenis Tamu;
•      Klasifikasi menurut Lama Tinggal Tamu;
•      Klasifikasi menurut Masa Operasi Hotel;
•      Kalsifikasi menurut Jenis Layanan yang di berikan.
Dalam kegiatan operasionalnya, hotel terdiri dari dua jenis departemen yaitu departemen
yang menghasilkan Pendapatan (Revenue Generating), dimana departemen ini merupakan
departemen yang menghasilkan pendapatan diantaranya kantor depan, departemen makanan
dan minuman serta departemen lain yang lazim disebut minor operated department, seperti
binatu, dry cleaning, spa, dan lainnya. Yang berikutnya adalah departemen yang tidak
menghasilkan Pendapatan (Non-Revenue Generating), yaitu antara lain pemasaran,
personalia, pemeliharaan, keamanan, teknologi informasi, administrasi dan umum, akuntansi
dan cost control, dan lainnya.
Sistem akuntansi yang lazim diterapkan di industri perhotelan adalah Uniform System
of Accounts for Hotel (USAH). Sistem ini awalnya dikembangkan di Amerika Serikat oleh
perhimpunan pengusaha hotel di New York pada tahun 1925. Dengan berkembangnya
industri perhotelan bersistem jaringan (Chain Hotel) di Indonesia, hotel-hotel dengan
jaringan tertentu yang beroperasi di Indonesia mengadopsi Uniform System of Accounts for
Hotel ini, USAH pun terus dikembangkan. Kini USAH berkembang menjadiUniform System
of Accounts for The Lodging Industry disingkat USALI. Akuntansi keuangan hotel
merupakan akuntansi departemental. Artinya, setiap departemen hotel melaporkan hasil
operasinya pada periode tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntansi perhotelan
merupakan pelaporan keuangan yang merupakan penggabungan dari beberapa laporan dari
setiap departemennya dalam suatu periode.

16

Anda mungkin juga menyukai