Disusun Oleh :
KHAIRIL IRSYAD
B04160143
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Peralatan Radiografi, Konstruksi Ruang Gelap, Pencucian Film Dan
Pengendalian Mutu Film ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pengganti kuliah pertemuan IV pada
mata kuliah Radiologi Veteriner. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang peralatan radiografi, konstruksi ruang gelap, pencucian
film dan pengendalian mutu film bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Peralatan Radiografi
B. Konstruksi Ruang Gelap
C. Pencucian dan Pengendalian Mutu Film
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Peralatan Radiografi
Mesin X ray merupakan mesin yang menghasilkan sinar x yang digunakan untuk
menembus jaringan tubuh dan memberikan pencitraan jaringan yang terpapar sinar x
di film yang berada di bawah jaringan. Mesin x ray manual terdiri dari 3 tipe yaitu
unit portable, unit mobile, dan unit stasioner.Unit portable merupakan mesin x ray
dengan ukuran paling kecil dan biasanya digunakan saat pencitraan tidak dapat
dilakukan di dalam ruangan. Unit portable memiliki keuntungan antara lain mudah
dipindahkan, dan berat antara 6 – 20 kg. Unit mobile memiliki frame transport dan
bagian kolom vertikal yang dapat diubah ubah axix pengambilan gambarnya (DiRisio
dan Stagnitto 2014). Keuntungan unit mobile ini antara lain memiliki kekuatan
penetrasi medium, dapat dipindahkan antara satu tempat praktik ke tempat lain, dan
dapat digunakan untuk hewan besar maupun hewan kecil. Unit stasioner merupakan
unit yang paling besar dan tidak dapat dipindahkan, daya penetrasi yang dihasilkan
oleh unit ini bisa mencapai 250 KVP dengan 2000 mA.
Selain alat untuk pencitraan, dalam pencitraan radiografi alat alat penunjang
juga diperlukan. Salah satu alat penunjang adalah alat penunjang untuk pembacaan
radiograf antara lain illuminator dan film holder yang digunakan untuk memperjelas
kontras saat melihat gambar dan memegang film agar tidak rusak. Selain itu ada juga
alat penunjang seperti alat pelindung anggota badan yang dilapisi oleh Pb agar tubuh
operator tidak terpapar oleh sinar x.
Kamar gelap merupakan tempat untuk mengolah film atau film processing setelah
dilakukan pencitraan agar dapat dibaca. Kamar gelap memiliki 2 area yaitu area basah
dan area kering. Pada beberapa tempat area kering kamar gelap sering digunakan juga
untuk tempat pencitraan radiografi. Area basah merupakan tempat pencucian film, di
dalamnya terdapat tanki yang berisi developer, rinser, washer dan air. Sedangkan area
kering digunakan untuk menyimpan film, sinar x, film holder, dan area pemotretan.
Adapun syarat syarat konstruksi ruang gelap ukuran harus memadai dan proposional,
terlindung dari radiasi, sinar matahari dan bahan‐bahan kimia lain, sirkulasi dan suhu
udara yang baik sekitar 16 – 200 C, terdapat air mengalir yang bersih, dinding dan
lantai yang tahan kropos, kelengkapan kamar gelap yang memadai, lampu kamar
gelap (safe light) yang aman dan tidak bocor, dinding dilapisi dengan logamPb dan
dicat berwarna hitam tata letak ruang sebaiknya berbentuk S.
Proses pencucian film dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan tenaga manusia yang
digunakanya yaitu, manual, semi otomatis dan otomatis. Tahapan proses pencucian
film sendiri terdiri dari 5 proses, yaitu :
1. Developing
Mengubah ion perak perak bromida dalam kristal menjadi logam
perak
film harus sering digerak‐gerakan
Suhu terbaik 20oC atau diantara 15oC – 27oC
Waktu pengolahan 3 menit pada suhu 20oC dan 5 menit pada
suhu 15oC
2. Rinsing
Dilakukan beberapa detik (16 – 20 detik) bertujuan menyingkirkan larutan
developer agar tidak terbawa kelarutan fiksasi
3. Fixing
berbentuk garam ammonium thiosulfate
berfungsi untuk mengubah kristal bromidamenjadi tidak
berkembang lagi
menyingkirkan hablur senyawa perak yang tidak tersinari
Waktu proses dalam fixasi film 2 kali dari waktu developing
4. Washing
Membersihkan dari kelebihan atau sisa‐sisa perak bromida pada film
Waktu pencucian 30 – 40 menit
5. Drying
Bisa dilakukan dengan driyer, kipas angin atau bila perlu dengan cahaya
matahari. Sedangkan dengan proses semi otomatis dan otomatis sudah
dilakukan oleh mesin. (Lin et al 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Abdalall, A. H., & Al-Khaldi, E. M. (2016). Recovery of silver from used X-ray
film using alkaline protease from Bacillus subtilis sub sp. subtilis. African
Journal of Biotechnology, 15(26), 1413-1416.
Lin, K. F., Chang, S. H., Wang, K. H., Cheng, H. M., Chiu, K. Y., Lee, K. M., ... &
Wu, C. G. (2015). Unraveling the high performance of tri-iodide perovskite
absorber based photovoltaics with a non-polar solvent washing treatment. Solar
Energy Materials and Solar Cells. 141: 309-314.
Yusro KA dan Sianturi RD. 2018. Penerapan metode median filtering dan histogram
equalization untuk meningkatkan kualitas citra radiografi. JURIKOM. 5(3):
254-260