Les Maghrébins
Literature Maghrébins merupakan sastra berbahasa Prancis yang lahir pada masa
penjajahan Prancis di negara-negara Maghreb, Aljazair, Maroko, dan Tunisia. Les Maghrébins
merupakan penduduk yang berasal dari Maghreb, bagian paling barat Afrika Utara dan dunia
Arab. Maghrébins dikenal pada abad pertengahan sebagai orang Afrika Romawi atau Moor,
istilah Moor diambil dari Mauri yaitu nama Romawi untuk Bangsa Berber. Masyarakat
Maghrebins memiliki budaya kontemporer yang berdasar pada budaya agama Islam. Didorong
oleh ketegangan sosial dan politik yang melintasi tiga negara, sastra Maghrébins berbahasa
Prancis secara khusus cenderung sepanjang paruh kedua abad keduapuluh mempertanyakan tema
kekuasaan otoriter, identitas yang terkoyak, imigrasi atau bahkan fanatisme agama dan konflik
agama modernitas dan tradisi.
Kemunculan sastra Maghrébins berbahasa Prancis terjadi dalam konteks kebijakan
linguistik penguasa colonial. Kaitannya dengan Bahasa Prancis dan penggunaan Bahasa tersebut
dari sudut pandang sastra menjadi perdebatan para penulis, seperti Kateb Yacine yang
menganggapnya sebagai “rampasan perang” atau Rachid Boudjera yang menulis karya-karyanya
dalam Bahasa Arab setelah memulai karirnya dalam Bahasa moliere. Fiksi awal abad
keduapuluhnya ditandai dengan presentasi asimilasi budaya yang eksotis dan indah seperti oh
mon frère sebuah novel karya Zeid Ben Dieb yang diterbitkan pada tahun 1893 dengan nama
samara Omar Samar. Namun demikiran, jika aspek rakyat tidak membahasa naratif kolonial
secara langsung, terkadang hal itu memanifestasikan pencabutan identitas. Munculnya
kesusastraan pribumi, bahkan terputus dari massa rakyat dan diartikulasikan dengan agenda
kolonial, tetap berkontribusi pada penegasan para penulis tunggal dalam konteks yang cenderung
menghapus individualitas dan otonomi kreatif dalam masyarakat dijajah.
Kebangkitan gerakan nasionalis disertai dengan pertanyaan sebagian atau seluruhnya
tentang kolonialisme. Nuansa anti-kolonialis dalam novel-novel kerajaan kolonial Prancis
dikonfirmasi pada akhir perang dunia kedua dan pada tahun 1950-an, di Maghreb seperti di
kawasan sub-sahara Afrika lainnya. Perang Aljazair secara khusus mendorong para penulis untuk
terlibat. Oleh karena itu, Djamel Amrani bersaksi tentang penyiksaan pada tahun 1960 dalam
sebuah catatan otobiografi dan konflik kemudian terjadi melakui kreasi puitisnya. Karya Kateb
Yacine yaitu Nedjma yang diterbitkan pada tahun 1956 merupakan salah satu novel unggulan
pada masa itu, baik karena karakteristik gaya maupun makna historisnya.
Setelah dekolonisasi, literatur Maghrébins meluas ke kritik terhadap rezim yang ada dan
deskripsi kendala sosial. Kekecewaan, kepahitan dan penolakan kepahlawanan meresap dalam
kreasi tahun 1970-an. Para penulis, pengikut bentuk-bentuk yang lebih terfragmentasi,
mengembangkan kecenderungan untuk melakukan pelanggaran atau klaim yang sekarang
terlepas dari konteks kolonial. Nabile Farés dan Mohammed Khaïr-Eddine dengan demikian
menunjukkan masing-masing pentingnya budaya Berber dan kemunafikan monarki, berbeda
dengan visi yang mulus dan menyatukan masyarakat yang dipromosikan oleh wacana nasionalis.
Tahun 1990-an merupakan kebangkitan fundamentalisme Islam. Perang saudara aljazair
mendorong para penulis untuk memperbarui keprihatinan mereka, seperti Tahar Djaout atau
Rachid Mimouni, sementara para pendatang baru menegaskan diri mereka untuk mengecam
intoleransi dan fanatisme, seperti Yasmina Khadra atau Malika Mokeddem. Kejahatan teroris,
misalnya, merupakan tema sentral kumpulan cerpen. Kondisi emigrant atau pengasingan juga
merupakan poros utama sastra Maghrébins.
Sumber :
Frank Afom, « Histoire sociale d’une idée négro-africaine : la circulation transnationale de la
négritude », Diasporas, 34 | 2019, 129-143.
https://www.persee.fr/doc/xxs_02941759_1985_num_7_1_1182#xxs_02941759_1985_num_7_1
_T1_0067_0000.
Jean Déjeux, Littérature maghrébine de langue française : Introduction générale et Auteurs,
Ottawa, Naaman, coll. « Littératures », 1973, hal. 493
Jean Déjeux, Maghreb : littératures de langue française, Paris, Arcantère éditions, 1993, hal. 658