Anda di halaman 1dari 20

Huruf

• Huruf adalah sebuah grafem (bentuk, goresan,


atau lambang) dari suatu sistem tulisan.
Misalnya 26 huruf dalam alfabet Latin
 modern, atau 47 huruf dalam Hiragana dan
27 huruf dalam bahasa Tetun.
KATA
• Kata merupakan satuan bahasa yang
mempunyai arti atau satu pengertian. Dalam 
bahasa Indonesia kata adalah satuan bahasa
terkecil yang mengisi salah satu fungsi
sintaksis (subjek, predikat, objek, atau
keterangan) dalam suatu kalimat.
• Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan
Indonesia diambil dari bahasa Ngapak kathā.
Dalam bahasa Sanskerta, kathā sebenarnya
bermakna "konversasi", "bahasa", "cerita"
atau "dongeng".[3] Dalam bahasa Melayu dan
Indonesia terjadi penyempitan arti semantis
menjadi "kata".
Jenis kata

• Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: 


kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata
dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata
turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan
disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (
prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir
(sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau
bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun
sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa
kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh
kategori, yaitu:

1. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau


semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku, kuda.
2. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau
pengertian dinamis, misalnya baca, lari.
– Verba transitif (membunuh),
– Verba kerja intransitif (meninggal),
– Pelengkap (berumah)
3. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda,
misalnya keras, cepat.
4. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan
pada kata yang bukan kata benda, misalnya sekarang, agak.
5. Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda,
misalnya ia, itu.
Orang pertama (kami),
Orang kedua (engkau),

Orang ketiga (mereka),


Kata ganti kepunyaan (-nya),
Kata ganti penunjuk (ini, itu).
6. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah
benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu
deretan, misalnya satu, kedua.
Angka kardinal (duabelas),
Angka ordinal (k
eduabelas).
7. Kata tugas atau partikel adalah jenis kata di luar
kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat
dibagi menjadi lima subkelompok:
a. preposisi (kata depan) (contoh: dari),
b. konjungsi (kata sambung) - Konjungsi
berkoordinasi (dan), Konjungsi subordinat
(karena),
c. artikula (kata sandang) (contoh: sang, si) -
Umum dalam bahasa Eropa (misalnya the),
d. interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah), dan
partikel penegas.
Frasa
•  Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki
makna.
Ciri-ciri frasa
1. Terdiri dari dua kata atau lebih
2. Tidak mengandung predikat
3. Memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.
Contoh;
- Mawar merah
- Ayam goreng
- Seragam sekolah
Klausa
•  Klausa adalah gabungan kata yang terdiri
dari subjek dan predikat. 
Ciri-ciri klausa;
a. Terdiri dari dua kata atau lebih.
b. Mengandung subyek dan predikat.
c. Memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.
d. Tidak memiliki intonasi akhir dan tanda baca
Kalimat
• Kalimat adalah gabungan beberapa kata yang
sedikitnya mengandung subjek dan predikat.
Kalimat bisa juga terbentuk dari gabungan
frasa maupun klausa. Kalimat diawali dengan
huruf kapital, memiliki tanda baca, dan juga
intonasi akhir.
Ciri-ciri Kalimat
• Terbentuk dari gabungan kata, frasa atau
klausa.
• Diawali dengan huruf kapital.
• Memiliki tanda baca dan intonasi akhir.
• Sedikitnya memiliki subyek dan predikat.
• Memiliki makna atau maksud tertentu.
• Biasanya memiliki pola urutan S-P-O-K.
Unsur-unsur Kalimat
a. Subjek 
Subjek bisa diartikan sebagai pokok pembicaraan. Dalam sebuah kalimat unsur
subjek harus ada. Tanpa unsur subjek, mustahil dihasilkan kalimat yang baik. 
b. Predikat
Predikat adalah kata kerja dalam sebuah kalimat. Biasanya predikat terletak
setelah unsur subjek dalam kalimat. 
c. Objek 
Objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Biasanya
objek terletak setelah Subjek dan Objek. Objek biasanya terdiri dari kata benda.
d. Keterangan 
Keterangan adalah kata yang berfungsi untuk menerangkan kata lain. Letak unsur
keterangan ini bisa terletak di awal sebelum subjek ataupun di akhir setelah objek. 
Contoh;
1. Minggu depan, aku dan teman-teman akan
pergi ke museum.
2. Ayah mencuci mobil.
3. Aku suka dia tapi dia suka teman aku!
4. Aku megagumi dia dalam diam.
5. Tolong jangan berisik!
Paragraf
Paragraf adalah bagian bab dalam suatu
karangan, yang biasanya mengandung satu ide
pokok, penulisannya dimulai dengan garis baru
dan gabungan dari tiga hingga tujuh kalimat
yang berisi pikiran, gagasan, atau ide pokok.
Beberapa unsur pembentuk paragraf adalah sebagai berikut:

1. Gagasan Utama
Inti permasalahan di dalam paragraf terletak pada topik utama atau
gagasan utama. Pembicaraan utama di dalam paragraf terpusat pada
gagasan utama. Penyampaian gagasan utama berbentuk sebuah kalimat
topik.
2. Kalimat Topik
Kalimat topik adalah kalimat yang mengandung permasalahan yang dapat
dirinci dan diuraikan lebih lanjut. Informasi di dalam kalimat topik bersifat
lengkap dan dapat dipahami tanpa adanya kalimat penjelas. Letak kalimat
topik umumnya di awal atau akhir paragraf. Fungsinya adalah
mengendalikan untuk gagasan utama.
3. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang tidak dapat dipahami artinya tanpa
adanya kalimat lain. Kalimat penjelas berfungsi mendukung kalimat topik
sehingga berisi keterangan rinci, contoh, dan informasi tambahan lainnya.
Jenis Paragraf Berdasarkan Lokasi Ide Pokok

• Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang kalimat
utamanya berada di awal paragraf. Paragraf ini dimulai
dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik
kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.

• Paragraf Induktif 
Paragraf Induktif adalah kebalikan dari paragraf deduktif.
Jenis paragraf ini memiliki kalimat utama di akhir paragraf.
Paragraf induktif dimulai dengan mengemukakan
penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat
topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis,
yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.
• Paragraf Campuran 
Paragraf campuran merupakan jenis paragraf yang memiliki
kalimat utama di awal dan akhir paragraf. Jenis paragraf ini dimulai
dengan mengemukakan persoalan pokok diikuti kalimat-kalimat
penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama lagi sebagai penjelas.
• Paragraf Transisi 
Paragraf transisi adalah paragraf pendek, biasanya terdiri dari
beberapa kalimat. Paragraf ini berfungsi sebagai kesimpulan untuk
topik A dan pengantar ke bagian berikutnya, topik B. paragraf
transisi paling sering digunakan untuk meringkas ide dari satu
bagian teks sebagai persiapan untuk awal bagian lainnya.
Contoh-contoh paragraf;
• Deduktif;
Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah
tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga
yang pandai, terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja yang
pandai adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan
akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu tertentu.
Terampil artinya mampu menerapkan kemampuan akademis
yang dimiliki disertai kemampuan pendukung yang sesuai
untuk diterapkan agar diperoleh hasil maksimal. Sementara
itu, tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja
yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur.
Induktif;
Salju yang turun dari langit memberikan hiasan
yang indah untuk bumi. Beberapa kota disulap
dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan
cantik dan memikat bagi penikmat keindahan.
Hawa dinginnya semakin hari menggigit kawasan-
kawasan yang beriklim subtropis dan sedang ini.
Inilah musim dingin yang terjadi di negeri matahari
terbit.
Campuran;
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol
merupakan faktor risiko yang paling besar yang
menyebabkan seseorang terserang penyakit jantung koroner.
Hampir 80% penderita jantung koroner di Eropa disebabkan
kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi. Bahkan, di
Amerika hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan
penderita makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi.
Begitu juga di Asia, sebagian besar penderita jantung
koroner disebabkan oleh pola makan yang banyak
mengandung kolesterol.
Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama
penyakit jantung koroner.

Anda mungkin juga menyukai