Anda di halaman 1dari 65

i

PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III


ANGKATAN XXXIV TAHUN 2021

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


JABATAN AHLI PERTAMA - AUDITOR

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL


PROSEDUR (SOP) AUDIT PERHITUNGAN
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA (PKKN) DI
INSPEKTORAT KABUPATEN BALANGAN

Oleh
CATUR YUDHI KRISTIAWAN, SE.
NIP. 198703262020121008
NDH : 29

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
BANJARBARU
2021
ii

LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI HABITUASI


PELATIHAN DASAR CPNS
GOLONGAN III ANGKATAN XXXIV

JUDUL : Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Audit


Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) di
Inspektorat Kabupaten Balangan.
PENULIS : Catur Yudhi Kristiawan, SE
JABATAN : Ahli Pertama - Auditor
UNIT KERJA : Inspekorat Kabupaten Balangan
NDH : 29

Telah disetujui untuk diseminarkan


Pada tanggal 24 September 2021
Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Banjarbaru, 23 September 2021

Mentor, Coach,

Muhammad Nasir Hani, Hj. Noor Asiah R,S.Sos., M.M


S.Sos NIP. 19731203 199203 2 001
NIP. 19840812 201001 1 015
iii

LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


PELATIHAN DASAR CPNS
GOLONGAN III ANGKATAN XXXIV

JUDUL : Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Audit


Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) di
Inspektorat Kabupaten Balangan.
PENULIS : Catur Yudhi Kristiawan, SE
JABATAN : Ahli Pertama - Auditor
UNIT KERJA : Inspektorat Kabupaten
Balangan NDH : 29

Telah diseminarkan dan disahkan pada tanggal 24 September 2021


Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan

Banjarbaru, 24 September 2021

Mentor, Coach,

Muhammad Nasir Hani, S.Sos Hj. Noor Asiah R,S.Sos., M.M


NIP. 19840812 201001 1 015 NIP. 19731203 199203 2 001

Penguji,

Lutfiana Kurniasih, S.STP., M.M


NIP. 19900418 201206 2 002
iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas


terselesaikannya dengan baik rancangan aktualisasi yang merupakan
bagian penting dari Pelatihan Dasar CPNS Golongan III BPSDMD Provinsi
Kalimantan Selatan. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Penyusunan Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Muhammad Nispuani, M.AP selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan.
2. Bapak Sufriannor, S.Sos, M.AP selaku Kepala Badan Kepegawaian
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Balangan.
3. Bapak H. Sutikno, M.AP selaku Inspektur di Inspektorat Kabupaten
Balangan.
4. Bapak Muhammad Nasir Hani, S.Sos selaku Mentor yang selalu
mendukung, membimbing dan memfasilitasi rancangan aktualisasi.
5. Ibu Hj. Noor Asiah, S.Sos., M.M selaku Coach atas segala arahan
dan masukannya dalam rancangan aktualisasi ini.
6. Ibu Lutfiana Kurniasih, S.STP., M.M selaku Penguji atas segala
arahan dan masukannya dalam rancangan aktualisasi ini.
7. Bapak dan Ibu seluruh Widyaiswara, atas ilmu yang diberikan.
8. Keluarga saya, dalam hal ini Bapak, Emak, Kakak, Adik dan
Keponakan yang selalu memberikan dukungan dalam menjalankan
Latsar ini.
Rancangan aktualisasi ini dilakukan dalam upaya memberikan
perubahan kearah yang lebih baik dengan tetap memegang teguh nilai-
nilai dasar PNS. Dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini, tidak sedikit
hambatan yang dihadapi. Namun dengan penuh kerja keras akhirnya
dapat diselesaikan.
Semoga rancangan aktualisasi ini dapat menjadi panduan dalam
implementasi aktualisasi di instansi penulis. Akhir kata, penulis berharap
laporan ini bermanfaat bagi diri sendiri dan orang banyak serta diharapkan
memberi sumbangsih ide bagi pihak-pihak terkait.

Balangan, 23 September 2021


Penulis

Catur Yudhi Kristiawan, SE


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................iv
DAFTAR ISI.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................1
B. Tujuan Aktualisasi.............................................................4
C. Manfaat Aktualisasi...........................................................4
D. Isu Aktual...........................................................................5
E. Ruang Lingkup..................................................................6

BAB II GAMBARAN UMUM..............................................................8


A. Gambaran Umum Organisasi...........................................8
B. Visi – Misi dan Nilai-Nilai Organisasi.................................10
C. Tugas Pokok dan Fungsi..................................................13
D. Sasaran Kinerja Pegawai..................................................14

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI...............................................18


A. Landasan Teori (Nilai Dasar ANEKA dan Mata
Pelatihan Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
serta Substantif)................................................................18
B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi......................................35
C. Rancangan Penjadualan Kegiatan Aktualisasi.................43
D. Rencana Matrik Penjadualan Kegiatan Aktualisasi..........48

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................


LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sumber Daya Manusia Inspektorat Kabupaten Balangan . 10


Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi............................................................36
Tabel 3.1 Rincian Jadwal Kegiatan Aktualisasi.......................................43
Tabel 3.3 Matrik Rencana Pelaksanaan Aktualisasi Harian....................48
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kantor Inspektorat Kabupaten Balangan............................8


Gambar 2.2 Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Balangan........9
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1


Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil,
Pelatihan Dasar CPNS dilakukan secara terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan
pelatihan dasar tersebut diharapkan dapat membentuk Pegawai Negeri
Sipil (PNS) profesional yang berkarakter yaitu PNS yang karakternya
dibentuk oleh sikap perilaku bela negara, nilai-nilai dasar PNS, dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, serta
menguasi bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat.
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki fungsi yang tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa.
Perwujudan fungsi ASN dijabarkan dalam nilai-nilai dasar PNS
sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)
berupa nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi (ANEKA) yang telah dipelajari dengan dibekali
pemahaman tentang kedudukan dan peran ASN yaitu Manajemen
ASN, Pelayanan Publik serta Whole Of Government.
Pembentukan ASN yang profesional diperlukan adanya sebuah
pembaharuan yang didukung oleh semua pihak. Proses
penyelenggaraan pelatihan dasar ini diharapkan dapat membentuk
generasi yang mampu membawa perubahan untuk bangsa ini. Peserta
latihan dasar dituntut untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
profesi ASN di instansi masing-masing. Hal ini diharapkan agar calon-
calon ASN dapat melaksanakan secara langsung dan menerapkan
nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga tertanam kuat dalam tiap individu.
Nilai-nilai dasar tersebut di antaranya Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).
Rancangan aktualisasi adalah suatu bentuk perencanaan yang
menggambarkan tentang cara calon ASN dalam menerjemahkan teori
ke dalam praktik, merubah konsep menjadi konstruk, menjadikan
gagasan sebagai kegiatan. Dengan demikian calon ASN diharapkan
mampu mengaplikasikan secara langsung nilai-nilai dasar profesi ASN
tersebut dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, salah satunya
di Inspektorat Kabupeten Balangan.
Inspektorat Daerah yang bekerja dalam organisasi pemerintah
daerah tugas pokoknya dalam arti yang lain adalah menentukan
apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh Kepala Daerah
telah dipatuhi dan berjalan sesuai dengan rencana, menentukan baik
atau tidaknya pemeliharaan terhadap kekayaan daerah, menentukan
efisiensi dan efektivitas prosedur dan kegiatan pemerintah daerah,
serta yang tidak kalah pentingnya adalah menentukan keandalan
informasi yang dihasilkan.

lnspektorat daerah sebagai salah satu organisasi perangkat


daerah (OPD) yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi. Dalam rangka melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi, lnspektorat daerah berwenang melakukan Audit investigasi dan
Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara sebagaimana putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor : 31/PUU-X/2012.tanggal 8 Oktober 2012.
lnspektorat Kabupaten Balangan melakukan Audit Perhitungan
Kerugian Keuangan Negara (PKKN) adalah untuk memenuhi kewajiban
hukum. lnspektorat Kabupaten Balangan sebagai Ahli yang telah
diminta secara resmi oleh Penyidik untuk melakukan Audit Perhitungan
Kerugian Keuangan Negara (PKKN) sebagaimana diatur dalam Pasal
120 jo Pasal 179 KUHAP, Pasal 224 KUHP, dan Pasal 22 dan Pasal 35
ayat (1) Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang No. 20
Tahun 2001.
Berdasarkan wawancara dengan Inspektur Pembantu Wilayah III,
untuk menghadapi permintaan Audit Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara, kondisi Inspektorat Kabupaten Balangan saat ini terkendala
oleh belum adanya SOP Audit Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara. Dalam menjaga kualitas hasil Audit Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara diperlukan pedoman Audit Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara. Pedoman Audit Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara wajib dipedomani oleh seluruh Auditor di lnspektorat Kabupaten
Balangan yang melakukan Audit Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara untuk memastikan bahwa output yang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan secara professional.
Berkaitan dengan peran penulis dalam rangka aktualisasi, penulis
bermaksud membantu tersusunnya SOP Audit Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara dengan membuat sebuah SOP dalam bentuk
flowchart. Penyusunan SOP Audit Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara ini diharapkan menjadi standardisasi melakukan kegiatan audit
Perhitungan Kerugian Keuangan Negara sehingga hasil Audit
Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) yang telah dilakukan
dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan. Jika SOP sudah terbentuk diharapkan dapat menjadi
pedoman praktis untuk mencapai tingkat mutu proses pelaksanaan
audit yang diilakukan oleh lnspektorat dan memberikan nilai tambah
(value added) bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)
dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan yang
berkaitan dengan penanganan kasus dan/atau perkara. Urgensi
tersebut menjadi acuan penulis untuk mengangkatnya sebagai
rancangan aktualisasi dengan judul “Penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP) Audit Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara (PKKN) di Inspektorat Kabupaten Balangan”.

B. Tujuan Aktualisasi

1. Tujuan Umum

Secara umum aktualisasi ini bertujuan agar penulis dapat


menerapkan nilai-nilai Dasar ASN, yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti korupsi serta
mampu memahami peran dan kedudukan ASN (Manajemen ASN,
Pelayan Publik, dan Whole of Government), sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi jabatannya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kegiatan aktualisasi ini yaitu tersusunnya
SOP Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) di
Inspektorat Kabupaten Balangan.

C. Manfaat Aktualisasi

Adapun manfaat dari kegiatan habituasi dan aktualisasi nilai –


nilai dasar profesi pegawai negeri sipil (PNS) yang penulis lakukan,
terdiri dari:
1. Penulis
Sarana bagi penulis untuk menerapkan nilai nilai dasar
ASN, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi serta mampu memahami peran dan
kedudukan ASN (Manajemen ASN,Pelayan Publik, dan Whole of
Government). Aktualisasi ini akan menjadikan Peserta Pelatihan
Dasar sebagai ASN yang profesional, beretika, kreatif serta
inovatif.
2. Organisasi
SOP Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
diharapkan dapat memberikan petunjuk pelaksanaan dalam
bidang Audit Perhitungan Kerugian Keuangan negara serta
dapat memberikan kontribusi pada pencapaian visi misi
organisasi.
3. Masyarakat
mampu menciptakan pelayanan yang optimal dan
berdaya guna bagi masyarakat, sehingga mampu menjadi abdi
negara yang bekerja dengan sepenuh hati demi terciptanya
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdaulat, adil
dan makmur.

D. Isu Aktual

Berdasarkan konsultasi dengan mentor dan melalui pendekatan


ilmiah hasil tapisan isu menggunakan metode APKL dan USG maka
isu utama yang diperoleh adalah “Belum tersedianya SOP sebagai
pedoman dalam Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
(PKKN) di Inspektorat Kabupaten Balangan”. Hal ini sesuai dengan
penugasan Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara dari
Inspektur Inspektorat Kabupaten Balangan dan berkoordinasi dengan
semua pihak untuk menyelesaikan penugasan tersebut (Whole of
Goverment) dengan selalu menerapkan nilai nilai dasar ASN (ANEKA)
sehingga dapat meningkatkan kualitas pengawasan. Isu ini penting di
selesaikan agar penanganan Audit Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara bisa terarah dalam pelaksanaanya,terselesaikan dengan
efektif dan efisien serta output yang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan secara professional (Manajamen ASN).

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014


tentang Administrasi Pemerintahan dan Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka
pelaksanaan Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara menjadi
sangat penting sebagai dukungan untuk mengedepankan peran APIP
dalam rangka menangani laporan atau pengaduan masyarakat
(Pelayanan Publik) yang berindikasi merugikan keuangan negara dan
memperkuat implementasi sistem pengendalian intern dalam
mencapai akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dan
pengelolaan kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance).

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi meliputi


penyusunan Standar operasional prosedur (SOP) Audit Perhitungan
Kerugian Keuangan Negara (PKKN). Kegiatan ini akan
dilaksanakan pada Inspektorat Kabupaten Balangan. Waktu
pelaksanaan kegiatan dari tanggal 02 Oktober 2021 hingga 06
November 2021. Adapun ruang lingkup kegiatan aktualisasi adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan konsultasi dengan mentor dan coach terkait rancangan
aktualisasi yang akan dilaksanakan.
2. Melakukan telaah peraturan dan literatur terkait audit perhitungan
kerugian keuangan negara (PKKN).
3. Membuat konsep alur / tahapan SOP audit perhitungan kerugian
keuangan negara dalam bentuk flowchart.
4. Melakukan konsultasi dengan mentor atas hasil koordinasi dengan
rekan sejawat Auditor.
5. Melakukan rapat pembahasan rancangan SOP Audit Perhitungan
Kerugian Keuangan Negara (PKKN) dengan seluruh rekan di
Inspektorat Kabupaten Balangan.
6. Menyempurnakan rancangan SOP audit perhitungan kerugian
keuangan Negara (PKKN) sebagaimana hasil rapat pembahasan.
7. Persetujuan dan penerbitan SOP Audit Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara (PKKN).
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2021 tentang


Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Balangan
dan Peraturan Bupati Balangan Nomor 25 Tahun 2021 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah, Inspektorat Kabupaten Balangan merupakan unsur
pengawas penyelenggaraan Pemerintah Daerah mempunyai tugas
membantu Bupati, membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas
pembantuan oleh Perangkat Daerah.

Sesuai Peraturan Daerah tersebut, Inspektorat Kabupaten


Balangan sebagai institusi Perangkat Daerah mengemban tugas
dibidang pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Balangan, serta memiliki peran dan
tanggung jawab stategis dalam mewujudkan prinsip-prinsip good
governance dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Gambar 2.1 Kantor Inspektorat Kabupaten Balangan


Kantor Inspektorat Kabupaten Balangan beralamat di Jalan
Achmad Yani, KM 3,5 Kelurahan Batu Piring, Kecamatan Paringin
Selatan, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan.
Secara struktur organisasi Inspektorat Kabupaten Balangan
dipimpin oleh Inspektur Daerah Kabupaten, dan dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah Kabupaten. Inspektur dibantu oleh Pejabat
Struktural Eselon III yaitu Sekretaris, Inspektur Pembantu Wilayah
I,Inspektur Pembantu Wilayah II, Inspektur Pembantu Wilayah III,
Inspektur Pembantu Investigasi, Reformasi Birokrasi dan Koordinator
Pencegahan Tindak Pidana Korupsi. Pejabat Fungsional yang terdiri
dari PPUPD dan Auditor . Pejabat Struktural Eselon IV, JFU dan staf
lainnya. Susunan organisasi Inspektorat Kabupaten Balangan tersebut
adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Balangan


Dalam menyelenggarakan fungsinya, Inspektorat Kabupaten
Balangan di dukung oleh 36 orang ASN yang terdiri dari 33 orang PNS
dan 3 orang CPNS dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Sumber Daya Manusia Inspektorat Kabupaten Balangan
Jenis Kelamin
No. Jabatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Eselon II 1 - 1
2 Eselon III 3 - 3
3 Eselon IV - 2 2
4 Auditor Utama - - -
5 Auditor Madya - - -
6 Auditor Muda 7 4 11
7 Auditor Pertama 4 - 4
8 Auditor Pelaksana - - -
9 Auditor Kepegawaian - - -
10 PPUPD Ahli Utama - - -
11 PPUPD Ahli Madya 8 1 9
12 PPUPD Ahli Muda - - -
13 PPUPD Ahli Pertama 3 - 3
14 JFU lainnya/staf - 3 3
Jumlah 27 10 36

B. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Organisasi

1. Visi dan Misi Organisasi


Visi sebagai suatu keadaan dan karakteristik yang ingin
dicapai pada masa yang akan datang dengan melalui proses dan
sistem yang terstandarisasi akan memacu suatu lembaga atau
instansi untuk mencapai kondisi ideal yang diinginkan. Kondisi
ideal yang diinginkan oleh Pemerintah Kabupaten Balangan
tertuang dalam RPJMD 2021-2026 Kabupaten Balangan, untuk itu
sebagai bagian integral dari Pemerintah Daerah Kabupaten
Balangan, maka perwujudan visi misi Inspektorat diselaraskan
dengan visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Balangan,
dimana visi Inspektorat Kabupaten Balangan adalah
’’Meningkatkan Kualitas Pengawasan Internal Pemerintah
Kabupaten Balangan”.Visi ini mengandung makna bahwa
Inspektorat Kabupaten Balangan sebagai Aparat Pengawas
Internal Pemerintah berperan aktif dalam pencapaian tujuan
Pemerintah daerah Kabupaten Balangan selama periode RPJMD
2021 – 2026 yang dilakukan secara bersinergi disemua organisasi
yang ada dilingkup Pemerintah Daerah melalui pengawasan
internal yang professional sesuai standar dan etika profesi serta
berkesinambungan dalam rangka mendorong terciptanya tata
kelola pemerintahan yang transparan, responsive dan akuntabel.
Misi merupakan gambaran tentang kegiatan utama
organisasi. Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
organisasi dan tidak menyimpang dari visi yang ditetapkan agar
tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Misi
Inspektorat Kabupaten Balangan adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan peranan pengawasan untuk mendorong


terwujudnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten Balangan dan terciptanya Aparatur Pemerintah
yang baik
b. Meningkatkan peran Inspektorat sebagai Counseling Partner
dan Quality Assurance terhadap penyelenggaraaan
pemerintahan di daerah Kabupaten Balangan.
c. Mewujudkan aparat Inspektorat yang profesional.

2. Nilai-nilai Organisasi
Adapun Nilai-nilai Organisasi yang dijadikan budaya
organisasi pada Inspektorat Kabupaten Balangan adalah :
a. Integritas
Suatu sikap jujur, adil, berani, tegas, bertanggungjawab dan
bijaksana yang harus dimiliki oleh seluruh anggota organisasi
sebagai landasan bersikap, bekerja dan dalam mengambil
keputusan serta untuk membangun kepercayaan (trust) atau
kredibilitas pribadi dan institusi.
b. Profesionalisme
Membangun nilai profesionalisme dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian, ketelitian, dan kecermatan serta berpedoman
kepada standar yang berlaku. Hal ini mengandung makna
bahwa dalam menjalankan tugasnya, aparat pengawas harus
memiliki pengetahuan, kecakapan, integritas, dan moralitas
yang baik dalam rangka mengemban visi dan misi organisasi.

c. Obyektif
Fungsi pengawas timbul karena kepercayaan yang diberikan
oleh masyarakat. Kepercayaan tersebut tercipta karena adanya
independensi dan obyektivitas tersebut. Apabila obyektivitas
hilang atau diragukan, maka kepercayaan masyarakat juga
akan hilang atau diragukan.
d. Independen
Organisasi pengawasan harus merumuskan kebijakan dan
prosedur dalam memberikan kepastian memadai bahwa semua
aparat pengawasan dituntut untuk mempertahankan
independesinya. Aparat pengawasan tidak dapat dikendalikan
oleh pihak lain dan tidak bergantung dari pihak lain.
Independensi dan obyektivitas adalah tulang punggung profesi
aparat pengawas.
e. Perbaikan terus menerus
Suatu sikap untuk selalu mengembangkan diri (self
development), mengembangkan kualitas SDM, selalu
memperbaiki proses, metode, mekanisme kerja dan produk
organisasi dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM dan
organisasi untuk mencapai kualitas pelayanan terbaik.
f. Kapabilitas
Dalam rangka mengantisipasi perkembangan informasi, ilmu
pengetahuan, dan teknologi yang cepat dan dinamis diperlukan
aparat pengawas yang memiliki kapabilitas yang tinggi,
sehingga aparat pengawasan akan terpacu untuk bekerja
dengan orientasi pada hasil, untuk selanjutnya meningkatkan
integritas moral, etika untuk berinteraksi dengan internal
maupun eksternal organisasi.
g. Komitmen
Diperlukan adanya komitmen diantara para anggota organisasi
untuk saling mendukung satu sama lain dalam rangka
mencapai visi dan misi organisasi. Tanggung jawab
merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi untuk
meyakinkan adanya harmonisasi dalam pelaksanaan tugas-
tugas organisasi. Dengan demikian semua elemen organisasi
akan bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing namun
tetap memperhatikan pencapaian hasil akhir bagi organisasi
secara keseluruhan. Dengan semakin kompleks dan
beragamnya aktivitas yang harus dilakukan Inspektorat,
keterpaduan dan keharmonisan dalam pelaksanaan tugas
harus dicapai sebaik-baiknya. Begitu pula norma dan etika
dalam melaksanakan tugas-tugasnya harus tetap
dipertahankan.

C. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara Nomor : PER/220/M.PAN/7/2008 Tentang Jabatan
Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2012.
Rincian kegiatan Ahli Pertama - Auditor adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas


tinggi dalam audit untuk tujuan tertentu;
2. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan evaluasi;
3. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan reviu;
4. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan pemantauan;
5. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam audit kinerja;
6. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan pengawasan lain;
7. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam rangka membantu melaksanakan kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi
pengawasan;
8. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam audit khusus/investigasi/berindikasi tindak pidana
korupsi;
9. Mengikuti diklat fungsional penjenjangan dan teknis substantif
pengawasan.

D. Sasaran Kinerja Pegawai


Sasaran Kerja Pegawai (SKP) adalah rencana kerja dan target
yang akan dicapai oleh seorang PNS yang disusun dan disepakati
bersama antara pejabat penilai dengan ASN yang dinilai. Penilaian
prestasi kerja merupakan alat kendali agar setiap kegiatan
pelaksanaan tugas pokok oleh setiap Auditor selaras dengan tujuan
yang telah ditetapkan dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan
(PKPT) Organisasi dan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Bupati.

Adapun sasaran kerja pegawai (SKP) Ahli Pertama - Auditor di


Inspektorat Kabupaten Balangan, sebagai berikut :
1. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam audit untuk tujuan tertentu (Membantu pengawasan
Pemerintahan Desa)
2. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan reviu (Membantu pelaksanaan reviu
dokumen KUA-PPAS Kabupaten Balangan)
3. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan pengawasan lain (Membantu asistensi
penyusunan profil risiko SKPD )
4. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam audit untuk tujuan tertentu (Membantu opname
persediaan 2020)
5. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam audit untuk tujuan tertentu (Audit Kepegawaian )
Prog. MCP.
6. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam audit untuk tujuan tertentu (Probity Audit
Perencanaan/Persiapan Pengadaan) Prog. MCP.
7. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan reviu (Membantu reviu LKPD 2020)
8. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam audit untuk tujuan tertentu (Audit Kepatuhan PBJ)
Prog. MCP
9. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan evaluasi (Membantu evaluasi SAKIP SKPD
2020)
10. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan reviu (Membantu reviu DAK Tahap I)
11. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan reviu (Membantu reviu DAK Tahap II)
12. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan reviu (Membantu reviu DAK Tahap III)
13. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam audit kinerja (Membantu audit Kinerja).
14. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam audit untuk tujuan tertentu (Membantu Audit
Kepatuhan Dinas).
15. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam audit untuk tujuan tertentu (Membantu pengawasan
Vaksinasi Covid-19).
16. Mengikuti kegiatan konferensi, kongres, workshop , pelatihan di
kantor sendiri di bidang pengawasan.
17. Mengikuti Diklat fungsional penjenjangan dan teknis substantif
pengawasan.
18. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam audit khusus/investigasi/berindikasi tindak pidana
korupsi (Membantu Pelaksanaan Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara)
19. Pelaksanaan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan reviu (Membanatu reviu RKPD Pemerintah
Kabupaten Balangan Tahun 2022)
20. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan reviu (Membantu Reviu Dokumen
Rancangan Akhir Rencana Kerja Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Balangan Tahun 2021-
2026).
21. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas
tinggi dalam kegiatan reviu (Membantu reviu rencana kebutuhan
belanja dalam pengajuan belanja tidak terduga penanganan dan
penanggulangan Covid-19 di lingkungan Kabupaten Balanga
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Landasan Teori

1. Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ANEKA)

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,


Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki landasan sikap dan tingkah
laku berupa nilai-nilai dasar yang bersumber dari nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia. Ada 5 (lima) nilai dasar profesi ASN yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi. Lima dasar nilai yang biasa disingkat ANEKA ini
merupakan modal awal ASN dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Sebelum mengimplementasikan nilai dasar ASN ini,
perlu dilakukan internalisasi yaitu proses pamahaman atas nilai
yang terkandung dari masing-masing poin ANEKA, yaitu :
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas diartikan sebagai perwujudan kewajiban
seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggung
jawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media
pertanggungjawaban secara periodik (baik secara kuantitas
maupun kualitas).
Fungsi utama akuntabilitas adalah : (1) menyediakan
kontrol akademis (peran demokrasi), (2) untuk mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional),
dan (3) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. (peran
belajar). Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok ataupun institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas berkaitan dengan kinerja. Kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas dicapai oleh Aparatur
Sipil Negara dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat


akuntabilitas berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja,
dan Laporan Kinerja. Dalam menciptakan lingkungan kerja
yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar
akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari
atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang
penting dalam menciptakan lingkungannya.
2. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
3. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang
tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
dan keyakinan.
4. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak
di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
8. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

b. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan atau paham
kecintaan terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila
demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat
dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya. Indikator
dari nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam Pancasila
yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Sila Pertama : Ketuhanan yang Maha Esa
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan
ketakwaanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
c. Menghormati sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaanya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kepada orang lain.
2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
e. Mengembang sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
f. Menjungjung tinggi nilai nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusia.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi
dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negara apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhineka Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
4. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercaya untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5. Sila Kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong-royongan.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan
dengan atau merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan besama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial (LAN,
2015 : 9-89)
c. Etika Publik

Etika terkait dengan ajaran-ajaran moral yakni tentang


standar benar dan salah ataupun baik dan buruk yang dipelajari
melalui proses hidup bermasyarakat. Etika dapat dipahami
sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut. Nilai dasar etika publik
berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014, antara
lain:
a) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila;
b) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945;
c) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak;
d) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik;
h) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
dan program pemerintah;
i) Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun;
j) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
m) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
n) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

d. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau


pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk
menjaga mutu kinerja pegawai agar kegiatan atau visi
terselesaikan dengan efektif dan efisien bagi masyarakat.
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh
individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran baik/buruk. Kata
kunci pada komitmen mutu yakni efektifitas (menunjukkan
tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja), efisiensi
(menunjukkan tingkat penggunaan sumber daya untuk
menghasilkan barang atau jasa), inovasi (adanya dorongan dari
dalam/internal untuk melakukan perubahan) dan berorientasi
mutu (salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja). Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam
memberikan layanan prima adalah sebagai berikut :
1. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/
clients;
2. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga
dan memelihara agar customers/clients tetap setia;
3. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi: tanpa
cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan;
4. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients
maupun perkembangan teknologi;
5. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan;
6. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui
berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.
Dengan demikian esensi dari pelayanan adalah memberi
sesuatu kepada pihak lain. Hal ini mengandung makna bahwa
layanan yang berorientasi mutu akan terwujud tatkala apa yang
diberikan dapat diterima oleh pihak lain dengan baik, sehingga
mereka merasa puas. (LAN 2015 : 31).

e. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari kata corruption yaitu perbuatan


yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral,
menyimpang dari kesucian, melanggar norma agama, material,
mental dan hukum. Dampak korupsi berakibat pada kerusakan
kehidupan dan dikaitkan dengan tanggungjawab manusia
sebagai yang diberi amanah untuk mengelolanya dapat
menjadi sarana untuk memicu kesadaran diri para PNS untuk
anti korupsi. Menurut Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001 mengenai
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, korupsi dirumuskan
dalam tiga puluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi dimana
ketigapuluh bentuk tersebut kemudian dapat disederhanakan
ke dalam tujuh kelompok besar, yaitu kerugian keuangan
negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan,
pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam
pengadaan, dan gratifikasi.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah
internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja
dalam lingkungan yang menjalankan sistem integritas dengan
baik. Korupsi terjadi ketika tidak ada nilai-nilai antikorupsi
yang kuat ditanamkan dalam diri. Melalui pembiasaan dan
pengembangan nilai-nilai antikorupsi diharapkan memiliki
kendali diri terhadap pengaruh buruk lingkungan. Nilai-nilai
anti korupsi tersebut antara lain kejujuran, kemandirian,
kepedulian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras,
kesederhanaan, keberanian, dan adil. (LAN 2015 : 50)

2. Nilai Dasar Kedudukan dan Peran Aparatur Sipil Negara


dalam NKRI

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya,


seorang ASN harus mengetahui peran dan kedudukannya
sebagai ASN sesuai dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN:
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berdasarkan jenisnya,
Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut, maka ASN berfungsi
sebagai berikut: Pelaksana Kebijakan Publik, Pelayan Publik,
serta Perekat dan Pemersatu Bangsa. Berdasarkan jenisnya
pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PNS merupakan warga Negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor
induk pegawai secara nasional.
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
PPPK adalah warga Negara Indonesa yang memenuhi
syarat tertentu yang diangkat oleh pehabat Pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu
tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai
profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku
berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN :
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur,
bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan
Negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara
secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara,
tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin Pegawai ASN. (LAN 2015 :
14-15)

b. Pelayanan Publik
Penyelenggaraan Menurut Undang Undang Nomor 25
Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, pelayanan publik
diartikan sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu
pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua,
penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang
diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: Partisipatif, Transparan, Responsif,
Non Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien,
Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan. Hal-hal fundamental
dalam pelayanan publik, antara lain: Pelayanan publik
merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi,
Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang
dibayar oleh warga Negara, Pelayanan publik
diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang
strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang,
Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia,
akan tetapi juga berfungsi sebagai proteksi bagi warga
negara.

c. Whole of Government
Whole of Government merupakan sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Urgensi dalam pelayanan publik merupakan tolak
ukur terhadap kinerja pemerintah. Masyarakat dapat menilai
langsung kinerja pemerintah berdasarkan pelayanan yang
diterimanya. WoG dikatakan penting disebabkan oleh hal
berikut :
1. Adanya kompetisi antar sektor dalam pembangunan
2. Masing- masing sektor menganggap sektornya lebih
penting
3. Adanya perbedaan orientasi antar sektor

3. Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)

Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)


adalah audit dengan tujuan tertentu untuk menyatakan pendapat
mengenai nilai kerugian keuangan negara yang diakibatkan oleh
penyimpangan dari hasil penyidikan dan digunakan untuk
mendukung tindakan litigasi.
Kerugian Keuangan Negara adalah berkurangnya hak
negara atau bertambahnya kewajiban negara yang nyata dan
pasti jumlahnya, yang disebabkan oleh suatu tindakan melawan
hukum, penyalahgunaan wewenang/kesempatan atau sarana
yang ada pada seseorang karena jabatan atau kedudukan,
kelalaian seseorang, dan/atau disebabkan oleh keadaan di luar
kemampuan manusia (force majeure).
Bantuan penghitungan kerugian keuangan negara dilakukan
dalam rangka memenuhi permintaan dari instansi penyidik
(Kejaksaan, Kepolisian, atau Komisi Pemberantasan Korupsi-
KPK) untuk menghitung kerugian keuangan negara/daerah akibat
penyimpangan yang berindikasi tindak pidana korupsi atau tindak
pidana kejahatan lainnya dan/atau perdata yang merugikan
keuangan negara/daerah. Bantuan penghitungan kerugian
keuangan negara dapat juga diberikan kepada instansi lain yang
memerlukan, misalnya pengadilan.
4. Standar Operational Prosedur (SOP)

Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara,


Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008, Standard Operating
Procedures (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
administrasi pemerintahan, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
Manfaat Standard Operating Procedures dalam lingkup
penyelenggaraan administrasi pemerintahan meliputi antara lain:
1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya.
2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin
dilakukan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan
tanggungjawab individual pegawai dan organisasi secara
keseluruhan.
4. Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak
tergantung pada intervensi manajemen, sehlngga akan
mengurangl keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses
sehari-hari.

5. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas.


6. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan
pegawai cara konkrit untuk memperbaiki kinerja serta
membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.
7. Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan
pemerintahan dapat berlangsung dalam berbagai situasi.
8. Menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari
sisi mutu, waktu dan prosedur.
9. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang
harus dikuasai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
10. Memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi
pegawai.
11. Memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
12. Sebagai instrumen yang dapat melindungi pegawai dari
kemungkinan tuntutan hukum karena tuduhan melakukan
penyimpangan.
13. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.
14. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan
prosedural dalam memberikan pelayanan.
15. Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam
penyusunan standar pelayanan, sehingga sekaligus dapat
memberikan informasi bagi kinerja pelayanan.
Format terbaik SOP adalah yang dapat memberikan wadah
serta dapat menstransmisikan informasi yang dibutuhkan secara
tepat dan memfasilitasi implementasi SOP secara konsisten.
Format SOP dapat berbentuk:

1) Langkah sederhana (Simple Steps)

Simple steps dapat digunakan jika prosedur yang akan


disusun hanya memuat sedikit kegiatan dan memerlukan
sedikit keputusan. Format SOP ini dapat digunakan dalam
situasi dimana hanya ada beberapa orang yang akan
melaksanakan prosedur yang telah disusun. Dan biasanya
merupakan prosedur rutin. Dalam simple steps ini kegiatan
yang akan dilaksanakan cenderung sederhana dengan
proses yang pendek.

2) Tahapan berurutan (Hierarchical Steps)

Format ini merupakan pengembangan dari simple steps.


Digunakan jika prosedur yang disusun panjang, lebih dari 10
langkah dan membutuhkan informasi lebih detail, akan tetapi
hanya memerlukan sedikit pengambilan keputusan. Dalam
hierarchical langkah-langkah yang telah diidentifikasi
dijabarkan kedalam sub-sub langkah secara terperinci.

3) Grafik (Graphic)
Jika prosedur yang disusun menghendaki kegiatan yang
panjang dan spesifik, maka format ini dapat dipakai. Dalam
format ini proses yang panjang tersebut dijabarkan ke dalam
sub-subproses yang lebih pendek yang hanya berisi
beberapa langkah. Hal ini memudahkan bagi pegawai dalam
melaksanakan prosedur. Format ini juga bisa digunakan jika
dalam menggambarkan prosedur diperlukan adanya suatu
foto atau diagram.

4) Diagram Alir (Flowcharts)


Flowcharts merupakan format yang biasa digunakan jika
dalam SOP tersebut diperlukan pengambilan keputusan
yang banyak (kompleks) dan membutuhkan jawaban "ya"
atau "tidak" yang akan mempengaruhi sub langkah
berikutnya. Format ini juga menyediakan mekanisme yang
mudah untuk diikuti dan dilaksanakan oleh para pegawai
melalui serangkaian langkah-langkah sebagai hasil
keputusan yang diambil.
35
B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : Inspektorat Kabupaten Balangan


Isu Aktual : Belum tersedianya SOP sebagai pedoman dalam Audit Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara (PKKN) di Inspektorat Kabupaten Balangan
Judul : Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Audit Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara (PKKN) di Inspektorat Kabupaten Balangan
Gagasan Pemecahan Isu : 1. Melakukan konsultasi dengan mentor dan coach terkait rancangan aktualisasi yang
akan dilaksanakan.
2. Melakukan telaah peraturan dan literatur terkait Audit Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara (PKKN)
3. Membuat konsep alur / tahapan SOP Audit Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara dalam bentuk flowchart
4. Melakukan konsultasi dengan mentor atas hasil koordinasi dengan rekan sejawat
Auditor
5. Melakukan rapat pembahasan rancangan SOP Audit Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara (PKKN) dengan seluruh rekan di Inspektorat Kabupaten
Balangan
6. Menyempurnakan rancangan SOP Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
(PKKN) sebagaimana hasil rapat pembahasan
7. Persetujuan dan penerbitan SOP Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
(PKKN).

Tabel 3. 1 Rancangan Aktualisasi

Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
MataPelatihan Terhadap Visi-Misi Organisasi
Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Menghubungi Terlaksananya Akuntabilitas Melakukan konsultasi Integritas
konsultasi dengan mentor untuk konsultasi (Berkonsultasi dengan mentor & (jujur, berani dan
Mentor dan Coach menentukan jadwal dengan atasan dan Coach terkait bertanggungjawab)
terkait rancangan konsultasi. Tersedianya Coach tujuannya rancangan aktualisasi Komitmen
aktualisasi yang 2. Menjelaskan persetujuan dari untuk mendapatkan yang akan (bekerjasama dengan baik)
akan dilaksanakan mengenai isu dan Mentor dan kejelasan dari dilaksanakan Profesional (cermat dan
gagasan Coach kegiatan yang akan berkontribusi pada visi bermoralitas baik)
penyelesaian isu. dilaksanakan) organisasi yaitu: Perbaikan terus menerus
3. Memaparkan Nasionalisme Meningkatkan Kualitas (menerima saran untuk
kegiatan aktualisasi (saling Pengawasan Internal perbaikan)
yang akan menghormati, Pemerintah Kabupaten
dilaksanakan. Bukti : musyawarah Balangan, yang
4. Meminta saran dan Dokumentasi mufakat dan diwujudkan dengan
persetujuan kegiatan,Lembar kekeluargaan misi mewujudkan
mengenai kegiatan konsultasi selama aparat Inspektorat
aktualisasi. konsultasi) yang profesional
Etika Publik
(memberikan
informasi secara
jelas dan sopan
santun,
melakukan
diskusi dan
menerima saran
yang
membangun)
Komitmen Mutu
(menyampaikan
inovasi dan gagasan
untuk menyelesaikan
masalah)
Anti Korupsi
(Seluruh
rancangan
aktualisasi
disampaikan
dengan jujur dan
detail kepada
mentor dan coach
saat konsultasi
termasuk kendala
yang dihadapi,
dengan tujuan
untuk
mendapatkan hasil
yang terbaik.

2. Melakukan telaah 1. Mengunduh dan Ringkasan peraturan Akuntabilitas Melakukan telaah Komitmen (Melaksanakan
peraturan dan mengumpulkan perundang- (memilah peraturan peraturan dan literatur dengan rasa
literatur terkait Audit peraturan undangan dan perundang- terkait audit penuh tanggungjawab)
Perhitungan perundang- literatur yang undangan dan perhitungan kerugian Integritas
Kerugian Keuangan undangan dan berkaitan dengan literatur dengan keuangan negara (jujur dan bertanggungjawab
Negara (PKKN) literatur yang audit perhitungan jujur, transparan dan berkontribusi pada visi terhadap data dan informasi)
terkait dengan kerugian keuangan penuh tanggung organisasi yaitu: Profesional
audit perhitungan negara jawab) Meningkatkan Kualitas (pengembangan kompetensi,
kerugian Komitmen Pengawasan Internal teliti dan cermat)
keuangan negara Bukti : Mutu (memilah Pemerintah Kabupaten
2. Melakukan Dokumentasi peraturan Balangan, yang Obyektif
identifikasi kegiatan, Print perundang- diwujudkan dengan (berpihak pada kepentingan
dalam telaah screen file / folder undangan dan misi mewujudkan publik)
peraturan dan literatur dengan aparat Inspektorat
literatur terkait dinamis dan yang profesional
audit kritis terhadap
perhitungan situasi yang
kerugian berkembang)
keuangan Anti Korupsi
negara (Dalam melakukan
3. Menyusun pengumpulan hingga
peraturan penyusunan
perundangan- peraturan perundang-
undangan dan undangan, saya
literatur terkait. melakukan dengan
kerja keras)
3. Membuat konsep 1. Membuat Rancangan Akuntabilitas Membuat konsep Komitmen (Melaksanakan
alur / tahapan SOP rancangan flowchart SOP (menyusun dengan alur / tahapan SOP dengan rasa
Audit Perhitungan flowchart SOP audit audit perhitungan jelas, seimbang dan audit perhitungan penuh tanggungjawab)
Kerugian perhitungan kerugian keuangan penuh tanggung kerugian keuangan Integritas
Keuangan Negara kerugian keuangan Negara . jawab) negara dalam (jujur dan bertanggungjawab
(PKKN) dalam Negara. Nasionalisme bentuk flowchart terhadap data dan informasi)
bentuk flowchart 2. Melakukan (Saling berkontribusi pada Profesional
pemaparan terkait Terlaksananya menghormati, visi organisasi yaitu: (kompeten, kerjasama,
flowchart yang telah koordinasi musyawarah Meningkatkan pengembangan kompetensi)
disusun kepada mufakat dan Kualitas Perbaikan Terus Menerus
rekan sejawat . Tersusunnya kekeluargaan Pengawasan Internal (selalu memperbaiki proses,
3. Meminta saran dan rancangan selama koordinasi) Pemerintah metode, mekanisme kerja dan
masukan terkait flowchart SOP yang Etika Publik Kabupaten produk organisasi)
flowchart sudah disesuaikan (memberikan Balangan, yang
4. Memperbaiki dengan hasil informasi secara diwujudkan dengan
rancangan koordinasi jelas dan sopan misi mewujudkan
Flowchart SOP yang santun, melakukan aparat Inspektorat
sudah disesuaikan Bukti : diskusi dan yang profesional
dengan hasil Dokumentasi menerima saran
koordinasi. kegiatan, Catatan yang membangun)
hasil koordinasi, Komitmen Mutu
Rancangan (menyampaikan
Flowchart SOP inovasi dan
gagasan untuk
menyelesaikan
masalah)
Anti Korupsi
(dalam
melakukan
konsultasi dan
kordinasi, saya
menerapkan
nilai kejujuran )

4. Melakukan 1. Menghubungi Terlaksananya Akuntabilitas Melakukan Integritas


konsultasi dengan mentor untuk konsultasi (menyampaikan konsultasi dengan (jujur dan bertanggungjawab)
mentor atas hasil menentukan jadwal secara jelas dan mentor atas hasil Perbaikan Terus Menerus
koordinasi dengan konsultasi. Tersedianya transparan dari koordinasi dengan (selalu memperbaiki proses,
rekan sejawat auditor 2. Memaparkan persetujuan dari permasalahan yang rekan sejawat auditor metode, mekanisme kerja
rancangan Mentor dihadapi) berkontribusi pada dan produk organisasi)
Flowchart SOP Nasionalisme visi organisasi yaitu: Komitmen
audit perhitungan (saling Meningkatkan (bekerjasama mewujudkan
kerugian menghormati, Kualitas misi organisasi)
keuangan
negara yang sudah Bukti : musyawarah Pengawasan Internal
disesuaikan dengan Dokumentasi mufakat dan Pemerintah
hasil koordinasi kegiatan,Lembar kekeluargaan Kabupaten
dengan rekan konsultasi selama Balangan, yang
sejawat auditor. konsultasi) diwujudkan dengan
3.Meminta saran dan Etika Publik misi mewujudkan
persetujuan dari (memberikan aparat Inspektorat
mentor. informasi secara yang profesional
jelas dan sopan
santun, melakukan
diskusi dan
menerima saran
yang membangun)
Komitmen Mutu
(berorientasi mutu)
Anti Korupsi
(dalam
melakukan
konsultasi saya
menerapkan
nilai kejujuran )

5. Melakukan rapat 1. Menyiapkan bahan Terlaksananya Akuntabilitas Melakukan rapat Integritas


pembahasan untuk rapat rapat pembahasan (menyusun dengan pembahasan (bertanggung jawab)
rancangan SOP pembahasan. jelas, seimbang dan rancangan SOP Audit Profesional
Audit Perhitungan 2. Melakukan penuh tanggung Perhitungan Kerugian (kompeten, pengembangan
Kerugian Keuangan koordinasi untuk jawab) Keuangan Negara kompetensi)
Negara (PKKN) pemakaian ruang Bukti : Undangan, Nasionalisme (PKKN) dengan Perbaikan Terus Menerus
dengan seluruh dan daftar hadir, (Saling seluruh rekan di (selalu memperbaiki proses,
rekan di Inspektorat penyelenggaraan dokumentasi, menghormati, Inspektorat Kabupaten metode, mekanisme kerja dan
Kabupaten Balangan kegiatan Bahan rapat musyawarah Balangan berkontribusi produk organisasi)
3. Membuat pembahasan, mufakat dan pada visi organisasi
undangan kegiatan Notulensi rapat kekeluargaan yaitu: Meningkatkan
. pembahasan selama koordinasi) Kualitas Pengawasan
4. Membuat daftar
hadir kegiatan. Etika Publik Internal Pemerintah
5. Melakukan (memberikan Kabupaten Balangan,
pemaparan terkait informasi secara yang diwujudkan
rancangan SOP jelas dan sopan dengan misi
Audit Perhitungan santun, melakukan mewujudkan aparat
kerugian diskusi dan Inspektorat yang
keuangan Negara menerima saran profesional
(PKKN) yang telah yang membangun)
disusun Komitmen Mutu
6. Meminta saran dan (menyampaikan
masukan inovasi dan
gagasan untuk
menyelesaikan
masalah)
Anti Korupsi
(Menyiapkan bahan
untuk rapat
merupakan wujud
dari sikap disiplin )

6. Menyempurnakan 1. Mencetak hasil Rancangan Final Akuntabilitas Menyempurnakan Integritas


rancangan SOP pembahasan draft SOP audit (menyusun dengan rancangan SOP audit (bertanggungjawab)
audit perhitungan usulan SOP audit perhitungan kerugian jelas, seimbang dan perhitungan kerugian Profesional
kerugian keuangan perhitungan keuangan negara penuh tanggung keuangan Negara (kompeten, pengembangan
Negara (PKKN) kerugian (PKKN) jawab) (PKKN) sebagaimana kompetensi)
sebagaimana hasil keuangan Negara Nasionalisme hasil rapat Perbaikan Terus Menerus
rapat pembahasan (PKKN) (Saling pembahasan (selalu memperbaiki proses,
2. Melakukan Bukti : menghormati, berkontribusi pada visi metode, mekanisme kerja dan
konsultasi dengan Dokumentasi, musyawarah organisasi yaitu: produk organisasi)
mentor terkait lembar konsultasi, mufakat dan Meningkatkan Kualitas
rancangan final Rancangan Final kekeluargaan) Pengawasan Internal
SOP audit SOP Audit Etika Publik Pemerintah Kabupaten
perhitungan Perhitungan (memberikan Balangan, yang
kerugian Kerugian Keuangan informasi secara diwujudkan dengan
keuangan
negara (PKKN)
3. Menyempurnakan Negara jelas dan sopan misi mewujudkan
hasil saran mentor santun, melakukan aparat Inspektorat
terhadap finalisasi diskusi dan yang profesional
SOP Audit untuk menerima saran
mendapatkan yang membangun)
persetujuan Komitmen Mutu
Inspektur (cermat dan teliti
agar tidak tidak ada
kekeliruan dalam
finalisasi SOP)
Anti korupsi
(dalam melakukan
konsultasi saya
menerapkan nilai
kejujuran)

7. Persetujuan dan 1. Menyerahkan ke Tersampaikannya Akuntabilitas Persetujuan dan Komitmen (mendukung


Penerbitan SOP Kasubbag Umpeg SOP Audit (tanggung jawab, Penerbitan SOP Audit tercapainya visi misi
Audit Perhitungan untuk Perhitungan transparan) Perhitungan Kerugian organisasi)
Kerugian Keuangan mendapatkan Kerugian Keuangan Nasionalisme Keuangan Negara Integritas
Negara (PKKN) register /nomer Negara (PKKN) (Saling menghormati (PKKN)berkontribusi (berani dan bertanggungja-
SOP Audit berupa hard file dan kekeluargaan) pada visi organisasi wab)
Perhitungan kepada Inspektur Etika Publik yaitu: Meningkatkan
Kerugian Kabupaten Balangan (Menyerahkan dengan Kualitas Pengawasan
Keuangan Negara sopan santun) Internal Pemerintah
(PKKN) Bukti : Komitmen Mutu Kabupaten Balangan,
2. Menyerahkan ke Dokumentasi Kegiatan, (Penerbitan SOP yang diwujudkan
Sekretaris untuk SOP Audit Perhitungan Audit Perhitungan dengan misi
dilakukan Kerugian Keuangan Kerugian Keuangan meningkatkan peranan
verifikasi/paraf atas Negara (PKKN) yang Negara (PKKN pengawasan untuk
SOP Audit sudah di sahkan. memberikan Inovasi mendorong
Perhitungan pada Inspektorat terwujudnya
Kerugian Kabupaten Balangan) Akuntabilitas Kinerja
Keuangan Negara Anti Korupsi Pemerintah Daerah.
(PKKN) (Jujur dalam
3. Menyerahkan ke menyampaikan
Inspektur untuk maksud dan tujuan)
mendapatkan
persetujuan dan
penandatanganan
atas SOP Audit
Perhitungan
Kerugian
Keuangan Negara
(PKKN)

C. Rancangan Penjadualan Kegiatan Aktualisasi

Tabel 3. 2 Rincian Jadwal Kegiatan Aktualisasi


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Waktu Kegiatan Tempat Pelaksanaan
(1) (2) (3) (4) (5)
Persiapan

1. Konsultasi dengan coach dan 1. Menghubungi mentor untuk 02 Oktober – Kantor Inspektorat Kabupaten
mentor menentukan jadwal Balangan, zoom meeting
05 Oktober 2021
konsultasi

2. Menjelaskan mengenai isu dan


gagasan penyelesaian isu

3. Memaparkan kegiatan aktualisasi


yang akan dilaksanakan
4. Meminta saran dan persetujuan
mengenai kegiatan aktualisasi

Pelaksanaan
1. Melakukan telaah peraturan dan 1. Mengunduh dan mengumpulkan 05 Oktober – Kantor Inspektorat Kabupaten
peraturan perundang-undangan Balangan
literatur terkait Audit 06 Oktober 2021
dan literatur yang terkait dengan
Perhitungan Kerugian audit perhitungan kerugian
keuangan negara
Keuangan Negara (PKKN)
2. Melakukan identifikasi dalam
telaah peraturan dan literatur
terkait audit perhitungan
kerugian keuangan negara

3. Menyusun peraturan
perundangan-undangan dan
literatur terkait)
2. Membuat konsep alur / 1. Membuat rancangan flowchart 06 Oktober – Kantor Inspektorat Kabupaten
tahapan SOP audit SOP Audit perhitungan kerugian Balangan
09 Oktober 2021
perhitungan kerugian keuangan Negara (PKKN )
keuangan Negara (PKKN)
dalam bentuk flowchart 2. Melakukan pemaparan terkait
flowchart yang telah disusun
kepada rekan sejawat

3. Meminta saran dan masukan


terkait flowchart

4. Memperbaiki rancangan
Flowchart SOP yang sudah
disesuaikan dengan hasil
koordinasi

3. Melakukan konsultasi dengan 1. Menghubungi mentor untuk 11 Oktober – Kantor Inspektorat Kabupaten
mentor atas hasil koordinasi menentukan jadwal konsultasi Balangan
12 Oktober 2021
dengan rekan sejawat Auditor
2.Memaparkan rancangan
Flowchart SOP audit perhitungan
kerugian keuangan negara yang
sudah disesuaikan dengan hasil
koordinasi dengan rekan sejawat
Auditor

3.Meminta saran dan persetujuan


dari mentor
4. Melakukan rapat pembahasan 1. Menyiapkan bahan untuk rapat 13 Oktober – Kantor Inspektorat Kabupaten
rancangan SOP Audit pembahasan Balangan
16 Oktober 2021
Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara (PKKN) 2. Melakukan koordinasi
dengan seluruh rekan di untuk pemakaian ruang
Inspektorat Kabupaten dan penyelenggaraan
Balangan. kegiatan

3. Membuat undangan kegiatan

4. Membuat daftar hadir kegiatan

5. Melakukan pemaparan terkait


rancangan SOP Audit
Perhitungan kerugian keuangan
Negara (PKKN) yang telah
disusun
6. Meminta saran dan masukan
5. Menyempurnakan rancangan 1. Mencetak hasil pembahasan draft 18 Oktober – Kantor Inspektorat Kabupaten
SOP audit perhitungan usulan SOP audit perhitungan Balangan
20 Oktober 2021
kerugian keuangan Negara kerugian keuangan Negara
(PKKN) sebagaimana hasil
rapat pembahasan. 2. Melakukan konsultasi dengan
mentor terkait rancangan final
SOP audit perhitungan kerugian
keuangan negara

3. Menyempurnakan hasil saran


mentor terhadap finalisasi SOP
Audit untuk mendapatkan
persetujuan Inspektur

6. Persetujuan dan Penerbitan 1. Menyerahkan ke Kasubbag 20 Oktober – Kantor Inspektorat Kabupaten


SOP Audit Perhitungan Umpeg untuk mendapatkan Balangan
27 Oktober 2021
Kerugian Keuangan Negara register /nomer SOP Audit
(PKKN) Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara (PKKN)

2. Menyerahkan ke Sekretaris untuk


dilakukan verifikasi/paraf atas
SOP Audit Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara (PKKN)

3. Menyerahkan ke Inspektur untuk


mendapatkan persetujuan dan
penandatanganan atas SOP
Audit Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara (PKKN)

Evaluasi
1. Membuat laporan aktualisasi dan habituasi 28 Oktober –
06 November 2021
D. Rencana Matrik Penjadualan Kegiatan Aktualisasi

Tabel 3. 3 Matrik Rencana Pelaksanaan Aktualisasi Harian


Bulan
No Kegiatan Oktober November
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6
Persiapan
1 Konsultasi
dengan Coach
dan Mentor
Pelaksanaan
1 Melakukan telaah
peraturan dan
literatur terkait
audit perhitungan
kerugian
keuangan negara
(PKKN)
2 Membuat konsep
alur / tahapan
SOP audit
perhitungan
kerugian
keuangan Negara
(PKKN) dalam
bentuk flowchart
3 Melakukan
konsultasi
dengan mentor
atas hasil
koordinasi
dengan rekan
sejawat auditor
4 Melakukan rapat
pembahasan
rancangan SOP
Audit
Perhitungan
Kerugian
Keuangan
Negara (PKKN)
dengan seluruh
rekan di
Inspektorat
Kabupaten
Balangan.
5 Menyempurnakan
rancangan SOP
audit perhitungan
kerugian
keuangan Negara
(PKKN)
sebagaimana
hasil rapat
pembahasan.
6 Persetujuan dan
Penerbitan SOP
Audit Perhitungan
Kerugian
Keuangan
Negara (PKKN)
Evaluasi
1 Membuat laporan
aktualisasi dan
habituasi

: Waktu Pelaksanaan : Hari libur kerja


50

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi : Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Golongan I/II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government: Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara. Lembaran Negara RI Nomor 5.
Jakarta : Sekretariat Negara.

Peraturan LAN No 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai


Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem


Pengendalian lntern Pemerintah.
51

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan
Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2012.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operational Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan.
Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Nomor PER-1314/K/D6/2012 tentang Pedoman Penugasan Bidang
lnvestigasi.
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Balangan.
Peraturan Bupati Balangan Nomor 25 Tahun 2021 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Inspektorat Kabupaten Balangan.

.
52

BIODATA PENULIS

Nama : Catur Yudhi Kristiawan, SE


NIP 19870326 202012 1 008
Tempat/Tanggal Lahir : Jombang, 26 Maret 1987
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam

Alamat Domisili : Ds. Tungkap No. 55 RT. 07 RW. 02


Kec. Paringin Selatan Kab. Balangan

Pendidikan : S1 Akuntansi

Jabatan : Ahli Pertama – Auditor

Unit Kerja : Inspektorat Kabupaten Balangan

Sosmed : @catur_yudhi00 (Instagram)

Email : catur.yudi555@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Tahun Jenjang Pendidikan

1993 – 1999 SDN 1 Bulurejo Kec. Diwek Kab. Jombang

1999 – 2002 SMPN 1 Diwek Kab. Jombang

2002 – 2005 SMAN 3 Jombang

2008 – 2012 STIE Nasional Banjarmasin Prodi Akuntansi


53

LAMPIRAN
54

Identifikasi Isu

Rancangan Aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa


isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas
sebagai auditor di instansi tempat bekerja yaitu Inspektorat Kabupaten
Balangan. Secara umum persoalan tersebut sebagai berikut :
1. belum tersedianya digitalisasi arsip Laporan Hasil Pengawasan;
2. kurangnya jumlah auditor dibandingkan dengan obyek pemeriksaan.
3. belum tersedianya SOP sebagai pedoman dalam Audit
Perhitungan Kerugian Keuangan Negara ( PKKN ) di Inspektorat
Kabupaten Balangan.
4. belum tersedianya sarana menghimpun soft file untuk dokumen
pemeriksaan yang efisien.
5. Belum adanya pengarsipan dokumen workshop dan Pelatihan
Kantor Sendiri (PKS) secara digital

Dari beberapa isu diatas, langkah selanjutnya adalah


mempertimbangkan isu mana yang akan menjadi prioritas utama
berdasarkan peran dan wewenang jabatan di instansi untuk mencari
solusi dan penyelesaiannya. Selanjutnya menganalisis kelima isu tersebut
menggunakan metode A (Aktual), K (Kekhalayakan), P (Problematik), L
(Kelayakan) untuk mengetahui isu mana yang dominan. Nilai AKPL ini
didapat dari hasil diskusi dengan rekan kerja.

Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL

No Isu A K P L Total
1. Belum tersedianya digitalisasi arsip
4 3 3 4 14
Laporan Hasil Pengawasan
2. Kurangnya jumlah auditor dibandingkan
dengan obyek pemeriksaan 4 3 3 2 12
3. Belum tersedianya SOP sebagai
pedoman dalam Audit Perhitungan 4 5 4 5 18
Kerugian Keuangan Negara ( PKKN )
4. Belum tersedianya sarana menghimpun
soft file untuk dokumen pemeriksaan 4 4 4 4 16
yang efisien
5 Belum adanya pengarsipan dokumen
workshop dan Pelatihan Kantor Sendiri
3 3 2 2 10
(PKS) secara digital

Adapun kriteria penetapan indikator AKPL, yaitu:

Aktual:

1: Pernah benar-benar terjadi


2: Benar-benar sering terjadi
3: Benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4: Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5: Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Kekhalayakan:

1: Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak


2: Sedikit menyangkut hajat hidup orang
banyak 3: Cukup menyangkut hajat hidup orang
banyak 4: Menyangkut hajat hidup orang
banyak
5: sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik:

1: Masalah sederhana
2: Masalah kurang kompleks
3: Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan
solusi 4: Masalah kompleks
5: Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Layak:
56

1: Masuk akal
2: Realistis
3: Cukup masuk akal dan realistis
4: Masuk akal dan realistis
5: Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya
Berdasarkan penetapan isu dengan menggunakan teknik AKPL,
dapat dikerucutkan menjadi tiga isu yang kemudian akan dipertimbangkan
kembali untuk dijadikan isu prioritas. Isu–isu tersebut adalah sebagai
berikut:
a) belum tersedianya digitalisasi arsip Laporan Hasil Pengawasan;
b) belum tersedianya SOP sebagai pedoman dalam Audit Perhitungan
Kerugian Keuangan Negara ( PKKN ) di Inspektorat Kabupaten
Balangan; dan
c) belum tersedianya sarana menghimpun soft file untuk dokumen
pemeriksaan yang efisien.
Kemudian tiga isu tersebut kembali diidentifikasi dengan
menggunakan teknik U (Urgency), S (Seriousness), dan G (Growth).

Seleksi Isu Menggunakan Metode USG

No. Isu U S G Total Rangking


1. Belum tersedianya digitalisasi arsip
Laporan Hasil Pengawasan 4 3 3 10 III

2. Belum tersedianya SOP sebagai


pedoman dalam Audit Perhitungan
5 4 4 13 I
Kerugian Keuangan Negara (PKKN)
di Inspektorat Kabupaten Balangan
3. Belum tersedianya sarana
menghimpun soft file untuk 4 4 4 12 II
dokumen pemeriksaan yang efisien
57

Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu:


Urgency :

1 : Tidak penting
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4 : Penting
5. : Sangat penting
Seriousness :

1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius


2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. : Akibat yang ditimbulkan serius
5. : Akibat yang ditimbulkan sangat serius
Growth :

1 : Tidak berkembang
2 : Kurang berkembang
3 : Cukup berkembang
4 : Berkembang
5 : Sangat berkembang
Berdasarkan isu yang diuji dengan menggunakan metode AKPL
dan USG, maka dapat di peroleh isu prioritas yang harus ditangani
terlebih dahulu, yaitu “Belum tersedianya SOP sebagai pedoman
dalam Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) di
Inspektorat Kabupaten Balangan”.

Anda mungkin juga menyukai