Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KIMIA ANORGANIK

“GARAM MOHR”

OLEH :

NAMA : ENDAH MUSTIKANINGTIAS

NO. BP : 1920069

KELAS : ANALISIS KIMIA I B

DOSEN : RENI FUTERI, M.Si, S.Si

POLITEKNIK ATI PADANG


TAHUN PEMBELAJARAN
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Senyawa ferro yang paling penting adalah garam besi (II) sulfat, lazim
disebut garam ferro sulfat bentuk yang umum dari garam ini adalah vitriol
hijau, FeSO4.7H2O yang mengkristalkan dalam bentuk monoklin.Garam ini
isomorf dengan garam Epson atau garam inggris MgSO4.7H2O.Garam besi (II)
sulfat ini dapat diperoleh dengan cara melarutkan serbuk besi atau besi (II)
sulfida dalam asam sulfat encer.Setelah larutan disaring dan diuapkan maka
akan mengkristalkan FeSO4.7H2O yang berwarna hijau.Dalam skala besar
garam ini dibuat dengan cara mengoksidasi perlahan garam FeS2 oleh udara
yang mengandung air.Garam besi (II) sulfat dan garam sulfat yang berasal dari
logam alkali, dapat bergabung membentuk garam rangkap.Contoh senyawanya
adalah (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O senyawa ini disebut dengan garam mohr.

1.2 TUJUAN
1. Membuat kristal besi (II) ammonium sulfat yang biasanya disebut Garam
Mohr.
2. Menentukan banyaknya air kristal dalam Garam Mohr hasil sintesis.
3. Mengetahui teknik pembuatan Garam Mohr.

1.3 MANFAAT
Manfaat dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara dan teknik
pembuatan garam mohr dan menentukan air kristal dalam Garam Mohr.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Besi adalah logam yang yang kedua melimpah sesudah Al, dan unsur
keempat yang paling melimpah dalam kulit bumi.Teras bumi yang dianggap utama
terdiri atas Fe dan Ni.Biji yang utama adalah hematite Fe2O, magnetite Fe3O4,
limonite Fe(OH), dan siderite FeCO3.Besi murni cukup reaktif dalam udara lembab
cepat teroksidasi memberikan besi (III) oksidasi hidrat (karat) yang tidak sanggup
melindungi, karena zat ini hancur dan membiarkan permukaan logam yang baru
terbuka.Besi yang sangat halus bersifat pirofor (Cotton, 1989).

Penambahan OH- kepada larutan Fe2+ menghasilkan hidroksida hijau pucat,


yang mudah teroksidasi oleh udara memberikan ferrioksida hidrat yang coklat
merah.Fe(OH)2 suatu hidroksida sejati dengan struktur Mg(OH)2 agak bersifat
amfoter.Seperti Fe, zat ini larut dalam NaOH pekat, dari larutan ini dapat diperoleh
kristal-kristal biru Na4[Fe2(OH)6].

Besi merupakan salah satu logam transisi golongan VIII B yang mudah
ditempah, mudah dibentuk, berwarna putih perak, dan mudah dimagnetisasi pada
suhu normal logam besi terdapat dalam tiga bentuk, yaitu x-iron (ɑ-iron), dan
(garam iron), dan (ɣ-iron) perbedaan dari tiap bentuk besi dapat bersenyawa dengan
unsur-unsur lain.Dan dilihat dari susunan atom-atom pada kisi kristalnya.Seperti
contoh yaitu unsur halogen (fluorin, klorin, bromine, iodin, dan astatin), belerang,
fosfor, karbon, oksigen, dan silikon.Di alam, besi terdapat dalam bentuk senyawa-
senyawa antara lain sebagai hematif, (Fe2O3) magnetik (Fe2O4), dari proses
elektrolisis dari larutan besi sulfat (Harjadi, 1989).

Unsur besi (Fe) dalam sistem periodik unsur (SPU) termasuk kedalam
golongan VIII.Besi dapat dibuat dari biji besi dalam tungku pemanas.Biji besi
biasanya mengandung Fe2O3 yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar 10 % serta
sedikit senyawa sulfur, fosfor, aluminium dan mangan.Besi dapat pula
dimagnetkan.
Endapan pasir besi, dapat memiliki mineral-mineral magnetik seperti
magnetik (Fe2O4), hemafit (ɑ- Fe2O3) dan maghemit (ɣ-Fe2O3).Mineral-mineral
tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan dasar untuk tinta
kering (toner) pada mesin photo-copy dan printer jaser, sementara maghemit adalah
bahan untuk pita kaset (Svehla, 1985).

Ion besi (II) dapat mudah dioksidakan menjadi Fe (III), ini merupakan zat
pereduksi yang kuat.Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini,
dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan
mengoksidasikan ion besi (III).Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari
oksidasi besi (III) Fe2O3.Mereka lebih stabil dari pada garam besi (II).Dalam
larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda, jika larutan
mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat.Zat-zat pereduksi mengubah ion
besi (III) menjadi besi (II).Ion ferro [Fe(H2O6]2+ memberikan garam berkristal.

Besi (III) terdapat dalam garam berkristal dengan kebanyakan anion selain anion-
anion seperti iodida, yang tidak dapat dilawan karena sifat reduksinya :

Fe3+ + I- Fe2+ + I2

Garam yang mengandung ion ferri akuo, [Fe(H2O)6]3+ seperti


Fe(ClO4)3.10H2O adalah merah jambu pucat hampir putih, dan ion akuonya adalah
merah lembayung pucat.Kecuali bila larutan Fe3+ cukup kuat keasamannya, terjadi
hidrolisis dan umumnya larutan menjadi kuning karena pembentukan spesies
hidrokso yang mempunyai pita perpindahan muatan dalam daerah ultraviolet dan
berakhir ke daerah tampak (Syamsidar, 2011).

Adapun sifat-sifat dari unsur besi yaitu besi mudah berkarat dalam udara
lembab dengan terbentuknya karat (Fe2O3.nH2O), yang tidak melindungi besinya
dari perkaratan lebih lanjut, maka dari pada itu besi ditutup lapisan dengan logam
zat-zat yang lain seperti timah, nikel, seng dan lain-lain H2 dan Fe3O4.Sedangkan
kalau dipijarkan di udara besi akan membentuk Fe2O3 (Ferri oksida) dan
menggerisik serta jika suatu besi tidak termakan oleh basa, besi dapat larut dalam
asam sulfat encer dan asam klorida dengan membentuk H2, asam sulfat pekat tidak
memakan besi (Sunardi, 2006).
Garam-garam unsur triad besi biasanya terkristal dari larutan sebagai
hidrat, jika diletakkan pada uap lembab atmosfer, tergantung pada uap lembam
atmosfer, tergantung pada tekanan parsial H2O.Hidrat dapat terjadi dalam warna-
warna yang berbeda.Pada udara kering, air hidrat lepas dan padatan berangsur-
angsue berubah menjadi merah muda.Senyawa besi (II) menghasilkan endapan
biru turbull, jika direaksikan dengan heksasioferrat (III).

Besi membentuk dua deret garam yang penting.Garam-garam besi (II) atau
ferri diturunkan dari besi (II) oksida, FeO.Dalam larutan garan-garam ini
mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau.Ion-ion gabungan dan
kompleks-kompleks yang berwarna tua adalah juga umum.Ion besi (II) dapat
mudah dioksidasi menjadi besi (III) maka merupakan pereduksi yang kuat, semakin
kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini.Dalam suasana netral atau basa
bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasi ion besi (II) harus sedikit asam
bila ingin disimpan untuk waktu yang agak lama (Syukri, 1999).

Apabila jumlah jumlah mol besi (II) sulfat dan ammonium sulfat sama, dan
masing-masing garam tersebut dilarutkan sampai jenuh dengan air panas,
sedangkan kedalam larutan besi (II) sulfat ditambahkan sedikit asam sulfat
akhirnya kedua larutan tersebut dicampurkan satu sama lain maka proses
pendinginannya akan terbentuk kristal monoklin yang berwarna hijau kebiru-
biruan, garam ini adalah garam besi (II) ammonium sulfat dengan rumus
(Na4)2Fe(SO4)2.6H2O.Senyawa ini lazim disebut dengan garam mohr.Jika
dibandingkan dengan garam besi (II) sulfat atau besi (II) klorida, maka kristal
garam mohr lebih stabil diudara dan larutannya tak mudah dioksidasi oleh oksigen
di atmosfer.Garam mohr banyak digunakan dalam bidang kimia analitik, yaitu
dalam analisis volumetri, untuk membakukan larutan kalium permanganat atau
kalium bikromat (Sunardi, 2006).

Garam mohr cukup stabil terhadap udara dan terhadap hilangnya air dan
umumnya dibuat untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetrik dan
sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik.Sebagian FeSO4.7H2O
secara lambat melapuk dan berubah menjadi kuning coklat bila dibiarkan dalam
udara.Penambahan HCO3- atau SH- kepada larutan aqua Fe2+ berturut-turut
mengendapkan FeCO3 dan FeS.Ion Fe2+ teroksidasi dalam larutan asam oleh udara
menjadi Fe3+.Dengan ligan-ligan selain air yang ada, perubahan yang nyata dalam
potensial bisa terjadi.

Garam mohr mempunyai banyak fungsi, tetapi garam mohr biasanya


digunakan untuk ; membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetrik, sebagai zat
pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik, untuk meramalkan urutan daya
mengoksidasi oksidator K2Cr2O7, KMnO4 dan KBrO3 (dengan konsentrasi yang
sama - 0,1 N) terhadap ion Fe2+.

Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang melebur
pada suhu 1535oC.Biasanya besi mengandung sejumlah kecil slisida, kosfida dan
sulfide serta grafit.Zat-zat pengotor ini memiliki peranan penting dalam struktur
besi.Besi dapat dimagnetkan.Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer
dapat melarutkan besi (II).(Vogel, 1999)

Garam-garam besi (II) atau ferro diturunkan dari besi (II) oksida FeO dalam
larutan .Garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau.Ion
besi (II) dapat dioksidasi menjadi besi (III) maka disebut sebagai zat pereduksi
yang kuat.(Syukri, 1999)

Besi (II) sulfat dengan garam alkali sulfat dapat membentuk garam rangkap
L2FeSO4.6H2O, L dapat berupa K, Rb, Cr, atau NH4.Jika larutan jenuh besi (II)
sulfat (ditambah asam sulfat sedikit) dicampur dengan ammonium sulfat jenuh
panas dengan mol sama sampai jenuh dalam air panas.Saat dingin akan diperoleh
garam monoklin hijau kebiruan (garam mohr).Garam stabil di udara dan larutannya
dapat teroksidasi pada suhu yang terlalu tinggi.Sering digunakan dalam analisa
volumetri untuk standarisasi kalium permanganat atau kalium bikromat (Harjadi,
1989).
BAB III

PERTANYAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN

1. Buatlah reaksi pembuatan garam mohr!


Jawaban :

FeSO4 + (NH4)2 + 6H2O (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O

2. Apa kesulitan dalam percobaan ini ?


Jawaban :

Belum tau, karena belum ada melakukan perconaan ini.

3. Jelaskan apa itu logam besi!


Jawaban :
Logam besi adalah logam yang menenpati urutan kedua dari logam-
logamyang umumnya terdapat dikerak bumi.Besi (II) dengan garam sulfat dari
logam alkali dapat membentuk garam rangkap dengan rumus M2.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Cotton dan Wikinson.1989.Kimia Anorganik Dasar.Jakarta.UI-Press.


Harjadi, W.1989.Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta.Erlangga.
Svehla, G. Vogel.1985.Buku Teks Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan
Semimakro Bagian 1.Jakarta.PT Kalman Media Pustaka.
Syamsidar.2011.Penuntun Pratikum Kimia Anorganik.Jurusan
kimia.UIN Alauddin Makassar.
Sunardi.2006.116 Unsur Kimia.Bandung.C.V Yrama Widya
Syukri.1999.Kimia Dasar 3.ITB.Bandung.
Vogel.1999.Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimakro.Jakarta: PT Kalman Media pustaka.
LAPORAN KIMIA ANORGANIK

“ PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT”

OLEH :

NAMA : ENDAH MUSTIKANINGTIAS

NO. BP : 1920069

KELAS : ANALISIS KIMIA I B

DOSEN : RENI FUTERI, M.Si, S.Si

POLITEKNIK ATI PADANG


TAHUN PEMBELAJARAN
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Natrium tiosulfat merupakan garam dari suatu senyawa tiosulfat dan


natrium.Garam natrium tiosulfat ini bisanya berbentuk sebuk berwarna
putih.Garam ini sering kali kita jumpai dalam bentuknya hidratnya yaitu

Na2S2O3.5H2O dan Na2S2O3.10H2O.Asam tiosulfat tidak bisa dibentuk dengan


menambahkan asam kedalam tiosulfat karena adanya dekomposisi asam bebas ini
di dalam air dalam campuran S, H2S, H2Sn, SO2, dan H2SO4 ini bisa dibuat dengan
menghilangkan air, dalam temperatur rendah (-78oC).Campuran garam-garam
tiosulfat bersifat stabil dan berasam.Tiosulfat dibuat dengan mendidihkan alkali
atau larutan sulfat nitrat dengan S dan oksidasi polisulfida dengan udara.

Pembuatan natrium tiosulfat dapat dilakukan dalam skala laboratorium dengan


memanaskan larutan natrium sulfit dengan sulfur atau mendidihkan natrium
hidroksida berair dan sulfur dengan proses refluks dan kristalisasi filtrat.Natrium
tiosulfat dapat digunakan sebagai antioksidan yaitu bahan yang dapat menstabilkan
sabun sehingga tidak menjadi rancid.Garam alkali tiosulfat banyak di produksi
terutama untuk kebutuhan bidang fotografi, dimana garam ini digunakan untuk
melarutkan perak bromida yang tidak bereaksi dalam suatu emulsi.

1.2 TUJUAN
1. Memahami dan mengetahui pembuatan natrium tiosulfat
2. Mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat
3. Mempelajari perubahan garam natrium tiosulfat.

1.3 MANFAAT
Untuk memahami pembuatan natrium tiosulfat dengan mereaksikan natrium
sulfit dengan sulfur.Mengetahui perubahan garamnya dan sifat-sifat kimianya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Natrium (sodium) adalah logam alkali yang terbesar dibutuhkan untuk


keperluan industri.sperti logam-logam alkali yang lain, natrium tidak ditentukan
dalam keadaan murni di alam karena reaktifitasnya yang sangat tinggi.Logam putih
keperakan ini diproduksi (dalam pabrik) secara elektrometarulugi menurut proses
Downs (Svehla, 1990).

Natrium tiosulfat berbentuk serbuk kristal atau granula, tidak berwarna atau
putih, tidak berbau, rumus molekul Na2S2O3.Berat molekul 158,1.pH 50 g/L pada
suhu 20oC 6,0-8,5.Titik lebur 48oC (118,40oF).Titik didih 100oC (212,00oF).Berat
(air = 1) 1,73 (atau 1,66).Bersifat higroskopik (dapat bmenyerap kelembapan
udara).Kelarutan dalam air panas dan sebagian larut dalam air dingin (Hoffman,
2001).

Natrium tiosulfat pentahidrat tak berwarna hingga kristal putih.Bahaya


kereaktifan : reaksi dengan agen oksidasi (seperti halogen, nitrat, nitrit oksidasi)
aktif dan eksotermal.Sulfur dioksida diproduksi ketika reaksi dengan
asam.Dekomposisi pentahidrat ketika dipanaskan, termasuk produksi hidrogen
sulfida, sulfur dioksida, sulfur trioksida.Ledakan hebat terjadi jika dicampurkan
dengan bubuk natrium nitrat dan cukup panas menekan air pada proses kristalisasi
(Young, 2001).

Garam natrium tiosulfat dapat dibuat berdasarkan reaksi yang terjadi antara
belerang dan natrium tiosulfat dengan reaksi yang terjadi antara belerang dan
natrium tosulfat dengan sebagai berikut :

SO3-2 + S S2O3-2

Bila jumlah belerang yang ditambahkan sangat berlebih maka semua ion
SO3-2 akan berubah membentuk S2O3-2.Pembentukan natrium tosulfat dengan cara
lain dapat juga dilakukan dengan menggunakan bahan baku H2S dan SO3 tetapi
cara ini lebih sulit dari sebelumnya, karena dipengaruhi oleh ion senama.Dimana
dengan adanya ion senama akan menyebabkan kecilnya kelarutan antara H2S dan
SO3.Dengan kata lain efek ion sesama akan menghambat kelarutan suatu senyawa
dalam larutan (Normah, 2013).

Berdsarkan contoh reaksi pembuatan tiosulfat tampak bahwa bilang


oksidasi sulfur dari senyawa tiosulfat berubah dari +4 menjadi +2, walaupun
keadaan tersebut tidak sesuai dengan kedudukan di dalam sistem berkala
unsur.Tiosulfat adalah suatu senyawa yang mudah sekali teroksidasi, dimana
iodium dapat mengoksidasinya menjadi tetrationat.Semua penentuan senyawa
secara iodometri didasarkan atas reaksi natrium tiosulfat dengan iodium.Pada
titrasi iodium dengan tiosulfat, iodium bertindak sebagai oksidator.

Pada titrasi iodium lambat laun akan hilang jika ditambahkan natrium
tiosulfat.Larutan yang semula berwarna coklat tua semakin pucat (kuning)
danakhirnya tidak berwarna lagi.Perubahan ini sukar sekali dilihat karena
ditambahkan larutan kanji.Penambahan larutan kanji dilakukan pada saat larutan
yang dititrasi berwarna kuning muda dan dilanjutkan sampai berwarna
bening.Larutan kanji baru dilakukan pada saat konsentrasi iodium maksimum yaitu
saat larutan berwarna kuning pucat dan kemudian titrasi dilanjutkan sampai
berwarna biru hilang.Titrasi merupakan titrasi langsung karena konsentrasi
senyawa yang akan ditentukan dapat langsung diketahui (Young, 2002).

Sulfur alami terdiri dari campuran isotop stabil dengan jumlah massa 32,
33, 34 dan 36, kandungan relatifnya dari yang 95,04 %, 0,75 %, 4,20 % dan 0,015
%, masing-masing. Isotop sulfur biasa diterapkan dalam biologi, geologi,
geokimia, ekologi, agrochemistry, arkeologi dan obat-obatan. Sulfur heksafluorida
digunakan sebagai zat kerja dalam teknologi pemisahan sentrifugal belerang
isotop. Parameter teknologi pemisahan sentrifugal dan sifat dari SF6 dapat
diketahui. Setelah memperoleh SF6, senyawa ini diubah menjadi unsur belerang
yang yang cocok untuk penyimpanan dan penjualan. Proses ini seharusnya
dilakukan dengan persyaratan berikut; untuk meminimalkan kerugian, untuk
menghilangkan pengenceran isotop dan untuk menyediakan kemurnian kimia yang
diperlukan. Diketahui bahwa belerang memiliki banyak modifikasi allotropik dan
bentuk kristal, pembentukannya bergantung pada metode dan kondisi penyimpana
(Egorov, 2015).
Belerang terdapat dalam kerak bumi sebagai unsurnya, mineral sulfide dan
sulfat, gas H2S dalam gas alam, dan sebagai senyawa belerang organik dalam batu
bara dan minyak.Belerang dapat ditimbang menurut proses frasih, yaitu campuran
air super panas dan uap air 160oC dan 16 atm dipompakan ke dalam tanah daerah
mineral belerang melalui pipa besar pertama dan mengakibatkan belerang mencair
(Rianto, 2008).

Alotrop belerang yang terdapat sevara alamiah adalah S8.Siklooktasulfur


yang tertata secara zigzag. Alotrop ini mengkristalkan dalam bentuk jarum di atas
temperatur 95oC, tetapi di bawah temperatur ini diperoleh dua macam bentuk
kristal, monoklin dan rombik. Alotrop lain adalah sikloheksasulfur, bahkan alotrop
siklosilfur dengan anggota 6-20 telah berhasil disintesis, namun yang paling stabil
adalah siklododekasulfur, S12 (Sugiyarto, K.2004).

Hanya sulfit dari logam alkali dan dari ammonium larut dalam air, sulfit
dari logam alkali larut dalam air ; hidrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya
dikenal dalam larutan. Larutan natrium sulfit Na2SO3.7H2O O,5 M yang baru saja
dibuat, dapat dipakai untuk mempelajari reaksi-reaksi.

Kelarutan , kebanyakan tiosulfit yang permah dibuat, larut dalam air ;


tiosulfat dari timbel, perak dan barium larut sedikit sekali.Banyak dari tio sulfat ini
larut dalam larutan natrium tiosulfat yang berlebihan, membentuk garam kompleks
(Svehla, 1990).

Larutan natrium tiosulfat tidak stabil dalam waktu lama. Bakteri yang
memakan belerang akhirnya masuk ke larutan itu, dan proses metaboliknya akan
mengakibatkan pembentukan SO32-, SO42- dan belerang kolodial.Belerang ini akan
menyebabkan kekeruhan, bila timbul kekeruhan larutan harus dibuang
(Underwood, 2002).

Natrium tiosulfat merupakan pereduksi yang cukup kuat, sehingga dengan


konsentrasi kecil sudah mampu mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Pada kondisi pH 4,5

Na2S2O3 11 ppm sudah mampu mereduksi larutan Fe (III) 5 ppm. Ukuran ketepatan
hasil dari sesuatu metode analisa dengan harga sebenarnya dapat ditentukan dengan
harga posein recovery (Pitasari, 2009).
Dalam percobaan ini akan dipelajari cara pembuatan garam natrium
tiosulfat dari reaksi antara sulfur dengan natrium sulfit. Struktur molekul sulfur ada
dua jenis yaitu berbentuk rombik dan monoklin. Pada temperatur dibawah 96oC
stabil dalam bentuk rombik dan diatas temperatur tersebut stabil dalam bentuk
monoklin. Dalam dua struktur tersebut molekul sulfur membentuk cincin yang
mengandung 8 atom. Agar sulfur dapat bereaksi maka harus dilakukan pemutusan
cincin yang terlebih dahulu. Oleh karena itu, mekanisme reaksi yang melibatkan
sulfur sangan rumit (Tim Dosen Anorganik, 2013).

Natrium sulfit dalam larutan SO3-2 dapat teroksidasi menjadi SO42- dapat
teroksidasi menjadi SO42-. Reduktor natrium tiosulfat yang memiliki potensial
elektroda standar (Eo) +0,08 V yang merupakan reduktor kuat dan baik (Liyana,
2010).

Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Natrium juga merupaka


elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2,6 % di kerak bumi.
Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam grup logam alkali.

Zaman sekarang ini, sodium dibuat secara komersil melalui elektrolisis fusi
basah natrium klorida. Metode ini lebih murah ketimbang mengeloktrolis natrium
hidroksida, seperti yang pernah digunakan beberapa tahun lalu. Sifat natrium,
seperti unsur radioaktif lainnya, tidak pernah ditemukan tersendiri di alam
(Anonim, 2011).

Natrium tosulfat berupa hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur
kasar. Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu
lebih dari 33oC. Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus. Sangat mudah
larut dalam air dan tidak larut dalam etanol. Natrium tiosulfat juga berperan sebagai
antiodot untuk keracunan sinida. Sodium tiosulfat merupakan donor sulfur yang
mengkonversi sianida menjadi bentuk yang lebih nontoksi, tiosianat, dengan enzim
sulfurtransferase, yaitu rhodanase (Olson, 2007).

Natrium tiosulfat pentahidrat disebut dengan hypo berbentuk kristal yang


sampel benar dan kurang atau tidak berwarna. Titik beku kurang 48oC mudah
untuk titrasi dalam analisis digunakan (Anonim, 2009).
Ion tiosulfat memiliki struktur [S-SO3]2- dengan panjang gelombang ikatan
S-S dan S-O masing-masing 1,99 ± 0,10 dan 1,48 ± 0,06 Å. Panjang ikatan S-O
menunjukkan bahwa dalam ikatan S-S (Tim Dosen, 2011).

Karakteristik kristal yang terbentuk selama proses kristalisasi sangat


penting terutama ukuran dan bentuknya hal ini karena akan mempengaruhi proses
pemisaham, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil dan kualitas dari fraksi
yang dihasilkan. Karakteristik tersebut diatur oleh kondisi kristalisasi yang
dilakukan. Hasil kristalisasi yang cepat dalam pembentukan kristal dengan ukuran
yang lebih kecil sedangkan kristalisasi lambat menghasilkan kristal yang lebih
besar dengan jumlah yang sedikit (Normah, 2013).

BAB III

PERTANYAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN

1. Kenapa belerang harus dijadikan dalam bentuk pasta ?

Jawaban :

Karena adanya sifat belerang yang dipengaruhi suhu yaitu dapat


menyebabkan perubahan rumus molekul belerang tersebut. Belerang dalam
bentuk Sg, maka harus diperlemah ikatannya dengan penambahan etanol.
Etanol ini bertujuan untuk memutus ikat S-S karena yang dibutuhkan adalah
belerang tunggal sehingga proses pelarutan dalam air berlangsung cepat.

2. Buatlah reaksi titrasi natrium tiosulfat !

Jawaban :

a. Secara langsung

IO3- + 2e- → 2I-

2S2O32 - → S2O62- + 2e-

IO3- + 2S2O32- → S2O62- + 2I-


b. Secara tidak langsung

IO3- + 6H+ + 5e- → 2I-

2S2O32- + 5I-2 1/2 I2 → + 5e-

3. Jelaskan apa itu kelarutan, larutan jenuh dan larutan lewat jenuh !
Jawab :

- Kelarutan adalah kemampuan suatu zat untuk dapat larut dalam sejumlah
pelarut tertentu.
- Larutan jenuh adalah konsentrasi maksimum dari zat terlarut yang dapat
larut.
- Larutan tak jenuh adalah larutan yang hasil kali konsentrasi ion-ion besar
dari Ksp nya.
4. Jelaskan hubungan kelarutan natrium tiosulfat pada suhu 0oC, 20oC dan 100oC
!
Jawaban :

Kelarutan natrium tiosulfat pada suhu 0oC lebih kecil dari pada suhu 20oC
dan dari pada suhu 100oC, karena semakin besar suhu maka kelarutannya
semakin besar. Kelarutan berbanding lurus dengan suhu.

5. Buatlah reaksi penguraian natrium tiosulfat karena pengaruh asam !

Jawab :

S2O32- + 2H+ → H2S2O3

H2S2O3 → S2 + H2O +SO3


BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Hoffman, R.S.2001.Pedoman Penantalaksanaan Keracunan Untuk Rumah


Sakit.Sentra Informasi Keracunan (SIKer), Katalog.
Normah, I.Cheow, C.S. dan Chong, C.L.2013.Crystal Habit During
Crystallization Of Palm Oil: Effect Of Time And
Temperature.Internasional Food Resesarch Journal, 20(1) ; 417-422.
Sugiyarto, Kristan H.2001.Petunjuk Pratikum Kimia Anorganik
II.Yogyakarta :Jurudan Pendidikan Kimia UNY.
Svehla, G.1990.Vogel Bagian I.Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Tim Dosen Kimia Anorganik.2011.Penuntun Pratikum Kimia Anorganik.UGM.
Young, Jay A.2002.Chemical Laboratory Information Profil.Journal Of Chemical,
79(7).

Anda mungkin juga menyukai