Oleh
CATUR YUDHI KRISTIAWAN, SE.
NIP. 198703262020121008
NDH : 29
LEMBAR PERSETUJUAN
Mentor, Coach,
LEMBAR PENGESAHAN
Mentor, Coach,
Penguji,
KATA PENGANTAR
HALAMAN JUDUL...................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................iv
DAFTAR ISI.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................1
B. Tujuan Aktualisasi.............................................................4
C. Manfaat Aktualisasi...........................................................4
D. Isu Aktual...........................................................................5
E. Ruang Lingkup..................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan Umum
C. Manfaat Aktualisasi
D. Isu Aktual
E. Ruang Lingkup
2. Nilai-nilai Organisasi
Adapun Nilai-nilai Organisasi yang dijadikan budaya
organisasi pada Inspektorat Kabupaten Balangan adalah :
a. Integritas
Suatu sikap jujur, adil, berani, tegas, bertanggungjawab dan
bijaksana yang harus dimiliki oleh seluruh anggota organisasi
sebagai landasan bersikap, bekerja dan dalam mengambil
keputusan serta untuk membangun kepercayaan (trust) atau
kredibilitas pribadi dan institusi.
b. Profesionalisme
Membangun nilai profesionalisme dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian, ketelitian, dan kecermatan serta berpedoman
kepada standar yang berlaku. Hal ini mengandung makna
bahwa dalam menjalankan tugasnya, aparat pengawas harus
memiliki pengetahuan, kecakapan, integritas, dan moralitas
yang baik dalam rangka mengemban visi dan misi organisasi.
c. Obyektif
Fungsi pengawas timbul karena kepercayaan yang diberikan
oleh masyarakat. Kepercayaan tersebut tercipta karena adanya
independensi dan obyektivitas tersebut. Apabila obyektivitas
hilang atau diragukan, maka kepercayaan masyarakat juga
akan hilang atau diragukan.
d. Independen
Organisasi pengawasan harus merumuskan kebijakan dan
prosedur dalam memberikan kepastian memadai bahwa semua
aparat pengawasan dituntut untuk mempertahankan
independesinya. Aparat pengawasan tidak dapat dikendalikan
oleh pihak lain dan tidak bergantung dari pihak lain.
Independensi dan obyektivitas adalah tulang punggung profesi
aparat pengawas.
e. Perbaikan terus menerus
Suatu sikap untuk selalu mengembangkan diri (self
development), mengembangkan kualitas SDM, selalu
memperbaiki proses, metode, mekanisme kerja dan produk
organisasi dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM dan
organisasi untuk mencapai kualitas pelayanan terbaik.
f. Kapabilitas
Dalam rangka mengantisipasi perkembangan informasi, ilmu
pengetahuan, dan teknologi yang cepat dan dinamis diperlukan
aparat pengawas yang memiliki kapabilitas yang tinggi,
sehingga aparat pengawasan akan terpacu untuk bekerja
dengan orientasi pada hasil, untuk selanjutnya meningkatkan
integritas moral, etika untuk berinteraksi dengan internal
maupun eksternal organisasi.
g. Komitmen
Diperlukan adanya komitmen diantara para anggota organisasi
untuk saling mendukung satu sama lain dalam rangka
mencapai visi dan misi organisasi. Tanggung jawab
merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi untuk
meyakinkan adanya harmonisasi dalam pelaksanaan tugas-
tugas organisasi. Dengan demikian semua elemen organisasi
akan bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing namun
tetap memperhatikan pencapaian hasil akhir bagi organisasi
secara keseluruhan. Dengan semakin kompleks dan
beragamnya aktivitas yang harus dilakukan Inspektorat,
keterpaduan dan keharmonisan dalam pelaksanaan tugas
harus dicapai sebaik-baiknya. Begitu pula norma dan etika
dalam melaksanakan tugas-tugasnya harus tetap
dipertahankan.
A. Landasan Teori
b. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan atau paham
kecintaan terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila
demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat
dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya. Indikator
dari nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam Pancasila
yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Sila Pertama : Ketuhanan yang Maha Esa
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan
ketakwaanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
c. Menghormati sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaanya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kepada orang lain.
2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
e. Mengembang sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
f. Menjungjung tinggi nilai nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusia.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi
dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negara apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhineka Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
4. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercaya untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5. Sila Kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong-royongan.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan
dengan atau merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan besama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial (LAN,
2015 : 9-89)
c. Etika Publik
d. Komitmen Mutu
e. Anti Korupsi
b. Pelayanan Publik
Penyelenggaraan Menurut Undang Undang Nomor 25
Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, pelayanan publik
diartikan sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu
pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua,
penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang
diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: Partisipatif, Transparan, Responsif,
Non Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien,
Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan. Hal-hal fundamental
dalam pelayanan publik, antara lain: Pelayanan publik
merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi,
Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang
dibayar oleh warga Negara, Pelayanan publik
diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang
strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang,
Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia,
akan tetapi juga berfungsi sebagai proteksi bagi warga
negara.
c. Whole of Government
Whole of Government merupakan sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Urgensi dalam pelayanan publik merupakan tolak
ukur terhadap kinerja pemerintah. Masyarakat dapat menilai
langsung kinerja pemerintah berdasarkan pelayanan yang
diterimanya. WoG dikatakan penting disebabkan oleh hal
berikut :
1. Adanya kompetisi antar sektor dalam pembangunan
2. Masing- masing sektor menganggap sektornya lebih
penting
3. Adanya perbedaan orientasi antar sektor
3) Grafik (Graphic)
Jika prosedur yang disusun menghendaki kegiatan yang
panjang dan spesifik, maka format ini dapat dipakai. Dalam
format ini proses yang panjang tersebut dijabarkan ke dalam
sub-subproses yang lebih pendek yang hanya berisi
beberapa langkah. Hal ini memudahkan bagi pegawai dalam
melaksanakan prosedur. Format ini juga bisa digunakan jika
dalam menggambarkan prosedur diperlukan adanya suatu
foto atau diagram.
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Menghubungi Terlaksananya Akuntabilitas Melakukan konsultasi Integritas
konsultasi dengan mentor untuk konsultasi (Berkonsultasi dengan mentor & (jujur, berani dan
Mentor dan Coach menentukan jadwal dengan atasan dan Coach terkait bertanggungjawab)
terkait rancangan konsultasi. Tersedianya Coach tujuannya rancangan aktualisasi Komitmen
aktualisasi yang 2. Menjelaskan persetujuan dari untuk mendapatkan yang akan (bekerjasama dengan baik)
akan dilaksanakan mengenai isu dan Mentor dan kejelasan dari dilaksanakan Profesional (cermat dan
gagasan Coach kegiatan yang akan berkontribusi pada visi bermoralitas baik)
penyelesaian isu. dilaksanakan) organisasi yaitu: Perbaikan terus menerus
3. Memaparkan Nasionalisme Meningkatkan Kualitas (menerima saran untuk
kegiatan aktualisasi (saling Pengawasan Internal perbaikan)
yang akan menghormati, Pemerintah Kabupaten
dilaksanakan. Bukti : musyawarah Balangan, yang
4. Meminta saran dan Dokumentasi mufakat dan diwujudkan dengan
persetujuan kegiatan,Lembar kekeluargaan misi mewujudkan
mengenai kegiatan konsultasi selama aparat Inspektorat
aktualisasi. konsultasi) yang profesional
Etika Publik
(memberikan
informasi secara
jelas dan sopan
santun,
melakukan
diskusi dan
menerima saran
yang
membangun)
Komitmen Mutu
(menyampaikan
inovasi dan gagasan
untuk menyelesaikan
masalah)
Anti Korupsi
(Seluruh
rancangan
aktualisasi
disampaikan
dengan jujur dan
detail kepada
mentor dan coach
saat konsultasi
termasuk kendala
yang dihadapi,
dengan tujuan
untuk
mendapatkan hasil
yang terbaik.
2. Melakukan telaah 1. Mengunduh dan Ringkasan peraturan Akuntabilitas Melakukan telaah Komitmen (Melaksanakan
peraturan dan mengumpulkan perundang- (memilah peraturan peraturan dan literatur dengan rasa
literatur terkait Audit peraturan undangan dan perundang- terkait audit penuh tanggungjawab)
Perhitungan perundang- literatur yang undangan dan perhitungan kerugian Integritas
Kerugian Keuangan undangan dan berkaitan dengan literatur dengan keuangan negara (jujur dan bertanggungjawab
Negara (PKKN) literatur yang audit perhitungan jujur, transparan dan berkontribusi pada visi terhadap data dan informasi)
terkait dengan kerugian keuangan penuh tanggung organisasi yaitu: Profesional
audit perhitungan negara jawab) Meningkatkan Kualitas (pengembangan kompetensi,
kerugian Komitmen Pengawasan Internal teliti dan cermat)
keuangan negara Bukti : Mutu (memilah Pemerintah Kabupaten
2. Melakukan Dokumentasi peraturan Balangan, yang Obyektif
identifikasi kegiatan, Print perundang- diwujudkan dengan (berpihak pada kepentingan
dalam telaah screen file / folder undangan dan misi mewujudkan publik)
peraturan dan literatur dengan aparat Inspektorat
literatur terkait dinamis dan yang profesional
audit kritis terhadap
perhitungan situasi yang
kerugian berkembang)
keuangan Anti Korupsi
negara (Dalam melakukan
3. Menyusun pengumpulan hingga
peraturan penyusunan
perundangan- peraturan perundang-
undangan dan undangan, saya
literatur terkait. melakukan dengan
kerja keras)
3. Membuat konsep 1. Membuat Rancangan Akuntabilitas Membuat konsep Komitmen (Melaksanakan
alur / tahapan SOP rancangan flowchart SOP (menyusun dengan alur / tahapan SOP dengan rasa
Audit Perhitungan flowchart SOP audit audit perhitungan jelas, seimbang dan audit perhitungan penuh tanggungjawab)
Kerugian perhitungan kerugian keuangan penuh tanggung kerugian keuangan Integritas
Keuangan Negara kerugian keuangan Negara . jawab) negara dalam (jujur dan bertanggungjawab
(PKKN) dalam Negara. Nasionalisme bentuk flowchart terhadap data dan informasi)
bentuk flowchart 2. Melakukan (Saling berkontribusi pada Profesional
pemaparan terkait Terlaksananya menghormati, visi organisasi yaitu: (kompeten, kerjasama,
flowchart yang telah koordinasi musyawarah Meningkatkan pengembangan kompetensi)
disusun kepada mufakat dan Kualitas Perbaikan Terus Menerus
rekan sejawat . Tersusunnya kekeluargaan Pengawasan Internal (selalu memperbaiki proses,
3. Meminta saran dan rancangan selama koordinasi) Pemerintah metode, mekanisme kerja dan
masukan terkait flowchart SOP yang Etika Publik Kabupaten produk organisasi)
flowchart sudah disesuaikan (memberikan Balangan, yang
4. Memperbaiki dengan hasil informasi secara diwujudkan dengan
rancangan koordinasi jelas dan sopan misi mewujudkan
Flowchart SOP yang santun, melakukan aparat Inspektorat
sudah disesuaikan Bukti : diskusi dan yang profesional
dengan hasil Dokumentasi menerima saran
koordinasi. kegiatan, Catatan yang membangun)
hasil koordinasi, Komitmen Mutu
Rancangan (menyampaikan
Flowchart SOP inovasi dan
gagasan untuk
menyelesaikan
masalah)
Anti Korupsi
(dalam
melakukan
konsultasi dan
kordinasi, saya
menerapkan
nilai kejujuran )
1. Konsultasi dengan coach dan 1. Menghubungi mentor untuk 02 Oktober – Kantor Inspektorat Kabupaten
mentor menentukan jadwal Balangan, zoom meeting
05 Oktober 2021
konsultasi
Pelaksanaan
1. Melakukan telaah peraturan dan 1. Mengunduh dan mengumpulkan 05 Oktober – Kantor Inspektorat Kabupaten
peraturan perundang-undangan Balangan
literatur terkait Audit 06 Oktober 2021
dan literatur yang terkait dengan
Perhitungan Kerugian audit perhitungan kerugian
keuangan negara
Keuangan Negara (PKKN)
2. Melakukan identifikasi dalam
telaah peraturan dan literatur
terkait audit perhitungan
kerugian keuangan negara
3. Menyusun peraturan
perundangan-undangan dan
literatur terkait)
2. Membuat konsep alur / 1. Membuat rancangan flowchart 06 Oktober – Kantor Inspektorat Kabupaten
tahapan SOP audit SOP Audit perhitungan kerugian Balangan
09 Oktober 2021
perhitungan kerugian keuangan Negara (PKKN )
keuangan Negara (PKKN)
dalam bentuk flowchart 2. Melakukan pemaparan terkait
flowchart yang telah disusun
kepada rekan sejawat
4. Memperbaiki rancangan
Flowchart SOP yang sudah
disesuaikan dengan hasil
koordinasi
3. Melakukan konsultasi dengan 1. Menghubungi mentor untuk 11 Oktober – Kantor Inspektorat Kabupaten
mentor atas hasil koordinasi menentukan jadwal konsultasi Balangan
12 Oktober 2021
dengan rekan sejawat Auditor
2.Memaparkan rancangan
Flowchart SOP audit perhitungan
kerugian keuangan negara yang
sudah disesuaikan dengan hasil
koordinasi dengan rekan sejawat
Auditor
Evaluasi
1. Membuat laporan aktualisasi dan habituasi 28 Oktober –
06 November 2021
D. Rencana Matrik Penjadualan Kegiatan Aktualisasi
DAFTAR PUSTAKA
.
52
BIODATA PENULIS
Pendidikan : S1 Akuntansi
Email : catur.yudi555@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Tahun Jenjang Pendidikan
LAMPIRAN
54
Identifikasi Isu
No Isu A K P L Total
1. Belum tersedianya digitalisasi arsip
4 3 3 4 14
Laporan Hasil Pengawasan
2. Kurangnya jumlah auditor dibandingkan
dengan obyek pemeriksaan 4 3 3 2 12
3. Belum tersedianya SOP sebagai
pedoman dalam Audit Perhitungan 4 5 4 5 18
Kerugian Keuangan Negara ( PKKN )
4. Belum tersedianya sarana menghimpun
soft file untuk dokumen pemeriksaan 4 4 4 4 16
yang efisien
5 Belum adanya pengarsipan dokumen
workshop dan Pelatihan Kantor Sendiri
3 3 2 2 10
(PKS) secara digital
Aktual:
1: Masalah sederhana
2: Masalah kurang kompleks
3: Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan
solusi 4: Masalah kompleks
5: Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Layak:
56
1: Masuk akal
2: Realistis
3: Cukup masuk akal dan realistis
4: Masuk akal dan realistis
5: Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya
Berdasarkan penetapan isu dengan menggunakan teknik AKPL,
dapat dikerucutkan menjadi tiga isu yang kemudian akan dipertimbangkan
kembali untuk dijadikan isu prioritas. Isu–isu tersebut adalah sebagai
berikut:
a) belum tersedianya digitalisasi arsip Laporan Hasil Pengawasan;
b) belum tersedianya SOP sebagai pedoman dalam Audit Perhitungan
Kerugian Keuangan Negara ( PKKN ) di Inspektorat Kabupaten
Balangan; dan
c) belum tersedianya sarana menghimpun soft file untuk dokumen
pemeriksaan yang efisien.
Kemudian tiga isu tersebut kembali diidentifikasi dengan
menggunakan teknik U (Urgency), S (Seriousness), dan G (Growth).
1 : Tidak penting
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4 : Penting
5. : Sangat penting
Seriousness :
1 : Tidak berkembang
2 : Kurang berkembang
3 : Cukup berkembang
4 : Berkembang
5 : Sangat berkembang
Berdasarkan isu yang diuji dengan menggunakan metode AKPL
dan USG, maka dapat di peroleh isu prioritas yang harus ditangani
terlebih dahulu, yaitu “Belum tersedianya SOP sebagai pedoman
dalam Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) di
Inspektorat Kabupaten Balangan”.