Anda di halaman 1dari 14

JENIS-JENIS

KONJUNGSI DAN
KALIMAT

Callista Astrid Aisha Ramadhani (7)


XI IPS 2
KALIMAT

PENGERTIAN

§ Menurut KBBI : Satuan bahasa yang secara relatif


berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara
aktual ataupun potensial terdiri atas klausa
§ Menurut Soelistyowati (2015) : Bagian terkecil ujaran
atau teks yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara
kebahasaan

§ Menurut Arifin dan Tasai (2002) : Satuan bahasa


terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya
kalimat dalam ragam resmi baik lisan dan tulisan harus
memiliki subjek dan predikat

§ Menurut Kridalaksana (2001) : Satuan bahasa yang


secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi
final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari
klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif
percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan
klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk
satuan bebas; Jawaban minimal, seruan, salam, dan
sebagainya.
CIRI-CIRI KALIMAT

§ Merupakan satu kesatuan bahasa yang memiliki


fonem dan morfem. Fonem adalah bunyi pada
sebuah bahasa yang membedakan makna dalam
sebuah kata, sedangkan morfem adalah bentuk
bahasa yang mengandung arti pada sebuah kata. 

§ Dapat berdiri sendiri meskipun tidak ditambah


dengan kalimat lengkap. 

§ Mempunyai pola intonasi akhir. 

§ Adanya huruf kapital dan tanda baca dalam


sebuah kalimat
UNSUR-UNSUR KALIMAT

Subjek
adalah kata benda dalam sebuah kalimat yang dapat berupa
nama orang, hewan, benda, sapaan, dan lain-lain.

Ciri-ciri subjek
•  Kata atau frase biasanya berkelas kata benda (nomina),
contohnya pada kalimat berikut, 

•  Nomina tidak pernah diawali oleh kata tugas (kata depan


atau kata sambung) karena kata tugas mengubah fungsi
nomina menjadi keterangan. Kalimat berikut menunjukan
bahwa kata benda yang diawali kata tugas akan menjadi
keterangan. 

•  Ada kata petunjuk (artikel) ini atau itu. 

•  Subjek bukan kata ganti tanya. 

•  Adakalanya subjek bukan sebagai kata benda (nomina),


namun pada umumnya diikuti artikel ini atau itu. 

•  Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya


siapa dan apa. 

•  Subjek dapat ditambahkan akhiran -nya.


 
•  Pada struktur bahasa Indonesia, subjek pada umumnya
berada pada awal kalimat
Predikat

adalah bagian yang menandai apa yang telah


diucapkan ataupun dituliskan oleh pihak
pertama

Ciri-ciri predikat
•  Pada umumnya predikat berada di sebelah
kanan subjek. 
•  Predikat menjelaskan subjek sehingga
kalimat menjadi bermakna
• Predikat dapat berkategori kata kerja
(verba), kata benda (nomina), kata depan
(preposisi), atau kata sifat (adjektiva)
sehingga predikat menyebabkan beberapa
jenis kalimat tunggal. 
•  Predikat mengisyaratkan perlu tidaknya
kata lain di sebelah kanannya agar kalimat
menjadi lebih lengkap. 
•  Pada umumnya, predikat dapat dicari
dengan menggunakan kata tanya
bagaimana. 
•  Predikat dapat diikuti partikel -lah,
contohnya adalah sebagai berikut;
Objek

adalah sebuah hal atau perkara yang akan


menjadi topik pembicaraan

-> Ciri-ciri objek 


• Objek berada di samping kanan predikat
tanpa disisipi kata, kecuali pada kalimat
pasif. 
• Kata atau frasa yang bisa menjadi objek
berkelas kata benda
• Objek dapat berpindah posisi menjadi
subjek bila predikatnya diubah menjadi pasif
 • Objek dapat tersurat atau tersirat. 
• Objek dapat diganti dengan akhiran -nya.

Pelengkap

adalah bagian frasa verbal yang membuatnya


menjadi predikat lengkap dalam sebuah
klausa

-> Ciri-ciri pelengkap


• Pelengkap berkategori kata atau frasa
nominal, verbal, atau adjektival.
• Pelengkap berada setelah verba
semitransitif dan dwitransitif. 
• Pelengkap tidak dapat dipasifkan (jika
dapat dipasifkan tidak dapat menjadi subjek).
Keterangan

adalah sebuah bagian kalimat yang


memiliki tujuan untuk memperjelas
kalimat. Unsur keterangan memiliki
fungsi untuk menambah informasi pada
kalimat yang akan disajikan sehingga
komunikasi mudah dipahami.   
                                  
                                  
 
Ciri-ciri keterangan

• Letaknya bisa berpindah-pindah. 


• Keterangan dapat dihilangkan dalam
sebuah kalimat.
• Biasanya, kata atau kelompok kata
didahului kata depan.
KONJUNGSI

Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung.


Kata penghubung adalah kata tugas yang fungsinya
menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.
Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-
tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di
awal kalimat ( setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru ),
adapun kata penghubung antarparagraf letaknya di awal
paragraf.[1]

Macam-macam kata penghubung dan fungsinya :

1)      Kata penghubung aditif (gabungan).


Kata penghubung koordinatif yang menghubungkan satuan
kebahasaan yang sejajar, atau sederajat. Contohnya kata: dan,
lagi, lagipula, serta.
2)      Kata penhubung pertentangan.
Kata penghubung koordinatif antar kalimat yang sederajat,
namun mempertentangkan kedua bagian tersebut. Dengan
kalimat kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada
yang pertama. Contohnya kata: tetapi, akan tetapi, melainkan,
sebaliknya, sedangkan, padahal, dan namun.
3)      Kata penghubung disjungtif (pilihan)
Kata penghubung koordinatif yang menggabungkan unsur
sederajat dengan salah satu dari dua hal atau lebih. Contoh kata:
atau, atau …atau.., maupun, baik…baik, dan entah…entah.
ambarkan hubungan yang bertingkat adalah kata: sebelumnya
dan sesudahnya.
4)      Kata penghubung temporal (waktu)
Kata penghubung yang menjelaskan hubungan  waktu antara dua hal dan
peristiwa. Kata-kata konjungsi itu ada yang menghubungkan hal-hal yang
setara .Contoh kata: apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil,
sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, semantara, seraya, waktu,
setelah, sesudah, dan tatkala. Sementara konjungsi yang menggambarkan
hubungan yang bertingkat adalah kata: sebelumnya dan sesudahnya.

5)      Kata penghubung final (tujuan)


Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan
tujuan suatu acara atau tindakan. Contoh kata yang dipakai: supaya, untuk,
agar, dan guna.

6)      Kata penhubung sebab (kausal)


Menjelaskan bahwwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab
tertentu, contoh kata yang digunakan: sebab, sebab itu, karena, dan oleh
karena itu.

7)      Kata penghubung akibat (konsekutif)


Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas
sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan
akibatnya.

8)      Kata penghubung syarat (kondisional)Konjungsi syarat yang


menjelaskan suatu 
hal bisa terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi atau dijalankan. Contoh
kata yang 
digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.

  9).Kata penghubung tak bersyarat


Kata penghubung yang menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi dengan
sendirinya, tanpa syarat-syarat yang harus dipenuhi. Contoh kata:walaupun,
meskipun, dan biarpun.

10)  Kata penghubung perbandingan


Kata penghubung perbandingan yang berfungsi menghubungkan dua hal
dengan cara memperbandingkan dua hal
Crimson Apple tersebut.
Learning CenterContoh kata: sebagai,
123 Anywhere
sebagaimana, seperti, bagai, St., Any
bagaikan, City, ST 12345
seakan-akan, ibarat, umpama, dan
Got any questions? Call us at (123) 456 7890 or email
daripada.
hello@reallygreatsite.com
11)  Kata penghubung korelatif
Kata penghubung yang menghubungkan dua buah kalimat yang
memiliki hubungan sedemikian rupa sehingga salah satu
mempengaruhi atau melengkapi yang lain. Contoh kata: semakin... ,
…kian…, bertambah..., tidak hanya…, tetapi juga…, sedemikian
rupa…, sehingga …, baik…, dan maupun….

12)  Kata penghubung penegas (menguatkan atau


mengintensifkan) 
Konjungsi ini berfungsi sebagai menegaskan atau meringkas suatau
hal yang telah disebut sebelumnya. Contoh kata: apalagi, yakni,
yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya.

13)  Kata penghubung penetapan


Konjungsi ini berfungsi unuk menegaskan atau meringkas suatu
bagian kalimat yang telah disebut sebelumnya. Termasuk konjungsi
hal-hal yang berupa rincian. Contoh kata: bahkan, apalagi, yakni,
yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya.

14)  Kata penghubung pembenaran (konsesif)


Konjungsi penjelas yang berfungsi menggabungkan  suatu kalimat
dengan bagian penjelasnnya. Contoh kata: bahwa.

15)  Kata penghubung urutan


Konjungsi yang menyatakan urutan suatu hal. Contoh kata: mula-
mula, lalu, kemudian.

16)  Kata penghubung pembatasan


Kata penghubung yang menyatakan pembatasan terhadap sesuatu
hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat dilakukan.
Contoh kata:  kecuali, selain, asal.
17)  Kata penghubung penanda
Konjungsi  ini menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Kata-
kata yang ada dalam konjungsi ini adalah misalnya, umpama, dan
contoh. Konjungsi  lain yang termasuk dalam jenis ini adalah
konjungsi pengutamaan. Contoh kata: yang penting, yang pokok,
paling utama, dan terutama.

18)  Kata penghubung situasi


Konjungsi yang menggambarkan suatu perbuatan yang terjadi,
atau berlangsung dalam keadaan  tertentu. Contoh kata: sedang,
sedangkan, padahal, dan sambil.[7]

Penggunaan konjuksi antar klausa, antar kalimat dan paragraf

a.Kata Penghubung Interkalimat


 Kata penghubung antar kalimat (antar klausa) adalah kata yang
menghubungkan klausa  induk dan klausa anak.
Dalam antar kalimat (antar klausa) juga ada 2 jenis kata
penghubung atau konjungsi, yaitu:    
                                 
1)      Konjungsi koordinatif, yaitu kata penghubung yang
menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status
sederajat, diantaranya : dan, atau, tetapi, sedangkan, melainkan,
lalu, kemudian, melainkan, padahal.
                                                          
       Contoh 
a. Paman memberi uang kepada Ani dan Ari.
b. Pandu anak yang pintar, tetapi kurang teliti dalam bekerja.
c. Kami datang ke rumah Riyan, lalu menanyakan keadaan Riyan
pada ibunya.
2)      Konjungsi subordinatif, yaitu kata penghubung yang
menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama
derajatnya.
b.Kata Penghubung Antarkalimat

Ada sejumlah kata/frasa penghubung antar kalimat


dalam bahasa Indonesia yang diikuti tanda koma
jika digunakan pada awal kalimat.
c Kata Penghubung Antarparagraf

Sebuah paragraf lazimnya disusun oleh kalimat-kalimat yang satu


sama lain berhubungan sehingga membentuk kesatuan yang
bersifat kohesif dan koheren.

Kata penghubung yang menghubungkan paragraf sebelumnya


dengan paragraf berikutnya. Kata penghubung ini ditandai oleh
kata (a) adapun, mengenai serta (b) alkisah, konon.

Kelompok kata penghubung (a) sering digunakan di dalam


bahasa Indonesia. Kelompok kata (b) umumnya terdapat pada
naskah karya sastra lama.

Berikut adalah contoh-contoh konjungsi yang lazim digunakan


dalam hubungan antarparagraf.

a.       Konjungsi yang menyatakan tambahan pada sesuatu


yang telah disebutkan sebelumnya. Misalnya begitu pula,
demikian juga, tambahan lagi, di samping itu, kedua, dan
akhirnya.
b.      Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan
sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya. Misalnya:
bagaimanapun juga, sebaliknya, dan namun.
c.       Konjungsi yang menyatakan perbandingan. Misalnya:
sebagaimana dan sama halnya.
d.      Konjungsi yang menyatakan akibat atau hasil. Misalnya:
oleh karena itu, jadi, dan akibatnya.
e.       Konjungsi yang menyatakan tujuan. Misalnya: untuk
maksud itu, untuk mencapai hal itu, dan untuk itulah.

Anda mungkin juga menyukai