Anda di halaman 1dari 12

Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER DAN KOMPETENSI TERHADAP


PRODUKTIVITAS KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA PEGAWAI DINAS
PU BINA MARGA WILAYAH KERJA SUMATERA SELATAN

Oleh:
Dr. Ir. H. Samsul Bahri. M.M
Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan adalah untuk mendeskripsi pengaruh kompetensi, pengembangan karier
dan kompetensi kerja secara parsial maupun simultan terhadap produktivitas kerja dan implikasinya
terhadap kinerja pegawai Dinas PU Bina Marga Wilayah Sumatera Selatan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif dan
survey eksplanatori dengan ukuran sampel sebesar 207 responden, diambil dari populasi yang
berjumlah 274. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah SEM (Structural
Equation Modeling). Pengujian model menggunakan Goodness of Fit sesuai dengan criteria yang
diinginkan.
Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan temuan sebagai berikut: pengembangan karier
berpengaruh dan signifikan terhadap produktivitas. Kompetensi kerja berpengaruh dan signifikan
terhadap produktivitas. Pengembangan karier dan kompetensi kerja secara bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap produktivitas. Secara parsial, ternyata pengembangan karier lebih
dominan memengaruhi produktivitas. Pengembangan karier berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai. Kompetensi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai. produktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Dan
Pengembangan karier, kompetensi kerja, dan produktivitas secara bersama-sama berpengaruh dan
signifikan terhadap kinerja pegawai. Secara parsial, ternyata produktivitas lebih dominan
memengaruhi kinerja pegawai.
Rekomendasi perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui variasi variabel lain yang
memengaruhi kinerja pegawai, seperti variabel iklim organisasi, etos kerja. Kepemimpinan, budaya
kerja dan motivasi kerja

Kata Kunci : Pengembangan karier, Kompetensi Kerja, produktivitas, Kinerja pegawai

PENDAHULUAN karier dan ukuran produktivitas kerja yang


Karier pegawai dan kompetensi terukur.
pegawai mempunyai hubungan yang erat Penempatan pegawai secara
dengan produktivitas. Tingkat produktivitas berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan
kerja akan memengaruhi kinerja pegawai ditujukan untuk mendapatkan sumberdaya
baik secara langsung maupun secara tidak aparatur siap pakai, diawali dari analisis
langsung. Karena dalam pembinaan jabatan yang menggambarkan tentang
kepegawaian diperlukan penempatan kebutuhan sumber daya aparatur untuk suatu
pegawai sesuai kompetensi, adanya jaminan jabatan baru, reorganisasi struktur, maupun
mutasi pegawai sebagai konsekwensi

JOURNAL Ecoment Global 51


ISSN : 2540-816X Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016

pegawai purna tugas atau mutasi jabatan sipil menjadi pegawai negeri sipil yang
dalam kontek penyegaran maupun rotasi terlebih dahulu harus mengikuti pendidikan
secara berkala pada organisasi dan tidak dan pelatihan, yaitu Pendidikan dan
mengesampingkan karier dari seorang Pelatihan Prajabatan.
pegawai yang sudah lama mereka bangun Kemudian menurut Abdurrahman
dalam organisasinya di mana mereka (2006:246) tentang kondisi seharusnya pada
bekerja. pegawai dinyatakan bahwa, “pegawai akan
Dalam rangka pengembangan dan menjadi pelaksana yang menunjang
peningkatan kompetensi pegawai tercapainya tujuan, mempunyai tujuan,
dibutuhkan pendidikan dan pelatihan yang mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan
terstruktur agar pegawai menjadi profesional yang dapat mempengaruhi pikiran sikap-
dalam bidang tugasnya. Pendidikan dan sikapnya terhadap pekerjaannya. Sikap ini
pelatihan harus berorientasi pada hasil untuk akan menentukan prestasi kerja, dedikasi
memenuhi standar pelayanan minimal yang dan kecintaan terhadap pekerjaan yang
telah ditentukan oleh pemerintah. dibebankan kepadanya. Sikap-sikap positif
Dalam upaya untuk merealisasikan harus dibina, sedangkan sikap-sikap negatif
hal itu terdapat banyak metode pembinaan hendaknya dihilangkan sedini mungkin”.
pengembangan karier dan peningkatan Dalam pengertian yang diungkapkan
kompetensi sumber daya aparatur, dapat di artikan juga bahwa produktivitas
sebagaimana diungkapkan oleh yang dinikmati dalam pekerjaan dengan
Abdurrahman (2006;148) sebagai berikut: memperoleh hasil tujuan kerja, penempatan,
1. Meningkatkan kepribadian dan semangat perlakuan, dan suasana lingkungan kerja
pengabdian kepada organisasi dan yang baik bagi karyawan/pegawai. Dengan
masyarakat. pemahaman seperti itu yang terjadi pada
2. Meningkatkan mutu, kemampuan serta Dinas PU Bina Marga Wilayah Sumatera
keterampilan baik dalam melaksanakan Selatan belum terlihat secara nyata dari
tugasnya maupun kepemimpinannya. aktivitas kesehariaannya.
Dari pendapat Abdurahman dapat Tolok ukur tingkat produktivitas
diperjelas bahwa bagi sumber daya aparatur pegawai mutlak tidak ada, karena setiap
itu harus memposisikan diri sebagai abdi individu pegawai berbeda standarnya.
atau pelayan masyarakat dalam artian Indikator produktivitas ini hanya diukur
mampu memberikan pelayanan prima pada dengan kedisiplinan, moral kerja, dan
sektor-sektor jasa yang diperlukan oleh penyelesaian tugas-tugas yang diberikan
masyarakat. Untuk memberikan pelayanan oleh atasan. Maka produktivitas pegawai di
tersebut tidak terlepas dari kemampuan dam lingkungan Dinas PU Bina Marga Wilayah
kompetensi dari masing-masing individu Sumatera Selatan masih rendah, hal ini
pegawai yang ditugaskan pada satuan kerja dapat dilihat dari beberapa indikator seperti
tempat bertugas. realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Peraturan Pemerintah nomor 14 Daerah (APBD) setiap tahun selalu tidak
tahun 1994 tentang Pendidikan dan tercapai atau tidak sesuai dengan ketentuan
Pelatihan Pegawai Negeri Sipil. yang semestinya pada tanggal 1 Januari
Membedakan jenis diklat bagi pegawai anggaran tersebut telah menjadi APBD,
negeri sipil yang merupakan persyaratan sehingga pelaksanaan anggaran menjadi
untuk diangkat dari calon pegawai negeri terlambat yang akan mengakibatkan proses

52 Dr. Ir. H. Samsul Bahri, M.M


Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

pelaksanaan perencanaan tidak dapat kinerja Pegawai Dinas PU Bina Marga


dijalankan pada waktunya. Wilayah Kerja Sumatera Selatan?
Jika dikaitkan dengan kompetensi
pegawai di lingkungan Dinas PU Bina PENGEMBANGAN KARIER
Marga Wilayah Sumatera Selatan pada saat Pengembangan karier merupakan
ini masih dirasakan masih jauh dari harapan, upaya atau langkah-langkah yang
hal ini disebabkan banyak faktor yang dilaksanakan oleh seorang pegawai dan atau
mempengaruhi, sebagai contoh adalah oleh pimpinan sumber daya manusia dalam
model penempatan pegawai sendiri tidak rangka pengembangan potensi pegawai
memperhatikan keahlian/basis pendidikan untuk dapat menduduki jabatan yang lebih
dari masing-masing pegawai secara individu tinggi dalam usaha mencapai tujuan
yang ada serta untuk menempatkan para perusahaan. Keberhasilan pencapaian karier
pegawai struktural tidak memperhatikan (Handoko, 2001:1) ditentukan oleh: 1)
jenjang karier yang mereka persiapkan, hal pendidikan formal, 2) pengalaman kerjanya,
ini terkesan bahwa karier para pegawai 3) sikap atasan, 4) prestasi kerja, 5) bobot
ditentukan oleh nasib atau tingkat kedekatan pekerjaan, 6) lowongan jabatan, dan 7)
dengan pimpinan puncak. produktivitas kerja.
Berdasarkan permasalahan tersebut Pentingnya pengembangan karier erat
di atas, maka dapat disusun sejumlah hubungannya dengan produktivitas pegawai,
rumusan masalah sebagai berikut : loyalitas, tingkat perputaran pegawai, dan
1. Apakah pengembangan karier kreativitas pegawai. Semakin jelas
memengaruhi produktivitas Pegawai pelaksanaan pengembangan karier dalam
Dinas PU Bina Marga Wilayah Kerja suatu perusahaan akan menyebabkan
Sumatera Selatan? semakin meningkat produktivitas pegawai,
2. Apakah kompetensi kerja terhadap loyalitas, kreativitas pegawai, dan
memengaruhi produktivitas Pegawai menurunnya tingkat perputaran pegawai.
Dinas PU Bina Marga Wilayah Kerja Menurut Matthews (2006:7) pengembangan
Sumatera Selatan? karier adalah suatu upaya yang dilaksanakan
3. Apakah pengembangan karier dan setiap pegawai/organisasi untuk memacu
kompetensi kerja secara bersama-sama dirinya agar berbuat yang optimal dalam
memengaruhi produktivitas? mengabdi dan meningkatkan kemampuan.
4. Apakah pengembangan karier Pengembangan karier dalam penelitian ini
memengaruhi terhadap kinerja Pegawai adalah merupakan upaya atau langkah-
Dinas PU Bina Marga Wilayah Kerja langkah yang dilaksanakan oleh seorang
Sumatera Selatan? pegawai dan atau oleh pimpinan sumber
5. Apakah kompetensi kerja memengaruhi daya manusia dalam rangka pengembangan
kinerja Pegawai Dinas PU Bina Marga potensi pegawai untuk dapat menduduki
Wilayah Kerja Sumatera Selatan? jabatan yang lebih tinggi dalam usaha
6. Apakah produktivitas memengaruhi mencapai tujuan organisasi.
kinerja Pegawai Dinas PU Bina Marga Pengembangan karier dalam penelitian
Wilayah Kerja Sumatera Selatan? ini meliputi delapan indikator, yaitu: 1) Jalur
7. Apakah pengembangan karier, jabatan yang jelas, dengan indikator yang
kompetensi kerja, dan produktivitas terdiri dari tingkat kejelasan urutan jenjang
kerja secara bersama-sama memengaruhi jabatan; 2) Rotasi jabatan, dengan indikator

JOURNAL Ecoment Global 53


ISSN : 2540-816X Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016

terdiri dari tingkat rotasi/perpindahan posisi Pengetahuan dalam organisasi/bekerja dan


jabatan; 3) Sistem terbuka kemampuan penyempurnaan cara kerja; 2) Orientasi
pegawai, dengan indikator terdiri dari standar kinerja pegawai, dengan indikator
tingkat keterbukaan akan pengakuan tingkat kesesuaian dengan standar hasil
keahlian pegawai dan tingkat keberhasilan kerja; 3) Orientasi standar kinerja pegawai,
pegawai; 4) Kualifikasi pegawai, dengan dengan indikator tingkat kesesuaian kualitas
indikator terdiri dari tingkat kesadaran atas kerja; Keahlian dan profesionalisme, dengan
pentingnya kualifikasi; 5) Penghargaan indikator tingkat kesesuaian keahlian dan
individual, dengan indikator terdiri dari profesionalisme pegawai dengan daya saing
tingkat penghargaan atas hasil; 6) Kaderisasi antar pegawai; 4) Kemampuan
organisasi, dengan indikator tingkat pengembangan keahlian, dengan indikator,
pengkaderan untuk setiap jenjang karier, dengan indikator tingkat dukungan
tingkat regenerasi dalam sistem kerja; 7) organiasasi dalam pengembangan keahlian
Program pendidikan dan latihan pegawai, secara mandiri, tingkat dukungan organisasi
dengan indikator Tingkat kesesuaian dalam pengembangan keahlian pegawai; 5)
pelatihan dalam peningkatan karier; 8) Tanggung jawab dan efektivitas, dengan
Program promosi yang adil dan tidak ada indikator tingkat kemudahan pegawai dalam
diskriminasi, dengan indikator tingkat mengikuti pendidikan, tingkat keterbukaan
kemudahan pegawai dalam mengikuti dalam promosi jabatan.
pendidikan, tingkat keterbukaan dalam
promosi jabatan. PRODUKTIVITAS KERJA
Yuki Dalam Usman (2008;108),
KOMPETENSI KERJA menyatakan, produktivitas adalah sikap
Menurut Cushway, (2000:216), seseorang terhadap pekerjaannya yang
Competency define as people based mencerminkan pengalaman yang
characteristic and implication on job menyenangkan dan tidak menyenangkan
effectiveness. Kompetensi kerja dapat dibagi dalam pekerjaannya serta harapan-
atas dua kategori yaitu “threshold” dan harapannya terhadap pengalaman masa
“differentiating” menurut kinerja pegawai depan. Berdasarkan beberapa kajian teori di
yang digunakan memprediksikan kinerja atas, maka produktivitas pada penelitian ini
pegawai suatu pekerjaan. Menurut Mathis & adalah merupakan suatu sikap seseorang
Jackson (2001 ; 241), competency is a base terhadap pekerjaannya yang mencerminkan
characteristic that correlation of individual pengalaman yang menyenangkan dan tidak
or team performance achievement. menyenangkan dalam pekerjaannya serta
Pengelompokan kompetensi kerja terdiri harapan-harapannya terhadap pengalaman
dari pengetahuan (knowledge), keterampilan masa depan, yang diwujudkan dengan sikap
(skill), dan kemampuan (abilities). emosional dan hasil kerja yang efisien,
Berdasarkan teori di atas, maka efektif dan produktif.
kompetensi kerja dalam penelitian ini adalah Robbins (2003:141) mendefinisikan
merupakan kemampuan yang dimiliki produktivitas sebagai suatu sikap umum
pegawai dan bersifat spesifik yang terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara
menunjang dirinya dalam menyelesaikan banyaknya ganjaran yang diterima seorang
pekerjaan. Dalam penelitian ini kompetensi pekerja dan banyaknya yang mereka yakini
kerja meliputi enam indikator, yaitu: 1) seharusnya mereka terima. Tohardi

54 Dr. Ir. H. Samsul Bahri, M.M


Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

(2002;28) menyatakan bahwa produktivitas bekerja, dan tingkat kesesuaian dengan


merupakan sikap umum yang merupakan rekan sejawat
hasil dari beberapa sikap khusus terhadap
faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri KINERJA PEGAWAI
dan hubungan sosial individu di luar kerja. Mangkunegara (2007:67)
Kemudian Menurut Handoko (2001;78) mendefinisikan kinerja sebagai berikut:
produktivitas adalah keadaan emosional “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
yang menyenangkan atau tidak dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai
menyenangkan dengan mana para pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
memandang pekerjaan mereka. tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Dalam penelitian ini produktivitas Sementara itu Cushway (2000:379),
meliputi delapan indikator, yaitu: 1) mengatakan bahwa “kinerja pegawai
Kedudukan/posisi, dengan indikator tingkat tergantung pada kemampuan, usaha kerja
pencapaian jabatan dalam organisasi dan dan kesempatan kerja yang dinilai dari out
tingkat kesesuaian jabatan yang diberikan; put”.
2) Pangkat/golongan, dengan indikator Di samping itu, kinerja (performance)
Tingkat kesesuaian penghasilan didukung diartikan sebagai hasil kerja seseorang
oleh pangkat dalam organisasi dan tingkat pegawai, sebuah proses manajemen atau
kesesuaian pekerjaan sesuai dengan imbalan suatu organisasi secara keseluruhan, dimana
yang diberikan; 3) Umur/masa kerja, dengan hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan
indikator kemampuan dalam bekerja dan buktinya secara konkrit dan dapat diukur.
tingkat kesesuaian dengan peningkatana Berdasarkan beberapa kajian teori di atas,
kerja; 4) Jaminan finansial dan sosial, pada penelitian ini kinerja pegawai adalah
dengan indikator Tingkat kesesuaian merupakan suatu hasil kerja yang dicapai
pendapatan dengan kebuthan, tingkat seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
kesesuaian jaminan yang dimiliki, tingkat yang dibebankan kepadanya didasarkan atas
kesesuaian jaminan sosial yang baik, dan kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta
tingkat kesesuaian pensiun mandiri; 5) waktu.
karier organisasi, dengan indikator Tingkat Dalam penelitian ini kinerja pegawai
kesesuaian kepentingan karier, tingkat terdiri dari tujuh indikator, yaitu: 1)
kesesuaian dukungan rekan kerja, dan Ketepatan penyelesaian konsep rencana
tingkat kesesuaian financial; 6) Pekerjaan kerja, dengan indikator tingkat kesesuaian
yang menantang, dengan indikator Tingkat tugas dengan keunikan model kerja; 2)
kesesuaian pekerjaan yang menantang dan Kemampuan menyelesaikan masalah,
tingkat kesesuaian proses pencapaian karier; dengan indikator Tingkat ketepatan waktu
7) Promosi/tanggungjawab/status sosial, dalam menyelesaikan masalah dan tingkat
dengan indikator Tingkat kesesuaian kesesuaian waktu kerja; 3) Pembuatan
dukungan organisasi atas promosi dan model kerja, dengan indikator tingkat
tanggungjawab jabatan dan tingkat kesiapan kemampuan mengembangkan sistem kerja
atas tugas jabatan; 8) Rekan kerja yang secara mandiri dan sesuai SOP, tingkat
sesuai, dengan indikator Tingkat kesesuaian kemudahan evaluasi pekerjaan; 4) Latar
keberhasilan dengan rekan kerja, tingkat belakang pendidikan dan pengalaman,
kesesuaian dukungan rekan kerja dalam dengan indikator Tingkat kesesuaian latar
belakang pendidikan dan pengalaman dalam

JOURNAL Ecoment Global 55


ISSN : 2540-816X Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016

menjalankan tugas pekerjaan, tingkat individu atau kelompok, tingkat kemampuan


kesesuaian tingkat pendidikan; 5) Inisiatif memimpin orang lain.
mengatasi pekerjaan, dengan indikator
tingkat kesesuaian inisiatif dalam mengatasi KERANGKA PEMIKIRAN
pekerjaan, tingkat pencapaian Berangkat tinjauan teori di atas, bahwa
penyederhanaan pekerjaan; 6) Loyalitas pengembangan karier dan kompetensi kerja
jabatan, dengan indikator Tingkat loyalitas memengaruhi produktivitas kerja baik secara
dan membantu rekan kerja; 7) Bekerjasama, parsial ataupun simultan. Pada gilirannya
dengan indikator tingkat kemampuan dalam akan berimplikasi terhadap kinerja pegawai,
memberikan kemudahan rekan kerja dalam yang memengaruhi secara parsial dan
melaksanakan pekerjaan, tingkat kesesuaian simultan. Kerangka pemikiran di atas
kerja dengan visi dan misi, tingkat tergambar dalam bagan alur pikir di bawah
kesesuaian kemampuan bekerja secara ini.

Pengembangan
Karier

Kinerja
Produktivitas Pegawai
Kerja

Kompetensi
Kerja

Bagan 1 Skematik Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN 1. Pengembangan karier (ξ1) sebagai


Tujuan studi dari penelitian ini adalah variabel bebas
deskriptif dan verifikatif. Unit observasi 2. Kompetensi kerja (ξ 2) sebagai variabel
adalah para pegawai struktural di bebas
lingkungan Dinas PU Bina Marga Wilayah 3. Produktivitas kerja (η1) sebagai variabel
Sumatera Selatan. Time horizon dalam antara
penelitian ini adalah crossectional, yaitu 4. Kinerja pegawai (η2) sebagai variabel
informasi dari sebagian populasi (sampel terikat.
responden) dikumpulkan langsung dari Populasi dalam penelitian ini adalah
lokasi secara empirik. seluruh pegawai di lingkungan Dinas PU
Definisi operasional variabel Bina Marga Wilayah Sumatera Selatan.
dimaksudkan untuk memperjelas variabel- Ukuran sampel ditentukan dengan
variabel yang akan diteliti, di mana pokok memperhatikan teknik analisis yang
masalah dari penelitian ini adalah : digunakan dalam uji hipotesis yaitu model

56 Dr. Ir. H. Samsul Bahri, M.M


Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

persamaan struktural (Structural Equation RANCANGAN ANALISIS DATA


Model). Dalam penelitian ini terdapat Pengembangan karier diukur dengan
4 variabel sehingga diperlukan ukuran delapan indikator, dan kompetensi kerja
sampel minimum sebesar 200 responden, diukur dengan enam indikator . Selanjutnya,
dengan mempertimbangkan terdapatnya data produktivitas diukur dengan delapan
outliers (Hair et. al, 2006:605) dan indikator, dan kinerja pegawai diukur
pemilihan sampel digunakan teknik dengan tujuh indikator. Analisis data
stratified random sampling. menggunakan SEM-Listeral dengan langkah
sebagai berikut ; setelah diagram jalur
TEKNIK PENGUMPULAN DATA lengkap berhasil dibuat, maka langkah
Penelitian ini merupakan penelitian selanjutnya adalah mengkonversi diagram
persepsi dari responden penelitian adalah jalur ke dalam bentuk persamaan, untuk
para Pegawai Dinas Pu Bina Marga Wilayah pengukuran variabel laten eksogen,
Kerja Sumatera Selatan, oleh karenanya persamaan pengukuran untuk variabel laten
jenis data dalam penelitian ini adalah data endogen, dan persamaan struktural. Uji
subjek (self-report data), dengan demikian kesesuaian model dilakukan dengan
data penelitian diperoleh langsung dari menggunakan beberapa ukuran kesesuaian
sumbernya yaitu (data primer) yaitu para model (Goodness of Fit Test, GOF).
Pegawai Dinas Pu Bina Marga Wilayah Interpretasi model pada dasarnya melakukan
Kerja Sumatera Selatan. diskusi atau pembahasan statistik terhadap
Teknik pengumpulan data penelitian melalui hasil yang telah diperoleh.
penyebaran instrumen penelitian berupa Hasil pengolahan data untuk menguji
kuesioner dengan menggunakan skala likert, kesesuai model yang sudah fit dan dapat
dilengkapi dengan teknik observasi dan diterima, maka hasil yang diperoleh
dokumentasi untuk mendapatkan data diringkas dalam tabel berikut
sekunder.

Tabel Ukuran Kesesuaian Model


Indikator Ukuran yang Hasil
Kesimpulan
GOF Diharapkan Estimasi
Absolute Fit
GFI GFI > 0, 90 0, 96 Goodness of Fit
RMSEA RMSEA < 0, 08 0, 05 Goodness of Fit
Incremental Fit
NNFI NNFI > 0, 90 0, 93 Goodness of Fit
NFI NFI > 0, 90 0, 94 Goodness of Fit
AGFI AGFI > 0, 90 0, 90 Goodness of Fit
RFI RFI > 0, 90 0, 90 Goodness of Fit
IFI IFI > 0, 90 0, 97 Goodness of Fit
CFI CFI > 0, 90 0, 97 Goodness of Fit
Sumber : Hasil Pengolahan dengan LISREL 8. 30

JOURNAL Ecoment Global 57


ISSN : 2540-816X Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016

Dari tabel di atas, delapan ukuran Model penuh persamaan SEM


kesesuaian yang diperoleh memiliki indeks diperoleh model diagram lintasan, yaitu
kesesuaian model goodness of fit. model standardized seperti ditunjukkan pada
Selanjutnya dapat diteruskan pada analisis Gambar berikut:
lebih lanjut, karena dekat dengan kriteria
ukuran good fit (Hair, Andersen, Tatham,
dan Black, 2006 :623).

Output Pengolahan Data Dengan SEM (Standardize Model)


0.25 0.34
X1
Y1
0.94 0.84 0.38
X2
Y2
0.40
0.35 0.44
X3
0.84 0.33 Y3

0.40 0.89 0.66


0.97 PK
X4
0.41 Y4
0.83
0.36 0.26 0.20
0.30
X5 0.84 Y5
0.94
PD 0.19
0.26 0.81 0.96
X6 Y6
0.85 0.44 0.89
0.35
0.32 0.88 Y7
X7
0.22
0.18 Y8
X8
0.65 0.95

0.40 Y9
X9
0.37 0.43
0.12
Y10
0.47 0.92
X10
0.76
0.78
0.31 Y11
0.39 KP
X11 0.21 0.20 0.54
0.37
0.76 0.21 Y12
0.22 KK
X12 0.34 0.14
0.31
Y13
0.28
0.47 0.22 0.21
X13 Chi-Square=3012.20, df=371, P-value=0.00000,
0.76 RMSEA=0.058 Y14
0.22 Y15 0.78
X14

PK = Pengembangan karier
KK = Kompetensi Kerja
PD = produktivitas
KP = Kinerja pegawai

HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS besarnya pengaruh langsung variabel


Dari 7 hipotesis yang diajukan pengembangan karier terhadap produktivitas
penelitian, telah memperoleh model adalah sebesar 0,38.
persamaan struktural, semua hipotesis dapat
diterima dengan rincian sebagai berikut; Hipotesis 2 dapat diterima.
Dengan demikian kompetensi kerja
Hipotesis 1 dapat diterima : berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Dengan demikian maka produktivitas kerja, dengan besarnya
pengembangan karier berpengaruh positif pengaruh langsung kompetensi kerja
dan signifikan terhadap produktivitas kerja, terhadap produktivitas adalah sebesar 0.12.

58 Dr. Ir. H. Samsul Bahri, M.M


Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

Hipotesis 3 dapat diterima. berpengaruh positif dan signifikan terhadap


Dengan demikian secara bersama-sama kinerja pegawai. Besaran pengaruh variabel
pengembangan karier dan kompetensi kerja pengembangan karier, variabel kompetensi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kerja, variabel produktivitas secara simultan
produktivitas. maka Pengaruh secara bersama- terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 62,
sama variabel pengembangan karier dan 41%, sisanya sebesar 37,59% dipengaruhi
kompetensi kerja terhadap produktivitas oleh variasi variabel lain. Dengan demikian
adalah sebesar 12,25%, sisanya sebesar kinerja pegawai Dinas PU Bina Marga
87.75% dipengaruhi oleh variasi variabel lain. Wilayah Sumatera Selatan dipengaruhi
Pengaruh pengembangan karier, kompetensi secara positif dan signifikan oleh
Kerja terhadap produktivitas pegawai. Hasil pengembangan karier, kompetensi kerja, dan
yang diperoleh untuk model persamaan produktivitas.
struktural, sesuai dengan hipotesis yang
diajukan secara parsial pengembangan karier KESIMPULAN PENELITIAN
berpengaruh signifikan terhadap produktivitas Berdasarkan Pembahasan dalam
pegawai, artinya semakin baik pengembangan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan
karier, maka produktivitas pegawai akan sebagai berikut:
meningkat. 1. Pengembangan karier terbukti
berpengaruh positif dan signifikan
Hipotesis 4 dapat diterima. terhadap produktivitas pegawai Dinas
Dengan demikian pengembangan PU Bina Marga Wilayah Sumatera
karier berpengaruh positif san signifikan Selatan dengan indikator yang paling
terhadap kinerja pegawai dengan besaran dominan memengaruhi adalah indikator
pengaruh langsung produktivitas terhadap program promosi yang berkeadilan dan
kinerja adalah sebesar 0,44. tanpa diskriminasi. Hal ini sejalan
dengan teori Handoko (2001:71).
Hipotesis 5 dapat diterima. 2. Kompetensi kerja pegawai terbukti
Dengan demikian kompetensi kerja berpengaruh positif dan signifikan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja terhadap produktivitas pegawai Dinas
pegawai, dengan besaran pengaruh variabel PU Bina Marga Wilayah Sumatera
kompetensi terhadap kinerja pegawai adalah Selatan dengan indikator yang paling
sebesar 0, 37. dominan memengaruhi adalah indikator
pengetahuan, keterampilan dan
Hipotesis 6 diterima. kemampuan. Hal ini sejalan dengan teori
Dengan demikian produktivitas pegawai Schuller dan Jackson dalam Wibowo
berpengaruh positif dan signifikan terhadap (2006:69).
kinerja pegawai, dengan besaran pengaruh 3. Pengembangan karier dan kompetensi
produktivitas kerja terhadap kinerja jabatan kerja pegawai terbukti signifikan secara
adalah sebesar 0, 83. bersama-sama memiliki kontribusi
terhadap produktivitas pegawai Dinas
Hipotesis 7 dapat diterima. PU Bina Marga Wilayah Sumatera
Dengan demikian maka secara Selatan. Apabila dilihat secara parsial,
bersama-sama pengembangan karier, ternyata pengembangan karier lebih
kompetensi kerja, dan produktivitas dominan memengaruhi produktivitas

JOURNAL Ecoment Global 59


ISSN : 2540-816X Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016

dengan indikator yang paling dominan IMPLIKASI MANAJERIAL


mempengaruhi adalah indikator program Beranjak dari hasil penelitian di atas,
promosi yang berkeadilan dan tanpa diperoleh temuan bahwa kinerja pegawai
diskriminasi. Hal ini sejalan dengan teori terutama kemampuan pegawai dalam
Robbins Stephen (2003). menyelesaikan masalah pada Dinas PU Bina
4. Pengembangan karier terbukti Marga Wilayah Sumatera Selatan akan
berpengaruh positif dan signifikan meningkat apabila pegawai memiliki
terhadap kinerja pegawai Dinas PU Bina produktivitas yang tinggi terutama pada
Marga Wilayah Sumatera Selatan unsur pekerjaan yang secara mental
dengan indikator yang paling dominan menantang, di mana produktivitas pegawai
memengaruhi adalah indikator program akan tinggi apabila pengembangan karier
promosi yang berkeadilan dan tanpa dengan baik terutama pada program promosi
diskriminasi. Hal ini sejalan dengan teori yang berkeadilan dan tanpa diskriminasi,
Matthews (2006:7). serta didukung oleh pegawai memiliki
5. Kompetensi kerja pegawai terbukti kompetensi kerja yang tinggi terutama pada
berpengaruh positif dan signifikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan.
terhadap kinerja pegawai Dinas PU Bina
Marga Wilayah Sumatera Selatan REKOMENDASI PENELITIAN
dengan indikator yang paling dominan 1. Variasi variabel diluar variabel penelitian
memengaruhi adalah indikator ini, seperti iklim organisasi, etos kerja,
pengetahuan, keterampilan dan kompensasi, motivasi, kepemimpinan, dan
kemampuan. Hal ini sejalan dengan teori faktor lainnya dapat memengaruhi kinerja
dari Cushway (2000:216). pegawai di Lingkungan Pemerintah
6. Produktivitas kerja terbukti berpengaruh Daerah Dinas PU Bina Marga Wilayah
positif dan signifikan terhadap kinerja Sumatera Selatan,.
pegawai Dinas PU Bina Marga Wilayah 2. Hasil penelitian ini dapat juga diterapkan
Sumatera Selatan dengan indikator yang pada Jabatan Struktural pada
paling dominan mempengaruhi adalah Pemerintahan Daerah lain di Indonesia.
indikator pekerjaan yang secara mental Karena itu diharapkan penelitian ini
menantang. Hal ini sejalan dengan teori dilanjutkan dengan objek yang berbeda,
dari Robbins (2003:141). sehingga manfaat hasil penelitian ini
7. Pengembangan karier, kompetensi kerja akan menjadi lebih luas.
pegawai, dan produktivitas terbukti 3. Penelitian ini menggunakan teknik analisis
signifikan secara bersama-sama SEM (Structural Equation Modeling)
memiliki kontribusi terhadap kinerja dengan variabel produktivitas pegawai
pegawai Dinas PU Bina Marga Wilayah sebagai variabel antara (intervening). Pada
Sumatera Selatan. Tetapi dilihat secara penelitian selanjutnya dapat dilakukan
parsial, ternyata produktivitas lebih dengan variabel yang sama tetapi dengan
dominan mempengaruhi kinerja pegawai menggunakan produktivitas pegawai
dengan indikator yang paling dominan sebagai variabel moderasi (moderating),
mempengaruhi adalah indikator maka kemungkinan hasil penelitian akan
pekerjaan yang secara mental berbeda.
menantang. Hal ini sejalan dengan teori
dari Cushway (2000:95).

60 Dr. Ir. H. Samsul Bahri, M.M


Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

Kepustakaan Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007.


Evaluasi Kinerja SDM. Bandung
Arikunto, Sukarsimi. 2002. Prosedur : PT.Refika Aditama
Penelitian Suatu Pendekatan Mathis RL dan JH Jackson. 2001.
Praktek. Jakarta : PT. Rineka Manajemen Sumber Daya
Cipta. Manusia. Buku I. Jakarta. PT
Aswi, 2008. Melejitkan karier Dalam Waktu Salemba Emban Patria.
Setahun, Jakarta. Hi-Fest Matthews, Virginia, 2006. Searching for Job
Publishing Satisfaction : Liverpool Hope
Cushway, Barry, dkk., 2000. Perilaku & University. online, (2007 August
Desain Organisasi, terjemahan 10), available from: URL :
Agus Dharma, Jakarta: Elex http://media.com/searchCRM/do
Media Komputindo wnloads/ CallCenterFDch17.pdf
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi Moekijat, 2007. Perencanaan dan
dan Manajemen Sumber Daya Pengembangan karier Pegawai.
Manusia. Jakarta : PT Rineka Bandung, CV. Mandar Maju.
Cipta. Robbins, Stephen P. 2003, Perilaku
Hair et al., (2006), Multivariate Data Organisasi, Jilid I, Jakarta : PT.
Analysis, Fifth Edition, Prentice Prenhallindo.
Hall, Upper Saddle River : New Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis.
Jersy. Bandung : CV. Alfabetta.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis
Personalia dan Sumber Daya Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta : BPFE – Manusia. Bandung : CV. Mandar
Yogyakarta. Maju.
Holtzman & Vezzu . 2011. Confirmatory Usman, Husaini . 2008 . Manajemen; Teori,
Factor Analysis and Structural Praktik, dan Riset Pendidikan,
Equation Modeling of Edisi Kedua. Jakarta : PT. Bumi
Noncognitive Assessments using Aksara
PROC CALIS. Research Data Wibowo, 2006. Manajemen Perubahan.
Analyst, Center for Data Jakarta : PT. Raja Grafindo
Analysis Research, Educational Persada.
Testing Service, Princeton

JOURNAL Ecoment Global 61


Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

JOURNAL Ecoment Global 3

Anda mungkin juga menyukai