Oleh
SITI AISYAH, AM.Keb
NIP. 19931012 202203 2
007
NDH : 15
i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI HABITUASI
PELATIHAN DASAR CPNS
GOLONGAN II ANGKATAN VII
Telah disetuji oleh Mentor dan Coach untuk diseminarkan pada hari
Jumat tanggal 22 Juli 2022, di Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
Mentor Coach
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI HABITUASI PELATIHAN DASAR CPNS
GOLONGAN II ANGKATAN VII
TAHUN 2022
Mentor Coach
Penguji
Saifullah, SE, MM
NIP. 19740708 199803 1 006
ii
KATA PENGANTAR
iii
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Banjar.
4. Bapak Ir. H. Adhanoor Yani, M.Si selaku Coach yang memberikan
saran, bimbingan dan arahan kepada penulis hingga terselesaikannya
penulisan rancangan aktualisasi ini.
5. Bapak Saifullah, SE, MM selaku penguji rancangan aktualisasi ini.
6. Ibu Miftahul Chasanah, SKM Kepala Puskesmas Aranio sebagai Mentor
dari Unit Pelaksa Teknis Puskesmas Aranio yang telah memberikan
membimbing dan arahan kepada penulis dalam penyusunan laporan
aktualisasi dan habituasi ini.
7. Bapak/Ibu Widyaiswara selaku tutor, fasilitator, pengelola beserta Staf
Badan Pengembangan Manusia Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis.
8. Rekan - rekan seperjuangan Angkatan VII Latsar CPNS Golongan II
khususnya kelompok 2 tahun 2022 yang telah berbagi ilmu,
pengalaman, dan kekompakannya.
9. Keluarga yang telah mendoakan serta memberikan dukungan dan
bantuan dalam menyelesaikan laporan aktualisasi dan habituasi ini.
10. Seluruh Rekan Kerja pada UPT Puskesmas Aranio Kabupaten Banjar
dan semua pihak yang memberikan bantuan hingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan rancangan aktualisasi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan
Pelaksanaan Aktualisasi Habituasi ini masih jauh dari sempurna dan
terdapat banyak kekurangan. Penulis mengharapkan adanya masukan,
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan
ini. . Saya juga berharap semoga rancangan aktualisasi dan habituasi ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan
contoh tentang implementasi core values BerAKHLAK dalam kehidupan
sehari-hari dilingkungan kerja dan masyarakat.
iv
Siti Aisyah, AM.Keb
NIP. 19931012 202203 2 007
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................v
DAFTAR TABEL..........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang………..........................................................................1
B. Tujuan………………….........................................................………….4
C. Isu Aktual……………...........................................................................4
D. Ruang Lingkup………..........................................................................6
A. Landasan Teori……….......................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................60
vii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Kemenpan & RB. Core values atau nilai-nilai dasar ASN tersebut adalah
“BerAKHLAK”, dengan Employer branding atau semboyan bagi ASN yaitu
“Bangga Melayani Bangsa”. Nilai-nilai dasar BerAKHLAK merupakan
panduan perilaku bagi ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Ada tujuh kompenen yang tercakup dalam akronim
BerAKHLAK, yakni: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Berorientasi pada pelayanan.
Puskesmas adalah penanggungjawab penyelenggara kesehatan
masyarakat untuk jenjang tingkat pertama. Agar peran dan fungsi
puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dapat lebih
maksimal melayani masyarakat, maka setiap puskesmas yang ada
memenuhi standar. Puskesmas dapat dikatakan telah bermutu apabila
dalam melayani masyarakat telah sesuai dengan standar pelayanan yang
telah ditentukan dan pasien merasa puas.
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya Kesehatan masyrakat dan upaya Kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Dalam memberikan pelayanan publik dalam sektor kesehatan,
puskesmas di dukung oleh pelayanan kebidanan. Bidan merupakan salah
satu profesi atau tenaga kesehatan yang berperan penting dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan
anak.
Menurut Undang-Undang No 4 tahun 2019 Dalam
menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan sebagai: a.
pemberi Pelayanan Kebidanan; b. pengelola Pelayanan Kebidanan; c.
penyuluh dan konselor; d. pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik; e.
penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan;
dan/atau f. peneliti. Kewenangan bidan meliputi pelayanan kesehatan ibu
(asuhan kebidanan pra hamil, hamil, melahirkan, menyusui), pelayanan
kesehatan anak (asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, anak
2
pra sekolah, pemberian imunisasi sesuai program pemerintah,
pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita dan anak pra sekolah
serta deteksi dini kasus penyulit, gangguan tumbuh 3 kembang dan
rujukan), kesehatan reproduksi wanita dan keluarga berencana.
Bidan merupakan salah satu unsur ASN yang sangat perlu bersikap
professional dalam menjalankan jabatannya. Bidan yang professional
berarti bidan yang bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Kompetensi
inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter ASN yang
kuat, yaitu ASN yang berintegritas, serta mampu bersikap dan bertindak
professional dalam melayani masyarakat.
Salah satu tugas bidan yaitu memberikan Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE). Calon Pengantin Perempuan adalah calon ibu sehingga
idealnya setiap calon pengantin, tiga bulan sebelum menikah wajib
memeriksakan kesehatannya baik tinggi badan, berat badan, lingkar
lengan atas dan kadar Hemoglobin. Pemeriksaan kesehatan yang telah
dilakukan agar nantinya faktor resiko yang dapat melahirkan bayi stunting
pada calon pengantin ur bisa teridentifikasi lebih dini dan dihilangkan
sebelum menikah dan hamil untuk mencegah kekurangan energi kronis
dan anemia sebagai salah satu resiko yang dapat melahirkan bayi yang
berisiko stunting.
Berdasarkan data dari Rekapitulasi dari bulan April-Juli 2022 dari
10 orang calon pengantin perempuan yang datang ke Puskesmas Aranio
ada 2 orang yang hemoglobinnya(HB)rendah dan rata-rata calon
pengantin perempuan tidak mengetahui kenapa calon pengantin
perempuan dilakukan pemeriksaan tersebut.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan adalah belum optimalnya
edukasi kepada calon pengantin perempuan dan pentingnya pemantauan
hasil pemeriksaan calon pengantin perempuan.
Oleh karena itu, maka saya membuat laporan rancangan
aktualisasi dengan menerapkan nilai BerAKHLAK kedalam setiap
kegiatan, khususnya dalam melakukan Optimalisasi Edukasi Dan
3
Pemantauan Calon Pengantin Perempuan Di Unit Pusat Kesehatan
Masyarakat Aranio Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
ASN mampu melaksanakan pelayanan kesehatan berdasar
nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu Berorientasi pelayanan,
Akuntable, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif
dalam menjalankan tugas negara sesuai profesi masing-masing.
2. Tujuan Khusus
Mengoptimalkan Edukasi Dan Pemantauan Calon Pengantin
Perempuan Pada Unit Pusat Kesehatan Masyarakat Aranio
Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar melalui kegiatan- kegiatan yang
diusulkan dalam rancangan aktualisasi.
C. Isu Aktual
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama bertugas sebagai
pelaksana/ terampil-bidan di Puskesmas Aranio, saya menemukan
adanya beberapa isu yang terjadi diantaranya sebagai berikut:
1. Belum optimalnya edukasi dan pemantauan kepada calon pengantin
perempuan di Puskesmas Aranio
2. Rendahnya Pengetahuan calon pengantin tentang imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) di Puskesmas Aranio
3. Masih kurangnya pengetahuan ibu dan dukungan keluarga tentang
pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Aranio
Selanjutnya dilakukan analisis isu menggunakan Metode USG
(Urgency, Seriousness, dan Growth) seperti ditunjukkan oleh tabel 1.1
berikut:
4
Table 1.1 Analisis Isu Prioritas dengan Metode USG
Kriteria penetapan:
Urgency:
1 : tidak penting
2 : kurang penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 sangat penting
Seriousness:
5
2 : akibat yang ditimbulkan kurang serius
Growth:
1 : tidak berkembang
2 : kurang berkembang
3 : cukup berkembang
4 : berkembang
5 : sangat berkembang
Berdasarkan tiga masalah yang sudah dijabarkan di atas, setelah
memperhatikan, menganalisis, dan mengamati tentang masalah apa
yang paling mendesak, paling serius juga harus segera dibahas, dan
memiliki kemungkinan buruk yang akan muncul apabila tidak segera
diselesaikan, maka terpilih masalah “Belum optimalnya edukasi dan
pemantauan calon pengantin perempuan di Puskesmas Aranio” untuk
menjadi isu strategis dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
Proses tahapan kegiatan akan dilakukan dengan
mengimplementasikan nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif).
D. Ruang Lingkup
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi habituasi ini dilakukan di
Puskesmas Aranio yang terletak di Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar.
Selama periode habituasi dimulai dari tgl 24 Juli 2022 sampai dengan
tanggal 30 Agustus 2022.
6
Adapun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada aktualisasi
dalam pemecahan masalah dijelaskan pada tabel 2 .1 berikut:
4 Ide Kreatif
Membuat dan memberikan kartu pemantauan
calon pengantin perempuan
5 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di buku Tupoksi
register/kontrol khusus pasien hipertensi
7
BAB II
GAMBARAN KEADAAN
1. Aranio 7. Artain
1. Visi
Terwujudnya masyarakat kecamatan aranio sehat dan mandiri
dalam bidang Kesehatan.
2. Misi
1) Melaksanakan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan
professional.
2) Memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
3) Melibatkan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
3. Nilai-Nilai Organisasi
Visi dan misi organisasi dapat terwujud apabila didukung dengan
penerapan nilai-nilai yang sesuai dan mendukung usaha-usaha
pelaksanaan misi dan pencapaian visi. Nilai-nilai organisasi
yang tercantum dalam tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi
sikap dan perilaku seluruh pegawai dalam menjalankan tugas. Tata nilai
juga akan menyatukan hati dan pikiran seluruh civitas dalam usaha
mewujudkan layanan yang berkualitas. Sehingga setiap anggota
9
organisasi dalam melaksanakan tugas, pokok dan fungsinya dituntut
untuk :
1) Rajin
Rajin aktif melayani masyarakat sesuai dengan kopetensinya.
Semua karyawan wajib berprilaku professional, antara lain dengan
cara kompeten dalam bidangnya, memiliki semangat juara,
senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan diri, memiliki
kemampuan professional dan batas kemampuan diri
2) Akurat
Data hasil cakupan pelayanan benar dan bisa dipertanggung
jawabkan.
3) Murah
Murah senyum dalam melayani dan berinteraksi dengan pasien
/ pelanggan. Semua karyawan wajib berperilaku ramah, penuh
kepedulian dan ketulusan melayani pasien, sesuai dengan kebutuhan
harapan pelanggan.
4) Aktif
Giat bekerja dan berusaha dalam upaya mewujudkan visi dan
misi puskesmas. Semua karyawan wajib mempunyai komitmen,
semangat baru, motivasi yang tinggi.
5) Harmonis
Hubungan antara masyarakat dan petugas serta sesama rekan
kerja terjalin dengan baik, saling menghargai dan menghormati,
sederhana, mudah berinteraksi dalam melayani masyarakat dan
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan, menciptakan suasana
kekeluargaan antara teman di lingkungan kerja.
10
11
12
STRUKTUR ORGANISASI
UPT.PUSKESMAS ARANIO
Permenkes No.75 Tahun 2014
12
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas dan fungsi Bidan Terampil berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 36 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Bidan dan
Angka Kreditnya yaitu:
1. melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis;
2. melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan
kebidanan;
3. merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai
kesimpulan;
4. memfasilitasi informed choice dan/atau informed consent;
5. melakukan tindakan pencegahan infeksi;
6. memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/ personal hygiene;
7. memberikan vitamin/suplemen pada klien/ asuhan kebidanan kasus
fisiologis;
8. melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas Ibu hamil;
9. memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada individu/keluarga
sesuai dengan kebutuhan;
10. melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis;
11. melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis;
12. melakukan asuhan Kala III Persalinan fisiologis;
13. melakukan asuhan Kala IV Persalinan fisiologis;
14. melakukan pengkajian pada ibu nifas;
15. melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan
hari ke tiga pasca persalinan (KF 1);
16. melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca
persalinan (KF 2)
17. melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca
persalinan (KF 3);
18. melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan
dengan pendampingan;
13
19. melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan
normal;
20. melakukan asuhan bayi baru lahir normal;
21. melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR);
22. memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang
kesehatan anak pada individu/keluarga sesuai kebutuhan;
23. melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom;
24. memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang
kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB)
pada individu/keluarga sesuai kebutuhan;
25. melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat
untuk remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi;
26. melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di
wilayah kerja Puskesmas melalui kunjungan rumah;
27. melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita);
28. mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD);
29. melaksanakan pelayanan kebidanan di
Posyandu/Posbindu/kampung Keluarga Berencana (KB) atau
tempat lain sesuai penugasan; dan
30. melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
pada anak sekolah.
14
kendali agar setiap kegiatan pelaksanaan tugas pokok setiap ASN ASN Selaras
dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh rencana kegiatan.
15
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Landasan Teori
1. Nilai-nilai Ber-AKHLAK
Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur
dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus
2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding
Aparatur Sipil Negara, Aparatur Sipil Negara diharapkan dapat
mengimplementasikan nilai-nilai Ber-AKHLAK dalam kehidupan
sehari-hari terutama saat bertugas. Nilai-nilai yang harus diilhami oleh
Aparatur Sipil Negara adalah Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Penjabaran tiap-
tiap nilai tersebut adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi Pelayanan
16
Kepuasan
Karena tugas sebagai pelayanan publik sangat erat
kaitannya dengan pegawai ASN, maka nilai berorientasi pelayanan
diharapkan dapat diimplementasikan dalam setiap melaksanakan
tugas pelayanannya. Panduan perilaku nilai berorientasi pelayanan
yaitu:
b. Akuntabel
Nilai ASN Akuntabel merujuk kepada istilah akuntabilitas,
yang memiliki pengertian kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada publik. Akuntabilitas publik sendiri terbagi atas dua macam,
yaitu akuntabilitas vertikal (vertical accountability), dan akuntabilitas
horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas vertikal adalah
pertanggungjawaban atas segala pekerjaan yang disampaikan
kepada instansi yang lebih tinggi. Contohnya, pertanggungjawaban
atas pengeluaran dana oleh unit pelayanan pendapatan daerah
kepada badan keuangan daerah sebagai satuan kerja induk.
Sedangkan Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban
kepada masyarakat luas. Contohnya, adanya riset oleh Lembaga
swadaya masyarakat yang nantinya dipublikasikan kepada
masyarakat luas.
Adapun definisi dari akuntabel ialah bertanggung jawab atas
kepercayaan yang diberikan. Tentunya menciptakan nilai akuntabel
di lingkungan kerja ASN menjadi suatu kewajiban dan keharusan.
17
Kalimat Afirmasi nilai ASN Akuntabel Adalah Kami memegang
teguh kepercayaan yang diberikan.
Dalam meaktulisasikan nilai ASN akuntabel ada beberapa
kata kunci yang dapat di temukan yaitu:
Integritas
Konsisten
Dapat dipercaya
Transparan
Maka dari itu nilai ASN akuntabel tercipta dari nilai
akuntabilitas yang secara umum bisa diterapkan dimana saja.
Dalam konteks nilai ASN akuntabel, perilaku-perilaku yang dapat
diterapkan adalah :
c. Kompeten
Nilai ASN Kompeten merujuk dari istilah kompetensi.
Menurut Peraturan Menteri Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 38 Tahun 2017, kompetensi adalah deskripsi
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas jabatan. Kompetensi menduduki peran
penting untuk mewujudkan ASN yang bersifat professional serta
kompetitif sehingga dapat diwujudkan dalam performa sehari- hari.
Masih merujuk dari peraturan yang sama, kompetensi dibagi
menjadi beberapa jenis yaitu:
Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
18
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan
yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan.
Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi.
Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,
perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi
dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan,
untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan.
19
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah
Membantu orang lain belajar
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d. Harmonis
Nilai ASN harmonis berangkat dari kata harmoni, yang mana
secara umum dapat diartikan sesuai atau serasi. Dalam ilmu
filsafat, harmonis dapat didefiniskan sebagai kerja sama antara
berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor
tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Sifat
harmonis di tempat kerja pasti berpengaruh terhadap kinerja serta
hubungan antar rekan kerja ASN.
Definisi harmonis ialah saling peduli dan menghargai
perbedaan. Adanya nilai ASN harmonis dalam nilai-nilai ASN ber-
AKHLAK membawa sebuah harapan bahwa setiap pertentangan
yang ada di lingkungan kerja dapat dihindari atau diselesaikan
secara musyawarah sesuai dengan ideologi Pancasila. Kalimat
afirmasi nilai ASN harmonis yaitu kami saling peduli dan
menghargai perbedaan.
Dalam meaktulisasikan nilai ASN harmonis ada beberapa
kata kunci yang dapat di temukan yaitu:
• Peduli (caring)
• Perbedaan (diversity)
Panduan perilaku nilai ASN harmonis adalah:
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
Suka menolong orang lain
Membangun lingkungan kerja yang kondusif
20
e. Loyal
Nilai ASN loyal dalam aspek menjadi seorang aparatur sipil
negara dapat diartikan sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap
cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Definisi Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan Bangsa dan Negara.
Kalimat afirmasi nilai ASN Loyal Kami berdedikasi dan
mengutamkan kepentingan Bangsa dan Negara.
Dalam mengaktualisasikan nilai ASN loyal ada beberapa
kata kunci yang dapat ditemukan yaitu:
Komitmen
Dedikasi
Kontribusi
Nasionalisme
Pengabdian
Dari kelima kata kunci tersebut kemudian membentuk
pedoman-pedoman perilaku nilai ASN loyal bagi aparatur sipil
negara dalam kehidupan sehari-hari. Pedoman-pedoman perilaku
tersebut adalah:
Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Setia kepada NKRI
serta pemerintahan yang sah.
Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan
negara.
Menjaga rahasia jabatan dan negara.
f. Adaptif
21
Kata adaptif didefinisikan sebagai kemampuan atau
kecenderungan untuk menyesuaikan diri pada situasi yang
berbeda. Penerapan budaya adaptif dalam pemerintahan dapat
diartikan dengan kemampuan aparatur sipil negara menerima
perubahan, termasuk adanya penyelarasan organisasi yang
berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses
internal yang berkesinambungan.
Adapun definisi Adaftif ialah terus berinovasi dan antusias
dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan.
Kalimat afirmasi nilai ASN adaftif yaitu kami terus berinovasi
dan antusias dalam mengerakkan ataupun menghadapi perubahan.
Dalam meaktulisasikan nilai ASN adaftif ada beberapa kata
kunci yang dapat di temukan yaitu :
Inovasi
Antusias dalam perubahan
Proaktif
Sedangkan instansi pemerintahan mencerminkan istilah
adaptif sebagai kemampuan respon organisasi dalam
mengadaptasi perubahan. Untuk memastikan setiap instansi
mampu merespon dan mengadaptasi perubahan, instansi dituntut
untuk melakukan lima disiplin yaitu:
Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke
tingkat mahir (personal mastery).
Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi
yang sama atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau
cita-cita yang akan dicapai bersama (shared vision).
Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas
yang organisasi ingin wujudkan (mental model).
Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan untuk mewujudkan visinya (team learning).
Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda,
22
atau bermental silo (systems thinking).
Lima disiplin ini wajib diterapkan dalam melaksanakan tugas
dan fungsi ASN di lingkungan kerjanya masing-masing. Dengan
mempraktikkan kelima disiplin tersebut, instansi akan selalu
mendapatkan pengetahuan yang baru untuk beradaptasi dengan
kemajuan zaman. Apabila kelima disiplin tersebut sudah
diterapkan, selanjutnya aparatur sipil negara wajib mengikuti
pedoman-pedoman perilaku nilai ASN adaptif. Pedoman- pedoman
tersebut sebagai berikut:
Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas.
Bertindak proaktif.
g. Kolaboratif
Nilai ASN kolaboratif diambil dari kata kolaborasi dimana
secara umum memiliki pengertian yaitu nilai yang dihasilkan dari
aliansi dua atau lebih pihak yang bertujuan untuk menjadi lebih
berkompetisi dengan mengembangkan rutinitas bersama. Dalam
aspek pemerintahan, kolaborasi pemerintahan adalah suatu proses
yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling
menguntungkan antar aktor governance. Kolaborasi pemerintahan
mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik.
Proses yang harus dilalui dalam menjalin kolaborasi,
terutama antar instansi pemerintahan yaitu trust building, face to
face dialogue, komitmen terhadap proses, pemahaman bersama,
dan menetapkan outcome antara. Dalam proses tersebut ada
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi
antar lembaga pemerintah yaitu kepercayaan, pembagian
kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen, dan
formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif
antara entitas publik.
23
Adapun definisi Kolaboratif adalah membangun Kerjasama
yang sinergis. Kalimat Afirmasi nilai ASN Kolaboratif “Kami
mendorong kerjasama yang sinergis”.
Dalam meaktulisasikan nilai ASN Kolaboratif ada beberapa
kata kunci yang dapat di temukan yaitu:
Kesedian bekerjasama
Sinergi untuk hasil yang lebih baik
Dari penjelasan diatas, nilai ASN kolaboratif terbukti menjadi
salah satu nilai ASN yang penting karena diperlukannya upaya
kolaboratif dalam memecahkan masalah-masalah pemerintahan
yang strategis. Upaya tersebut tentu harus mengikuti pedoman-
pedoman nilai ASN kolaboratif yaitu sebagai berikut:
Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi.
Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan ersama nilai
tambah.
Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama.
1. Manajemen ASN
24
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara pasal 1 ayat (2) menerangkan bahwa: Pegawai Aparatur Sipil
Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan perundangundangan.
Kedudukan ASN diterangkan di dalam Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pasal 8, yaitu “Pegawai
ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara”.Fungsi ASN
disebutkan di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara pasal 10, yaitu “Pegawai ASN berfungsi
sebagai: a. pelaksana kebijakan publik;
b. pelayan publik; dan,
c. perekat dan pemersatu bangsa.”
25
nasional melaluipelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yangprofesional, bebas dari intervensi politik, serta bersihdari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara pasal 1 ayat (22) menjelaskan bahwa Sistem Merit adalah
kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul,
jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Penerapan Sistem Merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
tranparansi, akuntabilitas, objektivitas dan juga keadilan.Jaminan
Sistem Merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja.
Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang
tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan
juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
b. Smart ASN
26
Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna
media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang
dilakukan secara produktif. Seorang pengguna yang memiliki
kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu
mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan
penuh tanggung jawab. Seiring tumbuhnya inovasi teknologi informasi
dan komunikasi di Indonesia, literasi digital pun menjadi bagian
penting dalam kurikulum, sehingga menjadi penting untuk diketahui
konsep literasi digital dengan kompetensinya. Kompetensi adalah
keterampilan yang dapat dipahami sebagai disposisi yang
memungkinkan seseorang untuk mengatasi tuntutan situasional
tertentu.
Kementrian Komunikasi dan Informasi sendiri menjabarkan
literasi digital ke dalam 4 kompetensi yaitu kecakapan menggunakan
media digital (digital skills), budaya menggunakan digital (digital
culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman
menggunakan media digital (digital safety). Perumusan kerangka kerja
literasi digital digunakan sebagai basis dalam merancang program
dan kurikulum literasi digital Indonesia pada tahun 2020-2024.
Kerangka kurikulum literasi digital ini juga digunakan sebagai metode
pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam
menguasai teknologi digital.
1.) Cakap Bermedia Digital (Digital Skill)
Dalam cakap di dunia digital perlu adanya penguatan pada:
a) Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital
(handphone dan personal computer)
b) Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine)
dalam mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan
memilah berita benar
27
c) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media
sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan
mengganti settings
d) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital
dan e-commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi
secara digital
2) Etika Bermedia Digital (digital ethics) Dalam etika di dunia digital
perlu adanya penguatan pada:
a) Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata
krama, dan etika berinternet (netiquette)
b) Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang
mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi,
perundungan (bullying), dan lain-lain.
c) Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di
ruang digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan
peraturan yang berlaku
d) Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan
berdagang di ruang digital yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
3) Budaya Bermedia Digital (digital culture) Dalam budaya di dunia
digital perlu adanya penguatan pada:
a) Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan
berbahasa Indonesia
b) Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang
tidak sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur,
c) Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia dengan
baik dan benar dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila
dan Bhinneka Tunggal Ika
28
d) Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat,
menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegiatan
produktif lainnya.
4) Aman bermedia digital (digital safety) Dalam aman bermedia digital
perlu adanya penguatan pada:
a) Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi,
fingerprint, dan face-unlock) dan pengetahuan dasar
memproteksi identitas digital (kata sandi)
b) Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid
dari sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam,
dan phishing.
c) Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform
digital dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat
konten sosiasl media
d) Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam)
dalam transaksi digital dan protokol keamanan seperti PIN dan
kode otentikasi.
Smart ASN diharapkan memiliki profil yang disiapkan untuk
menghadapi era disrupsi dan tantangan dunia yang semakin
kompleks. Profil Smart ASN meliputi integritas, nasionalisme,
profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing,
berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan
luas.
1.) Integritas
ASN yang merupakan salah satu sumber daya manusia sektor
publik yang tentunya memiliki sifat dalam merespon sesuatu
secara konsisten seperti mengontrol emosi, inisiatif, memecahkan
masalah dan masih banyak lagi. Berdasarkan Undang-Undang
ASN Nomor 5 Tahun 2014 diharapkan bahwa ASN memiliki
karakter yaitu profesional, netral, berintegritas, dan terhindar dari
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Diharapkan dengan ASN
29
memiliki karakter tersebut dapat menjadi generasi yang smart,
tidak hanya di bidang teknologi, namun dalam sifat dan karakter.
2) Nasionalisme Nasionalisme hendaknya merupakan landasan bagi
ASN dalam melakukan pekerjaannya. ASN seharusnya tidak
hanya berorientasi kepada gaji saja, tetapi juga merujuk kepada
prinsip nasionalisme.
3) Profesionalisme ASN diharapkan bisa bekerja secara profesional
dalam memberikan layanan sesuai dengan tupoksi masing-
masing dan semua pekerjaan harus selesai cepat dan tepat
waktu.
4) Berwawasan Global ASN harus dapat beradaptasi dengan
perkembangan teknologi dan memiliki pengetahuan yang luas
agar tidak tertinggal dengan perkembangan global. Wawasan
yang luas juga akan menghindarkan ASN dari berita hoax.
5.) Menguasai IT dan Bahasa Asing Dalam rangka mempercepat
proses transformasi ke era digital, diperlukan langkah serius
dalam pemanfaatan IT dalam sistem manajemen ASN itu sendiri,
meliputi perencanaan kinerja hingga penilaian kinerja dilakukan
melalui aplikasi berbasis IT. ASN dituntut untuk dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi produk IT termasuk
dapat dengan bijak memanfaatkan interner yang digunakan dalam
meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatkan kinerja
dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam
pelayanan kepada masyarakat. Seorang ASN juga harus
menguasai bahasa asing. Selain menguasai Bahasa Indonesia
dengan baik dan juga diharapkan memiliki kemampuan
menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab,
bahasa Mandarin dan lain-lain.
6) Berjiwa Hospitality Dalam menjalankan tugas, ASN harus memiliki
jiwa melayani dengan baik, menyapa dengan sopan, serta
30
menampung semua keluhan masyarakat secara lemah lembut
sehingga dapat memberikan pelayanan prima bagi masyarakat.
7) Berjiwa Entrepreneurship Seorang ASN yang cerdas harus memiliki
jiwa entrepreneur yakni memiliki keberanian, kreatif, inovasi, dan
mampu bekerja keras dalam berbagai situasi dan kondisi serta
cerdas dalam menangkap dan menciptakan peluang.
Entrepreneurship juga dapat diartikan beripikir tentang masa
depan orang banyak, kesejahteraan masyarakat, dan bagaimana
cara membantu mereka yang membutuhkan. Dengan dimilikinya
jiwa entrepreneurship maka seorang ASN akan mampu
meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.
8) Memiliki jaringan luas ASN diharapkan mampu membangun
networking dengan berbagai pihak dengan menggunakan
berbagai sarana komunikasi yang tersedia
31
kemampuan dan meningkatkan kemauan yang didorong karena adanya
faktor tertentu.
Dari beberapa pengertian edukasi menurut para ahli di atas.
Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian edukasi sebagai upaya
mengembangkan diri melalui proses pendidikan atau belajar.
Dapat pula edukasi diartikan sebagai kondisi, peristiwa, kejadian
yang memberikan pembelajaran sikap dan tata laku seseorang ataupun
kelompok menuju kedewasaan dan menjadi pribadi yang lebih matang
secara kognitif dan mental
1) Macam-Macam Edukasi
Setelah mengetahui pengertian edukasi, penting banget
mengetahui macam-macam dari edukasi. Ada tiga bentuk macam-
macam edukasi yang akan kita ulas sebagai berikut.
b. Edukasi Formal
Dikatakan sebagai edukasi formal ketika cara
memperoleh edukasi tersebut disampaikan secara terstruktur.
Salah satunya lewat pendidikan berjenjang dari Paud, SD,
SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Jadi edukasi formal bertolak belakang dengan edukasi
nonformal. Dimana jika edukasi nonformal output yang
diperoleh bisa berbentuk keterampilan dan bakat. Maka pada
edukasi formal lebih menonjolkan keunggulan secara kognitif
dan akademik.
32
Bentuk edukasi non formal di sini bisa berupa ekstrakurikuler,
mengikuti organisasi, mengikuti pelatihan dan masih banyak lagi.
Dimana sifat dari edukasi nonformal jika ditekuni dan diseriusi mampu
melahirkan keterampilan dasar.
3.Edukasi Informal
Sementara yang dimaksud dengan edukasi informal adalah
edukasi pendidikan yang dapat dipelajari di luar formal maupun informal.
Edukasi informal adalah pendidikan yang diberikan keluarga ataupun
orangtua kepada anak-anak mereka. Termasuk lingkungan tempat
tinggal juga sebagai edukasi informal.
4.Manfaat Edukasi
Pada dasarnya manfaat edukasi memiliki banyak sekali.
Diantaranya mencerdaskan, memberikan petunjuk hidup dan
mencerahkan pandangan. Nah, karena ada banyak manfaat, berikut
beberapa manfaat edukasi yang akan kita ulas di sini.
b) Memberikan Wawasan Baru
Manfaat yang paling terasa kita rasakan adalah memberi
wawasan. Kelihatannya sepele, coba bayangkan jika kita tidak
memiliki wawasan, maka cara pandang kita terhadap sesuatu hal
akan terbatas pada itu-itu saja.
Contoh sederhana, ketika kita melihat orang secara sekilas.
Kita akan menilai subjektif dan cenderung kurang beragam karena
kita tidak tahu orang tersebut. sebaliknya, saat kita sudah mengenal
seseorang dengan baik, maka pandangan dan penilaian kita
terhadap orang tersebut lebih beragam.
33
Karena kita tahu sisi-sisi lain yang tidak diketahui oleh orang
lain. Begitulah dengan wawasan. Pentingnya wawasan juga
menentukan tingkat stress seseorang loh.
Contoh, orang yang kurang memiliki wawasan, pikirannya
akan dibatasi oleh banyak hal. Sehingga membuat pribadinya
merasa tertekan. Sebaliknya, wawasan yang luas, mendorong
seseorang untuk berpikir lebih fleksibel dan lebih santai. Sehingga
pribadi lebih rileks dan tidak mudah stress
c) Pemantauan
Pemantauan (monitoring) adalah prosedur penilaian yang
secara deskriptif dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan/atau
mengukur pengaruh dari kegiatan yang sedang berjalan (on-going)
tanpa mempertanyakan hubungan kausalitas. (Wollman, 2003:6) PP
No.39/2006 ttg Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan: Pemantauan adalah kegiatan mengamati
perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan,
mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul
dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin.
d) Calon Pengantin
Menurut Kemenkes RI (2018) calon pengantin
adalah pasangan yang akan melangsungkan pernikahan.
Menurut Kemenkes RI (2018) calon pengantin adalah
pasangan yang akan melangsungkan pernikahan. Calon pengantin
34
dapat dikatakan sebagai pasangan yang belum mempunyai ikatan,
baik secara hukum Agama ataupun Negara dan pasangan tersebut
berproses menuju pernikahan serta proses memenuhi persyaratan
dalam melengkapi data-data yang diperlukan untuk pernikahan
(Depag surabaya, 2010). CATIN atau Calon Pengantin menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan istilah yang digunakan
pada wanita usia subur yang mempunyai kondisi sehat sebelum
hamil agar dapat melahirkan bayi yang normal dan sehat serta Calon
Pengantin laki-laki yang akan diperkenalkan dengan permasalahan
kesehatan reproduksi dirinya serta pasangan yang akan dinikahinya
(KBBI, 2019).
Calon Pengantin adalah terdiri dari dua kata yaitu calon dan
pengantin, yang memiliki arti sebagai berikut, “Calon adalah orang
yang akan menjadi pengantin”. Sedangkan “Pengantin adalah orang
yang sedang melangsungkan pernikahannya”. Jadi calon pengantin
adalah seorang laki-laki dan seorang perempuan yang ingin atau
berkehendak untuk melaksanakan pernikahan. Dengan kata lain
calon pengantin ini adalah peserta yang akan mengikuti bimbingan
pranikah yang diadakan oleh Kantor Urusan Agama sebelum calon
pengantin ini akan melangsungkan akad nikah (Mia fatmawati,
2016).
Kelas Calon Pengantin (CATIN) merupakan salah satu usaha
dan kepedulian pemerintah dalam mengurangi angka perceraian.
Permasalahan yang timbul biasanya disebabkan oleh hal seperti
kesalahan dalam memilih calon, ketidakpuasaan seksual, watak dan
kejenuhan ritunitas. hal ini memicu dibukanya kelas catin oleh
Puskesmas untuk calon pengantin yang hendak menikah untuk
membantu mempersiapkan calon pengantin dalam menjalankan
rumah tangga. Bekal yang diberikan oleh petugas yang ahli tersebut
dapat menjadi petnjuk bagi rumah tangga didunia dan akhirat
(Nurihsan, 2009).
35
Menurut Kemenkes RI (2011), dalam Buku Saku Penyuluhan
Pernikahan kesehatan reproduksi calon pengantin menyatakan
bahwa alur pelaksanaan pelayanan kesehatan dan KIE kesehtan
reproduksi bagi Calon Pengantin adalah sebagai berikut :
1. Calon Pengantin mengisi formulir persyaratan nikah (model N1
sampai N4, dan formulir lainnya yang diperlukan) dari
kelurahan/desa tempat tinggal Calon Pengantin.
2. Calon Pengantin datang ke Kantor Urusan Agama atau Lembaga
Agama lainnya untuk mengurus pernikahnnya.
3. Calon Pengantin membawa surat pengantar dari Kantor Urusan
Agama ke Puskesmas untuk mendapatkan surat keterangan
kesehatan termasuk status imunisasi tetanus.
4. Di fasilitas pelayanan kesehatan petugas memberikan pelayanan
kesehatan, meliputi anamnesis, pemeriksaan fisk, skrining dan
pelayanan Imunisasi Tetanus Toxsoid (TT), pemeriksaan
laboratorium dan rujukan bila diperlukan.
5. Calon Pengantin kembali ke Kantor Urusan Agama atau
lembaga lainnya dengan membawa surat keterangan kesehatan
termasuk status Imunisasi Tetanus Toxsoid (TT).
6. Setelah calon pengantin melakukan pernikahan, KUA akan
mencatatkan pernikahan pasangan pengantin yang telah
menyerahkan formulir model N1 sampai dengan N4, surat
keterangan kesehatan dan status Imunisasi Tetanus Toxsoid
(TT), Untuk calon pengantin diluar Agama Islam, pencatatan
pernikahan di Kantor Catatan Sipil (Kemenkes RI, 2018).
Pemeriksaan Kesehatan Bagi Calon Pengantin (CATIN)
Pemeriksaan kesehatan Pranikah (Premarital Check Up) merupakan
pemeriksaan untuk memastikan status kesehatan dari kedua calon
mempelai lakilaki dan perempuan yang hendak menikah. Hal ini
diperuntukan untuk mendeteksi dini adanya penyakit menular,
menahun dan kesuburan maupun kesehatan jiwa seseorang.
36
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk melakukan tindakan terhadap
permasalahan kesehatan terkait kesuburan dan penyakit yang
diturunkan secara genetik (laporan klinik prodia, 2012).
Calon pengantin perlu mendapatkan pemeriksaan kesehatan
untuk menentukan status keehatan agar dapat 20 merencanakan
dan mempersiapkan kehamilan yang sehat dan aman. Pemeriksaan
kesehatan yang diperlukan oleh calon pengantin berpedoman pada
buku saku calon pengantin KemenKes RI, (2018) yaitu meliputi :
1. Pemeriksaan Fisik Menurut Surussin dan Moh. Muhsin (2014)
pertumbuhan jasmani dalam fase kehidupan manusia akan
mengalami perkembangan yang sangat signifikan ketika
memasuki usia remaja, karena pada usia remaja sudah mulai
tumbuh dan berfungsi organ reproduksinya. Pertumbuhan fisik
akan semakin kuat saat mengakhiri usia remaja, demikian pula
dengan fungsi organ reproduksi akan berjalan dengan baik saat
berakhir usia remaja dan semakin matang ketika memasuki fase
dewasa. Menurut ilmu kesehatan, fase terbaik untuk melahirkan
adalah usia 20-30 tahun. Pemeriksaan fisik termasuk status gizi
yang diperlukan oleh catin antara lain adalah :
a. Pemeriksaan fisik, dilakukan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi status kesehatan melalui pengukuran dan
pemeriksaan (denyut nadi, frekuensi nafas, suhu tubuh dan
seluruh tubuh).
b. Pemeriksaan status gizi, dilakukan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi status gizi dan deteksi awal anemia, melalui
pengukuran atau pemeriksaan (berat badan, tinggi badan,
LILA dan tanda-tanda anemia)(BKKBN, 2006).
2. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium) Menurut Kemenkes RI
(2018), menyatakan bahwa Pemeriksaan penunjang
(laboratorium) yang diperlukan oleh catin terdiri dari :
37
a. Pemeriksaan darah meliputi (Hemoglobin (HB) dan golongan
darah).
b. Dalam kondisi tertentu/atas saran dokter dapat dilakukan
pemeriksaan laboratorium yaitu sebagai berikut (Gula darah,
HIV, IMS (Sifilis), Hepatitis, TORCH, Malaria (daerah
endemis), Talasemia dan pemeriksaan lain sesuai indikasi).
c. Penyakit genetik, misalnya : Talasemia, buta warna,
Hemofilia dan lain-lain.
d. Penyakit tertentu yang diturunkan, misalnya kecenderungan
Diabetes Mellitus (kencing manis), Hipertensi (tekanan darah
tinggi), kelainan jantung, dan sebagainya.
e. Penyakit infeksi misalnya, Penyakit Menular Seksual (PMS),
Hepatitis B dan HIV/AIDS.
f. Vaksinasi, Hal ini dilakukan untuk kekebalan terhadap virus
Rubella. Infeksi Rubella pada kehamilan dapat menimbulkan
kelainan pada janin seperti kepala kecil, tuli, kelainan jantung
dan bahkan kematian. Perlu pula pemeriksaan virus Herpes
karena dapat menyebabkan cacat janin dan kelahiran
prematur (Kemenkes RI, 2013).
3. Pemeriksaan kesehatan pranikah disesuaikan dengan gejala
tertentu yang dialami calon pasangan secara jujur, berani dan
objektif (Hamdani, 2012). Adapun pemeriksaan tersebut sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan Hemoglobin Menurut Kemenkes RI (2013)
anemia adalah kondisi kekurangan sel darah merah atau
hemoglobin antara Kadar HB 126 mg/dl. Puasa adalah kondisi
tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.
b. Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah es
toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban 75 gram.
c. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan
keluhan klasik atau pemeriksaan HbA1c >6,5% dengan
38
menggunakan metode HighPerformance Liquid
Chromatograhy (HPLC) yang terstandarisasi oleh National
Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP) (Perkeni,
2015).
4. Pemeriksaan HbsAG (Hepatitis B Surface Antigen) Hepatitis B
merupakan infeksi menular serius yang terjadi pada hati
disebabkan oleh virus hepatitis B. Hepatitis B bisa menjadi kronis
setelah beberapa 24 bulan seja terinfeksi pertama kali
(Kemenkes RI, 2013).
5. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi
virus hepatitis B, diagnosis hepatitis B, screening pravaksinasi
dan memantau Clearence Virus. Selain itu pemeriksaan ini juga
bermanfaat jika ditemukan salah satu pasangan menderita
Hepatitis B maka dapat diambil langkah antisipasi dan
pengobatan secepatnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014).
HBsAg (Hepatitis B surface antigen) merupakan suatu protein
antigen dimana antigen tersebut dapat menjadi indikator awal dari
hepatitis B akut dan sering kali (digunakan untuk)
mengidentifikasi orang-orang yang terinfeksi sebelum gejala-
gejala muncul. HBsAg dapat dideteksi pada cairan tubuh yang
terinfeksi dan menghilang dari darah selama masa pemulihan.
Pada beberapa orang (khususnya mereka yang terinfeksi adalah
anak-anak atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh
yang lemah, seperti pada penderita AIDS), infeksi kronis dengan
VHB dapat terjadi dan HBsAg tetap positif (Sri W. dkk, 2008).
6. Pemeriksaan VDLR (Venereal Disease Research Laboratory)
Pemeriksaan ini merupakan jenis pemeriksaan yang bertujuan
untuk mendeteksi kemungkinan ada atau tidaknya infeksi
penyakit Herpes, Klamidia, Gonorea, Hepatitis dan Sifilis pada
calon pasangan, sehingga bisa dengan segera menentukan
terapi yang lebih tepat jika dinyatakan terjangkit penyakit
39
tersebut. Selain itu pemeriksaan ini juga berguna untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyakit yang bisa mempengaruhi
kesehatan ibu hamil maupun janinnya (Mia Fatmawati, 2016).
Untuk menegaskan diagnosa perlu dilakukan tes yang bersifat 25
lebih spesifik yaitu dengan tes TPHA (Treponema Pallidum Haem
Glutination) (Wagiyo, 2016).
a. Prinsip Pemeriksaan Antigen VDRL (reagin, kardiolipin, lesitin)
+ antibodi yang diduga mengandung T. Pallidum membentuk
flokulasi.
b. Metode Pemeriksaan VDRL (Venereal Disease Research
Laboratory) dilakukan dengan metode flokulasi. Komponen
Reagen Komponen reagen yang digunakan dalam
pemeriksaan VDRL terdiri dari :
1) Antigen VDRL, Kardiolipin 0,9%, kolesterol dan lesitin
murni secukupnya (0,21%).
2) Kontrol positif/+.
3) Kontrol negatif/-
c. Interpretasi Hasil Interpretasi hasil metode flokulasi diamati
langsung pada mikroskop. Interpretasi hasil pada VDRL
(Venereal Disease Research Laboratory) ada 2 macam :
1) Interpretasi kualitatif, dilaporkan dengan menyebutkan
non-reaktif reaktif 1, reaktif 2, reaktif 3 atau reaktif 4.
2) Interpretasi kuantitatif, derajatnya disesuaikan pada
pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan
adanya flokulan (Wagiyo, 2016).
7. Pemeriksaan TORCH
TORCH adalah singkatan dari Toksoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus, dan Herpes Simpleks. Keempat penyakit
tersebut merupakan infeksi yang bisa menular 26 dari ibu hamil
terhadap janin yang dikandungnya. Jika seorang ibu hamil
40
menularkan infeksi tersebut ke janinnya, maka hal fatal bahkan
risiko cacat lahir bisa terjadi pada kesehatan janin (Emma Kasyi,
2018). Pada umumnya, pemeriksaan TORCH tidak selalu harus
dilakukan oleh para ibu hamil. Pemeriksaan ini hanya penting
dilakukan terhadap beberapa perempuan dengan kriteria berikut:
a. Perempuan yang suka mengkonsumsi sayuran tanpa dimasak
terlebih dahulu (lalapan atau salad).
b. Perempuan yang memelihara kucing atau anjing tanpa
menjaga kebersihan peliharaannya.
c. Perempuan yang suka makan daging tanpa dimasak matang
(sushi) (Wagiyo, 2016).
41
mendapatkan 5 kali Imunisasi Tetanus Toxsoid lengkap, jika
status Imunisasi Tetanus Toxsoid belum lengkap, maka calon
pengantin perempuan harus melengkapi status Imunisasi
Tetanus Toxsoid di Puskesmas (Kemenkes RI, 2018).
Kegiatan :
42
1. Tabel Rancangan Aktualisasi, Waktu Pelaksanaan dan Matriks Kegiatan
a. Tabel Rancangan Aktualisasi
43
kepada Mentor dan aktualisasi nama baik sesama Melaksanak Rajin :
Coach 3. Adanya ASN, Pimpinan, an Senantiasa
3. Meminta saran dan Instansi dan Negara pelayanan berupaya
persetujuan msukan (Loyal) kesehatan meningkatkan
rancangan terkait yang kemampuan
aktualisasi kepada kegiatan terjangkau diri
Mentor dan Coach 4. Saya akan dan
berkonsultasi dengan
4. Mencatat hasil Dokument professiona
mentor menggunakan
konsultasi asi dan bahasa yang l.
ramah(Berorientasi
foto
Pelayana), sopan,
baik dan benar
sehingga mudah
dimengerti dan jelas,
saya juga
mempersiapkan
materi yang akan
disampaikan dengan
sungguh-sungguh
dan
bertanggungjawab
(Akuntabel).
Saat meminta
persetujuan dari
44
mentor saya memberi
kesempatan kepada
berbagai pihak untuk
berkontribusi(Kolabo
ratif) dalam
memberikan ide,
kritikan dan saran.
Saya juga senantiasa
akan selalu
menghargai setiap
orang(Harmonis)
yang memberikan
kritikan dan saran.
Bertindak proaktif
(Adaptif )dan antusias
saat mencatat hasil
konsultasi dan saya
akan meningkatkan
kompetensi diri
untuk menjawab
45
tantangan yang
selalu
berubah(Kompeten)
Pelaksanaan
Melaksanaka 1. Mempersiap 1. Di awali dengan Kegiatan Kegiatan ini
n kan didapatkan mempersiapkan calon tersebut memberikan
pemeriksaan pasien(calon hasil pengantin perempuan, berkontribus penguatan
bekerjasama pemeriksa menanyakan biodata i terhadap pada nilai
pengantin
dengan Bidan an dan secara Ramah dan Misi ke 1 organisasi
perempuan)
Koordinator, dilakukan cekatan (Berorientasi UPT puskesmas
2. Mempersiapkan
Petugas pencatatan Pelayanan) dan Puskesmas Aranio yaitu :
alat pemeriksaan
Laboratoriu menggunakan bahasa Aranio yaitu: Murah, murah
3. Melakukan yang sopan, Melaksanak senyum dalam
m, dan
pemeriksaan santundan mudah an melayani dan
Korim
4. Mendokumenta dipahami pasien guna pelayanan berinteraksi
sika n hasil membangun kesehatan dengan
pemeriksaan lingkungan kerja yang pasien/pelang
yang kondusif terjangkau gan
(Harmonis) dan
professiona
46
l.
Saat mempersiapkan
alat pemeriksaan, saya
akan menggunakan
barang milik negara
secara bertanggung
jawab, efektif dan
efisien (Akuntabel).
47
Instansi, dan Negara
(Loyal)
Dalam melakukan
dokumentasi hasil
pemeriksaan saya
terbuka dalam
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai
tambah (Kolaboratif)
agar data yang
dikumpulkan semakin
lengkap dan
berkualitas
48
lembar balik. perempuan pengetahu jawab (Akuntabel ) UPT yaitu:
3. Mengevaluasi, an calon sehingga dapat Puskesmas Rajin, Murah
mendokumentasika pengantin. melaksankan tugas Aranio yaitu: dan
n, dan menutup dengan kualitas Melibatkan Harmonis
kegiatan terbaik (Kompeten) peran serta
masyarakat
Saat melakukan dibidang
penyuluhan saya kesehatan
menggunakan
Bahasa yang ramah
(Berorientasi
Pelayanan) sopan,
santun, kepada
pasien agar
Membangun
lingkungan kerja
yang kondusif
(Harmonis )dan
bersikap baik kepada
pasien untuk
menjaga nama baik
49
sesama ASN,
Pimpinan, Instansi
dan Negara (Loyal)
Saya bertindak
proaktif (Adaftif)
saat melakukan
evaluasi kepada
calon pengantin agar
memahami apa yang
saya sampaikan dan
melakukan
pendokumentasian
terbuka dalam
bekerja sama kepada
rekan kerja
(Kolaboratif ) agar
data yang dikumpulkan
semakin lengkap dan
berkualitas
50
Membuat dan 1. Mencari literatur dan Kartu Dalam mencari bahan Kegiatan Kegiatan ini
memberikan membuat desain Pemantau dan referensi saya tersebut mencerminkan
kartu tentang kartu an akan melakukannya di berkontribu nilai-nilai
pemantauan pemantauan calon Kesehatan luar jam kerja agar si terhadap organisasi
calon pengantin perempuan Calon tidak Misi ke 2 yaitu:
pengantin 2. Mengonsultasikan Pengantin menyalahgunakan UPT Aktif
perempuan hasil desain kartu Perempua kewenangan jabatan Puskesmas
(Ide Kreatif) pemantauan calon n (Akuntabel). Aranio
pengantin perempuan yaitu:
dengan mentor Saya akan menerima Memberika
waktu kapan saja n
3. Mencetak dan
yang bisa diluangkan pelayanan
menyediakan kartu
oleh kepala yang
pemantauan calon
puskesmas untuk bermutu
pengantin perempuan
berkonsultasi dengan kepada
di ruang KIA
saya, dan menjaga masyaraka
nama baik sesama t
ASN, Pimpinan,
Instansi dan Negara
(Loyal)
51
Saya akan
berkonsultasi dengan
mentor menggunakan
bahasa yang ramah
(Berorientasi
Pelayanan), sopan,
baik dan benar
sehingga mudah
dimengerti dan jelas
untuk membangun
lingkungan kerja
yang kondusif
(Harmonis)
52
terbaik (Kompeten)
dan Memberi
kesempatan kepada
berbagai pihak untuk
berkontribusi
(Kolaboratif) dalam
membuat kartu
pemantauan calon
pengantin dan saya
akan terus
berinovasi
mengembangkan
kreatifitas (Adaftif).
53
pemantauan 3. Mendokumentasikan perempua saya, dan menjaga Puskesmas dan Akurat
calon hasil pemeriksaan di n nama baik sesama Aranio yaitu:
pengantin buku register ASN, Pimpinan, Melaksanak
perempuan Instansi dan Negara an
(Loyal) dengan pelayanan
menggunakan Kesehatan
bahasa yang ramah yang
(Berorientasi terjangkau
Pelayanan), dan dan
sopan saya juga profesional
mempersiapkan apa
yang ingin
disampaikan dengan
sungguh-sungguh
dan
bertanggungjawab
(Akuntabel).
54
melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik (Kompeten )
dan menghargai
setiap orang apapun
latar belakangnya
(Harmonis)
Saya bertindak
proaktif
(Adaftif )saat
melakukan
dokumentasi dan
terbuka dalam
bekerja sama kepada
rekan kerja
(Kolaboratif ) agar
data yang dikumpulkan
semakin lengkap dan
berkualitas
55
Evaluasi
Melakukan 1. Membuat laporan Dokumen Saya akan membuat Kegiatan Kegiatan ini
evalusi aktualisasi hasil laporan hasil kegiatan tersebut mencerminkan
evaluasi aktualisasi sebagai berkontribus nilai-nilai
2. Melakukan konsultasi
dengan mentor untuk serta bentuk tanggung i terhadap organisasi
mendapatkan
analisis jawab (Akuntabel ) Misi ke 2 yaitu: Rajin,
masukan guna
memperbaiki dari saya sebagai UPT aktif, dan
program yang telah
kegiatan Terampil Bidan dan Puskesmas Akurat
dilaksanakan
aktualisasi akan terus Aranio yaitu:
yang meningkatkan Memberika
nantinya kompetensi diri n
akan untuk menjawab pelayanan
menjadi tantangan yang yang
bahan selalu berubah bermutu
laporan (Kompeten ) dan kepada
aktualisasi melakukan masyarakat
perbaikan tiada
henti (Berorientasi
Pelayanan)
56
Saat melakukan
konsultasi saya akan
bersikap sopan dan
bertindak proaktif
(Adaftif ) agar
membangun
lingkungan kerja
yang kondusif
(Harmonis ) dan
menjaga nama baik
sesame ASN,
Pimpinan, Instansi
dan Negara (Loyal )
dan memberi
kesempatan kepada
berbagai pihak
untuk berkontribusi
(Kolaboratif)
57
b. Rencana Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi
Persiapan
1 Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas 25 Juli 2022 Di tempat yang sudah
dijanjikan
Pelaksanaan
Melaksanakan pemeriksaan bekerjasama dengan Bidan Koordinator, Petugas 26- 28 Juli Di Puskesmas Aranio
2 Laboratorium, dan Korim
2022
Melaksanakan edukasi dan penyuluhan dengan media lembar balik. 29 Juli- 27 Agustus Di Puskesmas Aranio
3
2022
Membuat dan memberikan kartu pemantauan calon pengantin perempuan (Ide 26-28 Juli Di Puskesmas Aranio
Kreatif)
4 2022
Mendokumentasi hasil pemeriksaan di buku register dan kartu pemantauan calon 29 Juli-27 Agustus 2022 Di Puskesmas Aranio
58
5 pengantin perempuan
Evaluasi
59
c. Rencana Matrik Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi
Pelaksanaan
2 Melaksanakan
pemeriksaan
bekerjasama dengan
Bidan Koordinator,
Petugas Laboratorium,
dan Korim
3 Melaksanakan edukasi
dan penyuluhan dengan
60
media lembar balik.
4 Membuat dan
memberikan kartu
pemantauan calon
pengantin perempuan
(Ide Kreatif)
5 Mendokumentasi hasil
pemeriksaan di buku
register dan kartu
pemantauan calon
pengantin perempuan
Evaluasi
6 Melakukan evaluasi
kegiatan aktualisasi
61
62
DAFTAR PUSTAKA
62
63
http://www.kumoro.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2007/07/
konsep-dasar-pemantauan-dan-evaluasi.pdf
http://repository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/handle/
123456789/1072/8.%20Bab%20II-converted.pdf?
sequence=9&isAllowed=y
63
64