Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN UJI JAMINAN MUTU DAN KENDALI MUTU RADIOLOGI

QC GENERATOR SINAR-X : LINEARITAS mA & REPRO EXPOSURE

Kelompok 4/2C
Disusun oleh :

1. MONALISA SISKA ALVIONITA P1337430216043


2. ULFATUZ ZAHROH P1337430216049
3. PUTRI ROKHMAWATI P1337430216052
4. MUSHAF YAZID ABDUL AZIZ P1337430216057
5. INTAN LISA IRIANA P1337430216061
6. RATNA NOVITA SARI P1337430216065
7. CHIQUIQUETA ARDYA PUTRI P1337430216067
8. G.VAN YUDHA TRIAJI P1337430216068
9. AGNES CAHYANINGTYAS P1337430216077
10. EUIS NURVIKA P1337430216084

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK RADIOLOGI


JURUSAN TEKNIK RADIODDIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan uji jaminan mutu dan kendali mutu radiologi tentang “ LINEARITAS
mA & REPRO EXPOSURE”.Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester 3.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan keterbatasan,oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan di masa yang akan datang.

Semarang ,12 Desember 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 1

1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................... 1

1.4. Manfaat Penulisan ........................................................................ 2

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Pembahasan ................................................................................. 8

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan .................................................................................. 13

4.2. Saran ............................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan sampai saat ini telah berkembang
dengan pesat, namun masih banyak hal yang perlu dibenahi terutama dalam menghadapi
desentralisasi dan globalisasi saat ini. Salah satu upaya yang merupakan prioritas utama
adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, karena dengan dilakukannya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang berkesinambungan akan meningkatkan
efisiensi pelayanan kesehatan, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan
kualitas hidup individu dan derajat kesehatan masyarakat. Kebijakan jaminan mutu
pelayanan kesehatan akan menjadi pedoman bagi semua pihak dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan kesehatan yang dimaksudkan adalah
pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan penunjang kesehatan khususnya
terutama pelayanan radiologi. Walaupun pelayanan radiologi telah diselenggarakan oleh
berbagai sarana pelayanan kesehatan pada berbagai tingkat pelayanan baik pemerintah
maupun swasta, namun kemampuan dan mutu pelayanannya masih sangat bervariasi dan
belum sepenuhnya dapat memenuhi tuntutan kepuasan pengguna jasa. Pengguna jasa
tersebut merupakan pelanggan yang dapat terdiri dari pasien, keluarga, masyarakat dan
pihak berkepentingan lainnya.dan masyarakat.
Mengacu pada ISO 2000, mutu diartikan sebagai penjamin pencapaian tujuan atau
luaran yang diharapkan dan mutu harus selalu mengikuti perkembangan pengetahuan
professional terkini. Untuk itu mutu harus diukur dengan derajat pencapaian tujuan dan
harus memenuhi berbagai standar / spesifikasi.
Untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan maka berbagai komponen input, process
dan output harus ditetapkan secara jelas dan rinci, mencakup aspek manajemen dan
teknis dengan berpedoman pada pencapaian visi dan pewujudan misi yang telah
ditetapkan bersama. Salah satu kegiatan jaminan mutu adalah kegiatan kendali
mutu/quality control.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana prosedur pengujian linearitas mA & repro exposure?
1.2.2 Bagaimanakah hasil yang didapatkan dari hasil pengujian tersebut? Apakah
sudah sesuai dengan standard yang telah ditetapkan?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

1.3.1.1 Mengetahui prosedur pengujian linearitas mA & repro exposure

pesawat sinar-X di Labolatorium 2 Potekkes Kemenkes Semarang

1
1.3.1.2 Mengetahui apakah hasil dari pengujian sudah sesuai standard yang

telah ditetapkan

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Jaminan Mutu dan

Kendali Mutu Radiologidi Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan

Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Menambah pengetahuan tentang prosedur pengujian linearitas mA & repro

exposure sinar-X

1.4.2 Dapat melakukan pengujian linearitas mA & repro exposure sinar-X dengan

baik

2
BAB II

LANDASAN TEORI

Pemanfaatan pesawat sinar-X di bidang radiologi untuk keperluan medik perlu


memperhatikan dua aspek, yaitu manfaat dan risiko yang ingin dicapai. Sekarang ini, tuntutan
tingkat keselamatan pesawat sinar-X khususnya bagi negara maju sudah menjadi suatu
keharusan sebab faktor lain yang terkait dengan keselamatan radiasi antara lain kualifikasi
tenaga,desain ruang pesawat sinar-X, dan perlengkapan proteksi radiasi tidak menjadi
masalahlagi.Tetapi bagi negara berkembang seperti Indonesia masih menghadapi banyak
masalah selain tingkat keselamatan pesawat sinar-X yang belum dapat dijamin.Untuk
mengetahui kinerja (performance) pesawat sinar-X maka uji kepatuhan atau uji pemenuhan
ketentuan terhadap keselamatan atau suatu standar harus dilakukan sebelum pesawat sinar-X
tersebut digunakan untuk diagnosa pasien.

Istilah Jaminan Mutu (QA) dan Kendali Mutu (QC) sudah dan sedang berkembang
dengan pesat sejak tahun 1980. Kedua terminology ini makin banyak di pakai dan
menjadi tidak asing lagi khususnya bagi unsur-unsur terkait yang menenerapkan program
penjaminan mutu di bidang imejing diagnostik.

Jaminan Mutu (QA) adalah keseluruhan dari program menejemen (pengelolaan) yang
diselenggarakan guna menjamin pelayanan kesehatan radiologi prima dengan cara
pengumpulan data dan melakukan evaluasi secara sistematis (Papp, 1998). Program Jaminan
Mutu (QAP) x-ray imejing diagnostik lebih berkonsentrasi pada aspek layanan kepada pasien
(patient care) dan aspek yang berkaitan dengan interpretasi gambar (image interpretation).

Kendali Mutu (QC) didefenisikan sebagai bagian dari program Jaminan Mutu (QA)
yang mana menitik beratkan aktifitas program nya pada teknik-teknik yang diperlukan bagi
pengawasan (monitoring), perawatan dan menjaga (maintenance) elemen-lemen teknis dari
suatu sistem peralatan radiografi dan imejing yang mempengaruhi mutu gambar (Papp,
1998). Selaras dengan defenisi yang di kemukakan oleh Bushong (2001), bahwa Kendali
Mutu adalah sebagai suatu program yang didisain untuk menyakinkan bahwa seorang dokter
spesialis radiologi (Radiologist) hanya akan dihadapkan pada pembacaan (interpretasi)
gambar yang optimal. Diperolehnya gambar optimal adalah tidak dapat dipisahkan dari
kondisi kinerja sistem peralatan sinar-x yang yang digunakan dalam pemeriksaan-
pemeriksaan radiologis. Oleh karenanya kinerja dari sistem peralatan sinar-x hendaknya
memematuhi regulasi standar yang berlaku.

Agar kinerja dari sistem peralatan sinar-x dapat di identifikasi, di evealuasi dan
akhirnya di verifikasi maka perlu dilaksanakan aktivitas Kendali Mutu (QC activities) secara
terprogram dan berkesinambungan. Pengukuran/pengujian, pencatatan, analisis, rekomendasi
dan pendokumentasian dari data kuantitatip tentang parameter-parameter fisik dari sistem
peralatan sinar-x adalah merupakan bentuk-bentuk aktivitas pengendalian mutu yang harus

3
dikerjakan dengan penuh dedikasi. Semua ini menjadi penting artinya ketika informasi yang
ada di perlukan untuk pengambilan keputusan untuk perbaikan mutu secara komprehensif.

- QCP PADA PERALATAN SINAR-X KONVENSIONAL

Jenis test Parameter Frequency Limits


(SA:1975,2000)
Automatic processor C Idx Daily UL&LL 0,15
daily cheks S Idx UL&LL 0,15
F Idx UL&LL 0,05
Screen/Film contact OD distributions Semi IS > uniform on
annually entire surface

Collimator & Beam (X1+X2) and (Y1+Y2) Semi ( x;y ) ≤ 2% FFD


Alignment annually
Exposure Time % difference timer Yearly ± 10%.

Tube Voltage % difference kVp Yearly < ± 5,5% for ≤ 100


kVp
Focal Spot Reproduction of Line Yearly OD on center > ± 0.2
pairs
Tube Current Coefficient of Yearly Coefficient of
Consistency linearity (a) linearity (a) =0,1
mAs Linearity
mAs Reciprocity
Reproducibility Coefficient of Variance Yearly < 0,05

HVL HVL Yearly HVL 2.3 mm Al eq.


at 80 kVp
Grid Alignment OD on the hole images Yearly Symmetrically OD
distributions on the hole images
distributions

4
- LINEARITAS mA & REPRO EXPOSURE

mA selektor pada generator sinar-X digunakan untuk mengatur temperatur


filamen tabung sinar-X, sepanjang waktu eksposi radiasi terjadi. Lebih penting lagi
mA selektor menentukan kuantitas dari radiasi sinar-X yang terjadi dalam suatu
berkas sinar. Dengan demikian maka akurasi nilai mA yang dipilih adalah sama
pentingnya dengan akurasi timer eksposi (waktu eksposi). Satu metode untk
pengujian akurasi mA yang dapat dilakukan adalah dengan membuat satu eksposi
radiasi sambil mencermati mas meter pada panel kontrol. Metode terbaik selain ini
adalah dengan menguji resiprok dan kelinieran dari mA.

Reciprocity adalah eksposi yang dilakukan pada nilai mAs yang sama
diperoleh dengan kombinsi atau variasi nilai mA dan s yang berbeda. Output Radiasi
seharusnya adalah sama sepanjang kVp yang digunakan dijaga pada posisi konstan.
Untuk menghitung nilai resiprok dari suatu eksposi radiasi maka dapat digunakan
rumus sebagai berikut:

mR mR
max −
Reciprocity varience = mAs mAs min ∶ 2
mR
mAs rata rata

Variasi resiproksiti masih diperkenankan pada prosentase ± 10 %

Dikatakan bahwa resiprok generator adalah baik bila perhitungan variancenya adalah
lebih kecil dari 10 %. Alat untuk mengukur eksposi dan mengitung resiprok dapat
mengunakan dosimeter saku atau menggunakan Al.

Linierity berarti bahwa penigkatan yang teratur dalam nilai mAs seharusnya
memproduksi peningkatan yang teratur dalam nilai eksposure yang diukur. Jika kita
mengatur 70 kVp dan 10 mAs untuk memproduksi 50 mR pada dosimeter, maka
selanjutnya nila kita mengatur 70 kVp dan 20 mAs untuk alat yang sama seharusnya
memproduksi nilai eksposure sebesar 100 mR. Variasi linearity masih diperbolehkan
antara ± 20 %.

mR mR
max − mAs min
Linearity varience = mAs ∶2
mR
mAs rata rata

5
Apabila hasil pengulangan/ penghitungan linierity pada kisaran lebih kecil dari
10 % maka dapat dikatakan bahwa linierity sementara adalah baik. Problem yang
sering di jumpai di lapangan bahwa buruknya linierity suatu system karena buruknya
timer, rektifier yang buruk

Pengujian terhadap Reciprocity dari suatu berkas sinar-X dapat dilakukan


dengan menggunakan alat QC. Sbagai contoh, reciprocity dapat di ketahui dengan
mengukur perbandingan DO dari radiograf Al-steps (1100 alloys), Electrometer atau
digital full function meter. Sementara itu, Linierity dapat diketahui dengan
menggunakan Pocket dosimeter, Electrometer atau digital full function meter.

TUJUAN
- Untuk memastikan hasil densitas yang sama walaupun diatur variasi mA dan s yang
berbeda.

ALAT DAN BAHAN


1. Pesawat sinar-x
2. Step Wedge Al 10 steps ( Reciprocity )
3. Pocket Dosimeter ( Linearity )
4. Film dan Kaset ukuran 18 x 24 cm
5. 2 Lembar lempeng Pb
6. Penyangga Acrylic

CARA KERJA
- Reciprocity atau Reproduksibility exposure : menggunakkan step wedge Al (10
atau 21 steps)
1. Pesawat sinar-x yang akan dilakukan pengujian dipanaskan
2. Film dimasukan kedalam kaset 18x24 cm
3. Letakkan kaset diatas meja pemeriksaan membujur searah dengan sumbu anoda –
katoda
4. Atur SID 100 cm
5. Bagi dua kaset dengan penutup blok Pb, gunakan separuh bagian kaset untuk
pembuatan radiograf stepwedge dengan teknik eksposi 1 (original exposure) dan
separuh bagian kaset untuk pembuatan radiograf stepwedge dengan teknik eksposi 2
(reciprog exposure)
6. Perhatikan ketinggian setiap step ke-1 dari kedua radiograf sebaiknya tergambar pada
ketinggian yang sama dan simetris.
7. Gunakan faktor eksposi sebagi berikut :

Setting kVp Setting mA Teknik I Setting mA Teknik II


(ori exp) (reciprog exp)
80 100 mA 200 mA
s 0,1 s 0,05

6
8. Lakukan processing film, setelah film dikeringkan dan ukur OD serta catat densitas
pada bagian kolom referensi, usahakan densitas berkisar 1,0

- Lin mA : Menggunakan Pocket Dosimeter


1. Pesawat sinar-X yang akan dilakukan pengujian dipanaskan
2. Letakkan dosimeter ± 24 cm dari atas penyangga acrylic pada meja pemeriksaan
membujur searah dengan sumbu anoda-katoda
3. Atur SID 100 cm
4. Lakukan serangkaian eksposi dengan menerapkan teknik eksposi yang menghasilkan
nilai dosis paparan secara bertingkat dari rendah ke tinggi
5. Gunakan faktor eksposi sebagai beikut :
No KVp mA S mAs
1 80 25 0,1 2,5
2 80 50 0,1 5
3 80 100 0,1 10
4 80 200 0,1 20

6. Lakukan pengukuran paparan radiasi di setiap perubahan nilai mAs dan catat dalam
tabel kerja untuk selanjutnya dibuat grafik lin dosis terhadap kenaikan mAs

FREKUENSI UJI
- Dilakukan saat uji kesesuaian, ada perbaikan pesawat, setiap 2 tahun sekali atau
ketika mengalami pemindahan pesawat sinar-X.

PENILAIAN DAN EVALUASI


- mA lin dinilai memenuhi syarat bila pertambahan nilai arus tabung (mA) adalah linier
terhadap nilai paparan radiasi yang dihasilkan
- Repro luaran dikatakan baik bila nilai paparan radiasi atau arus tabung waktu
(mR/mAs) adalah konsisten pada pemkaian mA yang berbeda-beda.
- Nilai koefisien linieritas (CL)≤0,1

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PROSEDUR PRAKTIKUM

ALAT DAN BAHAN

1. Pesawat sinar X

2. Step wedge AL 11 step ( Reciprocity )

3. Pocket Dosimeter ( Linearitas )

4. Film 18 x 24 cm

5. 2 lembar lempeng pb

6. Penyangga acrylic

METODE / PROSEDUR

- Reciprocity / reproduksibility exsposure

Menggunakan step wagde AL

1. Pesawat sinar x yang akan dilakukan pengujian dipanaskan.

2. Masukkan film kedalam kaset ukuran 18 x 24 cm.

3. Letakkan kaset diatas meja pemeriksaan membujur searah dengan sumbu

anoda – katoda.

4. Atur SID 100 cm.

5. Bagi permukaan kaset menjadi 2 dengan menutup menggunakan blok pb,

gunakan separuh bagian kaset untuk membuat radiograf stepwadge dengan

teknik exsposure 1 ( original exsposure) dan sisi kaset lainnya untuk

membuat radiograf stepwadge dengan teknik eksposi 2 ( reciprocity

exsposure ).

6. Perhatikan ketinggian setiap step dari kedua radiograf agar tergambar pada

ketinggian yang sama dan simetris.

8
7. Gunakan faktor eksposi :

Setting kVp Setting mA teknik 1 Setting mA teknik 1

( Original Exposure ) ( Reciproc Exposure )

80 mA 100 mA 200

s 0,1 s 0,05

8. Lakukan processing film dan pengeringan film, ukur OD dan catat.

- LINEARITAS

1) Letakkan dosimeter ± 24 cm dari atas penyangga acrylic pada meja

pemeriksaan, membujur saarah dengan sumbu anoda – katoda.

2) Atur FFD 100 cm.

No mA s mAs mR mR / mAs

1 25 0,1 2,5

2 50 0,1 5

3 100 0,1 10

4 200 0,1 20

9
HASIL PRAKTIKUM

1. Reciprocity menggunakan stepwadge AL 11 steps

a) Teknik eksposi I ( Original Exposure )

Steps ke Densitas rata -rata

1 0,44

2 0,51

3 0,62

4 0,73

5 0,79

6 0,92

7 1,05

8 1,18

9 1,33

10 1,45

11 1,68

Hasil dari pengukuran pada radiograf dengan teknik exposure I (

original exposure ) menunjukkan bahwa nilai OD yang kurang atau

berkisar 1,0 terdapat pada steps ke 6.

10
b) Teknik eksposi II ( Reciproc Exposure )

Steps ke Densitas rata –rata

1 0,42

2 0,49

3 0,60

4 0,71

5 0,79

6 0,92

7 1,05

8 1,20

9 1,33

10 1,40

11 1,56

Hasil dari pengukuran pada radiograf denga teknik exsposi II (

Reciproc Exposure ) menunjukkan bahwa nilai OD yang kurang

atau berkisar 1,0 terdapat pada steps ke 6.

11
2. LINEARITAS

No mA s mAs mR mR / mAs

1 25 0,1 2,5 0,19 0,076

2 50 0,1 5 0,37 0,076

3 100 0,1 10 0,59 0,059

4 200 0,1 20 1,15 0,0575

Ʃ 0,067

mR mR
max − mAs min
 = mAs ∶2
mR
mAs rata rata

0,076 −0,0575
= ∶2
0,067

 = 0,13

- Pada pengujian linearitas mA menggunakan pocket dosimeter didapatkan hasil

yang melebihi batas yang ditentukan ( < 0,1 ) yaitu 0,13.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian didapatkan nilai reciprocity masih dalam batas yang diujikan,

tetapi dalam pengujian linearitas mA didapatkan hasil yang melebihi batas yang telah

ditetapkan. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah karena

kesalahan pembacaan pocket dosimeter dan kerusakan / ketidak akuratan pocket

dosimeter. Apabila kerusakan disebabkan oleh kerusakan pocket dosimeter maka harus

dilakukan kalibrasi alat ukur dan jika hasil masih melebihi batas maka ada baiknya

menghubungi teknisi pesawat sinar X.

4.2 Saran

Pesawat sinar-X lama disarankan untuk dilakukan uji kesesuaian pesawat sinar-X agar

penyimpangan-peyimpang yang terjadi sedikit atau berkurang sehingga pesawat sinar-

X layak untuk digunakan pada pasien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Uji Jaminan Mutu dan Kendali Mutu Radiologi;Repro Eksposi Generator
sinar-X

http://khazanahradiografer.blogspot.co.id/2012/02/qaqc-peralatan-sinar-x-konvensional.html

https://www.slideshare.net/ndiefandy/kemenkes-no-1250-tahun-2009-tentang-kendali-mutu-
quality-control-peralatan-radiodiagnostik

14
14
10

Anda mungkin juga menyukai