TESIS
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
at ha
Mencapai derajad Sarjana S-2
gi a
la w
Program Studi Magister Manajemen
P Wi
an ya
ng id
Ja W
IE
T
Diajukan oleh
S
SULIMAH
152303067
Kepada
MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
2017
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka
kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya
kepada Allah kamu berharap
(QS. Al-Insyirah: 6-8)
Jika kita “tidak mudah menyerah”, maka kita sudah dekat sekali
dengan kesuksesan Karena di dunia ini, ada dua orang yang susah sekali
dikalahkan yaitu:1 orang yang sabar; 2. Orang
yang tidak mudah menyerah
at ha
(Tere Liye)
gi a
la w
Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian
ilmu seseorang, bukan terletak pada wajah dan pakaiannya
P Wi
(Buya Hamka)
an ya
ng id
Ja W
( Penulis )
IE
T
S
i
PERSEMBAHAN
3. Keluargaku tercinta suami dan anak –anakku yang selalu memberi dukungan
at ha
dan semangat.baik materiil maupun spirituil
gi a
4. Sekolah SMK Negeri 2 Wonosari Gunungkidul, Yogyakarta yang telah
la w
P Wi
mengijinkan untuk penelitian .
ii
PERNYATAAN
Nama : SULIMAH
NIM : 152303067
at ha
Program Studi : Magister Manajemen.
gi a
Judul Tesis
la w
: Penggunaan Model Pembelajaran Think Takl,and Write (TTW)
P Wi
untuk meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Konstruksi
Gunungkidul,Yogyakarta
ng id
Ja W
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
IE
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
T
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
S
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
Yogyakarta 2017
SULIMAH
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan
Pembelajaran Think Talk and Write (TTW) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Konstruksi Beton Bertulang Siswa Kelas XITS SMK Negeri 2 Wonosari
Gunungkidul Yogyakarta 2017. Penyusunan Tesis ini merupakan salah satu syarat
at ha
untuk gelar Magister Manajemen di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.
gi a
Penulis menyadari penulisan Tesis ini tidak dapat selesai tanpa bantuan,
la w
P Wi
dorongan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya dan
an ya
4. Bapak dan Ibu Guru Besar dan Dosen pada Program Pascasarjana Magister
iv
5. Suami tersayang, Drs. Darmanta Sulistya, dan anakku Sulidar Fitri.MSc
6. Rekan – rekan dosen, Kepala Sekolah dan Guru serta staf SMK Negeri 2
penelitian ini
at ha
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
gi a
membantu penyelesaian Tesis ini.
la w
P Wi
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Tesis ini masih banyak terdapat
an ya
kesalahan dan kekurangan baik dari segi bahasa, isi dan lainnya Hal ini disebabkan
keterbatasan waktu dan pengetahuan dari penulis sendiri untuk itu penulis mohon
ng id
Ja W
Akhirnya semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis sendiri, para
T
pengembang bidang pendidika pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
S
Penulis
v
Daftar Isi
MOTTO ............................................................................................................................... i
PERSEMBAHAN ............................................................................................................... ii
at ha
Daftar Tabel……………………………………………………………………………... ix
gi a
Daftar Lampiran .................................................................................................................. x
la w
ABSTRAK ......................................................................................................................... xi
P Wi
D. Tujuan Penelitian................................................................................................... 8
S
F. Pengertian dan Model Pembelajaran Think Talk and Write (TTW). ................... 34
vi
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 46
at ha
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................................. 68
gi a
B. Deskripsi Data ..................................................................................................... 71
la w
C. Pembahasan ......................................................................................................... 90
P Wi
A. Kesimpulan........................................................................................................ 100
ng id
vii
Daftar Gambar
Gambar: 4.1. Grafik Hasil belajar Pra Siklus dengan Hasil Belajar Siklus I… .80
Gambar: 4.3. Grafik Hasil Belajar PraSiklus, Siklus I dan Siklus II…………. .. 88
at ha
gi a
la w
P Wi
an ya
ng id
Ja W
IE
T
S
viii
Daftar Tabel
at ha
Tabel 4.2 Peningkatan keaktifan siswa dengan pennerapan TTW………………….78
gi a
la w
Tabel 4.3 Hasl Belajar SiklusI……………………………………………………... 78
P Wi
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus dengan Hasil Belajar Siklus I …..79
an ya
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Hasil Belajar Siklus II …….84
Ja W
ix
Daftar Lampiran
at ha
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
gi a
Lampiran 5 Dokumen Pelaksanaan Pembelajaran
la w
P Wi
an ya
ng id
Ja W
IE
T
S
x
ABSTRAK
Penggunaan Model Pembelajaran Think, Talk, and Write (TTW) untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Konstruksi Beton
Bertulang Siswa Kelas XI Ts SMKN 2 Wonosari
GunungKidul, Yogyakarta
2017
at ha
Negeri2 Wonosari Gunungkidul.
gi a
yang berjumlah 31 siswa dalam satu kelas yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 16 siswa
la w
perempuan. masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa.
hanya ada 8 siswa (25,7%) dari 31 siswa mencapai kreteria ketuntasan minimal (kkm).tujuan
P Wi
penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran think talk write (ttw). jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas (ptk) dilaksanakan sebanyak 2 siklus dan masing-masing
an ya
pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan instrumen tes. teknik analisis data
menggunakan teknik kualitatif diskriptif.adapun pengumpulan data dengan menggunakan
angket untuk mengetahui faktor –faktor penyebab rendahnya prestasi belajar konstruksi beton
Ja W
bertulang. observasi untuk mengetahui keaktifan siswa serta dokumen nilai siswa dengan
kriteria ketuntasan minimal (kmk) 75. dan mencapai minimal 75% dari seluruh siswa.
IE
Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan model pembelajaran Think Talk and
T
Write (TTW) terbukti signifikan (1) meningkatkan prestasi belajar siswa dari siklus pertama
S
74,19 meningkat menjadi 83,55 (siklus II) dari jumlah 31 siswa (2) peningkatan aktifitas
siswa serta dilihat dari table keaktivan. Sedangkan prosentase ketuntasan belajar siswa pada
siklus pertama18 siswa atau 58.06% dan siklus kedua 27 siswa atau 87,1% dan terdapat
kenaikan 25,8 % Penggunaan model pembelajaran Think Talk and Write (TTW) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga disarankan (1)Pelaksanaan Pembelajaran
Konstruksi Beton Bertulang agar menggunakan model pembelajaran Think Talk and Write
(TTW). (2) Guru hendaknya tidak mendominasi dalam pelaksanaan pembelajaran dan lebih
memberikan kesempatan siswa untuk aktif.
xi
ABSTRACT
This study aims to determine the causes of low learning achievement in reinforced
concrete construction that has not reached the minimum criteria of completeness and
applying the learning model of Think Talk and Write (TTW) on the students in class XI TS
SMK Negeri 2 Wonosari Gunungkidul.
at ha
of research used is Classroom Action Research (PTK) implemented as much as 2 cycles
and each cycle consist of: (1) planning, (2) implementation, (3) observation, and (4)
reflection. Data collection techniques are using non-test techniques and tests. The data
gi a
collection tool uses observation sheets and test instruments. Techniques for Data analysis
la w
are using descriptive qualitative techniques. Techniques for data collection are using
P Wi
questionnaires to determine the factors that cause low learning achievement of
Konstruksi Beton Bertulang subject. Observation to know student activeness and student
score documents with Minimum Exhaustiveness criteria (KMK) 75.dan reach at least
an ya
The implementation of Think Talk and Write (TTW) learning model proved
ng id
significant (1) to improve student's learning achievement from cycle The first 60,65%
increased to 8 (cycle II) from the number of 31 students (2) the increase of student
Ja W
activity and seen from the table keaktivan.Sedang the percentage of students' learning
mastery in the first cycle18 or 58,06%% students and the second cycle 27 students or
IE
87,1%% and there is an increase 25,8% The application of Think Talk and Write (TTW)
learning model can improve student's learning achievement so it is suggested (1)
T
Learning implementation of Konstruksi Beton Bertulang subject by using Think Talk and
S
Write (TTW) learning model. (2) Teachers should not dominate in the implementation of
learning and give more Opportunities for students to be active.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
at ha
pembenahan kurikulum dimaksudkan menjadi salah satu langkah awal bagi
gi a
pemerintah, guru dan segenap instansi terkait dalam menghadapi perubahan yang
la w
P Wi
disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
kesulitan. kesulitan yang dialami oleh guru biasanya muncul dalam upaya
Ja W
menanamkan konsep beton bertulang pada siswa dan memilih metode yang tepat
IE
sesuai dengan kondisi yang ada. kesulitan yang dialami oleh murid disebabkan
T
S
belajar yang dicapai oleh siswa yang mengakibatkan nilai pelajaran kostruksi
1
utama penetapan kkm. jadi salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis
tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. kriteria paling rendah untuk
minimal (kkm).
Tabel 1. 1
at ha
Tabel prestasi siswa kelas XI TS SMK Negeri 2 Wonosari Gunung kidul
gi a
la w
Hasil Belajar
P Wi
(KKM = Kriteria Ketuntasan Minimal) Jumlah
an ya
Bertulang adalah 75. Dari siswa 31 yang belum memenuhi KKM 23 siswa
mendapat nilai < 75 (74,2%) ,dan dari 31 siswa yang sudah memenuhi KKM 8
siswa mendapat nilai > 75 (25,8%) hal ini bisa dilihat pada tabel. 1 sebagai alasan
2
ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan
at ha
sering menyimpulkan dengan menganggap siswa sudah jelas dan mengerti
gi a
mengenai materi yang diajarkan tetapi ternyata hasil yang dicapai siswa rendah
la w
P Wi
dan tidak seperti yang diharapkan wali kelas. sedangkan upaya peningkatan
kemampuan siswa dalam menguasai materi telah banyak dilakukan oleh berbagai
an ya
pihak terutama melalui upaya meningkatkan kualitas guru. salah satu indikasi
ng id
terhadap hal tersebut ditunjukan dengan rendahnya nilai rata-rata kognitif siswa
Ja W
penerapan model pembelajaran Think Talk and Write (TTW ) ini, diharapkan 75 %
Oleh karena itu peneliti ingin megetahui Apakah penggunaan model Think
Talk And Write (TTW) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran
3
Konstruksi Beton Bertulang pada siswa kelas XI TS SMK Negeri 2 Wonosari
Menurut Porter (1992:179) bahwa Think Talk and Write (TTW) adalah
terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok, dan akhirnya menuliskan dengan
at ha
bahasa sendiri hasil belajar yang diperolehnya.
gi a
Strategi pembelajaran Think Talk and Write (TTW) dapat menumbuh
la w
P Wi
kembangkan kemampuan pemecahan masalah (Yamin dan Ansari, 2012: 84)Alur
kemajuan strategi Think Talk and Write (TTW) dimulai dari keterlibatan siswa
an ya
dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca,
ng id
Menurut (Suyatno, 2009) Model pembelajaran Think Talk and Write (TTW) adalah
T
S
model pembelajaran yang dimulai dari alur berfikir melalui bahan bacaan
melakukan diskusi, presentasi dan terakhir menulis dengan membuat laporan hasil
yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru
4
belajar mengajar terjadi aktivitas guru dan siswa. hal ini yang memotivasi
siswa untuk cenderung aktif dalam belajar. aunurrahman (2009: 119) menyatakan
keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang
at ha
tujuan pembelajaran.
gi a
Alwi, Syafaruddin, (2005: 213) menyatakan bahwa keaktifan siswa adalah
la w
P Wi
pada waktu guru mengajar, guru harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif,
intelektual dan emosional yang tinggi dalam proses belajar. siswa diberikan
ng id
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
5
Menurut Indra Djati (2001, h.23): “dari beberapa masalah yang berkaitan
dengan pendidikan ini, yang paling menonjol dan sangat mendesak (urgent) untuk
Sedangkan pada bagian lain dikatakan: “kita perlu mengganti model belajar
yang selama ini terpusat pada guru dan digunakan di banyak sekolah, dengan
at ha
ilmu kognitif modern.”(h.4)
gi a
Berdasarkan dari uraian pendapat para ahli diatas penulis menyimpulkan
la w
P Wi
sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil prestasi peserta didik
Mengajar Think Talk And write (TTW) padai siswa Kelas XI TS Teknik Sipil
ng id
Penelitian Model mengajar Think Talk and Write (TTW) dengan hasil nilai
siswa dan guru sebagai teman sejawat yang ikut membantu melakukan
dengan model mengajar Think Talk And Write (TTW). Data hasil observasi
6
keaktifan pembelajaran dianalisis bersama-sama dengan mitra kolaborasi,
Indikator dalam penelitian ini adalah jika ≥ 75% siswa kelas XI TS punya motivasi
belajar tinggi dan jika ≥ 75% siswa klas XI TS hasil belajarnya sudah memenuhi
KKM.
at ha
Terkait belum obtimalnya prestasi belajar mata pelajaran Konstruksi Beton
gi a
Bertulang siswa kelas XI TS Teknik Sipil SMK Negeri 2 Wonosari Gunungkidul,
la w
P Wi
maka penelitian ini dilakukan untuk menggunakan model pembelajaran Think
Talk and Write (TTW) sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang
an ya
pada pengalaman belajar yang mengesankan. pengalaman yang diperoleh siswa ini
IE
B. Rumusan Masalah
dapat dirumuskan masalah dalam tesis ini adalah: Prestasi belajar mata pelajaran
Konstruksi Beton Bertulang siswa kelas XI TS, Jurusan Teknik Sipil pada SMK
(KKM)
7
C. Pertanyaan Penenlitian
at ha
2. Apakah penggunaan Model Think Talk and Write (TTW) dapat
gi a
meningkatkan prestasi belajar pelajaran Konstruksi Beton Bertulang pada
la w
P Wi
siswa kelas XI TS Jurusan Teknik Sipil SMK Negeri 2 Wonosari
Gunungkidul?
an ya
ng id
D. Tujuan Penelitian
Ja W
IE
pada siswa kelas XI TS, Jurusan Teknik Sipil SMK Negeri2 Wonosari
Gunungkidul
8
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dapat dilakukan melalui penerapan model pembelajaran Think Talk and Write
at ha
(TTW) dalam pembelajaran.
gi a
2. Manfaat Praktis
la w
P Wi
a. Peneliti dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalam tentang
Kepada guru SMK ( khusus guru SMK kelas XI TS ) Hasil penelitian ini
Ja W
b. Bagi siswa penggunaan model pembelajaran Think Talk and Write (TTW)
Beton Bertulang bagi siswa karena mereka dilibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran.
9
mata pelajaran Konstruksi Beton Bertulang sehingga pada akhirnya dapat
at ha
gi a
la w
P Wi
an ya
ng id
Ja W
IE
T
S
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
at ha
yang dilakukan pada penelitian sebelumnya menunjukan adanya peningkatan hasil
belajar siswa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Think Talk and
gi a
la w
Write (TTW) pada pembelajaran mata pelajaran Konstruksi Beton Bertulang bagi
P Wi
siswa kelas XI TS JurusanTeknik Sipil SMK Negeri2 Wonosari Gunungkidul
an ya
dengan harapan agar prestasi siswa juga semakin meningkat sehingga akan
ng id
berdampak pada kualitas sekolah. Penelitian dahulu yang pernah dilakuakan antara
Ja W
lain:
IE
penerapan strategi pembelajaran Think Talk and Write (TTW) pada materi
Kelas (classroom action research). Teknik dan alat pengumpulan data adalah
dengan angket, observasi, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini dapat
11
dilakukan validasi data menggunakan teknik triangulasi sumber data. Analisis
adalah model spiral yang saling berkaitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
at ha
belajar siswa dapat dilihat melalui angket dan lembar observasi. Persentase
gi a
rata-rata berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa pra siklus sebesar
la w
P Wi
41,90%, siklus 1 sebesar 73,07% dan siklus 2 sebesar 87,23%. Hasil
2. Astuti (2014) membahas metode pembelajaran dengan model Think Talk Write
T
S
12
ini adalah lembar observasi, pedoman wawancara, tes, pedoman pengkajian
data dokumen. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari tiga komponen,
yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji validitas
at ha
dalam diskusi dengan teman siklus I 65,2% siklus II 82,6% 3) kesanggupan
gi a
siswa mengerjakan soal siklus I 58,7% siklus II 84,8% 4) keberanian
la w
P Wi
mengajukan pertanyaan siklus I 50% siklus II 79,2%. Kesimpulan penelitian ini
dalam penelitiannya dan ditulis pada skripsi dengan judul “Penerapan model
T
S
pembelajaran Think talk, write (TTW) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS SDN 9 Metro Timur tahun
aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Think
Talk Write (TTW). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas dilaksanakan sebanyak 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari: (1)
pengumpulan data menggunakan teknik non tes dan tes. Alat pengumpulan data
13
menggunakan lembar observasi dan instrumen tes. Teknik analisis data
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata aktivitas belajar
“Amat baik”. Nilai . Persentase ketuntasan belajar siswa siklus I sebesar 50%
at ha
dan siklus II mencapai 86%, meningkat sebesar 36%.
gi a
B. Pembelajaran Konstruksi Beton Bertulang
la w
P Wi
1. Pengertian Pembelajaran Konstruksi Beton Bertulang
an ya
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang
edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang
14
sebagai aktifitas menorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik baiknya
,Lingkungan disini memiliki pengertian tidak hanya ruang belajar tetapi juga
ketrampilan serta nilai- nilai yang positif dengan memanfaatkan sumber untuk
at ha
belajar.
gi a
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan
la w
P Wi
bahwa pembelajaran adalah usaha yang dilakukan guru atau pendidik dengan
Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari
T
tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk
struktur penahan longsor, dan lain-lain. teknik sipil mempunyai ruang lingkup
perkembangannya.
15
Materi Pembelajaran Teknik Sipil dengan kebidangan atau mata pelajaran
Matematika juga akan dipelajari dengan level yang lebih tinggi dari Matematika
di Sekolah Menengah. Materi kuliah umum yang tidak ada hubungan langsung
at ha
Pancasila dan Kewaranegaraan juga akan diberikan sebagai pengantar. Materi
gi a
umum porsinya tidak lebih dari 15%, sisanya adalah materi-materi teknik sipil.
la w
P Wi
materi teknik sipil mulai dari material konstruksi, perhitungan struktur, kajian
merupakan bidang ilmu utama yang dipelajari di ilmu teknik sipil. pokok utama
Ja W
dari ilmu tersebut adalah mempelajari perilaku struktur terhadap beban yang
IE
bekerja pada suatu bangunan. ada pula materi penunjang lainnya, misalnya
T
S
jalannya sebuah proyek bangunan, tetapi di bidang lain seperti yang berkaitan
banjir, longsor, dan masih banyak lagi. Hal ini sangat penting di negara maju
16
sebagai tolak ukur kelayakan pembangunan sebuah bangunan vital yang
mempunyai resiko dapat menelan korban banyak manusia seperti reaktor nuklir
at ha
(https://www.academia.edu/9331061/perbedaan_teknik_sipil_dan_arsitektur.)
gi a
4. Konstruksi Beton Bertulang
la w
P Wi
Konstruksi Beton Bertulang adalah salah satu mata pelajaran produktif di
Batu Beton. Beton adalah bagian dari konstruksi yang dibuat dari campuran
ng id
pembentuk ataupun pada proses pembuatannya. Untuk itu kualitas bahan dan
IE
Beton dengan mutu fc' 25 menyatakan kekuatan tekan minimum adalah 25 MPa
pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan silinder beton diameter 15 cm,
tinggi 30 cm.Mengacu pada standar SNI 03-2847-2002 yang merujuk pada ACI
kg/cm2
17
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian.Prestasi Belajar.
bukti yang dapat dicapai siswa dalam waktu tertentu dan dapat diukur dengan
suatu alat atau tes. prestasi belajar diartikan sebagai penguasaan pengetahuan
at ha
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (alwi,
gi a
2005: 700).la w
P Wi
nilai prestasi harus mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana
telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap bidang studi (arikunto,
an ya
2009: 276). simbol yang digunakan untuk menyatakan nilai, baik huruf maupun
ng id
pertimbangan atau kebijaksanaan guru tentang usaha dan tingkah laku siswa
IE
hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan,
diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. siswa
bisa dikatakan berprestasi apabila nilai yang didapat merupakan hasil evaluasi
yang menunjukan nilai tinggi atau sesuai dengan kriteria yang menjadi
18
Adapun indentifikasi Berdasarkan masalah yang timbul diurai lebih
a). Tanpa sadar guru di mata siswa dianggap sesuatu yang ditakuti.
at ha
e). Jarang terjadi diskusi antar siswa maupun siswa dengan guru.
gi a
f). Penguasaan model pembelajaran yang kurang dimiliki oleh guru.
la w
P Wi
menjadi dua, yaitu: faktor interen dan faktor exteren. faktor intern yaitu faktor
IE
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor extern yang ada diluar
T
S
individu. prestasi belajar yang dicapai siswa merupaka hasil interaksi berbagai
macam faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri siswa (internal)
maupun dari faktor diri siswa (eksternal) individu. pengenalan terhadap faktor
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa ini sangat penting dalam
berikut:
19
a. Faktor intern
1) Faktor jasmani
i ) Faktor kesehatan
suatu kondisi berjalan normal dan bekerja sesuai, sehat berart dalam
segenap badan beserta bagian 2nya dan bebas dari penyakit sehingga
at ha
kesehatan seorang anak berpengaruh terhadap belajarnya
gi a
ii) Cacat tubuh
la w
P Wi
Cacad tubuh adalah sesuatu yang menyababkan tidak sempurnanya
tubuh atau badan seseorang berupa cacad atau buta setengah tuli dll
an ya
2) Faktor spikologi
ng id
i. Intelegensi
IE
Intlegensi adalah kecakapan yang terdidri dari tiga jenis yaitu kecapan
T
S
Slameto ,2006: 56 )
20
b. Faktor ekstern
yaitu faktor dari luar individu. Faktor eksternal terdiri dari: 1) Faktor
keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
at ha
sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan
gi a
tugas rumah 3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mas
la w
P Wi
media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat
an ya
untuk menguji hipotesa dan membangun teori yang bersifat umum(general). ptk
tidak untuk digenerlisasi. namun demikian hasil ptk dapat saja diterapkan oleh
orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimili peneliti.
(Ekawarna,2013: 6)
21
Wardhani (2007: 13 mengemukakan PTK adalah penelitian yang
dilakukan oleh geru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan
tujuan untuk meperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat. Agung (2012: 63) menyatakan bahwa PTK adalah jenis
at ha
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
gi a
mengumpulkan data penelitian. metode yang digunakan dalam penelitian ini
la w
P Wi
adalah penelitian tindakan kelas (ptk). penelitian tindakan kelas dalam bahasa
inggris disebut dengan istilah classroom action research. dari nama tersebut
an ya
c. Kelas dalam hal ini tidk terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok siswa yang dalam waktu
22
yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
penelitian ini dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Suatu
at ha
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat deskriptif kualitatif yang bisa
gi a
dikatakan tanpa ada perhitungan sering juga disebut sebagai paradigma
la w
P Wi
interpretatif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu
yang holistik utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala
an ya
PTK adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru untuk menguji
Ja W
anggapan-anggapan dari suatu teori pendidikan dalam praktik, atau sebagai arti
IE
suatu tindakan terarah, terencana, cermat, dan penuh perhatian yang dilakukan
oleh praktisi pendidikan (guru) terhadap permasalahan yang ada dalam kelas
Ada 4 jenis Penelitian Tindakan Kelas ,Yaitu (1) PTK diaqnostik (2)PTK
apabila orang yang akan melakukan penelitian harus terlibat langsung dalam
23
proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitianan berupa laporan.
maka PTK dapat dilakukan secara individu oleh guru di tempat dimana yang
at ha
bersangkutan mengajar akan tetapi PTK dapat juga dilakukan secara Kolaborasi
gi a
misalnya antara guru dengan dosen LPTK atau pihak lain yang berkepentingan
la w
P Wi
dengan proses pembelajaran ataupun dengan cara mengadakan penelitian yang
KKM adalah sebagai panduan, baik bagi tenaga pendidik maupun peserta
Ja W
karakteristik yang hampir sama dan kkm harus ditetapkan sebelum awal tahun
24
pembelajaran dengan tolok ukurnya adalah KKM tersebut. Untuk indikator
E. Model Pembelajaran
at ha
bagaimana bentuk pembelajaran yang akan dilaksanakan. Joyce dan Weil
gi a
(Rusman, 2012: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
la w
P Wi
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
IE
disajikan secara khas oleh guru. Sedangkan menurut Suprijono (2009: 46),
T
S
diharapkan.
25
2. Macam-macam Model Pembelajaran
at ha
menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan
gi a
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata.
la w
P Wi
b. Model Cooperative Learning
d. Model Inquiri
26
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif sehingga merangsang
bersifat heterogen”.
at ha
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka peneliti dapat
gi a
menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan
la w
P Wi
bentuk pembelajaran dengan cara belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari tiga sampai lima orang
an ya
dengan struktur yang bersifat heterogen dan dapat merangsang siswa lebih
ng id
optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, para (guru) harus
ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi
1) Discovery Learning,
27
pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang
at ha
2). Metode Discovery
gi a
Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di
la w
P Wi
sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan
maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan
Ja W
menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri,
e dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir analisis dan mencoba
memecahkan probela yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam
28
Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai
at ha
Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan suatu strategi
gi a
yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk
la w
P Wi
mengajarkan ketrampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat
dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses
ng id
Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut: siswa aktif dalam kegiatan belajar,
menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
29
mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks; metode ini melatih siswa
suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-
at ha
cooperative adalah pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
gi a
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 3
la w
P Wi
sampai 5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.
STAD 2) Numbered Head Together /NHT 3) Think Pair Share/ TPS 4) Tim
Ja W
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan uraian diatas, maka peneliti
secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari tiga sampai enam orang dengan
30
mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
a. Pengertian Pembelajaran
at ha
Trinandita (2008) menyatakan bahwa, “Hal yang paling mendasar
gi a
yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan
la w
P Wi
siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi
antara guru dengan siswa maupun dengan siswa itu sendiri. Sriyono, dkk
an ya
Dalam proses belajar mengajar terjadi aktivitas guru dan siswa. Hal ini
T
S
penting dan mendasar yang harus dipahami, dan dikembangkan setiap guru
31
Belajar aktif ditunjukkan dengan adanya ketertiban intelektual dan
at ha
mengembangkan kemampuannya (Syaiful Bahri Djamarah, 2010: 362).
gi a
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa aktivitas atau
la w
P Wi
keaktifan yaitu segala kegiatan perubahan tingkah laku individu dengan
Keaktifan siswa dalam belajar tidak akan muncul begitu saja. Akan tetapi
ng id
32
siswa selalu terpantau dan terukur, i) Menyimpulkan setiap materi yang
2012)
at ha
Konstruksi Batu Beton. Beton adalah bagian dari konstruksi yang dibuat dari
gi a
campuran beberapa material sehingga mutunya akan banyak tergantung
la w
P Wi
kondisi material pembentuk ataupun pada proses pembuatannya. Untuk itu
MPa pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan silinder beton diameter
IE
33
F. Pengertian dan Model Pembelajaran Think Talk and Write (TTW).
Secara etimologi Think and Talk Write (TTW) dalam kamus john. Echol,
write diartikan sebagai "menulis". Jadi think talk write bisa diartikan sebagai
at ha
Write (TTW) adalah sebuah pembelajaran yang di mulai dengan berpikir
gi a
la w
melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil
P Wi
bacaannya di komunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian
diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin (dalam Ansari, 2003:36). Teknik ini
Ja W
(TTW) adalah model pembelajaran yang dimulai dari alur berfikir melalui bahan
Menurut Porter (1992:179)” bahwa Think Talk and Write (TTW) adalah
34
terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok, dan akhirnya menuliskan dengan
kemudia menguji ide tersebut sebelum siswa diharapkan untuk menulis alur
kemajuan strategi TTW dari keterlibatan siswa dalam berfikir atau berdialog
at ha
refleksi dengan dirinya sendiri, selanjutnya berbicara dan berbagi ide dengan
gi a
temannya sebelum siswa menulis.
la w
P Wi
Strategi yang diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin (1996: 82) ini pada
strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir atau berdialog
ng id
membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini
IE
lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa.
T
S
35
diharapkan, dan manfaat bagi siswa dapat melatih diri serta meningkatkan
at ha
dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laporan hasil
gi a
la w
presentasi. Sintaknya adalah: informasi, kelompok (membaca-mencatatat-
P Wi
menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.
36
Aktivitas menulis berarti merekonstruksi ide ,karena setelah berdiskusi
tulisan
1) Guru membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh
at ha
2) Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat
gi a
catatan kecil secara individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak
la w
P Wi
ketahui dalam masalah tersebut
3) Ketika peserta didik membuat catatan kecil inilah terjadi proses berpikir
an ya
37
8) Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan
atas materi yang dipelajari. Sebelum itu dipilih beberapa atau satu orang
tanggapan
at ha
write (TTW) ini tidak semata-mata mengutamakan segi pelaksanaan atau
gi a
aplikasi praktis, namun teknik pengajarannya dengan bantuan
la w
P Wi
penggunaan teknik pengajaran yang lain, antara lain ceramah, diskusi,
tanya jawab, resitasi dan lain-lain. Namun tetapi model atau metode
an ya
1. Kelebihan :
38
b) Siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar
berpusat pada siswa dan guru berperan sebagai mediator (monitoring dan
2) Kekurangan
kurang berhasil dalam kelas besar misalkan sebagian waktu hilang karena
at ha
– teori yang berhubungan LKS.tidak semua anggota aktif model
gi a
la w
pembelajatan Think Talk and Write (TTW).untuk berpartisipasi aktif.
P Wi
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan tipe
an ya
d. Model pembelajaran Think Talk and Write (TTW). Merupakan salah satu model
Ja W
mengenai lernbar kerja yang telah disediakan, interaksi pada tahap ini
diharapkan siswa dapat saling berbagi jawaban dan pendapat dengan anggota
kelompok masing-masing,
39
3). Langkah 3 - menulis (Write). Pada tahap ini siswa diminta untuk menulis
dengan bahasa dan pemikiran sendiri hasil dari belajar dan diskusi kelompok
at ha
apabila dihubungkan dengan topik-topik yang dikenal siswa. Karena itu, untuk
gi a
dapat mengajak siswa berpikir, guru harus mampu menghubungkan materi
la w
P Wi
yang disajikan dengan hal-hal yang sudah dikenal dan dekat dengan siswa.
berpikir kritis yang mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka dengar
ng id
dan mengkaji pikiran mereka sendiri untuk memastikan tidak terjadi logika
Ja W
model Think Talk and Write (TTW) adalah diskusi.” Diskusi adalah percakapan
pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok
masalah.”
40
menjadi jalan pemecahan yang memberi kemungkinan untuk mendapatkan
at ha
termasuk ke dalam fase 2 dan fase 3, yaitu guru menjelaskan kepada siswa
gi a
bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
la w
P Wi
kelompok agar melakukan transisi secara efisien serta membimbing kelompok-
berarti dia berhubungan dan mengemukakan hasil temuan secara lisan. Dengan
Ja W
begitu, siswa belajar dan mengajar satu sama lain dalam proses diskusi tersebut.
IE
F. Melalui diskusi ada beberapa kelebihan yang didapati antara lain sebagai
T
S
berikut:
41
Di samping kelebihan-kelebihan yang telah dikemukakan di atas, melalui diskusi
2. Bagi siswa yang tidak ikut aktif, ada kecenderungan untuk melepaskan diri
at ha
tidak seperti yang diharapkan.
gi a
Selama ini dalam teknik-teknik mengajar tradisional selalu mengabaikan
la w
P Wi
kebenaran bahwa menulis merupakan aktivitas penting dalam proses
dianggap sebagai kegiatan menyalin kembali materi yang telah dibaca atau di
ng id
dengar sehingga mudah membuat siswa merasa bosan. Hal ini tidak selamanya
Ja W
benar, karena menulis justru bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi
IE
siswa, jika guru bisa menyajikannya dalam bentuk yang berbeda. Dalam
T
S
penelitian ini, siswa diminta untuk menuliskan hal-hal yang diperoleh saat
bentuk seperti ini diharapkan bukan lagi menjadi kegiatan yang membosankan
42
Sebelum pelaksanaan model Think Talk and Write, pertemuan diawali
kelompok siswa di mana setiap kelompok bersifat heterogen dalam hal jenis
at ha
pada pelaksanaan model think talk and (ttw) pertemuan diawali dengan
gi a
penyampaian materi secara garis besar dan kompetensi yang ingin dicapai
la w
P Wi
secara klasikal, selanjutnya guru menyampaikan materi secara singkat dan
menuliskan hasil belajar secara individu dengan bahasa dan pemikiran siswa
43
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh metode dan
strategi pembelajaran yang dirancang oleh seorang guru. Metode dan strategi
memiliki kelebihan dan kekurangan, metode dan strategi yang dipilih guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Salah satu inovasi model
pembelajaran adalah Think Talk and Write (TTW) yang bertujuan meningkatkan
at ha
dan mengembangkan kreativitas siswa dalam berpikir kritis, berkarya dan
gi a
berkomunikasi secara aktif melalui diskusi kelompok, presentasi, dan
la w
P Wi
kunjungan anggota kelompok.
Siberman (2004), mengatakan bahwa” yang saya dengar, saya lupa. yang
an ya
saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat. Yang saya dengar, lihat, dan
ng id
pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai paham. Dari yang
Ja W
saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya mendapatkan pengetahuan dan
IE
dengan model Think Talk and Write (TTW) sehingga siswa benar-benar dapat
Hal senada diungkapkan oleh John Holt dalam Siber man (2004) bahwa proses
belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal berikut ini:
2).Memberikan contoh
44
4). Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain
model belajar Think Talk and Write (TTW). Model pembelajaran ini banyak
at ha
melibatkan siswa untuk berpikir kritis, berkreasi, dan bertukar informasi serta akan
gi a
terjadi kompetensi yang dinamis dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah
la w
P Wi
model pembelajaran ini adalah Think. Pada saat ini siswa dirangsang untuk
kesempatan berbicara, 4 siswa berkunjung untuk melihat hasil kerja kelompok lain
Ja W
temuannya pada kertas folio melalui scaner dan LCD untuk ditampilkankan pada
kelompok lain.
seperti ini siswa akan lebih kreatif dan menyenangkan yang pada akhimya dapat
45
BAB III
METODE PENELITIAN
at ha
kondisi yang alamiah (natural setting). Disebut sebagai penelitian deskriptif
gi a
kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat deskriptif
la w
kualitatif. Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma
P Wi
interpretatif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang
an ya
interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah, obyek yang
Ja W
alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh
IE
peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek
T
activities reserch) yang terdiri dari 1 siklus tiap siklusnya terdiri dari satu kali
pertemuan yang meliputi satu kali pertemuan pembelajaran dan dilaksanakan tes
tiga kata, Peneliti, Tindakan, dan Kelas. Sehingga Penelitian Tindakan Kelas
46
(PTK) adalah penelitian tindakan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau
saja yang dikumpulkan kuantitatif. PTK berbeda dengan penelitian formal, yang
bertujuan untuk menguji hipotesa dan membangun teori yang bersifat umum
at ha
kontekstualdan hasilnya tidak untuk digenerlisasi. Namun demikian hasil PTK
gi a
dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latarbelakang yang mirip
la w
P Wi
dengan yang dimiliki peneliti. (Ekawarna,2013: 6)
oleh geru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
ng id
meperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Ja W
Agung (2012: 63) menyatakan bahwa PTK adalah jenis penelitian untuk
IE
adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas dalam bahasa inggris
disebut dengan istilah classroom action research. Dari nama tersebut terkandung
cara menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
47
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
untuk siswa.
3..Kelas: dalam hal ini tidk terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
at ha
pengertian yang lebih spsifik, yakni sekelompok siswa yang dalam waktu yang
gi a
la w
sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Suharsini
P Wi
Arikunto (2007 :2 )
Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. dimana obyek yang alamiah
an ya
merupakan obyek yang berkembang apa adanya. tidak dimanipulasi oleh peneliti
ng id
dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut
Ja W
(Sugiyono, 2006:14)
IE
analisis belajar siswa. Indikator dalam penelitian ini adalah jika ≥ 75% siswa klas
XI TS punya motivasi belajar tinggi dan jika ≥ 75% siswa klas XI TS hasil
48
B. Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Siswa kelas XI Teknik Sipil Konstruksi beton
at ha
beralamat di Jl. KH Agus Salim Ledoksari, Kepek Wonosari Gunungkidul.
gi a
Sekolah tersebut adalah merupakan unggulan di Wonosari dengan indikator
la w
setiap tahun menerima jumlah siswa yang banyak dibanding dari sekolah-
P Wi
sekolah lain.
an ya
1.Data
IE
dapat berupa angka, lambang atau sifat. Menurut Arikunto (2002)”, data
S
merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun
suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai
informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (obsevasi) suatu objek. Data
yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu
dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang
49
suatumasalahharusmenyeluruhrelevan.http://www.pengertianahli.com/2013/11/p
engertian-data-dan-jenis-data.html 20/06/2017
a. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau
at ha
data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer,
gi a
peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat
la w
P Wi
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi,
kuesioner.
ng id
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
Ja W
berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder
IE
dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku,
T
S
laporan, jurnal, dan lain-lain. Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas
50
menggunakan metode pengumpulan data yang dilakukan pada natural setting
angket, observasi dan dokumentasi berupa ulangan siswa gunakan pada penelitian
adalah
a. Angket
at ha
merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara memberi
gi a
seperangkat pertanyaan tertulis kepada respon. Angket digunakan untuk
la w
mengetahui faktor –faktor rendahnya prestasi belajar mata pelajaran konstruksi
P Wi
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan ,
Ja W
b. Tes
T
S
mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu, Tes menurut Sujana (2012:
35)” pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
pengajaran sesuai tujuan pendidikan dan pengajaran”. Teknik tes ini akan
menghasikan data yang bersifat kuantitatif berupa nilai – nilai siswa. Arikunto
(2006: 150) berpendapat bahwa Tes adalah serentetan pertanyan atau latihan
51
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, kemampuan atau
at ha
pengumpulan data yang dilakukan pada natural setting (kondisi alamiah) dan
gi a
juga teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket, observasi
la w
P Wi
dan dokumentasi
ketentuan analisis belajar siswa. Indikator dalam penelitian ini adalah jika ≥
IE
75% siswa klas XI TS punya motivasi belajar tinggi dan jika ≥ 75% siswa
T
S
c).Wawancara (Interviw)
misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua,
52
d). Observasi
gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis
at ha
ukuran subyaktif yang dibuat bersekala. Walaupun skala bertingkat ini
gi a
menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu
la w
P Wi
tentang program atau orang. Intrumen ini dapat dengan mudah memberikan
e).Dokumentasi
T
S
gambar maupun elektronik . Dokumen yang dipilih sesuai dengan tujuan dan
fokus masalah. Metode dokumen ini dapat di terapkan unutk meneliti profil
53
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
E. Instrumen Penelitian
at ha
dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi
gi a
semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen
la w
P Wi
penelitian, Instrumen Penelitian yang digunakan adalah :
tertulis dengan jawaban yang telah tersedia,dapat dilihat tabel pada lampiran
ng id
2. Lembar Observasi.
Ja W
tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi
sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati
54
Tabel 3. 1
No Aspek keaktifan
1 Mencatat penjelasan dari guru
2 Merespon pertanyaan atau perintah dari guru
3 Mengajukan pertanyaan kepada guru
4 Berperan aktif dalam diskusi antar kelompok
at ha
5 Mengemukakan pendapat dalam kelompok
gi a
6
la w Mengerjakan soal di papan tulis
7 Mengerjakan tugas secara tuntas
P Wi
8 Menyimpulkan pelajaran diakhir pertemuan
Sumber: Acep Yoni (2010 : 170)
an ya
Kriteria yang digunakan dalam penilaian keaktifan siswa ini terbagi menjadi
ng id
Sangat Baik. Tingkatan selanjutnya skor 3 untuk kriteria keaktifan siswa Baik.
IE
Tingkatan selanjutny dengan skor 2 yang berarti nilai keaktifan siswa adalah
T
S
Cukup. Dan terendah dengan skor 1 untuk kriteteria keaktifan siswa Kurang.
Tabel 3. 2
Kriteria keaktifan siswa
No Kriteria Skor
1 Sangat Baik 4
2 Baik 3
3 cukup 2
4 kurang 1
Sumber: Penelitian terdahulu
55
3. Daftar Nilai Siswa
Hasil tes yang berupa daftar nilai siswa berfungsi untuk menunjukkan
disampaikan. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran dan dikerjakan oleh
at ha
penggunaan model Think, Talk, and Write (TTW) ini dapat meningkatkan
gi a
prestasi belajar mata pelajaran Konstuksi Beton Bertulang.
la w
P Wi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditetapkan dalam kurikulum satuan
yang harus dicapai oleh siswa pada setiap kompetensi dasar. Kriteria untuk
Ja W
adalah 75. Siswa dikatakan tuntas belajar apabila sudah mencapai nilai minimal
75. Kriteria untuk mengukur keberhasilan prestasi belajar siswa dilihat dari
prestasi belajarnya. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai tes pada setiap
akhir siklus pembelajaran. Prestasi belajar siswa dikatakan berhasil jika ≥ 75%
dari jumlah siswa tuntas belajar, dengan nilai Ketuntasan belajar minimal 75.
56
F. Teknik Analisis Data
at ha
kata-kata. Data kualitatif dapat diangkakan dalam bentuk ordinal atau ranking,
gi a
dalam teknik analisis ini peneliti menggunakan bantuan microsoft excel 2010.
la w
P Wi
Menurut Kunandar (2011: 128) data kualitatif yaitu data yang berupa
pandangan atau sikap terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa
Ja W
belajar,dan sejenisnya”.
T
S
penilaian yang dapat diangkakan. Analisis ini berupa aktivitas, hasil belajar
afektif, hasil belajar psikomotor, dan kinerja guru. Penelitian ini adalah Penelitan
pembelajaran Think Talk and Write (TTW). Adapun tujuan penelitian ini adalah
57
1. Mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar
at ha
“Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolaboratif
gi a
yaitu bahwa orang yang akan melakukan tindakan harus juga terlibat dalam proses
la w
P Wi
penelitian dari awal” (Madya, 1994 : 27). Pada penelitian ini, ditemukan
SMK Negeri 2 Wonosari yaitu masih rendahnya prestasi belajar Konstruksi Beton
ng id
Minimal (KKM)
IE
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc
T
S
Taggart (dalam Madya, 1994 : 25) “dimana setiap siklus terdiri dari empat
suatu spiral yang saling terkait”.Penelitian ini akan dilakukan beberapa siklus
Minimal.(KKM)
58
Gambar 3. 1
Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart
at ha
gi a
la w
P Wi
yang berupa wawancara dengan guru kelas yang bersangkutan dan observasi kelas
Ja W
and Write (TTW) untuk meningkatkan prestasi belajar Konstruksi Beton Bertulang.
1. Siklus Pertama
a. Perencanan (Planning)
59
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model Think Talk and Write (TTW). RPP disusun dengan
at ha
untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran
gi a
la w
3) Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan dan menyusun Lembar
P Wi
Kerja Siswa (LKS) dengan pertimbangan guru kelas yang sekaligus
an ya
5) Menyusun dan mempersiapkan soal tes untuk siswa. Tes sederhana akan
T
diberikan pada akhir siklus. Soal tes disusun dengan pertimbangan guru
60
b. Pelaksanaan (Action)
at ha
tadi bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dalam
gi a
pelaksanaannya. Langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah:
la w
P Wi
1) Siswa dibagi kelompok, dimana setiap siswa dalam setiap kelompok 3
sampai 5 siswa
an ya
ng id
kelompok mengerjakannya
IE
4) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil
5) Guru meminta tanggapan dari siswa dengan nomor yang sama dari
61
8) Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik di akhir
pelajaran
c. Observasi (Observation)
at ha
tindakan yang dilakukan dengan mengisi kolom-kolom pada lembar
gi a
la w
observasi sesuai dengan petunjuk pengisian. Observasi dilakukan untuk
P Wi
mengetahui adanya pengaruh perbaikan dan peningkatan proses
siklus selanjutnya.
IE
T
d. Refleksi (Reflection)
S
selanjutnya
62
2. Siklus Kedua
Tahapan alur siklus kedua dengan tahapan pada alur siklus pertama, namun
pada siklus kedua sudah ada perbaikan terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki.
sebagai berikut:
at ha
a. Perencanan (Planning)
gi a
la w
Tahap perencanaan ini dirancang untuk melakukan tindakan-tindakan yang
P Wi
akan dilaksanakan sebagai berikut:
an ya
pertama
T
S
satu kelompok
63
5) Menyusun dan mempersiapkan soal tes untuk siswa. tes sederhana akan
b. Pelaksanaan (Action)
at ha
dan peningkatan proses maupun prestasi belajar. tahap ini merupakan
gi a
la w
pelaksanaan atau penerapan isi rancangan. tindakan dilaksanakan
P Wi
berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, namun perencanaan yang dibuat
kelompok mengerjakannya
4) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil
64
5) Guru meminta tanggapan dari siswa dengan nomor yang sama dari
at ha
pembelajaran
gi a
c. Observasi (Observation)
la w
Observasi dilakukan pada saat tindakan sedang dilaksanakan.
P Wi
d. Refleksi (Reflection)
Berdasarkan hasil analisis, data hasil tes formatif dan hasil pengamatan
dilakukan refleksi. Pada kegiatan refleksi ini akan ditemukan kekuatan dan
65
maka kekuatan dan kelemahan tentang penggunaan model Think Talk and
at ha
bawah ini:
gi a
Data hasil tes siswa dianalisis dengan menggunakan 2 ketuntasan yakni
la w
P Wi
ketuntasan individual dihitung dengan rumus
௦௦௦௪
Nilai = ͲͲͳݔΨ
an ya
௦௦௨
(Sumber : Arikunto, 2001:236)
ng id
(jika hasil tes secara individual mencapai skor 75 maka siswa mencapa I
Ja W
௬௬௦௦௪௬௧௨௧௦ெ
T
Nilai = ்௧௦௦௪
X 100%
S
(jika mencapai minimal 75% maka dikatakan kelas mencapai ketuntasan klasikal).
Dengan melalui proses analisis data tersebut keberhasilan penelitian ini ditentukan
66
∑ siswa tuntas
Ketuntasan klasikal= X 100%
∑ total siswa
(Arifin, 2009)
batas ketuntasan klasikal yakni 75%. Jika nilai yang diperoleh adalah ≥ 75%
maka dinyatakan bahwa telah mencapai ketuntasan klasikal, namun jika nilai
at ha
yang diperoleh ≤ 75% maka dinyatakan kelas tersebut belum tuntas secara
gi a
klasikal. Kelas yang belum tuntas secara klasikal harus memperbaiki
la w
P Wi
pembelajaran pada siklus berikutnya. Hasil belajar siswa pada tiap akhir siklus
Penelitian ini dikatakan tuntas jika nilai hasil belajar siswa (hasil dari
ng id
≥ 75% dan siswa mencapai ketuntasan individu di atas nilai KKM yakni = 75
IE
67
BAB IV
Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjarak 40 km. Letak SMK Neger 2 Wonosari
at ha
ini berada di daerah Pedesaan yang mayoritas Penduduknya adalah petani.
gi a
Demikian juga dengan wali murid SMKN2 wonosari sebagian besar adalah petani
la w
Berdasarkan satuan fisiografis. Kecamatan Wonosari terletak di zone tengah yang
P Wi
terkenal dengan zone Ledoksari. Sehingga wilayah berupa dataran Sehingga tepat
an ya
bila wonosari dipilih sebagai pusat kegiatan pemerintah dan ekonomi di wilayah
ng id
berkumpulnya sumber 2 mata air, sehingga daerahnya relatif subur untuk usaha
IE
pertanian .
T
orang guru PNS dan 8 Guru Tidak Tetap(GTT) serta 16 Pegawa1 yang berststus
PNS,16 Pegawai tidak Tetap (PTT ). Semua guru dan Kepala sekolah yang
berstatus PNS sudah bersertifikasi sebagai pendidik sedangkan 13 guru tidak tetap
belum bersertifikasi.
68
Syarat berlangsungnya proses belajar mengajar adalah keberadaan peserta
berjumlah siswa 1418 siswa adapun subyek penelitian yang digunakan penelitian
ini adalah siswa kelas XI TS yang berjumlah 31 siswa yang terdidri dari 15 laki –
at ha
Adapun visi dan misi SMKN2 Wonosari Gunungkidul sebagai berikut :
gi a
1. Visi dan Misi SMKN2 Wonosari
la w
P Wi
Visi SMK Negeri 2 Wonosari adalah terwujudnya yang unggul untuk
pendidikan yang lebih tinggi yang mempunyai karakteristik UPPO dan mampu
69
keyakinan untuk masa depan yang lebih baik Guna memenuhi harapan tersebut
at ha
d. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.
gi a
e. Meningkatkan sarana prasarana dan lingkungan belajar yang nyaman.
la w
P Wi
f. Meningkatkan kemitraan dengan lembaga dalam negeri maupun lua negeri.
an ya
3. TUJUAN:
ng id
jenjang pendidikan yang lebih tinggi yang mempunyai karakteristik UPPO dan
70
B. Deskripsi Data
Data pada penelitian ini adalah data tentang minat siswa yang dilihat dari
Beton Bertulang yang telah dilaksanakan pada April sampai Juli 2017.
at ha
wawancara, tes, dan dokumentas. Data Penelitian diperoleh dengn menggunakan,
gi a
la w
instrumen berupa lembar observasi untuk mengetahui keaktifan siswa, Hasil tes
P Wi
siswa untuk mengetahui prestasi belajar siswa, dan angket mengetahui faktor –
an ya
faktor penyebab rendahnya prestasi belajar yang dilaksanakan dalam dua siklus
tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, tiap siklusnya terdiri dari satu kali
T
(reflection). Subyek penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI TS semester genap
dan 16 siswa permpuan variable dalam penelitian ini peliputi variable bebas yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe Think talk and Write (TTW) dan variable
terikat yaitu keaktifan siswa, hasil belajar siswa, serta ketuntasan hasil belajar
71
siswa.Adapun kondisi kelas sebelum diadakan tindakan pnelitian dapat dilihat
Tabel 4.1
Jumlah
at ha
No Rentang Nilai siswa Prosentase
1 95-100
gi a
la w 2 85-90 3 9.7
3 75-80 5 16.1
P Wi
4 < 75 23 74.2
Total 31 100
an ya
Rata-rata 60.65
Nilai tertinggi 90
ng id
Nilai terendah 30
Ketuntasan belajar 8 25.8
Ja W
Prestasi belajar siswa pada hasil tes sebelum tindakan hanya memperoleh
T
S
nilai rata-rata sebesar 60,65. Dari hasil terdapat 23 siswa memperoleh nilai kurang
dari 75 dan ketuntasan belajar hanya mencapai 8 siswa tuntas atau 25,8%.
72
1. Faktor – faktor Penyebab Prestasi Belajar Konstruksi Beton Bertulang Belum
siswa dalam pembelajaran, baik faktor yang berasal dari dalam individu
maupun dari luar individu siswa. Tetapi pada dasarnya faktor faktor tersebut
saling mendukung untuk munculnya prestasi siswa sesuai dengan potensi yang
at ha
dimilikinya. Faktor –faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar
gi a
Konstruksi Beton Bertulang pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Wonosari ini di
la w
P Wi
peroleh dengan menyebarkan angket kepada siswa untuk diisi oleh masing
tentang kondidsi nyata dari siswa mengenai faktor faktor yang menyebabkan
Ja W
a. Dua puluh tujuh siswa selalu mengerjakan tugas konstruksi beton bertulang
73
c. Pada sebagian kecil siswa yaitu sebelas siswa tidak mengulang pelajaran
sekolah.
d. Pada saat guru menjelaskan pelajaran, sebagian besar siswa yaitu dua puluh
at ha
empat siswa memperhatikan guru dan hanya tujuh siswa yang tidak
gi a
memperhatikan.
la w
P Wi
e. Dua puluh sembilan siswa mencatat materi pelajaran yang diberikan guru
tanpa harus disuruh, sementara dua siswa yang lainnya mencatat materi
an ya
f. Dalam hal keaktifan bertanya kepada guru, empat belas siswa menjawab
Ja W
guru, sehingga pendekatan Think, Talk, and Write (TTW) memang sangat
T
S
pertanyaan.
g. Kondisi siswa yang sakit akan menyebabkan siswa tidak masuk sekolah
seperti yang disampaikan oleh dua siswa. Kondisi siswa yang sakit juga akan
Sejumlah dua puluh sembilan siswa jarang masuk sekolah dengan alasan
74
h. Pembelajaran Konstruksi Beton Bertulang tiga belas siswa merasa pusing.
i. Siswa yang sakit tidak masuk sekolah. ada sepuluh siswa yang menyatakan
bahwa walaupun sakit tidak menjadi halangan untuk tetap belajar namun dua
at ha
j. Ketika siswa pulang dari sekolah, ada sepuluh orang tua yang menanyakan
gi a
pelajaran yang baru saja diterima di sekolah, sedangkan dua puluh satu siswa
la w
P Wi
mengatakan bahwa orang tua tidak menanyakan pelajaran dari sekolah.
Beton Bertulang, sedangkan tiga siswa yang menjawab tidak ada dorongan
Ja W
kepadaorang tuanya di rumah dan dua pulouh satu siswa tidak menanyakan,
dalam mengajar hanya menggunakan metode bahwa ceramah dan tugas saja
75
sangat tepat digunakan dalam proses pembelajaran karena siswa dapat saling
Beton Bertulang disampaikan dengan cara menarik dan lima belas siswa
menyatakan tidak menarik. Hal ini perlu diperbaiki oleh guru yaitu dengan
at ha
membuat pelajaran menjadi menarik dengan penggunaan pendekatan Think,
gi a
Talk, and Write (TTW) dalam pembelajaran. Pada saat pelajaran Konstruksi
la w
P Wi
Beton Bertulang berlangsung, dua puluh tiga siswa menyatakan pelajaran
yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah faktor dari
T
S
dalam diri siswa seperti kemauan untuk belajar, perasaan senang untuk mengikuti
adalah 1) faktor dari guru terutama dalam hal penggunaan metode pembelajaran
yang kurang bervariasi, jarang menggunakan media pembelajaran atau alat peraga.
Hal ini mengakibatkan siswa tidak senang atau tidak bersemangat dan bosan
76
dalam mengikuti pembelajaran yang berakibat prestasi belajar siswa menjadi
rendah. (2) keadaan kondisi di rumah, terutama tentang perhatian orang tua yang
kurang terhadap pelajaran yang diterima siswa di sekolah untuk diulang kembali di
rumah. Siswa belajar di sekolah menggunakan waktu yang sangat terbatas dan
mempunyai banyak waktu di rumah. Oleh karena itu, orang tua juga sangat
at ha
Konstruksi Beton Bertulang. Orang tua perlu memberikan pendampingan,
gi a
bimbingan dan motivasi kepada anaknya untuk terus belajar sehingga prestasinya
la w
P Wi
semakin meningkat sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM).
TS SMKN 2 Wonosari sangat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa sendiri
ng id
maupun faktor dari luar diri siswa. Apabila kedua faktor ini dapat dipadukan dan
Ja W
diterapkan dengan baik maka prestasi belajar Konstruksi Beton Bertulang pada
IE
minimal (KKM) yang diharapkan oleh sekolah bahkan prestasi siswa dapat
77
Tabel 4.2
at ha
3 Siklus Kedua 88% 18%
gi a
la w
Berdasarkan tabel 4.2 maka diperoleh kesimpulan bahwa keaktifansiswa
P Wi
mengalami peningkatan setiap siklusnya , Pada studi awal keaktifan siswa yaitu
an ya
model Think ,Talk and Write (TTW) mengalami peningkatan disetiap siklus
IE
T
Beton Bertulang Dengan model Pembelajaran Think Talk and Write (TTW,
Beton Bertulang adalah 75. Dari siswa 31 yang belum memenuhi KKM, 23 siswa
mendapat nilai < 75 (74,3%), dan dari 31 siswa yang sudah memenuhi KKM 8
siswa mendapat nilai > 75 (25,8%) hal ini bisa dilihat pada tabel.1
78
a. Prestasi Belajar Siklus I
pembelajatan Think Talk and Write (TTW). Pertemuan pertama selama waktu
at ha
gi a
Tabel 4.3
la w Hasil Belajar Siklus I
Jumlah
P Wi
No Rentang Nilai siswa Prosentase
1 95-100 2 6.5
an ya
2 85-90 6 19.4
3 75-80 10 32.3
ng id
4 < 75 13 41.9
Total 31 100
Ja W
Rata-rata 74.19
Nilai tertinggi 100
IE
Nilai terendah 50
T
pada Pra Siklus hanya sebesar 25,8% sehingga meningkat 58,06%, Tapi hal
ini belum sesuai dengan standar ketuntasan belajar klasikal yang ditetapkan
79
Tabel 4.4
Rentang
No Nilai Pra siklus Siklus I Keterangan
Jumlah Jumlah Jumlah
siswa Prosentase siswa Prosentase siswa Prosentase
1 95-100 2 6.5 2 6.5
2 85-90 3 9.7 6 19.4 3 9.7
3 75-80 5 16.1 10 32.3 5 16.1
at ha
4 < 75 23 74.2 13 41.9
Total 31 100 31 100 10 32.3
gi a
Rata-rata la w 60.65 74.19
Nilai tertinggi 90 100
P Wi
Nilai terendah 30 50
Ketuntasan
belajar 8 25.8 18 58,06
an ya
Dari Tabel 4.4 juga tampak bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I
Ja W
mencapai 74,19 berarti ada peningkatan 13,54 dibandingkan dengan hasil tes
IE
sebelum siklus yang hanya memperoleh 60,65 dengan nilai terendah 30 dan nilai
T
S
tertinggi 90.
dilihat pada tabel 4.4 menunjukan bahwa ada peningkatan keaktifan dalam proses
pembelajaran. Hal ini ditunjukan oleh peningkatan pada ketuntasan hasil belajar
32,3 selain itu dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah menunjukan sikap yang
gagasan secara tertulis, beberapa siswa sudah mau mempresentasikan hasil diskusi
80
kelompoknya dengan lancar, sudah berani bertanya, Adapun Parbandingan hasil
Grafik .4.1
at ha
gi a
la w
P Wi
an ya
ng id
Ja W
IE
T
dilihat pada tabel 4.3 menunjukan bahwa ada peningkatan keaktifan dalam proses
pembelajaran. Hal ini ditunjukan oleh peningkatan pada ketuntasan hasil belajar
32,3 selain itu dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah menunjukan sikap yang
gagasan secara tertulis, beberapa siswa sudah mau mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya dengan lancar, sudah berani bertanya. Kerja sama dalam kelompok
81
perlu ditingkatkan lagi, karena masih ada beberapa siswa yang kurang bisa bekerja
sama, sehingga berakibat pada belum efektifnya penggunaan waktu yang sesuai
dengan rencana pembelajaran. Hal ini dikarenakan mereka masih terbawa oleh
terutama yang terkait dengan penggunaan model pembelajaran Think Talk and
at ha
Write (TTW). Kelebihan pembelajaran dengan menggunakan Think Talk and Write
gi a
la w
(TTW) pada siklus pertama ini adalah:
P Wi
Kelebihan pembelajaran dengan model Think Talk and Write (TTW) pada siklus
an ya
pertama adalah:
ng id
penjelasan dalam tugas sehingga siswa masih banyak yang belum mencapai
kriterian Baik.
82
2. Pada pertemuan pertama belum semua siswa di bimbing dan pada pertemuan
kedua tidak semua kelompok di bimbing oleh guru sehingga tidak semua
3. Siswa yang tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik mendapatkan hasil tes
at ha
yang dihasilkan dari diskusi dengan observer untuk menyikapi hasil observer dan
gi a
la w
hasil tes formatif, perlunya perbaikan pembelajaran pada siklus kedua dengan
P Wi
memfokuskan pada pembelajaran model pendekatan Think Talk and Write (TTW)
an ya
dengan memberikan penjelasan kepada siswa terlebih dahulu terhadap tugas yang
ng id
Pada siklus pertama aktifitas guru pada siklus ini diamati oleh teman
IE
sejawat. Aktifitas guru pada pembelajaran guru masih memegang peranan penting
T
aktifitas pembelajaran masih didominasi oleh guru. Guru masih terlalu aktif
dalam siklus pertama dengan menggunakan model pembelajaran Think Talk and
Write (TTW) lebih aktif bila dibandingkan dengan pra siklus. Perbaikan
pembelajaran pada siklus pertama yang telah dilaksanakan dengan pra siklus
dibandingkan dengan Pra Siklus, dan hasil belum sesuai dengan harapan dan
83
masih dibawah kriteria yang diterapkan. Sehingga dilakukan pembelajaran siklus
kedua.
Pembelajaran model Think Talk and Write (TTW) Pada siklus II telah
dilaksanakan dalam satu siklus pertemua senin mei 2017, dapat disajikan pada
at ha
tabel 4.4 dibawah ini
gi a
la w Tabel 4.5
Jumlah
an ya
2 85-90 11 35.5
3 75-80 13 41.9
Ja W
4 < 75 4 12.9
Total 31 100
IE
Rata-rata 83.55
Nilai tertinggi 100
T
Nilai terendah 65
S
Hasil yang diperoleh pada siklus ke dua menunjukan telah sesuai dengan
kriteria yang diterapkan sehingga penelitian diahkiri pada siklus kedua. Hasil
model Think Talk and Write (TTW) dapat membuat pembelajaran lebih aktif dan
84
menyenangkan sehingga prestasi belajar siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan
Berdasarkan Tabel 4.5 bahwa hasil belajar siswa pada siklus II mengalami
peningkatan yang siknifikan yaitu memperoleh rata-rata nilai sebesar 83,55 serta
dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 100. Sebagai perbandingan hasil
at ha
belajar Siklus I dengan Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.
gi a
la w Tabel 4.6
P Wi
Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Hasil Belajar Siklus II
an ya
tampak pada tabel 4.6 menunjukan bahwa hasil belajar siswa terjadi peningkatan
keaktifan dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukan oleh hasil belajar siswa
29%, hasil belajaran pada siklus I ketuntasan belajar sebesar 58,06% dan
85
ketuntasan hasil belajar pada siklus II sebesar 87,1%. Selain itu dalam kegiatan
at ha
tampak pada tabel 4.6 menunjukan bahwa terjadi peningkatan keaktifan dalam
gi a
la w
proses pembelajaran terjadi kenaikan hasil belajar 29% , hasil pelajaran pada
P Wi
siklus I ketuntasan belajar sebesar 58,06% dan ketuntasan hasil belajar pada siklus
II sebesar 87,1%. Selain itu dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah menunjukan
an ya
bertanya. Semangat dan keaktifan belajar lebih baik juga kerja sama antar sesama
T
S
86
Grafik 4.2
at ha
gi a
la w
P Wi
an ya
Prestasi belajar siswa pada siklus kedua dilihat dari nilai rata- rata mengalami
kenaikan sebesar 83,55 bila dibandingkan dengan prestasi belajar pada siklus
IE
T
pertama. Siswa yang tuntas pada siklus kedua bertambah 9 siswa dibandingkan
S
Secara lengkap perkembangan peningkatan ketuntasan hasil belajar mulai dari Pra
siklus, siklus I dan siklus II dapat di sajikan pada tabel perbandingan Tabel 4.6
87
Tabel 4.7
Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Hasil Belajar Siklus II
Rentang
No Nilai Pra siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Jumlah Jumlah
siswa Prosentase siswa Prosentase siswa Prosentase
1 95-100 2 6.5 3 9.7
2 85-90 3 9.7 6 19.4 11 35.5
3 75-80 5 16.1 10 32.3 13 41.9
at ha
4 < 75 23 74.2 13 41.9 4 12.9
Total 31 100 31 100 31 100
gi a
Rata-rata la w 60.65 74.19 83.55
Nilai tertinggi 90 100 100
P Wi
Nilai terendah 30 50 65
Ketuntasan
8 25.8 18 58,06 27 87.1
belajar
an ya
Berdasar hasil belajar pada evaluasi Pra siklus, siklus I dengan siklus II
Ja W
seperti pada tabel 4.7 diatas menunjukan adanya peningkatan hasil belajar yang
IE
Peningkatan ketuntasan hasil belajar pada Pra siklus siswa tuntas 8 ( 25,8%)
S
ketuntasan hasil belajar siklus pertama 18 ( 58,06%) dan ketuntasan hasil belajar
pada siklus II siswa tuntas 27 ( 87,1%) sehingga peningkatan pra siklus ke siklus I
sebesar 22,26% dan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 29,4% untuk
jelasnya dilihat pada grafik 3 perbandingan hasil belajar Pra siklus, siklus I dan
88
Grafik 4.3
at ha
gi a
la w
P Wi
an ya
ng id
Ja W
a.)Pada study awal , jumlah siswa tuntas 8 ( 25%) dan rata – rata 60,65
b)Pada siklus pertama, jumlah siswa tuntas belajar 18 ( 58,06%) dan rata –
rata 74,19
c)Pada siklus kedua jumlah, siswa tuntas belajar adalah 27 ( 87,1%) dan rata
– rata 83,55
89
c).Hasil nilai siswa dari sebelum diadakan tindakan dan setelah diadakan
C. Pembahasan
at ha
disimpulkan bahwa faktor penyebab prestasi belajar Konstruksi Beton
gi a
Bertulang yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah
la w
faktor dari dalam diri siswa seperti kemauan untuk belajar, perasaan senang
P Wi
untuk mengikuti pembelajaran, keinginan untuk mengulang lagi pelajaran di
an ya
rumah, kemauan untuk mencatat materi pelajaran, kemauan untuk bertanya dan
ng id
pembelajaran atau alat peraga. Hal ini mengakibatkan siswa tidak senang atau
prestasi belajar siswa menjadi rendah. (2) keadaan kondisi di rumah, terutama
tentang perhatian orang tua yang kurang terhadap pelajaran yang diterima siswa
rumah. Oleh karena itu, orang tua juga sangat berperan penting dalam
90
meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pelajaran Konstruksi Beton
Wonosari sangat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa sendiri maupun
at ha
faktor dari luar diri siswa. Apabila kedua faktor ini dapat dipadukan dan
gi a
diterapkan dengan baik maka prestasi belajar konstruksi beton bertulang pada
la w
P Wi
siswa kelas XI TS SMKN 2 Wonosari dapat mencapaai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang diharapkan oleh sekolah bahkan prestasi siswa dapat
an ya
sebanyak 18% . Dengan hasil di atas dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil
belajar telah tercapai karena siswa yang tuntas. Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) secara klasikal sudah memenuhi standar kurikulum yakni di atas 75%
91
2).Prestasi Belajar Siswa
Ketiga Observer dalam hal ini mengamati siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Sebelum pelaksanaan dengan strategi Think Talk and Write guru
at ha
masing-masing terdiri dari 5 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan
gi a
rendah. Namun dalam hal ini akan ada satu kelompok yang terdiri dari 6 orang
la w
P Wi
siswa. Hal ini bertujuan agar memudahkan mengkondisikan siswa pada
ini sangat efektif jika dilekukan dalam kelompok heterogen dengan julah 3-5
ng id
melalui analisis data, baik data siklus I maupun data siklus II akan dipaparkan
IE
92
ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa membayangkan permasalahan
beberapa contoh yang objek kajiannya diupayakan ada di dunia reil dengan
at ha
menjadi 6 kelompok dengan masing – masing kelompok terdiri dari 5 siswa
gi a
dan ada satu kelompok 6 siswadengan kemampuan yang heterogen.
la w
P Wi
b). Kegiatan Inti, kegiatan inti dibagi menjadi 3 tahap, sesuai dengan tahapan
an ya
dalam strategi Think Talk and Write (TTW) yakni tahap Think, tahap Talk,
1. Tahap Think, pada tahap ini siswa diberi instruksi untuk membaca
IE
pada LKS yang telah disediakan guru. Pada siklus I dan siklus II hampir
semua siswa melaksanakan aktivitas Think dengan baik, mulai dari membaca
dalam hati dan kemudian mencoba menuliskan ide-ide dan kesulitan yang
93
mengalami kebingungan tentang apa yang harus dituliskan di dalam catatan
pancingan dan pemberian contoh. Pada siklus ke 2 siswa sudah tidak lagi
at ha
mendapat kebingungan, bahkan mereka sudah langsung membaca
gi a
permasalahan, dan membuat catatan kecil saat guru masih memberikan
la w
P Wi
penjelasan untuk mengingtkan mengisi catatan kecil.
siswa, hal ini bertujuan agar semua siswa bertanggung jawab mengisi LKS
IE
meminta bantuan guru. Dalam hal ini peran guru untuk memberikan bantuan
94
kepada siswa. Dari kegiatan-kegiatan siswa di atas dapat diketahui bahwa
tidak nyaman dengan kelompoknya, dan pada siklus II sebagian besar siswa
siklus tersebut terkadang terlihat ada anggota kelompok yang pasif dan
at ha
menunggu hasil jawaban kelompoknya. Untuk siklus I siswa masih merasa
gi a
kesulitan dalam mengerjakan LKS karena belum terbiasa memecahkan
la w
P Wi
permasalahan dalam kelompok, tetapi semua kelompok menyelesaikan
kepada siswa tersebut agar mau bertanya dan berdiskusi dengan teman yang
Ja W
lain agar tidak hanya menunggu jawaban akhir tanpa tahu prosesnya. Hal ini
IE
kelompoknya. Pada siklus II pengerjaan LKS lebih cepat dari waktu yang
95
enggan menjelaskan karena merasa sudah cukup jelas bagi teman-temannya
papan tulis ternyata sedikit menguras waktu. Untuk perbaikan, pada siklus II
papan tulis untuk jawaban yang membutuhkan gambar saja. Siswa yang
at ha
belum terbiasa mempresentasikan hasil diskusinya kepada teman satu
gi a
kelasnya terkesan hanya membaca jawabannya, tetapi kemudian guru
la w
P Wi
memberikan pertanyaan pancingan untuk memacing penjelasan siswa
kelompoknya.
Ja W
3. Tahap Write, tahap ketiga dalam pembelajaran ini adalah Write. Pada
IE
c).Kegiatan akhir, kegiatan akhir diisi dengan memberikan tes di setiap akhir
siklus, dan memberikan PR. Kuis yang diberikan hanya terdiri 1 sampai 5
soal dengan alokasi waktu 1,5 jam dengan waktu yang cukup, karena satu
96
jam. Pada siklus I dan siklus II tes diberikan sesuai dengan alokasi yang
pada siklus 1 dapat dilihat sebanyak 58,06% (18) siswa tuntas, sedangkan
at ha
pada siklus 2 sebanyak 87,1% (27) siswa tuntas. .
gi a
Dari Tabel Belajar Konstruksi Beton Bertulang pada Siklus I pada
la w
P Wi
penerapan model pembelajaran Think Talk and Write (TTW) bahwa siswa yang
atau prosentase mencapai 58,06% dengan rata rata nilai mencapai 74,19 dan
ng id
sebanyak 27 siswa tuntas atau 87.1% nilai rata-rata 83,55 dan terendah 50 serta
Ja W
Hal – hal yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan kelas Pada Siklus I
T
S
adalah: Ada beberapa siswa yang masih malas berfikir, kurang semangat
sehingga kurang rasa percaya diri yang mengakibatkan kerja kelompok agak
lambat. Aktifitas guru pada siklus ini masih memegang peranan penting dan
97
menunjukan peningkatan yang siknifikan, walaupun sudah ada peningkatan
Naiknya prestasi belajar siswa atau hasil belajar siswa dalam penelitian
ini didasarkan dari aspek kognitif yang meningkat dari pra Siklus , siklus
pertama dan siklus kedua. Analisis terhadap hasil belajar siswa pada saat pra
siklus didapatkan dari ulangan harian materi sebelumnya dimana rata – rata
at ha
hasil belajar siswa mencapai 60.65 dengan 8 siswa yang tuntas dari 31 siswa .
gi a
la w
hal ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada saat pra siklus masih rendah.
P Wi
Pada siklus I rata – rata hasil belajar siswa sebesar 74,19 meningkat menjadi 18
an ya
siswa dari 31 siswa. Hal ini pada siklus ini belum dapat dikatakan mencapai
pada siklus I. Hasil belajar pada siklus 2 mulai meningkat bila dibandingkan
T
dengan rata-rata hasil belajar pada siklus I. Pada siklus I mencapai rata- rata
S
Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari pra siklus,
siklus I sampai siklus 2, dari ketuntasan hasil belajar Pra siklus sebesar 25,8%
siklus I masih belum mencapai KKM SMK Negeri 2 Wonosari, namun untuk
siklus 2 ketuntasan hasil belajar siswa sebesr 87,1% artinya 27 dari 31mencapai
98
nilai ≥ 75% dari jumlah maksimal 100, sehingga pada siklus 2 ini ketuntasa
siswa yang telah memenuhi kriteia yang ditetapkan yaitu melebihi dari 75%
at ha
model pembelajaran Think Talk and Write (TTW) ini cukup sampai pada siklus
gi a
la w
kedua, dan dinyatakan bahwa hasil belajar siswa telah mencapai Kriteria
P Wi
Ketuntasan Minimal (KKM). dengan demikian penggunaan model think talk
an ya
and write (TTW) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran konstruksi
beton bertulang pada siswa kelas xi ts jurusan teknik sipil smk negeri 2
ng id
Ja W
wonosari gunungkidul.
IE
T
S
99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
at ha
1. Prestasi belajar Konstruksi Beton Bertulang kelas XI TS SMKN2 wonosari
gi a
la w
belum mencapai ketuntasan minimal disebabkan Faktor yang berasal dari
P Wi
dalam diri siswa sendiri, motivasi belajar yang rendah kondisi siswa yang
tidak sehat. Faktor dari luar siswa seperti guru tidak menggunakan model ,
an ya
observer terhadap aktivitas belajar siswa yang telah dilakukan mulai dari
siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan di setiap siklusnya. Nilai rata-rata
aktivitas siswa siklus I mencapai 74,19 pada siklus II menjadi 83,55 terjadi
persentase ketuntasan siklus pertama 18 siswa tuntas atau 58,06% dan siklus
100
Penerapan model pembelajaran Think Talk and Write (TTW) dalam pembelajaran
Konstruksi Beton Bertulang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik dalam
B. Saran
memberikan saran dalam penggunaan model pembelajaran think talk and write
at ha
(ttw) pada pembelajaran konstruksi beton bertulang kelas xi ts smk negeri 2
gi a
la w
wonosari gunungkidul sebagai berikut:
P Wi
1. Siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
an ya
dengan semangat belajar siswa yang akan memperkaya ilmu pengetahuan dan
T
wawasan.
S
and Write (TTW), pada mata pelajaran Konstruksi Beton Bertulang sehingga
101
Daftar Pustaka
Asep Yoni (2010).Menyusun Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta:Familia
Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Bioilmi Vol. 3
at ha
Astuti, Dwi. (2014). Peningkatan Motovaasi Belajar Matematika Melalui Strategi
gi a
Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Pada Siswa Kelas V MI
la w
Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Tahun Pelajaran 2013/2014.
P Wi
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
an ya
(http://digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1161)
IE
Bumi Aksara
Aryanti, widya octa.( 2016). penerapan model pembelajaran think talk, wite untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas v pada mata pelajaran ips
bandar lampung
102
Bahrul Hayat & Suhendra Yusuf. (2012). Benchmark Internasional Mutu Pendidikan.
at ha
Fatmawati, Dwitya Nadia. (2010). Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk
gi a
la w
Write Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Kelas X-1 SMA Al
P Wi
Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Universitas Sebelas
an ya
Maret. Surakarta.
ng id
Hasan Alwi. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ja W
Alfa Beta.
T
S
103
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Bandung: Rineka cipta
cipta.
Sutopo. (2006). metode penelitian kualitatif dasar teori dan penerapannya dalam
at ha
Sugihartono, dkk. (2007). psikologi pendidikan. yogyakarta: uny press.
gi a
Suharsimi arikunto. (2006). prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. jakarta: pt
la w
P Wi
rineka cipta.
Sudjana, nana( 2002) dasar dasar proses belajar mengajar, bandung : sinar baru
algensindo
sidoarjo.
104
Trinandita,( 2008). penerapan metode pembelajaran aktif sebagai upaya membantu
at ha
Suyanto. (1997). pedoman pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk) pengenalan
gi a
penelitian tindakan kelas. yogyakarta: dirjen dikti.
la w
P Wi
(http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/)
suatumasalahharusmenyeluruhrelevan.http://www.pengertianahli.com/2013/11/p
an ya
engertian-data-dan-jenis-data.html 20/06/2017
ng id
Ja W
IE
T
S
105