Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 2

1. Maria Emilsia Nensi Anjani (20350021)

2. Gloria Lai Gavia Wau (20350007)

3. Lydiansyah (20350004)

4. Yoviana Erlinda Jaga (20350014)

5. Pius Pepilyanus Datrus Pare (20350016)


KASUS SRI MULYANI DAN BURSOK ANTHONY
MARLON
(Pasca Sri Mulyani Gelar Press Statement, Bursok
Anthony Marlon berikan dua poin penting sebagai
koreksi)
BERITA: Bursok Anthony Marlon,Kepala Subbag Kantor Kawil DJP Sumatera Utara II, baru-baru ini
menyampaikan koreksinya terhadap statement Menkeu Sri Mulyani dan Menkopolhukam
Mahfud MD.
Sebelumnya, nama Bursok Anthony Marlon mencuat ke publik setelah viral pengaduannya
tidak ditindaklanjuti oleh Menkeu Sri Mulyani.
Pengaduan tersebut dikirimkan oleh Bursok Anthony Marlon pada tanggal 27 Mei 2021, namun
hingga saat ini belum juga ditindaklanjuti oleh Menkeu Sri Mulyani.
Pada tanggal 11 Maret 2023, Menkeu Sri Mulyani dengan Menkopolhukam melakukan press
statement mengenai temuan PPATK terkait transaksi janggal Rp300 triliun.
Dalam press statement tersebut, Menkeu Sri Mulyani rupanya menyinggung Bursok Anthony
Marlon, mengatakan bahwa pengaduannya berindikasikan penipuan atas investasi bodong.
Selain itu, Bursok juga memberikan pendapatnya mengenai pernyataan Menkopolhukam,
Mahfud MD terkait statementnya.
Mahfud MD menyebutkan bahwa adanya dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TTPU) yang
bukan termasuk kedalam korupsi.
“Sehubungan dengan Press Statement Menteri Keuangan Dan Menkopolhukam Terkait Temuan
PPATK Tanggal 11 Maret 2023, dengan ini saya sampaikan kepada Ibu penjelasan terkait Press
Statement dimaksud,” ucap Bursok, kepada Kilat.com, 13 Maret 2023.
Dalam penjelasannya, Bursok memberikan 2 (dua) poin penting yang perlu dikoreksi, dengan
penjelasan sebagai berikut.

• Bahwa di menit ke 36:05 secara implisit Menkeu Sri Mulyani menyinggung pengaduan Bursok Anthony sebagai
pengaduan yang berindikasikan penipuan atas investasi bodong. Dan Menkeu Sri masih menganggap pengaduan
Kepala Subbag Kantor Kawil DJP Sumatera Utara II tersebut adalah masalah pribadi.
• Bahwa di menit ke 16:38 Menkopolhukam, Mahfud MD, menyatakan adanya dugaan TPPU (Tindak Pidana
Pencucian Uang) yang bukan korupsi.
Mahfud MD juga menyinggung Rafael Alun Trisambodo yang mana Sri Mulyani tidak mengomentari pernyataan
tersebut dari sisi peraturan perundang-undangan perpajakan.

Bursok menjelaskan, pengaduannya tidak berindikasikan penipuan atas investasi bodong.


“Pengaduan saya adalah pengaduan adanya PT bodong yang bernama PT Antares Payment Method dan PT Beta Akses
Vouchers yang tidak memiliki NPWP dan tidak terdaftar di Kemenkumham,” jelasnya.
“Tapi bisa memiliki penghasilan di negara Republik Indonesia dengan cara membuka rekening virtual di 8 bank dan
tidak membayar pajak,” lanjutnya.
Ia menegaskan, tidak membayar pajak adalah sama dengan korupsi. Investasinya sama sekali tidak bodong.
Bahkan hingga saat ini Capital.com dan OctaFX masih
beroperasi. Investasi bodong dan PT bodong adalah 2 hal yang
sangat berbeda.
Terkait poin penting kedua, Bursok menyayangkan sikap Sri
Mulyani yang tidak memberikan koreksi dan masukan kepada
Mahfud MD.
“Dimana yang namanya dugaan TPPU, oknum terduga pelanggar
TPPU bisa dijerat dengan dugaan pelanggaran tindak pidana
korupsi bila dilihat dari sisi peraturan perundang-undangan
perpajakan,” katanya.
TANGGAPAN KELOMPOK TERKAIT KASUS TERSEBUT DAN
HUBUNGANNYA DENGAN MATERI AUDIT FORENSIK DAN
INVESTIGASI
Kasus di atas berhubungan dengan materi audit forensik dan investigasi
karena menyangkut temuan PPATK terkait transaksi janggal Rp300
triliun yang menimbulkan indikasi tindak pidana pencucian uang dan
penipuan atas investasi bodong. Untuk membuktikan hal tersebut,
dilakukanlah proses audit forensik untuk mengumpulkan dan
menganalisis bukti-bukti transaksi tersebut secara detail. Selain itu,
diperlukan pula investigasi untuk menjelaskan dan mengungkap fakta-
fakta terkait kasus ini, termasuk pengaduan yang diterima oleh Bursok
Anthony Marlon yang dimaksudkan oleh Menkeu Sri Mulyani sebagai
indikasi penipuan atas investasi bodong.
Dari sudut pandang materi audit forensik dan investigasi, kasus ini
dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Masalah Pengaduan Bursok Anthony Marlon: Sebagai seorang Kepala Subbag Kantor
Kawil DJP Sumatera Utara II, Bursok membuat pengaduan terkait investasi bodong
pada tanggal 27 Mei 2021. Namun, hingga saat ini pengaduannya belum ditindaklanjuti
oleh Menkeu Sri Mulyani. Dalam audit forensik, hal ini dapat dianggap sebagai indikasi
adanya ketidaktransparan dan hilangnya tata kelola di lingkungan kerja Menkeu Sri
Mulyani.
2. Pernyataan Menkeu Sri Mulyani: Dalam press statement pada tanggal 11 Maret 2023,
Menkeu Sri Mulyani menyinggung pengaduan Bursok dan menyatakan bahwa itu
merupakan indikasi penipuan terhadap investasi bodong. Dari sudut pandang
investigasi, pernyataan tersebut mengarahkan kecurigaan terhadap motif Menkeu Sri
Mulyani terkait pengaduan Bursok, apakah ada persoalan di balik layar yang membuat
Menkeu Sri Mulyani mempermasalahkan pengaduan tersebut.
3. Pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD: Menkopolhukam Mahfud MD juga
menyampaikan pernyataan terkait temuan PPATK terkait transaksi janggal senilai Rp300
triliun, yang terkesan berbeda dengan pernyataan Menkeu Sri Mulyani. Dari sudut
pandang audit forensik, perbedaan pernyataan antara dua menteri kabinet dapat
menunjukkan masalah di dalam pembentukan kebijakan pemerintah yang terkait
dengan sektor keuangan dan ekonomi.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang


dihadapi dalam kasus ini terkait dengan ketidaktransparanan dan hilangnya tata
kelola di lingkungan kerja Menkeu Sri Mulyani dan kesesuaian pernyataan Menkeu
dan Menkopolhukam. Oleh karena itu, diperlukan upaya dari pihak yang
berwenang untuk melakukan investigasi dan audit forensik guna memastikan
adanya transparansi dalam tata kelola keuangan dan ekonomi di Indonesia.
Analisis lebih lanjut terkait kasus Sri Mulyani dan Bursok Anthony Marlon

Perusahaan yang tidak memiliki NPWP dan tidak membayar pajak melanggar hukum
pajak yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, dalam kasus ini, otoritas pajak mungkin
akan mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan tersebut.
Jika Sri Mulyani tidak menindaklanjuti laporan kasus yang dilaporkan oleh Bursok
Anthony Marlon tentang dua perusahaan bodong yang tidak memiliki NPWP, tidak
membayar pajak, dan tidak terdaftar di Kemenkumham, maka hal tersebut bisa
dianggap sebagai kelalaian dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri Keuangan.
Dalam situasi ini, audit forensik dan investigasi dapat membantu mengungkap kebenaran
tentang kasus tersebut. Tim auditor akan mengumpulkan dan menganalisis data transaksi dari 8
rekening bank virtual yang dimiliki oleh kedua perusahaan tersebut. Selain itu, tim auditor juga akan
melakukan pemeriksaan terhadap dokumen perusahaan, seperti laporan keuangan, faktur, dan dokumen
lainnya untuk menemukan bukti-bukti yang mengindikasikan kecurangan atau pelanggaran pajak.Jika
terdapat bukti yang cukup, maka pihak otoritas pajak dapat memberikan sanksi dan denda terhadap
perusahaan tersebut. Selain itu, pihak berwenang juga dapat melakukan tindakan hukum terhadap
pihak-pihak yang terlibat dalam penggelapan pajak atau pencucian uang.

Dalam situasi ini, audit forensik dan investigasi dapat membantu mengungkap kebenaran
tentang kasus tersebut. Tim auditor akan mengumpulkan dan menganalisis data transaksi dari 8
rekening bank virtual yang dimiliki oleh kedua perusahaan tersebut. Selain itu, tim auditor juga akan
melakukan pemeriksaan terhadap dokumen perusahaan, seperti laporan keuangan, faktur, dan dokumen
lainnya untuk menemukan bukti-bukti yang mengindikasikan kecurangan atau pelanggaran pajak. Jika
terdapat bukti yang cukup, maka pihak otoritas pajak dapat memberikan sanksi dan denda terhadap
perusahaan tersebut. Selain itu, pihak berwenang juga dapat melakukan tindakan hukum terhadap
pihak-pihak yang terlibat dalam penggelapan pajak atau pencucian uang.
Namun, jika Sri Mulyani tidak menindaklanjuti laporan kasus tersebut,
maka kasus tersebut mungkin tidak akan diungkapkan dan perusahaan-
perusahaan bodong tersebut masih akan melanjutkan kegiatan ilegalnya
tanpa dihukum. Oleh karena itu, sangat penting bagi pihak berwenang
untuk mengambil tindakan yang tepat dan memastikan bahwa kasus ini
diungkapkan dan dihukum secara adil dan tegas.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai