Anda di halaman 1dari 30

PRAKTIKUM DASAR KESMAS II

(K3)

Pengantar Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
PENGERTIAN K3

Suatu ilmu pengetahuan dan


penerapannya dalam upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit, dll

(ACCIDENT PREVENTION)
Keselamatan (Safety)
 Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of
accident loss)

 Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan


menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak bisa
diterima (the ability to identify and eliminate
unacceptable risks)

Kesehatan (Health)
Derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu
(the degree of physiological and psychological well
being of the individual)
Tujuan safety
1. Mengamankan suatu sistem kegiatan / pekerjaan
mulai dari input, proses maupun output. Kegiatan
yang dimaksud bisa berupa kegiatan produksi di
dalam industri maupun diluar industri seperti di
sektor public dan yang lainnya.

2. Selain itu penerapan program safety juga


diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
(well-being)
Tujuan K3:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan


dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produktifitas perusahaan.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang
berada di tempat kerja.
3. Melindungi sumber produksi agar terpeliharan dan
dapat digunakan secara aman dan efisien.
4. Terciptanya suatu keserasian antara penerapan
teknologi dgn faktor manusianya di dalam dan di
luar lingkunga perusahaan.
FUNGSI K3:

1. Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja.


2. Mencegah atau mengurangi terjadinya
kecacatan para pekerja.
3. Mencegah atau mengurangi kecelakaan dan
bahayanya.
4. Mencegah atau mengurangi kematian akibat
kecelakanaan.
5. Mengusahakan bahan material, konstruksi,
pemakaian, pelayanan, pemeliharaan atas
bagunan2 kerja sedemikian rupa shg teknik
keselamatan kerja dapat dijamin atau
dipertanggungjawabkan.
FUNGSI K3:

6. Mencegah pemborosan tenaga manusia,


modal, waktu kerja dll.
7. Meningkatkan prestasi kerja tanpa mengurangi
tenaga kerja, alat2 kerja serta apapun juga
dengan jaminan kehidupan pengguna selama
mungkin.
8. Menjamin tempat kerja yang bersih,
sehat,nyaman dan aman shg tercipta suasana
kerja yg ceria dan meningkatkan semangat
untuk selalu bekerja dengan baik.
SYARAT K3

1. Memelihara kondisi kerja yang aman dan


sehat.
2. Mematuhi setiap azas dan prosedur
operasional yang dirancang untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan
gangguan kesehatan.
3. Mematuhi undang2 pokok dari K3
No.1/1970 dan seluruh peraturan2 yang
berkaitan dengan K3.
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances  Flammable • Ergonomics
 Explosive Accidental • Psychosocial
 Combustible release
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Mayor • Terpapar  kontak  penyakit
 Fatal mendadak, menahun, kanker dan
 Assets  Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan
3. Konsentrasi kepedulian pencemar)
• Process • Titik berat pd
• Exposure
• Equipment, facilities, kerusakan asset,
• Work hours
tools fatality
• PPE
• Working practices • Sepertinya urgen
• Pendidikan
• Guarding (bahaya mendadak)
• Karir jab. Sesuai
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
pendidikan
• Karir lapangan + • Pengkajian resiko
pelatihan • Utk memperkecil
resiko ts@utps-k3
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana
pada saat itu sedikit saja ada perubahan maka
dapat mengakibatkan terjadinya accident.

DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat
cedera pada manusia, kerusakan barang,
gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran
lingkungan.
 ILO/WHO Joint Safety and Health Committee
Occupational Health and Safety is the promotion and
maintenance of the highest degree of physical, mental and
social well-being of all workers in all occupations; the
prevention among workers of departures from health caused by
their working conditions; the protection of workers in their
employment from risks resulting from factors adverse to health;
the placing and maintenance of the worker in an occupational
environment adapted to his physiological and psychological
equipment and to summarize the adaptation of work to man
and each man to his job.
 OSHA (Occupational Safety and Health
Administration, USA)
Occupational Health and Safety concerns the
application of scientific principles in understanding
the nature of risk to the safety of people and property
in both industrial and non industrial environments. It
is multi-disciplinary profession based upon physics,
chemistry, biology and the behavioral sciences with
applications in manufacturing, transport, storage,
and handling of hazardous materials and domestic
and recreational activities.
ILO dalam resolusinya menyatakan ada 3 prinsip dasar
K3, yaitu :
1. Work should take place in a safe and
healthy working environment
2. Conditions of work should be consistent with
workers well-being and human dignity
3. Work should offer real possibilities for personal
achievement, self-fulfilment, and service to
society
 Points of concern
1. Penerapan prinsip-prinsip sains (application of scientific
principles)
2. Pemahaman pola risiko (understanding the nature of risk)
3. Ruang lingkup keilmuan K3 cukup luas baik didalam
maupun diluar industri
4. K3 merupakan multidisiplin profesi
5. Ilmu-ilmu dasar yang terlibat dalam keilmuan K3 adalah
fisik, kimia, biologi, dan ilmu-ilmu perilaku
6. Area garapan : industri, transportasi, penyimpanan
dan pengelolaan material, domestik dan kegiatan lainnya
seperti rekreasi
IMPLEMENTASI KESELAMATAN
KERJA

OPERASI ENGI-
LING- NEERING
KUNGAN
SECURITY
MEDICAL

TEST & EVA-


K3 TRAINING
LUATION

INDUSTRIAL FASILITAS
HYGIENE
TRANS-
INFORMATION PORTATION
SYSTEMS
DASAR HUKUM/PERATURAN K3
DI INDONESIA

 UU kerja th. 1948-1951 (Ttg Pencegahan Kecelakaan Kerja)


 UU kecelakaan th. 1947-1957 (Ttg Kompensasi thdp
kecelakaan yg telah terjadi)
 UU No.14 th.1969 ttg ketentuan2 pokok mengenai TK. Yg
mengatur sbb:
1. Tiap TK berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta
perlakuan yg sesuai dgn martabat manusia dalam moral
agama (pasal 9)
2. Pemerintah memberi perlindungan kerja yg mencakup :
A. Norma MK3
B. Norma Keselamatan Kerja
C. Norma Kerja
D. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam
hal kecelakaan kerja.
UNDANG-UNDANG K3

 UU keselamatan kerja th. 1970.


 Konvensi ILO No. 120.
 UU No. 4 th. 1982, ttg ketentuan-ketentuan pokok
dalam pengolahan lingkungan hidup.
 UU No. 23 th. 1997, ttg pengolahan lingkungan
hidup.
 UU No. 2 th. 2004, ttg ketenagakerjaan (mengatur
outsourcing)
 UU lain seperti Kepmen 150, mengatur tentang Tk. “
Setiap perusahaan wajib mengikut sertakan
karyawannya dalam Jamsostek.
Adapun dasar hukum dalam melaksanakan K3
adalah :
1. UUD 45 pasal 27 ayat 2
2. Tap MPR No. 11/MPR/1983
3. UU No.1 tahun 1970
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Dasar Hukum
 Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan
perundangan ditetapkan syarat - syarat untuk
memberikan APD
 Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan
menunjukkan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja baru tentang APD .
 Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan
diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk
memakai APD .
 Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan
menyediakan APD secara cuma-cuma
Dasar Hukum
Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.
Ins.2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan
ALat Pelindung Diri

– Setiap produk APD yang dibuat/dihasilkan


didalam negeri harus melalui/memilki sertifikat
kelayakan dari Direktorat BNKK & Hyperkes
Depnakertrans

– Produk APD dari luar negeri memilki sertifikat


kelayakan yang senilai dengan standar di
Indonesia dapat beredar dengan rekomendasi
dari direktorat BNKK & Hyperkes Depnakertrans.
Dasar Hukum
 Surat Edaran No. SE. 05/BW/1997 tentang Penggunaan APD
Untuk menjamin APD yg digunakan efektif dan sesuai
dgn bhy lingkungan kerja yg dihadapi maka perlu proses
penilaian dan pengesahan.
semua alat pelindung diri yang diedarkan dan digunakan
di seluruh Indonesia harus sudah terdaftar dan disetujui
oleh Depnakertrans.

 Surat Edaran No. SE. 06/BW/1997 tentang Pendaftaran APD


Edaran bagi distributor untuk mendaftarkan APD yang
diproduksi

 Hampir semua Peraturan-peraturan menyangkut syarat-syarat


K3 mewajibkan pemakaian APD.
JENIS-JENIS APD
DAN PENGGUNAANNYA

 A.P. Kepala
 A.P. Muka dan Mata
 A.P. Telinga
 A.P. Pernafasan
 A.P. Tangan
 A.P. Kaki
 Pakaian Pelindung
 Safety Belt
Alat Pelindung Kepala

 Topi Pelindung
Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan
benturan, terjatuh dan terkena arus listrik.

 Tutup Kepala
Melindungi kepala dari kebakaran, korosi, panas/dingin

 Hats/cap
Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan
mesin-mesin berputar
Alat Pelindung Muka dan Mata

Type of Work Hazards


Acetylene welding Sparks, harmful rays, molten metals/flying aerosols

Handling of chemicals Chemical burns resulting from splash of chemicals

Cutting Flying particle

Arc welding Sparks, intense rays, molten metals

Furnace work Glare, heat, molten metals

Light grinding work Flying aerosols

Heavy grinding work Flying aerosols

For use at laboratories Splash of chemicals or broken glasses

Machine operation Flying aerosols

Metal welding Heat, glare, sparks and flying aerosols

Spot welding Flying aerosols and sparks


Alat Pelindung Telinga

 Sumbat telinga ( ear plug )


Dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB

 Tutup telinga ( ear muff )


Dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB
Alat Pelindung Pernapasan

Respiratory protectors for breathing

Air purifying respirators Coumpound type(1) Supplied air respirators

Powered filter type Non powered filter type Self contained respirator Air mask

Mutual For For Mutual For gas For Circulation Semi Semi Open
use for gas aeros use for and vapor aero type enclo Open respi
gas, and ols gas, sols respirator sed respi rator
(chemi
vapor and vapor vapor respi rator
cal cartri ( dust
aerosols and rator
dge)
aerosol (1)
respir
ator)
Alat Pelindung Tangan
Cotton Very common

Cotton Synthetic fiber Often used for work in the winter Gloves

Coated For better handling

For handling For general purpose and heavy work


Leather
For welding For gas and electric welding
For light work, cooking and house keeping
Gloves For general purpose and heavy work
For handling

Rubber
Chemical resistant
For chemicals
Oil resistant
Solvent resistant
For special Vibration, heat resistant, Cut-
purposes proof, ,insulated, others.
Alat Pelindung Kaki

 Pada industri ringan/ tempat kerja biasa


Cukup dengan sepatu yang baik
 Sepatu pelindung ( safety shoes)
Dapat terbuat dari kulit, karet, sintetik atau plastik
 Untuk mencegah tergelincir
Dipakai sol anti slip
 Untuk mencegah tusukan
Dipakai sol dari logam
 Terhadap bahaya listrik
Sepatu seluruhnya harus di jahit atau direkat tak boleh
memakai paku.
Pakaian Pelindung
Example of Dermal Hazard Categories

Hazard Examples
Chemical Dermal toxins
Systemic toxins
Corrosives
Allergens

Physical Thermal hazards (hot/cold)


Vibration
Radiation
Trauma producing

Biological Human pathogens


Animal pathogens
Enviromental pathogens
Safety Belt

 Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan


terjatuh, biasanya digunakan pada pekerjaan
konstruksi dan memanjat serta tempat
tertutup atau boiler.

 Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg.

Anda mungkin juga menyukai