Rizky Syahramadhan
XI Akuntansi
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan jurnal ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga paper ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca. Harapan saya semoga jurnal ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca.
Jurnal ini saya akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu saya harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan jurnal ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................5
PERHOTELAN.........................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Hotel....................................................................................................................5
2.2 Klasifikasi Hotel......................................................................................................................6
2.3 Karakteristik Produk Hotel.....................................................................................................7
2.4 Klasifikasi Departemen Hotel.................................................................................................8
2.5 Struktur Pendapatan dan Biaya Hotel....................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................10
AKUNTANSI PERHOTELAN...................................................................................................................10
3.1 Laporan Rugi-Laba.....................................................................................................................11
3.2 Neraca.......................................................................................................................................11
3.3 Hubungan Laporan Rugi-Laba dengan Neraca...........................................................................11
3.4 Elemen-elemen Laporan Keuangan Departemen Hotel............................................................12
3.4.1 Laporan Rugi-Laba Departemen Kamar..............................................................................12
3.4.2 Laporan Rugi-Laba Departemen Makanan dan Minuman..................................................13
3.4.3 Laporan Rugi-Laba Minor Operated Departements............................................................13
3.4.4 Undistributed Operating Expenses.....................................................................................14
3.5 Contoh Laporan Keuangan Hotel...............................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................................................16
KESIMPULAN.......................................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Meningkatnya dunia pariwisata saat ini di Indonesia menunjukkan arti pentingnya sebuah
hotel. Semakin banyaknya hotel yang berdiri menunjukkan bahwa dunia industri perhotelan
semakin strategis untuk menarik karyawan-karyawan baru di berbagai tempat, sekaligus
mengurangi tingkat pengangguran. Pengurangan tingkat pengangguran tentunya membantu
pemerintah dalam meminimalisasi tingkat kemiskinan. Di samping itu, arti pentingnya industri
perhotelan dapat juga dilihat dari sisi pendapatan pajak yang diberikan hotel terhadap pemerintah.
Industri perhotelan merupakan bagian dari indusrti pariwisata yang memiliki arti penting,
terutama bila dikaji dari aspek ekonomi. Perkembangan industri perhotelan dapat dikatakan
dimulai pada tahun 1962 pada saat Hotel Indonesia di Jakarta disiapkan untuk menerima duta
bangsa-bangsa mancanegara dalam rangka pesta olah raga bangsa-bangsa yang berkembang
(Games of the New Emerging Forces atau Ganefo). Hotel Indonesia saat itu dikelola oleh
jaringan Hotel Intercontinental. Sebelumnya memang telah ada beberapa hotel kecil dengan
sebutan losmen atau penginapan. Hotel Indonesia dengan demikian merupakan hotel bertaraf
internasional yang pertama di Indonesia. Setelah itu, dibangun pula Hotel Samudra Beach di
Pelabuhan Ratu, Ambarukmo Palace Hotel di Yogyakarta, dan The Grand Bali Beach di Bali.
Keberadaaan suatu hotel memberikan dampak ekonomis yang berarti bagi masyarakat di
sekitarnya. Dengan adanya hotel tersebut, penduduk dapat bekerja langsung sebagai
karyawan hotel yang bersangkutan, dapat pula sebagai penunjang operasional hotel dengan
berperan sebagai rekanan hotel. Dampak sosial juga meningkat karena keberadaan hotel
tersebut. Hal ini terjadi karena peningkatan penghasilan penduduk meningkatkan taraf hidup
sehingga sekaligus meningkatkan kondisi sosial mereka. Sebelum hotel tersebut dibangun,
penduduk setempat dapat berpartisipasi dalam kegiatan proyek hotel. Dari sisi penerimaan
pemerintah, hotel memberikan pemasukan bagi pemerintah terutama untuk pajak
pembangunan I, pajak bumi dan bangunan, dan pajak penghasilan. Dapat disimpulkan bahwa
secara ekonomi dan sosial kontribusi hotel pada suatu kawasan cukup berarti. Di sisi lain,
harus dicermati pula bahwa hotel berpotensi untuk memberikan tekanan fisik dan nonfisik
pada lingkungan sekitarnya. Tekanan pada lingkungan fisik diakibatkan antara lain oleh
limbah cair dan padat yang dihasilkan oleh hotel dari kegiatan operasionalnya. Untuk itu,
manajemen hotel hendaknya sadar lingkungan sehingga tekanan yang diberikan oleh hotel
dapat dikendalikan sampai pada tingkat yang paling minimal.
Berdasarkan uraian tersebut, kelompok kami tertarik untuk mengangkat bahasan
mengenai perhotelan yang dihubungan dengan sisi akuntansi, sehingga judul dari makalah
kami adalah “Akuntansi Perhotelan”
4
1.2Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami bermaksud untuk mengangkat beberapa hal yang berkaitan dengan
Akuntansi Perhotelan, yaitu:
1. Apa saja karakteristik hotel dan produknya?
2. Departemen apa saja yang terkait dengan Laporan Keuangan Hotel?
3. Bagaimana Laporan Keuangan sebuah hotel?
BAB II
PERHOTELAN
2.1Pengertian Hotel
Pengertian hotel menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2001
tanggal 31 September 2001, yaitu:
“Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau
istirahat, memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran,
termasuk bangunan lainnya yang menyatu dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali
untuk pertokoan dan perkantoran.”
“Hotel merupakan bangunan yang menyediakan jasa kamar untuk jangka pendek,
makanan, minuman, dan jasa lain yang diperlukan dengan imbalan pembayaran dari para
tamu.” (Wikipedia, diakses 19 November 2009)
Dari batasan mengenai hotel tersebut dapat diungkapkan bahwa hotel merupakan usaha
yang mencari laba sebagai hasil akhir aktivitas bisnisnya. Oleh karena itu, manajemen hotel
akan berupaya sedemikian rupa agar tujuan ini pada akhir suatu periode dapat tercapai.
Berbagai aktivitas dilakukan oleh manajemen hotel untuk mencapai sasaran laba yang
direncanakan, diantaranya mengadakan pelatihan bagi dan staf sehingga dapat memenuhi
tingkat layanan yan diharapkan oleh tamu, mengadakan kegiatan promosi dan pemasaran,
pengendalian biaya operasional, pengendalian lingkungan fisik hotel, dan aktivitas-aktivitas
lainnya.
5
2.2Klasifikasi Hotel
6
Klasifikasi menurut Jenis Tamu
Dipandang dari tujuan kedatangan tamu, hotel dapat dibedakan menjadi:
1. Untuk bisnis;
2. Untuk pemeliharaan kesehatan (penyembuhan);
3. Liburan;
4. Kompetisi olah raga;
5. Tugas kedinasan.
Klasifikasi menurut Lama Tinggal Tamu
Bila dilihat dari rata-rata lama tinggal tamu, maka hotel dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Transient Hotel: Bila rata-rata lama tinggal tamu relatif singkat, sampai dengan 7 hari.
2. Resident Hotel: Bila rata-rata lama tinggal tamu untuk jangka waktu yang lama.
Klasifikasi menurut Masa Operasi Hotel
Dilihat dari sisi masa operasi hotel, maka hotel dapat dikelompokkan menjadi:
1. Hotel Musiman (seasional hotel): di negara-negara yang memiliki 4 (empat) musim,
hotel hanya beroperasi pad musim tertentu.
2. Beroperasi Ssepanjang Tahun (all year round): hotel yang beroperasi sepanjang tahun.
Kalsifikasi menurut Jenis Layanan yang di berikan
Dilihat dari jenis layanan yang diberikan, hotel dibagi menjadi:
1. Deluxe Hotel: memberikan layanan yang lengkap dan istimewa kepada tamunya.
Layanan yang luks hotel tercermin dari harga kamar, fasilitas yang ditawarkan, dan
kemampuan serta kompetensi karyawan hotel yang tinggi dalam memberikan layanan untuk
para tamunya.
2. Ekonomi Hotel: memberikan layanan yang terbatas, misalnya hanya untuk layanan
kamar; demikian [ulas, harga kamar yang ditawarkan lebih murah serta fasilitas yang
ditawarkan ole hotel kepada tamunya juga terbatas.
Hotel sebagai industri jasa memiliki beberapa karakteristik produk dengan kekhasan
sebagai berikut:
1. Tamu terlibat dalam proses produksi, misal ketika tamu menikmati makanan di restoran,
makanan pesanan tamu diolah di hadapan tamu, prodk minuman campuran diproduksi di
depan tamu ketika berada di bar.
2. Tidak dapat dipakai sampel, produk harus dinikmati langsung oleh tamu.
3. Jasa yang tidak terjual pada hari tertentu tidak dapat disimpan dan dikompensasikan dengan
penjualan pada hari berikutnya. Jadi, kamar yang tidak dapat terjual hari ini, tidak dapat
dikompensasikan dengan penjualan hari berikutnya; kesempatan penjualan hari ini hilang.
Kesempatan penjualan jasa kamar yang telah hilang pada malam sebelumnya tidak dapat
dikompensasikan dengan penjualan jasa kamar pada malam berikutnya.
7
4. Tamu sebagai konsumen harus datang langsung ke lokasi hotel untuk menikmati produk
hotel.
5. Mutu layanan yang tidak konsisten. Produk yang sama disiapkan oleh karyawan yang
berbeda akan menghasilkan mutu yang berbeda. Oleh karena itu, untuk menjaga konsistensi
mutu, selalu diadakan inspeksi mutu produk sebelum dijual kepada tamu. Misalnya, sebelum
kamar siap ditawarkan kepada tamu, diadakan inspeksi atau pengendalian mutu oleh penyelia
bagian Tata Graha.
6. Citra hotel tidak kasat mata. Oleh karena itu, diperlukan tindakan untuk membuat citra hotel
menjadi kasat mata. Memberikan seragam kepada karyawan merupakan salah satu upaya agar
citra hotel menjadi kasat mata.
7. Mudah ditiru/ diduplikasi oleh pesaing. Bila suatu hotel menawarkan kamarsuite plus plunge
pool dan spa, maka hotel lain dengan mudah memberikan produk yang sama. Produk yang
ditawarkan oleh suatu hotel dengan mudah ditiru oleh pesaing karena tidak ada hak paten
untuk produk yang ditawarkan kepada pelanggannya.
8
2.5Struktur Pendapatan dan Biaya Hotel
Pendapatan hotel bersumber dari penjualan kamar, makanan, minuman, dan pendapatan
lain (biasa disebut minor operated department sales seperti telepon, cucian, dry cleaning,
kolem renang, dan sebagainya). Adapun biaya-biaya dan harga pokok terjadi untuk biaya
bahan habis pakai di setiap bagian hotel, harga pokok makan dan minuman, biaya
administrasi dan umum, biaya pemasaran, biaya bunga, biaya deprsiasi dan amortisasi, biaya
sumberdaya manusia, biaya pemeliharaan sarana fisik hotel, biaya energi dan laba/rugi yang
dihasilkan. Dibawah ini merupakan proporsi pendapatan dan biaya serta harga pokok yang
terjadi di hotel yang diadaptasi dari Laventhol & Horwath 1984.
9
BAB III
AKUNTANSI PERHOTELAN
10
3.1 Laporan Rugi-Laba
Sebagai industri jasa, hotel memiliki laporan keuangan yang sesuai dengan aktivitas
bisnisnya. Salah satu laporan keuangan hotel yang penting adalah laporan rugi-laba. Dalam
laporan rugi-laba, yang dilaporkan adalah penjualan, harga pokok penjualan, biaya-biaya
yang terjadi pada departemen yang bersangkutan, biaya-biaya operasional hotel yang tidak
didistribusikan ke masing-masing departemen hotel (undistributed operating expenses),
biaya-biaya tetap seperti depresiasi, sewa, bunga, pajak penghasilan, dan laba bersih. Jadi,
laporan rugi-laba merupakan laporan yang sistematis mengenai penjualan, harga pokok, dan
biaya serta laba (rugi) untuk periode tertentu. Periode tertentu dapat dalam satu bulan, tiga
bulan atau satu tahun. Secara teknis, operasional laporan rugi-laba hotel disiapkan setiap
bulan sebagai laporan antara (interim report) untuk kepentingan internal manajemen hotel
yang bersangkutan. Laporan rugi-laba yang disiapkan setiap bulan memberikan gambaran
kepada manajemen hotel pencapaian sasaran yang dicapai setiap bulan sehingga tindakan
koreksi dapat dilaksanakan lebih cepat.
3.2 Neraca
Neraca merupakan salah satu laporan keuangan hotel yang penting. Dalam neraca
dilaporkan posisi kekayaan hotel seperti kas, piutang, persediaan, aktiva lancar lain-lain,
gedung dan perlengkapan gedung, aktiva tetap lain-lain, dan tanah. Disamping kekayaan
hotel, neraca juga melaporkan kewajiban hotel yang terdiri dari utang dagang, utang pajak,
utang gaji, utag jangka pendek, utang jangka panjang serta modal.
Laporan rugi-laba merupakan laporan yang mencakup aktivitas hotel untuk jangka waktu
setahun. Bila dalam jangka waktu operasi setahun tersebut hotel menghasilkan laba
(penjualan lebih besar daripada seluruh biaya yang terjadi) maka laba yang dihasilkan pada
periode tertentu, misalnya pada 2011, akan dilaporkan pada neraca 2011, per 31 Desember
2011 dibawah judul rekening modal, pada rekening laba yang ditahan. Laba periode ini
dicantumkan pada rekening laba yang ditahan karena laba ini pada saat pencatatan belum
didistribusikan kepada pemilik hotel berupa dividen.
11
3.4 Elemen-elemen Laporan Keuangan Departemen Hotel
a. Penjualan Kamar
Pada laporan rugi-laba departemen kamar dicantumkan semua sumber penjualan jasa kamar
untuk periode tertentu (sebulan, tiga bulan, atau setahun). Sumber-sumber penjualan jasa
kamar dari transient regular, transient group,permanent, dan penjualan kamar tambahan
(extraroom revenues).
b. Allowance
Allowance merupakan penyesuaian harga kamar untuk yang melampaui perjanjian
sebelumnya. Kesalahan pembebanan harga kamar yang terjadi pada saat tamu check-in dan
diperbaiki beberapa hari kemudian, atau pada saatcheck-out, disebut allowance.
Jadi, allowance adalah istilah teknis untuk memperbaiki kesalahan pembebanan harga kamar
yang terjadi pada waktu yang lampau (kemarin atau beberapa hari yang lalu).
c. Biaya-biaya Operasional Langsung
Biaya-biaya yang terjadi pada departemen kamar dibebankan langsung ke departemen kamar
seperti gaji dan upah, employee benefits, biaya tembikar (chinaware), bahan habis pakai
(guest supplies, cleaning supplies, paper supplies), komisi, seragam, pelatihan (training), dan
biaya resevasi.
d. Laba (Rugi) Departemen Kamar
Laba departemen kamar didapat dengan mengurangkan penjualan dengan seluruh biaya yang
diserap oleh departemen kamar.
12
3.4.2 Laporan Rugi-Laba Departemen Makanan dan Minuman
13
3.4.4 Undistributed Operating Expenses
Departemen yang hanya menyerap biaya dan tidak menghasilkan penjualan (seperti
departemen administrasi dan umum, pengolahan data, human resources, transportasi,
pemasaran, pemeliharaan dan biaya energi) hanya melaporkan semua biaya yang terjadi di
departemen tersebut untuk periode tertentu. Dengan laporan ini, aktivitas tetap separtemen
hotel dapat diketahui dan dikendalikan.
NERACA
HOTEL KONTEMPORER
NERACA
PER 31 DESEMBER 20XX
(dalam rupiah)
Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas xxx.xxx.xxx Utang dagang xxx.xxx.xxx
Investasi jangka pendek xxx.xxx.xxx Utang yang diperhitungkan xxx.xxx.xxx
Piutang xxx.xxx.xxx Uang muka pemesanan kamar xxx.xxx.xxx
Penyisihan piutang ragu-ragu (xxx.xxx.xxx) Porsi utang jangka panjang xxx.xxx.xxx
Persediaan xxx.xxx.xxx Utang pajak penghasilan xxx.xxx.xxx
Pembayaran di muka xxx.xxx.xxx
Jumlah Aktiva Lancar xxx.xxx.xxx Jumlah utang lancar xxx.xxx.xxx
Aktiva Tetap Utang Jangka Panjang
Tanah xxx.xxx.xxx Hipotek xxx.xxx.xxx
Mesin dan peralatan xxx.xxx.xxx
Gedung dan perlengkapan
xxx.xxx.xxx Jumlah utang jangka panjang xxx.xxx.xxx
gedung
Furniture and fixtures xxx.xxx.xxx
Kendaraan xxx.xxx.xxx Modal
Aktiva operasional xxx.xxx.xxx Saham xxx.xxx.xxx
Akumulasi penyusutan (xxx.xxx.xxx) Agio saham xxx.xxx.xxx
Beban yang ditangguhkan xxx.xxx.xxx Laba yang ditahan xxx.xxx.xxx
Jumlah aktiva tetap xxx.xxx.xxx Jumlah modal xxx.xxx.xxx
Jumlah Aktiva xxx.xxx.xxx Jumlah Pasiva xxx.xxx.xxx
14
RUGI/LABA
HOTEL KONTEMPORER
LAPORAN RUGI-LABA
PERIODE SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20XX
(dalam rupiah)
Kamar xxx.xxx.xxx
Makanan dan minuman xxx.xxx.xxx
Telekomunikasi xxx.xxx.xxx
Binatu xxx.xxx.xxx
Lainnya xxx.xxx.xxx
Jumlah xxx.xxx.xxx
Biaya dan Harga Pokok
Kamar (xxx.xxx.xxx)
Makanan dan minuman (xxx.xxx.xxx)
Telekomunikasi (xxx.xxx.xxx)
Binatu (xxx.xxx.xxx)
Lainnya (xxx.xxx.xxx)
Laba Departemen xxx.xxx.xxx
Biaya Tidak Didistribusikan
Administrasi dan umum (xxx.xxx.xxx)
Pemasaran (xxx.xxx.xxx)
POMEC (xxx.xxx.xxx)
Laba Setelah Biaya Tidak Didistribusikan xxx.xxx.xxx
Asuransi (xxx.xxx.xxx)
Laba Sebelum Biaya Bunga, Depresiasi, Amortisasi, dan Pajak xxx.xxx.xxx
Biaya Bunga (xxx.xxx.xxx)
Laba Sebelum Depresiasi, Amortisasi, dan Pajak xxx.xxx.xxx
Depresiasi dan amortisasi (xxx.xxx.xxx)
Laba Sebelum Pajak xxx.xxx.xxx
Pajak (xxx.xxx.xxx)
Laba Bersih xxx.xxx.xxx
BAB IV
15
KESIMPULAN
Hotel merupakan usaha yang mencari laba sebagai hasil akhir aktivitas bisnisnya.
Oleh karena itu, manajemen hotel akan berupaya sedemikian rupa agar tujuan ini pada akhir
suatu periode dapat tercapai. Berbagai aktivitas dilakukan oleh manajemen hotel untuk
mencapai sasaran laba yang direncanakan, diantaranya mengadakan pelatihan bagi dan staf
sehingga dapat memenuhi tingkat layanan yan diharapkan oleh tamu, mengadakan kegiatan
promosi dan pemasaran, pengendalian biaya operasional, pengendalian lingkungan fisik
hotel, dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Dalam bisnis perhotelan, terdapat pengklasifikasian hotel yang bertujuan untuk
menciptakan persaingan bisnis yang sehat, memberikan panduan bagi tamu tentang harga dan
fasilitas serta layanan yang diberikan oleh hotel pada klasifikasi tertentu, memberikan
panduan bagi para pemilik modal jika hendak berbisnis pada satu klasifikasi hotel, dan secara
nasional memudahkan saat ingin mengetahui kebutuhan akan hotel pada klasifikasi tertentu.
Pengklasifikasian hotel diantaranya adalah sebagai berikut:
• Klasifikasi menurut Melati;
• Klasifikasi menurut Jumlah Kamar yang Dimiliki;
• Klasifikasi menurut Lokasi Hotel;
• Klasifikasi menurut Jenis Tamu;
• Klasifikasi menurut Lama Tinggal Tamu;
• Klasifikasi menurut Masa Operasi Hotel;
• Kalsifikasi menurut Jenis Layanan yang di berikan.
Dalam kegiatan operasionalnya, hotel terdiri dari dua jenis departemen yaitu departemen
yang menghasilkan Pendapatan (Revenue Generating), dimana departemen ini merupakan
departemen yang menghasilkan pendapatan diantaranya kantor depan, departemen makanan
dan minuman serta departemen lain yang lazim disebut minor operated department, seperti
binatu, dry cleaning, spa, dan lainnya. Yang berikutnya adalah departemen yang tidak
menghasilkan Pendapatan (Non-Revenue Generating), yaitu antara lain pemasaran,
personalia, pemeliharaan, keamanan, teknologi informasi, administrasi dan umum, akuntansi
dan cost control, dan lainnya.
Sistem akuntansi yang lazim diterapkan di industri perhotelan adalah Uniform System
of Accounts for Hotel (USAH). Sistem ini awalnya dikembangkan di Amerika Serikat oleh
perhimpunan pengusaha hotel di New York pada tahun 1925. Dengan berkembangnya
industri perhotelan bersistem jaringan (Chain Hotel) di Indonesia, hotel-hotel dengan
jaringan tertentu yang beroperasi di Indonesia mengadopsi Uniform System of Accounts for
Hotel ini, USAH pun terus dikembangkan. Kini USAH berkembang menjadiUniform System
of Accounts for The Lodging Industry disingkat USALI. Akuntansi keuangan hotel
merupakan akuntansi departemental. Artinya, setiap departemen hotel melaporkan hasil
operasinya pada periode tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntansi perhotelan
merupakan pelaporan keuangan yang merupakan penggabungan dari beberapa laporan dari
setiap departemennya dalam suatu periode.
16