Heldina Sofia
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia
Jl. Ahmad Yani Km. 5.5 Banjarmasin
tabalonghusada@yahoo.co.id
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui baik secara parsial dan simultan seberapa besar
Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pos Pembinaan Terpadu
(POSBINDU) Kabupaten Tabalong serta variabel yang berpengaruh dominan terhadap
Kinerja Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Kabupaten Tabalong, Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan dengan populasi sebanyak 80 (delapan
puluh), diambil sampel dengan sensus sebanyak 80 (delapan puluh) orang, instrument
penelitian uji validitas dan uji reliabilitas, data – data diuji dengan menggunakan regresi linear
berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kompetensi dan Motivasi berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap Kinerja Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Kabupaten
Tabalong (2) Kompetensi dan Motivasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
Kinerja Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Kabupaten Tabalong dan (3) Motivasi
merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap Kinerja Pos Pembinaan Terpadu
(POSBINDU) Kabupaten Tabalong. R Square sebesar 0,561 yang berarti besarnya variasi
sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya adalah 56,1% sedangkan
sisanya 43,9% dijelaskan oleh sebab lain diluar dari penelitian ini.
banyak situasi dan peluang yang terhampar pengetahuan umum, tekhnologi dan
selama menyusuri perjalanan kariernya linkungan kerja apabila ketiga hal tersebut
dapat berbelok dan diantaranya yang diatas dapat terpenuhi maka akan
melompat menduduki jabatan manajerial. menghasilkan sebuah Prestasi kerja yang
Tetapi banyak pula yang tepat dijalur memuaskan.
profesi supervisor, karena mengalami Kemudian keterampilan pegawai
stagnasi dalam perkembangan karirnya, sangat diharapkan bagi setiap oragnisasi
tentu saja hal ini perlu diketahui mengapa karena keterampilan kerja merupakan salah
pegawai tersebut tidak dapat meningkatkan satu hal utama yang harus dimiliki semua
prestasinya. pegawai agar menghasilkan prestasi kerja
Kompetensi kerja merupakan suatu yang baik.
keterampilan yang dimiliki oleh seseorang Selain pengetahuan dan
terhadap segala aspek pekerjaan yang akan keterampilan, sikap pegawai juga sangat
dijalankan dan ketrampilan tersebut diharapkan bagi organisasi karena sikap
membuatnya merasa mampu untuk bisa merupakan hal penting demi terwujudnya
mencapai berbagai tujuan dalam prestasi kerja yang baik, dalam hal ini
pekerjaanya. Kompetensi mempunyai arti seluruh pegawai diharapakan memiliki
yang sama dengan kata kemampuan sikap kerja yang baik, dan bersikap
kecakapan atau keahlian. mencintai terhadap pekerjaannya masing –
Rosyadi dan Muwarti (2005:12) masing.
menyatakan bahwa kompetensi dalam Dalam pelayanan kesehatan yaitu
suatu situasi tidak dapat digunakan untuk pada pegawai Pos Pembinaan Terpadu
memperkirakan kompetensi dalam situasi (POSBINDU) Kabupaten Tabalong sangat
lain. Peran kompetensi sangat diperlukan diperlukan kompetensi pegawai yang
dalam prestasi kerja pegawai. Pegawai terdiri dari pengetahuan yaitu yang
yang mempunyai kompetensi kerja yang mencakup latar belakang pendidikan
baik tentu akan mudah untuk pegawai dalam memberikan pelayanan
melaksanakan semua tanggung jawab kesehatan kepada masyarakat,
pekerjaan. Mampu membaca situasi dan keterampilan dari pegawai Pos Pembinaan
permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan Terpadu (POSBINDU) Kabupaten
serta dapat memberikan respon yang tepat Tabalong sangat diperlukan mengingat
dan memiliki penyesuaian diri yang baik pelayanan kesehatan perlu di lakukan oleh
dengan lingkunganya. orang yang ahli dalam bidangnya
Sebagai seorang contoh seorang keterampilan pegawai terus ditingkatkan
yang pada awalnya mempunyai prestasi agar pegawai menjadi lebih baik lagi
kerja yang berupa karir menduduki posisi dalam memberikan pelayanan kesehatan
jabatan tertentu misalnya supervisor, dengan tidak melakukan kesalahan sekecil
kemudian melewati banyak situasi dan apapun, selain pengetahuan dan
peluang yang terhampar selama menyusuri keterampilan, sikap pegawai Pos
perjalanan kariernya dapat berbelok dan Pembinaan Terpadu (POSBINDU)
diantaranya yang melompat menduduki Kabupaten Tabalong sangat berpengaruh
jabatan manajerial. Tetapi banyak pula terhadap kinerja pegawai karena saat ini
yang tepat dijalur profesi supervisor, pelayanan yang kurang ramah di bidang
karena mengalami stagnasi dalam kesehatan masih menjadi keluhan
perkembangan karirnya, tentu saja hal ini masyarakat untuk itu untuk menghilangkan
perlu diketahui mengapa pegawai tersebut pandangan tersebut diharapkan semua
tidak dapat meningkatkan prestasinya. pegawai memiliki sikap yang baik dalam
Pengetahuan pegawai sangat bekerja seperti ramah dan perhatian kepada
berpengaruh pada prestasi kerja seseorang, masyarakat.
pengetahuan pegawai antara lain terbagi Selain Kompetensi, pegawai Pos
menjadi beberapa jenis seperti Pembinaan Terpadu (POSBINDU)
62 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 60-79
interaksi antara komponen kognitif, agama, serta faktor emosi dalam diri
afektif, dan konatif yang saling beraksi individu.
dalam memahami, merasakan dan Dari uraian di atas dapat
berperilaku terhadap suatu obyek. disimpulkan bahwa komponen-
Beberapa ahli mempunyai komponen yang membentuk struktur
pandangan yang berbeda-beda dalam sikap ada tiga yaitu :
membahas komponen yang a. Komponen kognitif, berupa
membentuk struktur sikap. Thurstone pengetahuan, kepercayaan,
memandang bahwa komponen afektif pandangan atau pikiran yang
yang membentuk struktur sikap. didasarkan pada informasi dan
Allport mengatakan bahwa komponen bagaimana orang mempersepsikan
kognitif merupakan penyebab obyek sikap tersebut.
terjadinya sikap percaya terhadap suatu b. Komponen afektif, menunjukkan
obyek (Azwar, 2005 : 3). dimensi emosional dari sikap.
Sikap terhadap obyek, gagasan Komponen ini berhubungan dengan
atau orang tertentu merupakan orientasi perasaan yaitu perasaan senang
yang bersifat menetap dengan (positif) atau perasaan tidak senang
komponen kognitif, afektif dan (negatif). Komponen ini
perilaku (konatif). menunjukkan arah sikap.
Komponen kognitif terdiri dari c. Komponen konatif atau komponen
seluruh kognisi yang dimiliki perilaku (action component),
seseorang mengenai obyek sikap melibatkan predisposisi untuk
tertentu, yaitu fakta, pengetahuan dan bertindak, berhubungan dengan
keyakinan tentang obyek. kecenderungan untuk bertindak
Komponen afektif terdiri dari terhadap obyek sikap.
seluruh perasaan atau emosi seseorang
terhadap obyek, terutama penilaian. Pengertian Motivasi
komponen perilaku terdiri dari Motivasi membicarakan tentang
kesiapan seseorang untuk bereaksi bagaimana cara mendorong semangat kerja
terhadap obyek sikap (Sears, 2008 : sesorang, agar mau bekerja dengan
138). memberikan secara optimal kemampuan
Gerungan (2002 : 13) dan keahliannya guna mencapai tujuan
menyatakan bahwa komponen kognitif organisasi. Motivasi adalah keinginan yang
adalah pandangan, komponen afektif terdapat pada seorang individu yang
adalah perasaan, sedangkan komponen merangsang untuk melakukan tindakan
perilaku adalah kecenderungan untuk (Winardi, 2000:312). Sedangkan pendapat
bertindak sesuai dengan sikap terhadap lain mengatakan bahwa motivasi adalah
obyek. Walgito (2004 : 109) suatu keahlian, dalam mengarahkan
berpendapat bahwa pengertian sikap pegawai dan organisasi agar mau bekerj
mengandung komponen kognitif secara berhasil, sehingga keinginan para
(beliefs), komponen afektif (feeling), pegawai dan tujuan organisasi sekaligus
dan komponen konatif (behaviour tercapai (Flippo, 2000). Seperti telah
tendencies). dikutip di depan bahwa pengertian
Dari beberapa pendapat di atas, motivasi, menurut berelson dan steiner
Azwar (2005:191) menyimpulkan dalam Sunyoto (2012: 11) adalah suatu
bahwa faktor-faktor yang usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku
mempengaruhi pembentukan sikap seseorang supaya mengarah tercapainya
adalah pengalaman pribadi, tujuan organisasi.
kebudayaan, orang lain yang dianggap Selain pendapat diatas ada beberapa
penting, media massa, institusi atau pendapat yang memberikan pengertian
lembaga pendidikan dan lembaga yang sama atau hamper sama yaitu : “
69 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 60-79
4. Sikap, merupakan sikap yang ada pada menerima dan menghargai pendapat
karyawan yang menunjukkan seberapa orang lain.
jauh sikap tanggung jawab mereka
terhadap sesama teman, sengan atasan Penelitian Terdahulu
dan seberapa jauh tingkat kerjasama Sebagai bahan pertimbangan dalam
dalam menyelesaikan pekerjaan. penelitian Pengaruh Kompetensi Terhadap
Menurut Keban (2004:109) dalam Kinerja, diantaranya dikemukakan oleh :
Pasolong (2012:184) pengukuran kinerja 1. Devi Rusvitawati. 2016. Pengaruh
pegawai penting dilakukan oleh instansi Kompetensi Terhadap Kinerja
pelayanan publik.Dengan mengetahui Karyawan Rumah Sakit Sari Mulia
kelemahan dan kelebihan, hambatan dan Banjarmasin. Rumah sakit harus dapat
dorongan, atau berbagai faktor sukses bagi memberikan layanan yang memenuhi
kinerja pegawai serta institusi maka harapan pasien jadi mereka tertarik
terbukalah jalan menuju profesionalisasi, memanfaatkan layanan ini.
yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan Memperbaiki Kualitas layanan harus
yang dilakukan selama ini. disertai dengan peningkatan kinerja
Terdapat berbagai teori mengenai para karyawan. Prestasi kerja
indikator kinerja pegawai. Salah satunya karyawan terdiri dari orang-orang
indikator kinerja pegawai Fadel (2012:195) terstandarisasi kualitas sumber daya
mengemukakan beberapa indikator yang dan yang terkait dengan kompetensi.
digunakan untuk mengukur kinerja Penelitian ini bertujuan untuk
pegawai yaitu: mengidentifikasi dan untuk
a) Pemahaman atas tupoksi menganalisis pengaruh pencapaian dan
Dalam menjalankan tupoksi, bawahan kompetensi pada tindakan, bantuan
harus terlebih dahulu paham tentang dan kompetensi layanan manusia,
tugas pokok dan fungsi masing- dampak dan pengaruh kompetensi,
masing serta mengerjakan tugas sesuai manajerial kompetensi, kompetensi
dengan apa yang menjadi tanggung kognitif, dan kompetensi efektivitas
jawabnya. pribadi pada kinerja karyawan di
Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.
Ada 310 karyawan di Rumah Sakit
b) Inovasi Sari Mulia Banjarmasin sebagai
Memiliki inovasi yang positif dan populasi penelitian. Sampel
menyampaikan pada atasan serta probabilitas dengan teknik
mendiskusikanya pada rekan kerja pengambilan sampel proporsional
tentang pekerjaan. digunakan sebagai teknik pengambilan
c) Kecepatan kerja sampel. Data dikumpulkan dengan
Dalam menjalankan tugas kecepatan membagikan kuesioner kepada sampel
kerja harus diperhatikan dengan 173 karyawan di Rumah Sakit Sari
menggunakan mengikuti metode kerja Mulia Banjarmasin. Telah
yang ada. dikumpulkan Data dianalisis
d) Keakuratan kerja menggunakan regresi berganda.
Tidak hanya cepat, namun dalam Berdasarkan temuan Penelitian,
menyelesaikan tugas karyawan juga ditemukan bahwa setiap variabel
harus disiplin dalam mengerjakan kompetensi mempengaruhi karyawan
tugas dengan teliti dalam bekerja dan prestasi kerja di Rumah Sakit Sari
melakukan pengecekan ulang Mulia Banjarmasin.
e) Kerjasama 2. Sultan dan Sevanus Thane. 2016.
Kemampuan dalam bekerjasama Pengaruh Kompetensi, Motivasi,
dengan rekan kerja lainya seperti bisa Beban Kerja Perawat Pelaksansa
Terhadap Kinerja Perawat Diruang
71 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 60-79
Rawat Inap Rumah Sakit Umum dari alpa (5%). Dengan demikian,
Daerah Jayapura. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel
menunjukkan bahwa Kompetensi (X1) beban kerja perawat tidak berpengaruh
Pengaruh kompetensi terhadap kinerja terhadap kinerja. Berdasarkan analisis
berdasarkan tabel hasil uji t (parsial) regresi linier berganda, maka dapat
dapat diketahui bahwa perhitungan dijelaskan bahwa nilai koefisien beban
SPSS diperoleh t hitung sebesar 4.348 kerja perawat pelaksana adalah sebesar
dengan nilai probabilitas (nilai sig) 0,034. Hal ini mengandung arti bahwa
0.000. Nilai probabilitas tersebut lebih setiap kenaikan beban kerja perawat
kecil dari alpha (5%). Dengan satu satuan maka variabel kinerja akan
demikian dapat disimpulkan bahwa naik sebesar 0,034 dengan asumsi
variabel kompetensi berpengaruh bahwa variabel bebas yang lain dari
terhadap kinerja. Berdasarkan analisis regresi adalah tetap.
regresi linier berganda, maka dapat 3. Revi Rizki Irawan. 2016 . Pengaruh
dijelaskan bahwa nilai koefisien Kompetensi Pegawai Dan Motivasi
kompetensi sebesar 0,216. Hal ini Kerja Terhadap Kinerja Perawat
mengandung arti bahwa setiap Rumah Sakit PTPN VIII Subang.
kenaikan kepuasan kerja satu satuan Kinerja perawat merupakan aspek
maka variabel kinerja akan naik penting dalam rumah sakit, karena hal
sebesar 0,216 dengan asumsi bahwa inilah yang akan menentukan maju
variabel bebas yang lain dari regresi atau mundurnya kinerja rumah sakit,
adalah tetap. Motivasi (X2) Pengaruh kinerja rumah sakit sangat ditentukan
motivasi kerja terhadap kinerja oleh kualitas sumber daya manusia
berdasarkan tabel hasil uji t (parsial) khususnya perawat. Melalui
dapat diketahui bahwa perhitungan peningkatan kinerja perawat, maka
SPSS diperoleh t hitung sebesar 9.279 efektivitas dan produktivitas rumah
dengan nilai probabilitas (nilai sig) sakit pun akan meningkat. Untuk
0.000. Nilai probabilitas tersebut lebih meningkatkan kinerja perawat
kecil dari alpha (5%). Dengan dibutuhkan kompetensi yang baik serta
demikian dapat disimpulkan bahwa meningkatkan motivasi perawat agar
variabel motivasi berpengaruh terdorong untuk kerja secara optimal.
terhadap kinerja perawat. Berdasarkan Penelitian ini bertujuan untuk
analisis regresi linier berganda, maka mengetahui bagaimana kompetensi
dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien dan motivasi kerja terhadap kinerja
motivasi sebesar 0,511. Hal ini perawat di Rumah Sakit PTPN VIII
mengandung arti bahwa setiap Subang. Metode penelitian yang
kenaikan motivasi kerja satu satuan digunakan dalam penelitian ini yaitu
maka variabel kinerja akan naik metode deskriptif dan verifikatif.
sebesar 0,511 dengan asumsi bahwa Metode analisis data yang digunakan
variabel bebas yang lain dari regresi adalah analisis kuantitatif yaitu
adalah tetap. Sedangkan Beban kerja melalui analisis regresi berganda dan
perawat pelaksana (X3) menunjukkan diproses dengan menggunakan
bahwa beban kerja perawat tidak software SPSS 20. Hasil penelitian ini
berpengaruh terhadap kinerja. Tidak menunjukan bahwa secara bersama-
Pengaruh beban kerja perawat sama kompetensi dan motivasi kerja
terhadap kinerja berdasarkan tabel berpengaruh terhadap kinerja perawat,
hasil uji t (parsial), dapat diketahui dimana kompetensi dan motivasi kerja
bahwa perhitungan SPSS diperoleh t memberikan pengaruh sebesar 65,4%
hitung sebesar 601 dengan nilai terhadap kinerja perawat. Demikian
probabilitas (nilai tidak sig) 0.549. juga secara parsial baik kompetensi
Nilai probabilitas tersebut lebih besar berpengaruh sebesar 41,2% maupun
72 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 60-79
Selain itu juga dapat dilihat besarnya dan rumus derajat bebas/degre of
pengaruh masing-masing variabel freedom, df 1 = K -1 = 3 – 1 = 2 dan
bebas terhadap variabel terikatnya. df 2 = n – K = 80 – 3 = 77 maka
Pengaruh variabel Kompetensi didapat nilai Ftabel sebesar 3,12. Ini
(X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y). menyatakan bahwa Fhitung (17,377) >
Kompetensi (X1) berpengaruh Ftabel (3,12). sehingga dapat
signifikan terhadap Kinerja Pegawai disimpulkan bahwa Kompetensi (X1)
(Y) karena nilai thitung (2,877) > ttabel dan Motivasi (X2) berpengaruh
(1,992) sehingga dapat disimpulkan signifikan secara simultan Terhadap
bahwa Kompetensi (X1) berpengaruh Kinerja Pegawai (Y) Pos Pembinaan
siginifikan secara sendiri – sendiri atau Terpadu (Posbindu) Kabupaten
parsial terhadap Kinerja Pegawai (Y) Tabalong
pada Pos Pembinaan Terpadu Berdasarkan hasil uji hipotesis
(Posbindu) Kabupaten Tabalong kedua diatas maka dapat disimpulkan
Pengaruh variabel Motivasi hipotesis kedua yang mengatakan
(X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y). Secara simultan Kompetensi dan
Motivasi (X2) berpengaruh signifikan Motivasi berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Pegawai (Y) karena Terhadap Kinerja Pos Pembinaan
nilai thitung (3,563) > ttabel (1,992) Terpadu (POSBINDU) Kabupaten
sehingga dapat disimpulkan bahwa Tabalong dapat diterima atau teruji.
Motivasi (X2) berpengaruh siginifikan 3. Uji Hipotesis III: Variabel yang
secara sendiri – sendiri atau parsial mempunyai pengaruh dominan
terhadap Kinerja Pegawai (Y) pada Terhadap Kinerja Pos Pembinaan
Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Terpadu (POSBINDU) Kabupaten
Kabupaten Tabalong. Tabalong adalah Kompetensi (Uji
Berdasarkan hasil uji hipotesis Beta)
diatas maka hipotesis pertama yang Berdasarkan tabel hasil
mengatakan Secara parsial penelitian variabel Motivasi
Kompetensi dan Motivasi Sikap merupakan variabel yang dominan
berpengaruh signifikan Terhadap berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai
Kinerja Pos Pembinaan Terpadu Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
(POSBINDU) Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong karena nilai beta
adalah benar atau teruji. variabel X2 0,438 > nilai beta variabel
2. Uji Hipotesis II : Secara simultan X1 0,353. Maka dapat disimpulkan
Kompetensi dan Motivasi variabel Motivasi merupakan variabel
berpengaruh signifikan Terhadap yang dominan berpengaruh terhadap
Kinerja Pos Pembinaan Terpadu Kinerja Pegawai Pos Pembinaan
(POSBINDU) Kabupaten Tabalong Terpadu (Posbindu) Kabupaten
(Uji F Secara Simultan) Tabalong
Uji ini digunakan dengan Berdasarkan hasil uji hipotesis
tujuan untuk membuktikan apakah diatas maka hipotesis ketiga yang
variabel bebas berpengaruh secara mengatakan Variabel yang
bersama-sama terhadap variabel mempunyai pengaruh dominan
terikat. Dalam menjawab hipotesis Terhadap Kinerja Pos Pembinaan
yang telah diajukan pada awal Terpadu (POSBINDU) Kabupaten
penelitian, menggunakan alat bantu Tabalong adalah Motivasi adalah
analisis software SPSS versi 21.00. benar atau teruji.
Dari hasil perhitungan melalui SPSS
menunjukan Fhitung sebesar 17,377 dan Kesimpulan
Ftabel dengan menggunakan tingkat Berdasarkan hasil analisis dan
signifikasi (taraf kepercayaan) 5 % pembahasan yang telah diuraikan pada
78 Kindai, Vol 16, Nomor 1, Halaman 60-79