OLEH
SRI HARTINA
1402114585
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
TAHUN 2020
1
LEMBARAN PENGESAHAN DRSFT SKRIPSI
Menyetujui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Marhadi.SE.,M.Si Machasin,Dr.,M.Si
NIP. NIP.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia atau SDM adalah salah satu faktor yang sangat
perusahaan. Sumber daya manusia ialah sumber daya yang paling penting untuk
karyawan yang sangat terampil dan efektif merupakan salah satu kunci
kesuksesan perusahaan.
bergerak dalam bidang pertanian dan perkebunan. Perusahaan ini merupakan anak
cabang dari perusahaan kelapa sawit First Rescources. Group yang terdiri dari
First Resources Limited dan anak–anak perusahaan mulai beroperasi pada tahun
1992 dengan pengembangan perkebunan sawit di Provinsi Riau, Indonesia saat ini
telah mengelola lebih dari 170.000. PT Bumi Sawit Perkasa atau yang lebih
familiar dengan nama BSP adalah salah satu perusahaan dari First Resources
3
tanggungjawab yang diberikan kepada karyawan tersebut. Adapun strategi dalam
karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Agar strategi peningkatan kinerja
Seorang karyawan dikatakan memiliki kinerja yang tinggi, jika beban kerja yang
di ditetapkan tercapai dan jika realisasihasi kerja lebih tinggi dari pada yang
ditetapkan perusahaan.
Kinerja perusahaan pada PT. Bumi Sawit Perkasa terbilang tidak baik
karena hasil yang diperoleh tiap tahun mengalami penurunan dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 1.1
Kinerja Perusahaan PT. Bumi Sawit Perkasa
Persentase
Tahun Target (kg) Realisasi (kg)
Pencapaian (%)
2014 84,820,220 81,190,280 95,72
2015 95,276,734 66,066,660 69,34
2016 80,705,544 83,567,920 100,03
2017 94,075,194 90,277,160 95,96
2018 108,700,512 99,534,460 91,56
Sumber: PT. Bumi Sawit Perkasa 2019
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa 5 tahun terakhir dari tahun
83,567,920. Terakhir pada tahun 2018 dari target 108,700,512 terrealisasi sekitar
99,534,460. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa pencapaian target selama
4
beberapa tahun terakhir belum terpenuhi. Jika kinerja pada suatu perusahaan tidak
diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau berhak
kerjakaryawan.
pekerjaannya yang berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar karyawan,
imbalan yang diterima dalam bekerja, dan hal-hal yang menyangkut factor fisik
dan psikologis. Kepuasan kerja didefinisikan sebagai bagian atau komponen dari
kinerja karyawan. Factor yang menentukan seorang karyawan merasa puas dalam
bekerja yaitu dari apa yang diharapkan oleh karyawan terhadap pekerjaannya dan
Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam
perusahaan. Hal ini dapat dilihat dampaknya dari perilaku kerja seperti rajin,
adanya hambatan. Berikut adalah hasil survei mengenai kepuasan kerja karyawan
5
Taber 1.2 Data Pra Survey Kepuasan Kerja
PT. Bumi Sawit Perkasa
Tidak
No Pernyataan Setuju Jumlah
Setuju
1. Karyawan merasa puas dengan jaminan
keselamatan dan kesehatan yang 9 16 25
diberikan perusahaan
2. Karyawn merasa puas dengan
penempatan kerja yang diberikan 13 12 25
perusahaan
3. Karyawan merasa puas dengan waktu
11 14 25
istirahat yang ditetapkan perusahaan
4. Karyawan merasa puas dengan
kebijakan sanksi yang diberikan 8 17 25
perusahaan
Sumber: Data Olahan 2019
Berdsarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa kepuasan kerja pada PT. Bumi
Sawit Perkasa kurang baik, hal ini dibuktikan dengan para karyawan menyatakan
kurang setuju untuk beberapa pernyataan hal tersebut terletak pada pernyataan 1,
3, dan 4, dimana karyawan merasa kurang puas dengan jaminan keselamatan dan
merasa puas dengan waktu istirahat yang terbilang singkat sehingga hal ini
memaksa karyawan untuk bekerja ekstra. Hal lainnya yang membuat karyawan
kurang merasa puas adalah masalah sanksi yang diterima atas kesalahan didalam
bekerja, sehingga hal ini memberatkan karyawan didalam bekerja bila terjadi
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang
6
hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerjasama antar tingkat
yang didefinisikan sebagai “sesuatu yang menyangkut segi psikis dari lingkungan
non fisik disebut juga lingkungan kerja psikis, yaitu keadaan di sekitar tempat
kerja yang bersifat non fisik. Lingkungan kerja non fisik merupakan lingkungan
kerja yang tidak dapat terdeteksi oleh panca indera manusia, namun dapat di
yaitu:
kerja sama antara tingkat atasan, bawahan mendukung kerja sama antara tingkat
atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan.
yang baik, dan pengendalian diri. Lingkungan kerja merupakan suatu hal penting
yang harus dijaga dalam perusahaan antar karyawan karena kenyamanan dalam
bekerja juga tergantung pada lingkungan kerja jika karyawan merasa nyaman
7
Tabel 1.3 Data Pra Survey Lingkungan Kerja Non Fisik
PT. Bumi Sawit Perkasa
Tidak
No Pernyataan Setuju Jumlah
Setuju
1. Suasana dalam lingkungan kerja
dapat memberikan dorongan dan 16 9 25
semangat kerja
2. Rekan kerja membantu jika ada
11 14 25
masalah dalam pekerjaan
3. Para karyawan mendapat
10 15 25
perlakuan yang adil dari pimpinan
4. Pembagian kerja antar rekan kerja
17 8 25
tidak diskrimnatif
5. Hubungan sesama rekan kerja
9 16 25
terjalin baik
Sumber: Data Olahan 2019
Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa lingkungan kerja non fisik pada
PT. Bumi Sawit Perkasa kurang baik, hal ini dibuktikan dengan Para karyawan
menyatakan kurang setuju untuk beberapa pernyataanan hal tersebut terletak pada
masalah dalam pekerjaan, para karyawan mendapat perlakuan yang kurang adil
dan objektif, serta karyawan menyatakan hubungan sesama rekan kerja terjalin
kurang baik. Hal ini menunjukkan adanya ketidakpuasan yang tentunya akan
berdampak pada pekerjaan, karyawan akan bekerja dengan tidak kondusif yang
berlaku.Disiplin menunjukkan suatu kondisi dan sikap hormat yang ada pada diri
8
(2014).Selain itu, disiplin juga sebagai kekuatan yang berkembang dalam diri
karyawan dapat menyusuaikan diri dengan suka rela pada keputusan, peraturan
perusahaan.
terakhir dari tahun 2014 sampai 2018 mengalami peningkatan, dari tahun 2014
sampai dengan 2018 karyawan yang cuti sebanyak 22,5%, izin/sakit sebanyak
27,5%, dan alfa sebanyak 50%. Karena tingginya tingkat absensi maka akan
harus ditingkatkan agar kinerja pada perusahaan juga meningkat dan apa yang
9
Menurut Siagian (2014) pengawasan berkaitan dengan tujuan yang ingin
dan tetapkan, serta dirinci menjadi program dan rencana kerja. Artinya seorang
operasional dan mengukur hasil yang dicapai oleh bawahannya tanpa adanya
rencana.
pengawasan baik akan selalu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan bagi
para bawahannya, yaitu suasana yang dapat semangat dan kegairahan kerja bagi
pengawasan.
Dengan adanya pengawasan yang baik maka sesuatu pekerjaan akan dapat
berjalan lancar dan dapat menghasilkan suatu hasil kerja yang optimal. Semakin
lancarnya suatu pekerjaan yang disertai pengawasan yang baik maka akan dapat
yang baik serta mengalami kemajuan. Dengan pengawasan yang baik akan
mendorong karyawan lebih giat dalam bekerja dan menghasilkan kerja yang
tinggi.
10
Tabel 1.5 Tingkat Kecelakaan Kerja
PT. Bumi Sawit Perkasa
Jumlah Jenis Kecelakaan Kerja
No Tahun Total
Karyawan Ringan Sedang Berat
1 2014 120 11 6 3 20
2 2015 121 14 4 5 23
3 2016 117 18 9 4 31
4 2017 118 16 12 7 35
5 2018 115 20 13 9 43
Sumber : PT. Bumi Sawit Perkasa 2019
Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat tingkat kecelakaan kerja yang terjadi 5
tahun terakhir dari tahun 2014 sampai 2018 terus mengalami peningkatan. Hingga
terakhir pada tahun 2018 terjadi sebanyak 42 kasus kecelakaan mulai dari
11
2. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan kerja
sebagai berikut :
12
5. Untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap kinerja karyawan
dibahas dalam penelitian ini, maka penulisan menguraikan secara singkat isi
1. Bagi Perushaan
2. Bagi Penulis
dalam pengaruh lingkungan kerja non fisik , disiplin kerja dan pengawasan
3. Pihak lain
13
Dalam memperoleh gambaran secara umum bagian-bagian yang akan
dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan seacara singkat isi
BAB I : PENDAHULUAN
penulisan.
Pada bab ini merupakan tinjuan pustaka yang muat tentang kajian
penelitian.
penelitian.
14
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB : VI PENUTUP
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya serta kuantitas, kualitas dan
pada dasarnya kinerja merupakan suatu hal yang bersifat individual, karena
16
dari sikap seseorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja, sikap mental
yang mendorong diri karyawan untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara
maksimal yang siap secara psikofik siap secara mental fisik tujuan dan situasi).
sebagai berikut :
17
5. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji
menjadi baik.
11. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk
18
b. Manfaat bagi penilai : Meningkatkan kepuasan kerja, Kesempatan untuk
1. Kualitas kerja
2. Kuantitas kerja
3. Waktu kerja
4. Kerja sama
berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar karyawan, imbalan yang
diterima dalam bekerja dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis.
19
sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi
lingkungannya kerjanya.
dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dari dalam dan dari
luar pekerjaan. Sementara menurut Rivai (2014) Kepuasan kerja adalah evaluasi
yang menggambarkan seseorang atas prasaan sikap senang atau tidak senang,
kerja. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda-beda,
berinteraksi dengan rekan kerja, atasan, serta mematuhi peraturan yang berlaku
didalam perusahaan.
kerja karyawan, baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Faktor-faktor
20
inilah yang akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam bekerja. Untuk
karyawan akan bekerja dengan tingkat kepuasan yang tinggi. Hal ini
keahlian dan kemampuannya (the right man on the right job) akan merasa
berpengaruh pada perilaku mereka, jika suatu pekerjaan ang tepat bagi
karyawannya.
21
4. Suasana dan lingkungan pekerjaan
sebaliknya.
menimbulkan rasa tidak puas karena karyawan akan merasa ide dan
maka suasana kerja yang sudah tercipta dalam perusahaan akan terganggu.
22
1. Teori Ketidak Puasan (Discrepacny Theory)
Teori ini mengukur kepuasan seseorang dengan menghitung antara
selisih antara sesuatu yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang di
capai.
khususnya situasi kerja. Menurut teori ini keadilan adalah input, hasil,
membandingkan rasio input hasil orang lain. Jika perbandingan itu tidak
pula tidak. Tetapi bila perbandingan itu tidak seimbang akan timbul
ketidakpuasan.
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Hurzberg, dua faktor yang dapat
23
- Faktor-faktor pemeliharaan terdiri dari: Kebijakan perusahaan dan
1. Isi Pekerjaan
pekerjaan. Karyawan akan merasa puas bila tugas kerja dianggap menarik
2. Rekan Kerja
24
nyaman dan hangat sehingga menimbulkan kepuasan kerja kepada
karyawan.
3. Gaji
Gaji adalah suatu yang diterima sebagai balasan atas pekerjaan yang telah
pekerjaannya.
4. Promosi
5. Kondisi Kerja
prasarana kerja yang memadai sesuai sifat tugas yang harus diselesaikan.
Lingkungan kerja non fisik dibedakan menjadi dua macam, yaitu kondisi
lingkungan kerja yang menyangkut segi fisik, dan kondisi lingkungan kerja
lingkungan kerja yang tidak dapat ditangkap dengan panca indra, seperti warna,
Menurut Sumartono dan Sugito (2016) lingkungan kerja non fisik adalah
25
menurut Sedamayanti (2014) lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan
yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan
sesame rekan kerja, ataupun dengan bawahan. Hubungan kerja dibagi menjadi
dua:
karyawan. hubungan kerja yang baik atara yang satu dengan yang lain
pekerjaan.
memajukan perusahaan.
26
Menurut Robbins dan Judge (2015), hubungan rekan kerja dalam
lingkungan kerja non fisik dibagi menjadi dua, yaitu hubungan individu dan
hubungan kelompok:
2. Hubungan kelompok sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang memiliki kesamaan dalam hal jenis kelamin, minat, kemauan,
dan kemampuan yang sama. Jika hubungan diantara rekan kerja baik
sesuatu yang menyangkut segi piskis dari lingkungan kerja. Ada beberapa
2. Suasana kerja yang dpat memberikan dorongan dan semangat kerja yang
tinggi.
yang menarik.
27
4. Perilaku dengan baik., manusiawi, tidak disamakan dengan robot atau
5. Ada rasaaman dari anggota, baik didalam dinas maupun diluar dinas.
lingkungan kerja non fisik disebut sebagai lingkungan kerja psikis, yaitu
keadaan disekitar tempat kerja yang bersifat non fisik. Ini dapat dirasakan
sikap yang diharapkan tentunya adalah sikap positif yang mendukung terhadap
Sedarmayanti (2014) ada beberapa indikator lingkungan kerja non fisik adalah
sebagai berikut :
1. Prosedur kerja
2. Standar kerja
3. Pertanggung jawaban
4. Kejelasan tugas
28
5. Sistem penghargaan, system imbalan atau system penghargaan (reward
system)
mentaati semua peraturan dan norma-norma social yang berlaku. Dari pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu keadaan tertib
berkehendak mematuhi dan menjalankan peraturan yang ada, abik yang tertulis
operasional instansi agar selaras dengan kebijakan dan perangkat peraturan yang
kesadaran dan kesediaan diri untuk mematuhi segenap peraturan dan norma-
norma social yang berlaku dimana ia berada, termasuk dalam instansi Hasibuan
(2014).
29
2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
karyawan tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal
man in the right place and the right man in the right job.
2. Teladan Pimpinan
Pimpinan harus member contoh yang abik, jujur, adil serta sesuai dengan
3. Balas Jasa
30
4. Keadilan
dan sifat manusia selalu merasa dirinya penting dan minta diperlukan
kedisiplinan karyawan.
5. Waskat
6. Sanksi Hukuman
7. Ketegasan
31
8. Hubungan Kemanusiaan
Dengan adanya tata tertib yang telah ditetapkan tidak dengan sendrinya
para karyawan mau mentaatinya, maka perlu bagi pihak organisasi menghimbau
yang dilakukan yang dilakukan dengan cara selain karyawan akan cepat
32
c. Pendisipnan harus bersifat membagun. Selesai menunjukkan kesalahan
akan tidak berguna pndisiplinan yang dilakkan tanpa ada pihaka yang
melakukan kesalahan.
tersebut. Hal yan demikian ini diperoses kerja dapat lancer kembali dan
tidak kaku dalam bersikap. Dalam hal inii dibutuhkan fleksibelitas dari
pimpinan perusahan.
organisasi atau perusahaan yang bersangkutan baik hari maupun hari esok.
33
Menurut Bangun (2013) secara khusus tujuan disiplin kerja karyawan antara
lain:
baik.
sebagai berikut:
4. Tingkat absensi
34
2.5 Pengawasan
dirumuskan dan tetapkan, serta dirinci menjadi program dan rencana kerja.
bagi para bawahannya, yaitu suasana yang dapat semanagat dan kegairahan
kerja bagi para karyawan. Seperti melakukan hubungan baik antara pimpinan
membangun, maka kontrol atau pengawasan itu sangat urgen (beragam) atau
preventif maupun represif agar maksud dan tujuan negara atau organisasi, maka
35
- Pengawasan langsung
dengan inspeksi.
2. Pengawasan Preventif
36
3. Pengawasan Interen dan Eksteren
- Pengawasan Intern
hal ini tidak selalu mungkin terjadi. Oleh karna itu, setiap pimpinan
itu.
- Pengawasan Ekstern
lain.
pengawasan. Disamping itu ada pula macam pengawasan ditinjau dari bidang
pengawasannya yakni :
37
3. Pengawasan Barang Inventaris (inventory control)
1. Akurat
2. Tepat Waktu
3. Terpusat
4. Objektif
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Analisis Data
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
1. Karina Pengaruh 1. Analisis Hasil penelitian
Noerlestari Lingkungan Kerja Regresi menunjukkan bahwa
(2015) Non Fisik Linier lingkungan kerja non
Sederhana
terhadap Kinerja fisik berpengaruh
2. Uji Parsial
Karyawan (t) positif dan signifikan
Telemarketing 3. Koefisien terhadap kinerja
Pada PT. Determinasi karyawan
Comment Inonesia telemarketing pada
(Homedirect) PT. Comment
Jakarta Indonesia
(Homedirect) Jakarta.
2. Astadi Pengaruh 1. Analisis Hasil penelitian ini
38
Nama Analisis Data
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
Pangarso Lingkungan Kerja Regresi menunjukkan bahwa
(2015) Non Fisik Linier lingkungan kerja non
terhadap Sederhana fisik berpengaruh
2. Uji Parsial
Kepuasan Kerja signifikan terhadap
(t)
Dosen Tetap Studi 3. Koefisien kepuasan kerja dosen
Pada Fakultas tetap studi pada
Determinasi
Komunikasi Dan Fakultas Komunikasi
Bisnis Universitas dan Bisnis Universitas
Telkom Bandung Telkom Bandung.
3. Zainul Pengaruh 1. Analisis Hasil pengujian
Hidayat Lingkungan Kerja Regresi hipotesa pertama yang
(2012) dan Disiplin Kerja Linier menyatakan
Berganda
serta Motivasi lingkungan kerja dan
2. Uji Parsial
Terhadap Kinerja (t) disiplin kerja serta
Karyawan 3. Uji Simultan motivasi kerja
Perusahaan (f) mempunyai pengaruh
Daerah Air 4. Koefisien bermakna terhadap
Minum (PDAM) Determinasi kinerja karyawan
Kabupaten PDAM Kabupaten
Lumajang Lumajang.
4. Rara Pengaruh 1. Regresi Pengujian secara
Saraswati Pengawasan dan Linier simultan pengawasan
(2015) Lingkungan Kerja Berganda dan lingkungan kerja
2. Uji Parsial
Terhadap Kinerja mempunyai pengaruh
(t)
Karyawan Bagian 3. Uji Simultan yang signifikan
Pemasaran PT. (f) terhadap kinerja
Indofood Sukses 4. Koefisien karyawan PT.
Makmur TBK Determinasi Indofood Sukses
diPekanbaru Makmur TBK
diPekanbaru.
5. Nurul Pengaruh 1. Analisis Pengawasan dan
Afifah Pengawasan dan Regresi motivasi sama-sama
(2010) Motivasi Terhadap Linier berpengaruh terhdap
Berganda
Kepuasan Kerja kepuasan kerja
2. Uji Parsial
Pegawai Dinas (t) pegawai Dinas
Pendidikan 3. Uji Simultan Pendidikan Pemuda
Pemuda dan (f) Kota Surakarta.
Olahraga Kota 4. Koefisien
Surakarta Determinasi
39
Nama Analisis Data
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
6. Alamsyah Pengaruh Disiplin 1. Analisis Disiplin kerja,
Yunus kerja, Motivasi Regresi motivasi dan
(2013) dan Linier kepemimpinan
Berganda
Kepemimpinan berpengaruh
2. Uji Parsial
Terhadap (t) signifikan terhadap
Kepuasan Kerja 3. Uji Simultan kepuasan kerja
Karyawan Studi (f) karyawan pada PT.
Pada PT. Bumi 4. Koefisien Bumi Barito Utama
Barito Utama Determinasi Cabang Banjarmasin.
Cabang
Banjarmasin.
7. Yuri Pengaruh 1. Regresi Dapat ditarik
Renata Kepuasan Kerja Linier kesimpulan bahwa
Riska Terhadap Kinerja Sederhana kepuasan kerja
2. Uji Parsial
(2018) Karyawan PT. berpengaruh terhadap
(t)
Dapensi Dwikarya 3. Koefisien kinerja karyawan PT.
Bandung Determinasi Dapensi Dwikarya
Bandung.
8. Djoko Setio Influence of Path Analys Hasil penelitian
Widodo leadership and (Analisis menunjukkan bahwa
(2014) work environment Regresi Jalur) kepemimpinan dan
to job lingkungan kerja
santisfaction and berpengaruh positif
impact to secara langsung dan
employee signifikan terhadap
performance kepuasan kerja secara
( study on langsung berpengaruh
industrial positif dan signifikan
manufacture in terhadap kinerja.
west java)
9. Ide Bagus Job competency Path Analys Hasil menunjukkan
Agung and work (Analisis kompetensi kerja dan
Dharmanegar environment: the Regresi Jalur) lingkungan kerja
a (2016) effect on job berpengaruh
performance signifikan terhadap
among SMEs peningkatan kepuasan
worker kerja. Ini berarti
bahwa pekerja UKM
di denpasar merasa
40
Nama Analisis Data
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
lebih penting tentang
kompetensi mereka
dalam mendorong
kepuasan kerja
semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik
kinerja.
41
Menurut Sedamayanti (2014) lingkungan kerja non fisik adalah
semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik
kepuasan kerja.
42
disiplin karyawan, semakin tinggi kinerja yang dapat dicapainya.
karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi kinerja yang dapat
kepuasan kerja.
43
Menurut Handoko (2013) pengawasan didefinisikan sebagai proses
karyawan akan merasa lebih merasa aman dan lebih teliti dalam
44
menggambarkan seseorang atas prasaan sikap senang atau tidak senang,
kerja maka karyawan akan melakukan pekerjaannya dengan baik dan teliti
maka tujuan perusahaan akan dapat dicapai dengan baik pula jika
imbalan yang diterima dalam bekerja dan hal-hal yang menyangkut faktor
45
dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang
dalam melaksanakan tugas, hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
diharapkan dapat berfungsi dan berprilaku sesuai dengan tugas yang telah
Pencapaian suatu kinerja yang baik dalam perusahaan tidak terlepas dari
usaha yang dicapai dari kinerja karyawan. Jika kepuasan kerja tercapai
maka karyawan akan termotivasi untuk memberikan kinerja yang baik dan
46
2.8 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Lingkungan
Kerja Non Fisik
Pengawasan
Sumber: Dr. Riduwan, M.B.A. dan Dr. Engkos Achmad Kuncoro, S,E., M.M.
(2017)
47
4. H4 : Disiplin kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan
Sawit Perkasa
Tabel 2.2
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Devinisi Variabel Indikator
1 Kinerja (Y1) Kinerja adalah hasil atau tingkat 1. Kualitas
keberhasilan seseorang secara 2. Kuantitas
keseluruhan selama periode tertentu 3. Ketepatan waktu
didalam melaksanakan tugas 4. Efektivitas
dibandingkan dengan berbagai 5. Kebutuhan
kemungkinan, seperti standar hasil 6. Kerjasama
kerja, target atau sasaran, atau kriteria Kaswan (2012)
yang telah ditentukan terlebih dahulu
dan telah disepakati bersama.
Kaswan (2012)
2 Kepuasan Kepuasan kerja adalah evaluasi yang a. Isi pekerjaan
Kerja (Y2) menggambarkan seseorang atas b. Supervisi
perasaan sikap senang atau tidak c. Pengembangan diri
senang, puas atau tidak puas dalam d. Gaji
bekerja. (Rivai, 2014) e. Rekan kerja
f. Kondisi pekerjaan
(Rivai, 2014)
3 Lingkungan Lingkungan kerja non fisik adalah a. Prosedur kerja
Kerja Non semua keadaan yang terjadi yang b. Standar kerja
Fisik (X1) berkaitan dengan hubungan kerja, c. Pertanggung jawaban
baik hubungan dengan atasan atasan
maupun hubungan dengan sesama d. Kejelasan tugas
rekan kerja, ataupun dengan e. Sistem penghargaan
bawahan. f. Hubungan antar
(Sedarmayanti,2014) karyawan
(Sedarmayanti, 2014)
48
No Variabel Devinisi Variabel Indikator
4 Disiplin Arahan untuk melatih seseorang dan a. Kemampuan
Kerja (X2) membentuk sesorang mematuhi b. Keteladanan
semua peraturan menggunakan waktu c. Keadilan
secara efektif dan bertanggung jawab d. Pengawasan
terhadap pekerjaan dan mengurangi e. Sanksi
tingkat absensi agar menjadi pegawai f. Kepatuhan
yang lebih baik (Hasibuan, 2014) (Hasibuan,2014)
5 Pengawasan Pengawasan didefinisikan sebagai a. Akurat
(X3) proses menjamin bahwa tujuan-tujuan b. Tepat waktu
organisasi dan manajemen tercapai. c. Terpusat
(Handoko, 2014) d. Objektif
e. Terkoordinasi
f. Fleksibel
(Handoko, 2014)
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
PT. Bumi Sawit Perkasa atau yang lebih familiar dengan nama PT. BSP
adalah salah satu perusahaan dari First Resources Group yang berada di wilayah
PT. BSP berdiri pada bulan April 2004 dengan luas areal 4.237 Ha.
terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP).
dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pabrik PT. Bumi Sawit Perkasa
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada
dua yaitu:
a. Data Kualitatif yaitu data yang bukan dalam bentuk angka-angka atau
tidak dapat dihitung, dan diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan
50
perusahaan dan karyawan dalam perusahaan serta informasi-informasi
yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
b. Data Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang
data mencakup data primer dan data sekunder. Untuk memperoleh data-data yang
a. Data Primer
penelitian.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang yang telah dikumpulkan oleh pihak lain.
51
b. Wawancara, pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara
langsung.
kualitas terhadap data yang diperoleh. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah instrumen yang digunakan valid dan reliable sebab kebenaran data yang
1. Uji Validitas
tersebut. Jadi uji validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner
yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji
untuk degree of freedom (df) = n-2 pada taraf signifikasi 5% untuk uji 2 sisi,
52
dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Menurut Priyatno (2010) Suatu indikator
Hasil validitas dapat dilihat pada output Alpha Cronbach pada kolom
correlation dengan hasil perhitungan r tabel. Jika r hitung > r tabel dan nilai
2. Uji Reliabilitas
konsisten atau kuesioner yang diberikan. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
responden terhadap indikator ini acak, maka dapat dikatakan bahwa tidak
pengukuran sekali saja, disini pengukuran hanya sekali saja atau kemudian
53
3.6 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Uji
asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas dan
uji heteroskedastisitas.
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi apakah
data berdistribusi normal atau tidak uji normalitas dapat dilihat dari grafik P-P
plot of regression standarized residual yang terdapat pada SPSS 21.0 hasil
output SPSS for windows versi 21.0 untuk uji normalitas ditunjukan dalam
bentuk gambar.
dalam model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati
sempurna (koefision korelasinya tinggi atau bahan 1). Model regresi yang baik
nilai nilai tolerance dan inflationfaktor (VIF) pada model regresi. Variabel yang
54
menyebabkan multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih
besar daripada 0,1 atau nilai VIF yang lebih kecil daripada nilai 10.
penganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas. Pengujian ini
atau tidak, jika varian sama disebut homoskedastisitas, jika varian berbeda atau
adalah lebih besarnya varian dari taksiran. Pengujian ada tidaknya masalah
Analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi tidak terdapat
heteroskedasitas jika :
a. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau sekitar angka nol
55
H0 : b1 = b2 =0
Ha : b1 # b2 = 0
menunjukkan :
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
total. Hal ini dikarenakan kerangka pemikiran teoritis (KPT) dalam penelitian
56
3.7.3 Path Analysis
apabila secara teori peneliti yakin menganalisis memiliki pola hubungan sebab
variabel endogen.
reliabilitas dari konsep yang sudah ada maupun konsep baru. Asumsi yang
3) Sistem aliran kausal hanya satu arah (rekursif) artinya tidak ada arah
(MSI).
57
5) Sampling bersifat nonprobability sampling sehingga memungkinkan
reliable.
58
BAB IV
nasional yang bergerak dalam bidang pertanian dan perkebunan. Perusahaan ini
merupakan anak cabang dari perusahaan kelapa sawit First Rescources. Group
yang terdiri dari First Resources Limited dan anak–anak perusahaan mulai
Riau, Indonesia saat ini telah mengelola lebih dari 170.000 Ha perkebunan sawit
minyak kelapa sawit mentah (CPO) lebih dari 500.000 ton per tahun. Kantor
pusat First Resources Group berada di Jakarta dan Kantor Direksi yang berada di
setiap provinsi. Kegiatan bisnis inti First Resources meliputi budidaya kelapa
sawit, memanen tandan buah segar (TBS) dan penggilingan menjadi CPO dan inti
sawit. Selain perkebunan dan pabrik kelapa sawit, First Resources juga memiliki
pabrik biodiesel dan pabrik penghancur inti sawit. Fasilitas ini mengolah CPO dan
inti sawit menjadi produk berbasis kelapa sawit dengan nilai yang lebih tinggi
seperti biodiesel, refined, bleach dan deodorized (RBD) olein, RBD Stearin, palm
kernel oil dan palm kernel expeller. First Resources Group menjual produk-
59
Dumai, Provinsi Riau untuk memfasilitasi pengiriman produk ke pasar
internasional.
PT. Bumi Sawit Perkasa atau yang lebih familiar dengan nama BSP adalah
salah satu perusahaan dari First Resources Group yang berada di wilayah
PT. BSP berdiri pada bulan April 2004 dengan luas areal 4.237 Ha untuk kebun
inti dan 1.639 Ha untuk pola KKPA. PT. Bumi Sawit Perkasa bergerak dibidang
dan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) menuju Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
untuk selanjutnya diproses guna bahan baku minyak kelapa sawit/ Palm Oil. Saat
ini untuk areal perkebunan kelapa sawit inti PT. BSP sudah berkembang dari
4.2 Visi dan Misi PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya
Visi : Menjadi perusahaan agribisnis yang berfokus pada kelapa sawit dan
Misi :
profitabilitas.
2.) Menjadi perusahaan pilihan karyawan yang memiliki tim bekinerja tinggi
60
3.) Menjadi produsen yang efisien dengan tingkat produktifitas tertinggi dan
social.
dan efisien, semua aktivitas yang dilakukan oleh tenaga kerja yang ada di dalam
suatu struktur organisasi yang jelas untuk dijadikan kerangka dasar yang
menggambarkan tugas dan wewenang serta tanggung jawab setiap orang atas
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
MANAGER KEBUN
61
Sumber PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di Desa
1. Manajer Kebun
sesuai dengan tugas pokoknya manajer juga mengola seluruh asset yang
62
5. Menyelenggarakan pertemuan sehubungan dengan PAO dengan bagian
terkait.
perubahan pasar.
maksimal.
disiplin kerja, dalam usaha untuk memperoleh kinerja dalam bentuk laba
secara maksimal.
unit.
jawabnya adalah :
63
2. Melaksanakan pengawasan atas seluruh kegiatan pekerjaan dilapangan
antara lain:
d. Berupaya untuk mencapai produksi yang optimal dan mutu yang baik.
3. Kerani Rayon
64
5. Membukukan laporan pemakaian pengambilan dan pengeluaran bahan
4. Field Assistenafdeling
pada kebijakan yang ditetapkan direksi dan arahan manajer, sesuai dengan
65
5. Mandor 1
belanja tahunan dan anggaran belanja perodik triwulan untuk harian yang
telah ditentukan.
dalam membuat laporan hasil panen, dan membuat laporan hasil pekerjaan
harian.
SOP.
6. Kerani Afdeling
66
1. Membuat laporan harian produksi dan perawatan.
catatan ke komputer.
7. Mandor Panen
semua karyawan dilapangan agar dapat berjalan secara lancer dan sesuai
dengan apa yang telah di tetapkan, tugas dan tanggung jawabnya adalah:
outputnya rendah.
8. Kerani produksi
proses panen yang dilakukan setiap harinya, tugas dan tanggung jawabnya
adalah:
pengawasan mandor.
67
3. Setiaphari mengisi laporan potong buah.
68
BAB V
5.1. Profil Karyawan Pada Karyawan Pada PT. Bumi Sawit Perkasa
Tapung Hulu
Hasil penyebaran angket yang telah dilaksanakan pada PT. Bumi Sawit
Hulu, dari 115 lembar kuisioner yang disebarkan ternyata yang kembali hanya
109 lembar yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Berikut adalah gambaran
karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di Desa
Berikut ini tabel yang menggambarkan usia karyawan pada PT. Bumi
Tapung Hulu:
Tabel 5.1
Daftar Usia Karyawan
Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase
20-29 23 21,1%
30-39 43 39,5%
40-49 31 28,4%
≥ 49 12 11%
Total 109 100
Sumber : Data Olahan, 2019
69
Dari tabel 5.1 terlihat bahwa usia karyawan pada bagian pabrik PT. Bumi
Tapung Hulu mayoritas berusia 30-39 tahun dengan jumlah 43 orang atau 39,5%.
Hasil ini menjelaskan bahwa usia 30-39 tahun adalah usia produktif seseorang
didalam bekerja karena memiliki stamina dan daya tahan tubuh yang kuat
sehingga dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang berat sesuai dengan waktu
yang diberikan.
Tabel 5.2
Jenis Kelamin Karyawan
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki – laki 109 100%
Perempuan 0 0%
Total 109 100%
Sumber: Data Olahan, 2019
Dari tabel 5.2 terlihat karyawan karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa
mayoritas adalah tanaga kerja dengan jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 109
orang atau sebesar 100%. Hal ini disebabkan karena PT. Bumi Sawit Perkasa
menginginkan tenaga kerja yang terampil dan ulet didalam menyelesaikan setiap
pekerjaan yang diberikan, terutama karyawan yang memiliki stamina yang kuat
70
3) Karyawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 5.2
Pendidikan Karyawan
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD 98 89,9%
SMP 4 3,7%
SMA 7 6,4%
S1 0 0%
Total 109 100%
Sumber: Data Olahan, 2019
Dari tabel 5.2 terlihat karyawan karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa
mayoritas adalah tanaga kerja dengan yang memiliki latar belakang SD berjumlah
sehingga hal ini dapat membantu didalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang
adalah salah satu kunci untuk meningkatkan kinerja terutama didalam mencapai
71
Tabel 5.4
Masa Kerja Karyawan
Masa Kerja Jumlah Persentase (%)
1-5 tahun 14 12,8%
6 – 10 Tahun 34 31,2%
11-15 Tahun 49 44,9%
16-20 Tahun 12 11,1%
>21 Tahun 0 0%
Total 109 100%
Sumber: Data Olahan, 2019
karyawan pada bagian pabrik PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar
dengan baik. Maka dengan semakin lamanya seseorang bekerja pada sebuah
Metode analisis data yang digunakan dalam pengertian ini adalah skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur disiplin kerja, lingkungan kerja
dan kepuasan kerja. Skor jawaban tenaga medis dan paramediss dalam penelitian
ini terdiri atas lima alternatif jawaban yang mengandung variasi lain yang
72
5−1
Interval = = 0,8
5
Tabel 3.1:
Interval Rata - Rata Pernyataan per Variabel
InterInterval Rata Rata Kategori
4.20 – 5.00 Sangat Setuju
3.40 – 4.19 Setuju
2.60 – 3.39 Cukup Setuju
1.80 – 2.59 Tidak Setuju
1.00 – 1.79 Sangat Tidak Setuju
Sumber : Sugiyono, (2008:86)
lingkungan kerja non fisik, disiplin, pengawasan, kepuasan kerja dan kinerja dari
Lingkungan kerja non fisik dibedakan menjadi dua macam, yaitu kondisi
lingkungan kerja yang menyangkut segi fisik, dan kondisi lingkungan kerja
lingkungan kerja yang tidak dapat ditangkap dengan panca indra, seperti warna,
bau, suara, dan rasa. Berikut ini adalah hasil penelitian dari item-item
pertanyaan yang diajukan untuk mengukur variabel lingkungan kerja non fisik :
Tabel 5.5
Tanggapan Responden Mengenai Lingkungan Kerja Non Fisik
Rata
Klasifikasi Jawaban Total -
No Pernyataan Ket
Rata
STS TS CS S SS
Dalam bekerja, saya Frek 3 6 18 45 37 109
mengikuti setiap
1 Sko 3,98
prosedur yang telah 3 12 54 180 185 434
r
ditetapkan.
Pekerjaan yang Frek 1 17 34 46 11 109
2 3,45
diselesaikan harus Sko 1 34 102 184 55 376
73
Rata
Klasifikasi Jawaban Total -
No Pernyataan Ket
Rata
STS TS CS S SS
r
sesuai dengan standar
Perusahaan menuntut Frek 4 19 39 30 17 109
saya untuk selalu
bertanggung jawab
3 Sko 3,34
dalam menyelesaikan 4 38 117 120 85 364
r
setiap pekerjaan yang
diberikan.
Pimpinan Frek 3 31 32 21 22 109
menyampaikan
arahan untuk
4 Sko 3,26
menjelaskan setiap 3 62 96 84 110 355
r
pekerjaan yang akan
dilaksanakan
Perusahaan Frek 5 5 12 44 43 109
memberikan
penghargaan kepada
5 karyawan yang Sko 4,06
5 10 36 176 215 442
berprestasi dalam r
menyelesaikan
pekerjaan.
Hubungan kerja Frek 3 13 22 39 32 109
dengan rekan kerja
yang dapat
6 Sko 3,77
memotivasi saya 3 26 66 156 160 411
r
untuk bekerja lebih
baik
Jumlah 19 91 157 225 162 654
3,64
Persentase 2,91 13,91 24,01 34,40 24,77 100
Sumber: Data Olahan, 2019
fisik dengan nilai rata-rata sebesar 3,64 dalam katagori setuju. Hasil ini
menjelaskan bahwa lingkungan kerja non fisik adalah lingkungan kerja yang
standar kerja yang telah ditetapkan. Selain itu, perusahaan juga menuntut
karyawan nya agar selalu bertanggung jawab pada setiap pekerjaan yang
diberikan.
74
2) Disiplin Kerja
peraturan dan norma-norma social yang berlaku. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu keadaan tertib dimana seseorang
mematuhi dan menjalankan peraturan yang ada, abik yang tertulis maupun tidak
terhadap pekerjaan dan mengurangi tingkat absensi agar menjadi karyawan yang
lebih baik. Berikut ini adalah hasil penelitian dari item-item pertanyaan yang
Tabel 5.5
Tanggapan Responden Mengenai Disiplin Kerja
Klasifikasi Jawaban Rata
No Pernyataan Ket Total -
STS TS CS S SS
Rata
Saya berusaha Frek 2 8 22 20 57 109
menyelesaikan setiap
1 pekerjaan sesuai Sko 4,12
2 16 66 80 285 449
dengan waktu yang r
ditetapkan
Saya mematuhi setiap Frek 1 9 28 22 49 109
peraturan yang telah
2 Sko 4,00
ditetapkan oleh 1 18 84 88 245 436
r
perusahaan
Saya mendapatkan Frek 3 5 13 38 50 109
perlakuan yang sama
3 Sko 4,17
dengan rekan kerja 3 10 39 152 250 454
r
yang lain
4 Saya bertanggung Frek 1 3 21 28 56 109 4,24
untuk menyelesaikan Sko 1 6 63 112 280 462
setiap pekerjaan r
75
walaupun dalam
pengawasan yang
Saya siap menerima Frek 1 2 23 42 41 109
sanksi dari
5 Sko 4,10
perusahaan apabila 1 4 69 168 205 447
r
melanggar peraturan
Saya hadir dan Frek 5 13 29 42 20 109
pulang sesuai dengan
6 Sko 3,54
waktu yang telah 5 26 87 168 100 386
r
ditetapkan
Jumlah 13 40 136 192 273 654
4,03
Persentase 1,99 6,12 20,80 29,36 41,74 100
Sumber: Data Olahan, 2019
nilai rata-rata sebesar 4,03 dalam katagori setuju. Hasil ini menjelaskan bahwa
disiplin kerja harus selalu ditingkatkan oleh seorang karyawan yang bekerja
itu, perusahaan juga memberikan sanksi yang tegas kepada karyawan yang tidak
3) Pengawasan
suasana yang dapat semanagat dan kegairahan kerja bagi para karyawan. Seperti
melakukan hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan atau karyawan dalam
76
melaksanakan tugasnya sangat tergantung terhadap pengawasan. Berikut adalah
Tabel 5.5
Tanggapan Responden Mengenai Pengawasan
Klasifikasi Jawaban Rata
No Pernyataan Ket Total -
STS TS CS S SS
Rata
Pimpinan melakukan Frek 1 10 8 46 44 109
1 pengawasan langsung Sko 4,12
1 20 24 184 220 449
ke lapangan r
Pengawasan kerja Frek 0 4 6 20 79 109
yang dilakukan
2 pimpinan sesuai Sko 4,60
0 8 18 80 395 501
waktu yang r
ditetapkan
Pimpinan Frek 7 17 30 30 25 109
memberikan sanksi
3 yang tegas atas Sko 3,45
7 34 90 120 125 376
pelanggaran yang r
dilakukan
Pimpinan meminta Frek 2 12 18 49 28 109
pegawai melaporkan
4 Sko 3,82
hasil pekerjaan secara 2 24 54 196 140 416
r
tertulis
Pimpinan melakukan Frek 1 4 15 38 51 109
pengawasan secara
5 Sko 4,23
terkoordinasi kepada 1 8 45 152 255 461
r
karyawan
Pimpinan melakukan Frek 4 17 21 29 38 109
pengawasan yang
6 fleksibel untuk Sko 3,73
4 34 63 116 190 407
meningkatkan hasil r
kerja
Jumlah 15 64 98 212 265 654
3,99
Persentase 2,29 9,79 14,98 32,42 40,52 100
Sumber: Data Olahan, 2019
karyawan dalam katagori setuju dengan nilai rata-rata sebesar 3,98. Hasil ini
77
langsung ataupun tidak langsung, hal ini bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengawasan yang
4) Kepuasan Kerja
berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar karyawan, imbalan yang
diterima dalam bekerja dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis.
sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi
Tabel 5.6
Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan
Klasifikasi Jawaban Rata
No Pernyataan Ket Total -
STS TS CS S SS
Rata
Saya senang dengan Frek 2 7 17 50 33 109
pekerjaan saat ini,
1 karena sesuai dengan Sko 3,96
2 14 51 200 165 432
kemampuan yang r
dimiliki.
Saya mendapat Frek 0 10 20 53 26 109
arahan dan motivasi
2 dari pimpinan untuk Sko 3,87
0 20 60 212 130 422
meningkatkan hasil r
kerja
3 Perusahaan Frek 2 8 4 62 33 109 4,06
memberikan Sko 2 16 12 248 165 443
kesempatan kepada r
setiap karyawannya
78
untuk maju dan
Gaji yang diterima Frek 2 3 18 49 37 109
sesuai dengan
4 harapan dan beban Sko 4,06
2 6 54 196 185 443
kerja yang saya r
lakukan.
Rekan kerja Frek 2 2 18 46 41 109
memberikan saya
5 motivasi untuk Sko 4,12
2 4 54 184 205 449
menyelesaikan r
pekerjaan
Pekerjaan saat ini Frek 3 16 18 34 38 109
menuntut saya untuk
6 selalu bertanggung Sko 3,81
3 32 54 136 190 415
jawab dan fokus r
dalam bekerja
Jumlah 11 46 95 294 208 654
3,98
Persentase 1,68 7,03 14,53 44,95 31,80 100
Sumber: Data Olahan, 2019
Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa hasil rekapitulasi tanggapan mengenai
kepuasan kerja karyawan dengan nilai rata-rata sebesar 3,98 dalam katagori
setuju. Kepuasan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang karyawan
dan arahan dari atasan, mendapatkan balas jasa yang sesuai dengan beban
pekerjaan serta adanya dorongan dan motivasi yang diberikan perusahaan kepada
4) Kinerja Karyawan
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
79
dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya serta kuantitas, kualitas dan
Tabel 5.7
Tanggapan Responden Mengenai Kinerja
Klasifikasi Jawaban Rata
No Pernyataan Ket Total -
STS TS CS S SS
Rata
Perusahaan Frek 0 3 19 38 49 109
menginginkan saya
1 agar meningkatkan Sko 4,22
0 6 57 152 245 460
kualitas kerja yang r
dihasilkan
Perusahaan Frek 3 6 17 43 40 109
menginginkan saya
untuk menyelesaikan
2 Sko 4,02
pekerjaan lebih dari 3 12 51 172 200 438
r
yang dibebankan oleh
instansi
Perusahaan Frek 2 7 14 34 52 109
mengharapkan saya
menyelesaikan
3 Sko 4,17
pekerjaan sesuai 2 14 42 136 260 454
r
dengan waktu yang
ditetapkan
Perusahaan Frek 1 3 13 43 49 109
mengharapkan
karyawan dapat
4 Sko 4,25
efektif dalam 1 6 39 172 245 463
r
melaksanakan
pekerjaan
Perusahaan Frek 1 5 17 36 50 109
memenuhi kebutuhan
5 Sko 4,18
karyawan didalam 1 10 51 144 250 456
r
bekerja
Perusahaan Frek 2 2 17 39 49 109
mengharapkan saya
dapat bekerja sama
6 Sko 4,20
didalam 2 4 51 156 245 458
r
menyelesaikan
pekerjaan.
Jumlah 9 26 97 233 289 654
4,17
Persentase 1,38 3,98 14,83 35,63 44,19 100
80
Sumber: Data Olahan, 2019
Dari tabel 5.7 dapat dilihat bahwa mengenai kinerja karyawan dengan nilai
rata-rata sebesar 4,17 dalam katagori sangat setuju. Kinerja merupakan suatu hal
yang diinginkan oleh perusahaan seperti adanya kualitas pekerjaan, kuantitas dari
pencapaian hasil kerja, dan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu dan
maksimal.
pengujian instrument data. Skala data yang bersifat ordinal atau tidak memiliki
sebuah ukuran yang pasti membuat pengujian instrument data menjadi penting
untuk dilakukan. Secara umum tahapan pengujian instrument data dapat dilihat
1) Validitas Data
koefisien corrected item total correlation lebih besar dari r tabel , sedangkan item
pernyataan yang tidak memenuhi syarat di eliminasi dari tahapan. Nilai r tabel
81
diketahui dengan menggunakan rumus df = n – 2. Yaitu df = 109 – 2 = 107 =
Dari tabel 5.8 dapat dilihat bahwa 24 item pernyataan untuk mengukur
atau sama dengan 0.188. Oleh sebab itu seluruh item pernyataan dinyatakan valid
dan dapat terus digunakan kedalam tahapan pengolahan data yang lebih lanjut.
Tabel 5.8
Pengujian Validitas Item Pernyataan
Variabel Pernyataan R Hitung R Tabel Keputusan
X1.1 0.764 0,188 Valid
X1.2 0.430 0,188 Valid
Lingkungan
X1.3 0.682 0,188 Valid
Kerja Non
X1.4 0.481 0,188 Valid
Fisik
X1.5 0.620 0,188 Valid
X1.6 0.665 0,188 Valid
X2.1 0.836 0,188 Valid
X2.2 0.823 0,188 Valid
X2.3 0.837 0,188 Valid
Disiplin Kerja
X2.4 0.746 0,188 Valid
X2.5 0.642 0,188 Valid
X2.6 0.587 0,188 Valid
X3.1 0.799 0,188 Valid
X3.2 0.679 0,188 Valid
X3.3 0.639 0,188 Valid
Pengawasan
X3.4 0.704 0,188 Valid
X3.5 0.808 0,188 Valid
X3.6 0.735 0,188 Valid
Y1.1 0.778 0,188 Valid
Y1.2 0.702 0,188 Valid
Kepuasan Y1.3 0.802 0,188 Valid
Kerja Y1.4 0.757 0,188 Valid
Y1.5 0.748 0,188 Valid
Y1.6 0.611 0,188 Valid
Kinerja Y2.1 0.806 0,188 Valid
Y2.2 0.811 0,188 Valid
Y2.3 0.805 0,188 Valid
Y2.4 0.805 0,188 Valid
82
Variabel Pernyataan R Hitung R Tabel Keputusan
Y2.5 0.690 0,188 Valid
Y2.6 0.827 0,188 Valid
Sumber: Data Olahan, 2019
2) Reliabilitas Data
merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
cara one shot atau pengukuran sekali saja. Suatu variabel dikatakan reliable jika
nilai Cronbach’s Alpha (a) > 0,6 . Pada tabel 5.9 menunjukkan hasil pengolahan
dari total 30 item pernyataan yang akan diuji yaitu terdiri dari endorser, sikap, dan
keputusan pembelian telah memiliki cronbach’s alpha diatas 0,60 sehingga dapat
disimpulkan masing masing variabel tersebut telah didukung oleh item pernyataan
yang valid dan reliable dengan demikian dapat digunakan untuk tahap pengolahan
Tabel 5.9
Reliability Statistics
Keterangan Cronbach’s Cut Off Kesimpulan
Alpha
Lingkungan kerja 0,831 0,60 Reliable
non fisik
Disiplin kerja 0,906 0,60 Reliable
Pengawasan 0,893 0,60 Reliable
Kepuasan kerja 0,898 0,60 Reliable
Kinerja 0,927 0,60 Reliable
Sumber: Data Olahan, 2019
83
Jika nilai reliabilitas kurang dari 0,6 maka nilainya kurang baik. Artinya
adalah bahwa alat ukur yang digunakan tidak reliable. Dari tabel 5.11 diatas
diketahui bahwa alat ukur yang digunakan reliable atau dapat dipercaya yang
mana nilai dari variabel lingkungan kerja non fisik, disiplin, pengawasan,
keragaman varians dari masing masing variabel yang digunakan di dalam tahapan
sig (2-tailed) yang harus bernilai besar atau sama dengan alpha 0,05.
Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melihat p-plot pada
sebaran data dikatakan normal. Berdasarkan tahapan pengolahan data yang telah
dilakukan diperoleh ringkasan hasil pengujian normalitas data terlihat pada tabel
84
Tabel 5.10
Hasil Pengujian Normalitas Substruktur Jalur I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 109
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.03417793
Most Extreme Differences Absolute .075
Positive .072
Negative -.075
Kolmogorov-Smirnov Z .781
Asymp. Sig. (2-tailed) .575
Sumber: Data Olahan, 2019
yang terdiri dari lingkungan kerja non fisik, disiplin kerja, pengawasan dan
kepuasan terhadap kinerja telah menghasilkan nilai asymp sig (2-tailed) diatas
atau sama dengan alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel
Dari grafik 5.1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis
diagonal serta penyebaranya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi
85
Tabel 5.11
Hasil Pengujian Normalitas Substruktur Jalur II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 109
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.39722396
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .051
Negative -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .837
Asymp. Sig. (2-tailed) .485
Sumber: Data olahan, 2020
yang terdiri dari lingkungan kerja non fisik, disiplin kerja, pengawasan dan
kepuasan terhadap kinerja telah menghasilkan nilai asymp sig (2-tailed) diatas
atau sama dengan alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel
86
Dari grafik 5.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis
diagonal serta penyebaranya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi
untuk semua pengamatan/observasi (Wijaya, 2009). Jika varians dari residual satu
regresi yang baik adalah terjadi homokedatisitas dalam model, atau dengan kata
lain tidak terjadi heterokedatisitas. Dalam penelitian ini untuk mengetahui terjadi
Dari gambar 5.3 tersebut dapat dilihat bahwa titk-titik menyebar secara
acak, baik di bagian atas angka nol atau di bagian bawah angka nol dari sumbu
87
vertikal atau sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
3) Uji Multikolerasi
tidak. Multikorelasi adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang
terjadi pada hubungan diantar variabel bebas. Uji multikorelasi perlu dilakukan
jika jumlah variabel bebas lebih dari satu. Salah satu cara mendeteksi
Tabel 5.12
Uji Multikolinieritas Struktur I
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tol VIF
1 (Constant) 2.323 1.066 2.179 .032
Lingkungan .353 .077 .354 4.559 .000 .308 3.247
Disiplin .172 .063 .185 2.711 .008 .397 2.518
Pengawasan .405 .075 .430 5.424 .000 .295 3.389
a. Dependent Variable: Kepuasan
Sumber: Data olahan, 2019
88
Tabel 5.12
Uji Multikolinieritas Struktur II
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tol VIF
1 (Constant) 3.231 1.291 2.503 .014
Lingkungan .219 .100 .214 2.177 .032 .257 3.890
Disiplin .177 .078 .186 2.280 .025 .371 2.695
Pengawasan .209 .100 .217 2.088 .039 .230 4.339
Kepuasan .324 .116 .317 2.806 .006 .195 5.135
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data olahan, 2019
Dari tabel 5.12 dan 5.13 dapat diketahui bahwa nilai VIF yang dihasilkan
Tabel 5.13
Koefisien Determinasi Substruktur Jalur I
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .897a .805 .800 2.06303
a. Predictors: (Constant), Pengawasan, Disiplin, Lingkungan
b. Dependent Variable: Kepuasan
Sumber: Data olahan, 2019
determinasi adalah 0,805. Hal ini berarti bahwa variabel kepuasan dipengaruhi
oleh lingkungan kerja non fisik, disiplin kerja dan pengawasan sebesar 80,5%.
Sedangkan 19,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak tercakup dalam
89
penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur (Error) bagi variabel lain di
luar penelitian yang mempengaruhi dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut :
Tabel 5.14
Koefisien Determinasi Substruktur Jalur II
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .861a .742 .732 2.44289
a. Predictors: (Constant), Kepuasan, Disiplin, Lingkungan, Pengawasan
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data olahan, 2020
determinasi adalah 0,742. Hal ini berarti bahwa variabel kinerja dipengaruhi oleh
lingkungan kerja non fisik, disiplin kerja, pengawasan dan kepuasan kerja sebesar
74,2%. Sedangkan 25,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak tercakup dalam
penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur (Error) bagi variabel lain di
luar penelitian yang mempengaruhi dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut :
90
Tabel 5.15
Koefisien Jalur Substruktur Jalur I
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tol VIF
1 (Constant) 2.323 1.066 2.179 .032
Lingkungan .353 .077 .354 4.559 .000 .308 3.247
Disiplin .172 .063 .185 2.711 .008 .397 2.518
Pengawasan .405 .075 .430 5.424 .000 .295 3.389
a. Dependent Variable: Kepuasan
Sumber Olahan Data 2019
1. Nilai t hitung sebesar 4,559 >nilai t tabel sebesar 1,983 dengan nilai
signifikasi 0,000 < 0,05. Artinya adalah lingkungan kerja non fisik memiliki
pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Bumi Sawit
Tapung Hulu. Dengan demikian maka hipotesis dalam penelitian ini diterima.
2. Nilai t hitung sebesar 2,711 >nilai t tabel sebesar 1,983 dengan nilai
signifikasi 0,008 < 0,05. Artinya adalah disiplin kerja memiliki pengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa
3. Nilai t hitung sebesar 5,424 >nilai t tabel sebesar 1,983 dengan nilai
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa
91
Kabupaten Kampar tepatnya di Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung
Persamaan Struktural:
2,323.
92
Tabel 5.16
Koefisien Jalur Substruktur Jalur II
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tol VIF
1 (Constant) 3.231 1.291 2.503 .014
Lingkungan .219 .100 .214 2.177 .032 .257 3.890
Disiplin .177 .078 .186 2.280 .025 .371 2.695
Pengawasan .209 .100 .217 2.088 .039 .230 4.339
Kepuasan .324 .116 .317 2.806 .006 .195 5.135
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Olahan, 2019
1. Nilai t hitung sebesar 2,177 > nilai t tabel sebesar 1,983 dengan nilai
signifikasi 0,032 < 0,05. Artinya lingkungan kerja non fisik memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa
2. Nilai t hitung sebesar 2,280 > nilai t tabel sebesar 1,983 dengan nilai
signifikasi 0,025 < 0,05. Artinya disiplin kerja memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar
3. Nilai t hitung sebesar 2,088 > nilai t tabel sebesar 1,983 dengan nilai
93
signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa
4. Nilai t hitung sebesar 2,806 > nilai t tabel sebesar 1,983 dengan nilai
Persamaan Struktural:
sebesar 3,231.
94
4. Nilai koefisien 0,209. Artinnya adalah setiap peningkatan pengawasan
Tabel 5.17
Kategori Hubungan Pengaruh Variabel
Koefisien Path Daya/Pengaruh
0,05 – 0,09 Lemah
0,10 – 0,29 Sedang
>0,30 Kuat
Sumber : Sugiyono, 2008
Hasil pengujian hipotesis jalur dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.18
Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian Antar Koefisien Jalur Total Ket
Variabel Pengaruh Pengaruh Pengaruh
Langsung Tidak
Langsung
X1 Y1 0,354 - 0,354 Kuat
X2 Y1 0,185 - 0,185 Sedang
X3 Y1 0,430 - 0,430 Kuat
X1 Y2 0,214 - 0,214 Sedang
X2 Y2 0,186 - 0,186 Sedang
X3 Y2 0,217 - 0,217 Sedang
Y1 Y2 0,317 - 0,317 Kuat
X1 Y1 Y2 0,214 (0,354 x 0,326 Kuat
0,317) =
0,112
95
X2 Y1 Y2 0,186 (0,185 x 0,245 Sedang
0,317) =
0,059
X3 Y1 Y2 0,217 (0,430 x 0,353 Kuat
0,317) =
0,136
e1 0,195 - 0,195 Sedang
e2 0,258 - 0,258 Sedang
Sumber: Data Olahan, 2019
sebagai berikut :
Gambar 5.4
Diagram Analisis Jalur
Lingkungan
Kerja Non Fisik H4 0,214
H1 0,354
H2 0,185 H8 0,317
Disiplin Kerja Kepuasan Kerja Kinerja
e = 195 e = 258
H3 0,430 H6 0,217
Pengawasan
H5 0,186
96
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, kita dapat melihat
masing-masing substruktur:
Karyawan
hipotesis tersebut yaitu pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan.
Jika thitung > ttabel maka hipotesis 1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari
variabel bebas secara individual terhadap variabel tergantung. Jika thitung < ttabel
maka hipotesis 1 ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
sig. atau sig ≤ 0,05, maka hipotesis 1 diterima. Artinya signifikan. Sebalikya Jika
nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig. atau sig
Nilai t hitung sebesar 4,559 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05.
Artinya adalah lingkungan kerja non fisik memiliki pengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di
Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu. Dengan demikian maka hipotesis
97
Hipotesis 2 akan diuji berdasarkan paradigma yang mencerminkan
hipotesis tersebut yaitu pengaruh disiplin kerja terhadap kepuasan. Jika thitung > ttabel
maka hipotesis 1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel bebas
secara individual terhadap variabel tergantung. Jika thitung < ttabel maka hipotesis 1
ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel bebas secara
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
sig. atau sig ≤ 0,05, maka hipotesis 1 diterima. Artinya signifikan. Sebalikya Jika
nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig. atau sig
Nilai t hitung sebesar 2,711 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,008 < 0,05.
kerja pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di Desa Danau
hipotesis tersebut yaitu pengaruh pengawasan terhadap kepuasan. Jika thitung > ttabel
maka hipotesis 1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel bebas
secara individual terhadap variabel tergantung. Jika thitung < ttabel maka hipotesis 1
ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel bebas secara
98
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
sig. atau sig ≤ 0,05, maka hipotesis 1 diterima. Artinya signifikan. Sebalikya Jika
nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig. atau sig
Nilai t hitung sebesar 5,424 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05.
pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di Desa Danau
hipotesis tersebut yaitu pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja. Jika
thitung > ttabel maka hipotesis 1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari
variabel bebas secara individual terhadap variabel tergantung. Jika thitung < ttabel
maka hipotesis 1 ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
sig. atau sig ≤ 0,05, maka hipotesis 1 diterima. Artinya signifikan. Sebalikya Jika
nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig. atau sig
Nilai t hitung sebesar 2,177 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,032 < 0,05.
Artinya adalah lingkungan kerja non fisik memiliki pengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di
99
Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu. Dengan demikian maka hipotesis
hipotesis tersebut yaitu pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja. Jika thitung > ttabel
maka hipotesis 1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel bebas
secara individual terhadap variabel tergantung. Jika thitung < ttabel maka hipotesis 1
ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel bebas secara
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
sig. atau sig ≤ 0,05, maka hipotesis 1 diterima. Artinya signifikan. Sebalikya Jika
nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig. atau sig
Nilai t hitung sebesar 2,280 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,025 < 0,05.
karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di Desa
hipotesis tersebut yaitu pengaruh pengawasan terhadap kinerja. Jika thitung > ttabel
maka hipotesis 1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel bebas
secara individual terhadap variabel tergantung. Jika thitung < ttabel maka hipotesis 1
100
ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel bebas secara
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
sig. atau sig ≤ 0,05, maka hipotesis 1 diterima. Artinya signifikan. Sebalikya Jika
nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig. atau sig
Nilai t hitung sebesar 2,088 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,039 < 0,05.
karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di Desa
hipotesis tersebut yaitu pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja. Jika thitung > ttabel
maka hipotesis 1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel bebas
secara individual terhadap variabel tergantung. Jika thitung < ttabel maka hipotesis 1
ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel bebas secara
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
sig. atau sig ≤ 0,05, maka hipotesis 1 diterima. Artinya signifikan. Sebalikya Jika
nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig. atau sig
101
Nilai t hitung sebesar 2,806 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05.
karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di Desa
5.9. Pembahasan
Karyawan.
Nilai t hitung sebesar 4,559 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05.
Artinya adalah lingkungan kerja non fisik memiliki pengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di
Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu. Dengan demikian maka hipotesis
keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan
dengan sesame rekan kerja, ataupun dengan bawahan. Lingkungan kerja non fisik
adalah sikap positif yang mendukung terhadap pelaksanaan kerja yang dapat
Penelitian pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan kerja di dukung
102
oleh penelitian yang telah dilakukan Astadi Pangarso (2015) yang menyatakan
bahwa lingkungan kerja non fisik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.
Nilai t hitung sebesar 2,711 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,008 < 0,05.
kerja pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di Desa Danau
peraturan yang berlaku di sekitarnya, dan disiplin karyawan yang baik akan
fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan,
semakin tinggi kinerja yang dapat dicapainya. Jika disiplin mampu membuat
yang baik bagi perusahaan dan juga sebaliknya perusahaan akan memberikan
imbalan yang baik kepada karyawannya yang berujung kepada kepuasan kerja
karyawan itu sendiri. Penelitian pengaruh disiplin kerja terhadap kepuasan kerja
103
3) Pengawasan Berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.
Nilai t hitung sebesar 5,424 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05.
pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di Desa Danau
diterima dalam bekerja dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis.
pekerjaan mereka. Menurut Rivai (2014) Kepuasan kerja adalah evaluasi yang
menggambarkan seseorang atas prasaan sikap senang atau tidak senang, puas atau
usaha mengadakan perbaikan atau koreksi dapat segera dilakukan. Jika fungsi
melakukan pekerjaannya dengan baik dan teliti maka tujuan perusahaan akan
dapat dicapai dengan baik pula jika perusahaan merasakan puas dngan kinerja
karyawannya maka ia akan mmberikan imbalan yang baik bagi karyawannya yang
104
kepuasan kerja didukung oleh penelitian yang dilakukan Nurul Afifah (2010)
Karyawan.
Nilai t hitung sebesar 2,177 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,032 < 0,05.
Artinya adalah lingkungan kerja non fisik memiliki pengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di
Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu. Dengan demikian maka hipotesis
keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan
dengan sesame rekan kerja, ataupun dengan bawahan. Dalam mencapai suatu
tujuan perusahaan karyawan harus mampu menjaga hubungan baik sesama rekan
kerja agar pencapaian tujuan bersama tercapai dengan baik dan kinerja didalam
Hubungan yang baik dalam lingkungan kerja akan menjadi motvasi bagi
pekerjaan dengan baik maka kinerjanya akan meningkat dan jika kinerja seorang
karyawan meningkat itu tidak hanya berpengaruh terhadap dirinya tetapi juga
perusahaan. Hasil penelitian pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja
di dukung oleh penelitian yang telah dilakukan Karina Noerlestari (2015) yang
105
menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja.
Nilai t hitung sebesar 2,280 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,025 < 0,05.
karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di Desa
disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan
baik disiplin karyawan, semakin tinggi kinerja yang dapat dicapainya. Penelitian
pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja didukung oleh penelitian yang dilakukan
106
Nilai t hitung sebesar 2,088 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,039 < 0,05.
karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di Desa
pengawasan baik akan selalu mnciptakan suasana kerja yang menyenangkan bagi
para bawahannya, yaitu suasana yang dapat semangat dan kegairahan kerja bagi
para karyawan. Seperti melakukan hubungan baik antara pimpinan bawahan atau
Jika pengawasan dilakukan dengan baik oleh atasan maka karyawan akan
merasa lebih merasa aman dan lebih teliti dalam melakukan pekerjaannnya jika
suatu pekerjaan dilakukan dengan teliti maka akan berpengaruh baik terhadap
kinerja.
Nilai t hitung sebesar 2,806 > 1,983 dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05.
107
karyawan pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di Desa
berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar karyawan, imbalan yang
diterima dalam bekerja dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis.
pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan
melaksanakan tugas, hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
berprilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya serta kuantitas,
Jika suatu kinerja didalam perusahaan tercapai dengan baik maka akan
kinerja yang baik dalam perusahaan tidak terlepas dari usaha yang dicapai dari
kinerja karyawan. Jika kepuasan kerja tercapai maka karyawan akan termotivasi
untuk memberikan kinerja yang baik dan berpengaruh baik pula untuk
108
maka perusahaan akan memberikan kepuasan kerja sebagai imbalan terhadap
Kinerja didukung oleh penelitian yang dilakukan Yuri Renata Riska (2018) yang
pengaruh terhadap kinerja melalui kepuasan kerja pada PT. Bumi Sawit Perkasa
Jika suatu kinerja didalam perusahaan tercapai dengan baik maka akan
kinerja yang baik dalam perusahaan tidak terlepas dari usaha yang dicapai dari
kinerja karyawan. Jika kepuasan kerja tercapai maka karyawan akan termotivasi
untuk memberikan kinerja yang baik dan berpengaruh baik pula untuk
kinerja karyawannya.
Kepuasan Kerja
terhadap kinerja melalui kepuasan kerja pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten
109
Kampar tepatnya di Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu dengan total
merupakan suatu hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan memiliki
diperoleh.
Kepuasan Kerja.
terhadap kinerja melalui kepuasan kerja pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten
Kampar tepatnya di Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu dengan total
karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Agar strategi peningkatan kinerja
Seorang karyawan dikatakan memiliki kinerja yang tinggi, jika beban kerja yang
di ditetapkan tercapai dan jika realisasihasi kerja lebih tinggi dari pada yang
ditetapkan perusahaan.
110
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
111
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, kesimpulan dalam
pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya di Desa Danau
112
8. Lingkungan kerja non fisik memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan
melalui kepuasan kerja pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar
kepuasan kerja pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya
kepuasan kerja pada PT. Bumi Sawit Perkasa Kabupaten Kampar tepatnya
6.2 Saran
menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman sehingga hal ini
113
memperhatikan kepuasan karyawan didalam bekerja, dengan memberikan
114