Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA

BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL


REGIONAL V SULAWESI DI KOTA MAKASSAR

David Roge Yunior


Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Makassar

Abstrak

Penelitian ini dilakukan pada Besar Pendidikan dan Pelatihan Regional V Sulawesi di
Kota Makassar dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap motivasi kerja
pegawai pada Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Regional V Sulawesi di Kota Makassar
dengan menggunakan SPSS 24.0 for Windows. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pegawai Besar Pendidikan dan Pelatihan Regional V Sulawesi di Kota Makassar dan
yang menjadi sampel adalah keseluruhan populasi yang berjumlah 46 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pelatihan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap motivasi kerja pegawai pada Besar Pendidikan dan Pelatihan Regional V
Sulawesi di Kota Makassar dilihat dari persamaan Y = 34,101+0,036(x) dan berdasarkan hasil
uji-t dapat diketahui bahw nilai thitung memiliki signifikansi 0,634 dimana nilai signifikansi ini
lebih besar dibanding dengan taraf signifikansi 5% yang ditetapkan sebagai kriteria pengujian
hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya
bahwa hipotesis yang diajukan yakni “Pengaruh Pelatihan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai
pada Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Regional V Sulawesi di Kota Makassar” tidak teruji
dan tidak diterima. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pelatihan tidak mempunyai pengaruh
terhadap kinerja pegawai pada balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Regional V Sulawesi di
Kota Makassar.

Kata Kunci : Pelatihan ,Motivasi Kerja , Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan
Sosial Regional V Sulawesi

LATAR BELAKANG karyawan dalam arti memperhatikan apa


Sumber daya manusia memiliki yang menjadi kebutuhan dan keinginan
peranan penting dalam sebuah perusahaan karyawan, termasuk memberi pelatihan
atau instansi pemerintahan. Dengan sumber kepada karyawan. Selain itu perusahaan
daya manusia yang handal serta didukung harus juga memperhatikan bagaimana
oleh pengelolaan manajemen yang solid membangun dan memotivasi karyawan agar
dapat dipastikan bahwa instansi dapat bekerja lebih efektif dan bertanggung
pemerintahan akan dapat terus eksis. sebuah jawab, sehingga tercapai tujuan yang telah
instansi harus didukung sumber daya ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya
manusia yang cakap karena sumber daya (Siagian, 2009: 44).
manusia sangat berperan dalam
menjalankan usaha atau kegiatan di dalam Pelatihan sangat penting bagi
instansi tersebut. perusahaan yang ingin maju, apa lagi dalam
mengantisipasi kemajuan teknologi.
Mengingat pentingnya masalah Dengan adanya pelatihan diharapkan dapat
sumber daya manusia, maka pemimpin meningkatkan keterampilan dan keahlian
perlu membina hubungan yang baik dengan bagi karyawan, karena keterampilan dan
keahlian sangat diperlukan dalam setiap berada di bawah kordinasi dari
aktivitas perusahaan. Apabila setiap Kementerian Sosial yang bergerak pada
karyawan telah memiliki keterampilan bidang pengembangan perlindungan dan
sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan, jaminan sosial, peningkatan
maka hal ini mendorong karyawan kearah profesionalisme pelayanan sosial dan
peningkatan kualitas kerjanya. Pelatihan peningkatan profesionalisme
merupakan suatu usaha dalam rangka penyelenggaraan perlindungan sosial dalam
membina tenaga kerja, yaitu ilmu menjalankan kegiatan operasionalnya
pengetahuan, keterampilan, dan ditentukan oleh kinerja pegawainya. Balai
kemampuan karyawan dalam menjalankan Diklat Kesejahteraan Sosial harus mampu
tugas-tugasnya (Hasibuan, 2001: 116). memberikan pelayanan melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan yang baik sesuai
Berdasarkan observasi penulis dan dengan visi dari Kementerian Sosial yaitu,
informasi yang didapat dari pegawai yang Terwujudnya Kesejahteraan Sosial
menyatakan bahwa di Balai Diklat Masyarakat. Tujuan instansi tidak dapat
Kesejahteraan Sosial Regional V di tercapai dengan baik jika tidak ditunjang
Makassar, adanya penempatan karyawan oleh pegawai yang memiliki pengetahuan,
yang tidak sesuai dengan bidang pekerjaan wawasan dan kretifitas pegawai instansi itu
yang ditanganinya, adanya pegawai yang sendiri.
kurang disiplin dalam hal kehadiran dan
mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan RUMUSAN MASALAH
kepada karyawan, adanya sistem kerja dan
struktur organisasi yang tidak seimbang Berdasarkan latar belakang masalah
seperti kewenangan yang sangat besar tapi yang dikemukakan di atas, maka pokok
tanggung jawab tidak ada, sebaliknya di permasalahan yang
unit operasional kewenangan tidak ada dirumuskan/dikemukakan oleh peneliti
namun tanggung jawabnya besar. pada penelitian ini adalah “Apakah
Pelatihan memiliki pengaruh terhadap
Dalam pemberian motivasi kerja Motivasi Kerja Pegawai Balai Diklat
juga dirasa kurang adil, karena adanya Kesejahteraan Sosial Regional V di
perbedaan pegawai dalam hal mendapatkan Makassar?”
peningkatkan karier atau kenaikan jabatan.
Masih kentalnya sistem kekeluargaan dan TUJUAN PENELITIAN
kekerabatan dengan atasan membuat Tujuan yang ingin dicapai oleh
pegawai merasa tidak bersemangat dalam peneliti dalam penelitian ini adalah untuk
bekerja, serta dalam hal meningkatkan
mengetahui seberapabesar pengaruh
prestasi kerja. pelatihan terhadap Motivasi Kerja pegawai
Untuk menangani permasalahan pada Balai Diklat Kesejahteraan Sosial
tersebut, maka pihak Balai Diklat Regional V di Makassar.
Kesejahteraan Sosial Regional V di
MANFAAT PENELITIAN
Makassar mencari solusi terbaik, yaitu salah
satunya melaksanakan kegiatan program Melalui penelitian ini diharapkan dapat
pelatihan kepada pegawai sesuai dengan memberikan manfaat ganda, yakni manfaat
bidang profesinya.Balai Diklat teoritis dan praktis:
Kesejahteraan Sosial Regional V di A. Manfaat teoritis
Makassar selaku instansi pemerintah yang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat manajemen yang tepat terhadap sumber
menghasilkan konsep mengenai daya manusia sehingga mampu
Pengaruh Pelatihan terhadap motivasi memberikan kontribusi seperti yang
kerja pada Balai Besar Pendidikan dan diharapkan. Sebelum membahas lebih
Pelatihan Kesejahteraan Sosial lanjut mengenai manajemen sumber daya
Regional V Sulawesi di Makassar dan manusia, terlebih dahulu penulis mengutip
dapat digunakan sebagai reverensi beberapa pengertian sumber daya manusia
untuk penelitian selanjutnya. itu sendiri.

B. Manfaat praktis Menurut Hasibuan(2003,224),


a) Bagi pembaca “sumber daya manusia adalah kemampuan
Merupakan bahan informasi terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang
tentang pelatihan serta pengaruh dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya
terhadap Motivasi kerja dilakukan oleh keturunan dan
pegawai. lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya
b) Bagi instansi dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi
1) Hasil penelitian ini kepuasannya.
diharapkan dapat
memberikan wacana yang Dari beberapa para ahli yang telah
positif bagi pimpinan untuk mengemukakan pendapatnya menunjukkan
meningkatkan pelatihan serta bahwa manajemen sumber daya manusi
menciptakan lingkungan adalah ilmu dan seni mengatur proses
kerja yang kondusif sehingga pendayagunaan sumber daya manusia dan
dapat meningkatkan motivasi sumber daya lainnya, secara efisien, efektif
kerja pegawai. dan produktif.
2) Memberikan dorongan
2. Pengertian Pelatihan
motivasi bagi para pegawai
untuk lebih baik dan menjaga Karyawan professional seolah menjadi
atau meningkatkan motivasi dambaan bagi setiap perusahaan, dimana
kerja yang nantinya berguna karyawan adalah faktor yang berperan
bagi instansi. penting dalam perusahaan. Melalui
TINJAUAN PUSTAKA pelatihan diharapkan karyawan bisa
1. Pengertian Manajemen Sumber memenuhi standar ideal yang ditentukan
Daya Manusia oleh perusahaan dengan potensi yang
dimiliki seorang karyawan baik
Sumber daya manusia (human ketrampilan, pengetahuan maupun sikap
resources) adalah salah satu factor yang yang dapat ditingkatkan pada saat pelatihan.
sangat penting bahkan tidak dapat
dilepaskan dari sebuah organisasi, baik Menurut Sikula (1981:227) dalam
institusi maupun perusahaan. SDM juga Mangkunegara (2011:44) menyatakan
merupakan kunci yang menentukn bahwa:
perkembangan perusahaan.
Training is short-term educational
Melihat betapa pentingnya sumber process utilizing a systematicand
daya manusia dalam perusahaan atau organized procedure by which non-
instansi pemerintahan, maka perlu adanya managerial personal learn technical
knowledge and skills for a definite 7. Waktu(banyaknya sesi)
purpose.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
(Pelatihan adalah suatu proses Pelatihan
pendidikan jangka pendek yang
Faktor-faktor yang mempengaruhi
mempergunakan prosedur sistematis dan
pelatihan menurut Marwansyah (2014:156)
terorganisir dimana pegawai non
antara lain :
managerial mempelajari pengetahuan
dan keterampilan teknis dalam tujuan 1. Dukungan Manajemen puncak
terbatas). 2. Komitmen para spesialis dan
generalis dalam pengelolaan SDM
Menurut Intruksi Presiden No 15
3. Perkembangan teknologi
tahun 1974 dalam Sedarmayanti (2013:164)
4. Kompleksitas organisasi
menyatakan bahwa:
5. Gaya belajar
Pelatihan adalah bagian dari 6. Kinerja fungsi-fungsi menejemen
pendidikan menyangkut proses SDM lainnya
belajar untuk memperoleh dan
Sasaran Pelatihan
meningkatkan keterampilan diluar
system pendidikan yang berlaku, Sasaran pelatihan dan pengembangan SDM
dalam waktu yang relative singkat menurut Sutrisno (2009:69) adalah sebagai
dan dengan metode yang lebih berikut:
mengutamakan praktek dari pada
teori. a. Meningkatkan Produktivitas

Dari pengertian para ahli diatas Pelatihan dapat meningkatkan


tentang pelatihan, maka penulis merangkum performance kerja pada posisi
bahwa pelatihan adalah pendidikan untuk jabatan yang sekarang. Kalau level
mempelajari pengetahuan dan of performance-nya
meningkatkan kemampuan teknis Pegawai naik/meningkat, maka berakibat
di dalam pekerjaannya yang sekarang atau peningkatan pada produktivitas
pekerjaan yang akan dijabatnya segera b. Meningkatkan Mutu Kerja
dengan prosedur yang sistematis dalam
jangka waktu yang singkat dan lebih Peningkatan baik kualitas maupun
mengutamakan praktek dari pada teori. kuantitas. Tenaga kerja yang
berpengetahuan jelas akan lebih
Indikator Pelatihan baik dan akan lebih sedikit berbuat
kesalahan dalam organisasi.
Indikator-indikator pelatihan
menurut Mangkunegara(2013:62) c. Meningkatkan ketepatan dalam
diantaranya : perencanaan SDM
1. Jenis pelatihan Pelatihan yang baik bisa
2. Tujuan pelatihan mempersiapkan tenaga kerja untuk
3. Materi keperluan dimasa yang akan
4. Metode pelatihan datang. Apabila ada lowongan-
5. Kualifikasi pelatihan lowongan, maka akan secara mudah
6. Kualifikasi peserta
diisi oleh tenaga-tenaga dari dalam 5. Penemuan atau alat dan cara baru.
perusahaan. 6. Pengawas, administrator.
7. Hubungan dengan kantor lain dan
d. Meningkatkan moral kerja dengan masyarakat.
Apabila perusahaan 8. Karyawan ingin menambah
menyelenggarakan program pengetahuan, keterampilan dan
pelatihan yang tepat, maka iklim mengubah sikap
dan suasana organisasi pada 7. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
umumnya akan menjadi lebih baik. Pelatihan
Dengan iklim kerja yang sehat,
maka moral kerja juga akan Tujuan umum dan tujuan khusus
meningkat. pelatihan menurut Sedarmayanti (2013:170)
adalah sebagai berikut :
e. Menjaga kesehatan dan
keselamatan A. Tujuan Umum Pelatihan
1. Tujuan umum pelatihan adalah
Suatu pelatihan yang tepat dapat
meningkatkan produktivitas
membantu menghindari timbulnya
organisasi, dengan melalui
kecelakaan-kecalakaan akibat kerja.
berbagai kegiatan antara lain :
Selain dari pada itu lingkungan
2. Mengembangkan pengetahuan
kerja akan menjadi lebih aman dan
sehinggga pekerjaan dapat
tentram.
diselesaikan secara rasional.
f. Menunjang pertumbuhan pribadi 3. Mengembangkan
keterampilan/keahlian, sehingga
Dimaksudkan bahwa program pekerjaan dapat diselesaikan
pelatihan yang tepat sebenarnya lebih cepat dan efektif.
member keuntungan kedua belah 4. Mengembangkan/merubah
pihak yaitu perusahaan dantenaga sikap, sehingga menimbulkan
kerja itu sendiri. kemauan kerjasama dengan
sesama karyawan dan
6. Perlunya Pelatihan
manajemen (pimpinan).
Setiap Organisasi, perlu B. Tujuan Khusus Pelatihan
mengadakan program pelatihan dan 1. Kualitas.
pengembangan karyawan untuk kemajuan 2. Produktivitas kerja.
organisasi. Perlunya diselenggarakan 3. Mutu perencanaan tenaga
program pelatihan dan pengembangan kerja.
menurut Sedarmayanti (2013:167) 4. Semangat/moral.
diantaranya karena : 5. Balas jasa tidak langsung.
6. Kesehatan dan keselamatan
1. Karyawan baru. kerja.
2. Karyawan yang ditempatkan pada 7. Cegah kadaluarsa pengetahuan
pekerjaan lama. dan keterampilan.
3. Kurang persiapan dalam
mengangkat karyawan baru.
4. Fasilitas baru diberikan dalam 8. Jenis-jenis Pelatih atau Instruktur
kegiatan tertentu.
Pelatih atau instruktur menurut Pelatih Eksternal adalah seorang
Hasibuan (2008:73) adalah seorang atau tim atau suatu tim gabungan pelatih
yang memberikan latihan/pendidikan internal dan eksternal yang
kepada karyawan. Jenis-jenis pelatih memberikan pengembangan dan
menurut Hasibuan (2008:74) adalah sebagai pelatihan kepada para karyawan.
berikut :
3. Pelatih Gabungan Internal dan
1. Pelatih Internal Eksternal

Pelatih internal adalah seorang atau Pelatih gabungan internal dan


suatu tim pelatih yang ditugaskan eksternal adalah suatu tim
dari perusahaan memberikan gabungan pelatih internal dan
latihan atau pendidikan kepada eksternal yang memberikan
karyawan. pengembangan kepada karyawan.

2. Pelatih Eksternal Pengertian Motivasi

Pelatih Eksternal adalah seorang Motivasi sering diartikan sebagai


atau suatu tim gabungan pelatih faktor pendorong perilaku seseorang,
internal dan eksternal yang dan faktor pendorong tersebut tak lain
memberikan pengembangan dan adalah sebuah kebutuhan serta keinginan
pelatihan kepada para karyawan. dari seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas. Jika seseorang menginginkan
3. Pelatih Gabungan Internal dan
sesuatu maka ia akan terdorong untuk
Eksternal
melakukan aktivitas tertentu untuk
Pelatih gabungan internal dan memperoleh apa yang dibutuhkannya.
eksternal adalah suatu tim Dalam suatu perusahaan motivasi
gabungan pelatih internal dan sangatlah diperlukan, baik motivasi dari
eksternal yang memberikan atasan maupun motivasi yang bangkit
pengembangan kepada karyawan. dari diri sendiri. Untuk bekerja sama
bagi kepentingan perusahaan tanpa
9. Jenis-jenis Pelatih atau Instruktur adanay motivasi maka tujuan yang
ditetapkan tidak akan tercapai karena
Pelatih atau instruktur menurut
motivasi untuk bekerja ini sangat
Hasibuan (2008:73) adalah seorang atau tim
berpengaruh bagi tinggi rendahnya
yang memberikan latihan/pendidikan
produktivitas perusahaan.
kepada karyawan. Jenis-jenis pelatih
Menurut Vroom dalam Siagaan
menurut Hasibuan (2008:74) adalah sebagai
(2011:292) menyatakan bahwa
berikut :
“Motivasi merupakan akibat dari suatu
1. Pelatih Internal hasil yang dicapai oleh seseorang dan
perkiraan yang bersangkutan bahwa
Pelatih internal adalah seorang tindakannya akan mengarah kepada
atau suatu tim pelatih yang hasil yang diinginkannya”.
ditugaskan dari perusahaan Dari pengertian para ahli diatas tentang
memberikan latihan atau motivasi, maka penulis merangkum
pendidikan kepada karyawan. bahwa motivasi adalah sebuah dorongan
dari dalam diri seseorang yang
2. Pelatih Eksternal
membangkitkan dan mengarahkan ini semangat kerja bawahan
seseorang untuk melakukan sesuatu apa dalam jangka waktu pendek
yang dikehendakinya untuk mengarah akan meningkat karena
kepada hasil atau tujuan yang mereka takut dihukaum,
diinginkannya. tetapi untuk jangka waktu
panjang dapat berakibat
kurang baik.
11. Indikator Motivasi
14. Tujuan Motivasi
Berdasarkan teori motivasi yang
diungkapkan oleh Maslow, maka Menurut Hasibuan (2008:146)
indikator motivasi adalah sebagai mengemukakan bahwa tujuan motivasi
berikut : antra lain:
1. Gaji 1. Meningkatkan moral dan
2. Tunjangan kesehatan kepuasan kerja karyawan.
3. Hubungan sesame pegawai 2. Meningkatkan
4. Pujian produktivitas kerja
5. Pengakuan ata shasilkerja karyawan.
3. Mempertahankan
Jenis-jenis Motivasi kestabilan karyaawan
perusahaan.
Menurut Hasibuan (2008:150)
4. Meningkatkan kedisiplinan
menjelaskan bahwa terdapat dua jenis
karyawan.
motivasi, yaitu :
5. Mengefektifkan pengadaan
1. Motivasi Positif (Insentif
karyawan.
Positif))
6. Menciptakan suasana dan
Motivasi positif maksudnya
hubungan kerja yang baik.
manajer memotivasi
7. Meningkatkan loyalitas,
(merangsang) bawahan
kreativitas, dan partisipasi
dengan memberikan hadiah
karyawan.
kepada mereka yang
8. Meningkatkan tingkat
berprestasi diatas prestasi
kesejahteraan karyawan.
standar. Dengan
9. Mempertinggi rasa
memotivasi positif.
tanggung jawab karyawan
Semangat kerja bawahan
terhadap tugas-tugasnya.
akan meningkat karena
10. Meningkatkan efisiensi
umumnya manusia senang
penggunaan alat-alat dan
menerima yang baik-baik
bahan baku.
saja.
2. Motivasi Negatif (Insentif
Negatif) 15. Teori Motivasi
Motivasi negative
maksudnya manajer Menurut Maslow penjelasan
memotivasi bawahan mengenaimotivasikerja, mengacu
dengan standar mereka pada lima kebutuhan pokok yang
yang mendapat hukuman. disusun secara hierarkis. Tata lima
Dengan motivasi negative
tingkatan motivasi secara hierarki adanya sense of belonging
sini adalah sebagai berikut dalam organisasi.
1. Kebutuhan yang bersifat 4. Kebutuhan akan
fisiologis(lahiriyah) penghargaan(esteem needs)
Manifestasi. Kebutuhan ini Kebutuhan akan kedudukan
terlihat dalam tiga hal dan promosi di bidang
pokok, sandang, pangan, kepegawaian. Kebutuhan
dan papan. Bagi karyawan, akan simbol-simbol dalam
kebutuhan akan gaji, status seseorang serta
hadiah-hadiah dan fasilitas prestise yang
lainnya seperti rumah, ditampilkannya.
kendaraan dll, menjadi 5. Kebutuhan aktualisasi
motifdasar dari seseorang diri(self actualization)
mau bekerja, menjadi Setiap orang ingin
efektif dan dapat mengembangkan kapasitas
memberikan produktifitas kerjanya dengan baik. Hal
yang tinggi bagi organisasi. ini merupakan kebutuhan
2. Kebutuhan keamanan dan untuk mewujudkan segala
keselamatan kerja(safety kemampuan dan seringkali
needs) nampak pada hal-hal yang
Kebutuhan ini mengarah sesuai untuk mencapai citra
kepada rasa keamanan, dan cita diri seseorang.
ketentraman dan jaminan Dalam motivasi kerja pada
seseorang dalam tingkat ini diperlukan
kedudukannya, jabatannya, kemampuan manajemen
wewenangnya dan untuk dapat
tanggung jawabnya sebagai mensikronisasikan antara
karyawan. Diadapat bekerja cita diri dan cita organisasi.
dengan antusias dan
produktivitas bila dirasakan
16. Prinsip-prinsip dalam Motivasi
adanya jaminan formal atas
Kerja Karyawan
kedudukan dan
wewenangnya. Mangkunegara (2011:100)
3. Kebutuhan sosial(social mengemukakan bahwa terdapat
needs) beberapa prisip dalam memotivasi
Kebutuhan akan kasih kerja karyawan antara lain:
saying dan
bersahabat(kerjasama) 1. Prinsip Partisipasi
dalam kelompok kerja atau Dalam upaya memotivasi kerja,
antar kelompok. Kebutuhan karyawan perlu diberikan
akan keikutsertaan, kesempatan ikut berpartisipasi
meningkatkan relasi dengan dalam menentukan tujuan yang
pihak-pihak yang akan dicapai oleh pemimpin.
diperlukan dan tumbuhnya 2. Prinsip komunikasi
rasa kebersamaan termasuk Pemimpin mengkomunikasikan
segala sesuatu yang berhubungan
dengan usaha pencapaian tugas, terhadap motivasi kerja Karyawan pada
dengan informasi yang jelas, Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar.
karyawan akan lebih mudah Hal ini dipertegas oleh
dimotivasi kerjanya. Simamora (1997 : 340) bahwa
3. Prinsip mengakui andil pelatihan dan pengembangan adalah
bawahan cara untuk memotivasi dan
Prinsip mengakui bawahan meningkatkan keterampilan kerja,
(karyawan) mempunyai termasuk pemberian konseling pada
andil didalam usaha perilaku karyawan dan menindak
pencapaian tujuan. Dengan lanjuti dengan pengadaan training
pengakuan tersebut Sehingga jelas disini, bahwa
karyawan akan lebih mudah peranan Pelatihan terhadap Motivasi
dimotivasi kerjanya. sangat besar dalam meningkatkan
4.Prinsip pendelegasian motivasi kerja pegawai.
wewenang
KERANGKA PIKIR
Pemimpin memberikan
otoritas atau wewenang Peran sumber daya manusia tidak
kepada karyawan bawahan diragukan lagi sangat penting bagi
untuk sewaktu-waktu dapat kelangsungan kehidupan suatu perusahaan
mengambil keputusan manapun. Perlunya suatu perusahaan
terhadap pekerjaan yang memberikan pelatihan pada
dilakukannya, akan pegawainyaintinya ditujukan agar motivasi
membuat karyawan yang kerja karyawan tersebut meningkat dengan
bersangkutan menjadi mengasah potensi ketrampilan dan
termotivasi untuk mencapai kemahiran pegawai, agar pegawai bekerja
tujuan yang diharapkan secara optimal dan tak diragukan lagi
oleh pemimpin. instansi akan mencapai tujuannya.

5. Prinsip pemberian perhatian HIPOTESIS


Pemimpin memberikan
Berdasarkan kajian dan landasan teori
perhatian terhadap apa yang
yang dikemukakan maka hipotesis yang
diinginkan karyawan, akan
diajukan dalam penelitian ini adalah diduga
memotivasi karyawan
bahwa pelatihan berpengaruh positif dan
bekerja apa yang
signifikan terhadap motivasi kerja pegawai
diharapkan oleh pemimpin.
pada Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan
HUBUNGAN PENGARUH Kesejahteraan Sosial Regional V Sulawesi
PELATIHAN TERHADAP MOTIVASI Di Kota Makassar.
KERJA
METODE PENELITIAN
Berdasarkan penelitian sebelumnya 1. Variabel Penelitian
yang dilakukan Rosita pada tahun 2012
Sugiyono(2004:32) menyatakan
dengan judul “Pengaruh Pelatihan terhadap
bahwa, Variabel penelitian adalah suatu
Motivasi Kerja Karyawan Pada Dinas
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
Pendapatan Provinsi Riau” menyimpulkan
atau kegiatan yang mempunyai variasi
bahwa pelatihan positif secara signifikan
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk Menurut Sedarmayanti (2013:198)
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. adalah :

Variabel merupakan indikator yang Sebagai sarana yang ditunjukan


sangat menentukan keberhasilan dalam pada upaya untuk lebih
suatu penelitian. Variabel penelitian mengaktifkan kerja para anggota
merupakan objek yang menjadi focus organisasi yang kurang aktif
pengkajian atau titik perhatian dalam suatu sebelumnya, mengurangi dampak-
penelitian. dampak negatif yang dikarenakan
kurangnya pendidikan, pengalaman
Berdasarkan pada judul yaitu: “ yang terbatas, atau kurangnya
Pengaruh Pelatihan terhadap Motivasi Kerja kepercayaan diri dari anggota atau
Pegawai pada Balai Diklat Kesejahteraan kelompok anggota tertentu.
Sosial Regional V di Makassar”, maka
terdapat dua variable yang akan diteliti b) Motivasi Kerja (Y)
yaitu:
Menurut Saydam (2000 : 227)
a. Pelatihan, sebagai variabel “Motivasi diartikan sebagai
bebas(X) keseluruhan proses pemberian
b. Motivasi Kerja sebagai variabel dorongan/rangsangan kepada para
terikat(Y) karyawan sehingga mereka bersedia
bekerja dengan rela tanpa dipaksa”.
2. Desain Penelitian
. Populasi dan Sampel
Desain penelitian atau langkah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: Sumber data adalah subyek dari
pertama yaitu perencanaan yang memuat, mana diperoleh data tersebut. sumber data
bagaimana memilih masalah yang hendak terbagi menjadi dua macam, yaitu sumber
diteliti serta membaca buku-buku atau data primer dan sumber sekunder. Dalam
referensi yang terkait dalam masalah yang penelitian ini penulis menggunakan kedua
diangkat, yakni masalah pelatihan dengan sumber data tersebut. Untuk memperoleh
motivasi kerja pegawai pada Balai Besar data primer penulis menentukan populasi
Diklat Kesejahteraan Sosial di Makassar. dan sampel penelitian.
Kedua, melakukan studi pendahuluan yang
dilakukan dengan meninjau lokasi Populasi merupakan keseluruhan dari
penelitian atau biasa disebut pra penelitian. subyek penelitian. Menurut
Sugiyono(2004:72), “Populasi adalah
Defenisi Operasional generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan
Untuk memperjelas variabel-variabel
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
yang digunakan dalam penelitian ini, maka
peneliti untuk dipelajari dan kemudian
dikemukakan batasan-batasan defenisi
ditarik kesimpulannya”. Adapun populasi
operasional yang akan digunakan sebagai
dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai
acuan. Variabel yag diteliti harus
pada Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan
didefinisikan sebgai berikut:
Kesejahteraan Sosial Regional V Sulawesi
a) Pelatihan (X) di Makassar .
Sampel menurut Sugiyono (2007:73) 2. Wawancara
bahwa :
Wawancara digunakan sebagai
Bagian dari jumlah dan karakteristik teknik pengumpulan data, apabila
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila peneliti ingin melakukan studi
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin pendahuluan untuk menemukan
mempelajari semua yang ada pada populasi, permasalahan yang harus diteliti,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan juga apabila peneliti ingin
dan waktu, maka peneliti dapat mengetahui hal-hal dari responden
menggunakan sampel yang diambil dari yang lebih mendalam dalam
populasi itu. Apa yang dipelajari dari kondisi jumlah respondennya
sampel itu, kesimpulannya akan sedikit atau kecil.
diberlakukan untuk populasi.
Pernyataan tersebut diperkuat
Penelitian ini menggunakan sampel dengan pendapat Hadi (1997:192)
yang berjumlah 46 orang pegawai di Balai bahwa
BesarPendidikan dan Pelatihan
Kesejahteraan Sosial Regional V Sulawesi Wawancara merupakan suatu
di Makassar. proses tanya jawab lisan, dalam
mana dua orang atau lebih
D. Teknik Pengambilan Data berhadap-hadapan langsung secara
fisik, yang satu dapat Melihat yang
Pengumpulan data merupakan lainnya, mendengar dengan telinga
langkah yang harus dilakukan dalam sendiri, tampaknya merupakan alat
penelitian untuk mendapatkan informasi pengumpulan informasi yang
data yang dapat menjelaskan permasalahan langsung tentang beberapa jenis
penelitian. Menurut Sugiyono (2007:129) data sosial baik yang terpendam
bahwa : pengumpulan data dapat dilakukan maupun manifest.
dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara. Jadi dalam hal ini, peneliti melakukan
wawancara untuk memperoleh data awal
Adapun teknik-teknik dalam yang berkaitan dengan permasalahan
pengumpulan data adalah sebagi berikut: penelitian dengan cara bertanya
langsung pada Balai Besar Pendidikan
1. Teknik Observasi
dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial
Observasi merupakan langkah awal Regional V Sulawesi di Kota Makassar
dalam pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti dengan 3. Teknik Dokumentasi
melakukan pengamatan dan Teknik ini merupakan cara untuk
pencatatan terhadap objek yang mendapatkan data-data sekunder
diteliti. Menurut Hadi dalam yang berupa dokumen-dokumen atau
Sugiyono (2007:139) mengemukakan surat-surat yang telah tersedia, yang
bahwa, observasi merupakan suatu digunakan untuk melengkapi data
proses yang kompleks, suatu proses primer yang telah diperoleh dari
yang tersusun dari berbagai proses observasi. Menurut Arikunto
biologis dan psikologis yaitu proses (2002:231), “metode dokumentasi
pengamatan dan ingatan. yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, -SK Menteri Sosial No:
transkrip, buku, surat kabar, majalah, 12/HUK/Kep/IX/1976 tentang Perubahan
prasasti, notulen rapat, agenda dan Nama dari KKSN menjadi Kursus Tenaga
sebagainya”. Sosial(KTS) dengan Pertimbangan
Penanganan Masalah Sosial yang sangat
4. Teknik Kuesioner (angket) kompleks, maka diperlukan adanya
Teknik merupakan suatu cara untuk Lembaga Pelatihan Bagi Tim Profesi
Pekerja Sosial Dalam Menunjang Tugas
mendapatkan data dengan jalan
mengajukan pertanyaan secara Teknis Maupun Operasional.
tertulis pula oleh responden. -KTS menjadi Balai Diklat Pegawai dan
Pengertian kuesioner menurut Tenaga Sosial (BDPTS) dengan SK Mensos
Sugiyono (2007):135) bahwa: RI No: 27/HUK/1996 dengan peningkatan
“Kuesioner merupakan teknik status menjadi Eselon III/a.
pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel -Pada masa reformasi dan otonomi daerah
yang akan diukur dan tahu apa yang tahun 1997 dan dilikuidasinya Departemen
bisa diharapkan dari responden”. Sosial berdasarkan Kepres No:
355/M/1999, diganti menjadi Badan
HASIL PENELITIAN Kesejahteraan Sosial (BKSN) melalui
Sejarah Singkat Balai Besar Pendidikan Kepres No: 152 tahun 1999.
Dan Pelatihan Regional V Sulawesi Di
Kota Makassar -UPT-UPT yang berada di bawah
Departemen Sosial dengan berlakunya
Balai Besar Pendidikan dan otoda, statusnya sangat bervariasi sebagian
Pelatihan Regional V Sulawesi di Makassar diserahkan ke Pemerintah Provinsi dan
selaku instansi yang memberikan Kabupaten/Kota dan sebagian masih tetap
Pendidikan dan Pelatihan bagi tim profesi di bawah Departemen Sosial termasuk
pekerja sosial dalam menunjang tugas BDPTS Makassar. Dalam rangka
teknis maupun operasional. Seperti di peningkatan peran dan fungsi dengan
zaman ini memberikan pelayanan- persetujuan Menpan melalui SK No:
pelayanan sosial bagi masyarakat 135/M.PAN/4/2000, BDPTS ditingkatkan
merupakan sebuah kewajiban yang harus lagi statusnya menjadi Eselon II/A.
dipenuhi pemerintah
- Tahun 2003 terjadi perubahan signifikan
Sejarah terbentuknya Balai Besar dengan peran fungsi hanya sebagai
Pendidikan dan Pelatihan Regional V pengembangan pelatihan pegawai dan
Sulawesi di Makassar di mulai pada tahun TKSM, tetapi juga menjadi pusat
1961 melalui SK Mensos No: pengkajian masalah sosial, pusat data dan
102/KKSM/II/1961 membentuk Unit informasi, serta lembaga klinitas konsultasi
Pelaksana Teknik(UPT) dengan nama bagi masyarakat dengan berubah nama
Kursus Kesejahteraan Sosial menjadi Balai Besar Pendidikan dan
Menengah(KKSM) dengan tujuan untuk Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS)
meningkatkan kemampuan dan Makassar melalui SK No: 53/HUK/2003
keterampilan para petugas sosial di tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
lapangan. Besar Pendidikan dan Pelatihan
Kesejahteraan Sosial.
1. Pelatihan (Variabel X) Motivasi merupakan cara
Pelatihan merupakan salah satu bagaimana daya potensi pegawai agar
kegiatan dari public relations, yaitu mampu bekerja secara produktif, berhasil
pelatihan dalalah kegiatan atau proses mencapai dan mewujudkan visi dan misi
pembelajaran untuk meningkatkan dinas terkait. Motivasi kerja terdiri dari dua
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan kata yaitu motivasi dan kerja
karyawan dalam mengerjakan segala tugas Menurut Hasibuan(2003:95),
yang dibebankan kepadanya. Motivasi adalah pemberian daya penggerak
Kegiatan pelatihan dapat membangun yang menciptakan kegairahan seseorang
dan menumbuhkan kreatifitas agar mereka mau bekerjasama dengan
meningkatnya kecakapan keahlian yang efektif dan terintegrasi dengan segala daya
bersangkutan tentang bidang yang didik dan upayanya untuk mencapai kepuasan.
pelatih sehingga berhubungan dengan Motivasi merupakan suatu dorongan atau
peningkatan produktivitas kerja. Pelatihan kekuatan mental yang beriorentasi pada
juga dapat meningkatkan kedisiplinan pemenuhan harapan dan pencapaian tujuan.
pegawai dalam bekerja, datang tepat waktu, Hasil penelitian menunjukkan
dan semangat kerja pegawai serta loyalitas bahwa pelatihan tidak memiliki kontribusi
terhadap perusahaan/instansi. signifikan terhadap motivasi kerja, ini
Salah satu upaya strategis yang dibuktikan dengan variabel pelatihan (X)
sangat menentukan untuk meningkatkan thitung 0,479 > ttabel 2, 015. Sedangkan pada R
keberadaan dan kemampuan pegawai squered menunjukan angka 0,005 atau
adalah pelatihan. Pelatihan merupakan 0,5% yang berarti variabel pelatihan tidak
suatu keharusan dari suatu instansi dan berpengaruh signifikan terhadap variabel
keharusan di segala bidang, karena semakin motivasi.
terdidik dan terlatihnya maka semakin Dari hasil penelitian tersebut maka
tinggi pula motivasi kerjanya. dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
Pelatihan sebagai proses untuk ini tidak mendukung penelitian terdahulu
membawa pegawai-pegawai untuk yang dilakukan oleh Rosmita pada tahun
memperoleh kemajuan dalam pekerjaan 2012 dengan judul “Pengaruh Pelatihan
mereka yang sekarang atau akan datang. Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada
Melalui pengembangan pengetahuan, Dinas Pendapatan Provinsi Riau” di mana
keterampilan, kemampuan dan sikap hasil penelitian itu menunjukkan nilai
seorang pegawai. Pelaksanaan pelatihan koefisien korelasi sebesar 0,659 atau 65,9%
merupakan suatu proses dimana peserta yang berarti berpengaruh kuat. Dari analisis
pelatihan mengalami pengembangan itu dapat disimpulkan bahwa pelatihan
melalui pengetahuan, keahlian, dan berpengaruh signifikan terhadap motivasi
kemampuan peserta pelatihan untuk dapat kerja karyawan pada Dinas Pendapatan
memenuhi standar tertentu sesuai dengan Provinsi Riau.
tujuan perusahaan. Selain itu pengetahuan, Penelitian ini hanya menggunakan
keterampilan dan kemampuan pegawai pelatihan kerja dalam memprediksi
dapat menyediakan informsi bagi pimpinan motivasi kerja. Variabel tersebut
untuk menentukan tugas dan tanggung memberikan kontribusi yang tidak
jawab yang harus ada dalam program signifikan terhadap motivasi kerja. Hal ini
pelatihan(Hasibuan 2007:87). menunjukkan bahwa terdapat variabel lain
2. Motivasi Kerja Pegawai(Variabel Y) yang memberikan pengaruh yang lebih
besar terhadap motivasi kerja. Beberapa hal
yang mungkin memberikan dampak Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber
terhadap hasil penelitian ini adalah Penelitia Daya Manusia. Bandung : PT
ini juga kurang mengindahkan kondisi Refika Aditama.
fisikologis dan dan kondisi organisasi yang
terjadi pada saat pengisian kuesioner. Siagiaan, Sondang P. 2009. Manajemen
Kemudian adanya kemungkinan responden Sumber Daya Manusia, PT. Bumi
tidak bersungguh-sungguh dalam pengisian Aksara:Jakarta.
kuesioner yang telah dibagikan penulis,
------------------------. 2011. Manajemen
sehingga penulis kurang mendapatkan hasil Sumber Daya Manusia. Bumi
yang memuaskan yang berdampak pada Aksara. Jakarta.
hasil analisis.
Simamora. Henry. 1997. Manajemen
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Daya Manusia. STIE
Hadi, S. 1997. Metode Research Jilid I.. YPKN: Yogyakarta
Yogyakarta: Andi Offset.
Sugiyono.2004 . Metode Penelitian Bisnis.
Hasibuan,
Alfabeta, CV. Bandung
2001.Organisasidanmotivasi.Dasar
peningkatanproduktivitas.Bumi -----------. 2007. Metode Penelitian Bisnis.
Aksara: Jakarta. Bandung: Alfabeta
Hasibuan, Malayu. 2003.
ManajemenSumberDayaManusia. -----------. 2012. Metode Penelitian
Jakarta: BumiAksara Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
------------------------,2006,Manajemen Alfabeta. Bandung.
Dasar, Pengertian, dan Masalah,
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber
Edisi Revisi, Bumi Aksara:Jakarta.
Daya Manusia. Kencana Prenada
Media Grup. Jakarta.
------------------------,2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta : Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja.
Bumi Aksara. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2011. ----------. 2013. Manajemen Kinerja. Jakarta
Manajemen Sumber Daya Manusia : PT RajaGrafindo Persada.
Perusahaan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

Marwansyah. 2014. Manajemen Sumber


Daya Manusia. Bandung : Alfabeta.

Onong, Uchjana & Effendy. 2009. Human


Relations & Public Relations.CV.

Mandar Maju: Bandung.

Saydam, Gouzali, Drs., Bc. T.T., 2000,


Manajemen Sumber Daya Manusia,
jilid 2, Jakarta: Gunung Agung

Anda mungkin juga menyukai