Anda di halaman 1dari 26

DANA PENSIUN

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan

Dosen Pengampu ; Crisanty Sutristyaningtyas T, S.E., M.E

Disusun Oleh Kelompok 10 :

1. Pagi’ela Novelisty (200231100051)


2. Sefi Damayanti (200231100069)
3. Ulyya Widaad Husodo (200231100072)
4. Fajar Romadhon (200231100108)

EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2022

i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Dana Pensiun” ini tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Crisanty Sutristyaningtyas T, SE., ME 
Pada mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan di Universitas Trunojoyo Madura. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Dana Pensiun bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih
baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,penulis memohon maaf.

Bangkalan, 31 Agustus 2022

Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1. Latar Belakang.....................................................................................................................................1

2. Rumusan Masalah...............................................................................................................................2

3. Tujuan.................................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3

A. Pengertian Pensiun dan Perusahaan Dana Pensiun..............................................................................3

B. Tujuan Pensiun....................................................................................................................................4

C. Jenis-jenis Pensiun...............................................................................................................................5

D. Jenis-jenis Dana Pensiun.....................................................................................................................7

1. Kelebihan Program Pensiun Manfaat Pasti......................................................................................8

2. Kelemahan Program Pensiun Manfaat Pasti....................................................................................8

E. Sistem Pembayaran Pensiun................................................................................................................9

F. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun................................................................................................11

G. Besarnya Manfaat Pensiun.................................................................................................................12

H. Peraturan Dana Pensiun.....................................................................................................................12

I. Asas - Asas Dana Pensiun.................................................................................................................14

J. Program Pensiun Dengan Iuran dan Tanpa Iuran..............................................................................15

K. Metode Pembiayaan Program Pensiun...............................................................................................16

BAB III PENUTUP...................................................................................................................................20

A. Kesimpulan........................................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................22

iii
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Diera tahun 70-an sampai tahun 80-an, masyarakat Indonesia berlomba-lomba masuk
menjadi pegawai negeri dengan tujuan untuk memperoleh pensiun di masa tuanya. Pensiun
merupakan dambaan memperoleh penghasilan setelah berakhir masa kerja seseorang dan
masa itu masyarakat masih berpikir bahwa pada usia menjelang pen siun adalah masa yang
sudah tidak produktif lagi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pilihan utama mereka
terjun ke dunia kerja adalah pegawai negeri, karena pegawai negerilah pada saat itu mem
berikan kepastian adanya pensiun.
Jika pada era 70-an sampai 80-an belum banyak perusahaan yang menyediakan dana
pensiun bagi karyawannya, maka diera tahun 90 menjadi sebaliknya. Apalagi setelah
keluarnya UU Nomor 11 Tahun 1992 yang mengatur tentang Dana Pensiun. Hampir seluruh
perusa haan dewasa ini telah menyelenggarakan dana pensiun bagi karya wannya, baik yang
dikelola sendiri atau lewat lembaga lain. Bahkan bagi perusahaan yang tidak
menyelenggarakan dana pensiun bagi kar yawannya, banyak alternatif pilihan untuk
memperoleh pensiun dari lembaga lainnya.
Pemberian pensiun kepada para karyawannya bukan saja hanya memberikan kepastian
penghasilan di masa depan, tetapi juga ikut memberikan motivasi bagi para karyawannya
untuk lebih giat bekerja. Dengan memberikan program jasa pensiun para karyawan merasa
aman, terutama bagi mereka yang menganggap pada usia pensiun sudah tidak produktif lagi.
Sedangkan bagi sebagian masyarakat yang merasa masih produktif juga akan memberikan
motivasi bahwa jasa jasa mereka masih dihargai oleh perusahaannya.
Berkembangnya jasa pensiun dewasa ini telah menarik beberapa lembaga untuk
mendirikan dana pensiun. Hal ini disebabkan penge lolaan dana pensiun ini jika dilihat dari
kaca mata bisnis sangat menguntungkan. Dapat dibayangkan keuntungan yang akan
diperoleh dari iuran yang diperoleh tanpa bunga yang kemudian diinvestasikan kembali
dalam bentuk berbagai bidang investasi.

i
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dana pensiun dan perusahaan dana pensiun
2. Apa tujuan dana pensiun
3. Apa saja jenis pensiun
4. Apa saja jenis dana pensiun
5. Bagaimana sistem pembayaran pensiun
6. Bagaimana sistem pembayaran manfaat pensiun
7. Berapa besarnya manfaat pensiun
8. Apa saja peraturan dana pensiun
9. Apa saja asas-asas dana pensiun
10. Perbedaan program pensiun dengan iuran dan tanpa iuran
11. Bagaimana metode pembiayaan program pensiun

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dana pensiun dan perusahaan dana pensiun
2. Untuk mengetahui apa tujuan dana pensiun
3. Untuk mengetahui apa saja jenis pensiun
4. Untuk mengetahui apa saja jenis dana pensiun
5. Untuk mengetahui bagaimana sistem pembayaran pensiun
6. Untuk mengetahui bagaimana sistem pembayaran manfaat pensiun
7. Untuk mengetahui berapa besarnya manfaat pensiun
8. Untuk mengetahui apa saja peraturan dana pensiun
9. Untuk mengetahui apa saja asas-asas dana pensiun
10. Untuk mengetahui perbedaan program pensiun dengan iuran dan tanpa iuran
11. Untuk mengetahui bagaimana metode pembiayaan program pensiun
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pensiun dan Perusahaan Dana Pensiun


Pengertian Perusahaan Dana Pensiun secara umum dapat dikatakan merupakan
perusahaan yang memungut dana dari karyawan suatu perusahaan dan memberikan
pendapatan kepada peserta pensiun sesuai perjanjian. Artinya dana pensiun dikelola oleh
suatu lembaga dan memungut dana dari pendapatan para karyawan suatu perusa haan,
kemudian membayarkan kembali dana tersebut dalam bentuk pensiun setelah jangka waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian antara kedua belah pihak. Pengertian sesuai perjanjian
artinya pensiun dapat diberikan pada saat karyawan tersebut sudah memasuki usia pensiun
atau ada sebab-sebab lain sehingga memperoleh hak untuk mendapat kan dana pensiun.
Sedangkan menurut UU Nomor 11 Tahun 1992 Dana Pensiun adalah "Badan hukum
yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun." Dengan
demikian, jelas bahwa yang mengelola dana pensiun adalah perusahaan yang memiliki badan
hukum seperti bank umum atau asuransi jiwa.
Selanjutnya pengertian pensiun adalah hak seseorang untuk mem peroleh penghasilan
setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain
sesuai dengan perjanjian yang telah dite tapkan. Penghasilan dalam hal ini biasanya diberikan
dalam bentuk uang dan besarnya tergantung dari peraturan yang ditetapkan.
Jadi kegiatan perusahaan dana pensiun adalah memungut dana dari iuran yang dipotong
dari pendapatan karyawan suatu perusahaan. luran ini kemudian diinvestasikan lagi ke dalam
berbagai kegiatan maha yang dianggap paling menguntungkan. Bagi perusahaan data pensiun
iuran yang dipungut dari para karyawan suatu perusahaan tidak dikenakan pajak. Hal ini
dilakukan pemerintah dalam rangka pengembangan program pensiun kepada masyarakat
luas, seperti yang tertuang dalam Peraturan Perundangan-undangan di bidang Perpajakan
yang memberikan fasilitas penundaan pajak penghasilan seperti dalam Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang berbunyi: "Turan yang diterima atau
diperoleh dana pensiun yang disetujui Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh Pemberi
Kerja maupun oleh Karyawan dan penghasilan dana pensiun dari modal yang ditanamkan
dalam bidang-bidang tertentu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tidak termasuk dari
objek pajak."
3
B. Tujuan Pensiun
Seiring dengan perkembangan zaman. Dewasa ini pelaksanaan program pensiun atau
harapan untuk memperoleh pensiun dihubung kan dengan berbagai tujuan. Masing-masing
tujuan memiliki maksud tersendiri, baik bagi penerima pensiun maupun bagi penyelenggara
pensiun.
Tujuan penyelenggaraan dan penerima pensiun dapat dilihat dari dua atau tiga pihak yang
terlibat. Jika hanya dua pihak berarti antara Pemberi Kerja dengan Karyawannya sendiri.
Sedangkan jika tiga pihak, yaitu Pemberi Kerja, Karyawan, dan Lembaga Pengelola Dana
Pensiun, di mana kemudian masing-masing pihak memiliki tujuan tersendiri.
Bagi pemberi kerja tujuan untuk menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah mengabdi di perusahaan
tersebut.
2. Agar di masa usia pensiun karyawan tersebut tetap dapat menik mati hasil yang diperoleh
setelah bekerja di perusahaannya.
3. Memberikan rasa aman dari segi batiniah sehingga dapat menu runkan turn over
karyawan.
4. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
5. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.
Sedangkan bagi karyawan yang menerima pensiun, manfaat yang diperoleh dengan
adanya pensiun adalah :
1. Kepastian memperoleh penghasilan di masa yang akan datang sesudah masa pensiun;
2. Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja.
Selanjutnya bagi Lembaga Pengelola Dana Pensiun tujuan penyelenggaraan dana pensiun
adalah:
1. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan berbagai
kegiatan investasi
2. Turut membantu dan mendukung program pemerintah.
C. Jenis-jenis Pensiun
Proses pelaksanaan pensiun dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.
Para penerima pensiun dapat memilih salah satu dari berbagai alternatif jenis pensiun yang
ada sesuai dengan tujuan masing-masing. Jenis-jenis pensiun yang ditawarkan dapat dilihat
dari berbagai kondisi atau dapat pula disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Secara umum jenis pensiun yang dapat dipilih oleh karyawan yang akan menghadapi
pensiun antara lain:
1. Pensiun Normal (Normal Retirement)
Usia pensiun normal adalah usia paling rendah dimana karyawan berhak untuk
pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja, dengan memperoleh manfaat pensiun
penuh. Usia pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu peraturan dana
pensiun, dimana karyawan berhak untuk pensiun penuh. Seringkali, karyawan memohon
mengajukan pensiun bukan pada rata-rata usia pensiun karyawan sesungguhnya. Di
Amerika Serikat atau Kanada misalnya, usia pensiun normal karyawan adalah 65 tahun
untuk pria dan 60 tahun untuk wanita. Namun dengan adanya Undang-undang Hak Asasi,
perbedaan usia pensiun tersebut akhirnya disamakan menjadi 65 tahun. Di Indonesia, usia
pensiun normal karyawan umumnya berkisar 55 tahun.
2. Pensiun Dipercepat (Early Retirement)
Program pensiun biasanya mengijinkan karyawan untuk pensiun lebih awal
sebelum mencapai usia pensiun normal. Ketentuan pensiun dipercepat ini biasanya telah
diatur dalam peraturan dana pensiun di mana karyawan dimungkinkan untuk pensiun
lebih awal daripada usia pensiun normal dengan persyaratan khusus juga yaitu setelah
mencapai usia tertentu misalnya 50tahun, harus memenuhi masa kerja minimum
misalnya 10, 15, atau 20 tahun, dan memerlukan persetujuan dari pemberi kerja.
Beberapa peraturan pensiun mengatur bahwa pensiun dipercepat hanya dapat dilakukan
apabila karyawan telah mencapai usia tertentu misalnya 10 tahun sebelum usia pensiun
normal atau karena karyawan mengalami cacat tetap.
Jumlah manfaat pensiun yang diperoleh seorang karyawan dengan pensiun
dipercepat biasanya dihitung berdasarkan actuarial equivalent dari jumlah pensiun yang
telah terakumulasi sampai tanggal pensiun dipercepat. Penggunaan actuarial equivalent

5
ini akan sangat mempengaruhi manfaat pensiun dari jumlah yang seharusnya diterima.
Misalnya, pensiun pada usia 60 tahun yang menurut actuarial equivalent dari suatu
pensiun dimulai pada usia 65 tahun kira-kira 60% dari suatu jumlah pensiun yang
sebenarnya. Misalnya, seorang karyawan yang penghasilannya Rp.1.200.000 per bulan
yang ikut dalam program 2% career earning pension plan yang telah mencapai usia 60
tahun dan telah terkumpul suatu nilai manfaat pensiun sebesar Rp. 480.000 per bulan
dimulai pada usia 65 tahun. Apabila karyawan tersebut terus aktif bekerja sampai usia 65
tahun, maka jumlah pensiun akan menjadi: Rp. 480.000 + (5 th x 2% x Rp.1.200.000) =
Rp 600.000 per bulan. Apabila pensiun dipercepat dilakukan pada usia 60 tahun, maka
actuarial equivalent dari Rp.480.000 per bulan kira-kira sebesar Rp.300.000 per bulan,
jauh lebih kecil jumlahnya apabila ia pensiun pada saat mencapai usia pensiun normal.
3. Pensiun Ditunda (Deffered Retirement)
Banyak orang beranggapan bahwa secara sosial-ekonomi, tidak tepat memaksa
seorang karyawan yang pensiun hanya karena ia telah mencapai usia kronologis tertentu.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa pemaksaan pensiun bagi karyawan yang masih
sehat mental dan fisik akan meningkatkan tingkat mortalitas. Biasanya beberapa pemberi
kerja yang memiliki program pensiun memperkenankan adanya pensiun ditunda, dengan
ketentuan bahwa pembayaran pensiun dimulai pada saat tanggal pensiun normal
meskipun yang bersangkutan tetap meneruskan bekerja dan memperoleh gaji dari
perusahaan yang bersangkutan. Cara tersebut merupakan praktik yang kurang baik dan
bertentangan dengan ide dasar dari suatu program pensiun, yang sebenarnya
dimaksudkan untuk mengganti pendapatan mantan karyawan yang tidak lagi memperoleh
penghasilan.
Namun, beberapa peraturan program pensiun memperkenankan karyawannya
untuk terus bekerja meskipun telah mencapai usia pensiun normal untuk memperoleh
tambahan penghasilan, disamping untuk memperbesar penghasilan dasar pensiunnya, di
mana nantinya formula manfaat pensiun dihitung. Karyawan yang melakukan pensiun
ditunda tersebut harus pensiun apabila telah mencapai usia tertentu atau masa kerja
tertentu atau disebut compulsory retirement.
Pengertian pensiun ditunda sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 913) UU No.
11 Tahun 1992 adalah “hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang berhenti bekerja
sebelum mencapai usia pensiun normal yang ditunda pembayarannya sampai pada saat
peserta pensiun sesuai dengan peraturan dana pensiun”. Menurut ketentuan ini, peserta
dana pensiun yang menikuti program pensiun manfaat pasti, apabila berhenti bekerja
setelah memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan mencapai usia pensiun
dipercepat; berhak menerima pensiun ditunda yang besarnya sama dengan jumlah yang
dihitung berdasarkan rumus pensiun bagi kepesertaannya sampai pada saat
pemberhentian. Sedangkan bagi peserta dana pensiun yan menyelenggarakan program
pensiun iuran pasti, apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan minimal
3 tahun dan belum mencapai usia pensiun dipercepat, berhak atas jumlah iurannya sendiri
dan iuran pemberi kerja beserta hasil pengembangannya yang harus dipergunakan untuk
memperoleh pensiun ditunda.
4. Pensiun Cacat (Disable Retirement)
Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia peserta. Akan tetapi,
karyawan yang mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu
melaksanakan pekerjaannya berhak memperoleh manfaat pensiun.Manfaat pensiun cacat
ini biasanya dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal, di mana masa kerja
diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar pensiun ditentukan
pada saat peserta yang bersangkutan dinyatakan cacat.

D. Jenis-jenis Dana Pensiun


Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992, Dana Pensiun dapat digolongkan ke
dalam beberapa jenis yaitu:
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Jadi pengelolaan dana pensiun dapat dilakukan oleh pemberi kerja (DPPK) atau lembaga
keuangan (DPLK). Perusahaan mempunyai beberapa alternatif. Alternatif ini disesuaikan
dengan tujuan perusa haan tanpa menghilangkan hak karyawannya. Alternatif yang dapat
dipilih tersebut antara lain:

7
1. Mendirikan sendiri dana pensiun bagi karyawannya;
2. Mengikuti program pensiun yang diselenggarakan oleh dana pen siun lembaga keuangan
lain;
3. Bergabung dengan dana pensiun yang didirikan oleh pemberi kerja lain; atau
4. Mendirikan dana pensiun secara bersama-sama dengan pemberi kerja lainnya.
Selanjutnya penyelenggaraan dana pensiun lembaga keuangan dapat pula dilakukan oleh
bank umum atau asuransi jiwa setelah men dapat pengesahan dari Menteri Keuangan
(DPLK). Menurut ketentuan di atas program pensiun yang dapat dijalankan adalah sebagai
berikut:
1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut defined benefit plan adalah suatu
program pensiun yang memberikan formula tertentu atas manfaat yang akan diterima
karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Atas dasar formula manfaat tersebut,
besarnya iuran yang diperlukan dihitung oleh aktuaris. Perbandingan iuran karyawan dan
pemberi kerja lebih besar daripada iuran karyawan.

1. Kelebihan Program Pensiun Manfaat Pasti


Program pensiun manfaat pasti (defined benefit plan) memiliki beberapa kelebihan
sebagai berkut:
a. Lebih menekankan pada hasil
b. Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahul, meningat manfaat dikaitkan dengan gaji
karyawan.
c. Program pensiun manfaat pasti dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui
karyawan apabila program pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan berjalan
d. Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada saat
mencapai usia pensiun.

2. Kelemahan Program Pensiun Manfaat Pasti


Kelemahan-kelemahan program pensiun manfaat pasti adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan menaggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak
mencukupi.
b. Relatif lebih sulit untuk diadministrasikan.
2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
Program pensiun iuran pasti atau benefit contribution pension plan adalah program
pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan perusahaan (pemberi kerja).
Sedangkan benefit yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran,
ditambah dengan hasil pengembangan atau investasinya.
Kelebihan Program Pensiun Iuran Pasti
Program pensiun iuran pasti memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut :
a. Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan atau diperkirakan
b. Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap tahunnya
c. Lebih mudah untuk diadministrasikan
Kelemahan Program pensiun Iuran Pasti
Kelemahan-kelemahan program pensiun iuran pasti antara lain sebagai berikut :
a. Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk diperkirakan
b. Karyawan menanggung risiko atas ketidakpastian masa kerja yang telah dilalui
karyawan.

E. Sistem Pembayaran Pensiun


Pada saat akan menerima pensiun , biasanya perusahaan dapat menawarkan dua macam
sistem pembayaran kepada karyawannya. Pembayaran ini ditujukan sesuai dengan
kepentingan perusahaan dan karyawan itu sendiri. Dengan kata lain, setiap sistem
pembayaran mengandung suatu maksud tertentu yang saling menguntungkan .
Ada dua jenis pembayaran uang pensiun yang biasa dilakukan oleh perusahaan baik untuk
Program Pensiun Manfaat Pasti ( PPMP ) mau pun Program Pensiun Iuran Pasti ( PPIP ) .
Ketentuan ini sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 343 / KMK.017 / 1998
Tanggal 13 Juli 1998. Menurut ketentuan ini pembayaran pensiun dapat dilakukan dengan
dua rumus yang tersedia yaitu Rumus Bulanan atau Rumus Sekaligus .
MP = FPd x MK x PDP
Di mana :
MP = Manfaat Pensiun
FPe = Faktor Penghargaan dalam desimal
9
MK = Masa Kerja
PDP= Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata - rata bebe rapa bulan terakhir.
Dalam hal manfaat pensiun dihitung dengan menggunakan rumus sekaligus besar faktor
penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5 % dan total manfaat pensiun
tidak boleh 80 kali pengha silan dasar pensiun.
Sedangkan perhitungan dengan Rumus Bulanan bagi PPMP sebagai berikut :
MP = FPe x MK x PDP
Di mana :
MP = Manfaat Pensiun
FPe = Faktor Penghargaan dalam persentase (%)
MK = Masa Kerja
PDP= Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata - rata bebe rapa bulan terakhir.
Dalam hal manfaat pensiun dihitung dengan menggunakan Rumus Bulanan besar
faktor penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5 % dan total manfaat
pensiun tidak boleh 80 kali penghasilan dasar pensiun .
Sebagai contoh menurut perhitungan final earning pensiun plan adalah jika gaji
terakhir anda sebelum pensiun adalah Rp1.000.000 , sementara masa kerja 20 tahun ,
maka anda akan memperoleh uang pensiun bulanan sebesar 2,5 % x 20 x Rp1 juta =
Rp500.000.
Contoh lain menurut perhitungan career average earning atau pen dapatan rata -
rata selama masa kerja misalnya gaji awal pertama kali bekerja adalah Rp50.000 dan
terakhir adalah Rp1.000.000 , - kemudian jika dihitung secara rata - rata selama 20 tahun
adalah sebesar Rp400.000 , - maka pensiun per bulan yang diterima adalah 2,5 x 20 x
Rp400.000 = Rp200.000 ,
Selanjutnya sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 343 / kmk .
017/1998 pembayaran manfaat pensiun oleh dana pensiun dapat pula dilaksanakan :
a. dalam hal jumlah yang akan dibayarkan per bulan oleh dana pen siun yang
menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti yang menggunakan rumus
bulanan kurang dari Rp300.000 , - nilai seka rang dari manfaat pensiun tersebut dapat
dibayarkan sekaligus ;
b. dalam hal manfaat pensiun yang menjadi hak peserta pada Pro gram Pensiun Manfaat
Pasti yang menggunakan rumus sekaligus lebih kecil dari Rp36.000.000 , - manfaat
pensiun tersebut dapat dibayar sekaligus .
Pembayaran manfaat pensiun dari Program Pensiun Iuran Pasti dan hasil
pengembangannya lebih kecil dari Rp36.000.000 , - dapat dibayar sekaligus.
luran peserta dalam 1 tahun untuk Program Pensiun luran Pasti yang menggunakan rumus
sekaligus maksimal 3 kali faktor penghar gaan per tahun masa kerja yang dinyatakan
dalam desimal kali peng hasilan dasar pensiun per tahun , sedangkan rumus bulanan
maksimal 3 kali faktor penghargaan per tahun masa kerja yang dinyatakan 8/10
persentase kali penghasilan dasar pensiun per tahun . Perhitungan menggunakan Rumus
Sekaligus bagi PPIP adalah sebagai berikut :
IP = 3 x FPd x PDP
Di mana :
IP = luran Pensiun
FDd = Faktor Penghargaan per tahun dalam desimal
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun per tahun.
Sedangkan perhitungan dengan Rumus Bulanan adalah :
IP = 3 x FPe x PDP
Di mana :
IP = luran Pensiun
FDe = Faktor Penghargaan per tahun dalam persentase ( % )
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun per tahun

F. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun


Cara pembayaran manfaat pensiun (benefit) kepada karyawan dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu :
a. Pembayaran secara sekaligus (lump sum)
b. Pembayaran secara berkala (anuity)
Dalam keadaan inflasi misalnya, orang lebih cenderung memilih pembayaran manfaat
dengan cara sekaligus karena nilai uang yang akan diterima sekarang tentunya lebih tinggi
daripada waktu yang akan datang. Selain, manfaat yang diterima secara lump sum dapat
11
dipakai untuk melakukan suatu usaha yang memberikan hasil secara kontinu. Hal ini akan
berlaku apabila setiap orang bertindak sebagaimana asumsi tersebut. Namun, tidak semua
orang dapt berbuat demikian. Bahkan banyak dalam hal, pembayaran secara lump sum oleh
yang bersangkutan mungkin akan habis dikonsumsi; dan apabila bekas karyawan, dalam hal
ini penerima manfaat, tidak dapat mengelola manfaat dimaksud, maka untuk masa yang akan
datang, yang bersangkutan akan mengalami kesulitan keuangan. Dengan demikian, dana
pensiun tidak lagi sesuai dengan tujuan pembentukannya sebagai jaminan hari tua. Selain itu,
bila kita lihat dari persepsi ekonomi makro, pemberian manfaat secara sekaligus akan
mempercepat tingkat inflasi karena sirkulasi uang akan bertambah dan kemungkinan akan
dikonsumsi dengan segera, sehingga tidak ada sisa sedikit pun untuk investasi.

G. Besarnya Manfaat Pensiun


Kesejahteraan karyawan dalam bentuk pensiun dapat dipandang sebagai hak karyawan
dan dapat dianggap sebagai penghasilan atau gaji yang ditangguhkan (deferred payment of
income). Atau dengan kata lain merupakan kesejahteraan tertunda selama karyawan bekerja,
dalam bentuk tambahan gaji yang diterimanya setiap bulan, tetapi baru akan diberikan pada
saat karyawan tersebut telah mencapai usia pensiun atau tidak dapat bekerja lagi atau
meninggal.

H. Peraturan Dana Pensiun


Program pensiun atau pension plan selalu dituangkan dalam suatu perjanjian antara
pemberi kerja dengan karyawan. Perjanjian ini biasanya berbentuk suatu peraturan yang
lazimnyan disebut dengan peraturan dan pensiun, yang berlaku baik bagi karyawan maupun
pemberi kerja. Di dalam peraturan tersebut, diatur semua hak dan kewajiban kedua belah
pihak. Pada hakikatnya, peraturan pensiun ini adalah bagian dari perjanjian kerja (labor
agreement).
Hal-hal penting yang umumnya diatur didalam suatu peraturan pensiun antara lain
meliputi hal-hal sebagi berikut :
a. Siapa yang berhak menjadi peserta
b. Manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam bentuk apa
c. Kapan dapat dinikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan kepada peserta.
d. Sumber pembiayaanya.
Sebagai ilustrasi, ketentuan-ketentuan pokok yang diatur dalam suatu peraturan dana
pensiun antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Dasar Pensiun
Untuk menghitung besarnya manfaat pensiun, gaji yang berhak diterima oleh karyawan
(peserta) setiap bulan ditetapkan sebagai penghasilan dasar pensiun.
2) Besarnya Manfaat Pensiun
Manfaat pensiun, yang dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun diatur dalam
peraturan dana pensiun. Manfaat pensiun untuk program pensiun manfaat pasti antara
lain sebagai berikut :
a. Besarnya manfaat pensiun karyawan sebulan ditetapkan misalnya 2,5% dari dasar
pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerja, dengan ketentuan bahwa :
 Manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75% dari
penghasilan dasar pensiun.
 Manfaat pensiun karyawan sekurang-kurangnya 50% dari penghasilan dasar
pensiun.
b. Besarnya manfaat pensiun janda/duda sebulan adalah 50% dari pensiun peserta
c. Besarnya manfaat pensiun anak yatim/piatu sebulan adalah 100% dari besarnya
pensiun janda/duda.
3) Iuran Pensiun
Ketentuan iuran pensiun dalam peraturan dana pensiun diatur sebagai berikut :
a. Setiap karyawan peserta wajib membayar iuran 5% dari penghasilan dasar pensiun
setiap bulan
b. Perusahaan membayar iuran sebesar 5% dari total gaji karyawan, ditambah dengan
iuran untuk mengatur dana yang seharusnya tersedia (initial liability). Besarnya
iuran pemberi kerja tersebut dapat pula ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris.
c. Iuran dari karyawan dan pemberi kerja sudah harus disetorkan kepada Dana Pensiun
selambat-lambatnya, misalnya tanggal 15 bulan berikutnya.
4) Hak Sebelum Mencapai Usia Pensiun

13
Masalah lain yang perlu diatur adalah mengenai hak karyawan, yang karena satu dan lain
hal tidak dapat bekerja sebelum mencapai usia pensiun atau vesting right.hal-hal yang
dimaksud adalah :
a. Peserta yang berhenti bekerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun
dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 5 (lima) tahun berhak atas iurannya
sendiri ditambah bunga dan dapat dibayarkan sekaligus.
b. Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun dengan memiliki
masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun berhak atas iurannya sendiri
dan iuran perusahaan, ditambah bunga.
5) Kekayaan Dana Pensiun
Kekayaan dana pensiun pemberi kerja terdiri atas :
a. Iuran peserta dan pemberi kerja
b. Hasil investasi
c. Pengalihan dana dari dana pensiun lain.

I. Asas - Asas Dana Pensiun


Berdasarkan Undang - Undang Nomor 11 Tahun 1992 Penyeleng garaan program pensiun
didasarkan pada asas - asas sebagai berikut :
1. Asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan badan hukum pendirinya
Dana pensiun didukung oleh badan hukum tersendiri dan diurus serta dikelola
berdasarkan ketentuan undang - undang . Berdasar kan asas ini kekayaan dana pensiun
yang terutama bersumber dari iuran terlindungi dari hal - hal yang tidak diinginkan yang
dapat terjadi pada pendirinya.
2. Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan
Penyelenggaraan program pensiun berdasarkan asas ini baik bagi karyawan maupun bagi
pekerja mandiri , haruslah dengan pemu pukan dana yang dikelola secara terpisah dari
kekayaan pendiri sehingga cukup memenuhi pembayaran hak peserta . Dengan demi kian
, pembentukan cadangan dalam perusahaan guna membiayal pembayaran manfaat
pensiun karyawan tidak diperkenankan
3. Asas pembinaan dan pengawasan
Agar terhindarkan penggunaan kekayaan dana pensiun dari ke pentingan - kepentingan
yang dapat mengakibatkan tidakterpainya maksud utama pemupukan dana yaitu untuk
memenuhi hak peserta , maka perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan . Pembinaan
dan pengawasan meliputi sistem pendanaan dan peng awasan atas investasi kekayaan
dana pensiun .
4. Asas penundaan manfaat
Penyelenggaraan program dana pensiun dimaksudkan agar kesi nambungan penghasilan
yang menjadi hak peserta , maka berlaku asas penundaan manfaat yang mengharuskan
pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta pensiun yang pem
bayarannya dilakukan secara berkala .
5. Asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana pensiun
Pembentukan dana pensiun dilakukan atas prakarsa pemberi kerja untuk menjanjikan
manfaat pensiun . Konsekuensi pendanaan dan pembiayaan merupakan suatu komitmen
yang harus dilakukannya sampai dengan pada saat dana pensiun terpaksa
dibubarkan .terpainya maksud utama pemupukan dana yaitu untuk memenuhi hak peserta
, maka perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan . Pembinaan dan pengawasan
meliputi sistem pendanaan dan peng awasan atas investasi kekayaan dana pensiun.

J. Program Pensiun Dengan Iuran dan Tanpa Iuran

Program pensiun pada prinsipnya bisa disenggarakan dengan bentuk contributory atau
non-contributory pension plan. Program pensiun contributory atau program pensiun dengan
iuran adalah program pensiun dimana karyawan atau pekerja dan pemberi kerja diwajibkan
membayar sejumlah iuran tertentu program pensiun. Di negara-negara maju, pembentukan
program pensiun biasanya dilakukan dengan negosiasi dengan pihak wakil pekerja,terutama
apabila serikat pekerja di perusahaan tersebut telah berjalan dan berfungsi sebagaimana
mestinya. Sedangkan, non-contributory pension plan atau program pensiun tanpa iuran
adalah penyelenggaraan program pensiun dimana seluruh biaya program ditanggung oleh
pemberi kerja. Umumnya, program pensiun dilakukan dengan cara contributory. Namun
akhir-akhir ini terutama di Negara-negara maju, Kanada misalnya, timbul suatu

15
kecenderungan dimana sektor-sektor swasta menyelenggarakan program pensiun dengan
tidak mewajibkan pekerja membayar sejumlah iuran atau non-contributory pension plan.
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari kedua bentuk penyelenggaraan
program pensiun tersebut :
Kelebihan contributory pension plan :
a. Secara teoritis, program pension dengan iuran (contributory plan) ini akan mengurangi
biaya pemberi kerja, dengan sejumlah benefit yang sama dibandingkan dengan non-
contributory plan.
b. Iuran karyawan merupakan pengurangan pajak
c. Karyawan akan lebih berkepentingan dan menghargai program pensiun apabila ikut
membayar iuran.
d. Apabila karyawan berhenti bekerja sebelum mencapai usia pension, mereka akan
memperoleh kembali akumulasi iuran ditambah hasil pengembangan.
Kelebihan non-contributory pension plan :
a. Dalam contributory plan, karyawan akan menuntut untuk dapat duduk dalam komite
pensiun bila ada. Sedangkan dalam non-contributory, pemberi kerja memiliki posisi yang
lebih baik dalam mengoperasikan program dan mengawasi investasi dana pensiun.
Namun, biasanya karyawan akan berusaha untuk meminta hak suara dalam pengurusan
program pensiun, baik itu contributory maupun non-contributory.
b. Dibanding program pensiun contributory, non-contributory lebih mudah untuk
diadministrasikan.
c. Jumlah gaji bersih karyawan akan lebih besar karena tidak dipotong dengan iuran. Oleh
karena itu pemberi kerja tidak perlu lebih sering menaikkan gaji karyawannya sebagai
kompensasi akibat dipotongnya gaji untuk iuran, sebagaimana halnya program pensiun
contributory.

K. Metode Pembiayaan Program Pensiun


Dalam memperhitungkan biaya untuk penyelenggaraan program pensiun selalu dihadapkan
pada pertanyaan : berapa besar jumlah iuran yang perlu ditetapkan. Untuk menetapkan
jumlah iuran tersebut, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain :
a. Besarnya nilai manfaat atau benefit
b. Usia rata-rata karyawan
c. Skala gaji perusahaan yang bersangkutan
d. Jumlah masa kerja Dalam melakukan pembiayaan program pensiun, umumnya dikenal
dua cara, yaitu pay as you go dan faunding system.
Dalam melakukan pembiayaan program pensiun, umumnya dikenal dua cara, yaitu pay as
you go dan faunding system.
1. Pay As You Go
Dalam metode pay as you go atau disebut current cost method, pemberi kerja hanya
membiayai manfaat pensiun seorang karyawan atau peserta begitu diperlukan diluar gaji
terakhir. Metode ini relatif kurang konservatif dibandingkan dengan metode pembiayaan
pensiun lainnya dan sebenarnya tidak dilakukan pendanaan sama sekali, karena memang
tidak ada dana yang terhimpun atau yang dipupuk dari awal yang berasal dari iuran,
seperti halnya dengan contributory plan. Metode pembiayaan ini kurang begitu populer
dan banyak Negara yang memiliki Undangundang Dana Pensiun tidak memasukkan
metode ini sebagai metode pendanaan. Demikian pula Indonesia, program pensiun yang
menggunakan funding system tidak diperkenankan menurut UU No. 11 Tahun 1992.
Kelemahan metode ini adalah karyawan atau pensiunan jelas tidak memiliki jaminan
atau kepastian mendapatkan pensiun. Disamping itu, pemberi kerja akan menghadapi
beban biaya yang lebih besar jika jumlah pensiunan semakin bertambah. Dengan metode
pay as you go, karyawan dan pensiunan akan kehilangan manfaat pensiunannya apabila
pemberi kerja mengalami insolvent.
Sedangkan kelebihannya adalah pemberi kerja tidak diharuskan menginvestasikan dana
dalam suatu dana pensiun atau perusahaan asuransi jiwa. Beberapa program pensiun
pemerintah atau lembaga semi pemerintahan yang menggunakan metode pay as you go
tetap memelihara cadangan atau pendanaan yang jumlahnya tidak ditetapkan secara
aktuaria, meskipun sebenarnya tidak diharuskan. Misalnya Canada Pension Plan dan
Quebec Pension Plan.
Ciri-ciri metode pay as you go antara lain sebagai berikut :
a. Tidak terdapat ketentuan mengenai besarnya manfaat pension
b. Manfaat tidak ditetapkan dan belum dijanjikan

17
c. Pensiun merupakan bagian kecil dalam kaitannya dengan kegiatan usaha.
2. Funding System
Funding system adalah metode pemupukan dana yang bersumber dari peserta dan
pemberi kerja. Metode ini merupakan metode yang relatif lebih baik daripada sistem pay
as you go yang telah dijelaskan di atas. Dengan cara ini penghimpunan dana dilakukan
agar dapat dipakai untuk pembayaran manfaar pada masa yang akan datang.
Sumber pendanaan ini diperoleh dari setiap karyawan atau peserta program pensiun
maupun pemberi kerja dan biasanya dilakukan sejak saat karyawan menjadi peserta,
yang umumnya pada saat karyawan dimaksud telah diangkat sebagai karyawan tetap
pada suatu perusahaan. Metode pendanaan pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua
bentuk yaitu single premium funding dan level premium funding.
a. Single Premium Funding.
Pendanaan berdasarkan metode single premium atau disebut juga unit benefit
method adalah biaya setiap peserta program untuk suatu tahun tertentu ditentukan
dengan menggunakan faktor anuitas (deferred annuity factors) untuk menetapkan
nilai sekarang dari pensiun tahunan peserta, setelah memperhitungkan masa kerja.
Pembayaran pensiun untuk suatu tahun merupakan satu unit manfaat (benefit unit)
yang besarnya, misalnya 2% dari gaji tahun tersebut (dalam program career avarage)
atau 2% dari gaji rata-rata terakhir yang diperkirakan (dalam program final average)
atau sebesar Rp. 30.000,- per bulan (apabila program flat benefit).
b. Level Premium Funding.
Metode level premium adalah metode pendanaan yang dirancang untuk menghindari
kenaikan biaya pensiun, yang terjadi pada saat usia peserta semakin bertambah dan
pada saat kenaikan gaji. Untuk itu, perlu penerapan tingkat premi tahunan ( yang
dinyatakan dalam rupiah per pegawai atau sebagai persentase tertentu dari
penggajian) yang apabila dibayarkan setiap tahun mendatang akan memberikan
seluruh manfaat yang akan datang. Oleh karena itu, biaya untuk seorang peserta
cenderung untuk menjadi lebih tinggi apabila usia peserta lebih muda dan lebih
rendah apabila umur peserta lebih tua, dibandingkan dengan single premium
funding.
Sistem level premium funding ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain sebagai
berikut :
a. Pembayaran iuran dilakukan secara berangsur-angsur atau dicicil selama
karyawan masih aktif bekerja
b. Karyawan mendapatkan perlindungan yang lebih baik, karena apabila pemberi
kerja sewaktu-waktu bangkrut, misalnya atau terpaksa berhenti beroperasi,
karyawan akan tetap menerima manfaat karena dana memang telah dihimpun
sejak karyawan mulai bekerja
c. Memiliki dampak terhadap ekonomi makro karena dana yang dihimpun dapat
diivestasikan kembali sebagai biaya pembangunan nasional.

19
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian Perusahaan Dana Pensiun secara umum dapat dikatakan merupakan
perusahaan yang memungut dana dari karyawan suatu perusahaan dan memberikan
pendapatan kepada peserta pensiun sesuai perjanjian. Artinya dana pensiun dikelola oleh
suatu lembaga dan memungut dana dari pendapatan para karyawan suatu perusa haan,
kemudian membayarkan kembali dana tersebut dalam bentuk pensiun setelah jangka waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian antara kedua belah pihak.
Pengertian sesuai perjanjian artinya pensiun dapat diberikan pada saat karyawan tersebut
sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sehingga memperoleh hak untuk
mendapat kan dana pensiun. Sedangkan menurut UU Nomor 11 Tahun 1992 Dana Pensiun
adalah "Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat
pensiun". Dengan demikian, jelas bahwa yang mengelola dana pensiun adalah perusahaan
yang memiliki badan hukum seperti bank umum atau asuransi jiwa. Selanjutnya pengertian
pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun
dan sudah memasuki usiapensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang
telah ditetapkan.
Tujuan penyelenggaraan dan penerima pensiun dapat dilihat dari dua atau tiga pihak yang
terlibat. Sedangkan jika tiga pihak, yaitu Pemberi Kerja, Karyawan, dan Lembaga Pengelola
Dana Pensiun, di mana kemudian masing-masing pihak memiliki tujuan tersendiri. Usia
pensiun normal adalah usia paling rendah dimana karyawan berhak untuk pensiun tanpa
perlu persetujuan dari pemberi kerja, dengan memperoleh manfaat pensiun penuh. Usia
pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu peraturan dana pensiun, dimana
karyawan berhak untuk pensiun penuh.
Program pensiun biasanya mengijinkan karyawan untuk pensiun lebih awal sebelum
mencapai usia pensiun normal. Ketentuan pensiun dipercepat ini biasanya telah diatur dalam
peraturan dana pensiun di mana karyawan dimungkinkan untuk pensiun lebih awal daripada
usia pensiun normal dengan persyaratan khusus juga yaitu setelah mencapai usia tertentu
misalnya 50 tahun, harus memenuhi masa kerja minimum misalnya 10, 15, atau 20 tahun,
dan memerlukan persetujuan dari pemberi kerja.

21
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, D. (2013). BANK DAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA. Jakarta: Fajar
Interpratama Offset.

Novi, Amanita. (2017). DANA PENSIUN. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai