Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

PENCEGAHAN MEDICATION ERROR PADA PEMBERIAN OBAT-


OBATAN HIGH ALERT PASIEN MELALUI PENGGUNAAN LOGAM
(LABELISASI HIGH ALERT MEDICATION ) DI RUANG TULIP RSUD
CARUBAN KABUPATEN MADIUN

Oleh :

LINTANG MEGA PUSPITA, A.Md.Kep


NIP. 19960901 202012 2 012
PERAWAT TERAMPIL

PESERTA PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN II ANGKATAN XXXV
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXXV
TAHUN 2021

NAMA : LINTANG MEGA PUSPITA, A.Md.Kep


ANGKATAN : XXXV
JUDUL :PENCEGAHAN MEDICATION ERROR PADA PEMBERIAN OBAT-
OBATAN HIGH ALERT PASIEN MELALUI PENGGUNAAN
LOGAM (LABELISASI HIGH ALERT MEDICATION) DI RUANG
TULIP RSUD CARUBAN KABUPATEN MADIUN

Telah disempurnakan berdasarkan masukan dari Pembimbing, Mentor, dan Penguji pada
Seminar Rancangan Aktualisasi, Sabtu 04 September 2021
Melalui Virtual Conference (Zoom Meeting)

COACH MENTOR

Ir. Biasworo Adisuyanto, Aka,MM Karmiati, S.Kep.,Ners


Widyaiswara Kepala Ruang Tulip RSUD Caruban
NIP. 19640625 199703 1 002 NIP 197302222002122003

i
PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jl. Alun Alun Utara No.4, Area Sawah,
Purwosari, Kec. Madiun, Madiun, Jawa
Timur 63157

BERITA ACARA
SEMINAR EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II ANGKATAN KE XXXV
TAHUN 2021 PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

Sehubungan dengan penyelenggaraan Diklat Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2019


Melalui Virtual Conference (Zoom Meeting). Hari Sabtu, 04 September 2021 telah
melaksanakan Seminar Rancangan Aktualisasi
Nama : Lintang Mega Puspita A.Md.Kep
NDH :14
Judul :PENCEGAHAN MEDICATION ERROR PADA
PEMBERIAN OBAT-OBATAN HIGH ALERT PASIEN
MELALUI PENGGUNAAN LOGAM (LABELISASI HIGH
ALERT MEDICATION ) DI RUANG TULIP RSUD
CARUBAN KABUPATEN MADIUN

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya dan ditanda tangani oleh :

Mentor Peserta

Karmiati , S.Kep.,Ners Lintang Mega P., A.Md.Kep


Perawat Mahir NIP. 19960901 202012 2 012
NIP. 19730222 200212 2 003

Coach Penguji

Ir. Biasworo Adisuyanto,Aka MM Sodik Hery Purnomo, S.Si


Widyaiswara Ahli Madya NIP. 19691218 199703 1 003
NIP. 19640625 199703 1 002

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat, petunjuk, karunia, dan pertolongan-Nya maka rancangan aktualisasi ini dapat
terselesaikan. Laporan aktualisasi dengan judul “PENCEGAHAN MEDICATION ERROR
PADA PEMBERIAN OBAT-OBATAN HIGH ALERT PASIEN MELALUI
PENGGUNAAN LOGAM (LABELISASI HIGH ALERT MEDICATION ) DI RUANG
TULIP RSUD CARUBAN KABUPATEN MADIUN” ini disusun sebagai salah satu
persyaratan kelulusan pelatihan dasar (latsar) calon pegawai negeri sipil golongan II angkatan
XXXV dan diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk perbaikan pelayanan publik di
Rumah Sakit Umum Daerah Caruban.
Laporan aktualisasi ini disusun sebagai bentuk penerapan nilai-nilai dasar yang telah
penulis dapatkan dari pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil yang diwujudkan dalam
habituasi di SKPD untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Adapun pelaksanaannya bertujuan sebagai salah satu langkah dalam rangka perbaikan yang
terus menerus terhadap kualitas ASN dalam fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, dan perekat kesatuan bangsa.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Badan


Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Timur sebagai penyelenggara, kepada
Widyaiswara / Coach yang telah memberikan bimbingan dan memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat terkait tentang nilai-nilai dasar ASN dan khususnya kepada :
1. Ir. Biasworo Adisuyanto, Aka, MM., selaku pembimbing/coach yang telah memberikan
bimbingan, kritik dan saran dalam penyusunan rancangan ini.
2. Karmiati, S.Kep., Ners selaku mentor yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
saran dalam penyusunan rancangan ini.
3. Seluruh Panitia Pelatihan Dasar CPNS Golongan II di BKD Kabupaten Madiun Tahun
2021.
4. Seluruh Widyaiswara BPSDM Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
5. Kedua orang tua atas segala dukungan moral dan doa yang tidak pernah terputus.
6. Seluruh peserta pelatihan dasar CPNS golongan II angkatan XXXV atas seluruh
kebersamaan dan kekeluargaan dalam melaksanakan pelatihan dasar.
7. Rekan-rekan kerja di Ruang Tulip Rumah Sakit Umum Daerah Caruban yang telah
memberikan dukungan kepada penulis.
8. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya rancangan aktualisasi ini.

iii
Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi menyempurnakan
laporan ini selanjutnya. Akhir kata, tidak ada kata-kata selain terima kasih banyak dan semoga
Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis berharap laporan
aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta memberikan sumbangsih yang dapat
membawa perubahan pada institusi Rumah Sakit Umum Daerah Caruban menjadi lebih baik.

Madiun, 24 Agustus 2021


Peserta Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II Angkatan XXXV

Lintang Mega Puspita, A.Md.Kep


NIP. 19960901 202012 2 012

iv
DAFTAR ISI
Halaman
RANCANGAN AKTUALISASI.....................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... i
BERITA ACARA .......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 3
C. Ruang Lingkup .............................................................................. 4
BAB II PROFIL LEMBAGA ATAU INSTANSI
A. Deskripsi ...................................................................................... 5
B. Kedudukan dan Fungsi Unit Kerja................................................ 14
C. Struktur/ Susunan Organisasi ........................................................ 14
D. Uraian Tugas dan Jabatan ............................................................ 15
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi, Penetapan Isu, dan Gagasan Pemecahan Isu ............ 17
B. Diagram Alur Pemecahan Isu ....................................................... 23
C. Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi ......................................... 24
D. Jadwal Kegiatan Aktualisasi ........................................................ 34
Daftar Pustaka

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tabel Pelayanan Rawat Jalan ...............................................................10


Tabel 2.2. Tabel SDM RSUD Caruban Berdasarkan Jenjang Pendidikan ...........11
Tabel 3.1. Seleksi Isu Menggunakan AKPL .........................................................18
Tabel 3.2. Seleksi Isu Menggunakan USG ...........................................................20
Tabel 3.3. Penyebab, Kondisi Dan Dampak Jika Isu Tidak Segera Ditangani ......21
Tabel 3.4. Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi .................................................25
Tabel 3.5. Jadwal Kegiatan Aktualisasi .................................................................34

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Gambar struktur organisasi RSUD Caruban ................................15

vii
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1. Gambar struktur organisasi RSUD Caruban ...............................23

viii
ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kontrak kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat Pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI.
Berdasarkan Undang – Undang No. 5 Tahun 2014, Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu. Dalam rangka pelaksanaan cita – cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara,
perlu dibangun Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas, profesional,
netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan
mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Untuk membentuk prinsip dan nilai yang sesuai dengan Undang-undang Nomor
5 Tahun 2014. Sebelum diangkat menjadi ASN, Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
diwajibkan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar. Hal ini sesuai dengan
peraturan yang tertuang dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
(PERKALAN) RI Nomor 38 dan 39 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Prajabatan Golongan III, serta Golongan I dan II, sehingga Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Prajabatan dilaksanakan dengan Pola Baru.
Adanya DIKLAT Prajabatan pola baru ini juga diharapkan dapat membentuk kader
ASN berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar yang meliputi: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang dapat disingkat
menjadi ANEKA serta mengetahui kedudukan dan peran ASN dalam NKRI, dan
menguasai kompetensi teknis bidang tugas, sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Dengan demikian peserta

1
diklat prajabatan dapat menjadi Aparatur Sipil Negara yang profesional sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat serta pemersatu bangsa.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor
1691/Menkes/per/VIII/2011, keselamatan pasien rumah sakit adalah sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi pengkajian
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden dan pencegahan penyakit infeksi, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah timbulnya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tindakan yang
seharusnya dilakukan (Permenkes RI No. 1691/Menkes/per/VIII/2011).
Keselamatan pasien (patientsafety) merupakan suatu sistem yang membuat
asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden =, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya ( Permenkes, No 11 2017).
Patient safety menjadi hal yang mutlak dan wajib dipenuhi oleh fasilitas layanan
kesehatan yang bermutu. Dalam dunia medis keselamatan pasien merupakan hal yang
sangat esensial, sedikit saja kesalahan maka pasien bisa cacat bahkan meninggal. Tidak
hanya prosedur dan fasilitas yang perlu diperhatikan dalam menjamin keselamatan
pasien, pengelolaan obat-obatan juga menjadi salah satu faktor penentu. Enam sasaran
keselamatan pasien (Patient Safety) adalah tercapainya (1) Identifikasi pasien, (2)
Peningkatan komunikassi yang efektif, (3) Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (High Alert), (4) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi,
(5) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, (6) Pengurangan risiko
pasien jatuh.
The Institute of Medicine dalam salah satu studinya menemukan bahwa dalam
sehari setidaknya ada satu kesalahan dalam pemberian obat di rumah sakit. Studi
lainnya mengemukakan bahwa dalam hal administrasi, 1 dari 5 pemberian obat kepada
pasien terindikasi error. Kesalahan/error ini mencakup antara lain pemberian dosis
yang keliru, obat yang salah, dan waktu pemberian obat yang tidak tepat. Faktor lain
yang juga ikut berkontribusi dalam kesalahan/error tersebut adalah penyimpanan
dan labeling obat.

2
High alert medication adalah obat-obat yang secara signifikan beresiko
membahayakan pasien bila digunakan dengan salah atau pengelolaan yang kurang
tepat. Di Indonesia, pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 58 Tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit mengharuskan rumah sakit
untuk mengembangkan kebijakan pengelolaan obat untuk meningkatkan keamanan
khususnya high alert medication. Obat ini sering menyebabkan kesalahan serius (
sentinel event) yang dapat menyebabkan reaksi obat yang tidak diinginkan.
Dalam penelitiannya, Dwiprahasto (2006), menyatakan bahwa 11% medication
error di rumah sakit berkaitan dengan kesalahan saat menyerahkan obat ke pasien dalam
bentuk dosis atau obat yang keliru.
Studi yang dialkukan Bagian Farmakologi Universitas Gajah Mada 2001-2003
menunjukkan bahwa medication error terjadi pada 97% pasien Intensive Care Unit
(ICU) antara lain dalam bentuk dosis berlebihan atau kurang, frekuensi pemberian
keliru dan cara pemberian yang tidak tepat. Berdasarkan Laporan Peta Nasional
Keselamatan Pasien (Kongres PERSI 20017) kesalahan dalam pemberian obat
menduduki peringkat pertama (24,8%) dari 10 besar insiden yang dilaporkan
(Kemenkes,2008).
Berdasarkan temuan di lingkungan kerja, pemberian obat high alert kepada
pasien masih menggunakan cara manual denga ditulis di spuit. Hal ini dapat berakibat
pada kesalahan dalam pemberian obat, baik dosis, rute, waktu ataupun rate ( kecepatan),
dalam kondisi tertentu bahkan bisa berakibat kematian (Sentinel event). Dalam
mengatasi permasalahan / isu tersebut saya sebagai peserta Latsar CPNS mengajukan
sebuah pemecahan isu berupa rancangan aktualisasi. Adapun rancangan aktualisasi
yang diajukan berjudul “PENCEGAHAN MEDICATION ERROR PADA
PEMBERIAN OBAT-OBATAN HIGH ALERT PASIEN MELALUI
PENGGUNAAN LOGAM (LABELISASI HIGH ALERT MEDICATION ) DI
RUANG TULIP RSUD CARUBAN KABUPATEN MADIUN”.

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


1. Tujuan
a. Tujuan Umum
a) Melaksanakan kegiatan aktualisasi dan habituasi di Rumah Sakit Umum
Daerah Caruban adalah untuk menjalankan kewajiban sebagai Perawat
Terampil dengan menerapkan nilai-nilai dasar yang telah didapatkan pada

3
kegiatan latihan dasar yaitu nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi sehingga menjadi seorang ASN
yang profesionalisme dan melaksanakan perannya sebagai pelaksana
kebijakan, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
b) Mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melaksanakan
setiap pekerjaan / kegiatan yang dilakukan dan berkontribusi dalam
memperkuat visi dan misi organisasi.
b. Tujuan Khusus
a) Tercapainya sasaran keselamatan pasien
b) Mencegah kesalahan dalam pemberian obat
c) Meningkatkan mutu layanan rumah sakit
d) Meningkatkan kepatuhan perawat dalam melakukan pemgawasan terhadap
obat high alert

2. Manfaat
Manfaat dari penulisan rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Peserta Latsar CPNS
Menciptakan dasar dan acuan sebagai ASN dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi sesuai dengan prinsip ANEKA
b. Bagi Institusi
Menumbuhkan sistem pelayanan yang prima dalam mewujudkan visi dan misi
instansi
c. Bagi Negara
Melahirkan ASN baru yang berdaya saing dan ber-ANEKA

C. Ruang Lingkup Aktualisasi


Laporan aktualisasi ini mencakup bagaimana rencana pengaktualisasian kelima
nilai dasar yang terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, Anti Korupsi (ANEKA) dalam lingkup kerja di Ruang Tulip RSUD Caruban
Kabupaten Madiun. Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini yaitu pencegahan
medication error pasien dengan media labelisasi berbarcode di ruang Tulip RSUD
Caruban sesuai dengan lima dasar nilai-nilai profesi ASN yaitu ANEKA.

4
BAB II

GAMBARAN LEMBAGA ATAU INSTANSI

A. Deskripsi Organisasi
1. Sejarah
RSUD Caruban Kabupaten Madiun di dirikan pada tahun 1993/1994 pada saat
Bupati Madiun di jabat oleh Ir. Kadiono. Pendirian RSUD dengan pertimbangan
bahwa sampai dengan tahun 1992 Pemerintah Kabupaten Madiun belum mempunyai
sarana kesehatan yang berupa Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan
rujukan dari berbagai Puskesmas dan sarana pelayanan swasta lainnya. Dilain pihak
Kota Caruban yang mempunyai nilai strategis secara geografis, ekonomis dan sosio
budaya terus didorong untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi kota kecil
setingkat ibu kota Kabupaten Madiun dengan segala fasilitas kotanya.
Secara operasional pelayanan kepada masyarakat dimulai pada bulan Juli 1994
dengan Direktur dijabat oleh dr. H. Dinoto Kusnin dengan menugaskan kepala
Puskesmas Mejayan untuk memberikan pelayanan berupa Balai Pengobatan Umum
dan Gigi, Pelayanan Kegawatdaruratan, Pelayanan Obat-obatan dan Memelihara
Lahan Bangunan. Sedangkan pelayanan spesialistik dan fungsi rujukan sebagai
kompetensi pelayanan yang baru dilaksanakan pada tahun anggaran 1996/1997

5
setelah selesainya tahapan pembangunan fisik dan adanya tenaga spesialis tetap
yakni dr. Dukut Rahardjo Agung H., SpOG dan dukungan tenaga dari RSUD dr.
Soedono Madiun dengan menugaskan para spesialisnya secara bergiliran. Dalam
kurun waktu 25 (Dua puluh lima) tahun operasionalisasi, RSUD Caruban Kabupaten
Madiun sebagai RSUD “Baru”, telah mengalami perkembangan kemampuan
pelayanan ditinjau dari jumlah sarana fisik, peralatan medik, tenaga dan kemampuan
finansial. RSUD Caruban telah menjadi Rumah Sakit Tipe C yang akan
mengembangkan pelayanan menjadi Rumah Sakit Type B.
Mengacu pada Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
yang menyatakan bahwa Rumah Sakit pemerintah harus menerapkan pola
pengelolaan keuangan dengan prinsip Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) maka
sejak tanggal 3 Desember 2009 RSUD Caruban Kabupaten Madiun telah ditetapkan
sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan status penuh sesuai dengan
Keputusan Bupati Madiun No. : 188.45/696/KPTS/402.031/2009. Dengan menjadi
BLUD, Rumah Sakit diharapkan mampu menjalankan fungsinya dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan menonjolkan produktivitas,
efisiensi dan efektifitas. Serta mampu menerapkan manajemen keuangan yang
berbasis pada hasil (kinerja). Dengan pola keuangan BLUD, Rumah Sakit diberikan
fleksibilitas dalam rangka pelaksanaan anggaran, pengelolaan SDM, termasuk
pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa,
sehingga
dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terjamin
kualitasnya

2. Gambaran Umum Rumah Sakit


RSUD Caruban menempati lahan seluas 60.486 m2 dan baru 70% luas lahan yang
digunakan untuk bangunan, parkir dan pertamanan. Hal ini menandakan Rumah
Sakit masih memungkinkan untuk dikembangkan baik dari sisi kualitas pelayanan
maupun sarana dan prasarana pelayanan. Sebagai gambaran umum RSUD Caruban
adalah sebagai berikut :
a. Nama Rumah Sakit : RSUD Caruban Kabupaten Madiun
b. Alamat : Jl. A.Yani KM 2 Caruban Madiun
a) Telepon : (0351) 383956, 387184
b) Fax : (0351) 387184

6
c) Email : rscaruban@gmail.com
d) Website : rsudcaruban.madiunkab.go.id
c. Status Kepemilikan : Pemerintah Kabupaten Madiun
d. Nama Plt. Direktur : drg. FARID AMIRUDIN
e. Kelas RS : Tipe C
f. No. Registrasi RS : 35.19.02.3
g. No dan Tanggal Ijin Operasional RS : 445/2383/402.102/2016 Tanggal 19 Juli
2016
h. Masa Berlaku : 5 (lima) tahun
i. Luas Lahan : 60.486 m 2
j. Luas Bangunan : 42.340 m 2
k. Standar Kualitas Pelayanan RS :
a) Akreditasi : Tingkat Paripurna Versi KARS 2012 Nomor : KARS–
SERT/395/VII/2020 dengan masa berlaku 22 Juli 2020 s/d 21 Mei 2021
b) SMM ISO 9001-2015 : Sertfikat nomor QSJ 2356
l) Layanan Unggulan Rumah Sakit
a) Layanan Unggulan yang sudah dilaksanakan diantaranya :
 Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB)
 Pelayanan Hemodialisa (Cuci darah)
 Pelayanan Dokter Spesialis di tengah masyarakat Dilaksanakan melalui
pemberian pelayanan kesehatan oleh seluruh dokter spesialis dalam
kegiatan Bakti Sosial Terpadu (BST) di tengah masyarakat pedesaan
yang terpencil jauh dari pelayanan kesehatan rujukan dan keterbatasan
ekonomi.
 Pembinaan Lansia di wilayah sekitar Rumah Sakit setiap hari Jum’at
pagi melalui kegiatan Senam Sehat serta pelayanan kesehatan gratis.
b) Layanan Unggulan yang akan dikembangkan :
 Trauma Center
 Pelayanan Rawat Inap Jiwa

7
3. Visi dan Misi
a. Visi
Visi Rumah Sakit Umum Daerah Caruban Adalah “Menjadi
Rumah Sakit Kebanggaan Masyarakat”

b. Misi
Untuk merealisasikan visi tersebut maka dilakukan misi yaitu “meningkatkan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan rujukan yang professional, Bermutu,
beretika, bercirikan modern serta berfokus pada kesehatan pasien dan kepuasan
pelanggan”
a) Profesional adalah melakukan pekerjaan atau pelayanan
yang diberikan kepada pasien harus dilandasi oleh standar
pelayanan profesi, kompetensi, integritas dan responsive.
b) Bermutu adalah melakukan pekerjaan atau pelayanan
dengan kualitas terbaik
c) Beretika adalah melakukan pekerjaan atau pelayanan
sesuai dengan norma atau peraturan yang berlaku
d) Bercirikan modern adalah memberikan pelayanan sesuai
dengan perkembangan jaman
e) Berfokus pada kesehatan pasien dan kepuasan pelanggan
adalah semua pelayanan berorientasi pada kesehatan dan
kepuasan pasien

4. Nilai Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Caruban


Nilai atau value RSUD Caruban dalam mewujudkan budaya kerja meliputi tiga
citra dengan nama “TRI UPAYA CITRA”, terdiri dari
a. Citra Rumah Sakit Bersih
Mewujudkan lingkungan rumah sakit yang bersih indah dan nyaman dan merasa
dalam lingkungan sendiri sehingga membantu proses percepatan penyembuhan
pasien
b. Citra Pelayanan Prima
Mewujudkan pelayanan berfokus pada keselamatan pasien dan petugas guna
mencapai kepuasan pelanggan

8
c. Citra Managemen yang professional,akuntabel dan
bersahabat
Menerapkan pengelolaan rumah sakit yang efektif, transparan
dan membangun komunikasi yang efektif baik internal
maupun eksternal dan bersifat empati kekeluargaan

Sedangkan Motto yang dipegang teguh oleh RSUD


Caruban adalah ”Profesional, Sepenuh Hati dan Bersahabat”.

a. Professional, bahwa setiap pelayanan yang diberikan kepada


pasien harus dilandasi oleh standar pelayanan profesi,
kompetensi, integritas dan responsive.
b. Sepenuh hati, bahwa setiap pelayanan yang diberikan kepada
pasien harus dilakukan dengan sepenuh hati, tulus tanpa
membeda bedakan.
c. Bersahabat, bahwa setiap pelayanan yang diberikan kepada
pasien harus dilakukan dengan ramah, sopan santun dan
memiliki rasa empati yang tinggi

5. Kondisi Sosial Ekonomi


RSUD Caruban terletak dalam SSWP 1 (Sub Satuan Wilayah Pengembangan)
1 yang mana wilayah tersebut merupakan pusat pengembangan yaitu sebagai pusat
pemerintahan dan pusat perekonomian. Hal ini mempunyai pengaruh positif
terhadap peningkatan sosial ekonomi masyarakat sekitar Rumah Sakit akibat dari
penetapan Kota Caruban sebagai Ibu kota Kabupaten.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada di wilayah Rumah Sakit sebagian
besar tinggal di daerah pedesaan sehingga sesuai potensi daerah yang agraris maka
mata pencaharian penduduk wilayah Rumah Sakit sebagian besar adalah bekerja di
bidang pertanian, baik sebagai buruh tani atau petani penggarap. Sedangkan
sebagian lainnya bekerja sebagai pegawai, pedagang, dan lain-lain.

9
6. Gambaran Sarana dan Prasarana Pelayanan
Sebagai unsur pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sarana dan
prasarana pelayanan adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam
2. Pelayanan Rawat Jalan

Tabel 2.1 Tabel Pelayanan Rawat Jalan

Layanan Rawat Jalan


Poli Umum Poli Paru
Poli Anak Poli DOTS
Poli Kandungan dan Kebidanan Poli Urologi
Poli Bedah Poli Rehabilitasi Medik
Poli Penyakit Dalam Poli Jiwa
Poli Mata Poli Gizi
Poli THT-KL Poli VCT
Poli Gigi dan Mulut Poli Anaestesi
Poli Syaraf 10. Poli Orthopaedi Poli Geriatri
Poli Jantung Poli Paru

3. Pelayanan Rawat Inap dan perawatan Intensif tersedia sebanyak 220 Tempat
Tidur (TT), dengan rincian sebagai berikut :
a. Kelas III : 99 Tempat Tidur
b. Kelas II : 51 Tempat Tidur
c. Kelas I : 16 Tempat Tidur
d. Paviliun : 10 Tempat Tidur
e. HCU : 8 Tempat tidur
f. Perinatologi/NICU : 4 Tempat Tidur
g. ICU dan isolasi ICU : 9 Tempat Tidur
h. ICCU : 6 Tempat Tidur
i. Isolasi Covid-19 : 17 Tempat Tidur

4. Pelayanan Penunjang Medik


a. Instalasi Bedah Sentral (OK)

10
b. Pelayanan Laboratorium (Patologi Klinik 24 Jam, Patologi Anatomi, dan
Mikrobiologi (Pelayanan RT-PCR, Rapid Antigen dan Rapid Antibodi).
c. Instalasi Radiologi 24 Jam
d. Instalasi Farmasi 24 Jam
e. Instalasi Gizi
f. Instalasi Pemulasaraan Jenazah

5. Pelayanan Penunjang Non Medik


a. Instalasi Rekam Medik
b. Instalasi Diklat
c. Instalasi Humas dan Promkes
d. Intalasi Sanitasi
e. Instalasi Linen
f. Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL )
g. Instalasi Pemeliharaan Sarana ( IPS )
h. Instalasi Klaim
i. Instalasi Teknologi Informasi
j. Instalasi Mutu

7. Gambaran Sumber Daya Manusia ( SDM ) Rumah Sakit


Secara operasional sampai dengan 31 Desember 2020, RSUD Caruban Kabupaten
Madiun didukung sumber daya manusia sebanyak 566 orang dimana 280 orang
berstatus sebagai PNS dan 286 orang Kontrak BLUD Rumah Sakit.Secara rinci
data aparatur / pegawai RSUD Caruban berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada
tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 2.2 . Tabel SDM RSUD Caruban Berdasarkan Jenjang Pendidikan


Status dan Jumlah
No Uraian Satuan Kontra
PNS Jumla
k
BLUD h
RS
1 2 3 4 5 6
1 Tenaga Medis
1) Spesialis Penyakit dalam Orang 2 2 4
2) Spesialis bedah Orang 2 2
3) Spesialis Obstetri
gynekologi Orang 1 1 2

11
4) Spesialis kesehatan anak Orang 3 3
5) Spesialis syaraf Orang 1 1
6) Spesialis mata Orang 2 2
7) Spesialis orthopaedic Orang 1 1 2
8) Spesialis jantung Orang 1 1
9) Spesialis anastesi Orang 1 1
10) Spesialis rehab medic Orang 1 1
11) Spesialis radiologi Orang 1 1
12) Spesialis patologi Orang 1 1
anatomi
13) Spesialis patologi klinik Orang 1 1
14) Spesialis paru Orang 1 1
15) Spesialis orthodontia Orang 1 1
16) Spesialis urologi Orang 1 1
17) Spesialis kedokteran Orang 1 1
jiwa
18) Spesialis THT-KL Orang 1 1
18) Dokter gigi Orang 1 1 2
19) Dokter umum Orang 13 3 16
JUMLAH Orang 38 8 46

2 Tenaga Paramedis
1) Perawat S-1 Orang 55 2 76
1
2) Perawat D-4 Orang 3 3
3) Perawat D-3 Orang 53 9 148
5
4) Anastesi D-3 Orang 1 1
5) Penata Rontgent D-3 Orang 7 7
6) Gizi S-1/D-4 Orang 3 3
7) Gizi D-3 Orang 2 2
8) SPAG Orang 1 1
9) Rehabilitasi medik D-3 Orang 3 3
10) Rehabilitasi medik D-4 Orang 1 1
11) Teknik elektromedik D- Orang 4 4
3
11) Teknik elektromedik D- Orang 1 1
4
13) APK D-3 Orang 2 2
14) SPPH D-1 Orang 1 1
15) Teknik lingkungan S-1 Orang 3 3
16) Apoteker S-1 Orang 7 3 10
17) Asisten Apoteker D-3 Orang 10 1 11
18) Asisten Apoteker
Orang 9 9
(SAA/SMF)
19) Analis farmasi dan
Orang 1 1
makanan

12
20) SKM Orang 5 5
21) Pekarya kesehatan Orang 1 1
22) Bidan D-3 Orang 15 1 31
6
23) Bidan D-4 Orang 5 5
24) Bidan D-1 Orang 1 1
25) Perawat gigi D-3 Orang 2 2
26) Rekam medik D-3 Orang 4 5 9
27) Analis kesehatan D-3 Orang 9 5 14
28) Penata anestesi D-4 Orang 1 1
JUMLAH Orang 201 1 356
5
5

3 Tenaga Administrasi
1) S-2 Ilmu administrasi
Negara orang 1 1
2) S-2 ilmu hukum orang 0
3) S-1 Hukum orang 1 1
4) S-1 Admin publik orang 1 1
5) S-1 psikologi orang 0
6) S-1 teknik informatika orang 8 8
7) S-1 Sosial orang 1 1
8) S-1 Akuntansi orang 4 4 8
9) S-1 Ekonomi orang 1 1 2
10) D-3 teknik kimia orang 1 1
11) D-3 Analis kimia orang 1 1
12) D-3 Manajemen
orang 2 2
informatika
13) S-1 komunikasi orang 5 5
14) D-3 komunikasi orang 1 1
15) S-1 Teknik elektro orang 1 1
16) D-3 Listrik orang 1 1
17) D-3 Administrasi bisnis orang 3 3
18) D-3 Perpajakan orang 1 1
19) S-1 Ilmu komputer orang 1 1
20) S-1 PGSD orang 2 2
21) S-1 Manajemen orang 1 1
22) S-1 Keperawatan orang 1 1
23) D-3 Hubungan orang 1 1
masyarakat
24) Sistem Informasi orang 1 1
25) Teknik sipil orang 1 1
23) SMU/sederajat orang 21 7 95
4
24) SMP/sederajat orang 6 1 17
1

13
25) SD/sederajat orang 2 3 5
JUML Orang 40 124 164
AH
JUMLAH TOTAL Orang 279 287 566

B. Kedudukan Tugas dan Fungsi Unit Kerja


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014, Perawat
adalah seeorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun
di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Kepeawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sehat mupun sakit.
Tugas perawat diantara adalah pemberi asuhan keperawatan, penyuluh dan konselor
bagi klien, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas
berdasarkan pelimpahan wewenang, dan pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan
tertentu.
Dalam menjalankan perannya, seorang perawat memiliki fungsi dalam:

1. Melakukan asuhan dan manajemen keperawatan, meliputi:

a. Asuhan keperawatan individu/keluarga/kelompok/ masyarakat;


b. Manajemen dan kepemimpinan dalam sarana pelayanan kesehatan
c. Penanggulangan bencana /wabah
2. Mengembangkan kualitas personal dan profesional, meliputi:

a. Karya ilmiah bidang keperawatan/kesehatan


b. Teknologi tepat guna bidang keperawatan
c. Penyusunan standar/Pedoman/SPO bidang Keperawatan

C. Struktur/ Susunan Organisasi


Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 3 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 13 Tahun 2011
Tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 64 Tahun 2011
tentang Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Caruban Kabupaten Madiun dengan struktur
organisasi sebagai berikut :

14
DIREKTUR

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
BAGIAN TATA
USAHA

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


UMUM KEPEGAWAIAN PERENCANAAN
INFORMASI

BIDANG BIDANG BIDANG


PELAYANAN PENUNJANG KEUANGAN

SEKSI SEKSI SEKSI


PELAYANAN MEDIK PENUNJANG MEDIK
ANGGARAN & MOBILISASI DANA

SEKSI SEKSI SEKSI


PELAYANAN PENUNJANG VERIFIKASI DAN AKUNTANSI
NONMEDIK

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Daerah Caruban

D. Uraian Tugas Jabatan


Uraian tugas jabatan fungsional perawat sesuai Jenjang jabatan sebagaimana
diuraikan dalam Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019 yaitu :

a. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;

b. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;

c. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
melakukan upaya promotif;

15
d. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik pada pasien
untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif;

e. Memberikan oksigenasi sederhana;

f. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/ kritikal;

g. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko
penularan infeksi;

h. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area medikal


bedah;

i. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak;

j. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area maternitas;

k. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area komunitas;

l. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa;

m. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;

n. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan


pada tahap pre/ intra/post operasi;

o. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif;

p. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi


kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;

q. Melakukan perawatan luka; dan

r. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan;

16
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi, Penetapan Isu dan Gagasan Penetapan Isu


1. Identifikasi Isu
Berdasarkan pengalaman penulis dalam melaksanakan kegiatan pelayanan selama
delapan bulan di Rumah Sakit Umum Daerah Caruban , terdapat beberapa hal, baik
berupa kegiatan pelayanan maupun pengetahuan yang perlu ditingkatkan. Beberapa
persoalan tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a. Tingginya angka kejadian Infeksi pada area pemasangan IV line (infus) di ruang
isolasi
b. Kurangnya kepatuhan keluarga pasien dalam melakukan kunjungan ke ruang
isolasi
c. Kurang efektifnya komunikasi antarshift perawat saat handover (timbang terima)
d. Belum adanya buku handover umum yang mencantumkan kondisi menajemen
ruangan
e. Belum adanya labelisasi obat untuk obat-obatan high alert ketika diberikan ke
pasien
f. Belum adanya kartu bantu (tabel/kitir) untuk memudahkan perhitungan dosis obat
high alert

2. Penetapan Isu

Dari beberapa isu yang ditemukan penulis, langkah selanjutnya adalah


mempertimbangkan isu mana yang akan menjadi prioritas utama yang dapat dicari
solusi berdasarkan peran dan wewenang jabatan di instansi. Selanjutnya menganalisis
isu tersebut menggunakan metode A (Aktual), K (Kekhalayakan), P (Problematik), L
(Kelayakan) untuk mengetahui isu mana yang dominan.

17
Tabel 3.1 Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL

N ISU A K P L TOTAL RANGKING


O
1. Adanya kejadian Infeksi 3 4 4 3 14 3
pada area pemasangan IV
line (infus) di ruang isolasi
2. Kurangnya kepatuhan 3 3 3 3 12 5
keluarga pasien dalam
melakukan kunjungan ke
ruang isolasi
3. Kurang efektifnya 4 4 4 3 15 2
komunikasi antarshift
perawat saat handover
(timbang terima)
4. Belum adanya buku 3 3 3 2 11 6
handover umum yang
mencantumkan kondisi
menajemen ruangan
5. Belum adanya labelisasi obat 4 5 4 5 18 1
untuk obat-obatan high alert
ketika diberikan ke pasien
6. Belum adanya kartu bantu 3 3 3 4 13 4
(tabel/kitir) untuk
memudahkan perhitungan
dosis obat high alert

Adapun kriteria penetapan indikator AKPL, yaitu:


 Aktual :
1: Pernah benar-benar terjadi
2: Benar-benar sering terjadi
3: Benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4: Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5: Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan

18
 Kekhalayakan
1: Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2: Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3: Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4: Menyangkut hajat hidup orang banyak
5: Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak

 Problematik
1: Masalah sederhana
2: Masalah kurang kompleks
3: Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solus
4: Masalah kompleks
5: Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera Solusinya

 Kelayakan
1: Masuk akal
2: Realistis
3: Cukup masuk akal dan realistis
4: Masuk akal dan realistis
5: Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya

Berdasarkan penetapan isu dengan menggunakan teknik AKPL, dapat dikerucutkan


menjadi tiga isu yang kemudian akan dipertimbangkan kembali untuk dijadikan isu
prioritas. Kemudian tiga isu tersebut kembali diidentifikasi dengan menggunakan
teknik U (Urgency), S (Seriousness), dan G (Growth). Analisis USG
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan perkembangan setiap variable
dengan rentang skor 1-5
a. Urgency (urgensi), yaitu seberapa mendesak isu tersebut harusdibahas.
b. Seriousness (keseriusan), yaitu seberapa serius isu tersebut harus dibahas.
c. Growth (berkembangnya masalah), yaitu seberapa kemungkinan isu tersebut
berkembang dan akan memburuk jika dibiarkan.

19
Tabel 3.2 Seleksi Isu Menggunakan Metode USG

NO ISU U S G TOTAL RANGKING


1. Adanya kejadian Infeksi pada 5 4 4 13 2
area pemasangan IV line
(infus) di ruang isolasi
2. Kurang efektifnya komunikasi 4 4 3 11 3
antarshift perawat saat
handover (timbang terima)
3. Belum adanya labelisasi obat 5 5 4 14 1
untuk obat-obatan high alert
ketika diberikan ke pasien

Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu:


 Urgency :
1 : Tidak penting
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4. : Penting
5. : Sangat penting

 Seriousness :
1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. : Akibat yang ditimbulkan serius
5. : Akibat yang ditimbulkan sangat serius

 Growth :
1 : Tidak berkembang
2 : Kurang berkembang
3 : Cukup berkembang
4 : Berkembang
5 : Sangat berkembang

20
Berdasarkan isu yang di uji dengan menggunakan metode AKPL dan USG,
maka dapat di peroleh isu prioritas yang harus ditangani terlebih dahulu, yaitu Belum
adanya labelisasi obat untuk obat-obatan high alert ketika diberikan ke pasien.
Pemilihan isu tersebut dilakukan dengan analisis dampak jika hal tersebut tidak
ditangani maka akan berdampak pada hal-hal berikut :

Tabel 3.3 Tabel Penyebab, Kondisi dan Dampak Jika Isu Tidak Segera Ditangani

1. Penyebab 1. Belum adanya label saat pemberian obat high alert pada
pasien
2. Kurangnya kepatuhan perawat dalam melakukan salah satu
indikator SKP ( Sasaran Keselamatan Pasien) yaitu
kepatuhan dalam pengawasan pemberian obat-obatan high
alert
3. Masih menggunakan cara sederhana dengan menuliskan
nama pasien, nama obat dan rate (kecepatan obat) di spuit
2. Kondisi saat 1. Belum adanya label saat pemberian obat high alert pada
ini pasien
2. Hanya menuliskan nama pasien, nama obat dan rate
(kecepatan) pemberian obat dengan spidol permanen pada
spuit
3. Kondisi yang 1. Untuk menurunkan angka kejadian medication error,
diinginkan penggunaan label obat high alert yang tepat perlu di
gunakan, dengan memuat informasi antara lain :
a. Nama pasien
b. No. RM pasien
c. Nama obat
d. Sediaan obat
e. Nama pelarut
f. Add up to ( di encerkan dalam berapa cc pelarut)
g. Prepared by (Nama petugas yang menyiapkan obat)
h. Checker ( Nama petugas yang melakukan pengeckean
ulang )
i. Rate ( kecepatan pemberian obat ml/jam)

21
2. Meningkatkan kepatuhan perawat dalam upaya menjaga
keselamatan pasien
4. Dampak Bila masih menggunakan cara penulisan biasa yang kurang
apabila tidak lengkap informasi terkait pasien, beresiko tinggi terjadinya
segera kesalahan dalam pemberian dosis dan cara pengoplosan obat,
ditangani menurunnya keselamatan pasien yang berpengaruh terhadap
satndar mutu pelayanan di Rumah Sakit. Bahkan apabila
berakibat fatal, bisa menimbulkan terjadinya Sentinel event (
kematian)

3. Gagasan Pemecahan Isu


Berdasarkan hasil uji isu dengan metode AKPL dan USG, isu yang menjadi prioritas
di Rumah Sakit Umum Daerah Caruban dan harus segera dicari solusinya yakni Belum
adanya labelisasi obat untuk obat-obatan high alert ketika diberikan ke pasien. Gagasan
pemecahan yang dapat diambil dari isu tersebut adalah “Pencegahan Medication Error
Pada Pemberian Obat-Obatan High Alert Pasien Melalui Penggunaan LOGAM
(Labelisasi High Alert Medication ) Di Ruang Tulip RSUD Caruban Kabupaten
Madiun.
Untuk mewujudkan gagasan diatas, diperlukan beberapa rangkaian kegiatan
diantaranya adalah :
a. Melakukan konsultasi dengan Kepala ruang sebagai mentor terkait rencana kegiatan
aktualisasi
b. Melakukan konsultasi dengan coach terkait rencana kegiatan aktualisasi
c. Menyusun petunjuk penggunaan label dan membuat rancangan label untuk obat high
alert
d. Membuat label dan barcode pada label
e. Membuat media sosialisasi tentang tata cara labelisasi obat high alert
f. Melakukan sosialisasi tentang t dan tata cara labelisasi obat high alert
g. Melaksanakan pemakaian label pada obat high alert yang telah dirancang untuk
diimplementasikan kepada pasien
h. Menyusun laporan hasil kegiatan aktualisasi

22
B. Diagram Alur Kegiatan Pemecahan Isu
Proses kegiatan pemecahan isu dapat dilihat dari diagram alur di bawah ini :

Diagram 3.1 Alur Kegiatan Pemecahan Isu


Core Issue:
Belum adanya labelisasi obat untuk obat-obatan high alert ketika diberikan ke pasien

Rancangan Kegiatan Aktualisasi :


a. Melakukan konsultasi dengan Kepala ruang sebagai mentor terkait rencana
kegiatan aktualisasi
b. Melakukan konsultasi dengan coach terkait rencana kegiatan
aktualisasi
c. Menyusun petunjuk penggunaan label dan membuat rancangan label
untuk obat high alert
d. Membuat barcode pada label
e. Membuat media sosialisasi tentang tata cara labelisasi obat high alert
f. Melakukan sosialisasi tentang patient safety pada pemberian obat-
obatan high alert dan tata cara labelisasi obat high alert
g. Melaksanakan pemakaian label pada obat high alert yang telah
dirancang untuk diimplementasikan kepada pasien
h. Menyusun laporan hasil kegiatan aktualisasi
i.

Pelaksanaan kegiatan atualisasi

j.

Menyusun laporan hasil kegiatan aktualisasi

23
C. Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi
Nama : Lintang Mega Puspita, A.Md.Kep
Jabatan : Perawat Terampil-Pelaksana
Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Daerah Caruban

Identifikasi Isu :
1. Adanya kejadian Infeksi pada area pemasangan IV line (infus) di ruang isolasi
2. Kurangnya kepatuhan keluarga pasien dalam melakukan kunjungan ke ruang
isolasi
3. Kurang efektifnya komunikasi antarshift perawat saat handover (timbang terima)
4. Belum adanya buku handover umum yang mencantumkan kondisi menajemen
ruangan
5. Belum adanya labelisasi obat untuk obat-obatan high alert ketika diberikan ke
pasien
6. Belum adanya kartu bantu (tabel/kitir) untuk memudahkan perhitungan dosis obat
high alert

Isu yang diangkat :


Belum adanya labelisasi obat untuk obat-obatan high alert ketika diberikan ke
pasien

Gagasan Pemecahan Isu :


Pencegahan Medication Error Pada Pemberian Obat-Obatan High Alert Pasien
Melalui Penggunaan LOGAM (Labelisasi High Alert Medication ) Di Ruang Tulip
Rsud Caruban Kabupaten Madiun. Pemecahan masalah tersebut dimaksudkan agar
mempermudah perawat untuk melakukan proses pemberian obat-obatan high alert,
mencegah terjadinya medication error (kesalahan pemberian obat baik dosis, rute,
waktu,pasien).

24
Berikut akan dijelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk memecahkan isu yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Caruban :
Tabel 3.4 Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai Organisasi
Visi Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Menghubungi mentor 1. Terlaksananya 1. Akuntabilitas Hal tersebut sesuai Kegiatan ini mengandung
konsultasi dengan untuk kontrak waktu konsultasi dengan (Bertanggung jawab dengan visi organisasi: nilai – nilai yang menjadi
Menjadi Rumah Sakit
Kepala ruang sebagai bimbingan Kepala Ruang dalam membuat rencana dasar pedoman pelayanan
Kebanggaan
mentor terkait 2. Melakukan pertemuan Tulip RSUD kegiatan) Masyarakat Rumah Sakit Umum Daerah
rencana kegiatan dengan mentor untuk Caruban 2. Etika Publik Caruban yaitu
Kegiatan ini mendukung
aktualisasi memaparkan masalah dan 2. Catatan (Sikap hormat, sopan dan Citra manajemen yang
misi organisasi yaitu:
gagasan pemecahan isu bimbingan santun kepada mentor) professional, akuntabel dan
Meningkatkan
3. Memaparkan rencana aktualisasi 3. Nasionalisme bersahabat Citra pelayanan
penyelenggaraan
kegiatan aktualisasi 3. Mendapatkan (Menjunjung tinggi prima.
pelayanan kesehatan dan
kepada mentor saran dan musyawarah
rujukan yang
4. Meminta saran dan persetujuan dari untukmencapai mufakat
professional, Bermutu,
masukan serta persetujuan Kepala Ruang dalam berdiskusi)
beretika, bercirikan
Rancangan aktualisasi Tulip
modern serta berfokus
yang diajukan
pada kesehatan pasien
dan kepuasan pelanggan

25
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Penguatan N Ilai Organisasi
Visi Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Melakukan 1. Menghubungi coach untuk 1. Terlaksananya 1. Etika Publik Hal tersebut sesuai Dalam kegiatan ini
konsultasi dengan menyampaikan maksud, pemaparan (Sopan santun saat dengan visi organisasi: dapat mewujudkan nilai-
coach terkait rencana tujuan, serta rencana rancangan koordinasi dengan Menjadi Rumah Sakit nilai organisasi yaitu:
kegiatan aktualisasi aktualisasi aktualisasi dan coach) Kebanggaan Citra manajemen yang
2. Mendiskusikan rancangan mekanisme 2. Nasionalisme Masyarakat professional, akuntabel dan
aktualisasi dan tahapan penyelesaian isu (Melakukan bersahabat Citra pelayanan
kegiatan yang dilaksanakan yang diajukan musyawarah dengan Kegiatan ini mendukung prima.
3. Meminta saran dan masukan 2. Mendapatkan kepala ruang, serta misi organisasi yaitu:
serta persetujuan Rancangan saran dan menghargai masukan Meningkatkan
aktualisasi yang diajukan persetujuan dari dan saran dari coach) penyelenggaraan
Coach 3. Etika Publik pelayanan kesehatan dan
(Sikap hormat, sopan rujukan yang
dan santun kepada professional, Bermutu,
coach) beretika, bercirikan
modern serta berfokus
pada kesehatan pasien
dan kepuasan pelanggan.

26
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Penguatan N Ilai Organisasi
Visi Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Menyusun petunjuk 1. Melakukan koordinasi dengan 1. Petunjuk tentang 1. Akuntabilitas Hal tersebut sesuai Dalam kegiatan ini
penggunaan label kepala ruangan tentang penggunaan label (Bertanggung jawab dengan visi organisasi: dapat mewujudkan nilai-
pembuatan penggunaan label obat high alert dalam pembuatan Menjadi Rumah Sakit nilai organisasi yaitu:
obat high alert 2. Powerpoint label Kebanggaan Citra manajemen yang
2. Melakukan konsultasi dengan sebagai media 2. Etika Publik Masyarakat professional, akuntabel dan
Kepala Ruang terkait menyampaikan (Bersikap sopan saat bersahabat Citra pelayanan
penyusunan tata cara kepada rekan di melakukan Kegiatan ini mendukung prima.
penggunaan label ruang Tulip komunikasi dengan misi organisasi yaitu:
3. Membuat petunjuk cara kepala Ruang) Meningkatkan
penggunaan label 3. Nasionalisme: penyelenggaraan
Kerja keras pelayanan kesehatan dan
Menyelesaikan rujukan yang
pembuatan petunjuk professional, Bermutu,
penggunaan label beretika, bercirikan
modern serta berfokus
pada kesehatan pasien
dan kepuasan pelanggan.

27
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Penguatan N Ilai Organisasi
Visi Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Membuat label dan 1. Melakukan koordinasi dengan Label obat high alert 1. Akuntabilitas Hal tersebut sesuai Dalam kegiatan ini
barcode pada label kepala ruangan terkait yang akan diberikan (Bertanggung jawab dengan visi organisasi: dapat mewujudkan nilai-
pembuatan barcode ke pasien yang dalam penggunaan data Menjadi Rumah Sakit nilai organisasi yaitu:
2. Meminta izin kepada Kepala disertai dengan pasien) Kebanggaan Citra manajemen yang
ruangan untuk mengakses barcode 2. Etika Publik Masyarakat professional, akuntabel dan
SIMRS (Meminta izin dengan bersahabat Citra pelayanan
3. Mengakses SIMRS ruang sopan kepada Kepala Kegiatan ini mendukung prima.
Tulip untuk menyalin URL Ruang) misi organisasi yaitu:
4. Menyalin URL SIMRS 3. Komitmen Mutu Meningkatkan
Ruang Tulip untuk di lakukan (Membuat suatu inovasi penyelenggaraan
pembuatan barcode sehingga yang efektif dan efisien pelayanan kesehatan dan
ketika barcode di scan akan untuk memudahkan rujukan yang
otomatis terhubung dengan pekerjaan) professional, Bermutu,
data pasien ruang Tulip 4. Antikorupsi beretika, bercirikan
(Bersikap jujur dalam modern serta berfokus
pembuatan barcode) pada kesehatan pasien
dan kepuasan pelanggan.

28
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Penguatan N Ilai Organisasi
Visi Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Membuat media 1. Meminta persetujuan Tersedianya media 1. Komitmen Mutu Hal tersebut sesuai Dalam kegiatan ini
sosialisasi tata cara mentor selaku atasan berupa powerpoint (Inovasi, kreatifitas, dengan visi organisasi: dapat mewujudkan nilai-
labelisasi obat high langsung untuk sosialisasi efektif dan, berorientasi Menjadi Rumah Sakit nilai organisasi yaitu:
alert melaksanakan kegiatan penggunaan label mutu) Kebanggaan Citra manajemen yang
sosialisasi obat high alert 2. Akuntabilitas Masyarakat professional, akuntabel dan
2. Menyusun undangan (Bertanggungjawab atas bersahabat Citra pelayanan
sosialisasi dan daftar hadir pembuatan media Kegiatan ini mendukung prima.
3. Membuat powerpoint sosialisasi ) misi organisasi yaitu:
sebagai media untuk 3. Komitmen Mutu Meningkatkan
menyampaikan sosialisasi (Dalam membuat penyelenggaraan
penggunaan label media seefektif dan pelayanan kesehatan dan
seefesien mungkin) rujukan yang
4. Anti Korupsi professional, Bermutu,
(Sederhana dan Mandiri beretika, bercirikan
Kerja keras modern serta berfokus
mengoptimalkan pikiran pada kesehatan pasien
dan tenaga dalam dan kepuasan pelanggan.
pembuatan

29
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan N Ilai Organisasi
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. Melakukan 1. Meminta persetujuan mentor Output : 1. Nasionalisme Hal tersebut sesuai Dalam kegiatan ini
sosialisasi tentang selaku atasan langsung untuk 1. Daftar hadir (Penggunaan bahasa dengan visi organisasi: dapat mewujudkan nilai-
tata cara labelisasi melaksanakan kegiatan 2. Media sosialisasi Indonesia yang baik Menjadi Rumah Sakit nilai organisasi yaitu:
obat high alert sosialisasi (PPT) dan benar saat Kebanggaan Citra manajemen yang
2. Kontrak waktu dengan 3. Foto dokumentasi sosialisasi, Masyarakat professional, akuntabel dan
peserta sosialisasi 4. Video Menghargai setiap bersahabat Citra pelayanan
3. Menginformasikan kepada dokumentasi masukan dan Kegiatan ini mendukung prima.
perawat tentang tujuan pelaksanaan argument perawat misi organisasi yaitu:
kegiatan dan mengisi daftar sosialisasi tulip yang mengikuti Meningkatkan
hadir sosialisasi) penyelenggaraan
4. Menyampaikan petunjuk Hasil : 2. Komitmen mutu pelayanan kesehatan dan
penggunaan label Perawat Ruang Tulip (Melakukan edukasi rujukan yang
5. Meminta kritik dan saran dari memahami cara secara efektif dan professional, Bermutu,
mentor setelah selesai penggunaan label efisien sesuai SOP yang beretika, bercirikan
menyampaikan sosialisasi telah ditetapkan) modern serta berfokus
3. Anti Korupsi pada kesehatan pasien
(Disiplin waktu, Jujur dan kepuasan pelanggan.
dan transparan dalam

30
menyampaikan
sosialisasi dan rencana
yang telah di sepakati
dengan karu
sebelumnya)
4. Akuntabilitas
(bertanggung jawab dan
transparan melakukan
sosialisasi)
5. Etika Publik
(Penyampaian
sosialisasi dengan
sopan dan menghormati
perawat tulip yang
mengikuti sosialisasi)

31
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan N Ilai Organisasi
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
7. Melaksanakan 1. Melakukan timbang terima Output : 1. Etika Publik Hal tersebut sesuai Dalam kegiatan ini
pemakaian label pada dengan rekan shift Label obat high alert (Memberikan layanan dengan visi organisasi: dapat mewujudkan nilai-
obat high alert yang sebelumnya berbarcode kepada Menjadi Rumah Sakit nilai organisasi yaitu:
telah dirancang untuk 2. Melakukan crosscheck advis digunakan sesuai publik secara jujur, Kebanggaan Citra manajemen yang
diimplementasikan DPJP (Dokter Penanggung dengan kebutuhan tanggap, dan cepat) Masyarakat professional, akuntabel dan
kepada pasien Jawab Pasien) terkait advis 2. Komitmen Mutu bersahabat Citra pelayanan
pemberian obat high alert Hasil : (Memiliki inovasi baru Kegiatan ini mendukung prima.
3. Menggunakan label yang Tercapainya sasaran dalam kegiatan asuhan misi organisasi yaitu:
telah disediakan ketika keselamatan pasien keperawatan) Meningkatkan
memberikan terapi obat- dengan tidak adanya 3. Akuntabilitas penyelenggaraan
obatan high alert pada pasien kesalahan dalam (Tanggung jawab, pelayanan kesehatan dan
sesuai dengan pasien, dosis, pemberian obat loyalitas saat melakukan rujukan yang
rute dan waktu pemberian tindakan) professional, Bermutu,
4. Melakukan scanning pada 4. Anti Korupsi beretika, bercirikan
barcode untuk memastikan (Dilakukan dengan modern serta berfokus
bahwa pasien yang mendapat disiplin tanpa ada yang pada kesehatan pasien
terapi obat high alert adalah terlewatkan) dan kepuasan pelanggan.
benar pasien di Ruang Tulip

32
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Penguatan N Ilai Organisasi
Visi Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
8. Menyusun laporan 1. Menyampaikan kepada mentor Output : 1. Akuntabilitas Hal tersebut sesuai Dalam kegiatan ini
hasil kegiatan tentang hasil kegiatan yang 1. Laporan hasil (Bertanggung jawab dengan visi organisasi: dapat mewujudkan nilai-
aktualisasi telah dilakukan sebelum kegiatan yang terhadap hasil Menjadi Rumah Sakit nilai organisasi yaitu:
disusun dalam bentuk laporan telah dilakukan aktualisasi) Kebanggaan Masyarakat Citra manajemen yang
aktualisasi 2. Penggunaan 2. Komitmen Mutu professional, akuntabel dan
2. Berkoordinasi dengan Coach Label (Membangun kerja Kegiatan ini mendukung bersahabat Citra pelayanan
terkait hasil diskusi dengan Hasil : sama yang dilandasi misi organisasi yaitu: prima.
mentor tentang bentuk laporan Di dapatkan dampak kepercayaan dan Meningkatkan
aktualisasi dari pemakaian label kejujuran padasaat penyelenggaraan
3. Menyusun hasil kegiatan obat high alert menyampaikan hasil pelayanan kesehatan dan
kedalam bentuk laporan berbarcode yaitu kegiatan yang telah rujukan yang
aktualisasi tercapainya sasaran dilakukan) professional, Bermutu,
keselamatan pasien 3. Etika Publik beretika, bercirikan
dan tercegahnya (Menghargai masukan modern serta berfokus
kemungkinan dalam penyusunan pada kesehatan pasien
kesalahan pemebrian kegiatan aktualisasi) dan kepuasan pelanggan.
obat (medication
error)

33
D. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Untuk bisa mengaplikasikan kegiatan aktualisasi, diperlukan jadwal yang harus sudah tersusun agar rencana aktualisasi bisa terwujud sesuai dengan waktu
yang direncanakan. Berikut merupakan jadwal rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Caruban :
Tabel 3.5. Tabel Jadwal Kegiatan Aktualisasi

N KEGIATAN AGUSTUS SEPTEMBER


OKTOBER
O 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Melakukan konsultasi dengan Kepala ruang
sebagai mentor terkait rencana kegiatan aktualisasi
2. Melakukan konsultasi dengan coach terkait
rencana kegiatan aktualisasi
3. Menyusun petunjuk penggunaan label dan
membuat rancangan label untuk obat high alert
4. Membuat label dan barcode pada label
5. Membuat media sosialisasi tentang tata cara
labelisasi obat high alert
6. Melakukan sosialisasi tentang t dan tata cara
labelisasi obat high alert
7. Melaksanakan pemakaian label pada obat high alert
yang telah dirancang untuk diimplementasikan
kepada pasien
8. Menyusun laporan hasil kegiatan aktualisasi

34
35
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


B. Hasil Capaian Kegiatan Aktualisasi
C. Analisa Dampak

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2008. Pedoman Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient
Safety). Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1691/Menkes/Per/VIII/2011, tentang Keselamatan pasien Rumah
Sakit. Jakarta : Depkes RI.
Permenkes No 11 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor

11 Tahun 2017. Tentang. Keselamatan Pasien. Jakarta : Permenkes RI

36
Dwiprahasto, Iwan. 2006. Peningkatan Mutu Penggunaan Obat di Puskesmas melalui

Pelatihan Berjenjang pada Dokter dan Perawat. Universitas Gadjah

Mada

Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon

PNS:Akuntabilitas. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara Republik

Indonesia..

Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:

Nasionalisme. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Etika

Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Komitmen

Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Anti

Korupsi. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Whole of

Government.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon


PNS: Habituasi. Jakarta: LembagaAdministrasi Negara
Republik Indonesia.

Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon


PNS: Pelayanan Publik. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon


PNS: Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

37
Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS: Analisis Isu Kontemporer”. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

38

Anda mungkin juga menyukai