Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS GURU PROFESIONAL DALAM MENGAJAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester pada Mata Kuliah Profesi
Pendidikan

Dosen Pengampu:
Dr. Sukatman, M.Pd.
NIP. 0023016403

Disusun Oleh:
Nama : Imma Sajarotul Maulida
NIM : 200210402003
Kelas : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena hanya
dengan rahmatNya-lah kami bisa menyusun makalah ini tepat waktu. Sholawat
dan salam tak lupa kami panjatkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW. yang telah memberi syafaat-Nya kepada kita.

Dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Profesi Pendidikan, maka


kami membuat makalah sesuai dengan tugas yang sudah diberikan kepada kami.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan tentang
Analisis Guru Profesional Dalam Mengajar

Kami berharap materi yang ada dapat digunakan sebagai salah satu
pedoman dalam proses pembelajaran. Kami mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Dr. Sukatman, M.Pd atas bimbingannya serta kepada teman-teman yang
telah mendukung kami dalam menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna karena pengetahuan


yang kami miliki cukup terbatas. Maka dari itu, kami menerima kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan.

Jember, 12 Desember 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

i
I. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No.


20. tahun 2003, pasal 39 ayat 1 disebutkan tentang tugas-tugas tenaga
kependidikan yaitu "tenaga kependidikan bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan
teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan"
sedangkan pada ayat 2 menyatakan " pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi ". dari isi pasal 39 dengan 2 ayat diatas terlihat
bahwa tugas seorang guru bukan merupakan tugas yang ringan akan tetapi tugas
yang memerlukan pengorbanan baik tenaga, maupun waktunya.

Tantangan seorang guru dimasa depan adalah tantangan


menghadapi perkembangan masa depan yang selalu berubah (M.
Nurdin. 2005), ia harus menjadi seorang pendidik sekaligus penolong
bagi anak didiknya terhadap dampak-dampak globalisasi yang sampai
sekarang menunjukan dampak yang kurang baik bagi perkembangan
generasi bangsa terutama pada perkembangan moral anak bangsa.

Informasi tentang banyaknya pengangkatan guru memicu


banyaknya orang mengejar profesi sebagai guru, muncul kekhawatiran dari
peniliti terkait dengan motivasi yang di bawa oleh mahasiswa yang mengambil
mata kuliah di keguruan, apakah ketika mereka memutuskan untuk menggeluti
profesi sebagai guru atas dasar panggilan hati nurani atau hanya sebagai batu
loncatan karena tidak ada pekerjaan yang bisa ia dapatkan, jika memang benar
hanya sebagai batu loncatan maka akan terciptalah guru yang
mempunyai mental seperti kasus yang telah disampaikan oleh peneliti di
atas.

ii
II. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penilaian orang lain terhadap guru?

2. Bagaimana kode etik, tugas, tanggung jawab dan peran


seorang guru ?

3. Bagaimana hasil analisis kasus guru yang di muat di


harian jawa pos edisi Jum’at 19 Februari 2010, yaitu kasus Guru
THL SDN Socah Dimassa?

III. Tujuan Penulisan Makalah

1. Mahasiswa dapat memahami penilaian orang lain


terhadap guru

2. Mahasiswa dapat memahami kode etik, tugas, tanggung


jawab dan peran seorang guru

3. Mahasiswa dapat memahami hasil analisis kasus guru


yang di muat di harian jawa pos edisi Jum’at 19 Februari 2010,
yaitu kasus Guru THL SDN Socah Dimassa.

iii
BAB II

PEMBAHASAN

1. Penilaian Terhadap Guru

Pekerjaan yang geluti guru merupakan pekerjaan yang mulia, mereka


melepaskan belenggu kebodohan, mencerdaskan manusia, menciptakan manusia
berakhlak, berbudi, beriman, bertaqwa, menggunakan perasaan, fikiran, dan
melatih ketrampilan manusia.

Guru dikenal sebagai agen perubahan, agen sosial, agen budaya, agen
nilai, agen agama, dan masih banyak lagi pangkat yang disandang oleh guru.

Penyair Syayuki (dalam, Mohd.Athiyah Al-Abrasy, 1969:131) mengakui


nilai seorang guru dengan kata –kata sebagai berikut “Berdiri dan hornatilah guru
dan berilah ia penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang
rasul”.

Sekarang pengakuan terhadap seorang guru hanya tinggal sebatas


kenangan, bahwa beliau adalah guruku, ustazku, kepedulian terhadap jasa yang
diberi oleh guru telah terlindas oleh kesibukan material, dan kadang-kadang guru

iv
diukur dengan material, sebagian orang tua menitip uang kepada anaknya untuk
diberikan kepada gurunya, agar guru itu memberi perhatian kepada anak-anak
mereka, hal ini yang merusak lembaga pendidikan kita saat ini, sehingga guru
cenderung materialistis.

2. Mengetahui Kode Etik, Tugas, Tanggung Jawab Dan Peran Seorang


Guru

a. Kode Etik Guru Indonesia

Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian


terhadap tuhan yang maha esa, bangsa, dan negara, serta kemanusiaan pada
umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia kepada Undang-
Undang dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. oleh sebab itu,
guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani
dasar-dasar sbagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia


Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai


bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang


berhasilnya proses belajar mengajar.

5. Guru memelihara hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat


sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab
bersama terhadap pendidikan.

6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan


meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

v
7. Guru memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu


organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang


pendidikan.
Dari sembilan kode etik tersebut diatas, makalah ini hanya membahas
lima kode etik saja. Berikut secara rinci akan diuraikan satu-persatu.

b. Sumpah/Janji Guru Indonesia

Pasal 3

(1) Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia sebagai wujud


pemahaman, penerimaan, penghormatan, dan kesediaan untuk
mematuhi nilai-nilai moral yang termuat di dalam Kode Etik Guru
Indonesia sebagai pedoman bersikap dan berperilaku, baik di sekolah
maupun di lingkungan masyarakat.

(2) Sumpah/janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus


organisasi profesi guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja
masing-masing.

(3) Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh


penyelenggara satuan pendidikan.

Pasal 4

(1) Naskah sumpah/janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang


tidak terpisahkan dari Kode Etik Guru Indonesia.

(2) Pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara

vi
perorangan atau kelompok sebelumnya melaksanakan tugas.

c. Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional

Pasal 5

Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari :

(1) Nilai-nilai agama dan Pancasila

(2) Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,


kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

(3) Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi
perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan
spiritual,

Pasal 6

(1) Hubungan Guru dengan Peserta Didik:

a. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga didik,


mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih,menilai, dan
mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.

b. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan


mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah,
dan anggota masyarakat

c. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik


secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan
pembelajaran.

d. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan

vii
menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.

e. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus


berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana
sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif
dan efisien bagi peserta didik.

f. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa


kasih sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang
di luar batas kaidah pendidikan.

g. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan


yang dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.

h. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk


membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan
kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.

i. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali


merendahkan martabat peserta didiknya.

j. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya


secara adil.

k. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi


kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.

l. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan
penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta
didiknya.

m. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta


didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar,
menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.

viii
n. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi serta didiknya untuk
alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan
pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.

o. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan


profesionallnya kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar
norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama.

p. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional


dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan
pribadi.

(2) Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Siswa :

1. Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien


dengan Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses pedidikan.

2. Guru mrmberikan informasi kepada Orangtua/wali secara jujur dan


objektif mengenai perkembangan peserta didik.

3. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain


yang bukan orangtua/walinya.

4. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan


berpatisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas
pendidikan.

5. Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai


kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada
umumnya.

6. Guru menjunjunng tinggi hak orangtua/wali siswa untuk


berkonsultasin dengannya berkaitan dengan kesejahteraan kemajuan,
dan cita-cita anak atau anak-anak akan pendidikan.

ix
7. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional
dengan orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungna-
keuntungan pribadi.

(3) Hubungan Guru dengan Masyarakat :

1. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan


efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan
pendidikan.

2. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembnagkan


dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.

3. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam


masyarakat

4. Guru berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan


prestise dan martabat profesinya.

5. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan


masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan
kesejahteraan peserta didiknya

6. Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-


nilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan
dengan masyarakat.

7. Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya


kepada masyarakat.

8. Guru tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupam


masyarakat.

(4) Hubungan Guru dengan sekolah

1. Guru memelihara dan eningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi

x
sekolah.

2. Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif
dalam melaksanakan proses pendidikan.

3. Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif.

4. Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.

5. Guru menghormati rekan sejawat.

6. Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat

7. Guru menjunung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan


kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional.

8. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya


untuk tumbuh secara profsional dan memilih jenis pelatihan yang
relevan dengan tuntutan profesionalitasnya.

9. Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan


pendapat-pendapat profesionalberkaitan dengan tugas-tugas
pendidikan dan pembelajaran

10. Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan


kemanusiaan dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat.

11. Guru memliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat


meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan
tugas-tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.

12. Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari


kaidah-kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat
profesionalnya.

13. Guru tidak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyaan keliru

xi
berkaitan dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon
sejawat.

14. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat


yang akan merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya

15. Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional


sejawatnya atas dasar pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarnya.

16. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk
pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.

17. Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung
atau tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.

(5) Hubungan Guru dengan Profesi :

1. Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi

2. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu


pendidikan dan bidang studi yang diajarkan

3. Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya

4. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam


menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggungjawab atas
konsekuensiinya.

5. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab,


inisiatif individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan profesional
lainnya.

6. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat


yang akan merendahkan martabat profesionalnya.

xii
7. Guru tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan proesionalnya

8. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari


tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di
bidang pendidikan dan pembelajaran.

(6) Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya :

a. Guru menjadi anggota aorganisasi profesi guru dan berperan serta


secara aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi
kepentingan kependidikan.

b. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang


memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan

c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat


informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan
masyarakat.

d. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam


menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab atas
konsekuensinya.

e. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk


tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-
tindakan profesional lainnya.

f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat


yang dapat merendahkan martabat dan eksistensis organisasi
profesinya.

g. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk


memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.

xiii
h. Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai
organisasi profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

(7) Hubungan Guru dengan Pemerintah :

a) Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program


pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD
1945, UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang
Tentang Guru dan Dosen, dan ketentuan Perundang-Undang lainnya.

b) Guru membantu Program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan


berbudaya.

c) Guru berusaha menciptakan, memeliharadan meningkatkan rasa


persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berdasarkan pancasila dan UUD1945.

d) Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh


pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan
pembelajaran.

e) Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang


berakibat pada kerugian negara.

d. Pelaksanaan , Pelanggaran, dan sanksi

Pasal 7

(1) Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan


Kude Etik Guru Indonesia.

(2) Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik


Guru Indonesia kepada rekan sejawat Penyelenggara pendidikan,
masyarakat dan pemerintah.

xiv
Pasal 8

(1) Pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan


Kode Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku
yang berkaitan dengan protes guru.

(2) Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia dikenakan sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

(3) Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan sedang dan berat.

Pasal 9

(1) Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan


pelanggaran terhadap Kode Etik Guru Indonesia merupakan
wewenang Dewan Kehormatan Guru Indonesia.

(2) Pemberian sanksi oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus objektif

(3) Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi
guru.

(4) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan upaya


pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk
menjaga harkat dan martabat profesi guru.

(5) Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Guru
Indonesia wajib melapor kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia,
organisasi profesi guru, atau pejabat yang berwenang.

(6) Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau tanpa


bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasehat hukum sesuai
dengan jenis pelanggaran yang dilakukan dihadapan Dewan

xv
Kehormatan Guru Indonesia.

3. Hasil Analisis Kasus “ANALISIS GURU THL SDN SOCAH


DIMASSA” Koran Jawa Pos Jum’at 19 Februari 2010.

A. Analisis Kasus Dilihat Dari Segi Profesionalitas Guru

1. Deskripsi Guru Profesional

Profesional dilihat dari kriteria yang dikemukakan para ahli


mempermudah kita memahami dan mengetahui kaidah-kaidah profesi, secara
konsep profesional memiliki aturan-aturan dan teori, teori untuk dilaksanakan
dalam praktik dan unjuk kerja, teori dan praktik merupakan perpaduan yang tidak
dapat dipisahkan.keterampilan dalam pekerjaan profesi sangat didukung oleh teori
yang telah dipelajarinya. Jadi seorang profesional dituntut banyak belajar,
membaca dan mendalami teori tentang profesi yang digelutinya.

Secara konseptual, unjuk kerja guru menurut Depdikbud dan johnson


(1980) (dalam sanusi, 1991:36) mencakup tiga aspek, yaitu:

(a) Kemampuan profesional, mencakup:

1. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus
diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya
itu.

2. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan


keguruan.

3. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.

(b) Kemampuan sosial, mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri pada


tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawa tugasnya sebagai
guru.

xvi
(c) Kemampuan personal, mencakup:

1. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru,


dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.

2. Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dianut


oleh seseorang guru.

3. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan


bagi para siswanya.

2. Syarat-syarat Guru Profesional

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang


dibayangka sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan
menyampaikannya kepada siswa kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah
dapat dikategorikakn sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena
guru profesional, mereka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan
khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya
sebagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara: “utwuri handayani, ing garso sung
tulodo, ing madyo mangun karso”. Tidak cukup dengan menguasai materi
pelajaran akan tetapi mengayomi murud, menjadi contoh bagi murid serta selalu
mendorong murid untuk lebih maju dan lebih baik.guru profesional selalu
mengembangkan dirinya terhadap pengetahuan dan mendalami keahliannya,
kemudian guru profesional rajin membaca literatur- literatur. Oemar Hamalik
dalam bukunya Profesi Belajar Mengajar (2001; 118), guru profesional harus
memiliki persyaratan, yang meliputi:

1. Memiliki bakat sebagai guru.

2. Memiliki keahlian sebagai guru.

3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.

xvii
4. Memiliki mental yang sehat.

5. Berbadan sehat.

6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.

7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila.

8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.

xviii
B. Analisis Kasus Dilihat Dari Segi Kode Etik, Tugas, Tanggung Jawab Dan
Peran Seorang Guru

Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian


terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, dan Negara serta pada kemanusiaan
pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD
1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia 17 Agustus 1945, oleh kerena itu, Guru Indonesia terpangil
untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia


pembangunan yang ber-Pancasila.

a. Guru menghormati hak individu dan kepribadian anak didiknya masing-


masing

b. Guru berusaha mensusseskan pendidikan yang serasi (jasmaniyah dan


rohaniyah) bagi anak didiknya

c. Guru harus menghayati dan mengamalkan pancasila

d. Guru dengan bersunguh-sunguh mengintensifkan Pendidikan Moral


Pancasila bagi anak didiknya

e. Guru melatih dalam memecahkan masalah-masalah dan membina daya


krasai anak didik agar kelak dapat menunjang masyarakat yang sedang
membangun

f. Guru membantu sekolah didalam usaha menanamkan pengetahuan


keterampilan kepada anak didik.

2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai


dengan kebutuhan anak didik masing-masing.

a. Guru menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan anak

xix
didiknya masing-masing

b. Guru hendaknya luwes didalam menerapkan kurikulum sesuai dengan


klebutuhan anak didik masing-masing

c. Guru memberi pelajaran di dalam dan di luar sekolah berdasarkan


kurikulum tanpa membeda-bedakan Janis dan posisi orang tua muridnya

3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang


anak didik,. Tetapi menghindarkan diri dari segtsala bentuk penyalah gunaan

a. Komunikasi Guru dan anak didik didalam dan diluar sekolah dilandaskan
pada rasa kasih sayang

b. Untuk berhasilnya pendidikan, maka Guru harus mengetahui kepribadian


anak dan latar belakangt keluarganya masing-masing.

c. Komunikasi Guru ini hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan


pendidikan anak didik

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan


dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik

a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekol;ah sehingga anak didik betah


berada dan belajar di sekolah

b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua murid sehingga dapat
terjalin pertukaran informasi timbale balik untuk kepentingan anak didik

c. Guru senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik membangun


yang disampaikan orang tua murid/ masyarakat terhadap kehidupan
sekolahnya.

d. Pertemuan dengan orang tua murid harus diadakan secara teratur

5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya

xx
maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan

a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan

b. Guru turut menyebarkan program-progaram pendidikan dan lkebudayaan


kepada masyarakat seketernya, sehingga sekolah tersebut turut berfubgsi
sebagai pusat pembinaan dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan
ditempat itu

c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai
unsur pembaru bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya.

d. Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya didalam berbagai aktifitas

e. Guru menusahakan terciptanya kerjasama yang sebaik-bainya antara


sekolah, orang tua murid, dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha
pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan tangung
jawab nersama antara pemerintah, orang t5ua murid dan masyarakat.

6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama mengembangkan dan


meningkatkan mutu profesinya.

a. Guru melanjutkan setudinya dengan :

· Membaca buku-buku

· Mengikuti loka karya, seminar, gterakan koperasi, dan pertemuan-


pertemuan

pendidikan dan keilmuan lainnya

· Mengikuti penataran
· Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian

b. Guru selalu bicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan martabat


profesinya,

xxi
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.

a. Guru senantiasa saling bertukar informasi pendapat, salung menasehatri


dan Bantu-membantu satu sama lainnya, baik dalam hubungan
kepentingan pribadi maupun dalam menuaikan tugas profgesinya

b. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik


rekan-rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru baik secara
keseluruhan maupun secara pribadi

8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan


organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.

a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi Guru yang bermaksud


membina profesi dan pendidikan pada umumnya

b. Guru senantiasa berusaha bagi peningkatan persatuan diantara sesame


pengabdi pendidikan

c. Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap-sikap


ucapan, dan tindakan yag merugikan organisasi

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan


pemerintah dalam bidang pendidikan

a. Guru senantiasa tunduk terhadap kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan


pemerintah dalam bidang pendidikan

b. Guru melakukan tugas profesinya dengan disiplin dan rasa pengabdian

c. Guru berusaha membantu menyebarkan kebijak sanaan dan program


pemerintah dalam bidang pendidikan kepada orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya

d. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan

xxii
dilingkungan atau didaerahnya sebaik-baiknya.

Menurut uraian diatas mengenai Kode Etik Guru, kita perlu melihat
pula:
Kualitas guru-guru di Indonesia- khususnya yang berstatus PNS dan guru sekolah
swasta yang “hidup segan mati takmau”, juga saat ini berada dalam titik “rendah”.
Para guru juga tidak hanya gagap dalam beradaptasi dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan fenomena sosial kemasyarakatan, mereka juga terjebak dalam
kebiasaan menjadi “robot” kurikulum pendidikan. Prakarsa inisiatif para guru
untuk belajar mengalimetode, bahan ajar dan pola relasi belajar-mengajar yang
baru sangat minimalis. Tidak mengherankan ketika Depdiknas merekonsepsikan
dan mengimplementasikan kerangka kurikulum pembaruan, KBK (kurikulum
berbasis kopetensi), banyak guru yang sangat sulit memahami. Banyak yang
menggerutu dan beranggapan KBK hanya sebagai wujud kurikulum yang
“ngayawara” (tidak realistik).

Rendahnya mutu atau kapabilitas guru di Indonesia, selama ini


disebabkan oleh beberapa factor. factor structural: para guru selama tiga dekada
Orde Baru dijadikan “bemper” politik bagi kekuatan partai Golkar. Guru dijadikan
agen politik pembagunanisme dan juga agen pemenangan program partai golkar.
Melelui organisasi Korpri dan PGRI, mereka dijadikan proyek korporatisme
Negara. kuatnya politik pendidikan, yang mengontrol arah dan system pendidikan
selama tiga decade membuat para guru seperti “robot” ang dipenjara melelui
tuggas-tugas kedinasan yang stagnan. rendahnya tingkat kesejahteraan guru
Indonesia membuat mereka tidak bisa optimal dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya sebagai pendidik dan pengajar karena selalu mengurusi persoalan
ekonomi keluarga. kuatnya kultur feodalistik dalam dunia pendidikan, sehingga
tidak terjadi proses “social clustering” dan regenerasi ekskusif

komunitas guru muda.


Tabel Pengamatan kasu Guru THL SDN Socah Dimassa

No. Kasus Nilai Profesional-

xxiii
moral
itas

1. Guru THL SDN Socah Dimassa Dari aspek Dari segi


moral profesional-
Bangkalan-Nasib sial dialami Ismail, S.Pd, kasus ini itas juga
guru THL (Tenaga Harian Lepas) di SDN Parseh memiliki memiliki
3, Socah. Tenaga pendidik yang masih berusia 26 nilai nilai negatif
tahun ini babak belur dihajar massa saat ketahuan negatif
mencuri burung di perumahan Pondok Halim II, bagi guru
Jl. Halim Perdana Kusuma. Kini dia mendekam
di penjara dan hanya bisa menyesali
perbuatannya.

Perbuatan tak terpuji “Umar Bakri” ini terjadi


rabu(17/2) dini hari. Saat tengah malam, Ismail
masuk kompleks Perumahan Pondok Halim II di
Desa/Kec. Burneh. Dia mengambil burung
prenjak milik Bayu Sugiono, 28 yang berada di
Blok D Nomor 7. namun sial, setelah berhasil
mengambil burung incarannya, dia ketahuan sang
pemilik yang langsung berteriak maling. Sontak
warga berhamburan dan menghajarnya.

“Siang harinya dia memang sudah datang ke


rumah saya dan berpura-pura menawar burung
sekaligus mencari sangkar,” ujar Bayu yang
memang dikenal sebagai pedagang burung
berkicau.

Untungnya nyawa Ismail masih tertolong.


Petugas Polres Bangkalan langsung datang ke
TKP mengamankan tersangka. Kini guru di SDN
Parseh 3 tersebut terus diselidiki untuk megejar
para pelaku lainnya. “Ismail diancam hukuman
penjara 5 tahun,” ujar Iptu Sumono KBO
Reskrim Polres Bangkalan mewakili Kaplres
Bangkalan AKBP Agus Salim.

xxiv
BAB II

PENUTUP

1. Kesimpulan

Etika profesional seorang guru sangat dibutuhkan dalam rangka


meningkatkan mutu pendidikan nasional. Seorang guru baru dapat disebut
profesional jika telah menaati Kode Etik Keguruan yang telah ditetapkan.

Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang


tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok
sosialnya. Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari
apa yang

diharapkan oleh kelompoknya.


Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu:

1. Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum.

2. Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode


moral sebagai kode prilaku.

3). Melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri

2. Saran

Semoga dengan analisis kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi kita
semua dan semoga profesionalitas guru di Indonesai semakin baik.

xxv
DAFTAR PUSTAKA

- Depdikbud dan johnson (1980) (dalam sanusi, 1991:36)

- Djamarah, syaiful bahri. 2000. guru dan anak didik dalam interaksi
edukatif. Bandung : Rineka cipta

- M. Nurdin. 2005

- Oemar Hamalik dalam bukunya Profesi Belajar Mengajar (2001; 118)

- Penyair Syayuki (dalam, Mohd.Athiyah Al-Abrasy, 1969:131)

- Soecipto dan kosasih, raflis. 2004. profesi keguruan. Bandung : Rineka


cipta dan pusat perbukuan depdiknas

- Undang-Undang Dasar 1945

- UU sisdiknas no. 20 tahun 2003

- Yamin, Martinis.2006. sertifikasi profesi keguruan di Indonesia.bandung:

xxvi
Gaung persada

- Yusuf, samsu

xxvii

Anda mungkin juga menyukai