Anda di halaman 1dari 17

UPAJIWA VOL. 4 NO.

2 OKTOBER 2020

ANALISIS PENGARUH ETOS KERJA DAN LINGKUNGAN


KERJA TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAI
Fransisca Lamere
Program Studi Magister Manajemen, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
fransiscalamere@gmail.com

Abstract

This research aims to determne the effect of Work Ethic and Work Environment on
Employee Performance at the Regional Development Planning Agency of the Tanimbar
Islands Regency with Motivation as an Intervening Variable. Participans from this
research were taken from employees of BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Tanimbar. The
method of data collection in this research was conducted by using a questionnaire
(questionnaire). The technique of data analysis applied in this research is Partial Least
Square (PLS) with SmartPLS 3.2.7 software. The results in this research are Work Ethics
that have a significant effect on motivation but have no significant effect on employee
performance, Work Environment has a significant effect on motivation but not
significantly on employee performance, motivation does not have a significant effect on
performance, Worck Ethic does not significantly influence performance through
motivation. Work Environment does not have a significant effect on performance through
motivation.

Key Words: Work Ethic, Work Environment, Employee Performance, Motivation

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Etos Kerja dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Kepulauan Tanimbar dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening. Obyek dari
penelitian ini adalah seluruh pegawai BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Tanimbar yaitu
sebanyak 50 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara menggunakan kuesioner (angket). Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS) dengan software SmartPLS 3.2.7.
Adapun hasil dalam penelitian ini yaitu Etos Kerja berpengaruh signifikan terhadap
motivasi namun tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, Lingkungan
Kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi namun tidak signifikan terhadap kinerja
pegawai, motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja, Etos Kerja tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja melalui motivasi, Lingkungan Kerja tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja melalu motivasi.

Kata Kunci: Etos Kerja, Lingkungan Kerja, Kinerja Pegawai, Motivasi

76
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

PENDAHULUAN hadir tanpa keterangan akan


mengalam kerugian akibat
Pemerintah daerah Kepulauan terhambatnya penyelesaian
Tanimbar memiliki beberapa dinas pekerjaan, penurunan efisiensi, tidak
salah satunya Badan Perencanaan adanya inisiatif untuk melaksanakan
Pembangunan Daerah. Badan tugasnya secara langsung cenderung
Perencanaan Pembangunan Daerah harus berdasarkan perintah atasan
merupakan instansi pemerintah yang baru mau melaksanakannya masih
mempunyai tugas menunjang urusan adanya pegawai yang menunda-
pemerintah dibidang perencanaan nunda pekerjaan sehingga membuat
dan bidang penelitian dan pekerjaan menumpuk, kurangnya
pengembangan yang menjadi keahlihan dalam memahami dan
kewenangan daerah. Untuk itu melaksanakan tugas dan
diperlukan kinerja yang baik dari kewajibannya serta pengalaman
pegawai, mengingat kerja yang kurang memberikan
pengembangunan perencanaan kontribusi pada bidang tugas.
daerah merupakan hal yang penting (Kurniasih, 2013) lebih memilih
untuk kemajuan pembangunan menggunakan istilah etos karena
daerah tersebut. (Sutrischastini & menemukan bahwa kata etos
Riyanto, 2018) mendefinisikan mengandung pengertian tidak saja
kinerja (performance) sebagai sebagai perilaku khas dari sebuah
gambaran mengenai tingkat organisasi atau komunitas tetapi
pencapaian pelaksanaan suatu juga mencakup motivasi yang
kegiatan atau program atau menggerakkan mereka, karakteristik
kebijakan dalam mewujudkan utama, spirit dasar, pikiran dasar,
sasaran, tujuan, misi dan visi kode etik, kode moral, kode
organisasi yang tertuang dalam perilaku, sikap-sikap, aspirasi-
rencana strategi planning suatu aspirasi, keyakinan-keyakinan,
organisasi. Kriteria keberhasilan ini prinsip-prinsip, dan standar-standar.
berupa tujuan-tujuan atau target- Sebagai suatu acuan bagi
target tertentu yang hendak dicapai. ketentuan atau peraturan yang
Tanpa ada tujuan atau target, kinerja berlaku, maka BAPPEDA secara
seseorang atau organisasi tidak tidak langsung akan terikat sehingga
mungkin dapat diketahui karena dapat membentuk sikap dan perilaku
tidak ada tolak ukurnya. Kinerja sesuai visi dan misi serta strategi
pegawai menunjuk kepada pemerintah. Oleh karena itu
kemampuan pegawai yang dalam BAPPEDA harus berusaha.
melaksanakan keseluruhan tugas- menciptakan kondisi etos kerja yang
tugas yang menjadi kondusif dan dapat mendukung
tanggungjawabnya. Memaksimalkan terciptanya kinerja yang baik. Hal
kinerja pegawainya dengan melihat inilah yang merupakan sasaran bagi
potensi yang berada disetiap BAPPEDA pada Kepulauan
individu. Pegawai PNS yang tidak Tanimbar dalam menciptakan etos
memegang teguh amanah dalam kerja yang diinginkan atau etos yang
melaksanakan tugas pokok dan kuat maka upaya yang ingin dicapai
kewajibannya, pegawai yang tidak adalah menciptakan etos kerja yang

77
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

baik, sehingga dapat meningkatkan yang kurang kondusif, maka tidak


kinerja para pegawai BAPPEDA di mendukung bagi pegawai untuk
lingkungan pada Kepulauan dapat bekerja dengan nyaman.
Tanimbar beberapa pegawai yang (Prakoso, Astuti, & Ruhana, 2014)
tidak hadir tanpa keterangan, tidak motivasi adalah daya penggerak
adanya inisiatif untuk melaksanakan yang dapat menciptakan kegairahan
tugasnya secara langsung cenderung kerja seseorang agar karyawan mau
harus berdasarkan perintah atasan bekerja secara efektif dan
baru mau melaksanakannya. terorganisasi dengan segala daya
Mengingat keberadaan upayanya untuk mencapai kepuasan.
kehidupan suatu organisasi yang Untuk mendapatkan kinerja
tidak terlepas dari tantangan baik pegawai sesuai yang diharapkan,
yang datangnya dari dalam BAPPEDA mempunyai tugas untuk
organisasi maupun dari luar memberikan dorongan kepada
organisasi, maka diperlukan pegawai, agar mereka bekerja
kemampuan untuk bertahan dan dengan giatnya sehingga mencapai
bersaing. Hal ini merupakan suatu target. Pegawai bekerja dengan
keharusan yang dimiliki organisasi harapan akan memperoleh gaji yang
untuk bertumbuh. (Prakoso, Astuti, dapat untuk memenuhi kebetuhan
& Ruhana, 2014) menyatakan tersebut. Dorongan untuk bekerja
lingkungan kerja adalah segala dipengaruhi adanya kebutuhan yang
sesuatu yang ada di sekitar pekerja harus dipenuhi dan tingkat
yang dapat mempengaruhi karyawan kebutuhan yang berbeda pada setiap
dalam bekerja meliputi pengaturan pegawai, selain itu pemenuhan
penerangan, pengontrolan suara kebutuhan dari pada pegawai akan
gaduh, pengaturan kebersihan pelayanan dan penghargaan oleh
tempat kerja dan pengaturan atasan terhadap kinerja pegawai
keamanan tempat kerja. Lingkungan yang dihasilkan.
kerja yang kondusif memberikan
rasa aman dan karyawan akan LANDASAN TEORI
bekerja lebih optimal. Lingkungan
kerja juga akan mempengaruhi Etos kerja adalah totalitas
emosional karyawan jika karyawan kepribadian dirinya serta cara
menyukai lingkungan kerja dimana mengekspresikan, memandang,
dia bekerja, maka karyawan akan meyakini, dan memberikan makna pada
melakukan aktivitasnya dengan baik sesuatu, yang mendorong dirinya untuk
bertindak dan meraih amal yang
sehingga waktu kerja dipergunakan optimal. Karyawan yang memiliki etos
secara efektif. Lingkungan kerja kerja yang baik akan berusaha
meliputi hubungan kerja antara menunjukkan suatu sikap, watak serta
bawahan dan atasan serta keyakinan dalam melaksanakan suatu
lingkungan kerja fisik tempat pekerjaan dengan bertindak dan bekerja
karyawan bekerja. Fasilitas kantor secara optimal (Octarina, 2009).
yang kurang memadai, dengan Kemudian (Arsad, 2017)
adanya keluhan pegawai tentang mendefinisikan etos kerja merupakan
sarana dan prasarana yang kurang suatu pandangan dan sikap suatu
memadai, dan lingkungan kerja bangsa atau umat terhadap kerja. Bila
individu-individu dalam komunitas

78
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

memandang kerja sebagai suatu hal Motivasi adalah kekuatan yang


yang luhur bagi eksistensi manusia, mendorong seseorang untuk melakukan
maka etos kerjanya akan cenderung suatu tindakan atau tidak yang pada
tinggi. Sebaliknya sikap dan pandangan hakikatnya ada secara internal dan
terhadap kerja sebagai sesuatu yang eksternal positif ataupun negatif untuk
bernilai rendah bagi kehidupan, maka mengarahkannya sangat bergantung
Etos Kerja dengan sendirinya akan pada ketangguhan pimpinan. Untuk
rendah. Yang menjadi indikator– mengukur motivasi kerja dipergunakan
indikator etos kerja. beberapa indikator menurut
1) Kerja Keras (Sedarmayanti, 2017) yang meliputi:
2) Disiplin 1) Prestasi Kerja
3) Jujur 2) Pengaruh
4) Tanggung jawab 3) Pengendalian
5) Rajin 4) Ketergantungan
6) Tekun 5) Pengembangan
(Prihanto, 2017) Lingkungan kerja 6) Afiliasi
adalah keseluruhan alat perkakas dan Kinerja menurut (D et al.,2018) adalah
bahan yang dihadapi, lingkungan hasil kerja yang dapat dicapai oleh
sekitarnya di mana seseorang bekerja, pegawai atau sekelompok pegawai
metode kerjanya, serta pengaturan dalam suatu organisasi, sesuai dengan
kerjanya baik sebagai perseorangan wewenang dan tanggung jawab masing-
maupun sebagai kelompok. (Budianto masing, dalam upaya mencapai tujuan
& Katini, 2015) lingkungan kerja organisasi bersangkutan secara legal,
merupakan di mana para karyawan tidak melanggar hukum dan sesuai
tersebut bekerja. Dari beberapa dengan moral dan etika. (Prakoso et al.,
pendapat para ahli di atas dapat 2014) menyatakan kinerja adalah hasil
disimpulkan lingkungan kerja internal kerja baik secara kualitas dan kuantitas
adalah tempat di mana karyawan itu yang dicapai karyawan dalam
bekerja yang di dalamnya terdapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan
fasilitas-fasilitas yang menunjang tanggung jawab yang diberikan
karyawan dalam beraktivitas atau kepadanya
bekerja. Yang menjadi indikator– Beberapa indikator kinerja menurut (D
indikator lingkungan kerja menurut et al., 2018):
(Budianto & Katini, 2015) 1) Jumlah pekerjaan
1) Penerangan 2) Kualitas pekerjaan
2) Suhu udara 3) Ketepatan waktu
3) Suara bising 4) Kehadiran
4) Penggunaan warna 5) Kemampuan kerja sama
5) Ruang gerak yang di perlukan
6) Keamanan bekerja METODE PENELITIAN
7) Hubungan pegawai dengan
pegawai lainya Subyek dan Obyek Penelitian
Menurut (Nurdin, 2018), Motivasi Subyek dalam penelitian ini
adalah pemberian daya penggerak yang adalah Badan Perencanaan
mampu menciptakan kegairahan kerja Pembangunan Kepulauan Tanimbar
seseorang, agar mereka mau bekerja yang beralamat di Jl. Ir. Soekarno,
sama, bekerja lebih aktif, dan Kecamatan Tanimbar Selatan dan
terintegrasi dengan segala daya berdasarkan Obyek penelitian dalam hal
upayanya agar mencapai kepuasan. ini adalah etos kerja, lingkungan kerja,
Menurut (Sedarmayanti, 2017) kinerja dan motivasi seluruh pegawai

79
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

Kantor Badan Perencanaan c) Jujur: adalah kesanggupan


Pembangunan Daerah Kepulauan Pegawai BAPPEDA dalam
Tanimbar. menjalankan peerjaannya sesuai
dengan aturan yang ditentukan.
Populasi dan Sampel d) Tanggung jawab: adalah sesuatu
Populasi dari penelitian ini adalah yang harus dikerjakan oleh
seluruh pegawai Kantor Badan Pegawai BAPPEDA dengan
Perencanaan Pembangunan Daerah ketekunan dan kesungguhan.
Kepulauan Tanimbar yang meliputi e) Rajin: adalah terciptanya
Bidang Informasi Kepegawaian yaitu kebiasaan pribadi dan
sebanyak 50 orang. Metode sensus pengembangan secara positif oleh
digunakan untuk menjaring seluruh Pegawai BAPPEDA ditempat
populasi sebagai responden, di mana kerja.
seluruh pegawai BAPPEDA Kepulauan f) Tekun: adalah Pegawai BAPPEDA
Tanimbar yang berjumlah 50 orang yang mampu melakukan
ditetapkan sebagai responden. pekerjaannya dengan bersungguh-
sungguh tanpa merasa
Variabel Penelitian dan Definisi bosan/jenuh.
(Budianto & Katini, 2015)“
Operasional
Lingkungan kerja adalah lingkungan
(Bakri, 2013) Karyawan yang
dimana pegawai melakukan
memiliki etos kerja tinggi tercermin
pekerjaannya sehari-hari”. Lingkungan
dalam perilakunya seperti suka bekerja
kerja yang kondusif memberikan rasa
keras, tidak membuang-buang waktu
aman dan memungkinkan para pegawai
selama jam kerja, keinginan
untuk dapat berkerja optimal.
memberikan standar yang di syaratkan,
Lingkungan kerja dapat mempengaruhi
mau bekerja sama, hormat terhadap
emosi pegawai. Yang menjadi indikator
rekan kerja. Tentu saja perusahaan
– indikator lingkungan kerja menurut
mengharapkan para karyawan memiliki
(Budianto & Katini, 2015)
etos kerja tinggi agar dapat memberi
a) Penerangan: adalah jumlah
kontribusi bagi perkembangan
penerangan atau intensitas
perusahaan secara keseluruhan.
cahaya di lingkungan kantor
Indikator-indikator etos kerja
BADPPEDA yang dapat
diantaranya :
mempengaruhi Pegawai
a) Kerja keras: adalah untuk dapat
BAPPEDA dalam menjalankan
mencapai sasaran yang ingin
tugas-tugas yang dibebankan.
dicapai Pegawai BAPPEDA
b) Suhu udara: adalah kondisi suhu
mampu memanfaatkan waktu yang
udara di kantor BAPPEDA yang
optimal dan mempunyai sifat
memungkinkan pertukaran udara
semangat kerja dalam bekerja
yang optimal.
sehingga kadang-kadang tidak
c) Suara bising: adalah bunyi yang
mengenal waktu, jarak dan
dapat didengar oleh telinga yang
kesulitan yang dihadapi.
dapat mempengaruhi Pegawai
b) Disiplin: adalah suatu sikap
BAPPEDA dalam menjalankan
Pegawai BAPEDDA terhadap
tugas-tugas yang dibebankan.
peraturan-peraturan yang berlaku
d) Penggunaan warna: adalah
baik tertulis maupun tidak tertulis
kondisi tata warna dan dekorasi
serta mampu menjalankannya
kantor BAPPEDA yang sesuai
tanpa melanggar wewenang yang
dengan memberikan kesan yang
telah diberikan kepadanya.
nyaman.

80
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

e) Ruang gerak yang di perlukan: melakukan pengembangan kepada


adalah posisi kerja yang mampu orang-orang sekitar.
memberikan kenyaman bagi f) Afiliasi: adalah dorongan dari
pegawai BAPPEDA. dalam diri Pegawai BAPPEDA
f) Kemampuan bekerja: adalah untuk menjalani hubungan antar
kondisi yang menunjang suasana pribadi yang ramah.
kerja yang di BAPPEDA.
g) Hubungan pegawai dengan Robbins menjelaskan bahwa
pegawai lainya: adalah hubungan kinerja adalah hasil evaluasi terhadap
kerja yang baik antara karyawan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai
yang satu dengan karyawan dibandingkan kriteria yang telah
lainnya dalam menyelesaikan ditetapkan sebelumnya. Kinerja menurut
suatu pekerjaan di BAPPEDA. (D, Adam, & Mahdani, 2018) adalah
hasil kerja yang dapat dicapai oleh
Menurut (Wiyono, 2011) Motivasi pegawai atau sekelompok pegawai
adalah kekuatan yang mendorong dalam suatu organisasi, sesuai dengan
seseorang untuk melakukan suatu wewenang dan tanggung jawab masing-
tindakan atau tidak yang pada masing, dalam upaya mencapai tujuan
hakikatnya ada secara internal dan organisasi bersangkutan secara legal,
eksternal positif ataupun negatif untuk tidak melanggar hukum dan sesuai
mengarahkannya sangat bergantung dengan moral dan etika (D, Adam, &
pada ketangguhan pimpinan. Untuk Mahdani, 2018). Indikator untuk
mengukur motivasi kerja dipergunakan mengukur kinerja menurut karyawan
beberapa indikator menurut secara individu ada (Suwatno & Priansa,
(Sedarmayanti, 2017) yang meliputi: 2011) indikator yaitu:
a) Prestasi Kerja: adalah kemauan a) Kualitas: adalah kualitas
dari Pegawai BAPEDDA untuk pekerjaan yang dihasilkan serta
memperoleh suatu hasil kerja kesempurnaan oleh Pegawai
yang unggul dari tugas yang telah BAPPEDA Kualitas kerja diukur
dibebankan kepadanya yang dari persepsi karyawan terhadap
didasarkan atas pengalaman, dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan
kesungguhan serta waktu. serta kesempurnaan tugas
b) Pengaruh: adalah keinginan dari terhadap keterampilan dan
Peagawai BAPPEDA untuk dapat kemampuan karyawan.
ditiru atau di contoh di b) Kuantitas: adalah Pegawai
lingkungan BAPPEDA. BAPPEDAmampu menyelesaikan
c) Pengendalian: adalah kemauan tugas-tugasnya dalam suatu
Pegawai BAPPEDA untuk periode.
berusaha melakukan tindakan c) Ketepatan waktu: adalah tingkat
sesuai dengan yang telah aktivitas yang diselesaikan
direncanakan. Pegawai BAPPEDA dalam
d) Ketergantungan: adalah keinginan mengerjakan tugas-tugas yang
Pegawai BAPPEDA untuk dibebankan serta memanfaatkan
mencari orang yang berpengaruh waktu yang tersedia untuk
dalam menyelesaikan suatu aktivitas lainnya.
permasalahan yang terjadi. d) Efektivitas: adalah
e) Pengembangan: adalah dorongan memaksimalkan tingkat
dari dalam diri Pegawai penggunaan teknologi, uang, dan
BAPPEDA untuk dapat tenaga oleh Pegawai BAPPEDA.

81
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

e) Kemandirian: adalah tingkat a) Uji Indikator


seorang Pegawai BAPPEDA b) Uji ModelFit
dapat menjalankan tugasnya dan c) Uji Hipotesis
mempunyai komitmen dalam
bekerja. Analisis Jalur
Analisis jalur pada prinsipnya
adalah melakukan analisis terhadap
Jenis dan Metode Pengumpulan Model jalur. Model jalur ialah suatu
Data diagram yang menghubungkan antara
Penelitian yang dilakukan variabel bebas, perantara dan
menggunakan data primer yang berasal tergantung. Pola hubungan ditunjukkan
dari objek penelitian yaitu pegawai dengan menggunakan anak panah. Anak
Kantor Badan Perencanaan panah-anak panah tunggal menunjukkan
Pembangunan Daerah Kepulauan hubungan sebab–akibat antara variabel-
Tanimbar. Data primer diperoleh dari variabel exogenous atau perantara
sumber data yang memberikan data dengan satu variabel tergantung atau
secara langsung (responden) kepada lebih. Anak panah ganda menunjukkan
peneliti melalui penyebaran daftar korelasi antara pasangan
pertanyaan (kuesioner) berdasarkan variabelvariabel exogenous. (Riski,
variabel yang diteliti. Selanjutnya dari 2014) analisis jalur dapat dilakukan
aspek cara pengumpulan data, dengan menghitung pengaruh langsung
penelitian ini menggunakan cara (Direct Effect), pengaruh tidak langsung
kuesioner. (Indirect Effect), dan pengaruh total
(Total Effect), dengan formula sebaga
Analisis Deskriptif berikut:
Analisis deskriptif merupakan
analisis berupa statistik yang ANALISIS DAN PEMBAHASAN
menggambarkan fenomena atau
karakteristik dari data yang telah Uji Indikator (Measurement Model/
disimpulkan tanpa adanya kesimpulan Outer Model)
yang berlaku untuk digeneralisasikan Uji indikator atau disebut Outer
(Wiyono, 2011). Pengelompokkan Model atau measurement model. Uji
dilakukan terhadap masing-masing indikator dalam model ini
variabel yang dikategorikan menjadi menspesifikasi hubungan antar variabel
menjadi 5 (lima) dari skor 1 sampai laten dengan indikator-indikatornya atau
dengan 5. dapat dikatan bahwa outer model
mendefinisikan bagaimana setiap
Analisis Inferensial indikator berhubungan dengan variabel
Apabila inferensial atau analisis latennya.
induktif adalah teknik yang digunakan Convergent Validity diukur dari
untuk melakukan analisis data sampel korelasi antara skor indikator dengan
dan hasilnya diberlakukan untuk konstruknya. Indikator individu
populasi (Wiyono, 2011). Statistik ini dianggap valid jika memiliki nilai
cocok digunakan ketika teknik korelasi diatas 0,50, apabila ada
pengambilan sampel dilakukan secara indikator yag tidak memenuhi syarat ini
random. Alat analisis ini digunakan maka harus dibuang.
adalah Partial Least Square (PLS),
yaitu SEM yang berbasis variance,
dengan software SmartPLS
3.0.tahapan pengujian PLS antara lain :

82
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

Tabel 1 Outer Loading dari masing-masing variabel laten


(Convergent Validity) berbeda dengan variabel lainnya.

Tabel 2 Cross Loadings (Discriminant


Validity)

Sumber: Calculated Model, Kelompok PLS


Ouput, Tabel Outer Loadings.
Sumber: Calculated Model, Kelompok
Goodness of Fit, Tabel Cross Loading
Berdasarkan tabel diatas, indikator
setelah melalui uji convergent validity
Composite Reliability merupakan
dinyatakan valid karena nilai loadingnya
>0,50 , dan ada beberapa indikator yang konstruk yang dinyatakan reliabel
tidak valid karena nilai loadingnya apabila composite realibility
<0,50. memiliki nilai diatas 0,70 (Wiyono,
Discriminant Validity yang diukur 2011). Semua variabel laten
dari cross loading antara indikator dinyatakan reliabel karena nilai
dengankonstruknya. Indikator composite reliability bernilai diatas
dinyatakan valid jika hubungan 0,70 dapat dilihat pada Tabel 3
indikator dengan konstruknya lebih
tinggi dibandingkan dengan
hubungannya dengan konstruk yang
lain. Discriminant validity dilakukan
untuk memastikan bahwa setiap konsep

83
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

Tabel 3 Composite Reliability Uji ModelFit


Variabel Composite Ket Tabel 4 ModelFit
Reliability
Etos Kerja 0.926 Reliabel
Lingkungan 0.940 Reliabel
Kerja
Motivasi 0.834 Reliabel
Kinerja 0.951 Reliabel
Sumber: Calculated Model, Kelompok
Goodness Of Fit, Tabel Composite
Reliability

Model Setelah Uji Pengukuran


(Uji Indikator)

Sumber: Hasil PLS dari pengolahan data


primer 2019

Uji Hipotesis (Structural Model/


Inner Model)
Inner Model merupakan
pengujian terhadap model structural
dilakuka berdasarkan hasil uji model
struktural (inner model) yang meliputi
outputR2 , koefisien parameter dan t-
statistik sebagai berikut:
Gambar 1 Model PLS Algorithm Setelah
Uji Indikator

84
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

Berdasarkan pada Tabel 5 Uji H3: Etos Kerja tidak


Hipotesis berpengaruh signifikan terhadap
kinerja, ini diketahui dari nilai T-
statistik >t tabel, yaitu untuk t-
statistik sebesar 0.886 sedangkan t
tabel sebesar 1.96. Sedangkan
dengan menggunakan nilai P-value
sebesar 0,376>0,05. Nilai koefisien
parameter sebesar -0,197 memiliki
arah negatif.Ini menunjukkan
bahwa Hipotesis ketiga tidak
terbukti.

H4: Lingkungan Kerja tidak


berpengaruh signifikan terhadap
kinerja, ini diketahui dari nilai T-
statistik >t tabel, yaitu untuk t-
statistik sebesar 0.370 sedangkan t
Sumber: Hasil PLS dari pengolahan data tabel sebesar 1.96. Sedangkan
primer 2019 dengan menggunakan nilai P-value
sebesar 0,712>0,05. Ini
Berdasarkan pada Tabel 5 diperoleh: menunjukkan bahwa Hipotesis
H1: Etos Kerja berpengaruh keempat tidak terbukti.
signifikan terhadap Motivasi, ini
diketahui dari nilai T-statistik >t H5: Motivasi tidak berpengaruh
tabel, yaitu untuk t-statistik sebesar signifikan terhadap kinerja, ini
6.948 sedangkan t tabel sebesar diketahui dari nilai T-statistik >t
1.96. Sedangkan dengan tabel, yaitu untuk t-statistik sebesar
menggunakan nilai P-value sebesar 0.441 sedangkan t tabel sebesar
0,000<0,05 yang membuktikan 1.96. Sedangkan dengan nilai P-
nilainya signifikan dengan nilai value sebesar 0,659 >0,05. Ini
Koefisien positif 0,577.Ini menunjukkan bahwa Hipotesis
menunjukkan bahwa Hipotesis keenam tidak terbukti.
pertama terbukti.
H6: Etos Kerja tidak
H2: Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja melalui motivasi sebagai
motivasi, ini diketahui dari nilai T- variabel interveningini diketahui
statistik >t tabel, yaitu untuk t- dari nilai T-statistik >t tabel,
statistik sebesar 2.045 sedangkan t yaituuntuk t-statistik sebesar 0.423
tabel sebesar 1.96. Sedangkan sedangkan t tabel sebesar 1.96.
dengan menggunakan nilai P-value Sedangkan dengan nilai P-value
sebesar 0,041<0,05 Ini sebesar 0,673>0,05. Ini
menunjukkan bahwa Hipotesis menunjukkan bahwa Hipotesis
keduaterbukti. keenam tidak terbukti

85
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

H7: Lingkungan Kerja tidak 3. Efek Total


berpengaruh signifikan terhadap 1) Nilai efek total pada variabel
Kinerja melalui motivasi sebagai etos kerja terhadap kinerja
variabel interveningini diketahui melalu motivasi sebagai
dari nilai T-statistik >t tabel, yaitu variabel intervening sebesar -
untuk t-statistik sebesar 0.362 0.124
sedangkan t tabel sebesar 1.96. 2) Nilai efek total pada variabel
Sedangkan nilai P-value sebesar lingkungan kerja terhadap
0,717 >0,05. Ini menunjukkan kinerja melalui motivasi
bahwa Hipotesis ketujuh tidak sebagai variabel intervening
terbukti. sebesar 0.121
Berdasarkan nilai efek total
Analisis Jalur diatas diperoleh nilai efek total
terbesar yaitu pada variabel
lingkungan kerja terhadap kinerja
Pengaruh Pengaruh Efek Keteran
melalui motivasi sebagai variabel
Langsung Tidak Total gan
Langsung intervening sebesar 0,121. Hal ini
X1 → Y2 X1 → Y1 - Pengaruh menunjukkan bahwa motivasi
= -0.197 → Y2 = 0.197 𝑋1 memediasi antara lingkungan
0.577 x + terhadap terhadap kinerja pegawai.
0.127 = 0.073 𝑌2 Sedangkan nilai efek total
0.073 = melalui
- 𝑌1
terkecil adalah variabel etos kerja
0.124 terhadap kinerja melalui motivasi
X2 → Y2 X2 → Y1 0.085 Pengaruh sebagai variabel intervening
= 0.085 → Y2 = + 𝑋2 sebesar -0.124. Hal ini
0.287 x 0.036 terhadap menandakan bahwa motivasi
0.127 = = 𝑌2
0.036 0.121 melalui
paling sedikit memediasi antara
𝑌1 etos kerja terhadap kinerja
Sumber: Data Primer diolah, 2019 pegawai

1. Pengaruh Langsung PEMBAHASAN


X1 → Y2 = -0.197 →Pengaruh tidak Etos Kerja terhadap Motivasi
langsung etos kerja terhadap kinerja Berdasarkan dari hasil analisis
X2 → Y2 = 0.085 → Pengaruh data diketahui bahwa etos kerja
langsung lingkungan kerja terhadap berpengaruh signifikan terhadap
kinerja motivasi, hal ini diketahui dari nilai
2. Pengaruh Tidak Langsung
nilai P Value<0,05, yaitu 0,000
X1 → Y1 → Y2 = 0.577 x 0.127=
0.073 <0,05 . Sehingga etos kerja
→ Pengaruh tidak langsung etos kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja melalui motivasi terhadap motivasi karyawan.
sebagai variabel intervening Temuan ini menginformasikan
X2 → Y1 → Y2 = 0.287 x 0.127 = bahwa di BAPPEDA Kepulauan
0.036 Tanimbar telah memperhatikan
→ Pengaruh tidak langsung lingkungan faktor kebutuhan pegawainyauntuk
kerja terhadap kinerja melalui motivasi meningkatkan etos kerja yang tinggi
sebagai variabel intervening pada pegawainya. BAPEDDA

86
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

mampu memotivasi pegawai dengan berpengaruh positif dan signifikan


memberikan perhatian atas secara langsung dengan motivasi.
prestasinya yang dilakukan pegawai Sesuai dengan hasil analisis
dalam bekerja penuh semangat dan deskriptif lingkungan kerja yang ada
memiliki pencapaian yang di BAPPEDA Kepulauan Tanimbar
maksimal. Sesuai dengan hasil dengan prosentase sebesar 35,39%
analisis deskriptif yang pada pernyataan setuju dengan
menunjukkan etos kerja yang ada di penyataan indikator “Adanya ruang
BAPPEDA Kepulauan Tanimbar diskusi antara anda dengan rekan
sudah baik, dengan prosentase 67% kerja terdekat dalam penyelesaian
pada setuju, dengan hasil tersebut tugas” dan “Jaminan Kesehatan” hal
menunjukkan bahwa etos yang ada tersebut menunjukkan bahwa
dapat terbentuk dengan adanya lingkungan kerja di BAPPEDA
dorongan/motivasi terhadap Kepulauan Tanimbar baik. Hasil
pegawai. penelitian ini menunjukkan bahwa
(Bakri, 2013) Karyawan yang lingkungan kerja di BAPPEDA
memiliki etos kerja tinggi tercermin Kepulauan Tanimbar sudah dapat
dalam perilakunya seperti suka memberikan kenyamanan pada
bekerja keras, tidak membuang- karyawan sehingga dapat
buang waktu selama jam kerja, mendorong motivasi karyawan
keinginan memberikan standar yang untuk bekerja lebih giat.
disyaratkan, mau bekerja sama, Menurut (Budianto & Katini,
hormat terhadap rekan kerja. Tentu 2015) “Lingkungan kerja adalah
saja perusahaan mengharapkan para lingkungan dimana pegawai
karyawan memiliki etos kerja tinggi melakukan pekerjaannya sehari-
agar dapat memberi kontribusi bagi hari”. Lingkungan kerja yang
perkembangan perusahaan secara kondusif memberikan rasa aman dan
keseluruhan. memungkinkan para pegawai untuk
Hasil penelitian ini sejalan dapat berkerja optimal. Lingkungan
dengan penelitian yang dilakukan kerja dapat mempengaruhi emosi
oleh (Barkati, 2013) yang pegawai.
menunjukkan bahwa etos kerja Hasil penelitian ini sejalan
berpengaruh terhadap motivasi. dengan penelitian yang dilakukan
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh (Barkati, 2013) yang
(Prihanto, 2017) menunjukkan menunjukkan bahwa lingkungan
bahwa etos kerja berpengaruh kerja berpengaruh terhadap
terhadap motivasi. motivasi.

Lingkungan Kerja terhadap Etos Kerja berpengaruh terhadap


Motivasi Kinerja
Berdasarkan dari hasil analisis Berdasarkan dari hasil analisis
data diketahui bahwa lingkungan data diketahui bahwa etos kerja
kerja berpengaruh signifikan tidak berpengaruh terhadap kinerja
terhadap motivasi, hal ini diketahui pegawai, hal ini diketahui dari nilai
dari nilai nilai P-value sebesar nilai P-value sebesar 0,886>0,05
0,041>0,05 artinya lingkungan kerja dan memiliki arah negatif dari nilai

87
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

koefisien parameter sebesar -0,197. menunjukkan bahwa etos


Sehingga etos kerja tidak kerjaberpengaruh tidak berpengaruh
berpengaruh terhadap kinerja terhadap kinerja. Sedangkan
pegawai. bertentangan dengan penelitian yang
Hal ini menginformasikan dari dilakukan oleh (Syafii & Ulinnuha,
analisis deskriptif dengan 2018) yang menunjukkan bahwa
pernyataan tidak setuju pernyataan etos kerja berpengaruh terhadap
indikator yang tidak setuju yaitu kinerja.
penyataan ”Anda mengikuti
pelatihan guna meningkatkan Lingkungan Kerja berpengaruh
kinerja anda” dan “Anda tidak terhadap Kinerja
menunda pekerjaan” bahwa etos Berdasarkan dari hasil analisis
kerja yang ada di BAPEDDA data diketahui bahwa lingkungan
Kepulauan Tanimbar belum mampu kerja berpengaruh tidak signifikan
untuk meningkatkan kinerja terhadap kinerja, hal ini diketahui
pegawainya dalam mencapai sasaran dari nilai nilaiP-value sebesar
dan sebagian pegawainya berkinerja 0,712>0,05.
kurang baik. Temuan ini juga Sesuai dengan hasil analisis
menginformasikan bahwa deskriptif lingkungan kerja yang ada
kurangnya pegawai yang mengikuti di BAPPEDA Kepulauan Tanimbar
pelatihan ini mengakibatkan dengan prosentase sebesar 12,22%
pegawai kurang mampu dalam pada tidak setuju, sangat tidak setuju
menyelesaikan tugas yang telah sebesar 0,59% hal tersebut
diembankannya, hanya pegawai menunjukkan bahwa ada pegawai
yang memiliki golongan eselon dan BAPPEDA yang merasa
yang untuk naik golongan yang lingkungan kerja dikantor kurang
boleh mengikutinya, dan kurangnya baik, terhadap pernyataan “Ruang
perhatian dalam mengontrol kinerja kerja yang tenang” dan “Anda tidak
pegawainya. terganggu dengan suara bising di
Menurut (Bakri, 2013) dalam ruangan”. Sebenarnya kondisi
Karyawan yang memiliki etos kerja ruangan yang tenang dan nyaman
tinggi tercermin dalam perilakunya akan dapat membantu para pegawai
seperti suka bekerja keras, tidak lebih fokus dalam mengerjakan
membuang-buang waktu selama jam pekerjaannya dengan maksimal
kerja, keinginan memberikan sehingga pekerjaannya dapat
standar yang di syaratkan, mau terselesaikan dengan baik.Perlu
bekerja sama, hormat terhadap rekan adanya perhatian dari instansi untuk
kerja. Tentu saja perusahaan lingkungan kerja kanto yang lebih
mengharapkan para karyawan kondusif agar pegawai dapat bekerja
memiliki etos kerja tinggi agar dapat dengan baik dan terdorong untuk
memberi kontribusi bagi meningkatkan kinerjanya.
perkembangan perusahaan secara Menurut (Budianto & Katini,
keseluruhan. 2015) “Lingkungan kerja adalah
Hasil penelitian ini sejalan lingkungan dimana pegawai
dengan penelitian yang dilakukan melakukan pekerjaannya sehari-
oleh (Kurniasih, 2013) yang hari”.Lingkungan kerja yang

88
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

kondusif memberikan rasa aman dan yang mereka kerjakan.maka perlu


memungkinkan para pegawai untuk adanya motivasi pada pegawainya
dapat berkerja optimal. Lingkungan sehingga diharapkan dapat
kerja dapat mempengaruhi emosi memberikan dukungan terhadap
pegawai. Jika pegawai menyenangi pegawai dalam meningkatkan
lingkungan kerja dimana dia kinerjanya.
bekerja, maka pegawai tersebut akan Menurut (Sedarmayanti, 2017)
betah di tempat kerjanya untuk Motivasi adalah kekuatan yang
melakukan aktivitas sehingga waktu mendorong seseorang untuk
kerja dipergunakan secara efektif melakukan suatu tindakan atau tidak
dan optimis prestasi kerja pegawai yang pada hakikatnya ada secara
juga tinggi. internal dan eksternal positif
Hasil penelitian ini ataupun negatif untuk
bertentangan dengan penelitian yang mengarahkannya sangat bergantung
dilakukan oleh (Barkati, 2013) yang pada ketangguhan pimpinan.
menunjukkan bahawa lingkungan Hasil penelitian ini sejalan
kerja berpengaruh terhadap kinerja dengan (Slamet, Ismawati, &
namun tidak signifikan. Djaelani, 2013) bahwa motivasi
tidak berpengaruh terhadap kinerja
Motivasi berpengaruh terhadap karyawan dan menurut penelitian
Kinerja (Sudibya & Utama, 2012)
Berdasarkan dari hasil analisis menyatakan bahwa motivasi
data diketahui bahwa motivasi tidak berpengaruh tidak signifikan
berpengaruh signifikan terhadap terhadap kinerja.
kinerja pegawai, hal ini diketahui
dari nilai nilai P-value sebesar Pengaruh Etos Kerja terhadap
0,659>0,05. Sehingga motivasi tidak Kinerja Pegawai melalui Motivasi
berpengaruh signifikan terhadap sebagai Variabel Intervening
kinerja pegawai. Berdasarkan dari hasil analisis
Hasil penelitian ini data diketahui bahwa etos kerja
berdasarkan analisis deskrptif berpengaruh tidak signifikan
dengan prosentase sebesar 12% terhadap kinerja pegawai melalui
pada tidak setuju dengan penyataan motivasi sebagai variabel
“Menjalin komunikasi yang baik intervening, hal ini diketahui dari
dengan atasan” dan “Anda nilai nilai P-value sebesar
menerima pengarahan secara 0,673>0,05. Sehingga etos kerja
berkala”. Ini berarti BAPEDDA tidak berpengaruh signifikan
kurang memberikan perhatian atas terhadap kinerja pegawai melalui
pekerjaan pegawainya dengan motivasi sebagai variabel
melakukan komunikasi yang baik intervening. Motivasi pegawai di
dan mengetahui segala keluhan dan BAPPEDA masih dianggap kurang
kesulitan yang terjadi pada untuk mempengaruhi etos kerja
pegawainya dalam mengerjakan sehingga dapat berdampak pada
pekerjaannya karena pegawai masih kinerja pegawai.
belum mengetahui dan memahami Menurut (Sedarmayanti, 2017)
tugas pokok dan fungsi pekerjaan Motivasi adalah kekuatan yang

89
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

mendorong seseorang untuk mereka mau bekerjasama, bekerja


melakukan suatu tindakan atau tidak lebih aktif, dan terintegrasi dengan
yang pada hakikatnya ada secara segala daya upayanya agar
internal dan eksternal positif mencapai kepuasan.
ataupun negatif untuk Hasil penelitian ini
mengarahkannya sangat bergantung bertentangan dengan (Barkati,
pada ketangguhan pimpinan. 2013)yang menunjukkan terdapat
Hasil penelitian ini pengaruh positif lingkungan kerja
bertentangan dengan penelitian yang terhadap kinerja melalui motivasi
dilakukan oleh (Arsad, 2017) yang sebagai variabel intervening pada
menunjukkan terdapat pengaruh kelautan kabupaten banjar.
positif etos kerja terhadap kinerja
melalui motivasi sebagai variabel Pembahasan Analisis Jalur
intervening di kantor kecamatan
anggana kabupaten kutai Pengaruh etos kerja terhadap
kartanegara. kinerja pegawai dengan motivasi
pegawai sebagai variabel
Pengaruh Lingkungan Kerja intervening
terhadap Kinerja Pegawai melalui Pengaruh antara etos kerja
Motivasi sebagai Variabel (X1) terhadap kinerja (Y2) dengan
Intervening intervening motivasi (Y1) adalah :
Berdasarkan dari hasil analisis 0.577 x 0.127= 0.073, sehingga
data diketahui bahwa lingkungan dengan adanya variabel motivasi
kerja berpengaruh tidak signifikan (Y1) sebagai variabel intervening
terhadap kinerja pegawai melalui tidak dapat meningkatkan efek
motivasi sebagai variabel pengaruh etos kerja (X1) terhadap
intervening, hal ini diketahui dari kinerja (Y2) dan pengaruh tidak
nilai nilaiP-value sebesar langsung etos kerja (X1) terhadap
0,717>0,05. Sehingga lingkungan kinerja (Y2) sebesar-0.197
kerja tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai melalui Pengaruh lingkungan kerja
motivasi sebagai variabel terhadap kinerja dengan motivasi
intervening. Lingkungan kerja sebagai variabel intervening
berpengaruh tidak signifikan Pengaruh antara lingkungan
terhadap kinerja pegawai melalui kerja (X2) terhadap kinerja (Y2)
motivasi sebagai variabel dengan variabel intervening motivasi
intervening. Motivasi pegawai di (Y1) adalah : 0.287 x 0.127 = 0.036,
BAPPEDA masih dianggap kurang sehingga dengan adanya variabel
untuk mempengaruhi lingkungan motivasi (Y1) sebagai variabel
kerja sehingga tidak dapat intervening dapat meningkatkan efek
meningkatkan kinerja pegawai pengaruh lingkungan kerja (X2)
BAPPEDA. terhadap kinerja (Y2) dibandingkan
(Nurdin, 2018), Motivasi pengaruh langsung lingkungan kerja
adalah pemberian daya penggerak (X2) terhadap kinerja (Y2) sebesar
yang mampu menciptakan 0.085
kegairahan kerja seseorang, agar

90
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

SIMPULAN Bakri, M. (2013). Pengaruh Etos


Kerja, Kompetensi Dan
Berdasarkan hasil penelitian, Lingkungan Kerja Terhadap
dapat diambil kesimpulan-kesimpulan Kinerja Karyawan Pada PT.
yang berkaitan dengan analisis motivasi Hadji Kalla Di Makassar.
dengan kinerja pegawai BAPPEDA STIE Wira Bahkti Makassar,
Kepulauan Tanimbar sebagai berikut: 1.
117–128.
Etos Kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi karyawan. Barkati, A. (2013). Pengaruh
2. Lingkungan kerja berpengaruh Lingkungan Kerja Dan Etos
berpengaruh positif dan signifikan Kerja Terhadap Kinerja
terhadap motivasi karyawan. 3. Etos Pegawai Dinas Perikanan
kerja tidak berpengaruh signifikan Dan Kelautan Kabupaten
terhadap kinerja pegawai. 4. Lingkungan Banjar. 9, 300–313.
kerja tidak berpengaruh signifikan Budianto, A., & Katini, A. (2015).
terhadap kinerja. 5. Motivasi tidak Pengaruh Lingkungan Kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja Terhadap Kinerja Pegawai
pegawai. 6. Etos kerja berpengaruh Pada PT Perusahaan Gas
signifikan terhadap kinerja pegawai
Negara (PERSERO) Tbk
melalui motivasi sebagai variabel
intervening. 7. Lingkungan kerja tidak SBU Distribusi wilayah I
berpengaruh signifikan terhadap kinerja Jakarta. Jurnal Ilmiah Prodi
pegawai melalui motivasi sebagai Manajemen, 3.
variabel intervening. Kurniasih, S. A. S. (2013). Pengaruh
Etos Kerja Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai.
REFERENSI Universitas Galuh, (Maret),
1–23.
Sedarmayanti. (2017). Perencanaan Nurdin, B. I. (2018). Faktor-Faktor
dan Pengembangan Sumber Motivasi Kerja Pada
Daya Manusia Untuk Karyawan Lembaga Huda
Menigkatkan Kompetensi, Group Di Kecamatan
Kinerja, dan Produktivitas Tamansari Kabupaten Bogor.
Kerja. PT Refika Aditama. Jurnal Manajemen
Wiyono, G. (2011). 3 in One Pendidikan Islam, I(1), 70–
Merancang Penelitian Bisnis 97.
dengan Alat Analisis SPSS Octarina, A. (2009). Pengaruh Etos
17.0 & SmartPLS 2.0 (1st Kerja dan Disiplin Kerja
ed.). Unit Penerbit dan Terhadap Kinerja Pegawai
Percetakan STIM YKPN Pada Dinas Kebudayaan
Yogyakarta. Pariwisata Pemuda dan
Arsad, M. (2017). Pengaruh Etos Olahraga Kabupaten
Kerja dan Lingkungan Kerja Sarolangun.
Terhadap Prestasi Kerja Di Prakoso, R. D., Astuti, S. E., &
Kantor Kecamatan Anggana Ruhana, I. (2014). Pengaruh
Kabupaten Kutai Lingkungan Kerja Terhadap
Kartanegara. Pemerintahan Motivasi Kerja Dan Kinerja
Integratif, 5(1), 135–147. Karyawan ( Studi Pada

91
UPAJIWA VOL. 4 NO. 2 OKTOBER 2020

Karyawan PT . AXA
Financial Indonesia Cabang
Malang ). Universitas
Brawijaya, 14(2), 1–10
Prihanto, D. A. (2017). Pengaruh
Lingkungan Kerja dan
Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Guru Militer Di
Pusat Pendidikan Infantri.
Universitas Pertahanan, 3,
46–76.
Slamet, A. R., Ismawati, I., &
Djaelani, K. A. (2013).
Pengaruh Motivasi Dan
Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Dibagian
Produksi (Studi Kaus pada
PT. Gatra Mapan Ngijo
Karangploso). Fakultas
Ekonomi Unisma, 50–64
Sutrischastini, A., & Riyanto, A.
(2018). Pengaruh Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Kantor Sekretariat
Daerah Kabupaten
Gunungkidul. Kajian Bisnis
STIE Widya Wiwaha, 23(2),
121–137.
https://doi.org/10.32477/jkb.
v23i2.209
Syafii, M., & Ulinnuha, M. (2018).
Pengaruh Etos Kerja Dan
Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja PT.
Ananda Jataka Bayu
Sejahtera ( AJBS ) Kota
Gresik. 07, 61–69.

92

Anda mungkin juga menyukai