Kelompok 4/2C
Disusun oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan uji jaminan mutu dan kendali mutu radiologi tentang “ LINEARITAS
mA & REPRO EXPOSURE”.Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester 3.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan keterbatasan,oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan di masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan sampai saat ini telah berkembang
dengan pesat, namun masih banyak hal yang perlu dibenahi terutama dalam menghadapi
desentralisasi dan globalisasi saat ini. Salah satu upaya yang merupakan prioritas utama
adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, karena dengan dilakukannya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang berkesinambungan akan meningkatkan
efisiensi pelayanan kesehatan, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan
kualitas hidup individu dan derajat kesehatan masyarakat. Kebijakan jaminan mutu
pelayanan kesehatan akan menjadi pedoman bagi semua pihak dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan kesehatan yang dimaksudkan adalah
pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan penunjang kesehatan khususnya
terutama pelayanan radiologi. Walaupun pelayanan radiologi telah diselenggarakan oleh
berbagai sarana pelayanan kesehatan pada berbagai tingkat pelayanan baik pemerintah
maupun swasta, namun kemampuan dan mutu pelayanannya masih sangat bervariasi dan
belum sepenuhnya dapat memenuhi tuntutan kepuasan pengguna jasa. Pengguna jasa
tersebut merupakan pelanggan yang dapat terdiri dari pasien, keluarga, masyarakat dan
pihak berkepentingan lainnya.dan masyarakat.
Mengacu pada ISO 2000, mutu diartikan sebagai penjamin pencapaian tujuan atau
luaran yang diharapkan dan mutu harus selalu mengikuti perkembangan pengetahuan
professional terkini. Untuk itu mutu harus diukur dengan derajat pencapaian tujuan dan
harus memenuhi berbagai standar / spesifikasi.
Untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan maka berbagai komponen input, process
dan output harus ditetapkan secara jelas dan rinci, mencakup aspek manajemen dan
teknis dengan berpedoman pada pencapaian visi dan pewujudan misi yang telah
ditetapkan bersama. Salah satu kegiatan jaminan mutu adalah kegiatan kendali
mutu/quality control.
1
1.3.1.2 Mengetahui apakah hasil dari pengujian sudah sesuai standard yang
telah ditetapkan
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Jaminan Mutu dan
exposure sinar-X
1.4.2 Dapat melakukan pengujian linearitas mA & repro exposure sinar-X dengan
baik
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Istilah Jaminan Mutu (QA) dan Kendali Mutu (QC) sudah dan sedang berkembang
dengan pesat sejak tahun 1980. Kedua terminology ini makin banyak di pakai dan
menjadi tidak asing lagi khususnya bagi unsur-unsur terkait yang menenerapkan program
penjaminan mutu di bidang imejing diagnostik.
Jaminan Mutu (QA) adalah keseluruhan dari program menejemen (pengelolaan) yang
diselenggarakan guna menjamin pelayanan kesehatan radiologi prima dengan cara
pengumpulan data dan melakukan evaluasi secara sistematis (Papp, 1998). Program Jaminan
Mutu (QAP) x-ray imejing diagnostik lebih berkonsentrasi pada aspek layanan kepada pasien
(patient care) dan aspek yang berkaitan dengan interpretasi gambar (image interpretation).
Kendali Mutu (QC) didefenisikan sebagai bagian dari program Jaminan Mutu (QA)
yang mana menitik beratkan aktifitas program nya pada teknik-teknik yang diperlukan bagi
pengawasan (monitoring), perawatan dan menjaga (maintenance) elemen-lemen teknis dari
suatu sistem peralatan radiografi dan imejing yang mempengaruhi mutu gambar (Papp,
1998). Selaras dengan defenisi yang di kemukakan oleh Bushong (2001), bahwa Kendali
Mutu adalah sebagai suatu program yang didisain untuk menyakinkan bahwa seorang dokter
spesialis radiologi (Radiologist) hanya akan dihadapkan pada pembacaan (interpretasi)
gambar yang optimal. Diperolehnya gambar optimal adalah tidak dapat dipisahkan dari
kondisi kinerja sistem peralatan sinar-x yang yang digunakan dalam pemeriksaan-
pemeriksaan radiologis. Oleh karenanya kinerja dari sistem peralatan sinar-x hendaknya
memematuhi regulasi standar yang berlaku.
Agar kinerja dari sistem peralatan sinar-x dapat di identifikasi, di evealuasi dan
akhirnya di verifikasi maka perlu dilaksanakan aktivitas Kendali Mutu (QC activities) secara
terprogram dan berkesinambungan. Pengukuran/pengujian, pencatatan, analisis, rekomendasi
dan pendokumentasian dari data kuantitatip tentang parameter-parameter fisik dari sistem
peralatan sinar-x adalah merupakan bentuk-bentuk aktivitas pengendalian mutu yang harus
3
dikerjakan dengan penuh dedikasi. Semua ini menjadi penting artinya ketika informasi yang
ada di perlukan untuk pengambilan keputusan untuk perbaikan mutu secara komprehensif.
4
- LINEARITAS mA & REPRO EXPOSURE
Reciprocity adalah eksposi yang dilakukan pada nilai mAs yang sama
diperoleh dengan kombinsi atau variasi nilai mA dan s yang berbeda. Output Radiasi
seharusnya adalah sama sepanjang kVp yang digunakan dijaga pada posisi konstan.
Untuk menghitung nilai resiprok dari suatu eksposi radiasi maka dapat digunakan
rumus sebagai berikut:
mR mR
max −
Reciprocity varience = mAs mAs min ∶ 2
mR
mAs rata rata
Dikatakan bahwa resiprok generator adalah baik bila perhitungan variancenya adalah
lebih kecil dari 10 %. Alat untuk mengukur eksposi dan mengitung resiprok dapat
mengunakan dosimeter saku atau menggunakan Al.
Linierity berarti bahwa penigkatan yang teratur dalam nilai mAs seharusnya
memproduksi peningkatan yang teratur dalam nilai eksposure yang diukur. Jika kita
mengatur 70 kVp dan 10 mAs untuk memproduksi 50 mR pada dosimeter, maka
selanjutnya nila kita mengatur 70 kVp dan 20 mAs untuk alat yang sama seharusnya
memproduksi nilai eksposure sebesar 100 mR. Variasi linearity masih diperbolehkan
antara ± 20 %.
mR mR
max − mAs min
Linearity varience = mAs ∶2
mR
mAs rata rata
5
Apabila hasil pengulangan/ penghitungan linierity pada kisaran lebih kecil dari
10 % maka dapat dikatakan bahwa linierity sementara adalah baik. Problem yang
sering di jumpai di lapangan bahwa buruknya linierity suatu system karena buruknya
timer, rektifier yang buruk
TUJUAN
- Untuk memastikan hasil densitas yang sama walaupun diatur variasi mA dan s yang
berbeda.
CARA KERJA
- Reciprocity atau Reproduksibility exposure : menggunakkan step wedge Al (10
atau 21 steps)
1. Pesawat sinar-x yang akan dilakukan pengujian dipanaskan
2. Film dimasukan kedalam kaset 18x24 cm
3. Letakkan kaset diatas meja pemeriksaan membujur searah dengan sumbu anoda –
katoda
4. Atur SID 100 cm
5. Bagi dua kaset dengan penutup blok Pb, gunakan separuh bagian kaset untuk
pembuatan radiograf stepwedge dengan teknik eksposi 1 (original exposure) dan
separuh bagian kaset untuk pembuatan radiograf stepwedge dengan teknik eksposi 2
(reciprog exposure)
6. Perhatikan ketinggian setiap step ke-1 dari kedua radiograf sebaiknya tergambar pada
ketinggian yang sama dan simetris.
7. Gunakan faktor eksposi sebagi berikut :
6
8. Lakukan processing film, setelah film dikeringkan dan ukur OD serta catat densitas
pada bagian kolom referensi, usahakan densitas berkisar 1,0
6. Lakukan pengukuran paparan radiasi di setiap perubahan nilai mAs dan catat dalam
tabel kerja untuk selanjutnya dibuat grafik lin dosis terhadap kenaikan mAs
FREKUENSI UJI
- Dilakukan saat uji kesesuaian, ada perbaikan pesawat, setiap 2 tahun sekali atau
ketika mengalami pemindahan pesawat sinar-X.
7
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pesawat sinar X
4. Film 18 x 24 cm
5. 2 lembar lempeng pb
6. Penyangga acrylic
METODE / PROSEDUR
anoda – katoda.
exsposure ).
6. Perhatikan ketinggian setiap step dari kedua radiograf agar tergambar pada
8
7. Gunakan faktor eksposi :
80 mA 100 mA 200
s 0,1 s 0,05
- LINEARITAS
No mA s mAs mR mR / mAs
1 25 0,1 2,5
2 50 0,1 5
3 100 0,1 10
4 200 0,1 20
9
HASIL PRAKTIKUM
1 0,44
2 0,51
3 0,62
4 0,73
5 0,79
6 0,92
7 1,05
8 1,18
9 1,33
10 1,45
11 1,68
10
b) Teknik eksposi II ( Reciproc Exposure )
1 0,42
2 0,49
3 0,60
4 0,71
5 0,79
6 0,92
7 1,05
8 1,20
9 1,33
10 1,40
11 1,56
11
2. LINEARITAS
No mA s mAs mR mR / mAs
Ʃ 0,067
mR mR
max − mAs min
= mAs ∶2
mR
mAs rata rata
0,076 −0,0575
= ∶2
0,067
= 0,13
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian didapatkan nilai reciprocity masih dalam batas yang diujikan,
tetapi dalam pengujian linearitas mA didapatkan hasil yang melebihi batas yang telah
ditetapkan. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah karena
dosimeter. Apabila kerusakan disebabkan oleh kerusakan pocket dosimeter maka harus
dilakukan kalibrasi alat ukur dan jika hasil masih melebihi batas maka ada baiknya
4.2 Saran
Pesawat sinar-X lama disarankan untuk dilakukan uji kesesuaian pesawat sinar-X agar
13
DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum Uji Jaminan Mutu dan Kendali Mutu Radiologi;Repro Eksposi Generator
sinar-X
http://khazanahradiografer.blogspot.co.id/2012/02/qaqc-peralatan-sinar-x-konvensional.html
https://www.slideshare.net/ndiefandy/kemenkes-no-1250-tahun-2009-tentang-kendali-mutu-
quality-control-peralatan-radiodiagnostik
14
14
10