Karya tulis ilmiah secara umum memiliki beberapa bentuk, tergantung akan tujuan, dan sasaran
pembacanya. Ada 3 jenis bentuk dari karya tulis ilmiah. Diantaranya adalah karya tulis
ilmiah populer, semi formal, dan formal.
1. Artikel
2. Makalah
Kamu pasti pernah, ‘kan mendapat tugas sekolah untuk membuat makalah. Saat pertama kali
mendengarnya, kamu penasaran nggak, tentang apa itu makalah?
Makalah adalah salah satu bentuk karya ilmiah yang menyajikan sebuah masalah. Dalam
penyelesaiannya, makalah juga mengandalkan data yang ada di lapangan. Karya ilmiah ini
bersifat empiris dan juga objektif. Dalam penyajiannya, makalah biasanya dipresentasikan dalam
sebuah kegiatan seminar.
3. Skripsi
Karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) Skripsi
merupakan karangan ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir
pendidikan akademisnya.
4. Kertas Kerja atau Work Paper
Pada dasarnya sama dengan makalah. Namun, dibuat dengan analisis yang lebih mendalam dan
tajam serta dipresentasikan pada seminar atau lokakarya yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan.
5. Paper
Sebutan khusus untuk makalah di kalangan mahasiswa dalam kaitannya dengan pembelajaran
dan pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang studi Diploma, S1, S2 dan atau S3.
Sistematika penulisannya pun sama dengan artikel dan makalah, tergantung panduan yang
berlaku di perguruan tinggi yang bersangkutan.
6. Tesis
Karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan program studi S2 atau pascasarjana yang
bersifat lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru
yang didapat dari penelitian yang dilakukan individu yang bersangkutan.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya
makalah in dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih atas
bantuan darl pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangsih baik dalam bentuk
materi maupun pikiran.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca agar di lain kesempatan dapat memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
untuk perbaikan makalah ini.
Manusia diciptakan unik. Inilah yang sejak lama dalam ilmu pendidikan dikenal dengan konsep
perbedaan individual. Oleh karena itu, sistem klasikal sebenarnya tidak sesuai dengan konsep
perbedaan individual karena sistem klasikal menganggap semua siswa yang ada dalam suatu
kelas dipandang homogen.
Kondisi in lebih diperparah lagi dengan penggunaan metode ceramah dalam proses belajar
mengajar. Adanya metode ceramah, materi yang diajarkan sama, prasyarat kemampuan yang
dimiliki siswa dianggap sama, tugas-tugas yang diberikan Kepada siswa juga sama, dan media
dan alat peraga yang digunakan juga sama.
Akhirnya, hasil akhir pengetahuan, sikap, dan keterampilan atau yang disebut sebagai tujuan
instruksional yang diharapkan juga sama, Bahkan tes hasil belajar yang digunakan untuk
mengukur kompetensi siswa juga sama. Itulah karakteristik sistem klasikal dalam proses
pembelajaran. Pelaksanaan sistem itulah yang kemudian memperoleh kritik dari banyak pakar
yang berpihak kepada sistem pendidikan individual, Salah satunya adalah Howard Gardner,
seorang profesor ilmu saraf (neurology), dari Universitas Harvard pada tahun 1984 (Suparlan,
2004:1 98).
Kontribusi Gardner yang sangat besar dalam ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan pada
umumnya adalah teori tentang kecerdasan ganda, sebagaimana tertuang dalam bukunya
bertajuk Frame of Mind: The Theory of Multiple Intelligence yang menyebutkan tujuh tipe
kecerdasan manusia, yakni sebagai berikut.
Ragawi/kinestetik
Intrapersonal intelligence atau kecerdasan intrapersonal
Metode pembelajaran Multiple intelligences merupakan salah satu metode alternatif untuk
mencairkan kebuntuan proses pembelajaran baik di sektor formal maupun informal. Multiple
Intelligences pada awalnya merupakan Kerangka berpikir sebagai pengembangan dari konsep
kecerdasan IQ (Intelligence Quotient).
1.2 Rumusan Masalah
1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang kecerdasan jamak yang dimiliki
manusia.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang kecerdasan musik manusia.
3. Mengetahui aplikasi kecerdasan jamak dalam bidang pendidikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Teori Multiple Intelligences tidak saja dapat diukur oleh kemampuan matematika, logika, dan
bahasa sebagaimana konsep kecerdasan klasik, melainkan setidaknya ada delapan kecerdasan
manusia yang dapat dikembangkan, Ke delapan jenis kecerdasan tersebut adalah kecerdasan
linguistik, kecerdasan matematis-logis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetik,
kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan naturalis.
Teori Multiple Intelligences pada perkembangannya tidak saja merubah paradigma berfikir
tentang kecerdasan tetapi juga menjelma menjadi metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif
sehingga proses pembelajaran dapat menyenangkan dan tidak monoton.
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dan jauh dan
kesempurnaan. Penyusun akan memperbaiki makalah in dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran mengenai penyajian makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Source: https://www.ruangguru.com/blog/jenis-jenis-karya-tulis-ilmiah