Anda di halaman 1dari 12

“KEMITRAAN DALAM KESEHATAN”

PROMOSI KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

ASSYIFAH RAHMATIKA

P10120036

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah- Nya kepada kita, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah terkait
Kemitraan Dalam Kesehatan dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan yang
diampu oleh Ibu Shendhy Krisnasari, S.KM., M.PH di Universitatas Tadulako Prodi
Kesehatan Masyarakat.Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya menyadari bahwa penyusun Makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang mambangun. Dan
saya berharap semoga makalah ini memberikan manfaat dan menambah pengetahuan
terutama bagi penyusun serta bermanfaat bagi pembaca tentang Kemitraan Dalam
Kesehatan.

Kamis, 2 November 2021

ASSYIFAH RAHMATIKA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2


BAB I ........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ .4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
1.3 Tujuan........................................................................................................................... 5
BAB II ...................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Kemitraan Menurut Para Ahli ............................................................... 6
2.2 Prinsip-prinsip Kemitraan........................................................................................... 7
2.3 Framework kemitraan ................................................................................................. 8
2.4 Ruang Lingkup Kemitraan.......................................................................................... 9
2.5 Model-model Kemitraan ........................................................................................... 10
BAB II .................................................................................................................................... 11
PENUTUP .............................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 12
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan masyarakat,yang perlu


diwujudkan sesuai dengan strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan
Indonesia Sehat 2015. Salah satu program pemerintah, sebagai upaya pembangunan
kesehatan dengan memberikan prioritas utama pada upaya preventif (pencegahan) dan
promotif (peningkatan pelayanan kesehatan). Salah satu program pemerintah yang
mengarah pada upaya preventif dan promotif sebagai. Kemitraan merupakan bisnis yang
dilakukan oleh sekelompok pihak dengan prinsip saling membutuhkan dan membesarkan
dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama. Kepatuhan di antara
pihak yang bermitra merupakan suatu strategi bisnis. Kemitraan atau Jejaring kerja atau
partnership secara etimologis berasal dari akar kata partner. Partner dapat diartikan
sebagai teman atau pasangan atau jodoh atau sekutu atau kompanyon serta sekelompok.
Adapula partnership diterjemahkan sebagai kesepakatan persekutuan atau perkongsian.
Pada dasarnya kemitraan adalah kerjasama sekelompok atau tim atau grup dengan satu
tujuan tertentu secara bersama. Penilaian keberhasilan kemitraan dapat dilihat
berdasarkan partisipasi aktifnya peran pihak yang terlibat, dan masyarakat serta provider
secara keseluruhan.
Dan untuk proses kemitraan telah lama dijalankan oleh masyarakat kita Indonesia
dengan istilah kerja bakti dan gotong royong. Bentuk kemitraan berupa kerjasama ini
dilaksanakan baik antar individu, antar kelompok atau individu dengan kelompok untuk
mencapai tujuan tertentu dengan menanggung segala kerugian atau resiko maupun
keuntungan secara bersama. Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang
telah dijalankan selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara
pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat
yang diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Meskipun di
dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah meningkatkan
kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena itu
pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap
pembangunan kesehatan masyarakat termasuk komunitas perlu mencoba mencari
terobosan yang kreatif agar program-program tersebut dapat dilaksanakan secara optimal
dan berkesinambungan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Definisi Kemitraan menurut para ahli


2. Apa saja prinsip – prinsip kemitraan
3. Framework kemitraan
4. Ruang lingkup di kemitraan
5. Apa saaja model-model kemitraan

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari kemitraan dari beberapa ahli


2. Memahami prinsip-prinsip kemitraan
3. Mengetahui dan mempraktekkan Framework kemitraan
4. Mengetahui apa saja model dari kemitraan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kemitraan Menurut Para Ahli


Menurut undang-undang republik Indonesia no.9 tahun 1995 kemitraan adalah
kerjasama usaha antara usaha kecil dan usaha menengah atau usaha besar disertai
pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan
memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memerlukan, saling memperkuat dan
saling menguntungkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata mitra adalah teman,
kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya perihal hubungan atau jalinan
kerjasama sebagai mitra.Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong
royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok.
Menurut Muhammad jafar hafsah, kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.
Menurut Louis E. boone dan david L. Kurtz kemitraan juga termaksuk
partnershipmerupakan afiliasi dari dua atau lebih perusahaan dengan tujuan bersama,
yaitu saling membantu dalam mencapai tujuan bersama.
Menurut para ahli kemitraan adalah hubungan antara dua pihak atau lebih yang
bertujuan untuk mencari keuntungan dimana suatu pihak berada dalam kondisi yang
lebih rendah dari yang lainnya namun membentuk suatu hubungan yang mendudukkan
keduanya berdasarkan kata sepakat untuk mencapai suatu tujuan.Pola kemitraan usaha
terampil dalam pembangunan guna kesejahteraan rakyat.
Lan Lion mengatakan bahwa kemitraan adalah suatu sikap menjalankanbisnis
yang diberi ciri dengan hubungan jangka panjang, suatu kerjasama bertingkat tinggi,
saling percaya, dimana pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai
tujuan bisnis bersama.
Menurut Louis E. boone dan david L. Kurtz kemitraan juga termaksuk
partnershipmerupakan afiliasi dari dua atau lebih perusahaan dengan tujuan bersama,
yaitu saling membantu dalam mencapai tujuan bersama.
Menurut Notoatmodjo (2012) dan penelitian sebelumnya dari Pramudho (2009)
bahwa kemitraan dipandang sebagai suatu kesisteman terstruktur yang harus dijalankan
secara harmonis dan koordinasi yang baik antar individu ataupun kelompok yang
bermitra.
.
2.2 Prinsip-prinsip Kemitraan
Tiga prinsip-prinsip kemitraan yang sangat perlu dipahami dalam membangun
suatu kemitraan oleh masing-masing kemitraan yaitu:

• Prinsip Kesetaraan (Equity) Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia
menjalin kemitraan harus merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain
dalam mencapai tujuan yang disepakati.

• Prinsip Keterbukaan Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-


masing anggota serta berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus diketahui
oleh anggota lain. Keterbukaan ada sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya
kegiatan. Dengan saling keterbukaan ini akan menimbulkan saling melengkapi dan
saling membantu diantara golongan (mitra).

• Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit) Individu, organisasi atau institusi yang
telah menjalin kemitraan memperoleh manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai
dengan kontribusi masing-masing. Kegiatan atau pekerjaan akan menjadi efisien dan
efektif bila dilakukan bersama.

Prinsip-prinsip kemitraan menurut WHO untuk membangun kemitraan kesehatan

1. Policy-makers (pengambil kebijakan)


2. Health managers
3. Health professionals
4. Academic institutions
5. Communities institutions

Salah satu perinsip yang penting dalam kemitraan adalah bahwa kedua belah
pihak harus senantiasa terus-menerus meningkatkan mutu barang atau jasa serta efisiensi
atau biaya atau harga barang/jasa dimaksud.Dengan demikian perusahaan dapat bertahan
dalam kompetisi global yang mangkin lama mangkin ketat.Ketahanan dalam kompetisi
menyebabkan perusahaan dapat tetap bertahan hidup dan dapat berkembang terus-
menerus dalam mutu dan harga barang merupakan kepentingan kedua belah pihak.
2.3 Framework kemitraan

1. Indikator Input Tolak ukur keberhasilan input dapat diukur dari tiga indikator, yaitu:
• Terbentuknya tim wadah atau sekretariat yang ditandai dengan adanya
kesepakatan bersama dalam kemitraan.
• Adanya sumber dana/biaya yang memang diperuntukkan bagi pengembangan
kemitraan.
• Adanya dokumen perencanaan yang telah disepakati oleh institusi terkait.
Hasil evaluasi terhadap input dinilai berhasil apabila ketiga tolok ukur
tersebut terbukti ada.
2. Indikator Proses Tolok ukur keberhasilan proses dapat diukur dari indikator sebagai
frekuensi dan kualiatas pertemuan tim atau secretariat sesuai kebutuhan. Hasil
evaluasi terhadap proses nilai berhasil, apabila tolok ukur tersebut terbukti adanya
yang dilengkapi dengan agenda pertemuan, daftar hadir dan notulen hasil pertemuan.
3. Indikator Output Tolok ukur keberhasilan output dapat diukur dari indikator sebagai
berikut: Jumlah kegiatan yang dikerjakan oleh institusi terkait sesuai dengan
kesepakatan peran masing-masing institusi. Hasil evaluasi terhadap output dinilai
berhasil, apabila tolok ukur tersebut diatas terbukti ada.
4. Indikator Outcome Tolok ukur keberhasilan outcome adalah menurunnya angka
kesakitan dan kematian karena penyakit.
2.4 Ruang Lingkup Kemitraan
Ruang lingkup kemitraan secara umum meliputi pemerintah, dunia usaha,
LSM/ORMAS, serta kelompok profesional.

Adapun ruang lingkup kemitraan secara garis besar adalah :

1. Persiapan
2. Inisiasi Kemitraan
3. Pelaksanaan kerjasama
4. Pelaporan
5. Publikasi hasil pelaksanaan

Beberapa contoh dibawah ini adalah peranan sektor atau ormas dalam
membangun kemitraan:

1. Sektor Kesehatan : sebagai penggerak, perumus standar/pedoman.


2. Sektor diluar kesehatan : pengembang kebijakan lingkungan dan perilaku
sehat.
3. Organisasi profesi : memberi masukan, pengembangan, dukungan
sumberdaya dan peran aktif.
4. Ormas dan LSM : memberi masukan, pengembangan, dukungan sumberdaya
dan peran aktif.
5. Media masa : memberi masukan, penyebarluasan informasi.
6. Swasta : memberi dukungan sumber daya dalam bentuk sarana, dana, dan
tenaga.
2.5 Model-model Kemitraan
Secara umum, model kemitraan dalam sektor kesehatan dikelompokkan menjadi
dua (Notoadmodjo, 2003) yaitu:

a) Model I Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaring
kerja (networking) atau building linkages. Kemitraan ini berbentuk jaringan
kerja saja. Masing-masing mitra memiliki program tersendiri mulai dari
perencanaannya, pelaksanaannya hingga evalusi. Jaringan tersebut terbentuk
karena adanya persamaan pelayanan atau sasaran pelayanan atau karakteristik
lainnya.
b) Model II Kemitraan model II ini lebih baik dan solid dibandingkan model I.
Hal ini karena setiap mitra memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap
program bersama. Visi, misi, dan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan
kemitraan direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi bersama.

Menurut Beryl Levinger dan Jean Mulroy (2004), ada empat jenis atau tipe
kemitraan yaitu:

a) Potential Partnership Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli
satu sama lain tetapi belum bekerja bersama secara lebih dekat.
b) Nascent Partnership Kemitraan ini pelaku kemitraan adalah partner tetapi
efisiensi kemitraan tidak maksimal
c) Complementary Partnership Pada kemitraan ini, partner/mitra mendapat
keuntungan dan pertambahan pengaruh melalui perhatian yang besar pada
ruang lingkup aktivitas yang tetap dan relatif terbatas seperti program delivery
dan resource mobilization.
d) Synergistic Partnership Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan
pengaruh dengan masalah pengembangan sistemik melalui penambahan ruang
lingkup aktivitas baru seperti advokasi dan penelitian.

Bentuk-bentuk/tipe kemitraan menurut Pusat Promosi Kesehatan Departemen


Kesehatan RI yaitu terdiri dari aliansi, koalisi, jejaring, konsorsium, kooperasi dan
sponsorship. Bentuk-bentuk kemitraan tersebut dapat tertuang dalam:

a) SK bersama
b) MOU (Memorantum of understanding)
c) Pokja
d) Forum Komunikasi
e) Kontrak Kerja/perjanjian kerja
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Kemitraan dapat disimpulkan berhasil jika banyaknya mitra yang terlibat,
sumberdaya (3M) tersedia (input), pertemuan-pertemuan, lokakarya, kesepakatan
bersama, seminat (proses), terbentuknya jaringan kerja, tersusunnya program dan
pelaksanaan kegiatan bersama (output), membaiknya indikator derajat kesehatan
(outcome). Fokus praktik keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat. Upaya optimalisasi kemitraan dari peran masyarakat dibidang
kesehatan dapat berupa ketersediaan waktu, dana, peningkatan pengetahuan serta
keputusan oleh masyarakat. Pemberdayaan menumbuh kembangkan potensi masyarakat,
bekerja secara bersama.
Kegiatan yang terkait dengan upaya pemberdayaan yang dilakukan antara lain
memaksimalkan sumber daya potensial masyarakat. Kemitraan merupakan bisnis yang
dilakukan oleh sekelompok pihak dengan prinsip saling membutuhkan dan
membesarkan dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan Bersama. Salah
satu perinsip yang penting dalam kemitraan adalah bahwa kedua belah pihak harus
senantiasa terus-menerus meningkatkan mutu barang atau jasa serta efisiensi atau biaya
atau harga barang/jasa dimaksud. Dengan demikian perusahaan dapat bertahan dalam
kompetisi global yang mangkin lama mangkin ketat. Ketahanan dalam kompetisi
menyebabkan dapat tetap bertahan hidup dan dapat berkembang terus-menerus dalam
mutu dan harga barang merupakan kepentingan kedua belah pihak.

3.2 Saran
Agar mendapatkan penyelesaian dalam kemitraan kesehatan disarankan dilakukan
dahulu analisis apa saja ciri ciri perencanaan dan langkah langkah perencanaanya
kebijakan supaya dapat memberikan kemudahan dalam menulis dan membuat yang
akan diselesaikan. Namun dalam menganalisis haruslah mempunyai kemampuan yang
memadai dan komprehensif, meliputi bentuk teori, konsep, model analisis, kemampuan
dan benar-benar memahami berbagai aspek kemitraan kesehatan dan meningkatkan
proses berpikir kritis dan pengorganisasian pengembangan kesehatan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Arifada Yuldan Aqsha, dkk (2015). ANALISIS SISTEM KEMITRAAN DALAM


PROGRAM IMUNISASI BERDASARKAN PERAN PERANGKAT DESA, BIDAN
DESA, DAN MASYARAKAT. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3
Nomor 2
Bastian Rina, dkk, (2020). Jalinan Kemitraan Program Posyandu Dalam Upaya
Memberdayakan Masyarakat Pada Bidang Kesehatan. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Nomor: 2 (volume: 4) Hall 112
Mharianiey Dhinie, (2018). Kemitraan Dalam Promosi Kesehatan. Journal Scribd
Kemitraan Kesehatan.
Irawan Doddy, dkk, (2020). EDUKASI PROTOKOL KESEHATAN DAN
STRATEGI PEMASARAN ONLINE MELALUI PROGRAM KEMITRAAN
MASYARAKAT DI ERA PANDEMI COVID-19. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)
Vol. 4, No. 4 Hal. 655-662
Naralita Widya, (2017). PERAN KEMITRAAN SEKTOR KESEHATAN DAN
NON KESEHATAN DALAM PERLUASAN KEPESERTAAN JKN DI KABUPATEN
BANYUASIN. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, hall :56-66

Anda mungkin juga menyukai