Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

“DANA PENSIUN”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas sp Mata Kuliah Lembaga Keuangan Non Bank

DISUSUN OLEH :

Septian Hajra’i Siregar


NIM : 09171973

DOSEN PENGAMPU : HENDRA, S.Ei, MA

PRODI PERBANKAN SYARIAH


SEMESTER IX-C EKS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYEKH H.ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH BINJAI
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Lembaga Keuangan Non Bank dengan
judul “Dana Pensiun”.

Makalah ini sudah penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Penulis sadar sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya penulis dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah dapat memberikan manfaat


maupun inspirasi untuk pembaca.

Binjai,  Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dana pensiun..........................................................................................3


B. Manfaat dan tujuan dana pensiun............................................................................3
C. Sistem pembayaran mmanfaat dana pensiun...........................................................4
D. Jenis-jenis pensiun...................................................................................................5
E. Jenis lembaga pengelola dana pensiun....................................................................5
F. Azas dan peraturan dana pensiun.............................................................................6
G. Prinsip penyelenggaraan dana pensiun....................................................................7
H. Peraturan dana pensiun............................................................................................8
I. Jenis program dana pensiun...................................................................................10
J. Cara menyiapkan dana pensiun.............................................................................10
K. Landasan hukum operasional dana pensiun...........................................................13
L. Ketentuan peserta dan usia pensiun.......................................................................15
M. Keunggulan dan kelemahan dana pensiun.............................................................16
N. Isu-isu dana pensiun...............................................................................................17
O. Identifikasi isu dana pensiun..................................................................................18
P. Solusi isu-isu dana pensiun....................................................................................28
Q. Manajemen Kekayaan Dana Pensiun.....................................................................24
R. Permasalahan atau Hambatan dalam Dana Pensiun..............................................25
S. Perkembangan industri dana pensiun tahun 2010..................................................26
T. Contoh kasus dana pensiun....................................................................................27

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................38
B. Saran....................................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinnkan kegiatan


perekonomian berkembang sedemikian rupa. Kondisi yang demikian tentunya
akan menciptakan suatu lingkungan yang kompetitif. Suasana persaingan yang
ketat akan menuntut perusahaan untuk lebih efisien dan lebih efektif dalam
mengelola sumber daya yang dimilikinya guna meraih sumber daya manusia yang
kompetitif.

Umur dan produktivitas manusia pada akhirnya ada batasnya, tidak


selamanya seseorang dapat bekerja dan menghasilkan suatu karya. Pada suatu saat
dia harus berhenti dari pekerjaan dan menikmati masa tuanya. Akan tetapi, dalam
menikmati masa tuanya seseorang tidak ingin penghasilannya berhenti seperti ia
juga berhenti dari pekerjaannya . tentu saja mutlak memerlukan dukungan
prasarana yang memadai. Salah satunya dengan “jaminan hari tua” atau pensiun.

Dana pensiun merupakan bentuk investasi jangka panjang yang hasilnya


dapat dinikmati setelah pegawai atau karyawan yang bersangkutan memasuki
masa pensiun. Ada banyak perusahaan penyelenggara program dana pensiun,
salah satunya yaitu PT. Taspen. PT. Taspen merupakan penyelenggara program
dana pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil. Dalam perhitungannya PT. Taspen
menggunakan program pensiun iuran pasti, dimana besarnya iuran dan manfaat
bagi peserta program dana pensiun ditentukan berdasarkan besarnya gaji peserta
selama bekerja.

Dengan disyahkannya UU No.11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun, hari


tua sudah terjamin. Sehingga karyawan dapat bekerja lebih tenang, dan di
harapkan produktivitas karyawan akan meningkat. Selain itu, loyalitas terhadap
perusahaan akan meningkat pula. Jika loyalitas tinggi, maka pengembangan dan
pembinaan karir bagi karyawan yang bersangkutan juga akan lebih baik Bagi
perusahaan yang tidak terlalu besar, sulit bagi mereka untuk memikirkan
kesejahteraan hari tua bagi karyawannya, karena dengan penyelenggaraan
program dana pensiun berarti akan menambah biaya.

Kekayaan Dana Pensiun bersumber dari iuran normal peserta dan iuran
pemberi kerja. Iuran pemberi kerja terdiri dari iuran normal dan iuran tambahan
pemberi kerja serta hasil pengembangan investasi. Iuran-iuran yang terkumpul
tersebut tidak didiamkan saja tetapi harus dikembalikan berupa investasi sesuai
dengan ketentuan pemerintah mengenai investasi dana pensiun.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dana pensiun?
2. Apa saja manfaat dan tujuan dana pensiun?
3. Bagaimana sistem pembayaran mmanfaat dana pensiun?
4. Apa saja jenis-jenis pensiun?
5. Apa saja jenis lembaga pengelola dana pensiun?
6. Apa saja azas dan peraturan dana pensiun?
7. Apa saja prinsip penyelenggaraan dana pensiun?
8. Bagaimana peraturan dana pensiun?
9. Apa saja jenis programm dana pensiun?
10. Bagaimana cara menyiapkan dana pensiun?
11. Apa landasan hukum operasional dana pensiun?
12. Bagaimana ketentuan peserta dan usia pensiun?
13. Apa saja keunggulan dan kelemahan dana pensiun?
14. Apa saja isu-isu dana pensiun?
15. Bagaimana identifikasi isu dana pensiun?
16. Bagaimana solusi isu-isu dana pensiun?
17. Bagaimana manajemen kekayaan dana pensiun?
18. Apa saja permasalahan atau hambatan dalam dana pensiun?
19. Bagaimana perkembangan industri dana pensiun tahun 2010?
20. Apa saja contoh kasus dana pensiun?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dana pensiun.
2. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan dana pensiun
3. Untuk mengetahui sistem pembayaran mmanfaat dana pensiun
4. Untuk mengetahui jenis-jenis pensiun
5. Untuk mengetahui jenis lembaga pengelola dana pensiun
6. Untuk mengetahui azas dan peraturan dana pensiun
7. Untuk mengetahui prinsip penyelenggaraan dana pensiun
8. Untuk mengetahui peraturan dana pensiun
9. Untuk mengetahui jenis programm dana pensiun
10. Untuk mengetahui cara menyiapkan dana pensiun
11. Untuk mengetahui landasan hukum operasional dana pensiun
12. Untuk mengetahui ketentuan peserta dan usia pensiun
13. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dana pensiun
14. Untuk mengetahui isu-isu dana pensiun
15. Untuk mengetahui identifikasi isu dana pensiun
16. Untuk mengetahui solusi isu-isu dana pensiun
17. Untuk mengetahui manajemen kekayaan dana pensiun
18. Untuk mengetahui permasalahan atau hambatan dalam dana pensiun
19. Untuk mengetahui perkembangan industri dana pensiun tahun 2010
20. Untuk mengetahui contoh kasus dana pensiun

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dana Pensiun

Dana pensiun adalah hak seseoarng untuk memperoleh penghasilan


setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-
sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Penghasilan ini
biasanya berupa uang yang dapat diambil setiap bulannya atau diambil sekaligus
pada saat seseorang memasuki masa pensiun, hal ini tergantung dari kebijakan
yang terdapat dalam suatu perusahaan.1

Defenisi dana pensiun menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun


1992 adalah: Badan hukum yang mengelolah dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dana pensiun didefenisikan


sebagai berikut : lembaga yang keuangannya diperoleh dari iuran tetap para
peserta ditambah penghasilan perusahaan yang disisihkan dan para peserta berhak
memperoleh bagian keuntungan setelah pensiun.2

B. Maksud dan Tujuan Dana Pensiun

Menurut Zullaini Wahab (2001;2) maksud dan tujuan dibentuknya suatu


dana pensiun dapat kita lihat dari beberapa sisi yaitu3:

1. Sisi Pemberi Kerja


Dana pensiun sebagai usaha untuk menarik atau mempertahankan
karyawan perusahaan yang memiliki potensi, cerdas, terampil dan produktif
yang diharapkan dapat meningkatkan atau mengembangkan perusahaan, di
samping tanggung jawab moral dan social Pemberi Kerja kepada karyawan

1
Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2020), hal.33
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia
3
Op.cit

3
serta keluarganya pada saat karyawan tidak lagi mampu bekerja atau pensiun
atau meninggal dunia.
2. Sisi Karyawan
Dana pensiun adalah untuk member rasa aman terhadap masa yang akan
dating dalam arti tetap mempunyai penghasilan pada saat memasuki masa
pensiun.
3. Sisi Pemerintah
Dengan adanya dana pensiun, bagi karyawan akan mengurangi kerawanan
social. Kondisi tersebut merupakan unsure yang sangat penting dalam
menciptakan kestabilan Negara.
4. Sisi Masyarakat
Adanya dana pensiun merupakan salah satu lembaga pengumpul dana
yang bersumber dari iuran dan hasil pengembangan. Terbentuknya akumulasi
dana yang bersumber dari dalam negri tersebut dapat membiayai pembangunan
nasional dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat.

C. Manfaat Dana Pensiun


1. Manfaat Pensiun Normal, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang
mulai dibayarkan pada saat peserta pensiun setelah mencapai usia
pensiun normal atau sesudahnya.4
2. Manfaat Pensiun Dipercepat, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang
dibayarkan bila peserta pensiun pada usia tertentu sebelum usia
pensiun normal.5
3. Manfaat Pensiun Cacat, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang
dibayarkan bila peserta menjadi cacat.6

4
Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2020), hal.33
5
Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2020), hal.33
6
Loc.cit

4
D. System Pembayaran Manfaat Dana Pensiun.
Cara pembayaran manfaat pension (benefit) kepada karyawan dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu
1. Pembayaran secara sekaligus (lump sum)
2. Pembayaran secara berkala (annuity)

E. Jenis-Jenis Pensiun
Di dalam proses pelaksanaannya para penerima pensiun dapat memilih
salah satu dari beberapa jenis pensiun yang ditawarkan kepada para
karyawan, dengan melihat situasi dan kondisi yang terjadi. Berikut adalah
jenis-jenis pensiun yang ditawarkan oleh perusahaan7 :
a. Pensiun Normal, yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan
yang usianya telah mencapai masa pensiun yang telah ditetapkan
perusahaan. Untuk wilayah Indonesia rata-rata seseorang
memasuki masa pensiun pada usia 55 tahun dan 60 tahun pada
profesi tertentu.
b. Pensiun Dipercepat, hal ini dilakukan bila perusahaan
menginginkan pengurangan karyawan di dalam tubuh perusahaan.
c. Pensiun Ditunda, seorang karyawan meminta pensiun sendiri,
namun umurnya belum memenuhi untuk pensiun, sehingga
karyawan tersebut keluar namun dana pensiun miliknya
diperushaan tempat dia bekerja baru akan keluar pada masa umur
karyawan ini telah memasuki masa pensiun.
d. Pensiun Cacat, pensiun yang diberikan kepada karyawan yang
mengalami kecelakaan sehingga dianggap tidak mampu
dipekerjakan seperti semula, sedangkan umurnya belum
memenuhi masa pension.

7
Irham Fahmo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Bandung: Alfabeta,2014) hal.58

5
F. Jenis Lembaga Pengelola Dana Pensiun
Dalam Undang-undang dana pensiun, lembaga pengelola dana pensiun
dibedakan dalam dua jenis, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Pembedaan kedua jenis
lembaga pengelola dana pensiun ini didasarkan pada penyelenggaraannya
atau pihak yang mendirikan.8

1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)


DPPK dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan,
untuk menyelenggarakan program pensiun.
          Dari pengertian di atas, jelas bahwa DPPK merupakan dana pensiun yang
didirikan oleh perusahaan maupun perorangan yang memiliki karyawan. Perlu
dijelaskan bahwa pendirian dan penyelenggaraan program pensiun melalui dana
pensiun oleh pemberi kerja sifatnya tidak wajib. Akan tetapi, mengingat dampak
dan peranan yang positif dari program dana pensiun kepada para karyawan,
pemerintah sangat menganjurkan kepada setiap pemberi kerja untuk mendirikan
dana pensiun.
       Dana pensiun pemberi kerja dapat menyelenggarakan, baik program pensiun
manfaat pasti, maupun program pensiun iuran pasti. Pemilihan jenis program
pensiun didasarkan pada kemampuan pemberi kerja terhadap dana pensiun.
Dengan mendirikan dana pensiun, timbul kewajiban dari perusahaan untuk
menggiur sejumlah uang kepada dana pensiun. Mengingat adanya perbedaan
mendasar diantara kedua jenis program pensiun ini yang tentunya menimbulkan
konsekuensi yang berbeda pula, sebelumnya pemberi kerja harus
mempertimbangkan semuanya ini dengan seksama. Begitu mendirikan dana
pensiun, pemberi kerja terikat dan tidak dapat menarik kembali keinginan
tersebut.
            Dana pensiun pemberi kerja dibentuk oleh oleh orang atau badan yang
mempekerjakan karyawan, selaku pendiri dan untuk menyelenggarakan sebagian

8
Irham Fahmo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Bandung: Alfabeta,2014) hal.58

6
atau seluruh karyawan sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban
terhadap pemberi kerja.

2.      Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)


Pasal 1 butir 4 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 menyatakan bahwa
dana pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank
atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran
pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari
dana pensiun pemberi pekerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa
yang bersangkutan. Pihak yang diperkenankan untuk mendirikan dana pensiun
hanyalah bank umum dan perusahaan asuransi jiwa.
Oleh karena itu, bank umum dan perusahaan asuransi jiwa dapat
menyelenggarakan dua jenis dana pensiun, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja
dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
DPLK dibentuk secara terpisah dari bank atau perusahaan asuransi jiwa yang
bersangkutan dan terpisah pula dari dana pensiun pemberi kerja yang mungkin
didirikan oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa tersebut. Sebagaimana
diketahui, bank atau perusahaan asuransi jiwa dalam kapasitasnya sebagai
pemberi kerja karyawannya, juga dapat memberikan dana pensiun pemberi kerja.
Dana pensiun lembaga keuangan hanya dapat menjalankan program pensiun iuran
pasti. Program ini terutama diperuntukkan bagi para pekerja mandiri atau
perorangan mislanya dokter, pengacara, pengusaha yang bukan merupakan
karyawan dari lembaga atau orang lain

G. Azas dan Peraturan Dana Pensiun


Undang-undang Dana Pensiun merupakan hokum pembentukan Dana
Pensiun. Beberapa azas pokok yang dikenal pada Dana Pensiun menurut
Zulaini Wahab (2001;3) yaitu9 :

1. Azas keterpisahan kekayaan


9
Kasmir, S.E. M.M, BANK dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada,2008) hal.50

7
Dana Pensiun dari kekayaan badan hokum pendirinya Berdasarkan
Azas tersebut kekayaan Dana Pensiun terutama yang bersumber dari
iuran terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat terjadi
pada pendiri.
2. Azas penyelenggaraan dalam system pendanaan
3. Penyelenggara program pensiun bagi karyawan harus dilakukan
dengan pemupukan dana yang dikelola secara terpisah dari kekayaan
pendiri, sehingga cukup memenuhi pembayaran hak Peserta.
Berdasarkan azas ini tidak diperkenankan pembentukan cadangan
dalam perusahaan guna membiayai program pensiun.
4. Azas pembinaan dan pengawasan
Dalam pelaksanaannya, pembinaan dan pengawasan meliputi antara lain
system pendanaan dan pengawasan atas investasi kekayaan Dana Pensiun
5. Azas penundaan manfaat
Pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta pensiun, yang
pembayarannya dilakukan secara berkala.
6. Azas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk Dana
Pensiun
Berdasarkan azas ini keputusan untuk membentuk atau tidak sepenuhnya ada
pada pemberi kerja, oleh karena hal tersebut membawa konsekuensi
pendanaan bergantung kepada kemampuan keuangan pemberi kerja.10

H. Prinsip Penyelenggaraan Dana Pensiun


a. Kejelasan Maksud dan Tujuan Program, Jaminan terhadap kesinambungan
penghasilan.
b. Prinsip Independensi
Kelembagaan berstatus badan hukum, Manajemen Operasional dimana Asas
Keterpisahan Kekayaan atau Segregated Assets dan Hak pengurus
mengadakan perjanjian dgn pihak ketiga, Pengawasan dimana Pengawasan

10
Kasmir, S.E. M.M, BANK dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada,2008) hal.50

8
dilakukan oleh Dewan Pengawas yang terdiri atas wakil-wakil dari pemberi
kerja dan peserta dengan jumlah yang sama.11
c. Prinsip Akuntabilitas
Dewan Pengawas wajib mengumumkan laporan hasil pengawasannya
kepada Peserta, Laporan keuangan Dana Pensiun setiap tahun harus
diaudit oleh akuntan publik yang ditunjuk oleh Dewan Pengawas,
Pendiri/Mitra Pendiri, Pengurus, dan Penerima Titipan wajib
memperlihatkan seluruh dokumen/keterangan untuk keperluan
pemeriksaan, Dana Pensiun wajib mengumumkan neraca dan perhitungan
hasil usahanya kepada Peserta.
d. Prinsip Transparansi
Pengurus wajib menyampaikan keterangan mengenai setiap perubahan
peraturan Dana Pensiun dan hal-hal yang terjadi dalam rangka kepesertaan
kepada Peserta, Pengurus wajib mengumumkan perkembangan portofolio
investasi dan hasil pengembangannya kepada Peserta dan melaporkannya
kepada Pendiri dan Dewan Pengawas.
e. Prinsip Perlindungan Konsumen
Perubahan Peraturan Dana Pensiun tidak boleh mengurangi manfaat
pension, Setiap karyawan berhak menjadi Peserta, bila berusia 18 tahun
atau telah kawin, dan memiliki masa kerja satu tahun, Hak atas manfaat
pensiun tak dpt dijaminkan, dialihkan/disita, Semua transaksi penyerahan,
pembebanan, pengikatan, pembayaran sebelum jatuh tempo atau
penjaminan manfaat pensiun dinyatakan batal demi hokum, Pengembalian
kekayaan Dana Pensiun kepada pemberi kerja dilarang, Saat likuidasi,
peserta dan pensiunan/ahli waris memiliki hak utama dalam pembagian
kekayaan Dana Pensiun, Kekayaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan
dikecualikan dari setiap tuntutan hukum atas kekayaan Pendirinya.
f. Prinsip Struktur Pengendalian Intern
Tugas, kewajiban, dan tanggung jawab Pendiri, Mitra Pendiri, Dewan
Pengawas, dan Pengurus diatur dalam Undang Undang Dana Pensiun dan
peraturan pelaksanaannya, Dana Pensiun tak diperkenankan melakukan
11
Soemitra Andri, MA, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. (Rawamangun: Jakarta,:
Kencana Prenada Media Group,2009) hal.91

9
pembayaran apapun, kecuali pembayaran yang ditetapkan dalam Peraturan
Dana Pensiun, Dana Pensiun tidak diperkenankan meminjam atau
mengagunkan kekayaannya sebagai jaminan atas suatu pinjaman, Tidak
satu bagianpun dari kekayaan Dana Pensiun dapat dipinjamkan atau
diinvestasikan pada pihak-pihak terafiliasi, Bentuk dan susunan laporan
keuangan Dana Pensiun harus sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal
Lembaga Keuangan Nomor 2345/KEP-LK/2003.
g. Prinsip Kualifikasi Penyelenggara
Kualifikasi Pengurus dan Dewan Pengawas (kecuali yang terakhir) adalah
Warga Negara Indonesia, berakhlak dan moral yang baik, belum pernah
dihukum pidana ekonomi, dan berpengetahuan atau berpengalaman di
bidang Dana Pensiun, Pengurus tidak boleh merangkap jabatan Pengurus
Dana Pensiun lain, atau direksi, atau jabatan eksekutif lainnya.

I. Peraturan Dana Pensiun


Hal-hal penting yang umunya diatur di dalam suatu peraturan pension
antara lain:
1) Siapa yang berhak menjadi peserta
2) Manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam bentuk apa
3) Kapan dapat dinikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan
kepada peserta Sumber pembiayaannya.12

J. Jenis Program Dana Pensiun


Program pension yang umunya dipakai di perusahaan swasta dan
perusahaan milik Negara maupun bagi karyawan pemerintah terdiri atas
dua jenis, yaitu13:

1) Program Pensiun Manfaat Pasti

12
Nurul Huda, Lembaga Keuangan Tinjauan Teoritis dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2010)
hal.76
13
Ibid, 106

10
Suatu program pension yang memberikan formula tertentu atas
manfaat yang akan diterima karyawan pada saat mencapai usia
pension. 14

Pada PPIP, besar manfaat pensiun sangat tergantung pada besar iuran
yang disetor dan hasil pengembangan dana. Jadi, sifatnya mirip tabungan, namun
memiliki kelebihan fasilitas penundaan pajak dari pemerintah. Besar iuran baik
dari pemberi kerja maupun peserta ditetapkan dalam peraturan dana pensiun.

MASA KERJA FAKTOR PENGHARGAAN


(TAHUN)
24-32 2,50%
16-24 2,00%
08-16 1,60%
00-08 1,28%

MP = FPe × MK × PDP
Di mana:
MP= Manfaat Pensiun
Fpe= Faktor Penghargaan dalam persentase (%)
MK= Masa Kerja
PDP= Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata beberapa bulan
terakhir/gaji pokok
Contoh:
Menurut pandangan final earningpensiun plan adalah jika gaji
terakhir sebelum pensiun adalah Rp1.000.000,00 sementara masa kerja 20
tahun, maka akan memperoleh uang pensiun bulanan sebesar 2,5% ×20
×Rp1.000.000,00 = Rp500.000,00

Kelebihannya:

14
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan, (Jakarta: Kencana Prenanda Media
Group, 2009) hal.47

11
a. Lebih menekankan pada hasil akhir
b. Manfaat pension ditentukan terlebih dahului, mengingat manfaat
dikaitkan dengan gaji karyawan
c. Dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui karyawan
apabila program pension dibentuk jauh setelah perusahaan berjalan
d. Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan
diterima pada saat mencapai usia pension.
Kelemahannya:
a. Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil
investasi tidak mencukupi
b. Relative lebih sulit untuk diadministrasikan.

2) Program Pensiun Iuran Pasti,


Program pension yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan
perusahaan (pemberi kerja). Program ini terdiri dari money purchase plan, profit
sharing plan dan saving plan. 15
Dalam Undang-Undang, Program Pensiun Iuran Pasti didefinisikan
sebagai program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun
dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing-
masing peserta sebagai manfaat pensiun. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
yaitu program pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan perusahaan
(pemberi kerja). Sementara itu, benefit yang akan diterima karyawan dihitung
berdasarkan akumulasi iuran ditambah dengan hasil pengembangan atau
investasinya. Perhitungan menggunakan rumus sekaligus bagi PPIP adalah
sebagai berikut:
IP = 7,5% × PDP
Di mana:
IP = Iuran Pensiun
PDP= Penghasilan Dasar Pensiun/Gaji Pokok

15
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan, (Jakarta: Kencana Prenanda Media
Group, 2009) hal.47

12
Contoh:
Jika gaji terakhir sebelum pensiun adalah Rp1.000.000,00 maka akan membayar
uang pensiun iuran sebesar 7,5% × Rp1.000.000,00 = Rp75.000,00.

Kelebihannya:
a. pendanaan [biaya/iuran] dari perusahaan lebih dapat
diperhitungkan/diperkirakan
b. karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap
tahunnya
c. lebih mudah untuk diadministrasi.
Kelemahannya:
a. penghasilan pada saat mencapai usia pension lebih sulit untuk
diperkirakan
b. karyawan menanggung resiko atas ketidakberhasilan investasi
c. tidak dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilalui
karyawan.

K. Menyiapkan Dana Pensiun

Setiap orang pasti akan pensiun. Dan itu adalah momen yang akan
dihadapi. Pensiun adalah masa seseorang tidak lagi dapat menghasilkan. Karena
merupakan sebuah kepastian, maka sudah sewajarnya setiap orang
mempersiapkan diri untuk nasuk ke dalam fase pensiun dengan menyiapkan dana
pensiun. Tentunya, di luar fasilitas pensiun yang diberikan oleh perusahaan.
Persiapan ini mencakup berbagai bidang termasuk psikologis, mental-spiritual,
kesehatan dan tentu saja financial.16

Dalam hal keuangan, yang harus dilakukan dalam mempersiapkan pensiun


adalah sebagai berikut :

1. Menyisihkan Dana Lebih Awal (Menabung).

16
Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keungan Lainnya edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat,
2006) hal.97

13
Untuk masa pensiun selama 25 tahun, paling tidakharus melakukan
penyisihan dana untuk masa pensiun selama 25 tahun. Dengan memulai lebih
awal, keperluan dana untuk disisihkan tiap bulan atau tahun akan lebih sedikit.
Sebalilknya jika jangka waktu mengumpulkan terlalu pendek, maka dana yang
harus disisihkan untuk mencapai jumlah dana yang sama, akan jauh lebih mahal.

2. Menghitung Dana yang Diperlukan.

Langkah selanjutnya menghitung jumlah dana yang dibutuhkan. Hal ini


diperlukan untuk menentukan berapa besar dana yang harus disisihkan atau
diinvestasikan tiap bulan. Dalam ini, perlu menentukan gagal hidup yang
diinginkan pada saat pensiun nanti. Meski usia dan pasangan masih jauh dari
waktu pensiun, namun tak ada salahnya bila menyiapkan dana pensiun sejak dini.
Mulailah menabung dan berinvestasi, agar diri dan pasangan menjalani mass
pensiun dengan nyaman dan tentram. Misalnya, ingin hidup di pinggiran kota
dengan tetap memiliki mobil dan pekerja rumahtangga. Berdasarkan gaya hidup
yang telah ditentukan, hitung berapa pengeluaran yang di butuhkan sekarang.
Selanjutnya, hitunglah kebutuhan dana selama pensiun dan rencanakan investasi
yang harus lakukan untuk mencapai dana yang ands butuhkan saat masa pensiun
nanti.

3. Asuransi.

Proteksi diri dan keluarga dengan asuransi untuk kesehatan clan cacat.
sekarang ini banyak perusahaan asuransi (jiwa) yang menawarkan produk-produk
asuransi jiwa yang sekaligus juga memberikan manfaat pensiun. jadi, ketika
berusia 50 – 60 tahun, maka akan mendapatkan sejumlah dana tunai yang cukup.
Dan tidak perlu mengkhawatirkan masa pensiun

4. Usaha sampingan .

Selain menabung dan asuransi, dana pensiun juga bisa diperoleh dengan
membuka usaha sampingan. Membuka usaha sampingan bisa sangat
menguntungkan. Dengan membuka usaha, bisa didapat hasil yang besar dalam

14
tempo yang lebih cepat. Namun, menjalankan usaha sampingan tentunya tak lepas
dari risiko, terutama risiko keuangan. Kemungkinan merugi akan selalu ada.

L. Landasan Hukum Operasional Dana Pensiun


Program dana pensiun di Indonesia dilaksanakan oleh lembaga pemerintah
maupun swasta. Pelaksanaan dana pensiun pemerintah di Indonesia antara lain
jamsostek, suatu program kontribusi tetap wajib untuk karyawan swasta dan
BUMN di bawah Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Namun,
Departemen Keuangan memegang peranan dalam pengawasannya (UU No.
3/1992). Taspen, yaitu tabungan pensiun pegawai negeri sipil dan program
pensiun swasta yang ditanggungjawabi oleh Departemen Keuangan (Keputusan
Presiden No. 8/1997), dan ASABRI dana pensiun angkatan bersenjata, berada di
bawah Departemen Pertahanan (Kepres No. 8/1977). Ketiga program ini diatur
melalui ketentuan hukum yang berbeda-beda.    
Undang-undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992 merupakan kerangka
hukum dasar untuk dana pensiun swasta di Indonesia. Undang-undang ini
didasarkan pada prinsip “kebebasan untuk memberikan janji dan kewajiban untuk
menapatinya” yaitu, walaupun pembentukan program pensiun bersifat sukarela,
hak penerima manfaat harus dijamin. 17
Tujuan utama diajukannya Undang-Undang Pensiun adalah untuk
menetapkan hak peserta, menyediakan standar peraturan, yang dapat menjamin
diterimanya manfaat-manfaat pensiun pada waktunya, untuk memastikan bahwa
manfaat pensiun digunakan sebagai sumber penghasilan yang berkesinambungan
bagi para pensiunan, untuk memberikan pengaturan yang tepat untuk dana
pensiun, untuk mendorong mobilisasi tabungan dalam bentuk dana pensiun jangka
panjang, dan untuk memastikan bahwa dana tersebut tidak ditahan dan digunakan
oleh pengusaha untuk investasi-investasi yang mungkin berisiko dan tidak sehat,
tetapi akan mengalir ke pasar-pasar keuangan dan tunduk pada persyaratan
tentang penanggulangan resiko.
Sedangkan untuk landasan hukum operasional dana pensiun syariah,
dalam konteks regulasi misalnya. Jika perbankan, asuransi, obligasi dan reksadana
syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN-MUI,
17
Undang-undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992

15
berbeda halnya dengan dana pensiun syariah, menurut seorang konsultan
Ekonomi Syariah, yang juga seorang praktisi, Izzuddin Abdul Manaf, Lc. MA
Belum ada satupun peraturaan dan fatwa yang mendukung. Sehingga regulasi
sebagai kerangka operasional dana pensiun syariah hanya mengacu pada peraturan
dana pensiun yang umum dan fatwa MUI yang juga umum, tidak bersifat khusus.
Hal ini pula lah yang menjadi salah satu faktor  lambatnya pertumbuhan dana
pensiun syari’ah di Indonesia.

M. Peserta dan Usia Pensiun


1. Peserta
Peserta adalah setiap orang yang memenuhi persyaratan peraturan dana
pension. Pasal 19 UU No. 12 Tahun 1992 menyatakan bahwa setiap karyawan
yang termasuk golongan karyawan yang memenuhi syarat kepesertaan dalam dana
pensiun yang didirikan oleh pemberi kerja, berhak menjadi peserta, apabila telah
berusia setidak-tidaknya 18 tahun atau telah kawin dan telah memiliki masa kerja
sekurang-kurangnya 1 tahun pada pendiri atau mitra pendiri.18
2. Usia Pensiun
a. Pensiun normal (normal retirement)
Adalah usia paling rendah saat karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu
persetujuan dari pemberi kerja dengan memperoleh manfaat pensiun penuh. Usia
pensiun normal ditentukan dalam peraturan dana pensiun. Di Indonesia, usia
pensiun normal karyawan umumnya berkisar 55 tahun.
b. Pensiun dipercepat (early retirement)
Adalah ketentuan pensiun yang mengizinkan peserta pensiun untuk
mempercepat pensiun karena suatu hal. Terkadang jenis pensiun ini diberikan
untuk kondisi tertentu, misalnya karena adanya pengurangan pegawai di
perusahaan tersebut.
c. Pensiun ditunda (deffered retirement)
Ketentuan ini memperkenankan karyawannya yang secara mental dan fisik
masih sehat untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun normal.
d. Pensiun cacat (disable retirement)
18
Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keungan Lainnya edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat,
2006) hal.101

16
Merupakan pensiun yang diberikan disebabkan peserta mengalami
kecelakaan sehingga dianggap tidak mampu lagi untuk melaksanakan
pekerjaannya

N. Keunggulan dan Kelemahan Dana Pensiun


 Keunggulan Dana Pensiun
a) Pengelola yang ditunjuk, seyogianya profesional, setia (loyal),
jujur, serta mampu menyusun rencana dan perfikir jangka panjang.
b) Sesuai UU No. 11 Tahun 1992, dana pensiun dibebaskan dari pajak
penghasilan dengan demikian para peserta dapat menikmati manfaat
pensiun secara maksimal.
c) Seluruh himpunan iuran dan hasil pengelolaan kekayaan, investasi
dibagikan kepada peserta atau ahli warisnya prorata menurut jumlah
iuran dan masa kepesertaannya.
d) Biaya-biaya tetap (overhead) relatif rendah, karena umumnya
peserta secara bersama-sama melalui mitra pendiri, pemberi kerja
memikulnya sehingga akan memberikan dampak efisiensi yang tinggi
akibat dampak skala ekonomis.
e) Dana pensiun mempunyai prospek menjadi suatu lembaga
keuangan dengan likuiditas dan solvabilitas yang tinggi sehingga
memberikan posisi tawar-menawar (bargaining position) yang kuat
dalam melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan lain.
f) Untuk mengurangi resiko kematian atau kecelakaan dari peserta,
maka sebagian atau seluruh peserta dapat dipertanggungkan dengan
asuransi jiwa atau kecelakaan kepada perusahaan asuransi.
g) Manfaat pensiun dapat dinikmati secara berkala bulanan selama
seumur hidup dengan jumlah yang sama bagi peserta dan bagi janda
atau duda dari peserta, serta anak yatim piatu dari peserta sampai
berusia 25 tahun.
h) Dana pensiun dapat mempunyai tiga fungsi yang terpadu, yaitu:
tabungan, asuransi, dan pensiun.
 Kelemahan Dana Pensiun

17
a) Pengelola Yayasan Dana Pensiuan (YDP) masih banyak yang kurang
profesional.
b) Arahan investasi kurang jelas dan kurang konsisten terhadap
pencapaian tujuan program pensiun.
c) Banyak investasi dilakukan pada aktiva tetap yang kurang produktif,
tidak cepat menghasilkan.
d) Arahan administrasi keuangan, sebagai pedoman penatausahaan
kekayaan dana pensiun kurang dipersiapkan dengan baik.
e) Investasi gedung kantor yang berlebihan atau mewah.
f) Beberapa manajemen yang statis dan kurang peduli terhadap
perbaikan manfaat pensiun.
g) Banyak pengelola merasa bangga dan terlena dengan kenaikan laba
dan aset yayasan dana pensiun, tetapi kurang memerhatikan perbaikan
manfaat pensiun sebagai tujuan pokok.
O. Isu- Isu Dana Pensiun
1) Dana Pensiun DPR vs PNS
2) Lima BUMN pengelola dana pensiun terancam akanditutup
3) Lambannya dana pensiun Syariah dibandingkan dengan dana
19
pensiun Konvesional

P. Identifikasi Isu
1. Kasus 1 : Dana Pensiun DPR vs PNS
DPR merupakan politisi yang tidak sama kerjanya dengan PNS.
Dalam kerjanya politisi mengandalkan intelektualitas dalam memcahkan
permasalah negara. Tapi, ketika DPR ingin mendapatkan anggaran
pensiun, menurut Uchok, berarti DPR bukan sebagai politisi melainkan
sebagai pekerja. Akah seSeorang sangat wajar untuk mendapatkan
pensiun, karena untu mememenuhi kebutuhan hidup, pekerja hanya
mengandalkan upah. Sementara, DPR kegiatannya sangat aktif dan
mendapatkan gaji yang besar ketimbang pekerja. Ditambah dengan
fasilitas yang diperoleh selama menjabat sebagai DPR. Kalau meminta
19
Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keungan Lainnya edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat,
2006) hal.105

18
dana pensiun itu, dinilai serakah sekali. Jika ingin mendapat dana pensiun
tak seharusnya mengambil dari APBN, tapi sebelum dilantik menjadi DPR
mendaftar dahulu dalam program asuransi dana pensiun. Menurut DPR
sendiri dana pensiun wajar untuk penghargaan dan pengaman bagi anggota
DPR setelah mengabdi. Karena selama menjadi DPR tidak boleh
merangkap jabatan lain. Dana pensiun diras cukup membantu dalam masa
pasca sebagai DPR.
1) Perbedaan DPR dan PNS
DPR adalah politisi bukan pekerja setingkat PNS, poltisi
merupakan pekerjaan luhur karena pada dasarnya pekerjaan itu tidak
mengaharapkan imbalan dari rakyat atau negara. Dalam menjalankan
kerjanya, politisi mengandalkan intelektualitas untuk memecahkan
persoalan bangsa. Dan DPR maksimal hanya
bisa menjabat dua periode. Berbeda dengan PNS yangharus mengabdi
beberapa tahun yang melebihi masa bakti DPR kepada negara. Jadi DPR
tidak seharusnya iri terhadap dana pensiun yang diperoleh PNS yang
diambil dari APBN.Fasilitas selama menjabat sebagai DPR sudah sangat
cukup.
2) Peraturan Perundang-undangan
Dana pensiun Anggota DPR RI diatur dalam UU Nomor 12 tahun
1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Pimpinan dan Anggota
Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara serta Bekas Pimpinan Lembaga
Tinggi/Tinggi Negara dan bekas anggota Lembaga Tinggi Negara.
2. Isu 2: Lima BUMN pengelola dana pensiun terancam akan ditutup
Lima BUMN pengelola dana pensiun terancam akan ditutup karena
kesulitan dalam pendanaan, sehingga belum membayar kewajiban pegawai yang
mengalami PHK. Dana pensiun itu meliputi dana pensiun badan pengelola
lingkungan industri dan pemukiman Pulo Gadung, DP Indah Karya, DP Istaka
Karya, DP Istaka Sandang, DP Industri Sandang Nusantara, DP PT Dok dan
Perkapalan Kodja Bahari.
1) Dilihat dari asas Dana Pensiun

19
Berdasarkan Undang-Undang Nomot 11 Tahun 1992, salah satu
penyelenggaraan pensiun didasarkan pada asas-asas penyelenggaraan
dalam sistem perdanaan dimana cara pemupukan dana yang dikelola harus
terpisah dari kekayaan pendiri sehingga memenuhi pembayaran peserta.
Kaitannya dengan isu diatas adalah, kelilma BUMN pengelola dana
opensiun tersebut dalam pengelolaan dananya tidak teratur. Maksudnya
adalah mereka dalam melakukan pemuukan dana masih dicampur dengan
kekayaan pribadi. Kemugkinan besar mereka menggunakan atau meminja
dana pensiun untuk kebutuhan pribadi. Kemungkinan besar mereka
menggunakan atau meminjam dana pensiun untuk kebutuhan pribadinya,
bersamaan dengan ha tersebut keadaan perusahaan tidak akan stabil,
karena dana yang seharusnya dianggarkan untuk peserta berkurang. 20
Karena keadaan ekonomi yang memburuk banyak perusahaan yang
melakukan PHK. Dalam melakukan PHK, perusahaan harus memberikan
pesangon, sedangkan kelima BUMN tersebut seedang mengalami
kesulitan pendanaan sehingga tidak mampu membayar kewajiban kepada
karyawan yang mengalami PHK. Dikarenakan BUMN milik negara, agar
tidak mampu membayar kewajiban kepada karyawan yang mengalami
PHK.. Dikarenakan BUMN milik negara agar tida mengganggu
perekonomian Negara, maka penutupan BUMN tersebut merupakan
keputusan yang tepat.
2) Ditinjau dari jenis-jenis pensiun
Secara umum dana pensiun dibagi menjadi 4 yaitu pensiun normal,
pensiunn dipercepat, pensiun ditunda, dan pensiun cacat. Jika dilihat dari
jenisnya, isu di atas termasuk pensiun dipercepat karena pensiun yang
diberikan untuk kondisi tertentu, yaitu saat pemutusan hubungan Kerja
para karyawan.
3) Dampak untuk masyarakat
Yang dikatakan masyarakat disini adalah para karyawan yang mengalami
PHK. Karena BUMN tidak mampu memberikan kewajiban mereka, semua
karyawan merasa dirugikan disamping kehilangan pekerjaan juga tidak

20
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992

20
mendapat pesangon. Setidaknya para perusahaan yang melakukan PHK
terhadap karyawannya harus memberi pesangon sebagai modal untukk
melanjutkan hidupnya beserta keluarganya setelah mereka kehilangan
pekerjaannya. Denga adanya pensiun, mereka dapat menginvestasikan
untuk membuka usaha sendiri atau hal lainnya yang mampu memenuhi
kebutuhan keluarganya. Tapi adanya isu tersebut, banyak pihak yang
dirugikan, terutama pada Negara, adanya PHK berarti menambah angka
pengangguran.
3) ISU
Lambannya pertumbuhan dana pensiun syariah dibandingkan dengan dana
pensiun konvensional.
1. Pengetian dana pensiun konvensional dan dana pensiun syariah
Dana pensiun konvensional adalah lembaga atau badan hukum yang
mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan
kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah
pensiun, dan telah ditetapkan dalam UU No.11 Tahun 1992. Dana
pensiun syariah adalah dana pensiun yang dikelola dan dijalankan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dan investasi hanya boleh
dilakuka pada instrumen–instrumen yang dibenarkan menurut DSN-
MUI.21
2. Perbedaan antara dana pensiun konvensional dan dana pensiun
syariah.
 Dana pensiun konvensional
1) Berkembang pada lembaga yang menanggung hal
tersebut, yang ditujukan baik karyawan negeri
maupun swasta.
2) Dana pensiun lembaga keuangan konvensional dapat
menyelenggar akan Program Pensiun ManfaatPasti (PPMP)
dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
3) Investasi dananya sudah ada peraturan yang
mengaturanya.
21
Soemitra Andri, MA, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. (Rawamangun: Jakarta,:
Kencana Prenada Media Group,2009) hal.103

21
 Dana pensiun syariah
1) Berkembang pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Syariah (DPLK). Diantaranya adalah Bank Muamalat,
Manulife (Principal Indonesia), Allianz, BNI, dan PT
Asurani Takaful Keluarga.
2) Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah hanya dapat
menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti Syariah
3) Investasi belum mendapat regulasi dari DSN-MUI.
3. Faktor lambannya dana pensiun syariah
Beberapa faktor yang mempengaruhi lambannya pertumbuhan dana
pensiun syariah, menurut konsultan Ekonomi Syariah, yang juga
seorang praktisi, Izzuddin Abdul Manaf, Lc. MA , yaitu :
a.Tidak berhubungan langsung dengan masyarakat.
b.Keterbatasan regulasi. Belum ada satupun peraturaan dan fatwa yang
mendukung. Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana
pensiun syariah hanya mengacu pada peraturan dana pensiun yang
umum dan fatwa MUI yang juga umum, tidak bersifat khusus.
c. Keterbatasan instrument investasi, Hambatan lain juga tertuang
dalam UU No.11/1992 tentang Dana Pensiun. Selama ini Dana
Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) syariah mengeluhkan tentang
produk investasi terikat (mudharabah muqayyadah/ restricted
investemnet) yang berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh DPLK
Syariah.
d. Belum jelasnya tata kelola dana pensiun syariah serta kurangnya
sosialisasi.
e. Edukasi tentang tentang pentingnya dana pensiun syariah.

Q. Solusi Isu-Isu Dana Pensiun


1) Solusi isu 1
Jika DPR ingin mendapat dana pensiun tak harusnya mengambil
dari APBN, tapi belum dilantik menjadi DPR mendaftar dahulu dalam program
asuransi dana pensiun. Atau istilahnya uang balas jasa pengabdian yang telah

22
diberikan kepada negara. Contohnya dengan memberikan uang tunai sejumlah
uang dari akumulasi pemotongan gaji selama masa jabatan.
2) Solusi isu 2
Untuk menyelesaikan hak para karyawan, seharusnya kementrian
BUMN untuk segera membayar hak para karyawan pengangguran APNB periode
berikutnya.
3) Solusi isu 3
Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi lambannya
pertumbuhan dana pensiun syariah diatas, seharusnya pihak lembaga yang
mengembangkan dana pensiun syariah melakukan pengelolaan manajemen dana
syariah secara sungguh-sungguh agar sebanding dengan lembaga syariah lainnya
seperti perbankan,asuransi,obligasi, dan reksadana syariah sudah banyak memiliki
peraturan dan juga dukungan fatwa DSN-MUI, dan karena banyak masyarakat
yang tidak mengetahui adanya dana pensiun syariah, seharusnya pihak lembaga
melakukan sosialisasi dahulu baik secara langsung maupun tidak langsung,
jelaskan kelebihan dana pensiun syariah dibandingkan dengan dana pensiun
konvensional yang biasa dilakukan oleh pihak pemberi dana pensiun .
Kemudian, kebijakan dan program akselerasi sangat dibutuhkan untuk
mempercepat pertumbuhan dana pensiun syariah. Kebijakan dan program tersebut
diharapkan mencukupi untuk dapat mendorong pertumbuhan dari sisi supply dan
demand secara seimbang dan memperkuat pemodalan, manajemen, dan sumber
daya manusia bagi dana pensiun syariah. Selain itu, sasaran selanjutnya juga
penting adalah melibatkan seluruh stakeholder dana pensiun syariah untuk
berpatisipasi aktif dalam program akselerasi sesuai otoritas, tanggung jawab, dan
kompetensi masing-masing.
R. Manajemen Kekayaan Dana Pensiun
Pendanaan suatu program pensiun apakah dalam rangka memenuhi
ketentuan atau untuk tujuan pengelolaan manajemen keuangan akan menyebabkan
terjadinya akumulasi kekayaan yang nantinya digunakan untuk membayar
manfaat pensiun dan biaya administrasi. Penggunaan secara produktif atas
kekayaan dana pensiun akan mengurangi biaya- biaya langsung suatu program

23
pensiun manfaat pasti dan meningkatkan manfaat pensiun yang dapat dibayarkan
bagi pensiun iuran pasti.
Dana pensiun biasanya mengembangkan suatu kebijakan investasi secara
tertulis dalam pengelolaan kekayaannya. Namun tidak semua program pensiun
memiliki kebijakan investasi formal, kalaupun ada biasanya relatif sederhana dan
banyak yang didelegasikan kepada perusahaan investasi atau perusahaan asuransi.
Investasi dana pensiun secara umum diarahkan pada deposito berjangka di
bank, deposito on call pada bank, sertifikat deposito pada bank, obligasi yang
tercatat di bursa efek, tanah, bangunan, reksadana, Sertifikat Bank Indonesia, surat
berharga, saham, surat pengakuan utang badan hukum RI, penyertaan atau
penempatan langsung pada badan hukum RI.22
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2008
tentang Investasi Dana Pensiun dapat melakukan investasi dananya pada:
 Surat berharga negara.
 Tabungan pada bank.
 Deposito berjangka pada bank.
 Deposito on call pada bank.
 Sertifikat deposito pada bank.
 Sertifikat Bank Indonesia.
 Saham yang tercatat di bursa efek di Indonesia.
 Obligasi yang tercatat di bursa efek di Indonesia.

S. Permasalahan atau Hambatan dalam Dana Pensiun


Pada prinsipnya setiap karyawan bisa menjadi peserta atau anggota dana
pensiun, asal memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan. Penetapan syarat tersebut
sangat tergantung pada keputusan organisasi tempat yang bersangkutan bekerja.
Walaupun secara umum penegasan tentang peserta dana pensiun ini telah
dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992.23

22
Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat,
2006) hal.78
23
Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat,
2006) hal.79

24
Bagi mereka yang bekerja di instansi pemerintah atau di perusahaan yang
memiliki reputasi bagus tentunya konsep tentang dana pensiun sudah dijelaskan
semenjak awal sekali ketika mereka bekerja. Karena penjelasan semenjak awal
bertujuan untuk memberikan kejelasan secara baik dan tegas kepada para peserta
agar merasa yakin terhadap masa depan mereka nanti ketika bekerja di sana.
Perlu diketahui bahwa menyangkut dengan data yang bersifat administrasi
maka itu harus bersifat autentik dan dinyatakan dalam bentuk tertulis atau bersifat
hitam di atas putih. Karena seluruh pembuatan bersifat jangka panjang di mana
bisa saja pembuatan keputusan pada saat ini namun 5 atau 10 tahun lagi ia telah
pensiun maka jika ada beberapa data yang tidak jelas atau dianggap bersifat
pemalsuan maka jelas akan menimbulkan masalah dikemudian hari, dan yang
disayangkan adalah karyawan yang bersangkutan itu nantinya.
Memang ada temuan kasus yang ditemui seperti data peserta yang diajukan
bahwa ia telah menikah namun ternyata ketika dilakukan pengecekan belum
menikah atau masih lajang. Dan seluruh data yang menjelaskan ia telah menikah
dalam bentuk surat dan buku nikah adalah palsu.
Kasus lain juga bisa terjadi pada data ahli waris penerima pensiun. Di
mana ternyata yang bersangkutan telah bercerai dengan istrinya dan tidak
memiliki anak namun dalam biodata ia menyatakan memiliki anak dan istri.
Sehingga jika suatu saat ini meninggal maka uang pesangon pensiun akan
diterima oleh orang yang ternyata bukan anak dan istrinya. Jelas ini suatu
kejahatan tersembunyi dan merugikan negara.

T. Perkembangan Industri Dana Pensiun 2010

Perkembangan Industri Dana Pensiun dalam Tahun 2010 dapat


digambarkan sebagai berikut :

1. Sepanjang tahun 2010 tidak ada pengesahan pembentukan Dana


Pensiun baru.  Meski demikian, ada beberapa permohonan pembentukan dana
pensiun yang masuk di tahun 2010 dan sampai dengan Siaran Pers ini disusun
permohonan tersebut masih diproses. Kondisi sebaliknya, sepanjang tahun yang
sama terdapat 4 pengesahan pembubaran dana pensiun, yang terdiri dari 3 Dana

25
Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan 1 Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
Dari ke 3 DPPK tersebut 2 diantaranya menyelenggarakan Program Pensiun
Manfaat Pasti (PPMP) dan 1 menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti
(PPIP). Dengan bubarnya ke-4 dana pensiun tersebut, maka jumlah dana pensiun
yang masih beroperasi saat ini menjadi 272 dana pensiun, terdiri dari 208 DPPK
PPMP, 40 DPPK PPIP dan 24 DPLK. 24
2. Berdasarkan laporan keuangan Dana Pensiun Semester I 2010
(posisi per tanggal 30 Juni 2010), jumlah kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun
adalah sebanyak Rp120,15 trilyun atau meningkat 6,79% dibandingkan dengan
kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun per tanggal 31 Desember 2009. Untuk
DPPK, pada posisi tersebut jumlah kekayaannya adalah sebesar Rp103,95 trilyun
atau meningkat 6,59% dibandingkan dengan kekayaan DPPK per tanggal 31
Desember 2009. Sedangkan untuk DPLK jumlah kekayaan per tanggal 30 Juni
2010 adalah sebesar Rp16,19trilyun atau meningkat sebesar 8,01% dari jumlah
kekayaan DPLK per tanggal 31 Desember 2009. 25
3. Berdasarkan laporan keuangan Dana Pensiun Semester I 2010
(posisi per tanggal 30 Juni 2010), jumlah investasi dana pensiun adalah sebanyak
Rp115,56 triliun atau meningkat 6,94% dibandingkan dengan investasi dana
pensiun per tanggal 31 Desember 2009. Untuk DPPK, jumlah investasi pada
posisi tersebut adalah sebesar Rp 99,53 triliun atau meningkat 6,78%
dibandingkan dengan nilai investasi DPPK per tanggal 31 Desember 2009.
Sedangkan untuk DPLK jumlah investasinya per tanggal 30 Juni 2010 adalah
sebesar Rp 16,03 triliun atau meningkat sebesar 7,95% dari nilai investasi DPLK
per tanggal 31 Desember 2009.26
4. Pada posisi per tanggal 30 Juni 2010, investasi dana pensiun pada
Surat Berharga Negara menempati urutan teratas dengan nilai sebesar Rp 29,50
trilyun (25,52% dari total investasi dana pensiun), diikuti oleh obligasi korporasi
sebesar Rp26,51 triliun (22,94% dari total investasi dana pensiun) dan deposito
berjangka sebesar Rp24,92 triliun (21,57% dari total investasi dana pensiun).

24
Nurul Huda, Lembaga Keuangan Tinjauan Teoritis dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2010)
hal.100
25
Loc.cit
26
Loc.it

26
- Bila dikaitkan dengan Pasar Modal, nilai penempatan investasi dana pensiun
per tanggal 30 Juni 2010 di Pasar Modal (termasuk surat berharga negara)
besarnya mencapai Rp79,73 triliun (68,99% dari total investasi dana pensiun).
Sedangkan di Pasar Uang, nilai penempatan investasi dana pensiun adalah
sebesar Rp28,44 trilyun (24,61% dari total investasi dana pensiun).
-
U. Contoh Kasus
 Kasus Akuntansi Dana Pensiun PPMP

Pada 1 Januari 2002 PT Sportif, sebuah perusahaan yang bergerak di


bidang produksi perlengkapan olahraga,  mendirikan sebuah dana pensiun dengan
nama Dana Pensiun PT Sportif yang menyelenggarakan Program Pensiun
Manfaat Pasti. Berikut hasil perhitungan aktuaris per tanggal pendirian:27

 Kekayaan untuk pendanaan           Rp  0,-


 Kewajiban aktuaria                        Rp  1.200.000.000,-
 Kewajiban aktuaria 31/12/03         Rp  1.500.000.000,- (Nilai proyeksi)
 Iuran Normal Pemberi Kerja          Rp  120.000.000,- per tahun
 Iuran Normal Peserta                  Rp 80.000.000,- per tahun      
 Iuran Tambahan                          Rp 120.000.000,- per tahun

Transaksi yang terjadi selama tahun 2002 adalah sebagai berikut :

 Iuran normal diterima adalah sebesar Rp 200 jt, masing-masing Rp 120 jt dari
pemberi kerja dan sisanya berasal dari peserta.
 Jumlah iuran tambahan yang dibayar oleh pemberi kerja adalah sebesar Rp
100.000.000,-.
 Pada tanggal 30 Juni, pengurus membeli aktiva operasional berupa komputer
seharga Rp 10.000.000,- dan peralatan kantor lainnya  Rp 5.000.000,-. Oleh
kebijakan manajemen kedua jenis aset tersebut disusutkan selama 5 tahun tanpa
nilai sisa dengan metode garis lurus.

27
Nurul Huda, Lembaga Keuangan Tinjauan Teoritis dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2010)
hal.107

27
Untuk meningkatkan nilai aset Dana Pensiun, pengurus pada tanggal 1 Juli
melakukan penanaman investasi sebagai berikut:

 Deposito berjangka waktu satu tahun (ARO Nominal) dalam mata uang
dollar USA senilai $10.000,-. dengan tingkat bunga sebesar 4% per tahun. Kurs
pada saat penempatan adalah US $ 1 = Rp 9.300,-

 Saham PT A (tercatat di bursa efek) dengan harga Rp 20.000.000,-

 Obligasi PT B senilai Rp 20.000.000,- dengan tingkat kupon 8% per tahun


dengan biaya perolehan sebesar Rp 18.000.000,-. Obligasi tersebut  jatuh
tempo pada tanggal 1 Juli 2008. Dana Pensiun berniat untuk memegangnya
sampai jatuh tempo.

 Obligasi PT X senilai Rp 10.000.000,- dengan tingkat kupon 9% per tahun


dengan biaya perolehan sebesar Rp 8.000.000,-. Obligasi tersebut  jatuh tempo
pada tanggal 1 Juli 2006. Dana Pensiun berniat untuk segera menjual obligasi
tersebut apabila harga pasarnya telah menguntungkan

 Melakukan penempatan langsung pada PT Gurita yang baru didirikan pada


tanggal 1 Januari 2001 dengan biaya Rp 50.000.000,- dengan jumlah
kepemilikan 20%.   Nilai wajar aset perusahaan pada tanggal tersebut adalah
Rp 200.000.000,-. Goodwill diamortisasi selama 5 tahun.

 Pada akhir tahun 2002, PT Gurita mengumumkan laba bersih sebesar Rp


60.000.000,- dan membagikan deviden sebesar Rp 30.000.000,-

 Selain di PT Gurita, Dana Pensiun juga melakukan penempatan langsung


pada PT Global senilai Rp 40.000.000,-. Nilai kepemilikan yang diperoleh
adalah 15%

 Pada akhir tahun, Dana Pensiun menerima deviden dari PT Global sebesar
Rp 5.000.000,-

 Pada tanggal 25 Agustus Dana pensiun membeli sebidang tanah seharga


Rp 40.000.000,-. Dana pensiun baru membayar sebesar Rp 30.000.000,- atas
investasi tersebut

 Beban operasional (Gaji Pengurus & Dewan Pengawas) selama tahun


2002 adalah sebesar Rp 3.000.000,-

28
 Atas penempatan langsung di PT Gurita, pengurus menggunakan
pencatatan metode ekuitas karena dianggap lebih murah dan dianggap akan
memberikan nilai yang lebih wajar sehubungan dengan kegiatan usaha PT
Gurita selaku supplier dengan turn over persediaan yang cukup tinggi.
Sedangkan di PT Global digunakan nilai appraisal

 Kurs US $ pada pada tanggal neraca adalah  US $ 1 = Rp 9.500,-

 Bunga obligasi dibayarkan satu tahun sekali setiap tanggal 1 Januari

 Berikut daftar nilai wajar investasi per 31 Desember 2002


            Saham PT A                                                  Rp 18.000.000,-
            Penempatan langsung PT Global                  Rp 35.000.000,-
            Obligasi PT B                                               Rp 19.000.000,-
            Obligasi PT X                                               Rp 11.000.000,-
            Tanah                                                           Rp 45.000.000,-

 Dana Pensiun PT Sportif


Jurnal Umum tahun 2002

Uraian Debet Kredit


SKA 1.200.000.000,-  
            Kewajiban   1.200.000.000,-
Aktuaria
Piutang Iuran 120.000.000,-  
Normal PK
Piutang Iuran   80.000.000,-  
Peserta
Piutang Iuran 120.000.000,-  
Tambahan
            Iuran   120.000.000,-
Normal PK
            Iuran     80.000.000,-
Normal Peserta
            Iuran   120.000.000,-
Tambahan
Kas & Bank 300.000.000,-  
            Piutang   120.000.000,-

29
Iuran Normal PK
            Piutang     80.000.000,-
Iuran Peserta
            Piutang   100.000.000,-
Iuran Tambahan
Komputer 10.000.000,-  
Peralatan Kantor   5.000.000,-  
            Kas   15.000.000,-
Deposito berjangka 93.000.000,-  
Saham    - PT A 20.000.000,-  
Obligasi - PT B 18.000.000,-  
Obligasi - PT X   8.000.000,-  
Penempatan 50.000.000,-  
Langsung - PT
Gurita
Penempatan 40.000.000,-  
Langsung - PT
Global
             Kas   229.000.000,-
Tanah 40.000.000,-  
             Kas   30.000.000,-
             Utang   10.000.000,-
Investasi
Beban Operasional-   3.000.000,-  
pengurus
             Kas    3.000.000,-
Beban Penyusutan -   1.000.000,-  
Komputer
Beban Penyusutan -      500.000,-  
Perltn. Kntr
            Akumulasi   1.500.000,-
Penyusutan
Kas    1.900.000,-  
            Pendapatan   1.900.000,-
Bunga-Deposito
(6/12 x 4% x $10.000,-x Rp 9.500,-= 1.900.000,-)
Piutang Bunga      1.250.000,-  
             Pendapatan    1.250.000,-
Bunga-Obligasi
Obligasi B : 8% x    

30
20 jt x 6/12 =
800.000,-
Obligasi X : 9% x    
Rp 10jt x 6/12= Rp
450.000,-
Kas     5.000.000,-  
             Pendapatan   5.000.000,-
Deviden

SPI-Depositoa) 2.000.000,-  
SPI-Obligasi Bb)    200.000,-  
SPI-Obligasi Xc) 3.000.000,-  
SPI-Penempatan PT Guritad) 10.000.000,-  
SPI-Tanahe)   5.000.000,-  
            SKA   20.
200.000,-
a) Rp (9.500 –9.300) x 10.000,-=2.000.000,-    
b) {(Rp 20 jt – 18 jt) : 5 x 6/12 = 200.000,-    
c) 11jt - 8jt = 3 jt    
d) Goodwill = 50jt – 20%x200jt = 10 jt    
     Bagian laba           : 20% x 60jt  = 12jt    
      -/- amortisasi goodwill : 10jt/5  =   2 jt    
      Bagian laba bersih (SPI)            =  10 jt    
e)  Rp 45 jt – 40 jt = 5 jt    
SKA      
6.0000.000,-
             SPI-Penempatan PT Gurita   6.000.000,-
SPI-Penempatan PT Gurita      
6.0000.000,-
             Pendapatan Dividen   6.000.000,-
Deviden 20% x 30jt = 6jt    
SKA 7.000.000,-  
           SPI-Saham A a)   2.000.000,-
           SPI- Penemp. PT Global b)   5.000.000,-
a) 20jt- 18jt = 2jt    
b) 40jt – 35jt = 5jt    
Pendapatan bunga-Deposito   1.900.000,-  
Pendapatan bunga-Obligasi   1.250.000,-  
Pendapatan deviden 11.000.000,-  
            Beban Operasional-Pengurus   3.000.000,-
            Beban Penyusutan   1.500.000,-

31
            SHU   9.650.000,-
SHU 9.650.000,-  
             SKA   9.650.000,-
Iuran Normal-PK 120.000.000,  
-
Iuran Normal-Peserta    
80.000.000,-
Iuran Tambahan 120.000.000,  
-
             SKA   320.000.000
,-
SKA 300.000.000,  
-
             Kewajiban Aktuaria   300.000.000
,-

 Kasus Dana Pensiun PPIP

Pada 1 Januari 2002 PT Sportif, sebuah perusahaan yang bergerak di


bidang produksi perlengkapan olahraga,  mendirikan sebuah dana pensiun dengan
nama Dana Pensiun PT Sportif yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran
Pasti. Berdasarkan Peraturan Dana Pensiun ditetapkan sebagai berikut:28

Iuran Normal Pemberi Kerja          : 8% PhDP

Iuran Normal Peserta                   : 2% PhDP

Transaksi yang terjadi selama tahun 2002 adalah sebagai berikut :

 Iuran normal diterima adalah sebesar Rp 90 jt, masing-masing Rp 70 jt dari


pemberi kerja dan sisanya berasal dari peserta.
 Pada tanggal 30 Juni, pengurus membeli aktiva operasional berupa komputer
seharga Rp 8.000.000,- dan peralatan kantor lainnya  Rp 4.000.000,-. Oleh

28
Nurul Huda, Lembaga Keuangan Tinjauan Teoritis dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2010)
hal.115

32
kebijakan manajemen kedua jenis aset tersebut disusutkan selama 5 tahun tanpa
nilai sisa dengan metode garis lurus.
 Untuk meningkatkan nilai aset Dana Pensiun, pengurus pada tanggal 1 Juli
melakukan penanaman investasi sebagai berikut:

 Deposito berjangka waktu satu tahun (ARO Nominal) senilai US$ 4.000,-.
dengan tingkat bunga sebesar 8% per tahun. Kurs pada saat penempatan adalah
US$ 1 = Rp 9.000,-

 Saham PT A (tercatat di bursa efek) dengan harga Rp 10.000.000,-

 Obligasi PT B senilai Rp 20.000.000,- dengan tingkat kupon 8% per tahun


dengan biaya perolehan sebesar Rp 18.000.000,-. Obligasi tersebut  jatuh
tempo pada tanggal 1 Juli 2008. Dana Pensiun berniat untuk memegangnya
sampai jatuh tempo

 Obligasi PT X senilai Rp 10.000.000,- dengan tingkat kupon 9% per tahun


dengan biaya perolehan sebesar Rp 8.000.000,-. Obligasi tersebut  jatuh tempo
pada tanggal 1 Juli 2006. Dana Pensiun berniat untuk segera menjual obligasi
tersebut apabila harga pasarnya telah menguntungkan

 Melakukan penempatan langsung pada PT Gurita yang baru didirikan pada


tanggal 1 Januari 2003 dengan biaya Rp 20.000.000,- dengan jumlah
kepemilikan 20%.   Nilai wajar aset perusahaan pada tanggal tersebut adalah
Rp 80.000.000,-. Goodwill diamortisasi selama 5 tahun

 Pada akhir tahun 2002, PT Gurita mengumumkan laba bersih sebesar Rp


30.000.000,- dan membagikan deviden sebesar Rp 10.000.000,-

 Selain di PT Gurita, Dana Pensiun juga melakukan penempatan langsung pada


PT Global senilai Rp 20.000.000,-. Nilai kepemilikan yang diperoleh adalah
15%

 Pada akhir tahun, Dana Pensiun menerima deviden dari PT Global sebesar Rp
2.000.000,-

 Pada tanggal 25 Agustus Dana pensiun membeli sebidang tanah seharga Rp


20.000.000,-. Dana pensiun baru membayar sebesar Rp 12.000.000,- atas
investasi tersebut

33
 Beban operasional (Gaji Pengurus & Dewan Pengawas) selama tahun 2002
adalah sebesar Rp 2.000.000,-

 Atas penempatan langsung di PT Gurita, pengurus menggunakan pencatatan


metode ekuitas karena dianggap lebih mudah dan murah. Sedangkan di PT
Global digunakan nilai appraisal

 Jumlah PhDP tahun 2002 adalah sebesar Rp 1.000.000.000,-

 Kurs US $ pada pada tanggal neraca adalah  US $ 1 = Rp 9.500,-

 Bunga obligasi dibayarkan satu tahun sekali setiap tanggal 1 Januari

Berikut daftar nilai wajar investasi per 31 Desember 2002:

 Saham PT A                                               Rp 9.000.000,-


 Penempatan langsung PT Global                  Rp 18.000.000,-
 Obligasi PT B                                             Rp 21.000.000,-
 Obligasi PT X                                              Rp 11.000.000,-
 Tanah                                                         Rp 21.000.000,-

Dana Pensiun PT Sportif


Jurnal Umum tahun 2002

Uraian Debet Kredit


Piutang Iuran Normal PK 80.000.000,-  
Piutang Iuran Peserta 20.000.000,-  
            Iuran Normal PK   80.000.000,-
            Iuran Normal Peserta   20.000.000,-
Kas & Bank   90.000.000,-  
            Piutang Iuran Normal PK   70.000.000,-
            Piutang Iuran Peserta   20.000.000,-
Komputer 8.000.000,-  
Peralatan Kantor 4.000.000,-  
            Kas   12.000.000,-
Deposito berjangka 36.000.000,-  
Saham    - PT A 10.000.000,-  
Obligasi - PT B 18.000.000,-  
Obligasi - PT X   8.000.000,-  
Penempatan Langsung - PT Gurita 20.000.000,-  
Penempatan Langsung - PT Global 20.000.000,-  

34
             Kas   112.000.000,-
Tanah 20.000.000,-  
             Kas   12.000.000,-
             Utang Investasi     8.000.000,-
Beban Operasional-pengurus   2.000.000,-  
             Kas    2.000.000,-
Beban Penyusutan - Komputer      800.000,-  
Beban Penyusutan - Perltn. Kntr      400.000,-  
            Akumulasi Penyusutan    1.200.000,-
Kas      15.200.000,-  
            Pendapatan Bunga-Deposito   15.200.000,-
(6/12 x 8% x $4.000,-x Rp 9.500,-= 1.900.000,-)
Piutang Bunga      1.250.000,-  
             Pendapatan Bunga-Obligasi    1.250.000,-
Obligasi B : 8% x 20 jt x 6/12 = 800.000,-    
Obligasi X : 9% x Rp 10jt x 6/12= Rp    
450.000,-
Kas     4.000.000,-  
             Pendapatan Deviden   4.000.000,-
Deviden 20% x 10jt = 2jt    
Pend. Belum Terealisasi     4.000.000,-  
            SPI-Penempatan PT Gurita   4.000.000,-
SPI-Depositoa) 2.000.000,-  
SPI-Obligasi Bb)    200.000,-  
SPI-Obligasi Xc) 3.000.000,-  
SPI-Penempatan PT Guritad) 5.200.000,-  
SPI-Tanahe)   1.000.000,-  
            Pend. Belum Terealisasi   11. 400.000,-
a) Rp (9.500 –9.000) x 4.000,-=2.000.000,-    
b) {(Rp 20 jt – 18 jt) : 5 x 6/12 = 200.000,-    
c) 11jt - 8jt = 3 jt    
d) Goodwill = 20jt – 20%x80jt = 4 jt    
     Bagian laba           : 20% x 30jt  =    6jt    
      -/- amortisasi goodwill : 4jt/5    =   0.8    
jt
      Bagian laba bersih (SPI)            =   5,2    
jt
e)  Rp 21 jt – 20 jt = 1 jt    
Pend. Belum Terealisasi 3.000.000,-  
           SPI-Saham A a)   1.000.000,-
           SPI- Penemp. PT Global b)   2.000.000,-
a) 10jt- 9jt = 1jt    
b) 20jt – 18jt = 2jt    
Pendapatan bunga-Deposito 15.200.000,-  

35
Pendapatan bunga-Obligasi   1.250.000,-  
Pendapatan deviden   2.000.000,-  
            BebanOperasional-Pengurus   2.000.000,-
            Beban Penyusutan   1.200.000,-
            SHU   15.250.000,-
SHU  15.250.000,-  
             Kewajiban MP   15.250.000,-
Iuran Normal-PK  80.000.000,-  
Iuran Normal-Peserta  20.000.000,-  
             Kewajiban MP   100.000.000,-
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dana pensiun merupakan bentuk investasi jangka panjang yang hasilnya


dapat dinikmati setelah pegawai atau karyawan yang bersangkutan memasuki
masa pensiun. Ada empat faktor yang menyebabkan seorang pegawai atau
karyawan memasuki masa pensiun, yaitu karena kematian, keluar dari pekerjaan,
cacat, dan pensiun normal. Dana pensiun sendiri diselenggarakan dalam suatu
program yang disebut program dana pensiun. Program dana pensiun terbagi atas
program pensiun iuran pasti dan program pension manfaat pasti. Program pensiun
iuran pasti adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan
dana pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada
rekening masingmasing peserta sebagai manfaat pensiun, sedangkan program
pensiun manfaat pasti adalah program pension yang manfaatnya ditetapkan dalam
peraturan dana pensiun. Umur dan produktivitas manusia pada akhirnya ada
batasnya, tidak selamanya seseorang dapat bekerja dan menghasilkan suatu karya.
Pada suatu saat dia harus berhenti dari pekerjaan dan menikmati masa tuanya.
Akan tetapi, dalam menikmati masa tuanya seseorang tidak ingin penghasilannya
berhenti seperti ia juga berhenti dari pekerjaannya . tentu saja mutlak memerlukan
dukungan prasarana yang memadai. Salah satunya dengan “jaminan hari tua” atau
pensiun. Jaminan hari tua pada hakikatnya adalah kesejahteraan hari tua dalam
time frame lanjut usia , yang akan dinikmati oleh mereka yang saat ini masih
muda. Sedangkan wujud dari jaminan hari tua adalah program pensiun . jadi tidak

36
disangsikan lagi bahwa dengan melaksanakan program pensiun secara terpadu
kita telah menanamkan proses pergeseran nilai-nilai kehidupan masyarakat.

B. Saran :
Kita diharapkan agar dari sejak usia mudah ini dapat menyisihkan uang untuk
hari tua dengan cara menabung atau mengikuti asuransi dana pensiun . Dengan
cara inilah kehidupan masa tua kita dapat terjamin meskipun kita sudah tidak
dapat bekerja tetap memiliki penghasilan sehinggga kehidupan masa tua dapat
terjamin dengan baik.

37
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, S.E. M.M.2008. BANK danLembagaKeuanganLainnya.Jakarta : PT


Raja Grafindo Persada.
Soemitra Andri, MA. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.
Rawamangun: Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Edwin, Mustafa. 2020. Pengenalan Eksklusif Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Fahmo, Irham. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta
Huda, Nurul. 2010. Lembaga Keuangan Tinjauan Teoritis dan Praktik. Jakarta:
Kencana.
Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Kencana Prenanda
Media Group.
Triandaru, Sigit. 2006. Bank dan Lembaga Keungan Lainnya edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

Anda mungkin juga menyukai