Anda di halaman 1dari 8

HANDOUT BAHASA INDONESIA

KELAS X

TEKS

Disusun oleh:
Sulastri Silalahi
KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
KI 3 : dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
KI 4 : spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.5 mengevaluasi teks anekdot dari 3.5.1 Mendata pokok-pokok isi tersirat dalam teks
aspek makna tersirat anekdot
3.5.2 Menentukan penyebab kelucuan dalam teks
anekdot
3.5.3 Mengevaluasi teks anekdot dari aspek makna
tersirat
4.5 mengonstruksi makna tersirat 4.5.1 Menentukan makna tersirat dalam teks anekdot
dalam sebuah teks anekdot 4.5.2 Mengonstruksi teks anekdot dengan
memerhatikan makna yang tersirat dalam teks
anekdot
Jika mengikuti kegiatan pembelajaran ini dengan sungguh-sungguh, kamu dapat:
1. Menentukan makna tersirat dalam teks anekdot
2. Mengonstruksi teks anekdot dengan memerhatikan makna yang tersirat dalam teks
anekdot
3.

Mengonstruksi makna tersirat dalam


teks anekdot

Pada pembelajaran
sebelumnya, kamu telah belajar
bahwa anekdot adalah cerita
singkat yang lucu dan menarik
serta memiliki makna tesirat.
Apakah semua cerita lucu
memiliki pesan/makna tersirat?
Adakah cerita lucu yang tidak
memiliki pesan/makna tersirat?
Untuk lebih memahami teks anekdot, pada pertemuan ini kamu akan
mempelajari tentang mengonstruksi makna tersirat dalam teks anekdot. Berbagai
cerita atau peristiwa lucu dapat kamu jadikan sumber sebagai referensi dalam
mengonstruksi makna tersirat dalam teks anekdot.

TEMUKAN JAWABANNYA
1. Apa perbedaan antara teks anekdot dengan humor?
2. Apa makna tersirat yang terkandung dalam teks anekdot?
3. Bagaimana mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot?

Nasihat apa yang terkandung pada cerita tersebut


?
MATERI PEMBELAJARAN
A. Menentukan makna tersirat dalam Teks Anekdot

Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah belajar bahwa anekdot adalah cerita
singkat yang lucu dan menarik. Apakah semua cerita lucu dapat dikategorikan sebagai anekdot?
Seringkali orang menyamakan antara humor dengan anekdot. Agar dapat mengetahui
persamaan dan perbedaan antara keduanya, bacalah teks humor dan teks anekdot berikut ini.

Contoh teks humor


Bukan Salah kulitku Hitam

Suatu ketika terdapat anak kecil yang bernama Joko yang kebetulan berkulit hitam
sedangkan orangtuanya berkulit putih, karena merasa berbeda dan rasa penasarannya ia
mencoba memberanikan diri untuk bertanya kepada mamanya
Joko : “Mama, joko anak mama gak sih?”
Mama : “Ya iyalah anak mama, anak siapa lagi. Kenapa nanya gitu nak?” (ibu berusaha
mencari tahu kenapa anaknya bertanya seperti itu )
Joko : “Soalnya kulit mama putih, tapi kulit joko kok hitam. Kenapa mama kok lahirkan
saya kulitnya hitam?” (Joko terus bertanya)
Mama : “Biarin lah”. (Mencoba menjawab dengan singkat supaya tidak ditanya lagi )
Joko : “Lha kenapa ma?” Tanya joko masih penasaran
Mama : “Kalau kamu putih, nanti gampang kotor nak “.
Joko : #@#@#@#@#

Contoh teks anekdot


Dosen yang juga menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.
Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau
berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin : “Loh, apa hubungannya.”
Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Udin : “???”
Dari kedua contoh teks tersebut, maka dapat kita simpulkan perbedaannya sebagai
berikut:
Aspek Teks anekdot Teks Humor
Dosen yang menjadi Pejabat Bukan Salah Kulitku hitam
Ide cerita Peristiwa nyata Rekaan
Isi Masalah terkait tokoh publik atau Masalah kehidupan sehari-hari,
masalah yang menyangkut orang umum
banyak
Fungsi Menyampaikan kritik/sindiran secara Menghibur
komunikasi halus
Makna Menyadarkan para pejabat agar bila Tidak ada makna atau pesan
tersirat masa jabatannya habis mereka tersirat yang disampaikan
bersedia untuk turun dari jabatannya
dan siap digantikan oleh yang lain

Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan secara
langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan
pihak yang disindir. Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh pihak
yang dikritisi tanpa menimbulkan ketersinggungan. Untuk itulah, pencerita menggunakan ungkapan
yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya.
Berikut adalah contoh analisis kritik atau sindiran dalam anekdot Dosen yang Menjadi Pejabat.
Kata, frasa, klausa, atau kalimta Makna idiomatis
Kursi Jabatan
Takut kursinya diambil orang Takut jabatannya diambil orang

Berdasarkan identifikasi kata dan klausa idiomatis dalam tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
kritik yang disampaikan dalam anekdot tersebut ditujukan pada para pejabat yang tidak mau atau takut
dilengserkan. Dalam menentukan makna tersirat lebih mengarah pada pesan moral yang hendak
disampaikan melalui anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari kritikan atau sindiran yang
disampaikan lewat anekdot. Perhatikan tabel di bawah ini.

Kritikan Makna tersirat


Kritkan pada para pejabat yang hendaknya para pejabat itu dengan legawa
tidak mau atau takut kehilangan jabatan, bersedia digantikan oleh orang lain ketika masa
jabatan itu sudah habis
B. Mengonstruksi teks anekdot dengan memerhatikan makna yang tersirat dalam
teks anekdot

Kalian sudah memahami bagaimana cara menentukan makna tersirat dalam teks anekdot.
Untuk memahami mengenai teks anekdot, selanjutnya cobalah mengonstruksi sebuah teks
anekdot dengan memerhatikan pesan tersirat yang ingin disampaikan. Perhatikan gambar berikut
ini.
Dari gambar tersebut, kita dapat mengonstruksi makna tersirat dalam teks anekdot sebagai
berikut.
Aspek Gambar anekdot
Masalah yang dikritisi Siswa yang malas belajar
Unsur humor Ketika seorang siswa yang tidak bisa menjawab ujian
bermaksud meminta jawaban temannya. Namun temannya
memberikan jawaban di secarik kertas “Pengin Pintar Wani
Piro”
Kritikan Kritikan kepada siswa yang malas belajar dan
mengharapkan contekan ketika menghadapi ujian
Makna tersirat Hendaknya sebagai pelajar kita harus belajar giat agar
dapat berhasil dalam ujian

Dari analisis tersebut kalian telah menemukan makna tersirat yang ingin disampaikan.
Selanjutnya , dari makna tersirat tersebut yang telah ditemukan maka susunlah menjadi sebuah
teks anekdot yang utuh. Perhatikan contoh teks berikut.

Mau Pintar Wani Piro

Sebuah sekolah menengah atas sedang melaksanakan ujian akhir semester. Doni, salah satu
siswa kelas X, merupakan siswa yang malas belajar. Ketika ujian berlangsung, Doni mengalami
kesulitan untuk menjawab soal-soal yang diberikan.
“Ah sial, perasaan semua soal sulit semua. Bagaimana caranya aku bisa mengerjakan soal
ini ” gerutu Doni.
Tidak kehilangan akal, Doni pun bermaksud mencontek. Kebetulan pada saat ujian, Doni
duduk bersebelahan dengan Budi, siswa yang mendapat peringkat pertama di kelasnya.
“Sob, minta contekan soal nomor 3 dong” bisik Doni kepada Budi.
Budi yang mendengar bisikan Doni, mengambil secarik kertas dan menuliskan jawaban
lalu memberinya kepada Doni. “Nih Sob, gak perlu sungkan kalo minta contekan”.
Doni mengambil secarik kertas yang diberikan. “Akhirnya dapat juga” tukas Doni dengan
senangnya. Namun, betapa terkejutnya Doni ketika membuka kertas tersebut berisi tulisan
“Pengen Pintar Wani Piro”. Akhirnya, Doni hanya terdiam pasrah.

Dari gambar tersebut kamu dapat mengonstruksi sebuah teks anekdot dengan
memerhatikan makna tersirat yang ingin disampaikan. Nah, untuk lebih
memperdalam pemahaman cobalah berlatih mengerjakan LKPD mu.
DAFTAR PUSTAKA

Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK.
Bandung: Yrama Widya
https://rebanas.com/gambar/images/kumpulan/ diunduh tanggal 15 Oktober 2018
https://bagaskawarasan.wordpress.com/2011/10/21/karikatur-masalah-sosial/ diunduh tanggal 15
Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai