Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS ISU KONTEMPORER

LATSAR CPNS TAHUN 2023 KABUPATEN BINTAN


GOLONGAN II ANGKATAN 5 KELOMPOK 4 (Kelompok I)

NAMA : WINA PERMATA SARI, A.Md. (Ketua Kelompok)


WIDYA DWI RAHAYU MUKTI, A.Md.Kes.
APRILIANA SUTARSIH, A.Md
PURY OCTAVIA JUDASRINA, A.Md
SRI YANI, A.Md
TUTOR : dr. DESY ARIANI GULTOM , M. Biomed

A. IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI ISU-ISU KONTEMPORER/AKTUAL


1. KORUPSI PEGAWAI DIRJEN JENDERAL PAJAK (DJP)
a. Identifikasi dan Deskripsi Isu

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengecam segala kekerasan maupun
gaya hidup mewah dan sikap pamer harta yang dilakukan pegawai DJP dan keluarganya.
Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo menegaskan, gaya hidup mewah dan pamer harta pegawai
DJP dan keluarganya, dapat menggerus tingkat kepercayaan terhadap integritas institusi dan
memberi stigma negatif terhadap seluruh pegawai pajak yang berjumlah 55.000 orang.
"Saya percaya lebih banyak pegawai yang memiliki integritas dan komitmen yang tinggi terhadap
tugas-tugas di DJP," ujar Suryo dalam pernyataan resminya, Kamis (23/2/2023).
"Saya akan terus memimpin dan menjaga integritas seluruh jajaran DJP secara konsisten dan tidak
akan ragu mengambil tindakan disiplin bagi yang melakukan korupsi dan pelanggaran integritas,"
kata Suryoo lagi. Suryo mengatakan, saat ini unit kepatuhan internal DJP bekerjasama dengan
Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan telah memanggil pejabat DJP terkait dalam rangka
pemeriksaan. Seperti diketahui, belakangan beredar ulah pamer harta dan penganiayaan Mario
Dandy Satrio. Mario merupakan anak dari pejabat Kepala Bagian Umum di Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan dan bernama Rafael Alun Trisambodo. Diketahui, MDS diduga melakukan
penganiayaan terhadap anak Pengurus Pusat (PP) GP Ansor Jonathan Latumahina bernama David.
Karena ulah anaknya tersebut, besaran harta kekayaan Rafael pun terungkap. Rafael tercatat secara
periodik melaporkan harta kekayaannya ke dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN) yang dikelola Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam data LHKPN, Rafael merupakan pejabat negara dengan jabatan terakhir Kepala Bagian
Umum di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Dalam LHKPN periodik yang ia laporkan
terakhir pada 31 Desember 2021, kekayaannya mencapai Rp 56,10 miliar. Besaran harta kekayaan
Rafael hampir menyaingi harta kekayaan Sri Mulyani yang tercatat di LHKPN. Dalam LHKPN
periodik tertanggal 31 Desember 2021 harta kekayaan Menteri Keuangan Indonesia ini sebanyak Rp
58,04 miliar. Bila dibandingkan dengan bos yang membawahinya langsung, yakni Direktur Jenderal
Pajak Suryo Utomo, harta Rafael malah sudah melampauinya, hingga 4 kali lipatnya. Berdasarkan
catatan LHKPN 31 Desember 2021, harta kekayaan Suryo Utomo hanya Rp 14,45 miliar.
(Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20230223113045-4-416297/ulah-kasus-rubicon-
dirjen-pajak-55-ribu-pns-kena-getahnya)
b. Dampak yang terjadi jika Korupsi tidak diberantas
1. Merusak kedisiplin
2. Merusak tatanan hukum
3. Kebencian sosial
4. Korupsi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara, menurunnya
investasi, meningkatnya kemiskinan, serta meningkatnya ketimpangan pendapatan.
5. Dari segi sosial Korupsi menyebabkan kemiskinan karena mahalnya jasa pelayanan publik,
meningkatnya angka kriminalitas dan solidaritas yang semakin berkurang bahkan menjadi langka.
6. Negara akan mengalami kerugian dikarenakan hilangnya sumber pendapatan negara berupa
pajak.
7. Menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

2. NARKOBA
a. Identifikasi dan Deskripsi isu
Bogor - Polisi menangkap 14 orang terkait narkoba di Bogor dalam satu bulan terakhir. Tiga orang di
antaranya merupakan residivis di kasus narkoba.
"Jadi Satnarkoba Polres Bogor pada bulan Februari 2023 berhasil ungkap 11 perkara tindak pidana
penyalahgunaan narkotika jenis sabu dengan tersangka yang diamankan sebanyak 14 orang," kata
Kasat Narkoba Polres Bogor AKP M Ilham saat menggelar jumpa pers, Jumat (3/3/2023).
"Dari 14 orang yang diamankan, ada tiga orang yang merupakan residivis karena kasus yang
sama,"tambahnya.
"Dari perkara penyalahgunaan narkotika tersebut berhasil disita barang bukti berupa 278 paket sabu
dengan berat setengah kilogram lebih," ucapnya.
"Adapun jaringan peredaran yang dilakukan yaitu meliputi kawasan Kabupaten Bogor, Bekasi dan
Banten," sambung Ilham. Para tersangka dijerat dengan pasal 114 ayat 2, Pasal 112 ayat 2 Undang-
Undang Nomor 35 tentang Narkotika. Ancaman hukumannya paling singkat 5 tahun atau maksimal
20 tahun atau pidana mati, dengan denda maksimal Rp 1 miliar.
(Sumber: https://news.detik.com/berita/d-6598602/polisi-tangkap-14-orang-terkait-kasus-narkoba-
di-bogor-3-residivis.)
b. Dampak yang terjadi jika Korupsi tidak diberantas
1) Dapat mendorong meningkatnya Tindakan kriminalita
2) Kehilangan generasi penerus yang berkualitas
3) Membuka peluang untuk dikuasai bangsa lain karena generasi pemuda yang lemah yang
mengakibatkan pada kehancuran bangsa

3. Hoax
a. Identifikasi dan Deskripsi isu

KOMPAS.com - Sebuah unggahan memuat hoaks bahwa Presiden Joko Widodo melantik Richard
Eliezer atau Bharada E menjadi jenderal. Selain itu, dalam konten tersebut terdapat narasi soal
Bharada E menjadi jenderal termuda Polri. Adapun Bharada E merupakan terpidana kasus
pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Dia divonis hukuman 1 tahun
6 bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 15 Februari 2023.
Narasi yang beredar Narasi soal Presiden Jokowi melantik Bharada E menjadi jenderal muncul di
Facebook, salah satunya dibagikan oleh akun ini. Akun tersebut membagikan sebuah video
berdurasi 8 menit 59 detik pada 25 Februari 2023 dengan judul: LANGSUNG DI LANTIK DI ISTANA
KE PRESIDENAN JOKOWI RESMIKAN BARADA E, JADI JENDERAL TERMUDA Penelusuran
Kompas.com Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar pada thumbnail video yang
menampilkan Jokowi tengah melantik anggota Polri. Berdasarkan penelusuran dengan metode
reverse image search, gambar itu identik dengan foto di berita Antaranews.com. Foto tersebut
memperlihatkan peristiwa ketika Jokowi melantik Jenderal (Pol) Idham Azis menjadi Kepala
Kepolisian RI (Kapolri) pada 2019. Setelah disimak hingga tuntas, tidak terdapat informasi mengenai
pelantikan Bharada E menjadi jenderal termuda. Narator video membacakan artikel Kompas.com
berjudul “Tak Dipecat, Bharada E Diberi 3 Sanksi Lewat Sidang Etik Polri”. Artikel tersebut
memberitakan soal hasil sidang putusan Komisi Kode Etik Polri (KKEP) yang menjatuhkan tiga
sanksi terhadap Bharada E. Tiga sanksi yang diberikan yakni sanksi bersifat etika, kewajiban
meminta maaf secara lisan, dan sanksi administratif mutasi bersifat demosi 1 tahun. Selain itu,
narator juga membacakan artikel Tribun Kaltim berjudul, “Terjawab Richard Eliezer Kembali
Bertugas/Dipecat? Cek Hasil Sidang Kode Etik Bharada E Hari Ini”. Dalam video itu Brigjen Ahmad
Ramadhan menyampaikan hasil sidang KKEP Bharada E pada 22 Februari 2023, yang salah satu
hasilnya memutuskan Bharada E tidak dipecat dari Polri. Kesimpulan Narasi bahwa Bharada E
dilantik menjadi jenderal oleh Presiden Jokowi adalah hoaks. Thumbnail video merupakan foto
peristiwa ketika Jokowi melantik Idham Azis menjadi Kapolri pada 2019.

(Sumber : https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/02/27/185500382/-hoaks-jokowi-lantik-bhara
da-e-jadi-jenderal-termuda?page=all#page2)

b. Dampak yang terjadi jika hoax tidak diberantas


1. Menimbulkan opini yang beragam dari masyarakat
2. Menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap fakta yang berita yang asli
3. Menimbulkan perpecahan

B. TEKNIK TAPISAN ISU


1. Teknik Tapisan Isu
Dari pemaparan di atas maka dapat dinyatakan bahwa isu adalah masalah yang terjadi. Masalah
tersebut harus segera ditangani agar tidak membahayakan publik. Dari beberapa isu yang telah
diajukan, kelompok kami melakukan teknik analisis isu tapisan untuk menentukan Isu mana yang
sangat penting untuk dicarikan solusinya. Perumusan isu prioritas untuk segera diselesaikan
menggunakan alat bantu alanisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth), Urgency artinya
seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti, Seriousness artinya
seberapa serius isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan, dan Growth
menekankan seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Metode ini digunakan untuk menentukan prioritas isu dengan menentukan skala nilai 1-5. Berikut ini
adalah analisis penilaian isu prioritas dengan metode USG.
Skor Nilai
No Isu Total Prioritas
U S G
1 Korupsi: Ulah kasus rubicon 5 4 5 14 I
dirjen pajak : 55 Ribu PNS
kena getahnya
2 Narkoba: Polisi menangkap 14 4 4 3 11 III
orang terkait narkoba di Bogor
3 Hoaks : bahwa Presiden Joko 4 4 4 12 II
Widodo melantik Richard
Eliezer atau Bharada E
menjadi jenderal
Nilai Kriteria:
1. Sangat Kecil
2. Kecil
3. Sedang
4. Besar
5. Sangat Besar

Berdasarkan analisis isu diatas, isu yang dibahas adalah “Korupsi: Ulah kasus rubicon dirjen pajak :
55 Ribu PNS kena getahnya”. Penyebab terjadinya korupsi ini ialah:
a) Faktor Kepribadiaan
 Kurangnya moral
 Gaya hidup yang konsumtif
 Kebutuhan kehidupan yang mendesak
b) Faktor lingkungan
 Kurangnya sikap keteladanan pimpinan
 Kurangnya sistem akuntabiltas yang benar
 Lemahnya sistem pengendalian manajamen

Upaya Pencegahan Korupsi


a) Memperbaiki pola pikir sehingga bisa beripikir anti korupsi
b) Kampanye dan menyebarkan nilai integritas
c) Pantang terlibat tindak pidana korupsi
d) Berlatih untuk berintegritas
e) Melaporkan tindak pidana korupsi
C. TEKNIK ANALISIS ISU
Teknik analisis yang digunakan dalam isu narkoba ini adalah teknik analisis fishbone diagram. Fishbone
diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama
ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247).

Individu Organisasi

Gaya hidup yang sistem pengendalian manajamen


Jabatan yang Strategis konsumtif

Kurangnya moral
Korupsi Pegawai
Dirjen Jenderal
Pajak
Jual Beli Jabatan Budaya korupsi
Lemahnya pemahaman akan
kebiijakan

Kultur Aturan/Kebijakan

Anda mungkin juga menyukai