Anda di halaman 1dari 62

RANCANGANAKSI PERUBAHAN

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR


ANGKATAN VII – KABUPATEN BINTAN

“DIGITALISASI BASIS DATA MEMBANGUN DAERAH (SI BATA MERAH)


PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BINTAN”

FIRMAN SETYAWAN, S.Pi


NIP. 198607302010011010

KERJASAMA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER


DAYA MANUSIA KABUPATEN BINTAN
DENGAN
BPSDM PROVINSI RIAU DAN BPSDM PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2022
INFORMASI PESERTA
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINITRATOR
ANGKATAN VII – KABUPATEN BINTAN

Nama : FIRMAN SETYAWAN, S.Pi


NIP : 198607302010011010
Jabatan : SEKRETARIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN BINTAN
No. Handphone : 087891235484
Nama Mentor : APRIZAL BAHAR, SE
Jabatan Mentor : KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN
BINTAN
Perangkat Daerah : DINAS/BADAN/KECAMATAN/RSUD LINGKUNGAN
HIDUP KABUPATEN BINTAN
No. Handphone : 081276468778
IKU Terkait : PERSENTASE PEMENUHAN KEBUTUHAN URUSAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA
Judul Aksi Perubahan : IMPLEMENTASI BASIS DATA MEMBANGUN DAERAH
(BATA MERAH) PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN BINTAN
PERNYATAAN DUKUNGAN MENTOR
RENCANA AKSI PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
KABUPATEN BINTAN
ANGKATAN VII - TAHUN 2022

Dengan ini Menyatakan Bahwa,


Nama : FIRMAN SETYAWAN, S.Pi
Jabatan : SEKRETARIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BINTAN
NIP : 19860730 201001 1 010
Adalah Aktor Perubahan/Mentee pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Angkatan VII Kabupaten Bintan Tahun 2022, yang telah melakukan konsultasi dan
telah disetujui rencana aksi perubahan yang berjudul “IMPLEMENTASI BASIS
DATA MEMBANGUN DAERAH (BATA MERAH) PADA DINAS
LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BINTAN”. Selanjutnya saya akan
memberikan dukungan sepenuhnya kepada Aktor Perubahan/Mentee yang
bersangkutan, dalam melaksanakan seluruh aksi perubahan sesuai dengan target dan
waktu yang telah ditetapkan.

Kijang, 20 Juni 2022


KEPALA DINAS
LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN BINTAN

APRIZAL BAHAR, SE
NIP.19640430 199603 1 003
LEMBAR PERSETUJUAN COACH
RENCANA AKSI PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
KABUPATEN BINTAN
ANGKATAN VII - TAHUN 2022

Nama Peserta : FIRMAN SETYAWAN, S.Pi


No. Absen : 017
Judul RAP : IMPELEMENTASI BASIS DATA MEMBANGUN DAERAH
(BATA MERAH) PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN BINTAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk mengikuti Seminar Rancangan Aksi Perubahan
(RAP) pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator Kabupaten Bintan Angkatan VII
tahun 2022 yang dilaksanakan di Bintan, pada hari Kamis, tanggal 23 Juni tahun 2022.

Bintan, 22 Juni 2022


COACH,

Dr. TJETJEP YUDIANA, SKM, M.Kes


WIDYAISWARA AHLI UTAMA
NIP. 19600630 198303 1 013
LEMBAR PERSETUJUAN MENTOR
RENCANA AKSI PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
KABUPATEN BINTAN
ANGKATAN VII - TAHUN 2022

Nama Peserta : Firman Setyawan, S.Pi


No. Absen : 017
Judul RAP : Implementasi Basis Data Membangun Daerah
Telah diperiksa dan disetujui untuk mengikuti Seminar Rancangan Aksi Perubahan
(RAP) pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator Kabupaten Bintan Angkatan VII
tahun 2022 yang dilaksanakan di Bintan, pada hari Kamis, tanggal 23 Juni tahun 2022.

Bintan, 20 Juni 2022


MENTOR

APRIZAL BAHAR, SE
Pembina Utama Muda / IV c
NIP.19640430 199603 1 003
DAFTAR ISI
RENCANA AKSI PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
KABUPATEN BINTAN
ANGKATAN VII - TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Manfaat

B. PROFIL KINERJA ORGANISASI


1. Tugas dan Fungsi Organisasi Perangkat Daerah
2. Struktur Organisasi Perangkat Daerah
3. Visi dan Misi Kepala Daerah
4. IKU/ IKS Perangkat Daerah
5. Peta Kinerja Perangkat Daerah

C. ANALISA MASALAH
1. Analisis Permasalahan Indikator Sasaran
2. Metode Analisis dan hasil Analisis

D. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH


1. Terobosan/ Inovasi
2. Tahapan kegiatan (Milestone)
3. Sumber Daya
4. Manajemen Resiko

DAFTAR PUSTAKA
RENCANA AKSI PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
KABUPATEN BINTAN
ANGKATAN VII - TAHUN 2022
“IMPLEMENTASI BASIS DATA MEMBANGUN DAERAH (BATA MERAH)
PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BINTAN”

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Data merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi (Arikunto, 2002). Menurut Williams dan Sawyer
(2007) data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang diolah menjadi
informasi sedangkan menurut Bernard (2012) data adalah fakta kasar mengenai
orang, tempat, kejadian dan sesuatu yang penting diorganisasikan. Berdasarkan
penjelasan diatas maka diapat disimpulkan bahwa data merupakan kumpulan
fakta ataupun angka yang dapat diolah dan diorganisasikan menjadi suatu
informasi yang mengandung arti dan berguna bagi pengguna.
Data diperlukan oleh suatu organisasi untuk pengukuran, pencatatan,
pengumpulan informasi bahkan sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Data sangat dibutuhkan karena memiliki informasi dan fakta-fakta
yang sangat penting untuk masa kini maupun di masa mendatang. Sedangkan
database atau basis data adalah kumpulan data yang terorganisir, yang umumnya
disimpan dan diakses secara elektronik dari suatu sistem komputer sehingga
membentuk informasi yang sangat berguna dan dapat digunakan sebagai
pengaturan, pengolahan serta penyajian akan data dan informasi yang
dibutuhkan.
Manajemen data adalah suatu kegiatan manajerial yang menggunakan
teknologi sistem informasi dalam menjalankan tugas mengelola data agar bisa
memenuhi keperluan informasi yang diperlukan oleh seluruh stakeholder.
Manajemen data akan memastikan seluruh data secara aktual, akurat, aman dan
juga tersedia untuk semua pihak yang memiliki kepentingan.
Kegiatan manajemen data merupakan langkah awal dalam mengumpulkan,
menyimpan dan juga menggunakan data secara aman, hemat biaya dan juga
lebih efisien. Basis data dan manajemen pengelolaan data saat ini menjadi
sesuatu yang penting diera digitalisasi khususnya dalam kepemerintahan,
ketersediaan data dan pengelolaan data oleh Perangkat Daerah menjadi kunci
akan keberhasilan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang
dilakukan oleh Perangkat Daerah tersebut.
Hal ini tidak terlepas pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan
yang merupakan unsur pelaksana otonomi daerah serta mempunyai tugas
membantu Bupati melaksanakan urusan otonomi daerah dan tugas pembantuan
di bidang lingkungan hidup. Sebagai pemangku kepentingan, Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Bintan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan serta menjamin
berkelanjutan lingkungan hidup yang baik dan sehat agar mampu memenuhi hak
asasi bagi setiap warga negara Indonesia. 
Pengelolaan data pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan saat ini
masih menggunakan metode konvensional dan bersifat offline sehingga
pengarsipan data/informasi memiliki dampak dan resiko yang tinggi berupa
hilang/rusak pada saat dibutuhkan. Penerapan suatu basis data digital menjadi
penting di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan karena basis data secara
digital akan mampu meminimalisir kendala-kendala dalam ketersediaan data
yang dibutuhkan oleh Pimpinan Perangkat Daerah bahkan Bupati disetiap saat
data atau informasi dibutuhkan, kapanpun diperlukan dan dimanapun data itu
dapat diakses.
Minimalisir atas kendala ketersediaan data ini harus mampu mengatasi
permasalahan yang sering terjadi atas kehilangan data yang diakibatkan adanya
rotasi, mutasi, meninggal dunia dan pensiun dari pejabat instansi pemegang data
serta kendala teknis lainnya seperti laptop atau komputer rusak bahkan hilang.
Untuk itu diperlukan suatu terobosan agar kemudahaan koordinasi antar bidang
terkait kebutuhan data ini dapat terealisasi sehingga proses pencarian data yang
cepat dan akurat tentunya akan sangat menghemat waktu dan membantu
organisasi dalam mengelola semua informasi.
Oleh karena itu, permasalahan manajemen data berbasis digital menjadi
urgensi bagi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan sehingga diperlukan
inovasi basis data berbasis digital berupa BATA MERAH (Basis Data
Membangun Daerah). BATA MERAH yang akan dikembangkan merupakan
suatu sistem informasi prototipe manajemen database terpadu secara digital akan
data dan informasi pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan yang
diharapkan mampu menghimpun data kinerja perangkat daerah, data
umum/kepegawaian, data keuangan, dan data teknis/strategis serta data bersifat
rahasia yang hanya dapat diakses oleh orang tertentu sesuai mandat dari Kepala
Perangkat Daerah.
Dalam jangka pendek prototipe ini akan menggunakan aplikasi Google
Drive Spreadsheet, dan dalam jangka panjang setelah aksi perubahan ini
dilaksanakan dapat terbangun suatu sistem database terpadu dalam genggaman
dan sistem database dashboard kinerja di bidang Lingkungan Hidup Kabupaten
Bintan. Secara filosofi BATA MERAH memiliki makna penting dalam
pembangunan yaitu bersiftat kokoh dan sebagai penunjang dalam pembangunan.
Demikian juga dengan basis data menjadi penting dalam pembangunan daerah
segala perencanaan pembangunan memerlukan data yang akurat dan uptodate
sehingga perbaikan ketersediaan data menjadi kunci utama dalam pembangunan
di bidang lingkungan hidup serta informasi yang dibutuhkan kapanpun dan
dimanapun oleh pimpinan dapat tersedia dalam waktu yang singkat.

2. Tujuan

Rancangan Aksi perubahan ini memiliki tujuan berupa implementasi Basis


Data Membangun Daerah (BATA MERAH) pada Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bintan yang dapat dijabarkan antara lain sebagai berikut :
a. Tujuan Jangka Pendek

Rancangan Aksi Perubahan ini dalam jangka pendek memiliki tujuan berupa
tersusunnya suatu pola data berserta dengan kumpulan data/informasi yang
diperlukan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang dirangkum dengan terbentuknya
sistem sederhana basis data dengan menggunaakan google drive dan
spreadsheet yang dapat diakses oleh Kepala Dinas kapanpun dan dimanapun
saat dibutuhkan.

b. Tujuan Jangka Menengah

Rancangan Aksi Perubahan ini memiliki tujuan jangka menengah berupa


Pengembangan Sistem Basis Data Berbasis Android terkait Basis Data
Membangun Daerah di Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan.

c. Tujuan Jangka Panjang

Rancangan Aksi Perubahan ini memiliki tujuan jangka panjang diantaranya :


1) Pengembangan sistem basis data berbasis web sebagai bentuk
transaparansi kinerja di Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan.
2) Penyusunan kebijakan tentang Basis Data Membangun Daerah (BATA
MERAH) sebagai Inovasi Perangkat Daerah yang dapat direplikasi oleh
Perangkat Daerah lainnya.
3) BATA MERAH di Bidang Lingkungan Hidup terintegrasi dengan Data
Statistik Sektoral yang ada pada Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Bintan
4) Pengembangan Sistem BATA MERAH untuk keseluruhan Perangkat
Daerah di Kabupaten Bintan

3. Manfaat
Rancangan Aksi Perubahan ini memiliki manfaat yang dapat dirasakan
baik secara internal bagi kemajuan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan
serta badiantaranya :

a. Manfaat Internal

1) BATA MERAH ini mampu Memberikan kemudahan penyediaan data dan


informasi sehingga efektifitas dan efisiensi penyediaan data dapat
terlaksana secara cepat dan akurat saat dibutuhkan oleh pimpinan
kapanpun dan dimanapun.

b. Manfaat Eksternal

1) Basis Data Membangun Daerah (Bata Merah) yang dikembangkan mampu


menjadi representative data sectoral di Bidang Lingkungan Hidup yang
dibutuhkan oleh Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kabupaten Bintan serta Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Bintan serta seluruh Perangkat Daerah yang memerlukan data/informasi
dimaksud.
2) Dalam jangka panjang BATA MERAH ini mampu menjadi tolak ukur
keberhasilan transparansi penyelenggaraan Pemerintahan di Bidang
Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan.
B. PROFIL KINERJA ORGANISASI

1. Tugas dan Fungsi Organisasi Perangkat Daerah

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan dibentuk berdasarkan


Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 7 tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bintan Nomor 3 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah serta memiliki ugas dan fungsi berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten
Bintan Nomor 58 Tahun 2018 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Daerah.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan merupakan salah satu
perangkat daerah di Kabupaten Bintan yang miliki tugas untuk membantu bupati
dalam melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan tugas-
tugas pembantuan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah. Selain itu juga
melaksanakan kebijakan teknis perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam menunjang pelaksanaan tugas diatas Dinas Lingkungan hidup memiliki
fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan di bidang lingkungan hidup;
b. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas;
c. Penyelenggaraan tata lingkungan;
d. Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3);
e. Penyelenggaraan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup;
f. Penyelenggaraan, penaatan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup;
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Bupati dengan penetapan keputusan
ataupun surat penugasan sesuai bidang tugas dan fungsinya.
Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas Lingkungan
Hidup dibantu beberapa perangkat atau pejabat struktural dan fungsional
diantaranya :
a. Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan
Sekretaris mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan program, keuangan, umum dan kepegawaian,
hukum, hubungan masyarakat dan organisasi serta pengoordinasian
perencanaan dan pelaporan bidang di lingkungan Dinas. Dalam
melaksanakan tugas, Sekretaris mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Pelaksanaan penyusunan rencana program, pembinaan organisasi dan
tatalaksana;
2) Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi umum dan
kepegawaian, perencanaan dan keuangan serta barang milik daerah;
3) Pembinaan, pemberian dukungan dan pengawasan administrasi umum
dan kepegawaian, perencanaan dan keuangan, kerumahtanggaan,
kearsipan, kehumasan /keprotokolan serta barang milik daerah pada
Dinas serta UPTD;
4) Pengoordinasian dan pengumpulan data penyusunan rencana program
dan anggaran;
5) Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan anggaran dan
pertanggungjawaban keuangan;
6) Penyusunan, pelaksanaan, pengorganisasian dan evaluasi Standar
Operasional Prosedur (SOP);
7) Pengoordinasian penyusunan peraturan perundangundangan;
8) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan, keputusan ataupun
surat penugasan sesuai bidang tugas dan fungsinya.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi diatas, Sekretaris di bantu antara lain :
1) Kepala Sub Bagian Penyusunan Program yang mempunyai tugas :
a) Menyusun rencana strategis dan rencana kerja tahunan Dinas;
b) Menyiapkan bahan koordinasi dan penyusunan rencana strategis;
c) Menyiapakan bahan penyusunan laporan;
d) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data;
e) Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan program dan
kegiatan di lingkup Dinas.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan dengan
penetapan keputusan atau surat penugasan sesuai bidang tugasnya.
2) Kepala Sub Bagian Keuangan memiliki tugas Sebagai berikut :
a) Melaksanakan penyusunan bahan perencanaan dan kebijakan
teknis, keuangan dan aset;
b) Melaksanakan penatausahaan keuangan dinas;
c) Melaksanakan pengelolaan aset daerah yang menjadi tanggung
jawab dinas:
d) menyusun pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan;
e) melaksanakan tugas lain yang diberikan Pimpinan dengan
penetapan keputusan ataupun surat penugasan sesuai bidang
tugasnya
3) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki tugas sebagai
berikut :
a) Melaksanakan penyusunan bahan perencanaan dan kebijakan teknis
lingkup Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b) melaksanakan penyusunan bahan rencana kebutuhan sarana dan
prasarana kantor;
c) melaksanakan pengelolaan urusan rumah tangga, pemeliharaan
sarana dan prasarana kantor, penggandaan dan keamanan dalam;
d) melaksanakan penyusunan bahan koordinasi naskah produk
hukum;
e) melaksanakan pengelolaan penyimpanan aset daerah;
f) melaksanakan pengelolaan ketatausahaan arsip, penataan
dokumen,surat menyurat dinas
g) melaksanakan penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan
pengaduan, pelayanan serta pengamanan informasi publik;
h) melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian di lingkup
Dinas.
i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan dengan
Keputusan ataupun surat penugasan sesuai bidang tugasnya.
b. Kepala Bidang Tata Lingkungan
Kepala Bidang Tata Lingkungan mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis bidang penataan, penerapan, pelaksanaan
dan evaluasi perencanaan perindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Tata Lingkungan memiliki fungsi
sebagai berikut :
1) Penyelenggaraan inventarisasi data dan informasi sumber daya alam;
2) Penyusunan dokumen Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan hidup;
3) pengoordinasian dan sinkronisasi pemuatan Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan hidup dalam RPJP dan RPJM;
4) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan hidup
5) Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
6) Pengoordinasian penyusunan tata ruang yang berbasis daya dukung dan
daya tampung lingkungan;
7) Penyusunan instrumen ekonomi lingkungan hidup (PDB dan PDRB
hijau, mekanisme insentif disinsentif pendanaan lingkungan hidup);
8) Pelaksanaan Sinkronisasi RLPLH Nasional, Pulau / Kepulauan dan
Ekoregion;
9) Penyusunan NSDA dan LH;
10) Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah;
11) Penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup;
12) Sosialisasi kepada pemangku kepentingan tentang RPPLH;
13) Penyusunan dan Pengesahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
14) Pelaksanaan Fasilitasi keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan
KLHS;
15) Pelaksanaan Fasilitasi pembinaan penyelenggaraan KLHS;
16) Pemantauan dan evaluasi KLHS;
17) Pengoordinasian penyusunan instrumen pencegahan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup (Amdal, UKL-UPL, izin
lingkungan, Audit LH, Analisis resiko LH);
18) Penilaian terhadap dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL/UPL);
19) Penyusunan tim kajian dokumen lingkungan hidup yang transparan
(komisi penilai, tim pakar dan konsultan);
20) Pelaksanaan proses izin lingkungan;
21) Pelaksanaan perlindungan sumber daya alam;
22) Pelaksanaan perlindungan dan pengawetan sumber daya alam;
23) Pelaksanaan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam;
24) Pelaksanaan pencadangan sumber daya alam;
25) Pelaksanaan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;
26) Pelaksanaan inventarisasi GRK dan penyusunan profil emisi GRK;
27) Perencanaan konservasi keanekaragaman hayati;
28) Penetapan kebijakan dan pelaksanaan konservasi, pemanfaatan
berkelanjutan, dan pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati;
29) Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan konservasi keaneka ragaman
hayati;
30) Penyelesaian konflik dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati; dan
31) Pengembangan sistem informasi dan pengelolaan database
keanekaragaman hayati;
32) pelaksanakan fungsi lain yang diberikan pimpinan dengan penetapan
keputusan ataupun surat penugasan sesuai bidang tugas dan fungsinya.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, Kepala Bidang Tata
Lingkungan dibantu antara lain :
1) Kepala Seksi inventarisasi, rencana pelindungan pengelolaan
lingkungan hidup dan kajian lingkungan hidup strategis yang
mempunyai tugas :
a) Menginventarisasi data dan informasi sumberdaya alam;
b) Menyusun dokumen RPPLH;
c) Mengoordinasi dan sinkronisasi pemuatan RPPLH dalam RPJP
dan RPJM;
d) Memantau dan evaluasi pelaksanaan RPPLH;
e) Melaksanakan Penentuan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup;
f) Mengoordinasi penyusunan tata ruang yang berbasis daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup
g) Menyusun instrumen ekonomi lingkungan hidup (PDB & PDRB
hijau, mekanisme insentif disinsentif, pendanaan lingkungan
hidup);
h) Melaksanakan Sinkronisasi RLPLH Nasional, Pulau/Kepulauan
dan Ekoregion;
i) Menyusun NSDA dan LH;
j) Menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah;
k) Menyusun Indeks Kualitas Lingkungan Hidup;
l) Melaksanakan Sosialisasi kepada pemangku kepentingan tentang
RPPLH;
m) Menyusun dan mengesahkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
n) Memfasilitasi keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan KLHS;
o) Memfasilitasi pembinaan penyelenggaraan KLHS;
p) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi KLHS;
q) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan dengan
penetapan keputusan atau surat penugasan sesuai bidang tugasnya
2) Kepala Seksi Kajian Dampak Lingkungan yang mempunyai tugas :
a) Mengoordinasi penyusunan instrumen pencegahan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup (Amdal, UKL-UPL, izin
lingkungan, Audit LH, Analisis resiko LH);
b) Melakukan Penilaian terhadap dokumen lingkungan (AMDAL
dan UKL/UPL);
c) Menyusun tim kajian dokumen lingkungan hidup yang transparan
(komisi penilai, tim pakar dan konsultan);
d) Melaksanaan proses izin lingkungan.
e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan dengan
penetapan keputusan atau surat penugasan sesuai bidang
tugasnya.
3) Kepala Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup yang mempunyai
tugas sebagai berikut :
a) Melaksanakan perlindungan sumber daya alam;
b) Melaksanakan pengawetan sumber daya alam;
c) Melaksanakan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam;
d) Melaksanakan pencadangan sumber daya alam;
e) Melaksanakan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;
f) Melaksanakan inventarisasi GRK dan penyusunan profil emisi
GRK;
g) Melaksanakan Perencanaan konservasi keanekaragaman hayati;
h) Menetapkan kebijakan dan pelaksanaan konservasi, pemanfaatan
berkelanjutan, dan pengendalian kerusakan keanekaragaman
hayati;
i) Melaksanakan Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan
konservasi keanekaragaman hayati;
j) Menyelesaikan konflik dalam pemanfaatan keanekaragaman
hayati;
k) Mengembangkan sistem informasi dan pengelolaan database
keanekaragaman hayati.
l) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan dengan
penetapan keputusan atau surat penugasan sesuai bidang tugasnya

c. Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya


dan Beracun (B3)
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis dalam
pengurangan, penanganan sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3). Dalam melaksanakan tugas Kepala Bidang Pengelolaan
Sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mempunyai fungsi :
1) Penyusunan informasi pengelolaan sampah tingkat daerah;
2) Penetapan target pengurangan sampah dan prioritasjenis sampah
untuk setiap kurun waktu tertentu;
3) Perumusan kebijakan pengurangan sampah;
4) Pembinaan pembatasan timbunan sampah kepada
produsen/industri;
5) Pembinaan penggunaan bahan baku produksi dan kemasan
yang mampu diurai oleh proses alam;
6) Pembinaan pendaur ulangan sampah;
7) Penyediaan fasilitas pendaur ulangan sampah;
8) Pembinaan pemanfaatan kembali sampah dari
produkdan kemasan produk;
9) Perumusan kebijakan penanganan sampah di daerah;
10) Koordinasi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan
danpemrosesan akhir sampah;
11) Penyediaan sarpras penanganan sampah;
12) Pemungutan retribusi atas jasa layanan pengelolaan sampah;
13) Penetapan lokasi tempat TPS, TPST dan TPA sampah;
14) Pengawasan terhadap tempat pemrosesan akhir dengan sistem
pembuangan open dumping;
15) Penyusunan dan pelaksanaan sistem tanggap darurat pengelolaan
sampah;
16) Pemberian kompensasi dampak negative kegiatan pemrosesan akhir
sampah;
17) Pelaksanaan kerjasama dengan kabupaten/kota lain dan kemitraan
dengan badan usaha pengelola sampah dalam menyelenggarakan
pengelolaan sampah;
18) Pengembangan investasi dalam usaha pengelolaan sampah;
19) Penyusunan kebijakan perizinan pengolahan sampah, pengangkutan
sampah dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh
swasta;
20) Pelaksanaan perizinan pengolahan sampah,
pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampahyang
diselenggarakan oleh swasta;
21) Perumusan kebijakan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan
sampah yang dilaksanakan olehpihak lain (badan usaha);
22) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah
yang dilaksanakan oleh pihak lain(badan usaha);
23) Perumusan penyusunan kebijakan perizinan penyimpanan sementara
limbah B3 (pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan)
dalam satu daerah;
24) Pelaksanaan perizinan penyimpanan sementara limbahB3 dalam satu
daerah;
25) Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan penyimpanan
sementara limbah B3 dalam satu daerah;
26) Penyusunan kebijakan perizinan pengumpulan dan pengangkutan
limbah B3 (pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan)
dalam satu daerah;
27) Pelaksanaan perizinan bagi pengumpul limbah B3;
28) Pelaksanaan perizinan pengangkutan Limbah B3 menggunakan alat
angkut roda 3 (tiga) dilakukan dalam satu daerah;
29) Pelaksanaan perizinan Penimbunan Limbah B3 dilakukan dalam satu
daerah;
30) Pelaksanaan perizinan penguburan limbah B3 medis;
31) Pemantauan dan pengawasan terhadap pengolahan, pemanfaatan,
pengangkutan dan penimbunan limbah B3.
32) Pelaksanakan fungsi lain yang diberikan pimpinan dengan penetapan
keputusan ataupun surat penugasan sesuai bidang tugas dan
fungsinya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi diatas, Kepala Bidang Pengelolaan
Sampah dan Limbah B3 dibantu antara lain oleh :
1) Kepala Seksi Pengurangan Sampah mempunyai tugas sebagai
berikut:
a) menyusun informasi pengelolaan sampah tingkat daerah;
b) menetapkan target pengurangan sampah dan prioritas
jenis sampah untuk setiap kurun waktu tertentu;
c) merumuskan kebijakan pengurangan sampah;
d) melaksanakan Pembinaan pembatasan timbunan sampah
kepada produsen/industri;
e) melaksanakan pembinaan penggunaan bahan baku
produksi dan kemasan yang mampu diurai oleh
prosesalam;
f) melaksanakan Pembinaan pendaur ulangan sampah
g) melaksanakan Penyediaan fasilitas pendaur ulangan
sampah;
h) melaksanakan Pembinaan pemanfaatan kembali sampah
dari produk dan kemasan produk.
i) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan
dengan penetapan keputusan atau surat penugasan
sesuai bidang tugasnya.
2) Kepala Seksi Penanganan Sampah mempunyai tugas sebagai
berikut :
a. Menyiapkan bahan Perumusan kebijakan penanganan
sampah di daerah;
b. Mengoordinasikan pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan dan pemrosesan akhir sampah;
c. Menyediakan sarpras penanganan sampah;

b) Melaksanakan Pemungutan retribusi atas jasa layanan


pengelolaan sampah;
c) Melaksanakan Penetapan lokasi tempat TPS, TPST dan
TPA sampah;
d) Melakukan pengawasan terhadap tempat pemrosesan
akhir dengan sistem pembuangan open dumping;
e) Penyusunan dan pelaksanaan sistem tanggap darurat
pengelolaan sampah;
f) Melaksanakan pemberian kompensasi dampak negatif
kegiatan pemrosesan akhir sampah;
g) Melaksanakan kerjasama dengan kabupaten lain dan
kemitraan dengan badan usaha pengelola sampah dalam
menyelenggarakan pengelolaan sampah;
h) Mengembangkan investasi dalam usaha pengelolaan
sampah;
i) Menyusun kebijakan perijinan pengolahan sampah,
pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah
yang diselenggarakan oleh swasta;
j) Melaksanakan perijinan pengolahan sampah pengangkutan
sampah dan pemrosesan akhir sampah yang
diselenggarakan oleh swasta;
k) Melakukan Perumusan kebijakan pembinaan dan
pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang
dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha);
l) melaksanakan pembinaan dan pengawasan kinerja
pengelolaan sampah yang dilaksanakan olehpihak lain
(badan usaha);
m) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan
dengan penetapan keputusan atau surat penugasan
sesuai bidang tugasnya.
3) Kepala Seksi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Menyiapkan bahan Perumusan penyusunan kebijakan
perizinan penyimpanan sementara limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) (pengajuan, perpanjangan,
perubahan dan pencabutan) dalam satu daerah;
b.melaksanakan perizinan penyimpanan sementara
limbah
b) Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dalam satu daerah;
c) Melaksanakan pemantauan dan pengawasan penyimpanan
sementara limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
dalam satu daerah;
d) Menyusun kebijakan perizinan pengumpulan dan
pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
(pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan)
dalam wilayah Kabupaten Bintan;
e) Melaksanakan proses perizinan bagi pengumpul limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
f) Melaksanakan proses perizinan pengangkutan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menggunakan alat
angkut roda 3 (tiga) dilakukan dalam satu daerah;
g) Melaksanakan pelayanan perizinan penimbunan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dilakukan dalam satu
daerah;
h) Melaksanakan perijinan penguburan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) medis;
i) Pemantauan dan pengawasan terhadap pengolahan,
pemanfaatan, pengangkutan dan penimbunan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
j) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan
dengan penetapan keputusan atau surat penugasan sesuai
bidang tugasnya.

d. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup


Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis dalam lingkup bidang
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup;
dalam melaksanakan tugas Kepala Bidang Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1) Pelaksanaan pemantauan kualitas air;
2) Pelaksanaan pemantauan kualitas udara;
3) Pelaksanaan pemantauan kualitas tanah;
4) Pelaksanaan pemantauan kualitas pesisir dan laut;
5) Penentuan baku mutu lingkungan;
6) Penyiapan sarpras pemantauan lingkungan (laboratorium
Lingkungan);
7) Pelaksanaan pemantauan sumber pencemar institusi dannon
institusi;
8) Pelaksanaan penanggulangan pencemaran (pemberian
informasi, pengisolasian serta penghentian) sumber
pencemar institusi dan non institusi;
9) Pelaksanaan pemulihan pencemaran (pembersihan,
remidiasi, rehabilitasi dan restorasi) sumber
pencemarinstitusi dan non institusi;
10) Penentuan baku mutu sumber pencemar;
11) Pengembangan sistem informasi kondisi, potensi dampakdan
pemberian peringatan akan pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup kepada masyarakat;
12) Penyusunan kebijakan pembinaan terhadap sumber pencemar
institusi dan non institusi;
13) Pelaksanaan pembinaan terhadap sumber pencemar institusi
dan non institusi;
14) Pelaksanaan pembinaan tindaklanjut rekomendasi hasil
evaluasi sumber pencemar institusi dan non institusi;
15) Penentuan kriteria baku kerusakan lingkungan;
16) Pelaksanaan pemantauan kerusakan lingkungan;
17) Pelaksanaan penanggulangan (pemberian informasi,
pengisolasian serta penghentian) kerusakan lingkungan;
18) Pelaksanaan pemulihan (pembersihan, remediasi, rehabilitasi
dan restorasi) kerusakan lingkungan.
19) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan dengan
penetapan keputusan ataupun surat penugasan sesuai bidang
tugas dan fungsinya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi diatas, Kepala Bidang
Pengendalian dan
1) Kepala Seksi Pemantauan Lingkungan mempunyai tugas
sebagai berikut :
a) melaksanakan pemantauan kualitas air;
b) melaksanakan pemantauan kualitas udara;
c) melaksanakan pemantauan kualitas tanah;
d) melaksanakan pemantauan kualitas pesisir dan laut;
e) Penentuan baku mutu lingkungan;
f) Penyiapan sarpras pemantauan lingkungan (laboratorium
lingkungan).
g) melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan dengan
penetapan keputusan ataupun surat penugasan sesuai
bidang tugasnysa.
2) Kepala Seksi Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas
sebagai berikut:
a) melaksanakan pemantauan sumber pencemar institusi
dan non institusi;
b) melaksanakan penanggulangan pencemaran (pemberian
informasi, pengisolasian serta penghentian) sumber
pencemar institusi dan non institusi;

c) melaksanakan pemulihan pencemaran (pembersihan,


remidiasi, rehabilitasi dan restorasi) sumber pencemar
institusi dan non institusi;
d) melaksanakan Penentuan baku mutu sumber pencemar;
e) mengembangkan sistem informasi kondisi, potensi
dampak dan pemberian peringatan akan pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat:
f) menyusun kebijakan pembinaan terhadap sumber
pencemar institusi dan non institusi;
g) melaksanakan pembinaan sumber pencemar institusi dan
non institusi;
h) melaksanakan pembinaan tindaklanjut rekomendasi hasil
i) evaluasi sumber pencemar institusi dan non institusi.
j) melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan dengan
penetapan keputusan ataupun surat penugasan sesuai
bidang tugasnya
3) Kepala Seksi Kerusakan Lingkungan mempunyai tugas
sebagai berikut:
a) melaksanakan Penentuan kriteria baku kerusakan
lingkungan;
b) melaksanakan pemantauan kerusakan lingkungan;
c) melaksanakan penanggulangan (pemberian informasi,
pengisolasian serta penghentian) kerusakan lingkungan;
d) melaksanakan pemulihan (pembersihan, remediasi,
rehabilitasi dan restorasi) kerusakan Lingkungan.
e) melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan
dengan penetapan keputusan ataupun surat penugasan
sesuai bidang tugasnya.

e. Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan


Hidup
Kepala Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas
Lingkungan Hidup mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dalam koordinasi, pengawasan, Penaatan
dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan; dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang
Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Penyusunan kebijakan tentang tata cara pelayan
pengaduan dan penyelesaian pengaduan masyarakat;
2) Fasilitasi penerimaan pengaduan atas usaha atau kegiatan
yang tidak sesuai dengan izin Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
3) Pelaksanaan penelaahan dan verifikasi atas pengaduan;
4) Penyusunan rekomendasi tindaklanjut hasil verifikasi
pengaduan;
5) Pelaksanaan bimbingan teknis, monitoring dan pelaporan
atas hasil tindak lanjut pengaduan;
6) Penyelesaian sengketa lingkungan baik di luar pengadilan
maupun melalui pengadilan;
7) Sosialisasi tata cara pengaduan;
8) Pengembangan sistem informasi penerimaan pengaduan
masyarakat atas usaha atau kegiatan yang tidak sesuai
dengan izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
9) Penyusunan kebijakan pengawasan terhadap usaha danatau
kegiatan yang memiliki izin lingkungan dan izin
perlindungan dan pengelolaan lingkungan;
10) Pelaksanaan pengawasan terhadap penerima izin
lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan;
11) Pelaksanaan pengawasan tindaklanjut rekomendasi
hasilevaluasi penerima izin lingkungan dan izin perlindungan
dan pengelolaan lingkungan;
12) Pembinaan dan pengawasan terhadap Petugas
PengawasLingkungan Hidup Daerah;
13) Pembentukan tim koordinasi dan monitoring penegakan
hukum lingkungan;
14) Pelaksanaan penegakan hukum atas pelanggara Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksanaan
penyidikan perkara pelanggaran lingkungan hidup;
15) Penanganan barang bukti dan penanganan hukum pidana
secara terpadu;
16) Penyusunan kebijakan pengakuan keberadaan masyarakat
hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan
hak kearifan lokal atau
17) pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
18) Identifikasi, verifikasi dan validasi serta penetapan
pengakuan keberadanaan keberadaan masyarakat hukum
adat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA
terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
19) Penetapan tanah ulayat yang merupakan keberadaan MHA,
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan
lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait
dengan perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
20) Pelaksanaan komunikasi dialogis dengan MHA;
21) Pembentukan panitia pengakuan masyarakat hukum adat;
22) Penyusunan data dan informasi profil MHA, kearifan lokal
atau pengetahuan tradisional terkait Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
23) Penyusunan kebijakan peningkatan kapasitas MHA,
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;
24) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pengembangan
dan pendampingan terhadap MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional terkait PPLH;
25) Pelaksanaan fasilitasi kerjasama dan pemberdayaan MHA,
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;
26) Penyiapan model peningkatan kapasitas dan peningkatan
kerjasama MHA, kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional terkait PPLH;
27) Penyiapan sarpras peningkatan kapasitas dan peningkatan
kerjasama MHA, kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional terkait PPLH;
28) Pengembangan materi diklat dan penyuluhan LH; cc.
Pengembangan metode diklat dan penyuluhan LH; dd.
Pelaksanaan diklat dan penyuluhan LH;
29) Peningkatan kapasitas instruktur dan penyuluh LH; ff.
Pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat peduli
LH;
30) Pelaksanaan identifikasi kebutuhan diklat dan penyuluhan;
31) Penyiapan sarpras diklat dan penyuluhan LH;
32) Pengembangan jenis penghargaan LH;
33) Penyusunan kebijakan tata cara pemberian penghargaan LH;
34) Pelaksanaan penilaian dan pemberian penghargaan
35) Pembentukan tim penilai penghargaan yang kompeten;
36) Dukungan program pemberian penghargaan tingkat provinsi
dan nasional.
37) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Pimpinan
dengan penetapan keputusan atau surat penugasan sesuai
bidang tugas dan fungsinya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi diatas, Kepala Bidang Penataan dan
Penngkatan Kapasitas Lingkungan Hidup dibantu antar lain oleh :
1) Kepala Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa
Lingkungan mempunyai tugas sebagai berikut:
a) menyusun kebijakan tentang tata cara pelayanan
pengaduan dan penyelesaian pengaduan masyarakat;
b) memfasilitasi penerimaan pengaduan atas usaha atau
kegiatan yang tidak sesuai dengan ijin Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c) melaksanakan penelaahan dan verifikasi atas
pengaduan;
d) menyusun rekomendasi tindaklanjut hasil verifikasi
pengaduan;
e) melaksanakan bimbingan teknis, monitoring dan
pelaporan atas hasil tindak lanjut pengaduan;
f) melaksanakan penyelesaian sengketa lingkungan baik di
luar pengadilan maupun melalui pengadilan;
g) melaksanakan Sosialisasi tata cara pengaduan;
h) mengembangkan sistem informasi penerimaan
pengaduan masyarakat atas usaha atau kegiatan yang
tidak sesuai dengan ijin Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
i) melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan
dengan penetapan keputusan ataupun surat penugasan
sesuai bidang tugasnya.
2) Kepala Seksi Penegakan Hukum mempunyai tugas sebagai
berikut:
a) menyusun kebijakan pengawasan terhadap usaha dan
atau kegiatan yang memiliki izin lingkungan dan izin
perlindungan dan pengelolaan lingkungan;
b) melaksanakan pengawasan terhadap penerima izin
lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan;
c) melaksanakan pengawasan tindak lanjut rekomendasi
hasil evaluasi penerima izin lingkungan dan izin
perlindungan dan pengelolaan lingkungan;
d) melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
Petugas Pengawas Lingkungan Hidup Daerah;
e) membentuk tim koordinasi dan monitoring penegakan
hukum;
f) melaksanakan penegakan hukum atas pelanggaran
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
g) melaksanakan penyidikan perkara pelanggaran
lingkungan hidup;
h) melaksanakan Penanganan barang bukti dan penanganan
hukum pidana secara terpadu.
i) melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan
dengan penetapan keputusan ataupun surat penugasan
sesuai bidang tugasnya.
3) Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Melaksanakan Penyusunan kebijakan pengakuan keberadaan
masyarakat hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional dan hak MHA terkait dengan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
b) Melaksanakan Identifikasi, verifikasi dan validasi serta
penetapan pengakuan keberadanaan keberadaan masyarakat
hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan
hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak
MHA terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
c) Menetapkan tanah ulayat yang merupakan keberadaan MHA,
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan
lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait
dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
d) Melakukan komunikasi dialogis dengan MHA;
e) Membentuk panitia pengakuan masyarakat hukum adat;
f) Menyusun data dan informasi profil MHA, kearifan lokal
atau pengetahuan tradisional terkaitPerlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
g) Menyusun kebijakan peningkatan kapasitas MHA, kearifan
lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;
h) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, pengembangan
dan pendampingan terhadap MHA, kearifan local atau
pengetahuan tradisional terkait PPLH;
i) Melaksanakan fasilitasi kerjasama dan pemberdayaan MHA,
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;
j) Menyiapkan model peningkatan kapasitas dan peningkatan
kerjasama MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional
terkait PPLH;
k) Menyiapkan sarpras peningkatan kapasitas dan
peningkatan kerjasama MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional terkait PPLH;
l) Mengembangkan materi diklat dan penyuluhan LH;
m) Mengembangkan metode diklat dan penyuluhan LH;
n) Melaksanakan diklat dan penyuluhan LH;
o) Meningkatkan kapasitas instruktur dan penyuluh LH;
p) Mengembangkan kelembagaan kelompok masyarakat peduli
Lingkungan Hidup;
q) Melaksanakan identifikasi kebutuhan diklat dan
penyuluhan;
r) Menyiapkan sarpras diklat dan penyuluhan LH;
s) Mengembangkan jenis penghargaan LH;
t) Menyusun kebijakan tata cara pemberian penghargaan LH;
u) Melaksanakan penilaian dan pemberian penghargaan;
v) Membentuk tim penilai penghargaan yang kompeten;
w) memberikan Dukungan program pemberian penghargaan
tingkat provinsi dan nasional.
x) melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan dengan
penetapan keputusan ataupun surat penugasan sesuai bidang
tugasnya.
f. Unit Pelaksanan Teknis Dinas.
g. Kelompok Jabatan Fungsional
2. Struktur Organisasi Perangkat Daerah

Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan saat ini


masih mengacu pada Peraturan Bupati Kabupaten Bintan Nomor 58 Tahun 2018
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Dinas Daerah. Adapun struktur dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, yang membawahi :
1. Sub bagian Penyusunan Program;
2. Sub bagian Keuangan;
3. Sub bagian Umum dan Kepegawaian.
c. Bidang Tata Lingkungan, yang membawahi :
1. Seksi Inventarisasi, Rencana Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
2. Seksi Kajian Dampak Lingkungan;
3. Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup
d. Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3), yang membawahi :
1. Seksi Pengurangan Sampah;
2. Seksi Penanganan Sampah; dan
3. Seksi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
e. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, yang
membawahi :
1. Seksi Pemantauan Lingkungan Hidup;
2. Seksi Pencemaran Lingkungan; dan
3. Seksi Kerusakan Lingkungan.
f. Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup yang
membawahi :
1. Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa;
2. Seksi Penegakan Hukum; dan
3. Seksi Peningkatan Kapasitas.
g. Unit Pelaksanan Teknis Dinas.
h. Kelompok Jabatan Fungsional
KEPALA DINAS

SEKRETARIS

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL SUB BAGIAN
SUB BAGIAN SUB BAGIAN
PENYUSUNAN
UMUM KEUANGAN
PROGRAM

BIDANG PENGENDALIAN BIDANG PENAATAN &


BIDANG TATA BIDANG PENGELOLAAN PENCEMARAN & PENINGKATAN
LINGKUNGAN SAMPAH & LIMBAH B3 KERUSAKAN KAPASITAS
LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP

Seksi Inventarisasi,
Seksi
Rencana Seksi Seksi
Seksi Kajian Seksi Seksi Limbah Bahan Seksi Seksi Pengaduan Seksi
Perlindungan Pemeliharaan Pemantauan Seksi Pencemaran Seksi Penegakan
Dampak Pengurangan Berbahaya dan Penanganan Kerusakan dan Peningkatan
Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hukum
Lingkungan Sampah Beracun (B3). Sampah Lingkungan Penyelesaian Kapasitas
Lingkungan Hidup Hidup Hidup
Sengketa
dan KLHS

UPTD

Pada saat ini beberapa jabatan struktural pengawas (Eselon IV) telah
dilakukan penyederhanaan organisasi birokrasi menjadi pejabat fungsional.
Adapun jabatan struktural pengawas yang dilakukan penyederhanaan birokrasi
menjadi jabatan fungsional adalah:
1. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program menjadi Jabatan Fungsional
Perencana Muda;
2. Kepala Seksi Inventarisasi, RPPLH & KLHS, Kasie Kajian Dampak
Lingkungan, Kepala Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup, Kepala Seksi
Pengurangan Sampah, Kepala Seksi Penanganan Sampah, Kepala Seksi
Pemantauan Lingkungan, Kepala Seksi Kerusakan Lingkungan menjadi
Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Muda;
3. Kepala Seksi Limbah B3, Kepala Seksi Pengaduan & Penyelesaian Sengketa
Lingkungan, Kepala Seksi Penegakan Hukum menjadi Jabatan Fungsional
Pengawas Lingkungan Hidup Muda;
4. Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas menjadi Jabatan Fungsional Penyuluh
Lingkungan Hidup Muda.
3. Visi dan Misi Kepala Daerah

a. Visi Kabupaten Bintan


Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang
ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang. Visi juga harus menjawab
permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang harus
diselesaikan dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah
pembangunan jangka panjang daerah. Kabupaten Bintan yang lebih sejahtera
adalah cita-cita dan harapan bersama dengan tekad melakukan sejumlah
perubahan-perubahan mendasar untuk mempersiapkan pondasi yang kuat bagi
pembangunan Kabupaten Bintan guna menyongsong terwujudnya Kabupaten
Bintan Rumah Kita. Dengan mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan
pembangunan, tantangan yang dihadapi serta isu-isu strategis, dirumuskan visi,
misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah maka Visi
Kabupaten Bintan yaitu :
“Bintan Rumah Kita Yang Berkeadilan Berdaya Saing dan Inovatif Menuju
Masyarakat Yang Sejahtera”.

b. Misi Kabupaten Bintan


Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan tersebut dan Sesuai
dengan tugas dan fungsinya, Dinas Lingkungan Hidup mendukung pencapaian
misi ke-4 yaitu : Mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan
infrastruktur berrbasis lingkungan dan tata ruang. Adapun tujuan yang
terkait dengan pelayanan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan adalah:
Meningkatkan Kualitas Infrastuktur Disemua Wilayah Berbasis
Lingkungan Hidup dan Tata Ruang dengan sasaran: Meningkatnya
kualitas lingkungan hidup.
4. IKU/ IKS Perangkat Daerah
Dalam rangka mencapai visi dan misi Kabupaten Bintan, Dinas Lingkungan
Hidup Melaksanakan misi ke-4 yaitu: Mempercepat pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan dan tata ruang.
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya maka visi dan misi tersebut harus
dijabarkan kedalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa penetapan
tujuan dan sasaran dalam suatu organisasi.

Tabel 1 IKU Dinas Lingkungan Hidup


Indikator 2020 2022
Sasaran Pen
No Kinerja Sumber Data Rumus
Renstra j
Utama Target Realisasi Target
1 Meningkatny Indeks Hasil IKLH = (0.376 x IKA) + (0.405 x 50  67,17 57.14
a Kualitas kualitas Pengukuran IKU) + (0.219 x IKTL)
Air, udara dan lingkungan Indeks
tanah hidup Kualitas Air,
Udara dan
Lahan
2 Meningkatny Nilai Perencanaan, 78.90 79.10 79.20
a SAKIP Penganggara
akuntabilitas perangkat n dan
dan kapasitas daerah Evaluasi K
kinerja Kinerja D
perangkat Perangkat
daerah Daerah
5. Peta Kinerja Perangkat Daerah
a. Peta Kinerja
Meningkatnya akuntabilitas dan kapasitas
Sasaran kinerja perangkat daerah
Nilai SAKIP
Indikator perangkat daerah 79.20

Meningkatnya akuntabilitas dan kapasitas


Sasaran kinerja perangkat daerah
Indikator Persentase 100% Sekretaris
Kepala OPDOPD
Pemenuhan Urusan
Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota

Meningkatnya Perencanaan,
Sasaran Penggangaran dan Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Jumlah Dokumen 7 Dokumen
Perencanaan dan
Indikator Laporan Evaluasi
Kinerja Perangkat
Daerah

Meningkatnya Administrasi Keuangan JF Perencana Muda


Sasaran Perangkat Daerah
Terlaksananya 3 Dokumen
Penyusunan
Indikator Laporan
Keuangaan

Sasaran Sub Keuangan


3 Orang
Terlaksananya
Indikator Pendidikan dan
Pelatihan

Sub Bagian umum


dan kepegawaian
Tabel 2 Peta Kinerja bagi OPD yang mengalami Penyetaraan jabatan

No Jenjang Nama Jabatan Sasaran Renstra Indikator Kinerja Utama Target


1 JPT Kepala Dinas Lingkungan Meningkatnya akuntabilitas dan Nilai SAKIP perangkat daerah 79.2
Hidup Kabupaten Bintan kapasitas kinerja perangkat daerah
2 Administrator Sekretaris Nilai SAKIP perangkat daerah Persentase Pemenuhan Urusan 100%
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
3 Fungsional JF perencana muda Persentase Pemenuhan Urusan Dukungan Perencanaan, 7 Dokumen
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Penganggaran dan Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
4 Pengawas Kasubag Keuangan Meningkatnya administrasi Dukungan Terhadap Kelancaran 3 Dokumen
keuangan perangkat daerah Administrasi Keuangan Perangkat
Daerah
Administrasi Barang Milik Daerah Dukungan Terhadap Kelancaran 1 Dokumen
Pada Perangkat Daerah Administrasi Barang Milik Daerah
Pada Perangkat Daerah
5 Pengawas Kasubag umum dan Administrasi Umum Perangkat Dukungan Terhadap Kelancaran 5 Paket
kepegawaian Daerah Administrasi Umum Perangkat
Daerah
Pengadaan Barang Milik Daerah Dukungan Terhadap Kelancaran 3 Paket
Penunjang Urusan Pemerintah Pengadaan Barang Milik Daerah
Daerah Penunjang Urusan Pemerintah
Daerah
Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Dukungan Terhadap Kelancaran 3 Paket
Pemerintah Daerah Penyediaan Penunjang Urusan
Pemerintah Daerah
Pemeliharaan Barang Milik Daerah Dukungan Terhadap Kelancaran 4 Paket
Penunjang Urusan Pemerintah Pemeliharaan Barang Milik Daerah
Daerah Penunjang Urusan Pemerintah
Daerah
Administrasi Kepegawaian Dukungan Terhadap Kelancaran 2 Dokumen
Perangkat Daerah Administrasi Umum Perangkat
Daerah
C. ANALISI ISU
1. Analisis Permasalahan Indikator Sasaran
Environmental scanning adalah sikap peduli terhadap isu/masalah yang terdapat
dalam organisasi dan bentuk kemampuan memetakan hubungan kausalitas yang
terjadi. Isu adalah adanya masalah-masalah atau kejadian yang dianggap penting
sehingga menjadi bahan yang layak untuk didiskusikan. Pembahasan mengenai isu/
masalah ini bertujuan untuk mencari cara penanganan yang tepat agar mencapai
kinerja yang optimal dalam memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan visi
dan misi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam penyelenggaraan tugas di Dinas
Lingkungan Hidup terdapat beberapa kendala atau permasalahan yang ditemukan,
maka disusunlah beberapa isu strategis yang penting untuk dimunculkan dalam
rancangan ini. Isu strategis yang dimaksud diantaranya:

a) Belum tersedianya basis data terpadu yang mudah dan cepat diakses pada
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan
Ketersediaan Informasi dan Data penting untuk dilakukan dalam rangka
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pemerintahan
Daerah. Pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan saat ini, pengelolaan
data masih menggunakan metode konvensional dan bersifat offline sehingga
pengarsipan data/informasi beresiko hilang/rusak. Tanpa ada keterpaduan data
maka jaminan ketersediaan data menjadi tidak maksimal, hal ini diperparah
jika adanya rotasi, mutasi, meninggal dunia dan pensiun pejabat instansi serta
kendala teknis seperti laptop/computer rusak atau hilang maka data yang
dibutuhkan tidak tersedia. Oleh karena itu diperlukan suatu kemudahan basis
data koordinasi antar bidang terkait data, hal ini dikarenakan proses pencarian
data yang cepat tentunya sangat menghemat waktu dan membantu organisasi
dalam mengelola semua informasi yang dibutuhkan oleh pimpinan apapun
datanya kapanpun dibutuhkan dan dimanapun pimpinan berada.
b) Belum optimalnya penatausahaan barang persediaan pada Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan
Dalam laporan keuangan khususnya neraca pemerintah daerah
dicantumkan tata laksana pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD), yang
apabila tidak dikelola dengan efektif dan efisien akan menimbulkan
penyimpangan dan penyelewengan yang akan merugikan daerah tersebut,
sehingga tata kelola (good governance) yang baik dalam unsur pemerintahan
tidak terlaksana. Untuk menunjang tata kelola yang baik, pengelolaan barang
milik daerah harus dilaksanakan dengan baik mulai pada saat perencanaan dan
penganggaran barang milik daerah hingga penatausahaan barang milik daerah
itu sendiri.
Namun dalam pelaksanaan tata kelola di Dinas Lingkungan Hidup
Bintan saat ini masih dibutuhkan upaya optimalisasi untuk terciptanya
penatausahaan yang lebih baik kedepannya. Hal ini ditunjukkan dengan masih
adanya temuan administratif dalam pengelolaan barang persediaan dan aset
pada Dinas Lingkungan Hidup. Belum adanya integrasi untuk permintaan
pengadaan Barang Habis Pakai dari Bidang ke Pengurus Barang Pengguna.
Pada Dinas Lingkungan Hidup masih dilakukannya pencatatan secara manual
atas keluar masuknya Barang Milik Daerah (BMD) baik Barang Modal
ataupun Barang Habis Pakai, sehingga menyebabkan kurang efektif dan
sulitnya Dinas Lingkungan Hidup dalam mengontrol keluar masuknya Barang
Milik Daerah (BMD) terutama saat terjadinya pergantian pengurus barang
pengguna.

c) Belum adanya mekanisme pengelolaan persampahan dan tarif retribusi


pengelolaan persampahan di Kabupaten Bintan sesuai dengan peraturan
yang terbaru
Pengelolaaan sampah merupakan hal yang penting untuk diperhatikan
jika memang kita tidak ingin lingkungan kita menjadi tercemar akibat
penimbulan sampah yang semakin memburuk. Masyarakat dan pemerintah
harus dapat bekerja sama dalam mengatasi masalah ini.
Pada Kabupaten Bintan, dalam pengelolaan persampahan telah memiliki
regulasi yang mengatur tentang persampahan, salah satunya adalah Peraturan
Bupati Bintan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan Kabupaten
Bintan. Didalam peraturan ini telah mengatur terkait retribusi persampahan dan
teknis pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
Kabupaten Bintan. Setelah meninjau pada peraturan tersebut, ditemukan
beberapa hal yang perlu untuk di update sesuai dengan perkembangan
peraturan di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang
Retribusi Daerah pada pasal 11 menjelaskan bahwa tarif retribusi ditinjau
kembali paling lama 5 (lima) tahun sekali, karena masalah tarif merupakan
unsur penentu dan sangat penting dalam mendukung kegiatan pengelolaan
persampahan. Melihat permasalahan ini, maka perlu dilakukan penetapan ulang
tarif retribusi sampah karena tarif pada Perbup No 23 Tahun 2014 sudah
melebihi 5 tahun.

2. Metode Analisis dan hasil Analisis

a) Analisis USG
Tabel 3. Identifikasi Isu
No Identifikasi Isu U S G Total Peringkat
Belum tersedianya basis data terpadu 5 5 5 15 I
yang mudah dan cepat diakses pada
1.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bintan
Belum optimalnya penatausahaan 4 4 4 12 III
2. barang persediaan pada Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan
Belum adanya mekanisme pengelolaan 5 4 5 14 II
persampahan dan tarif retribusi
3. pengelolaan persampahan di Kabupaten
Bintan sesuai dengan peraturan yang
terbaru
Keterangan :
Urgency = Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis
dan
ditindaklanjuti
Seriousness = Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang
ditimbulkan
Growth = Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaiamana mestinya

Keterangan skor :
1 = Sangat Rendah; 2 = Rendah; 3 = Cukup; 4 = Tinggi; 5 = Sangat Tinggi

Setelah menganalisis isu tersebut dengan menggunakan metode USG dan


mendapatkan satu core issue untuk dianalisis upaya pemecahan masalahnya,
berikut indikator untuk penilaian dari masing-masing kriteria.

Tabel 4. Indikator Penilaian Teknik Analisis Metode USG

Isu Kriteria Indikator


Urgency Sangat mendesak, karena data diperlukan setiap
saat dalam waktu yang cepat dan mampu
Belum mempengaruhi hasil pembangunan
tersedianya basis
Seriousness Sangat Serius, karena data yang ada saat ini
data terpadu
masih belum terpadu atau terpisah-pisah
yang mudah dan
sehingga tidak mampu disajikan secara cepat
cepat diakses
saat dibutuhkan
pada Dinas
Lingkungan Growth Apabila dibiarkan maka isu ini akan makin
Hidup memburuk karena dikhawatirkan dapat
Kabupaten mengganggu proses perencanaan dan
Bintan pengambilan keputusan pimpinan dalam
pembangunan dan kemajuan di bidang
lingkungan hidup.

Rumusan Isu
Setelah dilakukan analisis isu menggunakan alat bantu analisis USG,
didapatkan isu yang menjadi prioritas untuk segera diselesaikan adalah isu
Ketersediaan Data dan Informasi pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bintan belum terpadu
 Pernyataan Isu : Belum Terpadu
 Fokus : Ketersediaan Data dan Informasi
 Lokus : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan

b) Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu metoda analisis yang digunakan untuk
menentukan dan mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi perencanaan
yang telah disusun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis ini
merupakan suatu 237 pendekatan memahami isu kritikal dengan cara menggali
aspek-aspek kondisi yang terdapat di suatu wilayah yang direncanakan maupun
untuk menguraikan berbagai potensi dan tantangan yang akan dihadapi dalam
pengembangan wilayah tersebut.
Analisis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan suatu strategi. Sebagai sebuah konsep dalam
manajemen strategik, teknik ini menekankan mengenai perlunya penilaian
lingkungan eksternal dan internal, serta kecenderungan
perkembangan/perubahan di masa depan sebelum menetapkan sebuah strategi.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Tabel 5. Faktor SWOT

ANALISA FAKTOR SWOT


KEKUATAN (STRENGTH) PELUANG (OPPORTUNITY)
1 Sarana dan Prasarana dalam penugasan 1 Penggunaan Teknologi Sederhana
pengelolaan data tersedia dalam pengelolaan data berbasis online
2 SDM dalam pengelolaan data tersedia 2 Kebijakan Satu Data
3 Kebijakan Penggunaan Data dalam 3 Pemanfaatan data oleh Stakeholder
Pertanggungjawaban Kinerja seperti
SPIP, LPPD, LAKIP dan LKPj
KELEMAHAN (WEAKNESS) ANCAMAN (THREATH)
1 Data belum terarsipkan dengan baik 1 Kesulitan mendapatkan data
2 Data bersifat manual dan konvensional 2 Data tidak lengkap
3 Sumber data belum terpadu 3 Motivasi Perubahan Budaya Kerja Satu
ANALISA FAKTOR SWOT
Data
D. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
1. Terobosan / Inovasi
Berdasarkan isu yang diangkat yaitu “Ketersediaan Data dan Informasi pada
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan belum terpadu”, maka adapun
terobosan / inovasi yang ditawarkan adalah dengan mengimplementasikan Basis
Data Membangung Daerah (Bata Merah).

2. Tahapan Kegiatan
Pelaksanaan aksi perubahan yang akan dilaksanakan perlu didukung dengan
penyusunan tahapan pencapaian aksi perubahan yang dikategorikan menjadi 3
tahapan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Tahapan dimaksud terdiri dari
Tahapan jangka pendek yang diselesaikan selama 60 Hari kalender (2 Bulan),
tahapan jangka menengah yang dilaksanakan dalam waktu 6 Bulan sampai 1 Tahun
kedepan dan tahapan jangka Panjang dalam waktu 2 sampai 5 Tahun kedepan.
Secara terperinci tahapan (milestones) yang disusun dalam mencapai aksi
dijabarkan sebagai berikut :
1. Tahapan Jangka Pendek
Tahapan jangka pendek dalam pencapaian aksi perubahan dapat disajikan pada
tabel berkut ini.
Tabel 6. Tahapan Pelaksanaan Proyek Aksi Perubahaan (Milestone) Jangka Pendek
Tahapan Biaya Alat/
No Nama Kegiatan Waktu Output
(Rp.) Sarpras
1 Penjaringan 1. Persiapan - 1 Unit 25-26 1. Draft SK Tim
komitmen Penjelasan Aksi Laptop Juni Efektif
terkait Aksi Perubahan 2022 2. Bahan Paparan
perubahan Penjelasan Aksi
Perubahan
2. Pembentukan - 2 Unit 27 Juni 1. SK Tim Efektif
Tim Efektif Laptop, 1 2022 yang
Unit ditandatangani
Infokus Kepala OPD
2. Absensi dan
Dokumentasi
Pembentukan
Tim Efektif
3. Jadwal dan
Tahapan Biaya Alat/
No Nama Kegiatan Waktu Output
(Rp.) Sarpras
Pembagian
Tugas Tim
Efektif
3. Rapat penjelasan 200.000,- 1 Unit 28 Juni 1. Absensi Rapat
aksi perubahan Laptop, 1 2022 2. Notulensi Rapat
Unit 3. Dokumentasi
Infokus, 1 Rapat
Set Meja
Rapat, 1
Set Kursi
Rapat

4. Penandatangana 1 Unit Meja 28 Juni Lembar Komitmen


n komitmen dan 1 Buah 2022 Aksi Perubahan
bersama terkait Pena
Aksi Perubahan
2 Pemetaan 1. Review 200.000,- 2 Unit 29 Juni 1. Absensi
Kebutuhan Kebutuhan Laptop, 1 – 1 Juli 2. Form List
Basis Data Rancangan Basis Unit 2022 Kebutuhan
Data Infokus, 1 Rancangan
Set Meja Basis Data
dan Kursi 3. Dokumentasi
Rapat
2. Penyusunan 200.000,- 6 Unit 1 – 7 1. Absensi
Rancangan Basis Laptop, 1 Juli 2. Screenshoot
Data Unit 2022 Tampilan
Infokus, 1 Rancangan
Set Meja Basis Data
dan Kursi
Rapat
3. Rapat Penetapan 200.000,- 2 Laptop, 1 8 Juli 1. Absensi
Basis Data Uni Infokus 2022 2. Lembar
Bidang dan 1 Set Persetujuan
Lingkungan Meja dan Mentor dan
Hidup Kursi Stakeholder
Rapat, Pena Internal
3. Dokumentasi

4. Penyusunan 200.000,- 4 Laptop, 1 8 – 13 1. Absensi


Tahapan Biaya Alat/
No Nama Kegiatan Waktu Output
(Rp.) Sarpras
Petunjuk Teknis Unit Juli 2. Petunjuk Teknis
dan SOP Infokus, 1 2022 Penggunaan
Penggunaan Set Meja Basis Data
Basis Data dan Kursi 3. SOP
Rapat Penggunaan dan
Backup Basis
Data
4. SK terkait
Petunjuk Teknis
dan SOP
Penggunaan
Basis Data
3 Pengelolaan ke 1. Pengumpulan Kendaraan 13 – 22 1. Surat Tugas Tim
dalam Basis data Operasional Juli Pengumpulan
Data 2022 Data
2. Raw Data
2. Pengolahan data 200.000,- 22 – 29 3. File Data (Soft
Juli Copy)
2022
3. Penginputan data 200.000,- 22 - 5 ii. Data Final
Agustus (Softcopy) dan
2022 iii. Screenshoot
tampilan dalam
basis data
4 Evaluasi Monitoring 200.000,- 13 Juli Laporan Monitoring
Progres Ketersediaan Data – 5 berkala Setiap
Pengolahan Agustus Minggu
Aksi 2022
Perubahan
Review kendala 200.000,- 15 Juli, Laporan Kendala
Aksi Perubahan 22 Juli, dan Tindaklanjut
29 Juli Secara Berkala
Setiap Minggu
Perbaikan 200.000,- 15 Juli Daftar Perbaikan
mekanisme – 5 dan Screenshoot
pelaksanaan Aksi Agustus perubahan
Perubahan 2022 pelaksanaan aksi
perubahan

5 Sosialisasi Basis 1. Persiapan 200.000,- 5 – 8 1. Absensi


Tahapan Biaya Alat/
No Nama Kegiatan Waktu Output
(Rp.) Sarpras
Data Sosialisasi Basis Agustus 2. Bahan Tayang
data Membangun 2022 Sosialisasi
Daerah (BATA 3. Dokumentasi
MERAH)
2. Pengenalan 200.000,- 9 1. Undangan
Basis Data Agustus 2. Absensi
Membangun 2022 3. Notulen
Daerah (BATA 4. Dokumentasi
MERAH) pada
Dinas
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Bintan
3. Penandatangan - 9 Lembar Komitmen
Komitmen Agustus Bersama Pejabat
Penggunaan 2022 dan Staf DLH
Basis Data Bintan terkait
Membangun Penggunaan Basis
Daerah Data Membangun
Daerah
6 Evaluasi 1. Jejak pendapat 300.000,- 9 – 12 Form Saran dan
Penerapan permasalahan Agustus Masukan perbaikan
BATA MERAH dari Stakeholder 2022
internal
2. Tindaklanjut 200.000,- 9 – 15 Screenshoot dan file
penyelesaian Agustus data perbaikan
Permasalahan 2022
3. Penjaringan 200.000,- 16 1. Undangan
Pengembangan Agustus 2. Absensi
BATA MERAH 2022 3. Notulen
Bersama 4. Dokumentasi
Stakeholder
Eksternal
2. Tahapan Jangka Pendek
Tahapan jangka menengah dalam pencapaian aksi perubahan dapat disajikan
pada tabel berkut ini.
Tabel 7. Tahapan Pelaksanaan Proyek Aksi Perubahaan (Milestone) Jangka Menengah
Tahapan Biaya Alat/
No Nama Kegiatan Waktu Output
(Rp.) Sarpras
1 Pengembangan 1. Pemetaan - 1 Unit 5-10 1. Absensi
SI BATA Kebutuhan Laptop September 2. Form List
MERAH Pengembangan 2022 Kebutuhan
berbasis Web SI BATA Rancangan
MERAH Basis Data
berbasis Web 3. Dokumentasi
2. Pengembangan 5.000.000,- 1 Unit 5 1. SK Tim
SI BATA Laptop, 1 September Pengembanga
MERAH Unit - 30 n
menjadi Infokus November 2. Absensi dan
berbasis Web 2022 Dokumentasi
3. Rancang
Bangun
Berbasis Web
3. Penandatangan 1 Unit 5 1. Absensi Rapat
Kesepakatan Laptop, 1 Desember 2. List Perbaikan
Rancangan SI Unit 2022 3. Lembar
BATA Infokus Kesepakatan
MERAH Rancang Bangun
Berbasis Web
4. Finalisasi 1 Unit 5 – 15 Screenshoot dan
Rancang Meja dan Desember link Rancang
Bangun SI 1 Buah Bangun berbasis
BATA Pena web
MERAH
Berbasis WEB
5. Launching SI 1 Unit 22 Dokumentasi
BATA Meja dan Desember
MERAH 1 Buah 2022
berbasis Web Pena
3. Tahapan Jangka Pendek
Tahapan jangka Panjang dalam pencapaian aksi perubahan dapat disajikan pada
tabel berkut ini.
Tabel 8. Tahapan Pelaksanaan Proyek Aksi Perubahaan (Milestone) Jangka Menengah
Nama Tahapan Biaya (Rp.) Alat/
No Waktu Output
Kegiatan Sarpras
1 Pengembangan 1. Pemetaan - 1 Unit Januari 1. Absensi
SI BATA Kebutuhan Laptop 2023 2. Form List
MERAH Pengembangan Kebutuhan
berbasis SI BATA Rancangan
Android MERAH Basis Data
berbasis 3. Dokumentasi
ANDROID
2. Pengembangan 15.000.000,- 1 Unit Februari – 1. SK Tim
SI BATA Laptop, 1 Oktober Pengembanga
MERAH Unit 2023 n
menjadi Infokus 2. Dokumentasi
berbasis 3. Rancang
ANDROID Bangun
Berbasis Web
3. Penandatangan 1 Unit Oktober 1. Absensi Rapat
Kesepakatan Laptop, 1 2023 2. List Perbaikan
Rancangan SI Unit 3. Lembar
BATA Infokus Kesepakatan
MERAH Rancang Bangun
Berbasis
ANDORID
4. Finalisasi 1 Unit Nopember Screenshoot dan
Rancang Meja dan 2023 link Rancang
Bangun SI 1 Buah Bangun berbasis
BATA Pena web
MERAH
Berbasis
ANDORID
5. Penyusunan 1 Unit Nopember Peraturan Bupati
Kebijakan Laptop, 1 – terkait Inovasi
Daerah terkait Unit Desember Daerah
SI BATA Infokus 2023
MERAH
6.
Nama Tahapan Biaya (Rp.) Alat/
No Waktu Output
Kegiatan Sarpras
7. Launching SI 1 Unit Desember Dokumentasi
BATA Meja dan 2023
MERAH 1 Buah
berbasis Web Pena

3. Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan)


Sumber Daya adalah komponen yang sangat penting dalam tercapainya
strategi optimalisasi pengelolaan data melalui pemanfaatan Teknologi Informasi
berdasarkan tujuan yang ditetapkan dalam rancangan aksi perubahan ini. Pemetaan
sumber daya sangat perlu dilakukan untuk mengidentifikasi sejauh mana sumber
daya tersebut memberikan pengaruh dalam pelaksanaan aksi perubahan ini dan
sejauh mana pula aksi perubahan ini dapat memberikan manfaat baik di lingkungan
internal maupun eksternal.
a) Tim Kerja
Tim kerja dalam aksi perubahan ini dibagi menjadi 5 (lima) yaitu:
Petugas Pengumpul Data, Perancang Basis Data, Penginput Data, Pengolah
Data dan Pengevaluasi Data.
Komposisi
No Tim Kerja
Laki-Laki Perempuan
1 Petugas Pengumpul Data 1 1
2 Perancang Basis Data 1 1
3 Penginput Data 1 1
4 Pengolah Data 1 1
5 Pengevaluasi Data 1 1

b) Jejaring Kerja
Dalam pelaksanaan rencana aksi perubahan, sangat penting untuk
mengetahui siapa saja stakeholder yang memiliki kepentingan dan pengaruh
terhadap proyek perubahan yang akan dilakukan, apakah mereka menunjukkan
sikap mendukung, tidak peduli atau menolak. Untuk itu perlu melakukan
analisis stakeholder, yaitu dengan memetakan posisi stakeholder terhadap
program yang akan dirancang/dijalankan dengan harapan
a. Mendapatkan lebih banyak gagasan pengembangan & implementasi
rencana aksi perubahan
b. Mendukung/memperkuat posisi jika ada penolakan terhadap program,
sehingga meningkatkan peluang keberhasilan rencana aksi perubahan.
Dalam mewujudkan rencana aksi perubahan, leader harus mengetahui
sejauh mana stakeholder mempunyai pengaruh terhadap rencana aksi
perubahan, maka stakeholder harus dipetakan berdasarkan pengaruh dan
kepentingannya, stakeholder dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) kelompok
sebagai berikut:
(1)Stakeholder Internal
 Bidang Tata Lingkungan : Seksi inventarisasi, rencana pelindungan
pengelolaan lingkungan hidup dan kajian lingkungan hidup
strategis, Seksi Kajian Dampak Lingkungan dan Seksi
Pemeliharaan Lingkungan Hidup
 Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) : Seksi Pengurangan Sampah, Seksi
Penanganan Sampah dan Seksi Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
 Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup: Seksi Pemantauan Lingkungan, Seksi Pencemaran
Lingkungan dan Seksi Kerusakan Lingkungan.
 Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan
Hidup : Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa
Lingkungan, Seksi Penegakan Hukum dan Seksi
Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup.
 Unit Pelaksanan Teknis Dinas.
 Kelompok Jabatan Fungsional
(2)Stakeholder Eksternal
 Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang)
sebagai penunjang urusan pemerintah dalam perencanaan, penelitian
dan pengembangan
 Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Bintan
sebagai penunjang dalam pembuatan Website guna merealisasikan
Website “Bata Merah”
 Kecamatan se-Kabupaten Bintan
 Desa/Kelurahan se-Kabupaten Bintan
c) Pemanfaatan Teknologi Digital
Pemanfaatan teknologi digital dalam perencanaan dan pelakasanaan aksi
perubahan berupa penggunaan media sosial (WhatsApp) untuk
berkomunikasi dalam penyusunan perencanaan tim efektif dengan aktor
perubahan sedangkan untuk realisasi pelaksanaan aksi perubahan
menggunakan google Spreadsheet untuk penghimpun data serta website
untuk publisher
d) Anggaran dan Prasarana
Anggaran masih menggunakan menggunakan APBD yang tersedia dengan
kegiatan rutin sedangkan sarana prasarana menggunakan yang tersedia di
Dinas Lingkungan Hidup.
3.1 Peta Sumber Daya Pelaksanaan Aksi Perubahan
1. Struktur Tata Kelola
Struktur Tata Kelola pengorganisasian sumber daya manusia rencana aksi
perubahan sebagaimana gambar di bawah ini:

MENTOR
APRIZAL BAHAR, SE

PROJECT LEADER
COACH
FIRMAN SETYAWAN, S.Pi
Dr. TJETJEP YUDIANA, SKM, M.Kes

TIM EFEKTIF

STAKEHOLDERS

Gambar 2. Struktur Tata Kelola Proyek Perubahan

Dari struktur tata kelola pelaksanaan rencana aksi perubahan, peran masing-
masing dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 6. Peran Struktur Tata Kelola

No Nama Peran
1. Project Sponsor 1. Memberikan arahan
2. Mendukung project leader dalam
pelaksanaan proyek perubahan
3. Membantu menyelesaikan hambatan
2. Mentor (Kepala Dinas) 1. Bertindak sebagai pembimbing dan
pengawas project leader;
2. Memberikan dukungan penuh atas
keseluruhan aksi perubahan;
3. Membantu memetakan agenda proyek;
4. Membantu menyelesaikan hambatan yang
timbul selama aksi perubahan
3. Project leader (Peserta 1. Mengelola, mengkoordinir dan memotivasi
Diklat) tim dalam pencapaian kinerja serta
menindaklanjuti kemajuan aksi perubahan;
2. Berprakarsa melakukan diskusi secara aktif
dengan mentor dan coach serta
menindaklanjuti arahan dan masukan yang
diberikan;
3. Menggalakkan kerjasama dan koordinasi
serta konsultasi dengan stakeholder terkait
baik internal maupun eksternal;
4. Menyusun laporan aksi perubahan kepada
penyelenggara
4. Coach 1. Melakukan diskusi dan memberikan
masukan dalam menyusun rancangan proyek
perubahan;
2. Memberikan metodologi, arahan secara
teoritis, membuat perencanaan serta
pelaporan, mengarahkan tim untuk lebih
bersinergi dalam pelaksanaan aksi
perubahan;
3. Menjadi consellor selama proses menyusun
aksi perubahan;
4. Memastikan kemampuan peserta diklat
dalam menyusun rencana aksi perubahan
dan telah menetapkan area perubahan yang
akan menjadi aksi perubahan.
5. Tim Efektif Membantu pimpinan aksi perubahan
mempersiapkan segala sesuatu untuk kelancaran
aksi perubahan.
6. Stakeholder Bertindak sebagai fasilitator dan memberikan
dukungan terhadap rencana area aksi perubahan
yang akan dilakukan.
Pengaruh

(Latents) (Promoters)

Kepala Dinas
Kepala Bidang selaku Pejabat Pelaksana
Bapelitbang Teknis Kegiatan;
Diskominfo Kepala Subbagian Keuangan
Kepala Subbagian Program
Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian Kepentin
Pengurus Barang Pengguna
Kepala BKAD
Sekretaris

Low Influence Low Interest Low Influence High Interest


(Apathetics) (Defenders)

BPK
BPKP
Inspektorat
Masyarakat Para Camat
Para Pejabat fungsional
Para Staf

Gambar 3. Pemetaan Stakeholder


Dalam mewujudkan rencana aksi perubahan, leader harus mengetahui
sejauh mana stakeholder mempunyai pengaruh terhadap rencana aksi perubahan,
maka stakeholder harus dipetakan berdasarkan pengaruh dan kepentingannya,
stakeholder dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) kelompok sebagai berikut:
a. Promoters, yaitu stakeholder yang memiliki kepentingan besar terhadap
rencana aksi perubahan dan juga punya kekuatan untuk membantu
membuatnya berhasil atau sebaliknya;
b. Defenders, yaitu stakeholder yang memiliki kepentingan individu/kelompok
kecil dan dapat menyuarakan dukungannya dalam komunitas, tetapi
kekuatannya kecil untuk mempengaruhi rencana aksi perubahan;
c. Latents, yaitu stakeholder yang tidak memiliki kepentingan khusus maupun
terlibat dalam rencana aksi perubahan tetapi memiliki kekuatan besar untuk
mempengaruhi rencana aksi perubahan jika mereka menjadi tertarik;
d. Apathetics, yaitu stakeholder yang kurang memiliki kepentingan maupun
kekuatan, bahkan mungkin tidak mengetahui adanya rencana aksi perubahan.

Dalam menghadapi setiap jenis stakeholders seperti dijelaskan dalam empat


kuadran tersebut diatas, Project Leader akan melakukan strategi komunikasi
sebagai berikut :
Tabel 7. Strategi Komunikasi
Kelompok
No Strategi Komunikasi
Stakeholder
1. Promoters Strategi yang dilakukan adalah yang dapat
meningkatkan dukungan dan minat promoters
terhadap rencana aksi perubahan, antara lain dengan
cara konsultasi, Pelaporan dan Diskusi secara regular.
2. Latents Strategi yang dilakukan adalah yang dapat
meningkatkan minat terhadap proyek perubahan yaitu
dengan diskusi dan pendekatan persuasif
(mengundang rapat dan mengadakan pertemuan
informal) agar mendukung/memberikan masukan
terhadap rencana aksi perubahan.
3. Defenders Strategi yang dilakukan adalah yang dapat
meningkatkan diskusi informal dan mengundang
rapat.
4. Apathetics Strategi komunikasi yang dilakukan adalah yang dapat
meningkatkan minat stakeholders agar mendukung
proyek perubahan yaitu dengan cara diskusi informal

e) Manfaat Aksi Perubahan


Tabel 8. Manfaat Aksi Perubahan

No Capaian Aksi Perubahan Manfaat Aksi Perubahan


1. Terlaksananya Penatausahaan 1. Dapat dengan mudah dan cepat
Barang Persediaan (Stock mengetahui keakuratan ketersediaan
Opname) secara tertib dan barang dengan membandingkan pada
konsisten. pembukuan laporan stok barang.
2. Dengan adanya google spreadsheet, data
ketersediaan stok barang dapat dengan
mudah diakses dan dipantau arus masuk
dan keluarnya barang melalui platform
yang sudah terdigitalisasi.
3. Meminimalisir adanya temuan
administratif oleh Lembaga Pemeriksa
Keuangan atas penatausahaan Barang
Milik Daerah khususnya penatausahaan
Barang Persediaan (Stock Opname).
4. Meminimalisir kesalahan barang, ada
barang yang kurang stoknya atau
kelebihan stok.
5. Media penyimpanan data yang relatif
aman sehingga data tidak mudah terkena
virus/rusak.
2. Tersedianya Bank Data 1. Adanya kartu kendali rencana kebutuhan
Rencana Kebutuhan Barang. barang dari masing-masing bidang yang
direkapitulasi secara konsisten melalui
google spreadsheet.
2. Penyusunan anggaran pengadaan barang
lebih terkontrol, sehingga pemenuhan
sarana dan prasarana kerja pada masing-
masing bidang bisa merata.
3. Meminimalisir kerusakan/kehilangan data
dengan media penyimpanan data yang
relatif aman.
4. Meminimalisir adanya potensi
pemborosan APBD dengan terkontrolnya
pengadaan barang dengan memperhatikan
kebutuhan dan urgensi akan barang
tersebut.
3. Tersedianya Bank Data Usulan 1. Adanya data sekunder terkait usulan
Musrenbang 5 (lima) tahun pengadaan barang untuk masyarakat yang
terakhir. diperoleh dari usulan musrenbang.
2. Mempermudah pemangku kebijakan
dalam pengambilan keputusan terkait
pengadaan asset dengan adanya peta
sebaran lokasi asset yang telah
terakomodir.
4. Manajemen Resiko
Dalam pelaksanaan sebuah program kegiatan akan selalu muncul
permasalahan atau kendala yang akan dihadapi termasuk juga dalam penyusunan
rancangan perubahan ini, sehingga perlu diantisipasi penanganan permasalahannya
sehingga tidak akan menjadi hambatan dalam pelaksanaannya. Berikut disajikan
potensi permasalahan dan strategi mengatasi masalah :

Tabel 9. Strategi Mengatasi Kendala


No Kendala Internal Strategi Mengatasi Kendala
1. Benturan waktu dengan tim Penyusunan kesepakatan waktu pelaksanaan
efektif dengan tim efektif serta merancang skenario
penjadwalan ulang apabila terjadi benturan
waktu.
2. Kurang meratanya kemampuan Pembagian tugas Tim Efektif sesuai
tim efektif kompetensi dan kapasitasnya. Memberikan
pemahaman yang jelas arah dan tujuan
perubahan atau inovasi yang dilakukan.
3. Belum tersedianya pengelola Menetapkan pengelola pencatatan per bidang
pembantu pencatatan Barang, sebagai admin.
Persediaan dan Usulan Sharing Knowledge Peran dan Tugas Pengelola
Kebutuhan Barang. Pencatatan.
4. Komitmen Kepala Bidang Pernyataan Komitmen Bersama Kepala Bidang
dalam Mendukung Pelaksanaan dan Kepala UPT di Dinas Lingkungan Hidup.
Inovasi atau Perubahan.
5. Tidak tersedianya data Pendataan Ulang Perencanaan Pembangunan
Pembangunan daerah di Sub melalui Bapelitbang dan Kecamatan Pengusul.
Bagian Perencanaan.
6. Data aset hingga ke Identifikasi Ulang Aset terkini berdasarkan
penanggungjawab barang penanggungjawab barang yang ada saat ini.
secara rinci belum tersedia.
7. Terbatasnya dukungan Memaksimalkan Pos Anggaran yang tersedia
Anggaran dalam Pelaksanaan sesuai peruntukan yang dapat
Inovasi atau Perubahan. dipertanggungjawabkan serta Memaksimalkan
pemberdayaan kompetensi SDM yang ada.

Faktor yang menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan implementasi


rancangan perubahan, yaitu :
1. Adanya dukungan dan komitmen dari setiap bidang Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bintan dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Adanya dukungan dan peran aktif dari anggota tim efektif.
3. Melaksanakan setiap tahapan kegiatan rancangan perubahan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan dan disepakati bersama tim efektif
4. Dapatnya informasi terbaru di dalam tim efektif yang menjadi bahan
implementasi rancangan perubahan tersebut
5. Tercapainya komunikasi aktif antar tim efektif baik secara langsung maupun
tidak langsung (aplikasi zoom)
6. Terciptanya hubungan emosional antar tim efektif dengan informan guna
terselenggara rancangan perubahan
7. Tersusunnya strategi rencana rancangan perubahan bersama tim efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka


Cipta.
Bernard, P. (2012). COBIT®5 – A Management Guide. USA: Van Haren Publishing.
Williams, B. K., & Sawyer, S. C. (2007). Using Information Technology: A Practical
Introduction to Computers & Communications (7th ed.). New York:
McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai