Anda di halaman 1dari 21

PEMAHAMAN TENTANG ETIKA,

MORAL DAN NILAI


Dosen
Prof.Dr. Nursyirwan Effendi
ETIKA
Pengertian Dasar
◦ Etika berasal dari kata Yunani Kuno yang kemudian diadopsi ke bahasa Latin
yakni ethica (ἠθική [φιλοσοφία) yang berarti filsafat moral (moral
philosophy).
◦ Sebagai kata sifat, etika (bahasa Yunani kuno (ἤθος) ēthos) berarti suatu
kebiasaan atau tradisi (custom, habit).
◦ Secara akademis, Etika (ēthos, ethica, ethics) adalah suatu cabang utama dari
ilmu filsafat yang mempelajari tentang nilai-nilai dan kebiasaan dari individu
atau kelompok.
◦ Dengan demikian, secara pemaknaan, etika terkait dengan aspek moral, tradisi
perilaku, nilai dan kondisi pikiran (state of mind).
Etika, Moral dan Nilai
◦ Pengertian etika berbeda tipis sekali dengan pemahaman moral atau nilai.
◦ Moral dan nilai yang cenderung berlaku tetap, karena merujuk kepada pedoman baku, seperti agama,
ideologi atau kebudayaan.
◦ Etika cenderung tidak tetap dan dapat berubah-ubah tergantung kepentingan dan perkembangan
pandangan dari pelaku riset dan masyarakat
Ilmu Etika
◦ Etika juga terkait sebagi suatu ilmu yang meliputi analisa dan penerapan konsep-konsep dan kriteria
tentang benar dan salah, baik dan jahat dan tanggung jawab.
◦ Ilmu Etika:
◦ Meta-ethics, yaitu studi tentang konsep etika
◦ Normative ethics, yaitu studi tentang bagaimana menentukan nilai-nilai yang bersifat etis (ethical values),
dan
◦ Applied ethics, yaitu studi tentang penggunaan nilai-nilai etika.
Pemahaman Etika
◦ Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam:

◦ 1. Etika sebagai ilmu, berarti Etika menjadi kajian atau subject matter dalam ilmu filsafat.
◦ 2. Etika sebagai bagian datri Tindakan sosial, yaitu perilaku individu yang terkait dengan individu lain, baik dalam
konteks kelompok kecil, komunitas, atau masyarakat yang mengandung substansi kebaikan atau kebajikan.

◦ Ada sub kajian etika yang disebut descriptive ethics, normative ethics, dan philosophy ethics.
◦ a. Descriptive ethics, ialah kajian tentang pemahaman etika yang diungkapkan dalam penggambaran dan proses yang detil
sehingga tergambar suatu etika.
◦ b. Normative ethics, ialah sekumpulan norma-norma yang menjadi acuan individu dalam bertindak sehingga dapat
dikatakan perbuatannya memiliki moral.
◦ c. Philosophy ethics, ialah etika sebagai bagian dari ilmu filsafat, dimana filsafat itu sendiri adalah mencari kebenaran dan
mencintai akan kebajikan.
Kesulitan Dasar tentang Perumusan Etika
◦ Berdasarkan pengertian dan keilmuan dari etika diatas, faktanya perumusan
tentang etika masih mengalami kesulitan, karena:
◦ Pengertian etika tidaklah mudah untuk disepakati oleh pihak-pijhak yang berkepentingan.
◦ Etika termasuk topik yang masih sulit untuk dipelajari:
◦ karena banyak definisi yang bisa muncul,
◦ kesulitan didalam memberi batasan ruang lingkup dan
◦ karakteristik yang berubah-ubah yang termasuk ke dalam topik tersebut.
Kenapa Perlu Ada Etika
◦ Banyak resiko yang dapat muncul dalam berbagai bidang kehidupan, rekomendasi, advokasi dan
implementasi kebijakan terhadap masyarakat kebanyakan (common people).
◦ Setiap pelaku dan lembaga politik, sangat sadar akan diterima atau tidaknya perbuatan mereka dalam
bekerja dengan masyarakat.
◦ Ada sejumlah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pelaku politik kepada masyarakat dimana mereka
bekerja.
◦ Ada persoalan kerusakan atau efek negatif (harm) terhadap manusia atas tindakan-tindakan yang berkait
dengan kebijakan, akademik atau praktek-praktek teknologi.
Sanksi terhadap
Pelanggaran Etika
◦ Sanksi terhadap pelanggaran etika cenderung lebih bersifat natural dan kultural, tidak sebagaimana
halnya sanksi pada nilai norma dan hukum positif.
◦ Sanksi etika dikeluarkan oleh kelompok masyarakat primer mempunyai daya paksa yang tinggi,
misalnya di lembaga hukum, penegak hukum, dan lembaga kredibel lainnya.
MORAL
Morality
◦ Morality atau moralitas merupakan konsep yang memiliki arti yang cukup rumit dan luas.
◦ Apa sebenarnya yang dirujuk untuk mengacu kepada moralitas itu? Soal keadilan? Soal kondisi
psikologis? Soal kepercayaan?
◦ Ada dua bidang untuk melihat soal moralitas:
◦ 1. Secara deskriptif: mengacu kepada pedoman bertindak (code of conduct) yang dilekatkan kepada suatu
masyarakat atau kelompok (seperti kelompok keagamaan), atau diterima oleh individu untuk keperluan rujukan
tingkah lakunya.
◦ 2. secara normatif, mengacu kepada pedoman bertindak, pada kondisi-kondisi tertentu, yang dapat dipakai oleh
individu-individu yang rasional.
Pedoman Moral (moral Code)
◦ Adalah sejumlah gagasan tentang yang benar dan salah yang dipegang oleh individu, kelompok atau
masyarakat.
◦ Istilah moral code ini masih dianggap luas pengertiannya, dan karenanya dipergunakan untuk aspek
yang bersifat normatif, daripada soal yang bersifat teknis.
Moral standard
◦ Adalah petunjuk-petunjuk yang abstrak untuk mewujudkan etika perilaku.
◦ Situasi yang konkritlah yang sering memancing terbentuknya tindakan yang berisi elemen-elemen yang
mewakili standar moral atau yang melanggar standar moral tersebut.
Dilema Moral
◦ Adalah suatu situasi dimana individu memerlukan suatu keputusan yang paling tidak berisi dua alternatif
tindakan, yaitu apakah akan sesuai dengan nilai etika, atau melanggar nilai etika.
◦ Pada kondisi ini, keputusan untuk memilih adalah berada dalam kondisi terpaksa.
◦ Solusi mengatasi dilemma, dapat berbagai cara: mengikuti nilai hirarki, kesetiaan kepada kelompok,
status sosial, kepentingan pribadi.
◦ Keputusan atas dilema yang dihadapi dianggap sebagai rasionalisasi suatu pilihan terhadap beberapa
pilihan lain.
Kewajiban moral
◦ Adalah ekspektasi sosial yang diakui untuk mewujudkan perilaku tertentu atau perilaku umum untuk
suatu situasi tertentu.
◦ Kewajiban moral akan dapat terwujud bila individu menyadari adanya tugas yang harus dilaksanakan.
◦ Oposisi dari kewajiban moral adalah individualis, egois dan tidak memiliki tolerasi; (selfishness,
nonconformity).
Sistem moral
◦ Adalah suatu sistem yang terpadu, relatif luas dan kompleks tentang berbagai gagasan yang benar dan
salah, dan dianggap sebagai prinsip-prinsip moral dari suatu agama, suatu ideologi atau kebudayaan
tertentu.
Mores
◦ Adalah sekumpulan norma-norma sosial yang menyediakan standar moral untuk perilaku suatu
kelompok atau masyarakat.
◦ Biasanya mores tidak bersifat optional dan tidak ada kesepakatan untuk melanggarnya, karena berisi
sanksi yang keras.
◦ Mores biasanya dapat dianggap sebagai bentuk hukum yang berlaku dalam masyarakat.
NILAI
◦ Nilai atau yang biasa dalam Bahasa Inggris disebut dengan value, adalah imej mental tentang pedoman
bertindak yang mengandung kebaikan dan menjadi dasar untuk mengevaluasi seuatu pikiran, perbuatan
dan hasil karya individu, apakah baik atau buruk.
◦ Nilai sering bersumber dari entitas yang dianggap terhormat dan mulia, misalnya agama, kebudayaan dan
prinsip-prinsip luhur yang dianut/dipercayai oleh komunitas.
◦ Nilai sifatnya sangat abstrak, dan tidak cepat dipahami oleh individu, karenanyanya dilakukan apa yang
disebut penanaman nilai melalui interaksi berbasis budaya (enculturation).
Implementasi Nilai
Cuplikan:
Sumber:
◦ Theodorson, George A. dan Achillles G. Theodorson. 1969. A Modern Dictionary of Sociology. New
York: Barnes&Noble Books.

Anda mungkin juga menyukai