Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN PERIOPERATIF

KEPERAWATAN INTRA OPERASI

TEKNIK ASEPTIK DAN TEKNIK DRAPING PADA AREA OPERASI

KELOMPOK 4

Anggota :

1. Mayang Dwi Apritania (2114301103)


2. Yunita Korina (21143011112)

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teknik aseptik dan teknik draping
pada area operasi” dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
Keperawatan Perioperatif yang telah membimbing kami. Kami juga berterimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah kami,
maka dari itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan
makalah kami.

Bandar Lampung, Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teknik Aseptik pada Area Operasi.........................................................6
2.2 Pengertian Teknik Draping pada Area Operasi........................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fungsi
keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Kata “perioperatif”
adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pembedahan, yaitu praoperatif,
intraoperatif, dan pasca operatif. Dalam setiap fase tersebut dimulai dan diakhiri dalam
waktu tertentu dalam urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah, dan masing-
masing mencakup rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yang dilakukan oleh
perawat dengan menggunakan proses keperawatan dan standar keperawatan. (Brunner &
Suddarth, 2010)
Fase intra operasi adalah suatu masa dimana pasien sudah berada di meja pembedahan
sampai ke ruang pulih sadar. Asuhan keperawatan intraoperatif merupakan salah satu fase
asuhan yang dilewati pasien bedah dan diarahkan pada peningkatan keefektifan hasil
pembedahan. Pada fase intra operatif pasien akan mengalami berbagai prosedur. Prosedur
pemberian anestesi, pengaturan posisi bedah, manajemen asepsis, dan prosedur tindakan
invasive akan memberikan implikasi pada masalah keperawatan yang akan muncul
(Muttaqin & Sari, 2009).
Association of Surgical Technologi (AST), 2008, mengembangkan dan
merekomendasikan tentang Standar draping sebagai panduan untuk mendukung pelayanan
perawatan dikamar bedah dalam penekanan standar praktik terbaik yang berhubungan
dengan draping pada prosedur bedah. Tujuan dari standar yang direkomendasikan adalah
untuk memberikan garis tegas bahwa anggota tim bedah dapat menggunakan standar praktek
tersebut serta dikembangkan dalam menerapkan kebijakan pada prosedur draping di kamar
bedah. Standar yang direkomendasikan dan disajikan dengan pengertian bahwa standar
tersebut menjadi tanggung jawab dari tenaga kesehatan untuk mengembangkan, menyetujui,
dan menetapkan kebijakan dan prosedur draping bedah sesuai dengan protokol yang
diterapkan dikamar bedah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan teknik aseptik dalam area operasi?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan teknik draping dalam area operasi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui tentang teknik aseptik dalam area operasi.
1.3.2 Mengetahui tentang teknik draping dalam area operasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teknik Aseptik pada Area Operasi


2.1.1 Pengertian Teknik Aseptik
Teknik aseptik adalah kondisi di mana tidak dijumpainya organisme patogen.
Teknik aseptic merupakan usaha mempertahankan klien untuk bebas dari
mikroorganisme.

2.1.2 Macam-Macam Tindakan Asepsis


a. Asepsis Medis
Tehnik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah penyebaran
mikroorganisme.
b. Asepsis Bedah
Teknik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh
mikroorganisme dari suatu daerah.

2.1.3 Skin Preparation (Pencucian daerah insisi)


Skin preparation adalah pencucian daerah operasi atau daerah yang akan
terjadi insisi dan sekitar insisi pada saat operasi menggunakan sabun antiseptik
atau povidon iodine atau alkohol. Tujuan nya adalah mengurangi jumlah
mikroorganisme dalam permukaan kulit.

2.1.4 Cairan Skin Preparation


Menurut AORN (2008) pemilihan cairan antiseptic untuk skin preparation
yaitu:
a. Memiliki kemampuan membunuh kuman secara luas.
b. Waktu kerja lama-long lasting
c. Mudah dalam penggunaan.
Cairan antiseptik yang dipergunakan harus dapat dipertahankan sterilitasnya
dengan menggunakan alat yang terjamin sterilitasnya.Infeksi dapat terjadi dengan
meningkatnya jumlah kolonisasi mikroorganisme di daerah sayatan:oleh karena
itu skin preparation harus dilakukan mulai dari daerah yang akan diinsice kearah
sekitar incise dengan menggunakan sponge/applicator.
Cairan skin prepraration yang ideal yaitu:
a. Cepat dalam menurunkan jumla mikroorganisme.
b. Cepat dalam mengaplikasikan.
c. Fungsi antimikrobial masih efektif selama prosedur operasi berlangsung.
d. Aman, kerja cepat dan Spektrum luas.
e. Tidak mudah hilang oleh darah dan salin.
f. Cepat kering.
g. Menyediakan permukaan/site operasi yang aman.
h. Simpel, cepat dalam mengaplikasikan dan tergantung tekhnik.
Cairan yang digunakan untuk tindakan aseptik antara lain:
a. Alkohol, sifatnya bakterisida kuat dan cepat.
b. Halogen dan senyawanya
1) Yodium, antiseptik yang sangat kuat, berspektrum luas dan dalam
konsentrasi 2% membunuh spora dalam 2-3 jam
2) Povidon Yodium (Betadine, septadine dan isodine), kompleks yodium
dengan polyvinylpirrolidone yang tidak merangsang, mudah dicuci karena
larut dalam air dan stabil karena tidak menguap.
3) Klorhesidin (Hibiscrub, savlon, hibitane), senyawa biguanid dengan sifat
bakterisid dan fungisid, tidak berwarna, mudah larut dalam air, tidak
merangsang kulit dam mukosa, dan baunya tidak menusuk hidung.
c. Oksidansia
1) Kalium permanganate, bersifat bakterisid dan funngisida agak lemah
berdasarkan sifat oksidator.
2) Pehidrol (Peroksida air, H2O2), mengeluarkan kotoran dari dalam luka
dan membunuh kuman anaerob.

2.1.5 Persiapan Alat


a. 1 buah bengkok
b. 2 kom kecil steril
c. 2 Forcep antiseptic
d. Kassa steril
e. Cairan antiseptic (tuangkan kedalam kom steril)
f. Handscoon
g. Povidone iodine

2.1.6 Prosedur Tindakan Aseptik


a. Bukalah peralatan steril untuk antiseptik kulit diatas meja steril
b. Cairan antiseptik dituangkan ke dalam mangkok
c. Pencucian daerah pembedahan dimulai dari tengah menuju ke perifer harus
dibuang ke tempat sampah yang telah disiapkan .

2.2 Teknik Draping pada Area Operasi


2.2.1 Pengertian Teknik Draping
Draping adalah istilah yang digunakan di instalasi bedah sebagai suatu teknik atau
seni dalam menutup daerah sayatan pembedahan. Drapping merupakan prosedur
menutup pasien yang sudah berada di atas meja operasi dengan menggunakan alat
tenun steril, dengan tujuan memberi batas yang tegas pada daerah steril pembedahan
(Depkes RI,1993).
Draping adalah satu lagi dari kegiatan presisi yang dilakukan di kamar operasi.
Draping bedah pasien adalah menempatkan penutup steril pada pasien sehingga hanya
tempat operasi yang terkena. Dengan demikian, daerah kulit yang belum siap untuk
operasi tertutup agar tidak akan mencemari bagian yangsteril. Sterilitas tirai tergantung
pada mereka yang tersisa kering dan tak terganggu. Oleh karena itu, penempatan tirai
adalah prosedur terakhir dilakukan sebelum membuat sayatan bedah. Selain
pasien,peralatan yang digunakan dalam area bedah segera harus ditutupi dengan tirai
steril untuk mencegah kontaminasi luka (AORN, 2008)

2.2.2 Tujuan Draping


Secara khusus, teknik draping berbeda pada setiap tempat atau daerah insisi dan
tergantung kepada bentuk posisi pembedahan. Secara umum, teknik draping bertujuan
untuk mempertahankan kesterilan pada daerah sekitar inisisi operasi. Tujuan dari
draping adalah untuk menciptakan lapangan steril dengan cara penempatan yang tepat
dan hati-hati dari linen sebelum operasi dimulai dan untuk menjaga sterilitas
permukaan instrumen yang steril dan sarung tangan dapat ditempatkan selama operasi.

2.2.3 Prinsip Draping


Menurut Association of periOperative Registered Nurses (AORN), 2006.
Prinsip dari draping adalah sebagai berikut:
a. Terisolasi
Kotor dari bersih (misal, pangkal paha, kolostomi dan peralatan dari daerah yang
akan disiapkan). Isolasi dicapai dengan menggunakan penghalang yang tahan dari
air, biasanya dibuat dari bahan plastik. Banyak bahan untuk menahan yang dapat
digunakan
b. Penghalang (Barrier)
Menyediakan lapisan kedap dan harus memiliki film plastik untuk mencegah
pemogokan-selesai.
c. Lapangan Steril
Penciptaan lapangan steril adalah melalui presentasi steril dari tirai dan teknik
aplikasi aseptik. Jika penghalang yang digunakan tidak mempan, lapisan kedap
tambahan perlu ditambahkan
d. Permukaan steril
Karena kulit tidak dapat disterilkan, maka perlu menerapkan penghalang untuk
menciptakan permukaan steril. Hanya menggores penghalang untuk dapat
menciptakan permukaan steril.
e. Penutup Peralatan
Tirai steril menutupi peralatan steril atau mengatur peralatan yang digunakan di
lapangan steril. Hal ini membantu untuk melindungi pasien dari peralatan serta
untuk melindungi dan memperpanjang umur peralatan.
f. Kontrol cairan
Pengumpulan cairan menjaga pasien tetap kering, mengurangi paparan pekerja
kesehatan dan menurunkan membersihkan. Sebuah sistem kontrol cairan harus
digunakan setiap saat dan prosedur ini dikenal untuk menyertakan sejumlah besar
cairan tubuh atau mengakhiri irigasi.

Sedangkan menurut Depkes tahun 1993, prinsip dari draping yaitu :


a. Harus dilaksanakan dengan teliti dan hati-hati
b. Perawat Instrumen (Scrub Nurse) harus memahami dengan tepat
prosedur draping
c. Drape yang terpasang tidak boleh berpindah-pindah sampai operasi berakhir dan
harus    dijaga sterilitasnya
d. Pakailah duk klem pada setiap sudut daerah sayatan agar alat tenun tidak mudah
bergeser
e. Tim bedah yang memakai baju steril harus selalu menghadap tempat yang sudah
tertutup  alat tenun steril.
f. Perawat sirkuler (circulating nurse) harus berdiri menghadap scrub nurse untuk
mengingatkan jangan sampai draping terkontaminasi
g. Bila alat tenun sudah terkontaminasi, harus segera diganti
h. Sekitar lantai tidak boleh ada genangan air
i. Hindari mengibas alat tenun terlalu tinggi sehingga dapat menyentuh lampu
operasi atau alat tenun lainnya
j. Lindungilah sarung tangan dengan cara meletakkan tangan di bawah lipatan pada
saat drapping, hindari menyentuh kulit pasien
k. Jika pemasangan alat tenun steril sudah selesai dan ada yang jatuh di bawah batas
pinggang jangan diambil
l. Jika ragu-ragu terhadap sterilitas alat tenun, maka alat tenun dinyatakan sudah
terkontaminasi.

2.2.4 Persiapan Alat


a. Laken besar / atas
b. Laken besar /bawah
c. Pembungkus  instrument
d. Alas meja dorong (trolley)
e. Duk bolong
f. Duk rapat
g. Laken kecil/samping
h. Sarung mayo
i. Baju&celana kmr operasi
j. Jas operasi
k. Topi operasi
l. Sarung kaki
m. Lap tangan/handuk
n. Baju pasien
o. Perlak besar dan kecil

2.2.5 Karakteristik bahan draping


a. Resisten terhadap abrasi
 

b. Sebagai Barier (anti mikroorganisme)


c. Biocompatibility (Free toxic)
d. Drapebility
e. Dapat mencegah listrik statik
f. Nonflamable (tdk menginduksi kebakaran)
g. Bebas serat
h. Tensile strenght (kuat thd tahanan)

2.2.6 Bahan untuk draping


a. Bahan pakai ulang (Reusable)
1. Penggunaannya terutama untuk penggunaan drapping atau jas operasi yg
digunakan berkali-kali, bahannya impermeable terhadap cairan (dlm kondisi
tertentu).
2. Proses pencucian, setrika dan sterilisasi menyebabkan seratnya mengkisut
3. Siklus diatas menyebabkan kecenderungan mengubah struktur material
4. Beberapa pabrikan melaporkan kerusakan struktur material setelah 75-100
kali siklus. 
Contoh : Linen
1. Memerlukan pencucian
2. Memerlukan pelipatan yang benar
3. Memerlukan proses sterilisasi
4. Adanya lipatan/jahitan yang menjadi tempat kuman
5. Tidak kedap air ==> sumber kontaminasi

b. Bahan sekali pakai (Disposible)


1. Mencegah penetrasi bakteri dan lelehan cairan 
2. Lembut, bebas serat,  ringan,  padat, tahan kelembaban, non iritasi dan bebas
listrik static
3. Menurunkan kontaminasi mikroorganisme berbahaya / infeksius dari ekskresi
dan cairan tubuh dalam proses laundry dimana pada bahan pakai ulang
mempunyai resiko yg besar.
4. Penyimpanan, transportasi, dan pembuangan limbah biasanya menjadi
masalah
5. Penggunaan insenerator cukup baik tetapi harus di olah dengan baik agar
tidak mencemarkan lingkungan.
Contoh : Non Woven (Kertas)
1. Baik sebagai proteksi terhadap kontaminasi
2. Tidak lembab
3. Mahal
4. Saat ini semakin disenangi untuk dipakai
5. Kedap air
6. Dispossible

2.2.7 Prosedur draping


a. Pastikan drapping dibuka oleh perawat sirkuler dengan tidak menyentuh bagian
yang steril
b. Menutup batas bagian bawah insisi dengan cara : perawat instrumen membawa
lipatan duk ke meja operasi. Dengan berdiri jauh dari meja, satu tangan dari
perawat instrumen memberikan ujung lipatan duk di atas pasien sehingga menutup
bagian bawah daerah kulit yang telah dilakukan antiseptik dan menutup bagian
bawah area insisi dengan duk panjang steril.
c. Menutup batas bagian atas insisi, dengan membentangkan ujung atas duk
laparastomi di atas anastesi screen( tabir anastesi). Perhatikan bahwa tangan yang
menyentuh daerah yang tidak steril terlindung dalam lipatan kain dan duk
dirapihkan dengan tangan lain.
d. Menutup batas bagian lateral insisi kanan dan kiri dengan duk yang lebih kecil lalu
pakailah klem pada bagian / sudut – sudut untuk daerah yang akan di operasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teknik aseptic merupakan usaha mempertahankan klien untuk bebas dari
mikroorganisme. Macam-macam tindakan aseptik yaitu aseptik medis dan aseptik bedah.
preparation adalah pencucian daerah operasi atau daerah yang akan terjadi insisi dan sekitar
insisi pada saat operasi. Tujuan nya adalah mengurangi jumlah mikroorganisme dalam
permukaan kulit. Pemilihan cairan antiseptic untuk skin preparation antara lain memiliki
kemampuan membunuh kuman secara luas, waktu kerja lama, mudah dalam penggunaan.
Skin preparation harus dilakukan mulai dari daerah yang akan diinsice kearah sekitar incise
dengan menggunakan sponge/applicator.
Draping adalah istilah yang digunakan di instalasi bedah sebagai suatu teknik atau seni
dalam menutup daerah sayatan pembedahan. teknik draping bertujuan untuk
mempertahankan kesterilan pada daerah sekitar inisisi operasi. Bahan yang digunakan untuk
teknik draping yaitu bahan pakai ulang (reusable) dan bahan sekali pakai (disposable).
DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik. 2015. Intra Operasi di Kamar Bedah selama Pembedahan. Jakarta : Trans Info
Media. Diakses di : https://www.google.com/url?q=http://repository.poltekkes-
tjk.ac.id/1621/6/BAB
%2520II.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwil3Yzwq6ryAhWFbSsKHaPxChUQFnoECAsQBQ&us
g=AOvVaw2lN2UMkUwdLVs0AbOEufk3

Setianto, Heru. 2015. Konsep Dasar Teknik Aseptik Medis dan Aseptik Bedah. Diakses di :
https://www.herusetianto.com/2015/02/konsep-dasar-teknik-aseptik.html

Muhaimin, Ahmad Nur. 2016. Draping dalam Persiapan Tindakan Pembedahan di Kamar
Operasi

https://perawat-cerdas.blogspot.com/2018/12/makalah-draping-pada-area-operasi.html

Anda mungkin juga menyukai