Mari Anda praktikkan cara menyusun evaluasi hasil belajar yang baik dan benar. Kerjakanlah tugas
berikut ini:
1. Pilihlah salah satu KD
2. Buatlah kisi-kisi instrumen
3. Buatlah soal evaluasi hasil belajar jenis pilihan ganda sebanyak minimal 10 soal berdasarkan kisi -kisi
tersebut.
Kirim dalam 1 (satu) file PDF.
Aturan Penamaan bekas tugas yang dikumpulkan mengikuti format berikut ini:
Tugas 1.5. Praktik Evaluasi - NAMA DOSEN - NAMA PESERTA PPG.pdf
KISI-KISI SOAL
9 Kalimat yang menujukkan unsur kebahasaan penggunaan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu
pada teks anekdot di atas!
a. Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi umum menyerang
saksi.
b. “Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam
kasus ini?”
c. Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
d. Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan.
e. “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
Jawaban: c. Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
Pembahasan:
Kebahasaan Teks Anekdot
Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas yaitu (a) menggunakan kalimat
yang menyatakan peristiwa masa lalu, (b) menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak
membutuhkan jawaban], (c) menggunakan konjungsi [kata penghubung] yang menyatakan hubungan
waktu seperti kemudian, lalu, (d) menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, dan berjalan,
(e) menggunakan kalimat perintah (imperative sentence), dan (f) menggunakan kalimat seru. Khusus
untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
Adapun unusr kebahasaan pada teks anekdot Baju Tahanan Anekdot sebagai berikut.
No. Unsur Kebahasaan Kalimat
Kalimat yang menyatakan Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut
1.
peristiwa masa lalu umum menyerang saksi.
“Apakah benar,” teriak Jaksa, “bahwa Anda menerima
2. Kalimat retoris
lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?”
Penggunaan konjungsi yang Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab
3.
menyatakan hubungan waktu pertanyaan Jaksa.”
Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak
4. Penggunaan kata kerja aksi
mendengar pertanyaan.
5. Penggunaan kalimat perintah “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
6. Penggunaan kalimat seru “Oh, maaf.”
10. Kemampuan yang Diuji : Menjelaskan makna kata, istilah, dan ungkapan dalam teks anekdot
dengan tepat
Indikator Soal : Disajikan teks anekdot, siswa dapat menjelaskan makna kata, istilah,
dan ungkapan dalam teks anekdot
Soal :
Baju Tahanan KPK
Dua orang kader parpol sebut saja namanya Arya dan Abdillah sama-sama bermaksud mencalonkan
dirinya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Setelah menyerahkan berkas pencalonannya ke KPU di daerahnya, Arya dan Abdillah mengobrol
sambil meminum kopi di kantin gedung tersebut. Mereka berdua terlibat percakapan yang seru.
Arya : “Di, banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!”
Abdillah : “Kalau masalah itu aku juga sudah tau, Ya!”
Arya : “Sangking kayanya mereka, mereka mampu mempunyai baju termahal di Indonesia.”
Abdillah : “Loh, maksudmu baju termahal itu apa ?”
Arya : “Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”
Abdillah : “Kok malah baju tahanan KPK ?” (Bingung)
Arya : “Iyalah, coba saja kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang negara 1
milyar terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.”
Abdillah : “Ooohh, maksud kamu gito toh, baru ngerti aku.”
Mereka kemudian memesan kopi lagi sambil mengenang teman-teman mereka yang sudah bisa
memakai baju termahal tersebut.
Makna ungkapan yang bercetak miring pada teks anekdot tersebut aadalah ….
a. Politisi-politisi Indonesia pada umumnya mampu membeli baju termahal.
b. Menyindir politisi-politisi Indonesia yang banyak dideteksi sebagai koruptor.
c. Pada umumnya politisi-politisi Indonesia sejahtera.
d. Hanya politisi-politisi Indonesia yang kaya berduit.
e. Faktanya, hanya politisi-politisi Indonesia yang memiliki baju termahal.
Jawaban: b. Menyindir politisi-politisi Indonesia yang banyak dideteksi sebagai koruptor.
Pembahasan:
Makna ungkapan yang bercetak miring dalam teks anekdot di atas adalah menyindir politisi-
politisi Indonesia yang banyak dideteksi sebagai koruptor dengan jumlah total korupsi melebihi 1
milyar.