Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH: RADIOFOTOGRAFI 2

Dosen Pengampu : A.AR.Rakhmansyah, SKM.,M.Kes

REJECT ANALYSIS FILM( ANALISIS PENOLAKAN FILM )

DISUSUN OLEH

KELAS C

JINI LASAMA

D3 RADIOLOGI

POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 2023/2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...............................................................................................................2

KATA PENGANTAR ................................ .................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................4

A. Latar belakang...............................................................................................4

B. Rumusan masalah .........................................................................................5

C. Tujuan pembuatan makalah............................................................................5

D. Manfaat pembuatan makalah .........................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6

A. Definisi Reject Analysis Film ( analisa penolakan Film ) ................................6

B. Faktor – faktor Penyebab Reject Analysis Film.............................................7

C. Prosedur Pelaksanaan Reject Analysis Film .................................................14

D. Tahap – Tahap Reject Analysis Film ..............................................................15

E. Interprestasi Hasil Reject Analysis Film ........................................................16

BAB III PENUTUP....................................................................................................19

A. Kesimpulan ...................................................................................................19

B. Saran.............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................20

2
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Rasa syukur patut kami panjatkan kehadirat ALLAH Swt.Yang telah

mengizinkan dan memberi nikmat kemudahan kepada penulis dalam menyusun dan

menulis makalah tentang Reject Analysis Film ( Analisa Penolakan Film ) Dengan baik

dan tepat waktu.

Makalah ini berisi tentang analisa penelokan film atau lebih spesifiknya

penyebab terjadinya penolakan film.Makalah ini di susun secara praktis dan

sederhana dengan memanfaatkan berbagai media salah satunya internet untuk

mendapatkan materi terkait dengan judul, agar lebih mudah untuk dipahami para

pembaca dengan harapan adanya makalah ini, nantinya kita dapat lebih memahami

tentang Analisa Penolakan Film.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada Bapak

A.Ar.Rakhmansyah,SKM.,M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah

Radiofotografi.

Penulis juga menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini, mungkin

terdapat kesalahan bahkan tidak ada kesempurnaan.Oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun akan penulis butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.

Makassar, 07 Mei 20

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam pengolahan film, baik secara manual maupun otomatis harus dilakkan

menurut aturan yang ada seperti misalnya berapa lama seharusnya film berada di

developer, berapa lama film bias terkena cahaya safelight dan berapa suh cairan

prosesing film yang benar.

Ada kecenderungan setelah diproses film base akan melengkung ke arah

emulsi. Untuk menghindarkan hal tersebut maka pada sisi yang tidak mengandung

emulsi dilapisi dengan lapisan anti curi backing yang terbuat dari bahan gelatin.

Namun terkadang saat seseorang melakukan pengolahan film, terdapat

beberapa hal yang dilakukan tidak menurut aturan yang menjadi standarisasi

pengolahan film.

Kerusakan film merupakan penyebab utama dilakukannya reject analysis film.

Kerusakan tersebut berupa makin meningginya basic fog level, menurunnya speed

atau kepekaan, dan menurunnya nilai kontras .

Akibat perlakuan yang tidak standar ini, maka ini berarti sudah terjadi

kesalahan pada pengolahan film. Akibat kesalahan pengolahan film ini, bisa terjadi

penolakan film bahkan terjadinya pengulangan foto.


4
Tujuan utama dalam program Quality Control adalah menekan jumlah film yang

ditolak (rejected) dan diulang (repeated). Selain itu sebagai upaya membatasi

terjadinya pengulangan dalam pembuatan radiograf secara nyata akan membatasi

bertambahnya radiasi pada pasien

Berdasarkan dari pemikiran diatas maka kami akan membahas mengenai

analisa penolakan film dan bagaimana penanganannya sehingga kita tidak akan

melakukan kesalahan – kesalahan dalam pengolahan film .

B.Rumusan masalah

1.Apa yang dimaksud reject analysis film (analisa penolakan film) ?

2. Apakah faktor – faktor penyebab reject analysis film ?

3.Bagaimana prosedur pelaksanaan reject analysis film ?

4.Bagaimana tahap – tahap reject analysis film ?

5.Bagaimana interpretasi hasil reject analysis film ?

C.Tujuan penulisan

Tujuan utama dibuatnya makalah ini adalah untuk

1.meminimalisasi tejadinya kesalahan–kesalahan pada pengolahan film agar

mengurangi terjadinya penolakan film.

D.Manfaat penulisan
1.Definisi reject analysis (analisa penolakan film) .
2.Faktor – faktor penyebab reject analysis .
3.Prosedur pelaksanaan reject analysis film .
4.Tahap – tahap reject analysis film .
5. Interpretasi hasil reject analysis film.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi Reject Analysis ( Analisa Penolakan Film )

Program analisa penolakan adalah metode yang digunakan

untuk menentukan film yang ditolak dan menghasilkan radiograf yang berkualitas.

Analisa penolakan merupakan komponen penting dari QA (IAEA,2014).

Gambar yang ditolak menyebabkan paparan radiasi yang tidak perlu pada pasien

dan membuang-buang waktu dan sumber daya (AAPM, 2015).

Dengan menerapkan program QA, menganalisis kuantitas dan alasan film yang

ditolak menjadi alat yang berharga untuk memberikan angka nyata pada evaluasi

pengulangan citra. Analisis pengulangan citra melibatkan studi tentang radiograf

yang harus diperoleh untuk kedua kalinya karena beberapa kesalahan, kerusakan,

atau degradasi dalam proses radiografi (Papp, 2006).

Tingkat penolakan yang tinggi ini dapat dikurangi atau dicegah dengan pelatihan

yang tepat pada seluruh staf di semua bagian dan perawatan peralatan yang baik.

Analisa penolakan harus dilakukan secara teratur, dan hasilnya akan kembali

kepada staf yang akan mendapatkan tindakan yang sesuai. Hal ini penting untuk

melakukan analisa penolakan di bagian yang telah menggunakan sistem digital.

Menurut Nol, J (2006) alasan dilakukannya repeat image analysis diantaranya :

a. Peningkatan dosis untuk pasien.

6
b. Penambahan waktu dan tenaga kerja untuk radiografer. c. Data repeat image

sering tidak terdokumentasikan.

Oleh karena itu, meskipun menggunakan sistem digital, tetapi Repeat image

analysis harus tetap dilakukan, agar kualitas pelayanan dalam instalasi Radiologi

menjadi lebih meningkat.

B. Faktor - Faktor Penyebab Reject Analysis

Menurut AAPM (2013), selain jumlah total pengulangan citra, penyebab

pengulangan harus dievaluasi. Citra yang diulang harus dipisahkan ke dalam

kategori dan tingkat pengulangan dan kemudian dihitung untuk setiap kategori.

Menurut Wheatherburn (1999) berikut ini adalah beberapa kategori yang

disarankan untuk mengevaluasi penyebab pengulangan:

a. Posisi Pasien

Pasien yang belum diposisikan secara tepat dapat mengakibatkan gambaran yang

di hasilkan terpotong dan tidak memberikan informasi diagnostik untuk

menegakkan diagnosa. Kesalahan ini bisa terjadi karena kondisi pasien yang

buruk. Angka pengulangan yang tinggi karena faktor penyebab posisi pasien

mengindikasikan bahwa pentingnya pelatihan lanjutan untuk radiographer (Batuka,

2011).

b. Ketidaktajaman atau blur

Hal ini disebabkan dari pergerakan pasien atau pergerakan alat dan juga karena

gerakan saat bernafas, atau pergerakan di luar kesadaran seperti detak jantung.

c. Kode organ

Radiografer harus memilih satu kode organ (organ code) untuk setiap plate IP

sebelum plate tersebut diproses. Plate reder memakai

7
kode organ dalam mengidentifikasi parameter-parameter pemrosesan gambar

yang diperlukan bagi plate tersebut. Jika pemilihan kode tidak tepat, maka plate

yang dibaca kemungkinan tidak akan mengalami pemrosesan gambar dalam

kondisi yang optimum.

d. Artefak digiscan

Semua ciri-ciri yang tampak pada gambar yang di cetak antara lain karena bagian

plate yang retak, tergores, gambaran debu, kesalahan pembacaan oleh plate

reader, kesalahan software atau terjepit atau tertahannya plate dalam mesin plate

reader.

e. Eksposi

Penggunaan faktor eksposi yang tidak tepat dapat mengakibatkan faktor eksposi

yang terlalu rendah atau terlalu tinggi sehingga nilai paparan radiasi yang

dibutuhkan kurang atau lebih melampaui batasan radiasi yang umumnya sesuai

prosedur rutin di bagian radiologi.

f.. Lain-lain

Gambaran double exposure, kesalahan pemasangan marker, atau benda asing

yang tidak dikehendaki seperti perhiasan.

C. Prosedur Pelaksanaan Reject Analysis Film

Dalam pelaksanaan reject analysis film harus berdasarkan prosedur yang berlaku,

yaitu lakukan survey terhadap :

1. Jumlah film yang belum terekspose di ruang prosesing termasuk yang ada dalam

kaset.

2. Jumlah film yang belum terekspose di masing – masing kamar pemeriksaan.

8
3. Tentukan jumlah dari film yang di reject untk masing – masing kategori , antara lain

A. Over eksposure : Lebih terbuka

B. Under eksposure : Dibawah paparan

C. Positioning : Penentuan posisi

D. Motion : Gerakan

E. Processing : pengolahan film

F. Equipment :

4. Masing – masing ruang mencatat jumlah film yang dignakan dan jumlah film yang

ditolak.

5.Tim analisis melakukan pengumpulan data dari masing-masing ruangan seminggu

sekali, film yang ditolak disortir dan dilakukan kategorisasi (jika memungkinkan

dilakukan identifikasi pada setiap pemeriksaan).

Adapun batasan radiograf yang diterima apabila :

• Angka reject tidak melebihi 5 %

• Idealnya dibawah 2 % , tergantung tidak hanya program teknologis radiografer

yang baik tetapi juga laporan yang ideal diantara radiografer dan radiologist .

• Jika total reject rate > 5% maka diharapkan harus melakukan teknologis

radiografer program yg terbaik

• Jika reject rate 2 % – 5 % maka mungkin berada pada 2 keadaan , yaitu :

1. Kualitas radiograf baik, jika tidak memiliki 1 program teknologis radiografer saat ini

maka sebaiknya menginisiatifkan 1 program untuk perbaikan.

2. Jika radiologist terbiasa menerima radiograf yang buruk kualitasnya dalam

keadaan ini hars bekerja sama yang baik dengan radiologist untuk set up program

9
teknologis radiografer dan menunjukkan dengan paket teknologis radiografer ada

perbaikan.

D. Tahap – Tahap Reject Analysis Film

Tahap-tahap yang dilakukan oleh tim reject analysis harus diberikan kepada instalasi

radiologi, tahap-tahap tersebut yaitu :

a) Siapa yang menjalankan program.

b) Radiografer yang diikutsertakan .

c) Kategori apa saja yang dilakukan .

d) Data-data apa saja yang dimasukkan dalam analisa .

e) Periode waktu yang digunakan .

f) Penafsiran hasil .

g) Analisa hasil .

h) Perbandingan hasil .

E. Interprestasi Hasil Reject Analysis Film

Dari hasil reject analysis film dapat diperoleh hasilnya sebagai berikut :

A. Penyebab tertinggi dari foto yang ditolak dan diulang, seandainya hasil adalah

satu faktor ekstrim, misalnya prosessing fault, maka yang perlu diteliti lebih rinci

yakni tentang prosessing sehingga diperoleh pemecahan masalahnya.

B. Kalau ternyata hasil berjenjang, pengkajian difokuskan pada hasil yang

dianggap tinggi sampai tertinggi.

C. Kalau hasilnya masing-masing faktor merata maka perlu dikaji keseluruhan

atau memperpanjang waktu penelitian.

10
Jenis Hasil Radiografi Penyebab koreksi

kesalahan

- Kesalahan setting -Turunkan kVp,

mesin mA, atau waktu

- FFD terlalu pendek - naikkan FFD

- kesalahan - Periksa

Terlalu screen/film screen/film

gelap -terlalu -periksa

mengambang suhu/waktu

developer

- kesalahan setting Turunkan kVp,

mesin dan FFD mA, atau waktu

terlalu panjang - naikkan FFD

Terlalu - kesalahan - Periksa

terang screen/film screen/film

-kurang -periksa

mengambang suhu/waktu

developer

Terlihat dua Pastikan

Gambar pengambilan

Double eksposure gambar

hanya satu kali

11
-Ruang Periksa kondisi

penyimpanan film ruang

Warna kurang bagus penyimpanan

kelabu/kura -ekspose film terlalu Ganti film dengan

ng terang Film sudah yang baru

lama Turunkan kVp

-Kesalahan setting naikan mAs

mesin Prosessing Periksa

film kurang bagus. Waktu

suhu bahan kimia

Volume Tambahkan

Bagian atas cairan developer di cairan

film tidak dalam tangki terlalu developer

terproses sedikit. ke dalam tangki

Pasien bergarak Gunakan restrain

Gambar Tabung bergerak kimia pastikan

kabur Kaset bergerak. posisi tabung

Pastikan

posisi kaset

12
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Reject analysis yakni analisis dari foto rontgent yang ditolak dan diulang karena

tidak memenuhi syarat untuk keperluan diagnosa.Reject analysis merupakan metode

yang digunakan oleh Departemen Radiologi untuk menentukan analisis film yang

ditolak, efektivitas biaya, konsistensi staff dan equipment dalam menghasilkan

radiograf yang berkualitas.

Tujuan Reject analysis film dilakukan dengan tujuan untuk memastikan standar

yang tinggi pada teknik radiografi dan pemanfaatan film darat terjamin pada unit

radiologi, memastikan peralatan radiografi dapat dimanfaatkan secara konsisten

dengan standar yang tinggi, memastikan bahwa bahan - bahan yang ada digunakan

secara efektif (cost effective way), menyediakan data untuk digunakan dalam

menganalisis film yang direject dan aspek-aspek penyebab yang membutuhkan

perhatian, dan sebagai perencanaan awal dari reject analysis program.

13
Adapun faktor – faktor penyebab terjadinya reject analysis film, sebagai berikut

: 1. Kesalahan penolakan film akibat kesalahan manusia ( human error ).

2. Kesalahan penolakan film akibat kesalahan peralatan (tools eror).

3. Kesalahan penolakan film akibat pergerakan pasien (patient eror).

SARAN

Sebagai radiografer sebaiknya lebih berhati – hati lagi dalam melaksanakan

tugasnya untuk membuat foto dalam menegakkan diagnosa penyakit dari pasien.dan

saya berharap agar para radiographer dapat meminimalisasi terjadinya kesalahan

dalam pengolahan film sehingga tidak terjadi penolakan film maupun pengulangan

foto lagi.

DAFTAR PUSAKA

Ahkmad Rizal Mashudi.2014.”Reject Analysis”.

https://radiologykr.blogspot.com/2014/06/analisis-penolakan-film-reject-

analysis_24.html.15 Februari 2015.

Jenkins, D., Radiographic Photography and Imaging Processes, Aspen Publisher, Inc,

Rockville, Maryland (1980).

Arniati Amaliah sinaga.2012. “ konsep fotografi’’.

https://blogradologi.blogspot.com/2012/05/materi-radiofotografi-semester-1.html.15

Februari 2015.

14

Anda mungkin juga menyukai