Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI KLINIK

TOPIK 2 Teknik Radiograf Intra Oral Periapikal Paralel

Dosen Pembimbing

Merry Annisa Damayanti, drg., Sp.RKG

ADIRA KHANSA MAHDIYA

NPM. 160112210526

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BANDUNG

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

Topik 2: Teknik Radiograf Intra Oral Periapikal Paralel 3


2.1 Pengisian Informed Consent 3
2.2 Persiapan Operator 3
2.2.1 Asepsis 3
2.2.2 Menggunakan APD 4
2.3 Persiapan Alat dan Bahan 4
2.3.1 Pemilihan Holder 5
2.3.2 Desinfeksi Film 5
2.3.3 Setting Alat, Waktu Exposure dan Jenis Reseptor 5
2.4 Persiapan dan Posisi Pasien 6
2.5 Radiografi Periapikal 7
2.5.1 Teknik Radiografi Paralel 7
2.6 Processing Film 8
2.6.1 Processing Film Kimiawi 9
2.6.2 Processing Film Digital 12

DAFTAR PUSTAKA 14
Topik 2: Teknik Radiograf Intra Oral Periapikal Paralel

2.1 Pengisian Informed Consent

Melakukan informed consent sesuai legal aspek:

1. Menjelaskan jenis pemeriksaan radiografi yang akan dilakukan dan kepentingan


pemotretan
2. Menjelaskan prosedur tindakan pemotretan yang membutuhkan izin dan kerjasama antara
operator dan pasien
3. Menjelaskan efek samping paparan radiasi serta keadaan komplikasi resiko yang
mungkin terjadi berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan serta pencegahannya
4. Menjelaskan proteksi radiasi yang dilakukan serta hal - hal yang dapat mengurangi efek
radiasi
5. Menjelaskan mengenai pencegahan efek radiasi di rumah
6. Meminta persetujuan pasien melalui pengisian lembar informed consent dan konfirmasi
kebutuhan informasi tambahan

2.2 Persiapan Operator

2.2.1 Asepsis

Melakukan cuci tangan 6 langkah WHO:

1. Basahi Tangan dengan Air


2. Aplikasikan sabun ke seluruh bagian tangan
3. Gosok kedua telapak tangan (Palm to Palm)
4. Gosok telapak tangan kanan dengan Punggung tangan kiri jari bersilangan dan sebaliknya
5. Gosok telapak tangan dengan jari bersilangan
6. Punggung Jari dengan telapak tangan bersilangan dengan jari mengunci
7. Gosok dengan memutar jempol kiri menggengam telapak kanan dan sebaliknya
8. Gosok dengan memutar searah dan berlawanan jarumjam dengan jari kanan menguncup
terhadap telapak tangan kiri
9. Basuh tangan dengan air mengalir
10. Keringkan tangan dengan paper towel
11. Gunakan paper towel untuk mematikan
2.2.2 Menggunakan APD

Tahap donning (pemasangan) APD adalah sebagai berikut:

1. Masuk ke ruang ganti bersih


2. Lepas alas kaki
3. Cuci tangan
4. Pakai coverall
5. Cuci tangan
6. Pakai masker
7. Pakai goggles
8. Pakai headcap
9. Pakai hoodie coverall, kemudian cuci tangan
10. Pakai Handscoon dalam
11. Pakai gown
12. Pakai faceshield
13. Pakai boots
14. Cuci tangan
15. Pakai handscoon luar

2.3 Persiapan Alat dan Bahan

a) Disinfeksi dahulu bagian alat rontgen yang paling sering berkontak dengan operator,
bagiannya yaitu : Control panel, Handle, Lengan bagian atas tabung rontgen, Tabung
sinar x yg akan diarahkan ke mulut pasien
b) Setelah desinfeksi, usap bagian alat-alat tersebut menggunakan tisu disinfektan
c) Lapisi bagian-bagian alat tersebut menggunakan plastik wrap
d) Lalu siapkan masker, handschoon, film, dan alat processing yang terdiri dari air,
developer, fixer, dan dryer.

2.3.1 Pemilihan Holder

Holder memiliki komponen yang terdiri dari lengan, image receptor support dan
holder, bite block, dan locator ring. Film holder yang berwarna hijau digunakan untuk
gigi anterior sementara film holder yang berwarna merah digunakan untuk gigi posterior.
Locator ring dipasang di tengah-tengah holder.

2.3.2 Desinfeksi Film

1. Usap film menggunakan alkohol dengan gerakan satu arah

2. Usap ring locator menggunakan alkohol dengan gerakan satu arah

2.3.3 Setting Alat, Waktu Exposure dan Jenis Reseptor

Setting alat x-ray:

1. Pada control panel


a. Nyalakan mesin sinar x
b. Pemilihan foto (konvensional atau digital)
c. Pemilihan usia (dewasa atau anak-anak)
d. Pilih opsi gigi yang akan di rontgen (dewasa akar tunggal/ akar jamak/ desidui/
bitewing)
e. Mengatur waktu eksposur
2. Tube head

Pada tube head terdapat cone yang nantinya akan diposisikan sesuai dengan ring locator.
3. Lengan ekstensi

Lengan ekstensi disesuaikan dengan posisi pasien dan pada lengan ekstensi terdapat
sudut yang diatur sesuai dengan gigi yang akan di rontgen.

Jenis reseptor yang digunakan untuk gigi anterior pada teknik periapikal adalah
reseptor nomor 1 (24 mm x 40 mm), sementara reseptor nomor 2 (32 mm x 41 mm)
digunakan untuk gigi posterior. Teknik bitewing juga menggunakan reseptor nomor 2.

2.4 Persiapan dan Posisi Pasien


1. Instruksikan pasien untuk melepas alat dalam rongga mulut dan aksesoris berbahan
logam seperti jam tangan, gelang dll
2. Instruksikan pasien untuk berkumur dengan povidone iodine
3. Pakaikan apron kepada pasien untuk mengurangi efek radiasi pada pasien.
4. Lalu instruksikan pasien untuk duduk dengan kepala bersandar, agak sedikit menunduk,
menghadap ke depan melihat pada satu titik, dan bidang oklusal sejajar lantai.
5. Instruksikan pasien untuk menggunakan protective thyroid shield.
2.5 Radiografi Periapikal
Radiografi periapikal merupakan teknik yang digunakkan untuk melihat suatu gigi dan

jaringan disekitar daerah apikalnya. Radiografi periapikal memungkinkan melihat 2-4 gambaran

gigi beserta tulang alveolar disekitarnya dalam satu film.

Indikasi:

a) Melihat adanya infeksi atau inflamasi pada daerah apikal

b) Melihat adanya suspek kelainan pada bagian periodontal

c) Melihat kondisi gigi serta tulang alveolar setelah trauma

d) Melihat malposisi gigi yg belum tumbuh

e) Melihat morfologi dari akar gigi sebelum ekstraksi

f) Untuk keperluan perawatan endodontik

g) Untuk pemeriksaan preoperative dan postoperative pada bedah apikal

h) Evaluasi secara mendetail pada kista apikal dan lesi lainnya pd tulang alveolar

i) Evaluasi pre dan post operative pd pemasangan implant

2.5.1 Teknik Radiografi Paralel

- Prinsip pada teknik paralel yaitu:

a) Tabung sinar-x tegak lurus terhadap film

b) Film sejajar sumbu panjang gigi

c) Film tidak dipegang oleh pasien karena ada film holder

- Tahapan Teknik Radiografi Paralel

1. Film diletakkan pada holder dalam mulut sejajar sumbu panjang gigi RA = dipalatal, RB

= dilingual
2. Letak dot (daerah oklusal gigi) pada posisi yang tepat, RA = dibawah, RB = diatas

3. Bagian sensitive kearah sinar x-ray

4. Posisikan film (Anterior secara vertikal, Posterior secara horizontal)

5. Film diletakan 2 mm diatas insisal atau oklusal

6. Ujung tabung sinar-x diposisikan pada sudut yang tepat (vertikal dan horizontal)

terhadap gigi dan filmnya

7. Dengan menggunakan film holder beserta film packet dan posisi ujung tabung sinar-x

yang tepat, teknik ini dapat dilakukan

Gambar 2.1 Teknik Periapikal Paralel

2.6 Processing Film

Teknik pengolahan film rontgen adalah suatu cara untuk mendapatkan gambar yang
permanen dalam pembuatan radiograf rontgen dengan menggunakan cairan kimia tertentu.
2.6.1 Processing Film Kimiawi

A. Manual
a. Memakai kamar gelap, dengan memakai metode visual dan atau metode
temperatur

Persiapan kamar gelap:


a) Pencahayaan
a) Tempat proses pencucian
b) Termometer
c) Waktu
d) Rak pengering

Tahapan Prosedur:

1) Semua lampu dipadamkan, kecuali safe light


2) Film yang sudah disinari sinar-x, dibuka semua lapisan pembungkusnya secara hati hati
dengan menggunakan tangan yang sudah memakai sarung tangan karet yang kering dan
bersih
3) Developing adalah proses memasukkan film yang sudah diekspos ke dalam larutan
developer selama 8-10 detik di dalam kamar gelap, tergantung dari developer yang
digunakan.
4) Rinsing adalah proses pencucian film yang sudah dilakukan developing selama 20
detik
5) Fixing adalah proses memasukkan film yang sudah dimasukkan ke developer dan di
cuci ke dalam larutan fixer sampai terlihat gambaran gigi dan jaringan sekitarnya, 5-10
menit
6) Cleansing adalah proses mencuci film dibawah air mengalir
7) Drying adalah proses pengeringan film
a. Tanpa kamar gelap (self processing), dengan teknik menyuntikan suatu larutan
(monobath) ke dalam film khusus.

B. Processing Otomatis

Processing automatic dengan alat automatic processor hampir sama dengan


processing manual hanya perbedaannya pada prosesnya tidak mengalami proses rinsing
(pembilasan), dan menggunakan tenaga mesin.

Alasan digunakan automatic processing:

a) Pengolahan film bisa dilakukan dengan cepat, paling lama 120 detik dan paling
cepat 90 detik
b) Pekerjaan dilakukan lebih praktis dan bersih
c) Pengolahan film mempunyai waktu yang standar
d) Kamar gelap yang digunakan relatif kecil
e) Serta biaya yang digunakan lebih terjangkau

Larutan developer berfungsi untuk mengendapkan perak halida pada emulsi film yang
telah disinari oleh sinar-x, sehingga akan bewarna hitam pada gambaran radiografis dan disebut
dengan radiolusen. Bahan yang digunakan dalam proses pengolahan film pada larutan developer:

1. Hydroquinon, suatu zat pereduksi yang menghasilkan kontras yang baik


2. Metol/Elon, suatu zat pereduksi yang menimbulkan detail gambar objek yang telah di
radiograf
3. Natrium karbonat, suatu zat untuk mempertahankan derajat basa dari developer
agartetap berfungsi baik disebut juga akselerator dapat mempercepat kerja larutan
developer
4. Kalium bromide, untuk mereduksi kristal-kristal yang tidak dapat ditembus oleh sinar-x
serta mencegah gambaran kabut pada film
5. Natrium sulfit, untuk mencegah produksi teroksidasi
6. Air, sebagai pelarut

Larutan fiksasi berfungsi untuk melarutkan kristal yang tidak tembus oleh sinar-x,
sehingga film menjadi bersih dari larutan emulsi perak halida dan sisa-sisa larutan developer
lainnya yang tertinggal. Hasil gambaran radiografis akan tampak bening, disebut radiopak.
Bahan yang digunakan dalam proses pengolahan film pada larutan fiksasi:

1. Natrium tiosulfit, zat untuk melarutkan sisa perak bromida yan tidak larut dari larutan
developer
2. Asam asetat, untuk menetralisir sisa laruan developer yang masih melekat pada film
3. Natrium sulfit, untuk mencegah terurainya zat fiksasi didalam asam asetat
4. Kalium allum/boraks, untuk mengeraskan zat gelatin pada emulsi film
5. Air, sebagai zat pelarut
2.6.2 Processing Film Digital

a. Charge Couple Device (CCD)

Setelah pemaparan energi sinar-x dikonversikan menjadi sejumlah


elektron proporsional yang disimpan dalam sumur elektron, kemudian ditransfer
secara berurutan ke amplified read out (charge coupling). Sinyal analog ini
dirubah menjadi sinyal dan gambaran radiografi segera terlihat pada monitor
komputer.

a. Photostimulable Phospor Plate (PSP)

Photostimulable Phospor Plate (PSP) adalah bahan yang menyimpan


energi yang diserap dalam elektron tereksitasi dan melepaskannya dalam bentuk
cahaya pada paparan energi laser. PSP masih banyak digunakan sebagai reseptor
dalam radiografi intraoral.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mallaya S, Lam E. White and Pharoah ’ s Oral Radiology. White Pharoah’s Oral Radiol

E-b Princ Interpret. 2018;

2. Octaria H, Trisna WV. Pelaksanaan Pemberian Informasi dan Kelengkapan Informed

Consent di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang (RSUD Bangkinang). J Kesehatan

Komunitas. 2016;3(2):59–64.

3. Nasichin M. Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) Antara Pihak

Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik Dengan Pasien Operasi Caesar Berdasarkan Pasal

45 Undang-Undang No 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran. J Pro Huk.

2017;VI(1):1–19.

4. R PJ. Textbook of Dental Radiology. 2nd ed. Textbook of Dental Radiology. India:

Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd; 2011.

Anda mungkin juga menyukai