Anda di halaman 1dari 49

i

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II


ANGKATAN VIII TAHUN 2022

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


JABATAN ASISTEN APOTEKER TERAMPIL

OPTIMALISASI INFORMASI BEYOND USE DATE


(BUD) MELALUI MODIFIKASI ETIKET PADA
ASISTEN APOTEKER TERAMPIL UNIT PELAYANAN
TEKNIS PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA KOTA
BANJARMASIN

Oleh.
MUHAMMAD FIKRI, A.Md.,Farm
NIP. 199805032022031006
NDH : 16

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
BANJARBARU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II
ANGKATAN VIII TAHUN 2022

JUDUL : OPTIMALISASI INFORMASI BEYOND USE


RANCANGAN DATE (BUD) MELALUI MODIFIKASI ETIKET
AKTUALISASI PADA ASISTEN APOTEKER TERAMPIL UNIT
PELAYANAN TEKNIS PUSKESMAS
PEKAPURAN RAYA KOTA BANJARMASIN
PENULIS : MUHAMMAD FIKRI, A.Md.Farm
JABATAN : ASISTEN APOTEKER TERAMPIL
UNIT KERJA : UPT. PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA
NDH : 16

Telah disetujui untuk diseminarkan pada tanggal 21 Juli 2022

Banjarbaru, 21 Juli 2022

Mentor Coach

Apt.Nisa Abdina,S.Farm Tina Purnamawati,S.Kom,MAP


NIP.199504012019032017 NIP.197003242005012008

ii
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II
ANGKATAN VIII TAHUN 2022

JUDUL : OPTIMALISASI INFORMASI BEYOND USE


DATE (BUD) MELALUI MODIFIKASI ETIKET
PADA ASISTEN APOTEKER TERAMPIL UNIT
PELAYANAN TEKNIS PUSKESMAS
PEKAPURAN RAYA KOTA BANJARMASIN
PENULIS : MUHAMMAD FIKRI, A.Md.Farm
JABATAN : ASISTEN APOTEKER TERAMPIL
UNIT KERJA : UPT. PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA
NDH : 16

Telah diseminarkan dan disahkan pada tanggal 22 Juli 2022

Banjarbaru, 22 Juli 2022

Mentor Coach

Apt.Nisa Abdina,S.Farm Tina Purnamawati,S.Kom,M.AP


NIP.199504012019032017 NIP.197003242005012008

Penguji,

Risnawati,SE,MM
NIP. 197010121990022001

iii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


dengan kasih sayang dan limpahan karunia-Nya, sehingga penulis
diberikan kelancaran dalam menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi
yang berjudul ” OPTIMALISASI INFORMASI BEYOND USE DATE (BUD)
MELALUI MODIFIKASI ETIKET PADA ASISTEN APOTEKER TERAMPIL
UNIT PELAYANAN TEKNIS PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA KOTA
BANJARMASIN” tepat pada waktunya.
Rancangan aktualisasi ini dibuat untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam menyelesaikan Pelatihan Dasar Golongan II Angkatan
IV angkatan tahun 2022. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan
laporan ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan serta bantuan dari
berbagai pihak baik berupa pikiran, motivasi, materi maupun tenaga.
Dalam kesempatan ini, penulis tak lupa mengucapkan terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah membantu selesainya laporan aktualisasi
ini, terutama kepada:
1. Plt. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan, Bapak Mujiyat, S.Sn.,M.Pd
2. Kepala Bidang pengembangan Kompetensi Manajerial dan
Fungsional Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan Bapak H.Ahmad Bagiawan,
S.Pd.,M.M
3. Ibu Tina Purnamawati,S.Kom, M.AP selaku Coach atas segala
bimbingan dan masukannya baik dalam memberikan materi
aktualisasi maupun penyusunan rancangan aktualisasi
4. Ibu Apt.Nisa Abdina, S.Farm selaku mentor atas segala
bimbingan dan masukannya sehingga rancangan ini dapat
diselesaikan
5. Ibu Risnawati, SE, M.M selaku penguji yang telah memberikan
masukan dan saran terhadap penulisan rancangan aktualisasi.
6. Bapak dan Ibu seluruh Widyaiswara, panitia, pengasuh, dan staf
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi

iv
Kalimantan Selatan yang telah memberikan bantuan selama diklat..
7. Pejabat administrator, pengawas, dan pelaksana pada Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan, khususnya penyelenggara pendidikan dan
latihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II Angkatan VIII
Tahun 2022.
8. Seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat
dan doa dalam menyelesaikan proses pelatihan dasar dan
pembuatan laporan ini.
9. Rekan-rekan pesera Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan
VIII Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2022 yang
telah mendukung dan berjuang bersama dalam penyelesaian
Rancangan Aktualisasi ini.

Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari


kesempurnaan akan tetapi penulis berharap banyak memberikan manfaat
bagi kinerja organisasi dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Banjarbaru, 22 Juli 2022


Penulis,

Muhammad Fikri, A.Md.Farm

v
DAFTAR ISI

vi
DAFTAR TABEL

vii
DAFTAR GAMBAR

viii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam menjalankan tugasnya, ASN
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa.
Salah satu pelayanan publik bagi ASN yaitu Puskesmas. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Upaya kesehatan yang dapat
menunjang terwujudnya derajat kesehatan yang optimal dapat dilakukan
melalui pelayanan kefarmasian.

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yaitu kegiatan pelayanan


farmasi klinik. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
376/MenKes/PER/V/2009 Tenaga Teknis Kefarmasian mempunyai tugas
pokok melaksanakan penyiapan pekerjaan kefarmasian yang meliputi
penyiapan rencana kerja kefarmasian, penyiapan pengelolaan perbekalan
farmasi, dan penyiapan pelayanan farmasi klinik.

Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan


Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
2

berkaitan dengan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien.

Pelayanan farmasi klinik meliputi:

a. Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat


b. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
c. Konseling
d. Ronde/Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
e. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
g. Evaluasi Penggunaan Obat

Pelayanan Informasi Obat (PIO) terdiri dari penyampaian nama


obat, cara penggunaan obat, efek samping, cara penyimpanan, ED &
Beyond Use Date (BUD).

Beyond Use Date (BUD) adalah batas waktu penggunaan produk


obat setelah diracik atau disiapkan atau setelah kemasan primernya
dibuka atau dirusak. Kemasan primer disini berarti kemasan yang
langsung bersentuhan dengan bahan obat, seperti: botol, ampul, vial,
blister, dan lain-lain. Pengertian BUD berbeda dari Expired Date (ED) atau
tanggal kedaluwarsa menggambarkan batas waktu penggunaan produk
obat setelah diproduksi oleh pabrik farmasi, sebelum kemasannya dibuka.
BUD bisa sama dengan atau lebih pendek daripada ED.

ED dicantumkan oleh pabrik farmasi pada kemasan produk obat,


sementara BUD tidak selalu tercantum. Menggunakan obat yang disimpan
melebihi BUD atau ED dapat menimbulkan ketidakamanan dan
ketidakefektifan bagi pasien karena karakteristik fisika, kimia, atau
mikrobiologinya yang asli tidak dapat dipertahankan. BUD juga
berhubungan dengan adanya risiko kontaminasi mikroba berbahaya
secara klinis.
3

Perilaku penyimpanan obat merupakan hal yang biasa dilakukan


oleh masyarakat. Berlandaskan hasil Riset Kesehatan Dasar (2013)
mengungkapkan 35,2% rumah tangga menyimpan obat. Obat yang
disimpan bisa berasal dari resep maupun swamedikasi. Menurut hasil
penelitian Angi’enda dan Bukachi (2016), sebanyak 62,80% responden
menyimpan sisa obat yang tidak digunakan setelah sembuh, baik obat
resep maupun obat yang dijual bebas.

Mengingat BUD tidak selalu tercantum pada kemasan produk obat,


penting bagi tenaga kesehatan terutama bagian pelayanan kefarmasian,
untuk mengetahui tentang ketentuan BUD dan dapat memberikan
informasi kepada pasien agar pasien dapat menggunakan obat dengan
tepat dan aman salah satunya dengan pemberian etiket. Etiket atau label
obat (penandaan obat) adalah penandaan yang diberikan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan yang biasanya ditempel di depan obat yang
berguna untuk memberikan informasi penggunaan kepada pemakai obat.

Sehingga dari permasalahan yang dihadapi tersebut saya sebagai


peserta Latsar CPNS mengajukan sebuah pemecahan isu berupa
rancangan aktualisasi unit kerja UPT Puskesmas Pekapuran Raya Kota
Banjarmasin, yakni belum optimalnya informasi tentang Beyond Use Date
(BUD) pada pasien. Adapun rancangan aktualisasi yang diajukan berjudul
“OPTIMALISASI INFORMASI BEYOND USE DATE (BUD) MELALUI
MODIFIKASI ETIKET PADA ASISTEN APOTEKER TERAMPIL UNIT
PELAYANAN TEKNIS PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA KOTA
BANJARMASIN” diharapkan mampu menjadi solusi permasalahan
tersebut serta diharapkan disetiap kegiatan tertuang nilai-nilai ber-
AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif') dan peran serta kedudukan ASN sehingga
tercapainya visi misi di Puskesmas Pekapuran Raya Kota Banjarmasin.
4

2. Tujuan

A. Umum

Penulis diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai ber-


AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif') dan peran serta kedudukan ASN
pada pelaksanaan tugas sebagai Asisten Apoteker Terampil UPT
Puskesmas Pekapuran Raya Kota Banjarmasin.
B. Khusus
Optimalisasi Informasi Beyond Use Date (BUD) kepada pasien pada
UPT Puskesmas Pekapuran Raya Kota Banjarmasin, melalui
kegiatan-kegiatan :

a. Membuat rancangan etiket BUD dan leaflet


b. Membuat kuesioner
c. Melakukan pretest
d. Memberikan informasi obat
e. Melakukan evaluasi pemahaman pasien tentang informasi yang
diberikan dengan cara Postest
5

3. Isu Aktual
Berdasarkan pengamatan penulis selama 2 bulan di Puskesmas
Pekapuran Raya Kota Banjarmasin ditemukan beberapa isu terkait
dengan tupoksi sebagai asisten apoteker. Beberapa isu permasalahan
terkait yaitu sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pemberian informasi Beyond Use Date (BUD)
kepada pasien.
2. Belum optimalnyapenyimpanan obat kedaluwarsa
3. Belum optimalnya pemantauan Expired Date (ED) perbekalan farmasi

Berdasarkan ke-3 isu di atas, setelah memperhatikan dan mengamati


tentang masalah apa yang paling mendesak, paling serius dan juga harus
segera dibahas, serta memiliki kemungkinan buruk yang akan muncul
apabila tidak segera diselesaikan. Penetapan Isu dilakukan dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Hal ini bertujuan
untuk menentukan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu
diangkat untuk diselesaiakan melalui gagasan-gagasan kegiatan yang
akan dilakukan. Dari beberapa ke-3 isu diatas dianalisis dengan
menggunakan metode USG
Dari hasil analisis dengan metode USG yang berdasar berdasar
tingkat kepentingan U (urgency), tingkat kegawatan S (seriousness),
tingkat perkembangan G (growth), menunjukan bahwa isu " Belum
optimalnya pemberian informasi Beyond Use Date (BUD) kepada
pasien " Isu tersebut telah yang kemudian mendesak untuk diselesaikan
dengan segera dengan dikoordinasikan dengan coach dan mentor.

4. Ruang Lingkup
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan selama proses habituasi di
UPT Puskesmas Pekapuran Raya Kota Banjarmasin terhitung dari tanggal
24 Juli-30 Agustus 2022. Kegiatan yang dilaksanakn adalah memberikan
informasi Beyond Use Date (BUD) kepada pasien berdasarkan nilai
BERAKHLAK.
BAB II
GAMBARAN UMUM

1. Gambaran Umum Organisasi


a. Profil Organisasi

Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin hanya membawahi


satu wilayah kerja yaitu kelurahan Pekapuran Raya, yang termasuk
dalam wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur dengan jumlah
penduduk pada tahun 2021 sebanyak 15.931 jiwa, yang terdiri dari
laki-laki 7.956 jiwa (50.3%) dan perempuan 7.975 jiwa (49.7%)
dengan 4.152 kepala keluarga.

Gambar 2. 1 Puskemas Pekapuran Raya


Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Pekapuran Raya
Banjarmasin adalah:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Pekapuran
Laut.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kelayan
Dalam.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kelayan Laut.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pemurus Baru.
8

Luas wilayah kerja Puskesmas Pekapuran Raya 0.96 Km2


yang mencakup 4.02 % wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur.
Wilayah kerja Puskesmas Pekapuran Raya terdiri dari 1 (Satu)
Kelurahan, yaitu:.Kelurahan Pekapuran Raya.

b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin

Tabel 2. 1 Struktur Organisasi Puskesmas Pekapuran Raya

Kepala Puskesmas
dr.Widi Utami,M.M

Kepala Tata Usaha


H.Maswan ES, AMK

Data & Informasi Rekam Medis Kepegawaian Keuangan


Nina Rismalia, SKM Ernawati H.Maswan ES, AMK Evi Setyawati

UKM Essensial UKM Pengembangan UKP


Hairawaty, AMK Wahidah dr.Chusna Farida

LANSIA Loket
KesLing Promkes Gigi & Mulut Poli Umum
Khafizatun Reka Pradina,
Eka Rosmaya Aditya Saputra, SKM drg.Endah Helmiah,AMK
Nadia,A.Md.,Keb A.Md.,Kes

Poli Anak & Remaja


P2 PTM Gizi KIA Olahraga Poli Gigi
Helmiah, AMK Rahmawati,
Helmiah, AMK Norwahidah Eka Ariani, AMKG drg.Endah
A.Md.,Keb

TOGA & BATTRA Poli MTBS


PERKESMAS P2M INDERA Poli KIA & KB
Muhammad Fikri, Noormaliani,
Herman,AMK Herlina, AMK Herlina,AMK Norwahidah, S.Sit
A.Md.,Farm A.Md.,Keb

Laboratorium Ruang Tindakan


Rabiah dr.Indah Lutfiatin

Apotek
Apt.Nisa
Abdina,S.Farm
9

Struktur organisasi apotek Pekapuran Raya Kota Banjarmasin

Tabel 2. 2 Struktur Organisasi Apotek

Tenaga kesehatan pada tahun 2021 di Puskesmas


Pekapuran Raya Berjumlah 33 orang, Adapun terdiri dari :

a. Dokter Umum : 3 orang


b. Dokter gigi : 1 orang
c. Bidan : 5 orang
d. Perawat : 4 orang
e. Tenaga Kesmas/Promkes : 1 orang
f. Sanitarian : 1 orang
g. Nutrisionis : 2 orang
h. Apoteker : 2 orang
i. TTK : 1 orang
j. Perawat gigi : 2 orang
k. Verifikator keuangan : 1 orang
l. Rekam medis : 1 orang
m. Petugas loket : 1 orang
n. Pekarya kesehatan : 1 orang
o. Honorer : 3 orang
p. Kepala tata usaha : 1 orang
q. Analis kesehatan : 2 orang
r. Satpam : 1 orang
10

3. Visi Misi Organisasi


a. Visi Organisasi

Visi Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin yaitu Kayuh


Baimbai Menuju Banjarmasin Bertaqwa, Aman, Indah, Maju,
Amanah, dan Nyaman (BAIMAN).

b. Misi Organisasi
Misi Puskesmas Pekapuran Raya adalah :
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,
terjangkau, dan berkeadilan.
2) Membangun profesionalisme dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal baik bagi individu, keluarga, dan
masyarakat.
3) Mendorong kemandirian perilaku sehat bagi masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Pekapuran Raya.
4) Menggerakkan peran aktif masyarakat dalam mewujudkan
lingkungan sehat.
Motto Layanan “ Pian Sehat, Kami Himung”
Tata nilai Puskesmas Pekapuran Raya “ Profesional, Ramah,
Melayani”

c. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi yang terkandung pada visi dan misi UPT
Puskesmas Pekapuran Raya adalah THE WINNER yang memiliki
arti
1. Togetherness (Kebersamaan)
Definisi Operasional adalah sebuah ikatan organisasi yang
menjalankan program-program kerjanya dengan saling
bekerjasama dan bahu membahu untuk memenuhi tujuan visi
dan misi organisasi.
2. Wise (Bijaksana)
Definisi Operasional adalah sebuah kesesuaian dalam
pengambilan keputusan yang di dapat melalui koordinasi dan
11

komunikasi serta memperhatikan kebutuhan petugas dan juga


pengguna pelayanan.
3. Integrity (Integritas)
Definisi Operasional adalah kesesuaian antara pikiran dan
tindakan dalam menjalankan program kerja.
4. Norm (Norma)
Definisi Operasional adalah dalam melaksanakan kegiatan dan
kerja selalu berlandasan aturan dan perundang-undangan
5. No Discrimination (Tidak membeda - bedakan)
Definisi Operasional adalah setuap kegiatan pelayanan
diberikan kepada masyarakat tanpa memandang SARA
Maupun relasi maupun jabatan.
6. Energic (Energik)
Definisi Operasional adalah adanya semangat dalam bekerja
yang tergambar disetiap nuansa kerja.
7. Responsive (Responsif)
Definisi Operasional adalah tanggap dan peduli dengan
penggunaan layanan serta kebutuhan pemberian layanan dan
permasalahannya.
8. Safety (Aman)
Definisi Operasional adalah keamanan dalam melakukan
tindakan pelayanan maupun PPI di unit pelayanan baik untuk
petugas maupun untuk pengguna layanan.

3.Tugas Pokok & Fungsi


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No
376/MenKes/PER/V/2009 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Asisten Apoteker dan Angka Kreditnya, dalam Bab IV
Pasal 5 Butir 2 menjelaskan tentang rincian kegiatan Asisten
Apoteker sesuai dengan jenjang jabatan, adalah sebagai berikut:
12

a) Mengumpulkan bahan bahan atau data-data dari berbagai


sumber/acuan dalam rangka Penyiapan Rencana Kegiatan
Kefarmasian;
b) Mengumpulkan data-data dalam rangka Perencanaan Perbekalan
Farmasi
c) Menimbang dan atau mengukur bahan baku dalam rangka Produksi
Sediaan Farmasi Non Steril
d) Menyiapkan ruangan, peralatan dan bahan-bahan untuk kegiatan
produksi dalam rangka Produksi Sediaan Farmasi Steril
e) Mengemas alat-alat dalam rangka Sterilisasi Sentral;
f) Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi dalam rangka
Penerimaan Perbekalan Farmasi
g) Menyimpan perbekalan farmasi dalam rangka Penyimpanan
Perbekalan Farmasi
h) Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep serta
menghitung harga obatnya dalam rangka Dispensing Resep Individual.

4. Sasaran Kerja Pegawai


Dalam rencana melaksanakan aktualisasi dan habituasi
kegiatan pelatihan dasar CPNS saya akan melaksanakan kegiatan
yang bersumber dari tugas dan fungsi, penugasan dari pimpinan
dan inisiatif yaitu :

1. Mengumpulkan & membuat daftar usulan/data berupa jenis & jumlah


resep/perbekalan farmasi yang akan dihapus.
2. Mengemas obat & memberi etiket (produksi sediaan farmasi non steril)
3. Menerima & memeriksa perbekalan farmasi dalam rangka penerimaan
perbekalan farmasi.
4. Menimbang & atau mengukur bahan baku dalam rangka produksi sediaan non
steril.
5. Kegiatan melakukan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai jenis obat, kelas
terapi & disusun secara alfabetis.
6. Menjadi saksi dalam pemusnahan perbekalan farmasi atau dokumennya.
8. Program khusus sarana pelayanan kesehatan dalam rangka kegiatan
13

pengabdian masyarakat
9. Mendistribusikan perbekalan farmasi ketiap ruang rawat/unit pengguna dalam
jumlah, jenis & waktu yang tepat.
10 Mengumpulkan bahan atau data dari berbagai sumber acuan dalam rangka
. menyiapkan rencana kerja kefarmasian.
11 Mengumpulkan data-data dalam rangka perencanaan perbekalan farmasi.
.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

1. Landasan Teori Nilai-Nilai BerAKHLAK dan SMART ASN


a. Nilai –Nilai BerAKHLAK
Pada saat memulai dan melaksanakan tugas pekerjaan
Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memahami terlebih dahulu
wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya
kemudian menguasai standar mutu layanan yang melekat pada
wewenang tersebut pelayanan publik yang bermutu tidak saja
dibebankan pada pemerintah tetapi juga semua elemen yang
terdapat dalam sistem pelayanan public.

Berdasarkan pada prinsip pelayanan aktualisasi yang memuat


tentang Nilai-Nilai BERAKHLAK (Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dan
SMART ASN yang harus ditetapkan dan ditanamkan pada Aparatur
Sipil Negara maka perlu penulis uraikan indikator-indikator dari
ketujuh kata nilai-nilai tersebut yaitu :

a) Berorientasi Pelayanan
Pembentukan nilai Berorientasi Pelayanan pada peserta
melalui substansi pembelajaran yang terkait dengan bagaimana
memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; ramah,
cekatan, solutif, dan dapat diandalkan; serta melakukan
perbaikan tiada henti. Pada Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa
tujuan didirikan Negara Republik Indonesia, antara lain adalah
untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Amanat tersebut mengandung makna negara
berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui
suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya
penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka
15

memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara


atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan administratif,
sebagaimana tercantum dalam Penjelasan atas Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Pelayanan
publik yang prima dan memenuhi harapan masyarakat
merupakan muara dari Reformasi Birokrasi, sebagaimana
tertulis dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, yang
menyatakan bahwa visi Reformasi Birokrasi adalah
pemerintahan berkelas dunia yang ditandai dengan pelayanan
publik yang berkualitas.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang
tercantum dalam Pasal 4 Undang-Undang Pelayanan Publik,
yaitu:
1) Kepentingan umum;
2) Kepastian hukum;
3) Kesamaan hak;
4) Keseimbangan hak dan kewajiban;
5) Keprofesionalan;
6) Partisipatif;
7) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
8) Keterbukaan;
9) Akuntabilitas;
10)Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
11)Ketepatan waktu; dan
12)Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 Undang-Undang
ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu
bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN
bertugas untuk:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
16

Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Selain tugas dan fungsi yang melekat pada pegawai ASN,
pegawai ASN juga berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional.
b) Akuntabilitas
Pembentukan nilai-nilai dasar akuntabilitas pada tiap ASN
yang terkait dengan pelaksanaan tugas dengan jujur,
bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi,
penggunaan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien serta tidak
menyalahgunakan kewenangan jabatannya.
Tugas berat Anda sebagai ASN adalah ikut menjaga
bahkan ikut berpartisipasi dalam proses menjaga dan
meningkatkan kualitas layanan tersebut. Karena, bisa jadi,
secara aturan dan payung hukum sudah memadai, namun,
secara pola pikir dan mental, harus diakui, masih butuh usaha
keras dan komitment yang ekstra kuat. Sekali lagi, tantangan
yang dihadapi bukan hanya di lingkungan ASN sebagai pemberi
layanan, namun juga dari masyarakat penerima layanan.
c) Kompeten
Pada nilai Kompeten yang berfokus pada penguatan kualitas
SDM, untuk sektor keaparaturan pembangunan diarahkan untuk
mewujudkan birokrasi berkelas dunia. Setiap elemen atau ASN
di setiap instansi selayaknya meninggalkan pendekatan dan
mindset yang bersifat rigit peraturan atau rule based dan
mekanistik, cenderung terpola dalam kerutinan dan tidak adapatif
17

dengan zamannya. ASN diharapkan memiliki sifat dan


kompetensi dasar, utamanya: inovasi, daya saing, berfikir
kedepan, dan adaptif. kompetensi dasar ini krusial untuk
mewujudkan instansi pemerintah yang responsif dan efektif.
Pasal 5 Undang Undang Aparatur Sipil Negara (ASN)
Nomor 5 Tahun 2014 dan Surat Edaran Permenpan RB Nomor
20 Tahun 2021 tentang operasional Nilai-Nilai Dasar ASN
BerAKHLAK. Untuk menanamkan pemahaman dan perilaku
tersebut salah satunya setiap ASN perlu kompeten. Dengan kata
lain nilai-nilai kompeten yaitu Meningkatkan kompetensi diri
untuk menjawab tantangan yang selalu berubah dan membantu
orang lain belajar serta melaksanakan tugas dengan kualitas
terbaik.
d) Harmonis
Pada nilai Harmonis yaitu mengembangkan pengetahuan
dan pemahaman kepada setiap CPNS dalam Latsar ASN
mengenai keberagaman berbangsa, rasa saling menghormati,
dan bagaimana menjad pelayan dan abdi masyarakat yang baik.
Setelah memperoleh pengetahuan dan pemahaman tersebut
maka ASN akan mampu menunjukkan kemampuan menciptakan
suasana harmonis dilingkungan bekerja, memberikan layanan
yang berkeadilan kepada masyarakat, serta dapat menunjukkan
perilaku yang beretika dan menjadi perekat bangsa dalam segala
aspek kehidupan sebagai warga negara.
e) Loyal
Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi
salah satu core values yang harus dimiliki dan
diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut kajiannya dapat dilakukan
dengan melihat faktor internal dan faktor eksternal yang jadi
penyebabnya.
1) Faktor internal
18

Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN


ideal sebagaimana tersebut di atas adalah sifat loyal atau
setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal
terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat
dan sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang sah sejauh
pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku, karena ASN merupakan
bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri.
Karena pentingnya sifat dan sikap ini, maka banyak
ketentuan yang mengatur perihal loyalitas ASN ini (akan
dibahas lebih rinci pada bab-bab selanjutnya), diantaranya
yang terkait dengan bahasan tentang:
a) Kedudukan dan Peran ASN
b) Fungsi dan Tugas ASN
c) Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
d) Kewajiban ASN
e) Sumpah/Janji PNS
f) Disiplin PNS
2) Faktor eksternal
Modernisasi dan globalisasi merupakan sebuah
keniscayaan yang harus dihadapi oleh segenap sektor baik
swasta maupun pemerintah. Modernisasi dan globalisasi ini
salah satunya ditandai dengan perkembangan yang sangat
pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya teknologi informasi. Perkembangan Teknologi
Informasi ini ibarat dua sisi mata uang yang memilik dampak
yang positif bersamaan dengan dampak negatifnya.
Masalah lain yang harus dihadapi dengan loyalitas tinggi
oleh seorang ASN adalah semakin besar peluang masuknya
budaya dan ideologi alternatif dari luar ke dalam segenap
sendi- sendi bangsa melalui media informasi yang dapat
dijangkau oleh seluruh anak bangsa yang berpotensi merusak
19

tatanan budaya dan ideologi bangsa.


f) Adaptif
Nilai-nilai Adaptif kepada peserta melalui substansi
pembelajaran yang terkait dengan cepat menyesuaikan diri
menghadapi perubahan lingkungan, terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas, berperilaku adaptif serta bertindak
proaktif.
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang
dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan
mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam
pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di
antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi
antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan
teknologi dan lain sebagainya
Infrastruktur pelayanan dan mindset pelayanan juga harus
dirubah total. Tidak ada lagi penyelenggaraan business process
dalam pelayanan publik yang masih menggunakan mentalitas
lama. Salah satu cara pandang fundamental dalam
memastikannya adalah dengan pemahaman konsep governance
(kepemerintahan) yang baik.
Dari sudut pandang governance ini, maka adaptasi dari
praktek-praktek penyelenggaraan negara yang didominasi oleh
peran negara atau pemerintah, menjadi peran-peran yang lebih
terdistribusi kepada aktor negara atau pemerintah dengan aktor
lainnya di luar pemerintah.
g) Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang
global yang dihadapi saat ini. Banyak ahli merumuskan terkait
tantangantantangan tersebut. Kolaborasi kemudian menjadi
solusi dari berbagai fragmentasi dan silo mentality. Modul ini
hadir untuk memberikan pengetahuan tentang kolaborasi
20

khusunya di birokrasi pemerintah. Internalisasi materi yang ada


dalam modul ini diharapkan dapat membentuk karakter ASN
yang kolaboratif. Fragmentasi dan silo mentality yang menjadi
image negatif dari birokrasi pemerintah pada akhirnya dapat
dikikis. Birokrasi akan berdiri dengan tegak dalam menatap
tantangan global.
Beberapa definisi kolaborasi dan collaborative governance.
Kolaborasi adalah “ value generated from an alliance between
two or more firms aiming to become more competitive by
developing shared routines”.Membangun enam kriteria penting
untuk kolaborasi yaitu:
1) forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga
2) peserta dalam forum termasuk aktor nonstate
3) peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan
dan bukan hanya '„dikonsultasikan‟ oleh agensi public
4) forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif
5) forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan
konsensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam
praktik)
6) fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
Tata kelola kolaboratif ada di berbagai tingkat pemerintahan,
di seluruh sektor publik dan swasta, dan dalam pelayanan
berbagai kebijakan. Disini tata kelola kolaboratif lebih mendalam
pelibatan aktor kebijakan potensial dengan meninggalkan
mestruktur kebijakan tradisional. Matarakat dan komunitas
dianggap layak untuk inovasi kebijakan, komunitas yang sering
kali kehilangan hak atau terisolasi dari perdebatan kebijakan
didorong untuk berpartisipasi dan dihargai bahkan dipandang
sebagai menambah wawasan diagnostik dan pengobatan kritis.
b. Smart ASN dan Manajemen ASN
Komunikasi yang bersifat serba digital menjadikan literasi digital
sebagai salah satu kebutuhan wajib di era serba teknologi seperti
21

sekarang. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia diprediksi akan


naik mencapai US$ 133 miliar pada 2030 (eConomy SEA 2019).
Namun, Indonesia, berdasarkan World Digital Competitiveness
Ranking, berada pada urutan 56 dari 62 negara di dunia. Dengan
kondisi ini, Indonesia terancam hanya menjadi pasar dan dapat
kehilangan kesempatan memetik dampak baik dari trend
perkembangan teknologi yang ada. Daya saing digital yang rendah,
yang disebabkan diantaranya rendahnya literasi digital, juga
membuat Indonesia menghadapi sejumlah ancaman; mulai dari
penyebaran konten negatif, konten berbau hoaks, ujaran kebencian
atau hate speech, perundungan, ragam praktik penipuan, hingga
radikalisme
Penerapan dan pembekalan ASN dengan Smart ASN meberikan
kemampuan berpikir secara kritis terkait pemahaman konsep
efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu di bidang komunikasi.
Penilaiannya dapat ditinjau dari etis dalam mengakses media digital
(digital ethics), budaya menggunakan digital (digital culture),
menggunakan media digital dengan aman (digital safety), dan
kecakapan menggunakan media digital (digital skills).
Perumusan kerangka kerja literasi digital digunakan sebagai
basis dalam merancang program dan kurikulum literasi digital
Indonesia pada tahun 2020-2024. Kerangka kurikulum literasi
digital ini juga digunakan sebagai metode pengukuran tingkat
kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai
teknologi digital.
Digital skill merupakan kemampuan individu dalam
mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan
piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan
sehari-hari.
Digital safety merupakan kemampuan user dalam mengenali,
mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan
22

digital dalam kehidupan sehari-hari.


Digital culture merupakan kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan
membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi
kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Sementara itu.
Digital Ethics merupakan kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya
tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
a) Pelaksana kebijakan public
b) Pelayan public
c) Perekat dan pemersatu bangsa.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak.
Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai
23

dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi


berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode
perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi
pemerintah.
c. Substantif Bidang Tugas
Beyond Use Date (BUD) adalah batas waktu penggunaan
produk obat setelah diracik atau disiapkan atau setelah kemasan
primernya dibuka atau dirusak. Kemasan primer disini berarti
kemasan yang langsung bersentuhan dengan bahan obat, seperti:
botol, ampul, vial, blister, dan lain-lain.
Menggunakan obat yang disimpan melebihi BUD atau ED
dapat menimbulkan ketidakamanan dan ketidakefektifan bagi
pasien karena karakteristik fisika, kimia, atau mikrobiologinya yang
asli tidak dapat dipertahankan. BUD juga berhubungan dengan
adanya risiko kontaminasi mikroba berbahaya secara
klinis.Mengingat BUD tidak selalu tercantum pada kemasan produk
obat, penting bagi tenaga kesehatan terutama bagian pelayanan
kefarmasian, untuk mengetahui tentang ketentuan BUD dan dapat
memberikan informasi kepada pasien agar pasien dapat
menggunakan obat dengan tepat dan aman salah satunya dengan
pemberian etiket.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka saya melaksanakan
aktualisasi dengan judul “OPTIMALISASI INFORMASI BEYOND
USE DATE (BUD) MELALUI MODIFIKASI ETIKET PADA ASISTEN
APOTEKER TERAMPIL UNIT PELAYANAN TEKNIS PUSKESMAS
PEKAPURAN RAYA KOTA BANJARMASIN”. Isu yang diangkat
adalah Belum optimalnya pemberian informasi Beyond Use Date
(BUD) pada pasien pada UPT Puskesmas Pekapuran Raya Kota
Banjarmasin.
24

Dalam melakukan kegiatan yang telah dirancang untuk isu


tersebut, penulis mengutamakan kewajiban sebagai PNS
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabilitas, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif) dan SMART ASN dalam Manajemen ASN yaitu
memberikan pelayanan informasi mengenai Obat BUD dari
kompetensi penulis sebagai lulusan ahli madya farmasi. Terhadap
nilai harmonis juga memberikan informasi kepada semua staf
apotek, terhadap nilai loyal mengabdikan diri dan memberikan
kontribusi untuk dalam bidang kefarmasian, untuk nilai adaptif akan
selalu berusaha memberikan inovasi terbaru tentang etiket obat,
nilai kolaboratif akan berkoordinasi dan bekerjasama dengan
Kepala Puskesmas, Apoteker, Asisten Apotek lainnya, dan Tenaga
Kesehatan maupun non kesehatan lainnya untuk senantisa
bersama membangun pelayanan terbaik UPT Puskesmas
Pekapuran Raya untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Serta pemanfaatan media komunikasi sebagai bentuk
SMART ASN dalam manajeman ASN
2. Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi
Nama/NIP : Muhammad Fikri, A.Md.,Farm/ 199805032022031006
Profesi/Jabatan : Pelaksana/Asisten Apoteker Terampil
Isu Aktual : Belum optimalnya pemberian informasi beyond use date pada pasien UPT Puskesmas
Pekapuran Raya Kota Banjarmasin
Gagasan Pemecahan Isu : 1. Melakukan konsultasi dengan atasan langsung
2. Membuat rancangan etiket BUD & leaflet
3. Membuat Kuesioner BUD
4.Melakukan Pretest kepada pasien
5. Melakukan pemberian infromasi BUD
6. Melakukan evaluasi pemberian informasi yang diberikan dengan cara postest
26

Tabel 3. 1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Output /Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan


Kegiatan Kegiatan Kegiatan dengan Terhadap Visi Misi nilai-nilai
Nilai Ber AKHLAK Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
PERSIAPAN
1. Melakukan 1. Menyiapkan Terlaksananya Saya akan ramah, Visi Saya akan
konsultasi dengan bahan untuk konsultasi sopan dalam “Saya akan semangat
atasan langsung konsultasi dengan atasan konsultasi lalu berkonsultasi dalam
2. Membuat janji langsung melakukan perbaikan sebaik mungkin” melakukan
3. Memaparkan Bukti : tiada henti konsultasi
tahapan 1. Bahan untuk (Berorientasi Misi (Energic)
rancangan konsultasi. Pelayanan) “Saya akan
aktualisasi 2. Screenshot memaparkan
4. Meminta WA saya akan rancangan
persetujuan 3. Foto berperilaku jujur aktualisasi dengan
4. Lembar dalam dalam penuh dedikasi”
persetujuan menyiapkan bahan
5. Laporan terkait, cermat dalam
konsultasi menentukan
permasalahan
(Akuntabel)

saya akan
memaparkan
rancangan aktualisasi
27

sebaik mungkin
(Kompeten)

saya akan menjalin


komunikasi dengan
baik mengenai
rencana kegiatan dan
menerima saran serta
kritik (Harmonis)

saya akan
menyiapkan bahan
rancangan yang tidak
melanggar UUD
(Loyal)

saya akan bertindak


proaktif dalam
konsultasi (Adaptif)

Saya akan terbuka


dalam menerima
masukkan
(Kolaboratif)
PELAKSANAAN
2. Membuat 1. Menyiapkan Terlaksananya Saya akan Visi Saya akan
rancangan etiket desain etiket rancangan etiket merancang etiket “Saya akan semangat
BUD dan leaflet 2. Mencari materi BUD & leaflet dengan baik agar merancang etiket dalam
28

untuk leaflet Bukti : masyarakat &leaflet agar merancang


3. Memprint hasil 1. Desain etiket mendapatkan tercapai nya lalu mencetak
rancangan etiket 2. Materi BUD informasi lebih pelayanan etiket & leaflet
BUD dan leaflet 3. Print out etiket lengkap kesehatan yang (Energic)
dan leaflet (Berorientasi bermutu”
Pelayanan) Misi
“saya akan
Saya akan berdedikasi penuh
merancang etiket untuk merancang
BUD dan leaflet lalu mencetak etiket
dengan penuh & leaflet “.
tanggung jawab
(Akuntabel)

Dalam pembuatan
rancangan etiket
BUD dan leaflet saya
memuat informasi
secara efektif dan
mudah di pahami
dengan kualitas
terbaik (Kompeten)

Saya akan membuat


leaflet yang bertujuan
menolong
masyarakat untuk
mendapatkan
29

informasi BUD
(Harmonis)

Saya akan
merancang etiket &
leaflet sebaik
mungkin agar instansi
saya baik di mata
orang (Loyal)

Saya akan
merancang etiket &
leaflet dengan kreatif
(Adaptif)

saya akan meminta


dengan sopan kerja
sama dari teman
sejawat saling
bekerja sama dalam
pemberian informasi
BUD kepada pasien
(Kolaboratif)
3. Membuat 1. Mencari Terlaksananya Saya akan membuat Visi Saya akan
Kuesioner BUD referensi pembuatan kuesioner untuk “Saya akan tanggap
kuesioner kuesioner BUD mengetahui membuat kuesioner dalam
2. Melaksanakan Bukti : pemahaman pasien yang bermutu untuk memahami
konsultasi 1. Bahan (Berorientasi mengetahui informasi yang
30

dengan atasan referensi Pelayanan) kepemahaman harus nya


langsung 2. Laporan pasien” didapatkan
3. Menyusun konsultasi Saya akan membuat oleh pasien
kuesioner 3. Draf kuesioner dengan Misi (Responsive)
4. Memprint 4. Print out teliti dan penuh “Saya akan
kuesioner kuesioner tanggung jawab membuat kuesioner
(Akuntabel) untuk melakukan
identifikasi apa
Saya akan mencari yang dibutuhkan
referensi yang terbaik oleh pasien
agar dapat
mengetahui
kepemahaman
pasien (Kompeten)

Saya akan konsultasi


dengan atasan
langsung ramah agar
terciptanya
lingkungan kondusif
(Harmonis)

Saya akan membuat


kuesioner dengan
referensi yang baik
agar terciptanya
kepemahaman
informasi secara
31

merata (Loyal)

Saya akan mencari


berbagai referensi
lalu berinovasi
menjadi kuesioner
yang sesuai (Adaptif)

Saya akan menerima


masukkan dari
atasan (Kolaboratif)
4 Melakukan 1. Menyiapkan Terlaksananya Saya akan Visi Saya akan
. Pretest kepada kuesioner Pretest kepada memberikan “saya akan
melakukan
pasien 2. Memberikan pasien kuesioner prestest melaksanakan pretest
kuesioner Bukti : dengan sikap ramah, pretest ini bertujuan
dengan itu
3. Memeriksa hasil 1. Foto sopan ( Berorientasi meningkatkan dapat
kuesioner 2. Foto pelayanan) pelayan kesehatan memberikan
3. Hasil pretest terutama bidangmasukkan apa
Saya akan farmasi” saja yang
memeriksa hasil kurang dalam
kuesioner dengan Misi pelayanan
cermat (Akuntabel) “saya akan (Wise)
melaksanakan
Saya akan pretest yang
melakukan Kegiatan bertujuan
ini dilakukan dengan mengembangkan
penuh keterampilan SDM yang ada
sesuai kompetensi sehingga
32

dibidang kefarmasian berinovasi dalam


(Kompeten) peningkatan
pelayanan ”
Saya akan
memberikan
kuesioner tanpa
memandang latar
belakang pasien
(Harmonis)

Saya akan
melakukan pretest
tanpa memaksakan
kehendak dalam
permintaan menjadi
responden ke pasien
(Loyal)

Saya akan proaktif


dalam pretest jika
pasien mengalami
kebingunan dalam
mengisi (Adaptif)

Saya akan meminta


kerja sama dengan
apoteker untuk
melakukan pretest
33

tersebut
(Kolaboratif)
5. Melakukan 1. Menyiapkan Terlaksananya Memberikan Visi Saya akan
pemberian leaflet pemberian informasi obat yang “saya akan memberikan
infromasi BUD 2. Menerima informasi BUD dibutuhkan oleh memberikan informasi obat
resep kepada pasien pasien (Berorientasi informasi BUD agar agar pasien
kepada pasien
3. Menyiapkan Bukti : Pelayanan). terciptanya aman dalam
obat 1. Tersediannya pelayanan mengonsumsi
4. Melakukan leaflet Penyerahan obat kesehatan yang obat (Safety)
pemberian 2. Resep pasien disertai informasi bermutu”
informasi obat 3. Foto yang diberikan
terutama BUD 4. Foto kepada pasien dapat Misi
dengan leaflet dipertanggung Saya akan
jawabkan mengembangkan
(Akuntabel) inovasi dalam
pemberian
Menjelaskan informasi obat“.
infromasi obat
tentang BUD kepada
pasien (Kompeten)

Memberikan
penjelasan obat
dengan baik tanpa
memandang latar
belakang pasien
(Harmonis)
34

Saya akan
memberikan
informasi BUD
dengan efektif
sehingga pasien
senang berobat di
puskesmas (Loyal)

Saya akan bertindak


proaktif dalam
penyampaian
infromasi BUD
kepada pasien
(Adaptif)

Saya akan
bekerjasama dengan
apoteker dalam
pemberian informasi
BUD kepada pasien
(Kolaboratif)
EVALUASI
6. Melakukan 1. Menyiapkan Terlaksananya Saya akan Visi Saya akan
evaluasi kuesioner evaluasi melakukan evaluasi “saya akan melihat semangat
pemberian 2. Memberikan pemberian pada pasien dengan hasil evaluasi lalu dalam
informasi yang kuesioner informasi yang ramah (Berorientasi mengembangkan meningkat kan
diberikan dengan 3. Memeriksa diberikan dengan Pelayanan) pelayanan yang pelayanan
cara postest hasil kuesioner cara postest bermutu dan kesehatan di
35

Bukti : Saya akan bermatabat ” tempat kerja


1. Lembar melakukan evaluasi (Energic)
kuesioner berarti Misi
2. Foto bertanggung jawab “Saya akan
3. Hasil posttest dalam mendedikasikan diri
menyelesaikan untuk
pekerjaan meningkatkan
(Akuntabel) pelayanan dari
hasil evaluasi“.
Saya akan
mengembangkan
pelayanan apa saja
yang kurang dari
hasil evaluasi
(Kompeten)

Saya akan menolong


pasien dengan cara
memperbaiki
pelayanan dari hasil
evaluasi (Harmonis)

Saya akan
memperbaiki
pelayanan sehingga
terciptanya
pelayanan yang
bermutu sehingga
36

baik di mata pasien


(Loyal)

Saya akan terus


berinovasi dengan
melihat hasil evaluasi
(Adaptif)

Saya akan
memanfaatkan
sarana yang ada
untuk menciptakan
pelayan yang
bermutu
(Kolaboratif)
37

3. Penjadwalan Kegiatan Rancangan Aktualisasi & Habituasi

Tabel 3. 2 Penjadwalan Kegiatan Rancangan Aktualisasi & Habituasi

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN WAKTU TEMPAT


Persiapan
1 Melakukan konsultasi 1. Menyiapkan bahan untuk konsultasi
dengan atasan langsung 2. Membuat janji 25 Juli dan Puskesmas
3. Memaparkan tahapan rancangan aktualisasi 26 Juli 2022 Pekapuran Raya
4. Meminta izin dan persetujuan
Pelaksanaan
2 Membuat rancangan etiket 1. Menyiapkan desain etiket 27 s.d 29 Juli
BUD & leaflet 2. Mencari materi untuk leaflet Puskemas
2022
3. Mencetak hasil rancangan etiket BUD dan leaflet Pekapuran Raya

3 Membuat Kuesioner BUD 1. Mencari referensi kuesioner


2. Konsultasi dengan atasan langsung 29 Juli 2022 Puskesmas
3. Menyusun kuesioner Pekapuran Raya
4. Memprint kuesioner
4 Melakukan Pretest kepada 1. Menyiapkan kuesioner
pasien 2. Memberikan kuesioner 1 s.d 30 Agustus Puskesmas
3. Memeriksa hasil kuesioner 2022 Pekapuran Raya

5 Melakukan pemberian 1. Menyiapkan leaflet 1 s.d 30 Puskesmas


informasi BUD kepada 2. Menerima resep Agustus 2022 Pekapuran Raya
pasien
38

3. Menyiapkan obat
4. Pemberian informasi obat terutama BUD dengan
leaflet
Evaluasi
6. Melakukan evaluasi 1. Menyiapkan kuesioner
pemberian informasi yang 2. Memberikan kuesioner 1 s.d 30 Puskesmas
diberikan dengan cara 3. Memeriksa hasil kuesioner Agustus 2022 Pekapuran Raya
postest
39

Juli Agustus
NO. KEGIATAN M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S
24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
PERSIAPAN
1 Melakukan
konsultasi
dengan atasan
langsung
PELAKSANAAN
2 Membuat
rancangan
etiket BUD &
leaflet
3 Membuat
kuesioner BUD
4 Melakukan
pretest kepada
pasien
5 Melakukan
pemberian
informasi BUD
EVALUASI
6 Melakukan
evaluasi
pemberian
informasi yang
diberikan
dengan cara
postest

MATRIKS RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI

Keterangan : : Kegiatan Aktualisasi : Hari Libur


40

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik


Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang “Aparatur Sipil Negara”
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025
Menteri Kesehatan RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.74
Tahun 2016 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. ‘Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2013’. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Depkes, Permenkes RI, No. 376/MenKes/PER/V/2009 Tentang Petunjuk. Teknis
Jabatan Fungsional Asisten Apoteker dan Angka Kreditnya
Surat Edaran Permenpan RB Nomor 20 Tahun 2021 operasional Nilai-Nilai Dasar ASN
BerAKHLAK
Angi’enda, S. A. and Bukachi, S. A,2016, Household Knowledge and Perceptions on
Disposal Practices of Unused Medicines in Kenya. Journal of Anthropology and
Archaeology, Vol. 4 No. 2, p. 1-20,Kenya.
41

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisi USG

Anda mungkin juga menyukai